MAKALAH KOLOKIUM Nama Pemrasaran/NIM Departemen Pembahas 1 Dosen Pembimbing/NIP Judul Rencana Penelitian Tanggal dan Waktu 1. 1.1. : Nurmia Raisya/I34100090 : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat : Sari Lestari/I34100103 : Dr.Ir.Djuara P.Lubis, MS/ 19600315 198503 1 002 : Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat dalam Meningkatkan Keterlibatan Pemilih Pemula pada Pemilu Legislatif 2014 : 14 Maret 2014, 09.00-10.00 WIB PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Seiring dengan perkembangan pembangunan nasional di Indonesia, peran komunikasi menjadi faktor penentu keberhasilan pembangunan di suatu negara. Guna melancarkan komunikasinya pemerintah memerlukan strategi komunikasi yang efektif agar efek yang diharapkan sesuai dengan maksud dan tujuannya. Di era teknologi informasi saat ini, peran media tidak dapat dipisahkan dari segala jenis kegiatan masyarakat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat membawa pada era masyarakat informasi, yaitu masyarakat yang menggunakan jasa teknologi sebagai salah satu komoditas utama dalam kehidupan. Dalam pembangunan nasional media massa berperan sebagai agen pembaharu atau agent of social change dimana media massa dianggap mampu menyampaikan informasi terkait program–program penunjang pembagunan nasional. Sebagai perangkat komunikasi, media massa mampu menjembatani pertukaran informasi antara sumber dengan penerimanya. Informasi yang diperoleh melalui media massa memegang peranan penting dalam membentuk sikap dan mental masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan nasional. Salah satu faktor kemajuan masyarakat dalam proses pembangunan nasional diakui atau tidak disebabkan oleh peranan media massa (Nuruddin 2009). Dengan kata lain, media massa merupakan salah satu mitra kerja yang penting dalam proses penyebaran informasi. Proses penyebaran informasi memerlukan startegi komunikasi yang tepat, salah satu stratergi tersebut berupa kampanye. Kampanye adalah suatu bentuk promosi yang merupakan kegiatan komunikasi terencana dan berupaya untuk mempengaruhi khalayak sebagai target sasarannya. Salah satu bentuk kampanye yaitu melalui iklan. Secara umum iklan terbagi menjadi dua, yaitu iklan komersil dan iklan non-komersil. Bittner (1986) sebagaimana dikutip Widyatama (2005) menyatakan bahwa iklan komersil ditujukan untuk memperkenalkan barang dan jasa kepada konsumen dan sangat berorientasi terhadap keuntungan ekonomi. Sementara itu iklan non-komersil merupakan jenis iklan yang tidak berorientasi pada keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial, dan disebut sebagai iklan layanan masyarakat. Iklan layanan masyarakat (ILM) atau Public Service Announcement merupakan sarana untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. Media semacam ini sering dimanfaatkan oleh lembaga swadaya atau pemerintah untuk mengkampanyekan program–programnya. Salah satu contoh dari ILM adalah iklan terkait pemilihan umum (pemilu) 2014. Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 segala jenis kegiatan terkait pemilu dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku lembaga yang bertanggung jawab dan berwenang dalam kegiatan pemilu 2014 mendatang, termasuk didalamnya adalah mensosialiasikan kegiatan pemilu dalam bentuk iklan layanan masyarakat. Pemilu 2014 merupakan pemilu kesepuluh di Indonesia. Pemilu yang dilaksanakan untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD secara langsung baru tiga kali diselenggarakan. Persoalan menurunnya partisipasi pemilih kembali menjadi permasalahan penting bagi banyak pihak. Menjelang Pemilu 2014, KPU menyatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat juga diperkirakan menurun seperti pemilu–pemilu sebelumnya. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) jumlah penurunan partisipasi pemilih diketahui pada tiga kali pemilu legislatif sebelumnya menunjukan kecenderungan penurunan. Pada tahun 1999, partisipasi politik sebesar 92,70 persen, tahun 2004 sebesar 84,07 persen, tahun 2009 sebesar 71,00 persen. Penurunan partisipasi tersebut juga terlihat pada pemilihan Gubernur (PilGub) dalam periode waktu 20122013. Terlihat tingkat partisipasi pemilih secara rata-rata berada pada kisaran 68,00 persen. PilGub tersebut meliputi 11 provinsi yaitu Papua Barat, Aceh, Sulawesi Barat, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Papua, Jawa Barat dan Sumatera Utara. Dari 11 provinsi tersebut, rekor tertinggi pemilih yang tidak menggunakan haknya dipegang Sumatera Utara, yakni mencapai 51,42 persen. Berbagai jenis dan keunggulan media pada saat ini dinilai cukup efektif dalam mengkampanyekan suatu informasi tertentu. Seperti halnya upaya yang dilakukan KPU dalam mengurangi jumlah penurunan partisipasi pemilih, KPU menggunakan berbagai jenis media sebagai alat kampanye terkait informasi pemilu dalam bentuk iklan layanan masyarakat (ILM). Kampanye ILM pemilu 2014 melalui berbagai media seperti televisi, radio, poster dan juga media internet diharapkan mampu menimbulkan kesadaran masyarakat khususnya para pemilih pemula terkait keterlibatan dalam pemilu 2014 mendatang. Mengingat pemilih pemula merupakan anggota masyarakat madani dan agen perubahan yang penting pada suatu negara. Pemilih pemula sebagai calon generasi penerus bangsa merupakan aset masa depan yang harus disiapkan dalam mewujudkan demokrasi bernegara yang juga akan menjadi subyek pembangunan nasional di massa depan. Dari data yang dirilis KPU, bahwa jumlah total pemilih yang telah terdaftar untuk pemilu tahun 2014 adalah sejumlah 186.612.255 penduduk Indonesia. Dari jumlah pemilih tersebut 20 - 30% nya merupakan pemilih pemula. Untuk itu pemilih pemula juga dijadikan sasaran utama pada kampanye pemilu legislatif 2014 mendatang. 1.2. MASALAH PENELITIAN Berdasarkan hal yang telah dipaparkan, perumusan masalah yang akan dikaji lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas iklan layanan masyarakat ? 2. Bagaimana penilaian pemilih pemula terhadap media yang digunakan iklan layanan masyarakat dan berhubungan dengan efektivitas iklan ? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penilaian pemilih pemula terhadap media yang digunakan iklan layanan masyarakat ? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis efektivitas iklan layanan masyarakat. 2. Menganalisis penilaian pemilih pemula terhadap media yang digunakan iklan layanan masyarakat. 3. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penilaian pemilih pemula terhadap media yang digunakan iklan layanan masyarakat. 4. Menganalisis hubungan penilaian pemilih pemula terhadap media yang digunakan dengan efektivitas iklan layanan masyarakat. 1.4. KEGUNAAN PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yang diantaranya: 1. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian mengenai efektivitas media iklan layanan masyarakat dalam meningkatkan keterlibatan masyarakat. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur dan bahan acuan bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai efektivitas media ILM. 2. Penggerak sosial, khususnya KPU Penelitian ini diharapkan dapat menambah rujukan dalam membentuk strategi - strategi komunikasi khususnya dalam menunjang program pembangunan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dijadikan masukan sebagai acuan perbaikan guna mensukseskan program pembangunan di massa mendatang. 3. Masyarakat luas Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pemanfaatan dan efektivitas media dalam mensosialisasikan program pembangunan nasional. 2. PENDEKATAN TEORITIS 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Massa Kemampuan untuk menjangkau ribuan, atau bahkan jutaan orang merupakan ciri dari komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan proses penggunaan sebuah media massa dalam mengirimkan pesan kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi informasi, membujuk, serta menghibur. Definisi yang paling sederhana mengenai komunikasi massa menurut Bittner dalam Mugniesyah (2010) yaitu bentuk pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada sejumlah besar orang. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi media massa secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak. Adapun proses komunikasi massa dapat dilihat pada Gambar 1. Komunikan Peristiwa Komunikator Pesan Media Komunikan E F E K Tanggapan UMPAN BALIK Gambar 1. Proses Komunikasi Massa Media yang digunakan dalam sebuah komunikasi antara sumber dan penerima untuk mempertukarkan informasi tersebut berupa media interpersonal atau media massa. Adapun perbedaan antara media interpersonal dengan media massa secara lebih jelas akan dijelaskan dalam Tabel 1. Tabel 1. Karakteritik saluran komunikasi interpersonal dan media massa Karakteristik Saluran Interpersonal Saluran Media Massa Arus pesan Konteks komunikasi Tingkat umpan balik yang terjadi Kemampuan mengatasi selektivitas Kecepatan jangkauan terhadap khalayak banyak Efek yang mungkin terjadi Cenderung dua arah Tatap muka Tinggi Cenderung searah Melalui media Rendah Tinggi Rendah Relatif lambat Relatif cepat Perubahan sikap Perubahan pengetahuan Sumber: Rogers and Shoemaker dalam Mugniesyah (2010) Media Komunikasi Massa Menurut Canggara (2008) media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Menurut suranto (2005) dalam Mulyandri (2011) media komunikasi merupakan semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan informasi. Lebih lanjut, Mulyandri (2011) menyatakan bahwa media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal. Adapun perbandingan kelebihan dan keterbatasan media komunikasi utama dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Media Komunikasi Utama Media Kelebihan Komunikasi Keterbatasan Surat kabar Fleksibilitas; tepat waktu; mampu menangkap pasar lokal dengan baik; jangkauan penerimaan yang luas; tingkat kepercayaan tinggi. Umur informasi pendek; kualitas gambar dan cetakan jelek; sedikit audiens yang meneruskan informasi (small “pass-along” audience) Waktu tunggu yang lama; waktu sirkulasi terbuang; dan tidak ada jaminan posisi yang lebih baik. Majalah Direct Mail Radio Televisi Selektivitas demografi dan geografi yang tinggi; prestise dan kredibilitas; hasil cetakan berkualitas tinggi; berumur panjang; jumlah pembaca yang meneruskan informasi cukup baik. Memiliki selektivitas audiens; tidak ada iklan pesaing dalam media yang sama. Bersifat pribadi. Mempunyai banyak pendengar; selektivitas geografi dan demografi yang tinggi dan biaya yang rendah Informasi bisa dilihat, didengar dan gambar yang bergerak; dan menarik untuk ditonton; perhatian tinggi dan jangkauan yang luas. Biaya relatif tinggi; dan kesan atau citra surat sampah Audiens hanya mendengarkan saja; perhatian yang lebih rendah dibandingkan televisi; pemaparan yang cepat berlalu Biaya tinggi; kebingungan yang tinggi; tingkat pemaparan yang cepat berlalu dan audiens kurang mempunyai daya seleksi. Sumber: Kotler & Fox (1995) dalam Kusumastuti (2009:173) Secara umum media komunikasi massa dapat dikelompokan menjadi media cetak, media elektronik, dan media internet. Media tersebut tentunya memiliki karakteristik, keunggulan serta kekurangan pada masing-masing medianya. Penggunaan media massa yang tepat tentunya akan mempengaruhi proses komunikasi yang dilakukan. Melalui media, khalayak dengan mudah akan mengetahui maksud pesan yang diberikan oleh komunikator. Efisiensi penggunaan media dapat dilihat dari sejauh mana media tersebut mampu menjangkau sasaran secara tepat, frekuensi yang dibutuhkan dan durasi yang disajikan media dengan intensitas tinggi. Media Cetak Menurut Tjiptono (2008) media cetak merupakan media statis yang mengutamakan pesanpesan visual yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata-kata, gambar atau fotografi dalam suatu tata warna tertentu. Adapun jenis media cetak terdiri atas, surat kabar, majalah, tabloid, selebaran, brosur dan juga poster. Berdasarkan fungsi nya kini media cetak sering dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk atau mensosialisasikan suatu program dalam bentuk iklan. Dewasa ini, penggunaan media cetak dalam memberikan informasi serta upaya sosialisasi suatu program sudah banyak dipergunakan oleh para produsen atau lembaga terkait. Seperti halnya KPU yang memanfaatkan media poster sebagai salah satu bentuk sosialisasi pemilu karena dengan pertimbangan tidak memakan biaya yang cukup tinggi serta mudah di akses oleh masyarakat. Media elektronik Menurut Tjiptono (2008) media elektronik merupakan media yang memanfaatkan teknologi dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Bentuk-bentuk media elektronik yang banyak digemari adalah televisi dan radio. Media tersebut termasuk kedalam media bergerak dan dinamis karena dapat dilihat maupun didengar. Selain memberikan acara hiburan, media elektronik juga dipergunakan sebagai media informasi dan media pendidikan. Televisi merupakan bentuk media elektronik yang berkembang dengan pesat, media ini juga banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini ditandai dari jumlah kepemilikan televisi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Keunggulan yang dimiliki televisi menjadikan televisi sebagai media promosi suatu produk dan media sosialisasi suatu program melalui berbagai macam iklan. Pridatika (2013) menyatakan bahwa keunggulan yang dimiliki televisi di manfaatkan oleh BKKBN sebagai media sosialiasi program keluarga berencana melalui iklan layanan masyarakat. Media internet Seiring berkembangnya teknologi, media internet semakin banyak diminati oleh khalayak luas. Hal ini dikarenakan sifat internet yang mudah diakses dan dianggap sebagai jendela dunia baru. Menurut George E. Belch & Michael A. Belch dalam Morrisan (2010) internet merupakan suatu metode yang mendunia untuk saling tukar menukar informasi dan berkomunikasi melalui komputer yang saling terkoneksi. Menurut penelitian Sosiawan (tidak ada tahun) dalam Hanifah (2013), salah satu perbedaan karakteristik internet dibanding media komunikasi lainnya yaitu media ini mampu menjadi pusat informasi dan sumber informasi yang tidak terbatas sehingga media ini dijadikan gaya hidup baru bagi masyarakat perkotaan khususnya. Melihat penggunaan internet yang dijadikan gaya hidup bagi sebagian masyarakat khususnya para kalangan muda, menimbulkan ketertarikan bagi para produsen dan lembaga tertentu untuk memanfaatkan media internet sebagai media promosi dan sosialisasi dalam bentuk iklan. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) Iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat dan tidak berfokus pada pemasaran produk tetapi lebih mengarah pada bentuk tujuan sosial yang disponsori oleh institusi keagamaan, kelompok politik, dan organisasi yang tidak mencari keuntungan Rosenberg (1995) dalam Tjuantjandinata (2008). Antrim (1978) sebagai mana dikutip Ongkowijoyo (2008) mendefinisikan bahwa iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang mengangkat informasi – informasi yang terkait kepentingan publik. Sedangkan, menurut Bittner (1986) sebagaimana dikutip Widyatama (2009) iklan layanan masyarakat juga merupakan iklan yang bersifat profit oriented. Dalam hal ini yang diartikan sebagai profit oriented adalah mencari keuntungan dalam segi keuntungan sosial. Sebab iklan layanan masyarakat juga tetap berupaya mencari keuntungan, namun keuntungan yang dituju tidak berupa keuntungan ekonomi. Iklan layanan masyarakat yang dilakukan oleh institusi publik semacam departemen pemerintahan bertujuan memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Ridhoannova (2009) menyatakan keuntungan sosial yang merupakan tujuan dari iklan layanan masyarakat yaitu berupa pertambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang di iklankan. Secara normatif, keuntungan sosial tersebut sangat penting bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat, karena masyarakat akan diarahkan pada situasi yang lebih baik. Keterdedahan Khalayak Terhadap Media Iklan Layanan Masyarakat Keberhasilan suatu media dalam mempengaruhi khalayaknya untuk melihat isi media tersebut diukur dari kemampuan mendedah khalayaknya. Furkonulhakim (1989) menyatakan bahwa keterdedahan pada media massa merupakan aktivitas membaca media massa cetak, melihat televisi, dan mendengarkan radio. Sedangkan menurut Rodman (2006) keterdedahan merupakan proses pada diri seseorang untuk mencari pesan yang dapat membantu mereka dalam menentukan sikap. Keterdedahan terhadap media massa terdapat lima elemen mendasar yang harus diperhatikan, yakni kesadaran akan dampak media tersebut, pemahaman terhadap proses komunikasi massa, pemahaman terhadap isi media, dan adanya kemampuan untuk menikmati, mengerti, dan menilai isi media (Baran 2004). Andika (2008) menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengetahui keterdedahan seseorang terhadap media massa adalah dengan melihat intensitas mereka dalam menggunakan dan mengakses media massa tersebut. Dalam mengukur tingkat keterdedahan khalayak Nursyarifah (2012) menyatakan bahwa indikator yang dapat diukur yakni pada frekuensi dan durasi yang dipergunakan khalayak dalam menggunakan atau mengakses media tersebut.. Berdasarkan hasil penelitian Rahayu (2004), Perdana (2010), Asmira (2006), Sutisna (2000), dan Gultom (2009) terdapat faktor- faktor khalayak yang berhubungan dengan keterdedahan seseorang terhadap tayangan iklan pada berbagai media, yang terbagi menjadi karakteristik individu dan karakteristik lingkungan. Menurut DeFleur dalam Rakhmat (2003), individu memiliki kecenderungan perilaku tertentu yang berbeda dalam menggunakan media massa. Setiap individu menanggapi isi media massa berdasarkan perhatian dan kepentingannya, yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing individu, sehingga menyebabkan perbedaan selektivitas mereka terhadap media massa. Lee dan Johnson (2007) menyatakan bahwa berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut, khalayak cenderung membuat pilihan yang berbeda. Hal ini menandakan bahwa perilaku khalayak dalam mengakses iklan pada setiap media pun akan berbeda-beda. Penilaian Khalayak terhadap Media Iklan Layanan Masyarakat Dalam komunikasi massa, penilaian khalayak terhadap suatu media massa akan menentukan sikap khalayak dalam berperilaku. Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan (Canggara 2008). Penilaian khalayak adalah kemampuan khalayak untuk melakukan justifikasi terhadap suatu materi atau objek tertentu. Sedangkan secara sistematik penilaian merupakan evaluasi untuk menentukan kegunaan, keefektifan sesuatu yang didasarkan pada kriteria tertentu. Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa setiap penilaian tentunya bergantung pada kriteria yang telah ditentukan sendiri, atau dengan kriteria- kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam melihat efektifitas iklan, penilaian khalayak berdasarkan kriteria penilaiannya ternyata diketahui memiliki keterhubungan. Firdausi (2002) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari penilaian isi pesan iklan terhadap efektivitas iklan. Berdasarkan Jane Bertrand (1978) variabel yang dapat diukur dalam penilaian khalayak pada media iklan layanan masyarakat yang menunjang dalam komponen efektifitas dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Daya tarik, yaitu kemampuan iklan dalam menarik perhatian khalayaknya melalui teknik penyampaian pesan. Dalam hal ini penilaian dapat dilihat dari seberapa jauh iklan tersebut mampu memukau atau menarik perhatian khalayaknya melalui kriteria tertentu. Daya tarik suatu iklan berkaitan dengan teknik penampilan dalam penyusunan suatu pesan dan ide yang meliputi emotional appeals, rational appeals dan humor appeals. Menurut Shimp (2003) daya tarik yang sering digunakan dalam iklan antara lain: peran pendukung (endorser), musik (jingle), slogan, kalimat iklan, gambar/visualisasi, warna, tata cahaya, ukuran dan kreativitas. Nurrohman (2009) menjelaskan bahwa efektivitas iklan dipengaruhi oleh daya tarik iklan tersebut. 2. Pemahaman, yaitu kemampuan iklan dalam memberikan pemahaman kepada khalayaknya terkait informasi didalamnya. Penilaian pada aspek ini dapat dilihat dari seberapa besar iklan tersebut mampu meningkatkan pemahaman khalayaknya terkait isi atau yang berkaitan dengan informasi didalamnya. Pemahaman khalayak merupakan pengetahuan khalayak yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek dalam hal ini objek merupakan iklan. Adapun ukuran dalam mengukur tingkat pemahaman individu yaitu dengan melihat kejelasan isi dan kejelasan tampilan pada iklan tersebut. 3. Akseptabilitas, yaitu komponen pada iklan yang mengandung segala sesuatu yang tidak menyenangkan atau menyinggung sesuatu yang dianggap salah. Akseptabilitas dalam iklan yang biasanya terjadi adalah tentang materi penyampaian pesan yang dilakukan dengan kata-kata yang kurang menyenangkan seperti hinaan dan ejekan secara tidak langsung atau dengan gambar-gambar yang menyinggung objek atau subyek tertentu. 4. Keterlibatan diri, yaitu kemampuan iklan dalam melibatkan kelompok sasaran utamanya. Dalam proses pembuatan iklan, produsen iklan akan menentukan terlebih dahulu siapa khalayak sasaran utamanya dan setelah itu komponen iklan akan disesuaikan juga dengan sasaran utamanya. Hal ini ditujukan agar khalayak merasa bahwa iklan tersebut memang ditujukan untuk nya dan bukan untuk orang lain. 5. Persuasi, yaitu kemampuan iklan dalam meyakinkan kelompok sasaran utamanya untuk melakukan perilaku yang diinginkan. Pesan yang baik tentunya akan merubah kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku khalayaknya. Efektifitas Iklan Layanan Masyarakat Menurut Rakhmat (2005) efek merupakan perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Efek media massa juga merupakan bahan evaluasi media terhadap kemampuannya dalam memberikan kepuasaan khalayaknya (Rosengren (1974) dalam (Rakhmat 2005). Menurut Rakhmat (2003), iklan akan dinilai efektif apabila rangsangan yang disampaikan berkaitan dengan rangsangan yang ditangkap oleh penerimanya. Menurut Chaffe dalam Rakhmat (2005), ada tiga pendekatan dalam melihat efek media massa baik yang berkaitan dengan pesan maupun dengan media itu sendiri, yakni: (a) pendekatan dalam melihat efek media massa, (b) pendekatan dalam melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa dalam penerimaan informasi serta (c) pendekatan meninjau satuan observasi yang dikenai efekefek pada individu, kelompok dan masyarakat. Selanjutnya Chaffe dalam Rakhmat (2005) mengungkapkan bahwa media massa dapat dikatakan efektif, jika dapat menimbulkan dampak: 1. Kognitif, yaitu meningkatnya pengetahuan dan pemahaman khalayak setelah diterpa pesan media massa. Dalam periklanan media sangat berpengaruh dalam memberikan pengetahuan atau pemahaman bagi khalayaknya. 2. Afektif, yaitu dampak yang berhubungan dengan perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayaknya setelah diterpa pesan media massa. Efek ini mencakup pembentukan emosi, sikap, atau nilai. 3. Konatif, yaitu hasil perluasan dari dua efek sebelumnya, yaitu efek kognitif dan afektif, yang merupakan kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Baron dan Byrne 2003). Iklan layanan masyarakat yang notabene merupakan iklan yang berorientasi pada keuntungan sosial, mengharapkan adanya perubahan perilaku masyarakat sebagai output efektivitas iklannya. Perubahan perilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan terpaan pesan media massa. Efek ini juga berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Selain dari terpaan media, tindakan akan timbul dari perasaan puas, senang, dan dipenuhinya citra diri yang ideal. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penilaian terhadap Media ILM dan Efektivitas ILM pada Kalangan Muda Berdasarkan hasil penelitian Morrisan (2005), Tetiandini (2006), Suharto (2006), Perdana (2010), Feberia (2012) dan Pridatika (2013) penilaian dan efektivitas media massa disertai oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat faktor internal dan faktor external yang mempengaruhi hal tersebut. Faktor internal merupakan karakteristik individu dan faktor extetnal merupakan karakteristik lingkungan individu. Karakteristik Individu 1. Jenis Kelamin Hasil penelitian Pridatika (2013) menunjukan bahwa jenis kelamin ternyata memiliki hubungan yang signifikan dengan efek yang ditimbulkan. Diketahui bahwa khalayak yang berjenis kelamin perempuan cenderung menimbulkan efek konatif/behavioral pada kegiatan keluarga berencana, dimana mereka mengikuti seruan yang dianjurkan oleh media tersebut dengan jumlah presentase 57,69%, sehingga secara stasitiska jenis kelamin mempengaruhi efektifitas pada ILM khususnya pada efek konatif. 2. Keaktifan Organisasi Penelitian Budyatna yang dikutip Tetiandini (2006) menunjukan bahwa terdapat perbedaan pola terpaaan antara wanita yang bekerja akibat adanya perbedaan pola pemanfaatan waktu luang. Wanita bekerja ternyata lebih sedikit meluangkan waktunya untuk menonton televisi dibandingkan dengan wanita tidak bekerja. Namun, wanita bekerja ternyata memiliki tingkat selektifitas yang lebih tinggi dalam memilih tayangan yang berkualitas. Bagi para remaja yang bersekolah, pekerjaan yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler atau keaktifan organisasi di sekolahnya masing-masing. Remaja yang disibukan dengan kegiatan organisasi biasanya cenderung memiliki waktu luang yang sedikit dibandingkan dengan yang tidak mengikuti. Namun, remaja yang memiliki keaktifan organisasi ternyata lebih terbuka dengan informasiinformasi terbaru sehingga mereka juga menggunakan waktu luangnya untuk mengakses informasi melalui berbagai macam media. 3. Prestasi Akademik Prestasi berkaitan dengan pendidikan. Prestasi yang dimaksud adalah prestasi akademik di sekolah, yaitu peringkat di kelas. Menurut hasil penelitian Suharto (2006) menunjukkan bahwa peringkat di kelas berhubungan nyata pdengan minat remaja dalam mengakses informasi terbaru di berbagai media. 4. Domisili Menurut Morrisan (2005) mereka yang tinggal di daerah perkotaan memiliki karakter yang berbeda dengan mereka yang tinggal di kawasan perkampungan (desa). Menurut Suharto (2006) menunjukkan bahwa remaja di Jakarta memiliki ketertarikan pada informasi baru yang lebih tinggi dibandingkan remaja di desa-desa. Hal ini dapat terjadi karena mereka menilai apabila tontonan tersebut mampu menarik perhatiannya maka mereka semakin lengkap menonton berita tersebut. Sebab remaja di kota dan remaja di desa mempunyai aktivitas yang berbeda. Karakteristik Lingkungan 1. Pekerjaan Orang Tua Morrisan (2005) mengatakan bahwa kalangan eksekutif lebih menyukai program yang dapat mendorong daya pikir mereka atau membantu mereka dalam mengambil keputusan, seperti program berita atau film-film tertentu, sementara kalangan pekerja kasar lebih menyukai musik dangdut. Maka remaja yang memiliki latar belakang orang tua yang berasal dari kalangan eksekutif akan mencontoh prilaku orang tua nya. 2. Keterpaan Media Informasi Keterpaan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media massa. Keterpaan media informasi merupakan perilaku individu yang berkaitan dengan pemenuhan berbagai jenis informasi seperti melepaskan ketegangan, mencari hiburan, wahana edukasi, serta kebutuhan identitas diri (McQuail 1987). Feberia (2012) tingkat keterpaan individu pada media informasi juga akan mempengaruhi keterdedahan individu dalam mengakses informasi yang di inginkannya. 2.2 KERANGKA PEMIKIRAN Efektivitas iklan layanan masyarakat pada media massa dapat diukur berdasarkan penilaian khalayak terhadap media yang digunakan dalam iklan tersebut. Penilaian khalayak terhadap media yang digunakan pada iklan meliputi penilaian dalam aspek daya tarik, aspek pemahaman, aspek keterlibatan diri, dan aspek persuasi, dalam hal ini khalayak dapat mengukur sejauh mana iklan layanan masyarakat mampu mencapai aspek-aspek tersebut guna menunjang efektifitas iklan. Penilaian khalayak terhadap media iklan layanan masyarakat tentunya juga akan mempengaruhi efektifitas iklan layanan masyarakat yang dapat dilihat berdasarkan tiga ranah efek utama, yaitu: efek kognitif, afektif, dan konatif. Pada iklan layanan masyarakat pemilu 2014, efek yang sangat menjadi hal penting adalah efek kecenderungan berperilaku khalayak dalam program pemilu legislatif mendatang, hal ini didasari karena tujuan utama dari adanya ILM ini adalah mengurangi jumlah penurunan partisipasi pemilih. Komisi Pemilihan Umum selaku lembaga yang mengeluarkan ILM ingin mengajak khalayak nya khususnya pemilih pemula untuk terlibat dan berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan Pemilu mendatang. Berdasarkan hasil penelitian Morrisan (2005), Tetiandini (2006), Suharto (2006), Perdana (2010) dan Pridatika (2013) faktor-faktor khalayak yang berhubungan dengan keterdedahan dan penilaian seseorang terhadap media iklan layanan masyarakat khususnya pada pemilih pemula yaitu karakteristik individu dan karakteristik lingkungan. Karakteristik individu mencakup jenis kelamin, keaktifan organisasi, prestasi akademik, serta domisili. Sementara itu, menurut Bungin (2008) karakteristik lingkungan berupa pengaruh dari kelompok rujukan seperti kelompok primer, yaitu keluarga. Keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh dalam perilaku keputusan konsumen. Pada umumnya orangtua menjadi orientasi atau acuan seseorang dalam berperilaku. Selain itu karakteristik lingkungan juga meliputi keterpaan khalayak terhadap media informasi lainnya. Uraian diatas mengungkapkan keterkaitan berbagai variabel dalam kajian terhadap efektivitas media iklan layanan masyarakat. Keterkaitan variabel tersebut dapat digambarkan secara detail pada Gambar 2. KARAKTERISTIK INDIVIDU - Jenis Kelamin Keaktifan Organisasi Prestasi Akademik Domisili PENILAIAN MEDIA ILM - KARAKTERISTIK LINGKUNGAN Daya Tarik Pemahaman Keterlibatan Diri Persuasi - Pekerjaan Orangtua - Keterpaan terhadap media informasi EFEKTIVITAS ILM Kecenderungan Berperilaku - Ikut Pemilu - Mengajak orang lain Gambar 2. Kerangka Analisis Keterangan : 2.2 2.3 Hubungan HIPOTESIS PENELITIAN 1. Diduga terdapat hubungan antara karakteristik individu yang meliputi jenis kelamin, keaktifan organisasi, prestasi akademik, serta daerah domisili dengan penilaian terhadap media ILM. 2. Terdapat hubungan nyata antara karakteristik lingkungan yang meliputi pekerjaan orangtua dan keterpaan terhadap media informasi dengan penilaian terhadap media ILM. 3. Diduga terdapat hubungan antara penilaian terhadap media ILM dengan efektifitas ILM. DEFINISI OPERASIONAL Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan skala pengukurannya. Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Karakteristik individu adalah kondisi atau keadaan spesifik individu yang berkaitan langsung dengan dirinya, yang meliputi: a. Jenis kelamin merupakan pembedaan individu secara biologis, yang diukur dengan skala nominal dan diketagorikan sebagai berikut: i. Laki-laki (kode 1) ii. Perempuan (kode 2) b. Prestasi akademik merupakan tingkat prestasi karena kepandaian yang dimiliki responden di kelasnya berdasarkan penilaian guru dari akumulasi nilai akademis yang dinyatakan dalam nilai rapor. Data diukur dalam skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi (jika peringkatnya 1 sampai 5); maka diberi skor 3 ii. Sedang (jika peringkatnya 6 sampai 10); maka diberi skor 2 iii. Rendah (jika peringkatnya > 10); maka diberi skor 1 c. Keaktifan organisasi merupakan aktivitas di luar akademis sekolah yang diikuti oleh responden sebagai wadah penyalur minat dan bakat di dalam maupun diluar sekolah. Data diukur dalam skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi (jika mengikuti organisasi > 1); maka diberi skor 3 ii. Sedang (jika mengikuti organisasi = 1); maka diberi skor 2 iii. Rendah (jika tidak mengikuti kegiatan organiasi); maka diberi skor 1 Domisili merupakan lokasi tempat tinggal responden, yang diukur dengan skala nominal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Desa: dikatakan berdomisili di desa jika responden bertempat tinggal di wilayah Kecamatan atau Kelurahan atau desa (kode 1) ii. Kota: dikatakan berdomisili di kota jika responden bertempat tinggal di Kota Bogor (kode 2) 2. Karakteristik Lingkungan merupakan merupakan kekuatan-kekuatan eksternal yang mempengaruhi responden dalam berperilaku, yang meliputi: a. Pekerjaan orangtua merupakan usaha yang dilakukan atau dijalankan ayah/ibu/wali yang menjadi sumber penghasilan utama keluarga responden, data diukur menggunakan skala nominal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Pegawai Negri Sipil (kode1) ii. Pegawai Swasta (kode 2) iii. Wiraswasta (kode 3) iv. Aktifis Politik (kode 4) v. Buruh (kode 5) vi. Tidak Bekerja (kode 6) vii. Lainnya, (kode 7) b. Keterpaan media informasi merupakan perilaku responden yang berkaitan dengan frekuensi dan durasi mengakses informasi melalui berbagai media. Frekuensi mengakses media dapat diukur dengan melihat berapa kali responden mengakses media dalam satu minggu. Pada durasi mengakses media dapat diukur dengan jumlah rata-rata waktu yang diberikan responden pada satu kali mengakses media dalam satu hari. Data diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi ii. Sedang iii. Rendah 3. Penilaian tentang media ILM yang digunakan merupakan penilaian khalayak mengenai komponen iklan yang terdapat dalam masing-masing media, meliputi: a. Frekuensi menyaksikan merupakan berapa kali responden menonton iklan layanan masyarakat dalam waktu satu bulan, karena iklan ini akan berakhir pada saat pemilu terlaksanakan. Variabel diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi ii. Sedang iii. Rendah b. Daya Tarik merupakan kemampuan iklan dalam menarik perhatian khalayaknya melalui komponen iklan yang meliputi bintang iklan (endorser), musik, kalimat, komposisi warna, jalan cerita, logo, gambar, dan ukuran huruf. Data diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi ii. Sedang iii. Rendah c. Pemahaman merupakan kemampuan iklan dalam memberikan pemahaman bagi khalayaknya terkait isi dan tampilan iklan. Data diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi ii. Sedang iii. Rendah d. Keterlibatan diri merupakan kemampuan iklan dalam melibatkan kelompok sasaran utamanya pada tampilan keseluruhan iklan. Data diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi ii. Sedang iii. Rendah d. e. 4. a. Persuasi merupakan kemampuan iklan dalam meyakinkan khalayaknya untuk melakukan suatu hal tertentu terkait dengan isi pesan di dalamnya. Data diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi ii. Sedang iii. Rendah Efektifitas ILM pemilu 2014 merupakan sejauh mana tujuan iklan layanan masyarakat Generasi Pemilih Cerdas dapat dicapai, yang dapat diukur melalui aspek konatif meliputi: kecenderungan berperilaku keinginan atau kecenderungan bertindak yang ada dalam diri responden pada saat atau setelah menyaksikan dan memberikan penilaian pada iklan layanan masyarakat, meliputi keinginan atau kecenderungan bertindak untuk mengikuti pemilu dan mengajak orang lain untuk ikut pemilu, data diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut: i. Ya ii. Tidak 3. PENDEKATAN LAPANG 3.1. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang bersifat penjelasan (explanatory research). Penelitian ini didukung dengan data kuantitaif dan data kualitatif yang didapatkan melalui wawancara mendalam melalui kuisioner. Data kuantitatif dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan kuisioner (lampiran1) sebagai instrumen utama untuk mendapatkan data kuantitatif. Kuesioner yang diberikan kepada responden mengenai kakateristik individu yang meliputi jenis kelamin, keaktifan organisasi, prestasi akademik, dan domisili, selanjutnya dalam kuisioner juga terdapat pertanyaan mengenai karakteristik lingkungan yang meliputi pekerjaan orang tua, karakteristik teman, dan keterpaan media informasi ada juga pertanyaan tentang keterdedahan responden serta penilaian responden terhadap media ILM untuk menentukan efektifitas ILM yang dilihat dari kecenderungan berperilaku responden dalam kegiatan pemilu. Untuk data kualitatif digunakan untuk memperkaya data kuantitaif, data ini didapatkan dari data yang sudah ada sebelumnya. 3.2. LOKASI DAN WAKTU Penelitian ini akan dilakukan di salah satu SMA di Kota Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut memiliki karakteristik siswa yang heterogen dan juga sekolah tersebut belum pernah didatangi oleh KPU terkait sosialisasi pemilu yang ditujukan pada pemilih pemula. Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan yaitu sejak bulan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014. Tabel 4. Jadwal pelaksanaan penelitian Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusunan Proposal Skripsi Kolokium Perbaikan Proposal Pengambilan data lapang Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Uji Petik Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi 4.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DATA Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari sumber asli atau obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer yang dikumpulkan meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data primer kuantitatif diperoleh dari wawancara terstruktur kepada responden dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang sudah disertai alternatif jawabannya. Selain data kuantitatif, kuesioner juga dilengkapi pertanyaan terbuka untuk menggali data kualitatif, yaitu pertanyaan berupa isian yang tidak disertai pilihan jawaban. Data sekunder merupakan data yang tidak dikumpulkan langsung dari sumbernya melainkan menggunakan data yang sudah dikumpulkan pihak lain. Data sekunder dikumpulkan melalui Studi Pustaka dan kajian dokumen terhadap sumber-sumber sekunder di KPU, melalui website resmi KPU, dokumen kesiswaan yang dimiliki oleh sekolah, serta berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yakni buku, tesis, skripsi, jurnal penelitian, dan situs internet. RESPONDEN Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA (XX) yang sudah mendapatkan hak suara dan tergolong menjadi pemilih pemula. Siswa-siswi yang dimaksud adalah mereka yang sudah mencapai usia 17 tahun ke atas dan duduk di bangku kelas XI dan XII. Pengambilan sampel dilakukan melalui simple random sampling dengan tahapan sebagai berikut: (1) Seluruh siswa–siswi yang berada di bangku kelas XI dan XII di berikan angket sederhana khususnya terkait iklan layanan masyarakat Pemilu dan kesediaan untuk menjadi responden. Hal ini dilakukan karena peneliti belum mengetahui profil populasi. (2) Siswa-siswi kelas XI dan XII yang mengetahui iklan layanan masyarakat dan bersedia menjadi responden dijadikan frame sampling dengan jumlah sekian …… (3) Dari frame sampling jumlah nya tidak dibatasi dan disesuaikan dengan ketersedian nya untuk menjadi respoden. 3.4. TEKNIK PENGOLAHAN DATA Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner setelah seluruh data terkumpul dilakukan pengkodean data. Analisis data ini dimaksudkan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih muda dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun dan Effendi 2006). Data yang telah terkumpul kemudian diolah secara statistic deskripstif menggunakan SPPS for Windows versi 16.0 dan Microsoft Excel 2007. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan sekumpulan data secara visual baik dalam bentuk gambar maupun tulisan, yang digunakan untuk menggambarkan data berupa tabel frekuensi dan tabulasi silang (crosstab). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, untuk menggambarkan karakteristik individu, karakteristik lingkungan, keterdedahan khalayak terhadap iklan layanan masyarakat Generasi Pemilih Cerdas, penilaian terhadap media iklan layanan masyarakat Generasi Pemilih Cerdas dan efektivitas iklan layanan masyarakat pemilu 2014. Kemudian data hasil kuisioner diuji dengan menggunakan Uji Korelasi. DAFTAR PUSTAKA Andika, Jurika. 2008. Hubungan Keterdedahan terhadap Media Massa dengan Pengetahuan tentang Kebijakan Pemerintah mengenai Flu Burung (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor). Skripsi. IPB. Bogor. Arindi, W. 2012. Efektivitas Media Kounikasi pemasaran terhadap perilaku konsumen (kasus: Pemasaran Produk The Walini). [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 51 hal Asmira, D. 2006. Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak [tesis]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor .120 hal Baran, S J. 2004. Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture. Third Edition. Mcgraw and Hill Inc. USA Baron, Robert dan Byrne Donn. 2003. Psikologi Sosial jilid 1. Jakarta: Erlangga Betrand, J. 1978. The Community and Family Study Center The University of Chicago. The Community and Family Study Center The University of Chicago Bungin, B. 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Edisi Ke-8. Jakarta [ID]: Prenada Media Group. 396 hal Canggara, H. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi . Jakarta [ID]: Raja Grafindo Persada. 159 hal Danim, S. 2008. Media komunikasi pendidikan. Jakarta [ID]: Bumi Aksara Effendy, O.U. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung [ID]: Remaja Rosdakarya.182 hal Feberia P. 2012. Efek Program Siaran “Bentang Parahyangan” Bandung TV Terhadap Khalayak (Kasus: RW 04 Kelurahan Cigending, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung dan RW 12 Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Furkanolhakim, Kokon. 1989. Hubungan Antara Kebutuhan Informasi dan Terpaan Media Massa Pada Juru Penerang di Wilayah Jawa Barat. Jurnal Penelitian Komunikasi. Gultom, D.H. 2009. Hubungan Keterdedahan Murid-murid SD Negeri Polisi V Bogor pada Iklan Susu Bubuk di Televisi Swasta dengan Perilaku Mereka Mengonsumsi Susu Bubuk.[Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor Hanifah, L. 2013. Hagijanto, A.D. 2006. False Campaign dalam Iklan Layanan Masyarakat Paska Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak 1 Oktober 2005. J. Komunikasi Nirmana. Surabaya [ID]: Universitas Kristen Petra Juwita. 2009. Tingkat Pengetahuan Pemirsa pada Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi. Jurnal Aplikasi Manajemen. 7(4): 824-831 [Internet]. [diunduh 17 Januari 2014]. Format/ukuran:PDF/503KB.Tersedia pada: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/7409824831_1693-5241.pdf Kusumastuti, Y.I. 2009. Komunikasi Bisnis. Bogor [ID]: IPB Press. Lee M, Johnson C. 2007. Prinsip – prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global (Alih bahasa dari Bahasa Inggris oleh Munandar H.). Edisi ke-1. Jakarta [ID]: Kencana Prenada Media Group. 404 hal. [Judul asli: Principles of Advertising: A global perspecvtive] McQuail, D. dan Windahl, S. 1987. Teori komunikasi massa. Edisi kedua. Jakarta [ID]: Erlangga Morrisan, M. A. 2005. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta [ID]: Ramdina Prakarsa. ________. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta [ID]: Kencana. 376 hal Mugniesyah, S.S. 2010. Media Komunikasi dan Komunikasi Massa. Dalam: Aida Vitalaya S. Hunies, editor. Dasar – dasar komunikasi. Bogor [ID]: Sains KPM IPB Press Nuruddin. 2009. Komunikasi Massa. Jakarta (ID): Rajawali Press. Nursyarifah. 2012. Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat “Penundaan Usia Pernikahan dalam Program Keluarga Berencana Versi Afgan” di Televisi terhadap Remaja (Studi Kasus RW 10 Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).[Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 141 hal Perdana, R. 2010. Peran Iklan Televisi Layanan Masyarakat sebagai Penyebar Perubahan Tatacara Pemilu Legislatif dengan Pengetahuan Pemirsa. [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor Pridatika, T. 2013. Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat Keluarga Berencana Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu pada Remaja di Desa Ciomas Bogor. [Skripsi]. Bogor [ID]:Institut Pertanian Bogor Rahayu, K. 2004. Efek Iklan Layanan Masyarakat “Versi Pak Lurah” terhadap Perilaku Pemilih dalam Pemungutan Suara. [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor Rakhmat, J. 2003. Psikologi Komunikasi. Edisi Ke-23. Bandung [ID]: Remaja Rosdakarya. 332 hal ________, 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung [ID] : Remaja Rosdakarya Ridhoanova, F. 2009. Hubungan antara Keterdedahan Iklan Layanan Masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 di Televisi dengan Sikap Pemilih Pemula di Pedeesaan. [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor Rodman, G. 2006. Mass Media In Changing World. First Edition. Mc Graw and Hill Inc. USA Singarimbun M, Effendi S. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta [ID]: Pustaka LP3ES. 336 hal. Suharto, Ari. 2006. Hubungan Pola Menonton Berita Kriminal di Televisi dengan Perilaku Remaja: Kasus SLTPN 175 Jakarta dan SMPN 1 Dramaga Bogor. [Skripsi]. Bogor: Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sutisna, R.J. 2000. Hubungan Keterdedahan Tayangan Iklan di Media Televisi dengan Perilaku Konsumsi Masyarakat Desa Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. [Tesis]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 69 hal Testiandini, Astri. 2006. Pola Menonton Sinetron dan Perilaku Etis Remaja: Kasus Sinetron Bertemakan Remaja di Televisi. [Skirpsi]. Bogor: Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta [ID]: Andi. 588 hal Tjuatjadinata J. 2008. Sikap Masyarakat Surabaya mengenai Iklan Konversi Minyak Tanah ke Elpiji (Digital Collection). [Skripsi]. [internet]. [diakses 29 Dember 2013]. Dapat diunduh dari: http://digilib.Petra.ac.id Widyatama, Rendra. 2005. Pengantar Periklanan. Jakarta [ID]: Buana Pustaka Indonesia _________. 2009. Pengantar Periklanan. Yogyakarta [ID]: Pustaka Book Publisher. Jurnal Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta [ID]: Gramedia Wiasarana Indoenesia. 95hal [UU] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum http://www.kpu.go.id/