Lulu Lutfiah - WordPress.com

advertisement
Nama : Lulu Lutfiah
NIM
: 4115131098
Kelas : PPKN B 2013
“SPS”
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, berarti pemerintahan tertinggi di
Indonesia dipegang oleh rakyat. Demokrasi adalah salah satu istilah global yang sangat
populer dan berpengaruh dalam wacana akademik dan praktik politik. Indonesia menganut
demokrasi pancasila, yaitu paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan filsafat
bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.1
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia memang belum sempurna, tetapi Indonesia menjunjung
tinggi demokrasi, salah satu contohnya adalah pemilihan umum. Pemilihan umum merupakan
salah satu sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang berdasarkan pada demokrasi
perwakilan.2 Dengan demikian pemilihan umum atau yang sering kita sebut dengan pemilu
dapat diartikan sebagai mekanisme penyeleksian dan pendelegasian atau penyerahan
kedaulatan kepada orang atau partai yang dipercayai. Di kebanyakan negara demokrasi,
pemilihan umum dianggap lambang sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan
umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat
dankebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta
aspirasi masyarakat. Sekalipun demikian, disadari bahwa pemilihan umum bukan merupakan
satu-satunya tolak ukur, tetapi perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain
1
2
Martini, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Hartomo Media Pusaka, 2013), hlm. 115.
Cholisin, dan Nasiwan, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm. 126.
yang lebih bersifat berkesinambungan, seperti partisipasi dalam kegiatan partai, lobbying, dan
sebagainya.3
Partai politik merupakan identitas bahkan bendera yang para kandidat dalam pemilu bawa.
Leon D. Epstein, mendefinisikan partai politik sebagai satu kelompok pengejar kedudukan
pemerintahan yang secara bersama terkait pada identitas atau label yang dimilikinya. 4 Agar
partai politik menang dalam pemilu, partai politik akan memperkenalkan kandidat pemilu
serta partai politik yang melatarbelakanginya. Partai politik akan berusaha untuk membuat
masyarakat sebagai pemilih dan pemegang hak suara dalam pemilu yakin kepada partai
politik tersebut dan otomatis ketika masyarakat akan memilih partai politik tersebut dalam
pemilu. Keyakinan merupakan sesuatu yang dipercayai, sesuatu yang diberi kepercayaan.
Ketika masyarakat mengikuti pemilu dan masyarakat ikut serta membantu dalam jalannya
pemilu, masyarakat saat itu sedang melakukan perilaku politik. Perilaku politik dirumuskan
sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan keputusan politik.5 M.
Brewster Smith dalam Ramlan Subakti mengatakan bahwa perilaku politik dipengaruhi oleh
4 (empat) faktor. Pertama, lingkungan sosial politik tak angsung, seperti sistem politik, sistem
ekonomi, sistem budaya, dan media massa. Kedua, lingkungan sosial politik langsung yang
memengaruhi dan membentuk kepribadian aktor politik, peserti keluarga, agama, sekolah,
dan kelompok pergaulan. Dari lingkungan sosial politik langsung seorang aktor mengalami
sosialisasi dan internalisasi nilai dan norma masyarakat, termasuk nilai dan norma kehidupan
bernegara, dan pengalaman-pengalaman hidup pada umumnya. Lingkungan langsung
dipengaruhi oleh lingkungan tak langsung. Ketiga, struktur kepribadian yang tercermin dalam
sikap individu. Untuk memahami struktur kepribadian perlu dilihat bahwa terdapat tiga basis
fungsional sikap yaitu, kepentingan, penyesuaian diri, eksternalisasi dan pertahanan diri.
3
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama, 2008), hlm. 461.
Cholisin, dan Nasiwan, Op.Cit., hlm. 111.
5
Cholisin, dan Nasiwan, Op.Cit., hlm. 144.
4
Keempat, faktor lingkungan sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang
memengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan, seperti cuaca,
keadaan keluarga, keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana kelompok, dan ancaman
dengan segala bentuknya.6 Perilaku politik bila dilihat dari pendekatan struktural merupakan
produk dari konteks struktur yang lebih luas, seperti struktur sosial, sistem kepartaian, sistem
pemilihan umum, permasalahan, dan program yang ditonjolkan oleh setiap partai.
Dengan demikian kepercayaan masyarakat kepada partai politik merupakan salah satu dari
variabel independen yang memengaruhi perilaku politik. Hal ini menarik untuk dikaji, karena
pakar politik UGM Dr Pratikno menegaskan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
partai politik semakin rendah dibandingkan dengan lembaga pemerintah lainnya. Hal tersebut
diungkapkan oleh Dr Pratikno selaku peneliti yang tergabung dalam oleh lembaga Asia
Barometer yang beranggotakan para peneliti dari 13 negara. Harapan setelah diselesaikannya
penelitian mengenai kepercayaan masyarakat kepada partai politik memengaruhi perilaku
politik masyarakat bisa memberikan konstribusi bagi khasanah pengetahuan ilmu politik,
juga bagi penentu kebijakan di negeri ini.
6
M. Japar, Pengaruh Sistem Kepartaian Terhadap Perilaku Politik Masyarakat Desa, (Jakarta: Universitas
Indonesia, 1999), hlm. 2-3.
Download