Document

advertisement
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
: SMK Negeri 1 Singaraja
Mata pelajaran
:PKn
Kelas / Semester
: X / Genap
Standar kompetensi
: 6. Menganalisis Sistem Politik Indonesia
Kompetensi dasar
: 6.1. Mendiskripsikan sufra struktur politik dan infra struktur
politik di indonesia
Indikator
: 6.1.1. Menjelaskan pengertian sistem politik dari para akhli
politik
6.1.2. Menyebutkan ciri-ciri sistem politik dari akhli politik
6.1.3. Mendeskripsikan infra struktur politik sebagai input
6.1.4. Menjelaskan pemilihan umum sebagai proses
6.1.5. Mendeskripsikan sufra struktur politik sebagai out put
6.1.6. Mendukung pelaksanaan Pemilu sebagai proses politik.
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
A. Tujuan pembelajaran :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa diharapkan :
I. Akademik
-
Melalui menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu menjelaskan
pengertian sistem politik dari para akhi.
-
Melalui menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu menyebutkan ciri-ciri
sistem politik dari akhli politik.
-
Melalui menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu mendeskripsikan infra
struktur politik sebagai input.
-
Melalui menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu menjelaskan
pemilihan umum sebagai proses.
-
Melalui menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu mendeskripsikan sufra
struktur politik sebagai out put.
II. Nilai – Nilai Karakter
1. Menunjukan rasa bangga menjadi bangsa Indonesia (nasionalisme)
2. Menunjukan perilaku tertib dan patuh selama proses belajar mengajar (disiplin).
3. Menunjukan perilaku sopan dan santun pada saat proses belajar mengajar
berlangsung (sopan santun)
4. Berpikir, bersikap dan berperilaku saling menghargai pendapat dan penjelasan
baik dari guru maupun teman di dalam proses pembelajaran (Demokratis)
5. Tindakan selalu menunjukkan rasa senang berbicara, bergaul, berpikir positif dan
menghormati orang lain (Bersahabat/komunikatif)
B. Materi pelajaran:
SISTEM POLITIK
1. Pengertian Sistem Politik
Dalam suatu negara demokrasi, rakyat berhak untuk mengeluarkan
pendapatnya, berhak menyatakan keinginannya dan cita-citanya tentang kenegaraan,
tentang keadaan politik negaranya begitu pula tentang sistem politik negaranya.
Pada umunya rakyat memiliki pendirian atau pendapat yang berbeda-beda
yang pada akhirnya menimbulkan aliran politik di masyarakat. Pendapat berjuta-juta
rakyat dalam suatu negara kemudian dikemas dalam partai-partai politik, melalui
partai-partai politik ini pendapat dan keinginan dapat disalurkan, bahkan dapat pula
menjadi kenyataan dalam pemerintahan negara apabila suatu partai politik mendapat
kepercayaan rakyat untuk memegang pemerintahan.
Sistem Politik sendiri secara etimologis berasal dari kata Sistem dan Politik.
Secara umum, sistem diartikan sebagai satu kesatuan yang di dalamnya melibatkan
bagian-bagian yang saling berkaitan, dan saling berhubungan sehingga membentuk
sebuah satu kesatuan dan apabila ada bagian yang hilang atau rusak akan membuat
sistem tersebut berjalan dengan lancar. Istilah politik berasal dari bahasa Yunani,
polis yang artinya negara atau kota. Pada umumnya politik dapat diartikan sebagai
bermacam-macam kegiatan dalam suatu negara yang menyangkut proses penentuan
tujuan-tujuan dari sistem di dalam melaksanakan tujuan-tujuan dari seluruh
masyarakat (tujuan) dan bukan tujuan pribadi seseorang.
Berdasarkan hal di atas, maka sistem politik adalah suatu mekanisme
seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungannya satu sama
lain yang menunjukan satu proses yang ajeg yang mengandung dimensi waktu yaitu
masa lampau, kini, dan mendatang.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pendapat-pendapat para ahkli mengenai
pandangan menereka tentang sistem politik.
a. Robert Dahl, mengatakan, sistem politik adalah merupakan pola yang tetap dari
hubungan antar manusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang
kekuasaan, aturan dan kewenangan
b.
Gabriel Almond. Mengatakan, sistem politik adalah sistem interaksi dalam
masyarakat merdeka, yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi
c.
David Easton . Mengatakan, sistem politik adalah suatu interaksi yang
diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan
secara otoritatif kepada masyarakat
d.
Rusandi Sumintapura, berpendapat bahwa sistem politik adalah mekanisme
seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama
lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng
e.
Sukarna, berpendapat bahwa sistem politik adalah suatu tata cara untuk mengatur
atau mengolah bagaimana memperoleh kekuasaan di dalam negara, mengatur
hubungan pemerintah dan rakyat atau sebaliknya, mengatur hubungan negara
dengan negara, atau dengan rakyatnya. Atau dengan singkat dapat dikatakan
bahwa sistem politik adalah tata cara mengatur negara
f.
Sistem Politik menurut Pancasila dan UUD 1945, adalah sistem politik Indonesia
dalam rangka menciptakan cita-cita bangsa dan tujuan nasional, maka pemerintah
Indonesia menyelenggarakan politik negara, yaitu keseluruhan penyelenggaraan
politik yang cendrung agak sentralistik karena UUD 1945 memang integralistik.
2. Ciri dan Macam Sistem Politik
Ada beberapa tokoh politik yang mengemukakan tentang ciri-ciri sistem
politik:
1. Gabriel Almond, dalam bukunya yang berjudul The Politics of Developing Areas
mengemukakan ada 4 ciri dari sistem politik itu:
a. Semua sistem politik termasuk yang paling sederhana mempunyai kebudayaan
politik yang dapat diperbandingkan satu sama lain sesuai dengan tingkatan dan
bentuk pembidangan kerja yang teratur;
b. Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama walaupun
tingkatannya berbeda-beda;
c. Semua struktur politik dispesialisasikan baik pada masyarakat yang primitif
ataupun yang modern;
d. Semua sistem politik merupakan sistem campuran dalam pengertian
kebudayaan.
2. David Easton, menyatakan bahwa ciri-ciri dalam sistem politik adalah:
1. Adanya unit-unit yang membentuk sistem itu, serta batas-batas pengaruhnya;
2. Adanya input dan output dalam sistem, yaitu keputusan-keputusan yang dibuat
(output) dan proses pembuatan keputusan (input);
3. Adanya jenis dan tingkatan diferensiasi dalam sistem;
4. Adanya tingkat integrasi sistem politik yang mencerminkan pula tingkat
efisiensinya.
Macam-macam
sistem
politik menurut
beberapa
ahli
politik dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Almond dan Powell, membagi 3 macam sistem politik , sebagai berikut :
a. Sistem-sistem premitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar
istirahat). Sistem politik ini sangat kecil kemungkinannya untuk mengubah
peranannya menjadi terspesialisasi atau lebih otonom. Sistem ini lebih
mencerminkan suatu kebudayaan yang samar-samar dan bersifat keagamaan
b. Sistem-sistem tradisional, dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan
politik yang berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subyek”
c. Sistem-sistem modern, dimana struktur-struktur politik yang berbeda-beda
(partai-partai politik, kelompok-kelompok kepentingan dan media massa)
berkembang dan mencerminkan kegiatan budaya politik partisipan
2. Alfian mengklasifikasikan sistem politik menjadi 4 macam, yakni :
a. Sistem politik otoriter/totaliter
b. Sistem politik anarki
c. Sistem politik demokrasi
d. Sistem politik demokrasi dalam transisi
3. Infra Struktur Politik Indonesia Sebagai Input
Kekuatan politik Indonesia yang berkembang di masyarakat selanjutnya
menjadi infra struktur politik, dimana kekuatan Partai politik menjadi motor
penggeraknya.
Sedangkan yang dimaksud dengan infra struktur politik adalah
keseluruhan kebutuhan yang diperlukan di bidang politik dalam rangka pelaksanaan
tugas-tugas yang berkenaan dengan asal mula, bentuk dan proses pemerintahan yang
berlevelkan negara. Hal ini dapat dilihat dari berbagai organisasi sosial dan politik
yang ada dan berkembang di masyarakat sesuai dengan sistem dan prosedur kerjanya.
Oleh karena itu ada organisasi politik
yang resmi tampak seperti partai politik,
perkumpulan buruh, tani, nelayan, pedagang, organisasi pemuda, wanita, pelajar,
militer, lembaga swadaya masyarakat dan lain-lainnya. Tetapi ada pula organisasi
abstrak yang tidak resmi namun sangat menguasai keadaan sebagai elite power yang
disebut dengan
grup penekan (pressure group) seperti kelompok Agama (NU,
Muhammadiyah, Tarbiyah Islamiah), Suku, Ras, Antar golongan (Parpol), kelompok
almamater (Mahasiswa), organisasi profesi (Pengusaha, Wartawan).
4. Pemilu Sebagai Proses
Pemilihan Umum (pemilu) menurut UU No. 22 tahun 2007 adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Umumnya ada dua sistem pelaksanaan pemilu yang dipakai, yaitu sebagai
berikut : Sistem Distrik dan Sistem Proporsional.
1. Sistem Distrik
Sistem ini diselenggarakan berdasarkan lokasi daerah pemilihan, dalam
arti tidak membedakan jumlah penduduk, tetapi tempat yang sudah ditentukan.
Jadi daerah yang sedikit penduduknya memiliki wakil yang sama dengan
daerah yang padat penduduknya. Oleh karena itu sudah barang tentu banyak
jumlah suara yang akan terbuang disatu pihak tetapi menguntungkan pihak
yang sedikit atau jarang penduduknya
Karena wakil yang akan dipilih adalah orangnya langsung, maka
pemilih dengan yang akan dipilih akrab (personan stelsel), satu distrik
biasanya satu wakil (single member constituency)
2. Sistem Proporsional
Sistem ini didasari jumlah penduduk yang akan menjadi peserta
pemilih, misalnya setiap 40.000 penduduk pemilih memperoleh satu wakil
(suara berimbang), sedangkan yang dipilih adalah kelompok orang yang
diajukan kontestan pemilu, yaitu para partai politik (multy member
constutuency) yang dikenal lewat tanda gambar (lijsten stelsel), sehingga
pemilih dan yang dipilih atau wakilnya kurang akrab.
Sistem ini cukup adil dalam keseimbangan jumlah, bahkan sisa suara
dapat digabungkan secara nasional untuk kursi tambahan, dengan demikian
partai kecil dapat dihargai tanpa harus beraliansi, karena suara pemilih
dihargai. Resikonya banyak wakil setoran dari pemerintah pusat karena
adakalanya salah satu jumlah yang memenuhi syarat tidak memiliki wakil
yang tepat.
Kita memang sudah beberapa kali menyelenggarakan pemilu, pemilu
pertama tahun 1955 yang diikuti oleh 28 partai politik, kemudian pemilu pada
masa Orba 1971 yang diikuti oleh 10 partai politik dan 1 Golongan Karya,
1977, 1982, 1987, 1992, 1997, lima pemilu dimasa Orba diikuti oleh 2 partai
politik dan 1 Golongan Karya dan masa Reformasi pada tahun 1999, diikuti
oleh 48 partai politik termasuk Golkar, pemilu tahun 2004 diikuti oleh 24
partai politik termasuk partai Golkar dan pemilu 2009 diikuti 38 partai politik.
Pada pemilu tahun 2009 dengan UU No. 22 Tahun 2007 pemilu yang
diselenggarakan menggunakan sistem distrik karena memilih orangnya
walaupun juga memilih partai sebagai identitas peserta pemilu.
5. Sufra Struktur Politik Sebagai Proses
Sufra struktur politik merupakan hasil out put dari suatu proses (pemilu) yang
menghasilkan
lembaga negara untuk menyelenggarakan pemerintahan negara
menurut UUD 1945
Sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dinamika masyarakat sebagaimana
dituangkan di dalam perubahan UUD negara RI tahun 1945, pemilu 2009
diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD serta memilih Presiden
dan Wakil Presiden.
Adapun tujuan pemilu dengan UU. No. 22 Tahun 2007 adalah untuk memilih
wakil rakyat, wakil daerah, Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati/Wali Kota dan Wakilnya untuk membentuk pemerintahan yang
demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan
nasional sebagaimana diamanatkan UUD negara RI tahun 1945.
Berdasarkan pelaksanaan dan tujuan diadakannya pemilu sebagai proses untuk
membentuk suatu penyelenggara negara, ini berarti output dari suatu proses politik
adalah terbentuknya sufra struktur politik atau penyelenggara negara dan
penyelenggara pemerintahan menurut UUD negara RI 1945 yang telah diamandemen
Yang termasuk Sufra Struktur Politik adalah MPR, DPR, DPD (Lembaga
Legeslatif), Presiden dan Wakil Presiden (Lembaga Ekskutif), MA, MK, KY
(Lembaga Yudikatif) dan BPK. Dari semua lembaga negara yang termasuk Sufra
Struktur Politik hasil pemilu hanyalah DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,
sedangkan MPR baru terbentuk setelah pembentukan DPR dan DPD karena
keanggotaan MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD. Sedangkan lembaga Yudikatif
dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) baru terbentuk setelah terbentuknya
Legeslatif dan Ekskutif setelah diadakan Fit and Prover Test.
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Penugasan
D. Pendekatan Pembelajaran
1. Menggunakan pendekatan discovery dan inquiry.
E.
Langkah-langkah Pembelajaran.
PERTEMUAN
Pertama
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WKT
KETERANGAN
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyampaikan salam
kepada 15 menit
siswa.
Penanaman
Motivasi
2. Guru mengabsen siswa.
semangat belajar
siswa
3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan
pembelajaran, agar siswa mengetahui
materi
yang
dikuasai
setelah
pembelajaran berakhir.
4. Melakukan appersepsi terhadap materi
pelajaran yang akan diajarkan.
5. Memberikan motivasi agar siswa aktif
dalam mengikuti pelajaran
2.
B. Kegiatan Inti
dan
60 menit
a. Eksplorasi
Penanaman
1. Guru mulai menyampaikan materi
Konsep
yang akan dibahas.
2. Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya.
b. Elaborasi
1. Dalam
proses
mengajar
guru
Penggalian
menyertai dengan tanya jawab
pemahaman siswa
untuk
terhadap meteri
mengetahui
pemahaman
siswa terhadap materi.
2. Guru
menanggapi
pertanyaan
siswa dan meluruskan jawaban
dari siswa yang masih keliru.
c. Konfirmasi
1. Guru memberikan tanggapan
Pembenahan
terhadap jawaban siswa yang masih
(evaluasi)
keliru.
2. Menambahkan penjelasan materi
yang tidak terdapat dalam LKS.
3. Guru meluruskan materi yang
sedang diajarkan agar siswa dapat
lebih memahami materi.
15 menit
C. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulan
materi yang telah dibahas.
2. Guru
memberikan
siswa
tugas
(Pekerjaan rumah)
3. Guru menyarankan siswa untuk lebih
giat belajar dan mengerjakan tugas
dengan baik.
4. Memberikan atau mengadakan Pos
Test.
.
F. Alat (Bahan):
1. Laptop
2. LCD
3. White Board
4. Spidol
G. Sumber Belajar:
1. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK dan MAK ,oleh Retno Listyarti dan
Setiadi,Penerbit Erlangga
2. Modul Belajar PKN , Aktual,Gema Aksara Dan Sumber belajar lain yang relevan.
3. Buku paket kewarganegaraan kelas X (Prof. Dr. Sri Jutmini )
4. Buku pegangan yang relevan
5. LKS pendidikan kewarganegaraan kelas X
G.
Penilaian
1. Penilaian proses :
 Penilaian sikap nasionalisme siswa melalui laporan pribadi, yaitu siswa
diminta membuat pandangan subjektifnya terhadap apa yang kalian lakukan
jika kalian melihat adanya money politic pada saat kampanye Pilkada atau
Pemilu?
 Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa selama proses belajar mengajar.
2. Penilaian hasil belajar :
a) Memberikan soal tertulis dalam bentuk uraian (essay).
b) Tugas rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal yang ada di LKS halaman ….
a. Format Penilaian Nilai Kharakter Banggsa
No
1
Nama
Pertanyaan/Kasus
apa yang kalian
lakukan jika kalian
2
melihat adanya
3
money politic pada
Tanggapan Siswa
Komentar Guru Nilai
4
saat kampanye
5
Pilkada atau
6
Pemilu?
7
8
 Penilaian kharakter bangsa:

Untuk kondisi A yaitu amat baik dengan skor 85-100

Untuk kondisi B yaitu baik dengan skor 75-84

Untuk kondisi C yaitu cukup dengan skor 65-74

Untuk kondisi D yaitu kurang <64
b. Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa
 Skor maksimal untuk masing-masing sikap siswa (afektif):

Untuk kondisi A yaitu amat baik dengan skor 25

Untuk kondisi B yaitu baik dengan skor 15

Untuk kondisi C yaitu cukup dengan skor 5
 Kriteria :

Jumlah skor 81-100 = tinggi

Jumlah skor 61-80 = sedang

Jumlah skor 60 kebawah = rendah
Jumlah skor
Komunikatif
Nama Siswa
Demokratis
Disiplin
No
Sopan santun
Indikator sikap
c. Format Lembar Penilaian Essay
No.
1
Pertanyaan
Coba
jelaskan
pandangan
Easton
2
Jawaban
Skor
David Easton . Mengatakan, sistem politik Benar = 100
David
adalah suatu interaksi yang diabstraksikan dari
mengenai
seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai
sistem politik!
dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat
Coba sebutkan 4 ciri
Gabriel Almond, dalam bukunya yang berjudul Sebut
sistem
The
politik
menurut
Gabriel
Almond!
Politics
of
Developing
Areas 1 = 25
mengemukakan ada 4 ciri dari sistem politik itu:
2 = 50
a. Semua sistem politik termasuk yang paling 3 = 75
sederhana mempunyai kebudayaan politik 4 = 100
yang dapat diperbandingkan satu sama lain
sesuai
dengan
tingkatan
dan
bentuk
pembidangan kerja yang teratur;
b. Semua sistem politik menjalankan fungsifungsi yang sama walaupun tingkatannya
berbeda-beda;
c. Semua struktur politik dispesialisasikan baik
pada masyarakat yang primitif ataupun yang
modern;
d. Semua sistem politik merupakan sistem
campuran dalam pengertian kebudayaan.
3
Coba
jelaskan
yang
apa
Yang dimaksud dengan infra struktur politik Benar = 100
dimaksud
adalah keseluruhan kebutuhan yang diperlukan
dengan infra struktur
di bidang politik dalam rangka pelaksanaan
politik?
tugas-tugas yang berkenaan dengan asal mula,
bentuk
dan
proses
pemerintahan
yang
berlevelkan negara.
4
Di
dalam
Pemilu, Suatu sistem dimana Pemilu diselenggarakan Benar = 100
dikenal
dengan berdasarkan lokasi daerah pemilihan, dalam arti
adanya
sistem tidak membedakan jumlah penduduk, tetapi
Distrik. Coba uraikan tempat yang sudah ditentukan. Jadi daerah yang
apa yang dimaksud sedikit penduduknya memiliki wakil yang sama
dengan sistem distrik dengan daerah yang padat penduduknya. Oleh
tersebut!
karena itu sudah barang tentu banyak jumlah
suara yang akan terbuang disatu pihak tetapi
menguntungkan pihak yang sedikit atau jarang
penduduknya
5
Coba
sebutkan
contoh
dari
struktur politik!
5 Yang termasuk Sufra Struktur Politik adalah Sebut
supra MPR, DPR, DPD
(Lembaga Legeslatif), 1 = 20
Presiden dan Wakil Presiden (Lembaga Ekskutif), 2 = 40
MA, MK, KY (Lembaga Yudikatif) dan BPK.
3 = 60
4 = 80
5 = 100
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai = ---------------------------------------------
X 100
Jumlah skor maksimal
Singaraja, 20 Nopember 2012
Guru PKn
I Dewa Nyohaman Gde Sandyagr, S.Pd.
NIP. 19701227 199802 2004
Download