1.1. Latar Belakang Pemerintah Pusat mencanangkan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan, sejak tahun 2007 didasarkan atas kondisi sanitasi perkotaan Indonesia yang sangat buruk pada saat itu, yaitu : Terindentifikasi bahwa 30% dari total penduduk Indonesia belum mendapatkan askes sanitasi yang layak. Atau lebih kurang 70 juta penduduk melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Berdasarkan kondisi 2007 tersbut, baru 11 kota di Indonesia yang memiliki pengolahan limbah off site dengan cakupan pelayanan hanya 2.33%. Persampahan dari jumlah penduduknya. 63 87 80 (Susenas 2007) 57 Baru ± 70 TPA yang didesain 19 16 secara TPA Sanitary Landfill dari ± 492 TPA di seluruh 8 Kab/Kota yang ada di drainase Indonesia Kualitas lingkungan yang amat buruk 75% sungai & 80% air tanah tercemar . Masyarakat membayar 25% lebih mahal untuk air minum perpipaan Potensi kerugian ekonomi yang sangat tinggi kerugian ekonomi akibat sanitasi buruk mencapai US $ 6,3 Milyar ≈ Rp 58 Triliun ≈ 2,3% GDP Indonesia Investasi sanitasi yang masih belum memadai. Angka Investasi Sanitasi pada rentang 1970-2000 tercatat hanya sebesar Rp 200/kap/tahun. Dalam kurun 5 tahun terakhir terjadi peningkatan investasi sanitasi menjadi Rp 5000/kap/tahun. Masih Jauh dari Angka Investasi Sanitasi Ideal yaitu Rp 47.000/kap/tahun Melalui PPPSP dilakukan sosialisasi dan pemberdayaan penyusunan Strategi Sanitasi Kota di tingkat pemerintah kota/kabupaten, dengan tujuan agar pelaksanaan PPPSP dapat dilakukan serentak, berkesinambungan dan sesuai dengan permasalahan dan kemampuan keuangan dan ketersediaan sumber I-1 Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam 2014-2019 daya dan sumber biaya pembangunan yang ada di masing-masing kota/kabupaten. Tahun 2014 ini Kota Batam merupakan salah satu kota yang melaksanaakan penyusunan program perscepatan pembangunan sanitasi kota. 3 tahapan yang dilakukan dalam PPPSP ini, yaitu ; Penyusunan Buku Putih Sanita Kota, Penyusunan Strategi Sanitasi Kota dan Penyusunan Memorandum Sanitasi Kota. Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kota Batam ini merupakan kegiatan lanjutan setelah tesusunnya Buku Putih Sanitasi Kota, dan Buku Strategi Sanitasi Kota Batam. MPS merupakan dokumen yang menyatakan kesepakan bersama dari seluruh stakeholder dalam pengembangan dan pengelolaan sanitasi kota, sehingga program sanitasi kota tewujud dengan optimal, sesuai dengan sasaran dan kebijakan yang sudah di gariskan dalam dokumen Buku Sanitasi Kota. MPS diawali dengan rumusan tentang area beresiko tinggi dalam sanitasi kota. Area ini mengidikasikan area yang perlu untuk mendapatkan perhatian dan program tertentu dalam menangani masalah sanitasi kota yang sudah diteliti tersebut. Selanjutnya area beresiko tinggi terhadap sanitasi kota ini, pada umumnya akan terkait dengan program pengembangan dan penyediaan prasarana dan saranana pengelolaan persampahan, drainase kota, pengelolaan dan pengolahan air limbah serta perilaku masyarakat terhadap kesehatan. Muara dari program penanggulangan area resiko tinggi ini adalah pada 4 (empat) sector tersebut, yaitu ; persampahan, drainase, air limbah dan kesehatan masyarakat. Sehingga Buku MPS ini merumuskan dengan jelas dan singkat tentang permasalahan-permasalahan, sasaran pengembangan dan prioritas pembangunan dari keempat aspek/sector tersebut. Kendala dalam mewujudkan program sanitasi kota ini adalah ketersediaan anggaran dan kemapuan sumber daya manusia dan dukungan dari dunia usaha atau sumber pendanaan lainnya. Sehingga dalam dokumen MPS ini juga ditelaah kemampuan pembiayan pemerintah, baik dari APBN, APBD Propinsi dan APBD Kota serta sumber-sumber pendanaan lainnya, sehingga program pembangunan sanitasi kota yang sudah dirumuskan bersama dapat diimplementasikan dengan optimal. I-2 Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam 2014-2019 Secara garis besar Memorandum Sanitasi Kota ini berisikan tentang : Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang penyusunan MPS, maksud dan tujuan, wilayah perencanaan dan metodologi pelaksanaan penyusunan MPS Review SSK dan Prioritas Pembangunan yang menjelaskan tentang permasalahan, sasaran dan prioritas pembangunan sanitasi perkotaan, yang terdiri dari program persampahan, air limbah, drainase dan kesehatan. Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi yang menjelaskan rencana pembangunan sarana prasarana dan system pengelolaan sampah Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi yang menjelaskan kajian potensi sumber-sumber anggaran pembangunan sanitasi, yang tidak hanya bertumpu ke anggaran Pemerintah atau pun Pemerintah Daerah Rencana Implementasi yang menjelaskan persiapan pelaksanaan program pembangunan. 1.2. Maksud dan Tujuan Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan sekumpulan program sanitasi yang terintegrasi, baik dari sisi kebutuhan, kemampuan pendanaan dan manfaat yang diperoleh bagi masyarakat Kota Batam. Maksud dari penyusunan MPS ini adalah sebagai berikut: 1. Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh Pemerintah Kota Batam, dan pihak-pihak terkait untuk rancangan implementasi pembangunan sector sanitasi yang komprehensif untuk jangka menengah. 2. Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah Kota dan pihak terkait untuk implementasi pembangunan sanitasi yang komprehensif Jangka Menengah. Secara umum MPS ini secara spesifik bersifat sebagai “Expenditure Plan” – khususnya untuk program pembangunan sanitasi. 3. Mendorong para stakeholders melaksanakan kebijakan pengembangan sanitasi yang lebih efektif, partisipatif, dan berkelanjutan. I-3 Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam 2014-2019 Tujuan penyusunan MPS ini adalah; MPS diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran untuk implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 2015-2019 yang telah tercantum dalam Buka Strategi Sanitasi Kota Batam 2015-2019. Dapat memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan sanitasi kota Batam selama 5 tahun kedepan dari tahun 2015-2019 Dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan sanitasi Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagia semua pihak (instansi, masyarakat, dan pihak swasta) yang akan berpartisipasi mendukung pembangunan sanitasi Kota Batam Gambar 1.1 – Skema Proses Perencanaan PPSP 1.3. Wilayah Perencanaan Wilayah perencanaan meliputi Kota Batam dengan letak geografis dan batas-batas sebagai berikut: I-4 Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam 2014-2019 Kota secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di jalur pelayaran dunia internasional yang terletak antara : 0o.25'29″ LU - 1o15'00″ LU dan 103o.34'35” BT 104o26'04″BT. Kota memiliki luas wilayah sebesar 3.990,00 km2 (399.000 ha) meliputi wilayah daratan dan lautan berdasarkan pada Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2004 tentang RTRW Kota tahun 2004-2014, yang secara administrasi berbatasan dengan wilayah lain yaitu: Sebelah utara : Selat Singapura Sebelah timur : Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Kepulauan Riau Sebelah selatan : Kecamatan Senayang Sebelah barat : Kecamatan Karimun dan Kecamatan Moro Kabupaten Karimun Tabel 1.1 Nama dan Luas Kecamatan di Kota NO NAMA KECAMATAN LETAK Pulau Belakang Padang Pulau LUAS (HA) 58.154,80 1 Belakang Padang 2 Batu Ampar 3 Bengkong Pulau 1.927,20 4 Lubuk Baja Pulau 3.612,30 5 Kota Pulau 4.680,80 6 Sei Beduk Pulau 12.067,40 7 Nongsa Pulau 29.036,30 8 Sekupang Pulau 10.677,90 9 Segulung Pulau 6.386,00 10 Batu Aji Pulau 6.193,60 11 Bulang Pulau Bulan 46.314,00 12 Galang Pulau Galang 201.849,40 Kota 3.999,80 399.000,00 Sumber Pemerintah Kota Keterangan : Luas Wilayah daratan dan Lautan I-5 Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam 2014-2019 1.4. Metodologi Metodologi penyusunan MPS ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan review terhadap Strategi Sanitasi Kota Batam yang sudah disusun tahun 2011 kemudian pencapaian sampai dengan tahun 2014 2. Melakukan FGD dengan SKPD terkait untuk menggali permasalahan, sasaran dan program priortas pembangunan sanitasi Kota Batam 3. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Pokja Propinsi dan Satuan Kerja terkait di Propinsi agar dapat dirumuskan kebijakan, sasaran dan program prioritas yang berkesinambungan mulai dari tingkat propinsi 4. Pengawalan program dan kegiatan kedalam mekanisme penganggaran, agar program pembangunan sanitasi Kota Batam yang sudah disusun mendapatkan anggaran dalam tahun pembangunan berjalan Tahapan penyusunan MPS : 1. Melakukan Review SSK khusunya untuk kerangka logis, program, kegiatan dan penganggaran serta program prioritas 2. Melakukan konsultasi dengan SKPD terkait di Kota Batam’ 3. Melakukan konsultasi teknis dengan Pokja Propinsi dan Satker terkait 4. Melakukan pertemuan/FGD dengan sumebr-sumber alternative non pemerintah di tingkat Kota Batam 5. Melakukan pengawalan kepada mekanisme anggaran 1.5. Sistimatika Buku MPS Dokumen MPS ini terdiri dari 5 bab, sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, wilayah perencanaan, dan metodologi. 2. Bab 2 Review Strategi Sanitasi Kota dan Prioritas Pembangunan Sanitasi I-6 Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam 2014-2019 Bagian ini menjelaskan tentang, profil Kota Batam, permasalahan , sasaran dan prioritas pembangunan air limbah, drainase, PHBS, dan persampahan. Serta Kerangka Logis dari masing-masing aspek sanitasi tersebut. 3. Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Bagian ini menjelaskan tentang rencana kegiatan dan kegiatan pendukung dari pembangunan pengelolaan air limbah, drainase, persampahan, dan PHBS 4. Bab 4 Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi Bagian ini menjelaskan tentang rekapitulasi anggaran, baik rencana anggaran pemerintah, dan anggaran non pemerintah. 5. Bab 5 Rencana Implementasi Bagian ini menjelaskan tentang kondisi kesiapan pelaksanaan dan rencana kerja monitoring. I-7 Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam 2014-2019