Buku Putih Kabupaten Blitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Blitar melaksanakan pembangunan dengan tujuan sesuai dengan visi dan misi dalam rangka Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Blitar Yang Sejahtera, Religius Dan Berkeadilan. Banyak pembangunan suatu daerah seringkali lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian nilai ekonomis dalam pembangunan. Sehingga cenderung mengabaikan perkembangan kualitas lingkungan hidup yang ada. Kesalahan pembangunan yang tidak seimbang tersebut menyebabkan adanya beberapa masalah lingkungan baik berupa banjir, pencemaran, dan lain-lain. Pembangunan yang salah tersebut berdampak pada biaya perbaikan lingkungan dan perencanaan lingkungan jangka panjang. Pola umum yang berkembang dalam kerangka pembangunan daerah lebih banyak diarahkan untuk memperoleh nilai ekonomis sebesar-besarnya sehingga cenderung untuk mengabaikan perkembangan lingkungan hidupnya. Kondisi tersebut disebabkan minimnya tingkat kesadaran lingkungan para perencana dan pelaksana pembangunan, dan pengelolaan lingkungan hidup tidak menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah. Dampak kesalahan pola pembangunan daerah yang kurang peduli lingkungan itu beberapa tahun terakhir ini mulai dirasakan di daerah-daerah, mulai dari masalah sampah, banjir, pencemaran, dan sebagainya. Biaya perbaikan lingkungan yang sudah rusak sangat mahal dengan kurun waktu yang sangat panjang. Dengan demikian ketika terjadi masalah lingkungan yang diakibatkan kesalahan pembangunan, maka tujuan pembangunan daerah yang berorientasi ekonomi menjadi tidak tercapai, bahkan gagal sama sekali. Sebab biaya yang dikeluarkan daerah untuk memperbaiki kualitas lingkungan jauh lebih mahal dari nilai ekonomis yang masuk pada daerah. Pembangunan lingkungan sebenarnya juga telah dilakukan dalam pembangunan daerah meskipun dalam kapasitas yang relatif kecil, yang tercermin dari kegiatan-kegiatan pengelolaan sampah, pengelolaan drainase, pengelolaan daerah terbuka hijau dan sebagainya. Upaya-upaya tersebut merupakan bagian dari pengelolaan sanitasi yang prinsipnya mengarah pada kesehatan lingkungan dengan lingkup sasaran kualitas air, tanah, dan udara. Kabupaten Blitar memiliki permasalahan di bidang sanitasi antara lain permasalahan air limbah yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat sekitar. Sumber air limbah dapat berasal dari air limbah pemukiman (municipal wastewater) yang terdiri dari air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, sisa cuci, dapur, tinja manusia, dll. dari lingkungan pemukiman serta air limbah air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah ini perlu dikelola dengan benar agar tidak mencemari air permukaan POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR I-1 Buku Putih Kabupaten Blitar dan air tanah, disamping untuk pencegahan terhadap berbagai jenis penyakit, seperti diare, thypus, kolera, dll. Bidang persampahan Kabupaten Blitar masih melayani pengelolaan sampah sistem terpusat di wilayah Kabupaten Blitar sekitar 33,33% dari 8 (delapan) kecamatan yang terlayani. Dengan armada yang tersedia, total sampah yang terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) sebanyak 375 m3/hari. Jangkauan pelayanan diprioritaskan pada sumber sampah di kabupaten, seperti: Jalan utama, perkantoran, kawasan perdagangan, pemukiman padat, pasar, terminal dan rumah sakit. Sedangkan kondisi drainase di Kabupaten Blitar juga masih memiliki tingkat pelayanan yanng rendah, kapasitas saluran belum di disain menurut sistem blok kawasan yang harus dilayani, sehingga ada beberapa saluran yang melayani suatu kawasan terlalu luas, sedimentasi dan timbunan sampah menyebabkan kapasitas pengaliran saluran berkurang, akibatnya terjadi luapan, adanya genangan pada sauran tersier, sekunder maupun primer, sistem jaringan belum tertata menurut hirarki saluran, dan ukuran gorong – gorong yang terlalu kecil, kerusakan gorong – gorong maupun kerusakan pada saluran merupakan salah satu penyebab terjadinya luapan dan genangan. Potret kondisi ini akan menjadi dasar untuk perencanaan pembangunan daerah ke depan terutama dari sisi sanitasi yang mengarah pada penciptaan lingkungan hidup yang terjaga dan lestari. Sesuai dengan UU No. 31 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah bahwa urusan kesehatan dalam sector sanitasi menjadi urusan wajib pemerintah, propinsi, dan kabupaten/kota. Permasalahan sanitasi selama ini terasa sebuah kepentingan yang terabaikan, padahal kebutuhan hidup sehat merupakan prasyarat penting bagi peningkatan mutu dankualitas kehidupan masyarakat. Dengan kualitas kehidupan yang sehat maka diharapkan segala upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di segala bidang dapat terwujud. Berkenaan dengan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2011. 1.2 Pengertian Dasar Sanitasi Pengertian dasar dan lingkup sanitasi yang mencakup: persampahan/limbah padat, limbah cair berupa excreta dan ikutannya seperti grey water, dan drainase lingkungan. Hal itu dikarenakan lingkup substansi yang akan dibahas dalam putih ini yaitu meliputi subsektor sampah, air limbah dan drainase. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR I-2 Buku Putih Kabupaten Blitar cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun). Berikut merupakan subsektor dari sanitasi : A. Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam prosesproses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Berdasarkan sifatnya, sampah dapat dibagi, yaitu: 1. Sampah organik - dapat diurai (degradable) Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos 2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable) Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton; Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai: 1. Sampah Padat Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potonganpotongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya. 2. Sampah Cair Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya. POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR I-3 Buku Putih Kabupaten Blitar Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen. B. Air limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. C. Drainase Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud utama dari Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2011 adalah untuk memberikan informasi awal yang lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi Kabupaten Blitar saat ini sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pembangunan sanitasi di masa yang akan datang. Adapun tujuan dari Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2011 adalah : 1. Memberi informasi sarana sanitasi yang tersedia saat ini. Kondisi sanitasi terdiri dari 3 subsektor yaitu air limbah, sampah, dan drainase. Berdasarkan data yang tersedia saat ini, dilakukan analisis permasalahan sanitasi dipandang dari segala aspek. 2. Menjadi bahan informasi bagi semua unsur pemangku kepentingan dalam memainkan perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi ke depan. 3. Memberi bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR I-4 Buku Putih Kabupaten Blitar 1.4 Pendekatan dan Metodologi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar disusun berdasarkan karakteristik daerah, kapasitas kebijakan, serta melibatkan sebanyak mungkin pelaku dari berbagai unsur dan kepentingan dengan tetap berdasarkan kemampuan riil daerah, kesepakatan masyarakat, kepentingan daerah serta aturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan yang dilakukan pada awal pelaksanaan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman dalam tahap penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah koordinasi, lokakarya, dialog, pertemuan dengan pemangku kepentingan dan lembaga yang terlibat. Dari kegiatan tersebut diharapkan dapat menghasilkan rencana kerja, jadwal, data, dukungan politis maupun pendanaan dalam penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar. Pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar 2011 ini adalah dengan melakukan pengumpulan data sekunder yang ada pada masing-masing SKPD terkait. Analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif yaitu membandingkan data dengan kondisi sebenarnya. Selain itu, terdapat pula analisis kuantitatif yang menghasilkan penentuan area dengan resiko tinggi yaitu diperoleh dari studi atau survei EHRA. Untuk lebih jelasnya mengenai proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih Sanitani secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sumber Data a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/badan/kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta. b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. c. Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan survei terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental Health Risk Assesment (EHRA). 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan berbagai teknik antara lain : a. Desk Study (kajian Literature, data sekunder) b. Field Research (Observasi, wawancara responden) 3. Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR I-5 Buku Putih Kabupaten Blitar 1.5 Posisi Buku Putih Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang essensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Blitar. Berikut ini merupakan posisi buku putih sebagai dokumen acuan dasar penyusunan strategi pembangunan sanitasi kabupaten/kota atau SSK. Gambar 1. 1 Posisi Buku Putih Sanitasi 1.6 Sumber Data Langkah awal penyusunan Draft Buku Putih Sanitasi dimulai dengan pengumpulan data sekunder. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi: aspek umum, aspek teknis, kebijakan daerah dan kelembagaan, keuangan, komunikasi dan media, serta pelibatan masyarakat, jender dan kemiskinan. Data sekunder dan peta dikumpulkan dari laporan berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Data yang dikumpulkan akan digunakan sebagai dasar informasi untuk melakukan penilaian dan pemetaan situasi sanitasi kota yang mencakup pelaksanaan fungsi pembangunan dan pengelolaan sanitasi, kebijakan sanitasi kabupaten, pendanaan pembangunan dan pengelolaan sanitasi perkotaan, kegiatan sanitasi dan hygiene dengan pelibatan masyarakat jender dan kemiskinan; dan berbagai upaya advokasi, mobilisasi sosial dan komunikasi program untuk perubahan perilaku. Selain data sekunder, juga terdapat data primer yang diperoleh dari hasil survei EHRA untuk penentuan area dengan resiko tinggi POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR I-6 Buku Putih Kabupaten Blitar 1.7 Peraturan Perundangan Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2011 pada dasarnya harus mengacu kepada peraturan perundang-undangan maupun kebijakan yang berlaku saat laporan ini disusun. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan tersebut diantaranya sebagai berikut : 1. Peraturan Perundangan a. UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Permukiman; b. UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang; c. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah; d. UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; e. UU No. 1/2004 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; f. UU No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air; g. UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; h. UU No. 16/1985 tentang Rumah Susun; i. PP No. 16/2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum j. Perda No. 5/2009 tentang RTRW Kabupaten Blitar 2008-2028 k. Peraturan dan Perundangan lainnya yang terkait. 2. Kebijakan dan strategi a. Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berencana dan terpadu; b. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum; c. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR I-7 Buku Putih Kabupaten Blitar Contents 1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1 1.2 Pengertian Dasar Sanitasi ............................................................................................ 2 1.3 Maksud dan Tujuan ..................................................................................................... 4 1.4 Pendekatan dan Metodologi ......................................................................................... 5 1.5 Posisi Buku Putih ........................................................................................................ 6 1.6 Sumber Data .............................................................................................................. 6 1.7 Peraturan Perundangan ............................................................................................... 7 Gambar 1. 1 Posisi Buku Putih Sanitasi......................................................................................... 6 POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR I-8