Bab 2 - Nawasis

advertisement
Bab 2
Gambaran Umum Wilayah
2.1
Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
Kota Sungai Penuh secara geografis berada antara 1010 14' 32'' Bujur Timur sampai dengan 1010 27' 31'' Bujur
Timur dan 020 01' 40'' Lintang Selatan sampai dengan 020 14' 54'' Lintang Selatan. Kabupaten Kerinci
berbatasan di sebelah timur, utara dan selatan Kota Sungai Penuh. Sedangkan sebelah barat berbatasan
langsung dengan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Posisinya dikelilingi oleh perbukitan di
sebelah utara dan barat. Wilayah ini didominasi oleh pegunungan Bukit Barisan, sebagai bagian dan rangkaian
pegunungan Bukit Barisan yang memanjang sepanjang pantai Barat Sumatera. Pegunungan Bukit Barisan yang
berada sebelah Barat dan timur Kerinci ini menjadi titik tertinggi di wilayah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten
Kerinci. Wilayah Kota Sungai Penuh termasuk dalam Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari, yang
merupakan rangkaian DAS dari Kabupaten Kerinci. Adapun kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dimiliki
Kota Sungai Penuh dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota Sungai Penuh
Nama DAS
Luas (Ha)
Debit (M3/dtk)
DAS A
DAS B
Dst
Sumber: …
Dari tabel 2.1 di atas dapat diketahu bahwa DAS yang terbesar yang dimiliki oleh Kota Sungai Penuh adalah
DAS dengan luas Ha dan debit m3/dtk. Alirannya mulai dari
. Sungai-sungai utama yang terdapat di Kota
Sungai Penuh adalah : Sungai Batang Air Baru, Sungai Batang Merao, Sungai Muara Jaya, Sei Ning, Sungai
Air Bungkai dan Sungai Ampuh.
Dengan keberadaan Pegunungan Bukit Barisan menjadikan semua aliran sungai di Kota Sungai Penuh mengalir
ke arah tengah dan selatan menuju dan bermuara ke Danau Kerinci dan selanjutnya mengalir ke Sungai Batang
Hari. Sistem drainase di Kota Sungai Penuh akan didukung oleh sistem sungai regional tersebut, dengan
mengalirkan limpasan air hujan yang jatuh di Kota Sungai Penuh ke sistem sungai terkait, yang secara
topografis mengalir ke arah hilir selatan di Kabupaten Kerinci. Kondisi hidrologi penting lainnya adalah
menyangkut keberadaan air tanah. Air tanah di Kota Sungai Penuh dipengaruhi oleh curah hujan, luas daerah
resapan, sifat kelulusan bahan permukaan dan batuan yang terdapat dibawahnya serta morfologi. Potensi air
tanah umumnya relatif dalam, sekitar > 60 meter, bahkan hampir seluruh Kecamatan di Kota Sungai Penuh
mempunyai kedalaman efektif tanah > 90 meter.
Kota Sungai Penuh merupakan bagian dalam wilayah administratif Provinsi Jambi yang keseluruhannya terdiri
dari dua (2) Kota dan sembilan (9) Kabupaten. Luas wilayah Kota ini adalah ± 39.150 Ha atau sekitar 0,73 %
dari luas keseluruhan Propinsi Jambi. Adapun gambaran administratif Kota Sungai Penuh dapat dilihat pada
peta 2.1 sebagai berikut.
Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh 2012
4
Peta 2.1 Peta Administratif Kota Sungai Penuh
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2008, Kota Sungai Penuh dibentuk pada tanggal 08 November 2008 dengan
wilayah yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Kerinci. Wilayah administrasi Kota Sungai Penuh terbagi
menjadi 5 kecamatan yang meliputi 4 kelurahan dan 65 desa sebagaimana yang ditampilkan pada tabel 2.2
sebagai berikut.
Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan di Kota Sungai Penuh
Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan
/Desa
Kec. Pesisir Bukit
Kec. Hamparan Rawang
Kec. Sungai Penuh
Kec. Tanah Kampung
Kec. Kumun Debai
Sumber: Sungai Penuh Dalam Angka 2011
15
13
19
13
9
Luas Wilayah
(Ha)
2.110
1.215
20.525
1.100
14.200
(%) thd total
5,39
3,1
52,43
2,81
36,27
Menurut sistem fisiografisnya, wilayah ini secara umum (sekitar 52, 59% dari luas wilayah) berada pada
ketinggian antara 500 - 1000 mdpl, kemudian 46,90 % pada ketinggian lebih dari 1000 mdpl, sedangkan sisanya
berada pada ketinggian kurang dari 500 mdpl. Oleh karena itu iklim di Kota Sungai Penuh beriklim tropis.
Berdasarkan data pada tahun 2010, suhu rata-ratanya sekitar 22,1 0C. Suhu maksimum terjadi pada bulan Mei
sebesar 29,4 0C serta suhu minimum sebesar 17,4 0C yang terjadi di bulan Juli. Curah hujan rata-rata per bulan
sebesar 179,1 mm3 dengan curah hujan terendah 30,3 mm3 yang terjadi pada bulan desember dan curah hujan
tertinggi sebesar 424,6 mm3 terjadi pada bulan Maret (Sungai Penuh Dalam Angka 2011).
2.2
Demografi
Sensus kependudukan dilakukan pada setiap 10 tahun. Sensus 10 tahunan yang terakhir dilakukan adalah pada
tahun 2010, sehingga pada tahun tersebut bisa dilakukan pemutakhiran data kependudukan sesuai kondisi di
lapangan. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kota Sungai Penuh telah berjumlah sebanyak 82.293 jiwa. Dari
Badan Pusat Statistik Kota Sungai Penuh diketahui angka pertumbuhan penduduk adalah sebesar 0,7 persen.
Dalam memproyeksikan jumlah penduduk pada 5 tahun ke depan, rumus yang digunakan adalah proyeksi
geometri sebagai berikut :
Pn = Po ( 1 + r ) n
Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh 2012
5
Dimana :
Pn
Po
r
n
= Jumlah penduduk proyeksi tahun ke-n
= Jumlah penduduk tahun terakhir sensus (2010)
= tingkat pertumbuhan (0,007)
= perubahan tahun (n – o)
Adapun gambaran kependudukan di Kota Sungai Penuh sampai lima (5) tahun ke depan ditampilkan melalui
tabel 2.3 sebagai berikut.
Tabel 2.3: Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk
Nama Kecamatan
Tahun
2012
Tingkat
Pertumbuhan
Jumlah KK
Tahun
2014
2016
2012
Tahun
2014
2016
2012
2014
2016
Kec. Pesisir Bukit
17.931
18.183
18.439
4.564
4.628
4.693
0,007
0,007
0,007
Kec. Hamparan Rawang
12.905
13.086
13.270
3.644
3.696
3.748
0,007
0,007
0,007
Kec. Sungai Penuh
35.560
36.059
36.566
8.873
8.998
9.124
0,007
0,007
0,007
Kec. Tanah Kampung
8.514
8.634
8.755
2.523
2.558
2.594
0,007
0,007
0,007
Kec. Kumun Debai
8.539
8.659
8.781
2.497
2.532
2.567
0,007
0,007
0,007
Sumber: BPS Kota Sungai Penuh 2012, Hasil Analisis
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah rumah tangga (KK) paling banyak terdapat di Kecamatan Sungai
Penuh, yang pada tahun 2016 diproyeksikan berjumlah sebanyak 9.124 KK. Hal ini menjadi data dasar dalam
proses kluster (clustering) dalam studi EHRA nantinya.
2.3
Keuangan dan Perekonomian Daerah
Gambaran keuangan dan perekonomian daerah diperlukan untuk mengetahui arsitektur keuangan dan
perekonomian suatu Kota/Kabupaten dalam mendukung pembangunan khususnya dalam sektor sanitasi serta
pola penyerapannya untuk kemudian digunakan dalam rangka mendukung pembiayaan sanitasi di masa yang
akan datang. Pada tabel 2.4 di bawah ini dapat dilihat realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kota Sungai Penuh pada lima (5) tahun terakhir sebagai berikut.
Tabel 2.4: Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir (dalam jutaan rupiah)
No
Anggaran
2008
2009
2010
2011
2012
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
A
Pendapatan
1
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
*
50
3.250
9.500
19.612
2
Dana Perimbangan (Transfer)
*
110.890
303.989
355.669
386.686
3
Lain-lain Pendapatan yang Sah
*
7500
21.383
31.672
39.212
Jumlah Pendapatan
*
118.440
328.622
396.841
445.480
B
Belanja
1
Belanja Tidak Langsung
*
69.312
184.207
219.598
229.977
2
Belanja Langsung
*
49.128
144.415
245.319
327.967
Jumlah Belanja
*
118.440
328.622
464.917
557.944
Surplus/Defisit Anggaran
*
-
-
68.077
112.463
Ket: * Belum terbentuk Kota Sungai Penuh
Sumber: http://www.djpk.depkeu.go.id/datadjpk/131/
Pada tabel di atas untuk tahun 2008 belum ada terdapat karena Kota Sungai Penuh baru terbentuk pada akhir
tahun 2008. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa setiap tahunnya realisasi APBD Kota Sungai Penuh meningkat
dan unsur pendapatan banyak diperoleh dari dana perimbangan.
Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh 2012
6
Berkenaan dengan sanitasi, pada tabel 2.5 berikut ini dapat dilihat ringkasan anggaran sanitasi dan belanja
modal sanitasi per penduduk dalam lima (5) tahun terakhir Kota Sungai penuh sebagai berikut.
Tabel 2.5: Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir
No
Subsektor/SKPD
2008
2009
2010
2011
2012
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
A
1
2
3
4
B
C
Air Limbah
DPU Pengairan
PU-CK
KLH
Kimtaru
Persampahan
Drainase
Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi,
D
komunikasi, pendampingan)
E
Total Belanja Modal Sanitasi (A s/d D)
F
Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD
murni (bukan pendamping)
G
Total Belanja APBD
H
Proporsi Belanja Modal Sanitasi
terhadap Belanja Total (9:10x100%)
I
Jumlah penduduk
J
Belanja Modal Sanitasi per penduduk
(E:I)
Ket: belanja modal (investasi baru dan pemeliharaan)
Sumber:…..
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Berdasarkan tabel di atas dapat disaksikan bahwa dalam 5 tahun terakhir alokasi anggaran dan belanja modal
sanitasi di Kota Sungai Penuh ... Ini menunjukkan bahwa penataan sanitasi terus mendapat perhatian ...
Adapun berkenaan dengan indeks ruang fiskal, hal ini merupakan salah satu faktor penting lainnya untuk melihat
kondisi keuangan dan perekonomian suatu daerah. Kapasitas fiskal ini memberi gambaran kemampuan
keuangan suatu daerah yang dicerminkan melalui penerimaan umum APBD (tidak termasuk dana alokasi
khusus, dana darurat, dana pinjaman lama, dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk
membiayai pengeluaran tertentu) untuk membiayai tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan
dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin. Data mengenai ruang fiskal Kota Sungai Penuh dapat dilihat pada
tabel 2.6 di bawah ini.
Tabel 2.6: Data mengenai ruang fiskal Kota Sungai Penuh 5 tahun terakhir
Tahun
Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah
(IRFD)
2008
*
2009
*
2010
0,582
2011
1,673
2012
5,9088
Ket: * Belum ada data
Sumber: http://www.djpk.depkeu.go.id
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indeks ruang fiskal Kota Sungai penuh terus meningkat. Dari mulai
yang rendah pada saat awal tahun pembentukannya, hingga di tahun 2012 sudah sampai pada indeks sangat
tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan daerah terus mengalami peningkatan. Terkait
perekonomian umum daerah pada lima (5) tahun terakhir, tabel 2.7 akan memperlihatkannya sebagai berikut.
Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh 2012
7
Tabel 2.7: Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir (dalam milyar)
No
Deskripsi
(a)
2008
2009
2010
2011
2012
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
518,62
549,89
(b)
*
4
PDRB harga konstan (struktur
perekonomian) (Rp.)
Pendapatan Perkapita
Kabupaten/Kota (Rp.)
Upah Minimum Regional
Kabupaten/Kota (Rp.)
Inflasi (%)
5
Pertumbuhan Ekonomi (%)
*
1
2
3
*
*
*
6,30
6,4
6,5
6,5 – 7,00
Sumber:…..
2.4
Tata Ruang Wilayah
Kebijakan penataan ruang Kota Sungai Penuh terdiri dari kebijakan struktur ruang dan pola ruang. Kebijakan
struktur ruang diarahkan untuk mewujudkan Kota Sungai Penuh sebagai pusat pelayanan pendidikan,
perdagangan dan jasa serta pariwisata berskala regional. Sedangkan kebijakan pola ruang dimaksudkan untuk
mempertahankan dan mengendalikan Kota Sungai Penuh sebagai Kota yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan. Adapun gambaran tentang rencana pusat-pusat pelayanan dan pola ruang Kota Sungai Penuh
dapat dilihat dalam peta 2.2 dan peta 2.3.
Peta 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Sungai Penuh 2012 – 2032
Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh 2012
8
Peta 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Kota Sungai Penuh 2012 - 2032
Dalam rencana penataan ruang, salah satu faktor yang diantisipasi adalah potensi kegempaan. Terdapat tiga (3)
bencana alam yang diantisipasi dalam rencana penataan ruang Kota Sungai penuh yaitu; gerakan tanah
(longsor), banjir bandang dan gempa bumi.
 Potensi gerakan tanah tinggi (longsor) menempati bentang alam perbukitan dan pegunungan batuan
sedimen, batuan gunung api, dan batuan terobosan dengan kemiringan lereng sangat terjal lebih dari
30 %. Wilayah ini nampak sebagai gerakan tanah lama atau tempat berakumulasinya material tanah
pelapukan, yang bilamana terjadi perubahan terhadap kondisi eksisting medan dapat memicu terjadinya
gerakan tanah baru. Potensi gerakan tanah tinggi ini banyak dijumpai di sekitar tepian jalan raya Sungai
Penuh menuju Tapan, kondisi kemiringan lereng yang sangat terjal hingga tegak dan pengaruh dari
struktur geologi berupa patahan. Jenis gerakan tanah yang terjadi adalah longsoran bahan rombakan,
runtuhan batu dan aliran tanah yang mempengaruhi terhadap lahan yang ada di bagian bawahnya
seperti pertanian, perumahan dan infrastruktur jalan raya.
 Banjir bandang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama di bagian hulu Daerah
Aliran Sungai Batang Bungkal dan Sungai Ampuh yang bersatu masuk kedalam badan air Sungai
Batang Bungkal. Peresapan air hujan di bagian hulu tersebut kurang baik sehingga air langsung
mengalir ke bagian daerah aliran sungai di sekitarnya yang langsung mengalir masuk ke Sungai
batang Bungkal yang melintasi Kota Sungai Penuh. Hal ini berpotensi menimbulkan dampak negatif
terhadap bangunan fisik, jembatan, bangunan rumah yang berada di sekitar tepian sungai batang
bungkal.
 Gempa bumi; berdasarkan peta seimotektonik, daerah Sungai Penuh dan sekitarnya pada umumnya
termasuk zona gempa berskala V, VI, dan VII MMI. Wilayah yang dibentuk oleh bentangan alam
perbukitan dan pegunungan mempunyai intensitas gempa maksimum V skala MMI, percepatan
horizontal 60 - 70 gal (permukaan/100 tahun), pergeseran tanah permukaan 0,5 sampai 1 meter
dengan periode predominan 0,5 hingga 1 detik. Wilayah yang disusun dengan tanah residu yang
membentuk endapan kolovial dan endapan alluvium sungai dan rawa mempunyai intensitas gempa
maksimum VI hingga VII skala MMI, percepatan horizontal 100 gal (permukaan/100 tahun) dengan
periode predominan 0,2 hingga 0,5 detik.
2.5
Sosial dan Budaya
Salah satu visi daripada Kota Sungai Penuh dalam lima (5) tahun ke depan adalah menjadi yang terdepan
dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu sektor pendidikan menjadi salah satu hal yang terus ditingkatkan oleh
Pemerintah Kota. Pada saat ini fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh Kota Sungai Penuh adalah sebagai berikut.
Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh 2012
9
Tabel 2.8: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kota Sungai Penuh
Jumlah Sarana Pendidikan
Nama Kecamatan
Umum
SD
SLTP
SMA
Kec. Pesisir Bukit
12
3
Kec. Hamparan rawang
11
1
2
Kec. Sungai Penuh
30
6
6
Kec. Tanah Kampung
10
1
Kec. Kumun Debai
10
1
Sumber:Bappeda Kota Sungai penuh dan Departemen Agama
SMK
2
1
2
Agama
MTs
MI
1
1
3
1
1
1
1
1
-
MA
1
1
1
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa sebaran fasilitas pendidikan di Kota Sungai Penuh masih banyak
tertumpu di Kecamatan Sungai Penuh. Hal tersebut turut menjadi perhatian Pemerintah Kota untuk memperbaiki
sebaran fasilitas pendidikan sesuai kebutuhan Kecamatan-Kecamatan. Terkait sanitasi, hal ini menjadi perhatian
penting khususnya dalam penanganan air limbah dan persampahan agar dapat mendukung visi Sungai penuh
terdepan dalam pendidikan.
Penanganan kemiskinan turut juga menjadi perhatian vital bagi Pemerintah Kota Sungai penuh. Hal ini
diindikasikan dengan terus menurunnya tingkat kemiskinan Kota Sungai Penuh. Pada akhir tahun 2011 kondisi
kemiskinan penduduk di Kota Sungai Penuh dapat dilihat melalui tabel 2.9 sebagai berikut.
Tabel 2.9: Jumlah penduduk miskin per kecamatan di Kota Sungai Penuh
Nama Kecamatan
Kec. Pesisir Bukit
Kec. Hamparan Rawang
Kec. Sungai Penuh
Kec. Tanah Kampung
Kec. Kumun Debai
Sumber:Dinas PMD, 2011
Jumlah keluarga miskin (KK)
1.359
340
273
278
230
Dari tabel di atas terlihat bahwa Kecamata Pesisir Bukit merupakan wilayah yang penduduk miskinnya masih
terbanyak. Hal ini menjadi salah satu dasar acuan dalam pemilihan lokasi percepatan sanitasi nantinya.
Tabel 2.10: Jumlah rumah per kecamatan di Kota Sungai Penuh
Nama Kecamatan
Kec. Pesisir Bukit
Kec. Hamparan Rawang
Kec. Sungai Penuh
Kec. Tanah Kampung
Kec. Kumun Debai
Sumber:…..
2.6
Jumlah Rumah
Kelembagaan Pemerintah Daerah
Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh 2012
10
Download