38 Jurnal JIBEKA Volume 8 No 1 Februari 2014 MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT (MANAJEMEN PENGETAHUAN). Meva Tri Kumala Dewi Alumni Universitas Ma Chung ABSTRAK Di dalam pesaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu tahu bagaimana untuk memanfaatkan pengetahuan yang ada di dalam organisasi perusahaan mereka seperti yang terdapat di seluruh jajaran manajemen untuk dapat meningkatkan keuntungan kompetitifnya di pasar. Manajemen pengetahuan adalah sebuah cabang ilmu yang menyajikan pendekatan terintegrasi dalam mengidentifikasi, menangkap, mengevaluasi, mengambil dan membagikan semua hal dari aset informasi sebuah perusahaan. Aset ini meliputi database, dokumen, kebijakan, prosedur dan keahlian yang belum sempat ditangkap juga pengalaman di masing-masing pekerja sebagai individu. Ada dua jenis pengetahuan yaitu pengetahun tacit dan eksplisit. Manajemen pengetahuan memiliki banyak manfaat buat perusahaan sehingga sudah ada banyak studi mengenai sumber pengetahuan, bagaimana model manajemen pengetahuan dibentuk dan beberapa pendekatan yang dipakai ketika mengimplementasikannya: yaitu pendekatan teknologi, manusia dan media massa. Kata-kata kunci: manajemen, pengetahuan, keunggulan kompetitif ABSTRACT In a getting tighter competition, the companies need to know how to transform the knowledge had by their company organization as what had by the management to increase their competitive advantage in the market. Knowledge management is a discipline that promotes an integrated approach to identifying, capturing, evaluating, retrieving, and sharing all of an enterprise's information assets. These assets may include databases, documents, policies, procedures, and previously un-captured expertise and experience in individual workers. There are two kind of knowledge: tacit and explicit knowledge. Knowledge management has many benefits for company that there are many studies about the knowledge source, how knowledge management model built and some approaches available when implementing it have been conducted such as technology approach, human approach and mass media approach. Keywords: management, knowledge, competitive advantage PENDAHULUAN Sebagian besar manusia selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dari generasi mendatangnya dengan menceritakan pemikiran, penemuan dan pengalaman mereka ditambah dengan riset-riset terbaru sehingga menciptakan generasi baru yang semakin berkemampuan dan berpengtahuan. Di dalam pesaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu tahu bagaimana untuk memanfaatkan pengetahuan yang ada di dalam organisasi perusahaan mereka seperti yang terdapat di seluruh jajaran manajemen untuk dapat meningkatkan keuntungan kompetitifnya di pasar. Di dalam era pengetahuan seperti sekarang ini, diperlukan ilmu untuk meningkatkan dan mengelola informasi dengan baik dan tepat. Organisasi perusahaan dapat memanfaatkan teknologi untuk merubah data guna meningkatkan daya saing perusahaan. Kebutuhan perusahaan terhadap knowledge management (manajemen pengetahuan) telah ditekankan oleh Nonaka dan Takeuchi (1995) yang mengatakan bahwa “Di dalam ekonomi ketika satu-satunya hal yang pasti adalah ketidakpastian, satu sumber yang pasti untuk membuat keuntungan kompetitif yang bertahan lama adalah pengetahuan. Perusahaan yang sukses adalah mereka yang mampu untuk menciptakan pengetahuan baru, menyalurkannya kepada semua individu di organisasi dan secara cepat menfaatkannya untuk menciptakan produk dan teknologi baru. DEFINISI Manajemen pengetahuan adalah sebuah cabang ilmu yang menyajikan pendekatan terintegrasi dalam mengidentifikasi, menangkap, mengevaluasi, mengambil dan membagikan semua hal dari aset informasi sebuah perusahaan. Aset ini meliputi database, dokumen, kebijakan, prosedur dan keahlian yang belum sempat ditangkap juga pengalaman di masing-masing pekerja sebagai individu. (Duhon, 1998) di dalam suatu organisasi, diperlukan adanya suatu teknik, mekanisme atau Meva Tri Kumala Dewi 39 bahkan software yang dapat digunakan untuk mengolah informasi menjadi pengetahuan individu dan kemudian dapat diorganisir menjadi pengetahuan perusahaan, inti dari manajemen pengetahuan adalah untuk menjamin bahwa semua informasi dapat semaksimal mungkin menghasilkan manfaat bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang berharga dan aset informasi akan sia-sia kecuali manajemen mengelola secara terbuka dengan menerima dan mendukung pengumpulan, pengaturan, perubahan, penyimpanan dan penyaluran dari pengetahuan itu. Ketika membahas mengenai manajemen pengetahuan, ada dua jenis pengetahuan yang menjadi penting untuk dipahami definisinya, yaitu tacit (implisit) dan eksplisit. Perbedaan antara pengetahuan tacit dan eksplisit dapat dijelaskan dengan tabel di bawah ini. Tabel 1: Perbedaan Pengetahuan Tacit dan Eksplisit Tacit Knowledge Knowledge experience (body skill) Simultaneous knowledge (here and now) Analog knowledge (practice) Explicit Knowledge Knowledge of rationality (mind) Sequential knowledge (there and then) Digital knowledge (theory) Sumber: Nonaka dan Takeuchi (1995: 61) Bedasarkan tabel di atas, dapat dipahami bahwa tacit merupakan pengalaman seseorang sedangkan eksplisit mengarah pada hal yang bersifat rasional. Tacit adalah pengalaman yang didapat dari hal-hal yang dekat di saat ini, pengalaman tersebut bersifat akumulatif sedangkan eksplisit adalah pengetahuan yang terpisah-pisah dan bersifat prediktif. Tacit adalah pengetahuan yang dapat dipraktekkan sedangkan eksplisit merupakan teori tentang sesuatu. Kesimpulannya adalah bahwa pengetahuan bersifat tacit tidak bisa dengan mudah dipindahkan dari satu orang ke orang yang lain sedangkan pengetahuan eksplisit lebih mudah disalurkan karena mudah untuk didokumentasikan. Pengetahuan bersifat tacit contohnya adalah keahlian mengemudi sedangkan pengetahuan eksplisit contohnya adalah rumus-rumus dan aturan. Menurut Davenport (1998) Knowledge dibagi menjadi dua jenis yaitu Explicit Knowledge dan Tacit Knowledge, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Explicit Knowledge Adalah sesuatu yang dapat diekspresikan dengan kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk ilmiah, spesifikasi, manual, dan sebagainya. pengetahuan jenis ini dapat diteruskan dari satu individu ke individu lainnya secara formal dan sistematis. 2. Tacit Knowledge Adalah pengetahuan dari para pakar, baik individu maupun masyarakat, serta pengalaman mereka. Tacit Knowledge bersifat sangat personal dan sulit diformulasikan sehingga membuatnya sangat sulit dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain. Perasaan pribadi, intuisi, bahasa tubuh, pengalaman fisik, serta petunjuk teknis (rule of thumbs) termasuk dalam jenis tacit knowledge. KONVERSI PENGETAHUAN Nonaka dan Takeuchi (1995) mengemukan bahwa kesuksesan di perusahaan Jepang sangat dipengaruhi oleh kesuksesan perusahaan tersebut menerapkan managemen pengetahuan didalamnya, dalam proses transformasinya, Nonak dan Takeuchi (1995) membagi model konversi pengetahuan menjadi 4 cara, yaitu sebagai berikut: 1. Tacit knowledge ke Eksplisit knowledge, selanjutnya proses ini disebut Eksternalization 2. Tacit knowledge ke Tacit knowledge, selanjutnya proses ini disebut Sosialization 3. Eksplisit knowledge ke Eksplisit knowledge, selanjutnya proses ini disebut Combination 4. Eksplisit knowledge ke Tacit knowledge, selanjutnya proses ini disebut Interlization MANFAAT MANAJEMEN PENGETAHUAN Ada beberapa alasan kuat mengapa manajemen pengetahuan menjadi penting untuk diterapkan, khususnya di perusahaan. Manajemen pengetahuan dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Alasan pertama, kegiatan penting perusahaan berhubungan dekat dengan manajemen pengetahuan. Perusahaan harus membuat keputusan, menghasilkan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan memberikan layanan pada pelanggan, semuanya membutuhkan pengetahuan. Beberapa hasil penelitian sudah menghasilkan fakta bahwa perusahaan bisa bertahan lama bukan karena ukuran perusahaan dan keberuntungan, namun karena kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di lingkungannnya, kemampuan untuk melakukan inovasi dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan, semua itu tergantung pada manajemen pengetahuan yang dimiliki 40 perusahaan tersebut. (Sangkala, 2007:3). Alasan kedua adalah perubahan orientasi perusahaan yang memandang sumber daya perusahaan sebagai faktor produksi, hal ini mengakibatkan bahwa manusia tidak lagi dipandang dari sisi fisik melainkan sebagai kualitas pikiran atau kualitas pengetahuan. (Sangkala, 2007:310) Menurut Oracle (2011), manajemen pengetahuan mempunyai 5 manfaat yang sangat penting untuk pelayanan konsumen di perusahaan yaitu 1. Mengurangi waktu riset Sebuah sistem manajemen pengetahuan dapat mempermudah perusahaan melakukan penyaringan terhadap informasi-informasi yang tidak berkaitan dengan penyelesaian masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Kini perusahaan tidak perlu harus menggunakan dana yang besar untuk menjawab semua pertanyaan yang sebenarnya sudah ada jawabannya, perusahaan hanya perlu menyediakan saluran informasi yang banyak dari berbagai macam sumber yang bonafit ke dalam perusahaannya. Perusahaan juga akan dapat meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dengan menyediaka dokumen-dokumen yang relevan dan terbaru sehingga proses penyaluran pengetahuan kepada konsumen terkait dengan produk yang dibelinya tidak membuat konsumen menjadi frustasi. 2. Meningkatkan akurasi resolusi Dalam cara yang konvensional, perusahaan hanya bisa menjawab apa, bagaimana dan opsi apa yang dapat dipakai untuk membenahi produknya secara terpisah, itu hanya akan menghasilkan ratusan jawaban yang tidak relevan dengan masalah yang diteliti. Sebuah solusi manajemen pengetahuan mengerti kebutuhan terpenting konsumen. 3. Mengurangi waktu training Pelatihan untuk pegawai sangat penting untuk dapat meningkatkan kualitas layanan yang berujung pada peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen, namun pelatihan tidaklah murah sehingga pegawai tidak seharusnya hanya diajari mengenai produk perusahaan namun juga bagaimana cara untuk mengakses informasi. 4. Mengelola volume penjualan yang semakin meningkat Manajemen pengetahuan bisa membantu pegawai untuk lebih efisien dalam menangani volume penjualan yang semakin meningkat. Dengan adanya manajemen Jurnal JIBEKA Volume 8 No 1 Februari 2014 pengetahuan yang baik, agen yang kurang berpengalaman bisa belajar dari pengetahuan institusi. Ini bisa menghemat waktu untuk agen tersebut karena mereka tidak perlu melakukan riset untuk menjawab semua ketidaktahuan mereka. 5. Menciptakan wawasan seputar pelayanan Keuntungan yang didapat perusahaan ketika menerapkan manajemen pengetahuan adalah wawasan yang luas. Perusahaan juga bisa melakukan penyaringan terhadap sumber-sumber informasi yang tidak dikehendaki. Manajemen pengetahuan juga bisa menyediakan kumpulan informasi mengenai masalah-masalah perusahaan yang didapat dari forum-forum diskusi. Sedangkan menurut Davidson dan Philip (2003), manajemen pengetahuan memiliki 4 fungsi pokok di dalam perusahaan: 1. Identifikasi aset yang kunci dari pengetahuan yang ada di dalam perusahaan 2. Merefleksikan apa yang organisasi tahu 3. Saling berbagi pengetahuan kepada siapapun yang membutuhkannya 4. Menerapkan penggunaan pengetahuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan Manajemen Pengetahuan adalah kegiatan strategis yang menambahkan nilai sehingga dengan demikian, ada hubungan erat antara manajemen pengetahuan dan rencana strategis organisasi yang menjamin bahwa manajemen pengetahuan berkontribusi terhadap profitabilitas dan keunggulan strategis perusahaan. (Duffy 2000). Sedangkan Walters, Haliday dan Glaser (2002) menyatakan bahwa manajemen pengetahuan dalam operasi strategis memungkinkan suatu organisasi (atau kumpulan dari organisasi) untuk membuat keputusan yang lebih efektif tentang bagaimana untuk menstruktur operasi-operasi rantai nilai demi memaksimalkan kepuasan pelanggan. Pentingnya manajemen pengetahuan untuk manajemen rantai nilai (organisasi virtual) juga ditekankan oleh Blumentritt dan Johnston (1999, p. 287) yang menyatakan bahwa "kemampuan untuk mengidentifikasi, menemukan, dan menyampaikan informasi dan pengetahuan untuk aplikasi yang berharga adalah mengubah industri yang ada dan memfasilitasi munculnya industri yang sama sekali baru ". SUMBER PENGETAHUAN Ada 6 cara bagaimana perusahaan dapat meningkatkan persediaan knowledge sehingga tidak habis (Davenport dan Laurence, Meva Tri Kumala Dewi 1998). Hal ini diperlukan karena tanpa adanya pengetahuan, sulit bagi suatu perusahaan untuk beradaptasi apalagi bersaing di pasar mengingat para kompetitor selalu berusaha untuk tidak tertinggal oleh informasi-informasi terbaru. 1. Acquisition, mendapatkan pengetahuan yang tidak terlalu penting namun bermanfaat dapat kita peroleh dengan membeli atau meniru ide. 2. Renting, menyewa konsultan untuk bisa memperoleh informasi yang bermafaat bagi perusahaan, hal ini tidak buruk karena termasuk dalam biaya variabel mengingat bahwa konsultan akan menjamin kemajuan perusahaan. 3. Dedicated resource, menciptakan knowledge dengan cara menyiapkan sumber daya khusus untuk mendapatkan pengetahuan tersebut. 4. Fusion, mendapatkan pengetahuan dengan cara menggabungkan nilai, ide dan keahlian dari berbagai divisi sehingga mendapatkan ide yang inovatif buat perusahaan. 5. Adaption, melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi, dimana perubaha tersebut memicu pembentukan pengetahuan, perusahaan bisa saja membutuhkan ancaman eksternal untuk dapat menyadari potensi yang mereka miliki. 6. Networks, jaringan bentukan dan jaringan informal dalam organisasi sering kali menjadi sumber kekuatan pembentukan pengetahuan. Pengetahuan tidak hanya terbentuk dari batasan studi ilmu namun juga pada batasan struktur formal suatu organisasi. (Davenport dan Laurence, 1998). CARA MENENTUKAN STRATEGI MANAGEMEN PENGETAHUAN Pendekatan yang bagus untuk mengidentifikasi apa strategi knowledge management yang cocok untuk suatu perusahaan diusulkan oleh Michael Zack (Zack, 1999). Dia mengusulkan kerangka kerja yang membantu organisasi membentuk hubungan eksplisit antara situasi kompetitif dan strategi manajemen pengetahuan untuk membantu organisasi mempertahankan dan membangun keunggulan kompetitif. Dia menjelaskan bahwa setiap organisasi akan menemukan link yang unik antara pengetahuan dan strategi, pengetahuan kompetitif tersebut dapat diklasifikasikan pada skala inovasi yang relatif terhadap seluruh industri sebagai: core, advanced or innovative 41 1. Core knowledge adalah pengetahuan tingkat dasar yang dibutuhkan oleh semua anggota industri tertentu. Ini tidak mewakili keunggulan kompetitif, tetapi hanya pengetahuan yang dibutuhkan untuk dapat berfungsi di sektor atau industry tertentu. 2. Advanced knowledge memberikan organisasi keunggulan kompetitif. Ini adalah pengetahuan khusus yang membedakan suatu perusahaan dari para pesaingnya, baik dengan mengetahui lebih dari pesaing atau dengan menerapkan pengetahuan dengan cara yang berbeda. 3. Innovative knowledge adalah pengetahuan yang memungkinkan perusahaan untuk menjadi pemimpin pasar. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengubah cara bekerja dan merupakan faktor pembeda yang signifikan dari organisasi lain. Setelah mengidentifikasi posisi kompetitif pengetahuan organisasi, pendekatan Zack menggunakan analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) untuk mengidentifikasi kesenjangan strategis dalam pengetahuan organisasi. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi di mana dia memiliki pengetahuan yang dapat dieksploitasi dan di mana perlu untuk mengembangkan pengetahuan untuk mempertahankan atau menumbuhkan posisi kompetitifnya. Hal ini dicapai dengan menganalisis posisi pengetahuan organisasi dalam dua dimensi: Exploration vs. Exploitation Hal ini mengenai sejauh mana organisasi perlu meningkatkan pengetahuan di daerah tertentu vs adanya kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya pengetahuan yang ada tapi di bawah sumber daya pengetahuan yang dieksploitasi. Internal vs. External Knowledge Hal ini mengacu pada apakah pengetahuan di dalam atau di luar organisasi. Beberapa organisasi yang lebih berorientasi pada eksternal, mencari di publikasi, universitas, konsultan, pelanggan sedangkan yang lebih berorientasi pada internal, membangun pengetahuan dan pengalaman yang unik dan sulit ditiru oleh para pesaing. Setalah menempatkan dua dimensi bersama-sama, Zack menjelaskan organisasi yang lebih eksploitatif pada pengetahuan internal sebagai perusahaan yang memiliki strategi manajemen pengetahuan yang "Konservatif" sementara mereka yang lebih inovatif (menjelajahi pengetahuan eksternal) memiliki lebih strategi pengetahuan yang "Agresif". Namun dia menunjukkan bahwa 42 Jurnal JIBEKA Volume 8 No 1 Februari 2014 strategi manajemen pengetahuan tidak dapat dibuat tanpa mengacu pada pesaing. Dengan demikian, beberapa industri (di mana pengetahuan berubah lebih cepat) cenderung merupakan perusahaan yang lebih agresif, sementara perusahaan lain umumnya lebih konservatif. PIHAK PENGGUNA MANAJEMEN PENGETAHUAN 1. Database Users: Dari pengguna kelas bisnis hingga masyarakat umum, pengguna database akan menikmati interaksi tingkat baru dengan sistem manajemen pengetahuan, termasuk pengetahuan justin-time yang memberikan informasi relevan yang tepat terhadap permintaan dan sesuai dengan konteks. Dalam kompleksitas yang lebih tinggi, sistem yang pintar akan menerjemahkan untuk kegunaan yang optimal dan sedikit waktu yang dihabiskan untuk mencari informasi yang relevan. Sebagai contoh, analis data akan menikmati akses sederhana dan alat yang lebih kuat untuk eksploitasi data. Penggunaan basis pengetahuan dapat mengurangi biaya layanan pelanggan dengan memberikan pelanggan akses yang mudah ke layanan mandiri 24/7 melalui sistem cerdas yang mengurangi kebutuhan untuk menghubungi layanan pelanggan atau staf teknis pendukung. Pengguna database bahkan mungkin menciptakan pengetahuan yang sesuai dengan keinginan pribadi setiap konsumen. 2. Database Developer: Desain dan pengembangan sistem berbasis pengetahuan akan jauh lebih kompleks daripada metode pengembangan database saat ini. Pengembang harus mempertimbangkan arsitektur teknis keseluruhan dari korporasi untuk memastikan interoperabilitas mulus. Penggunaan metadata dan metode standar juga akan memfasilitasi interoperabilitas baik intra-perusahaan dan antar-perusahaan. Mengefektifkan penyimpanan fisik dan pilihan platform sama-sama lebih kompleks. Kedua pengembang basis pengetahuan dan administrator harus memahami peran basis pengetahuan dalam sistem knowledge management secara keseluruhan. 3. Database Administrator: Database Administrator akan berkembang menjadi Manajer Pengetahuan. Basis pengetahuan akan menyimpan dan dipelihara oleh memori perusahaan dan Manajer 4. Pengetahuan akan menjadi penjaga gerbang pengetahuan perusahaan. Garis antara peran teknis seperti Web Developer, Analis Data atau Administrator Sistem akan kabur karena sistem ini menggabungkan mereka semua ke dalam dan tumpang tindih dengan sistem knowledge management. Administrasi database akan perlu memiliki beberapa pengetahuan tentang masingmasing disiplin ilmu. General Public: Bahkan jika mereka tidak berinteraksi secara langsung dengan basis pengetahuan, masyarakat umum akan mendapatkan keuntungan efek sekunder dari layanan pelanggan yang meningkat karena akses cepat ke informasi yang lebih akurat dari penyedia layanan. MODEL MANAJEMEN PENGETAHUAN Untuk membangun dasar yang kuat dalam pengembangan model manajemen pengetahuan praktis, pada bulan Gilbert J. B. Probst di tahun 1995 mendirikan forum Swiss untuk mempelajari organisasi dan manajemen pengetahuan di University of Jenewa. Forum ini adalah sebuah wadah bagi para praktisi yang menganggap pengetahuan sebagai sumber daya strategis dan alat untuk melindungi daya saing mereka. Salah satu kegiatan forum ini adalah membahas masalah yang berhubungan dengan pengetahuan seperti topic-topik mengenai strategi, pelatihan, dan jaringan pengetahuan global. Pada saat yang sama, mereka juga telah untuk mendefinisikan standar untuk sebuah konsep manajemen pengetahuan atau model yang akan bekerja dengan baik dalam prakteknya. Berikut ini adalah dasar aspek model tersebut: 1. Compatibility: Manajemen pengetahuan membutuhkan bahasa kesepakatan bersama yang cocok dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam organisasi, seperti Total Quality Management atau Business Process Reengineering. 2. Problem Orientation: Manajemen pengetahuan harus memberikan kontribusi solusi untuk masalah yang paling inti dalam suatu organisasi, tidak boleh dibiarkan tetap bersifat teoritis. Keberhasilan manajemen pengetahuan ditentukan oleh bergunanya pengetahuan yang ada terhadap praktekpraktek sebenarnya di lapangan. 3. Comprehensibility: Perusahaan harus memilih istilah dan ide-ide dari manajemen pengetahuan yang relevan dengan keberhasilan dan mudah dipahami oleh seluruh jajaran di perusahaan. Meva Tri Kumala Dewi 4. Action Orientation: Analisis di bidang manajemen pengetahuan harus memungkinkan manajer untuk mengevaluasi dampak instrumen mereka pada dasar pengetahuan organisasi dan harus mengarah pada tindakan yang tepat. 5. Appropriate Instruments: Tujuan akhir dari pengetahuan Konsep manajemen adalah untuk menyediakan berbagai instrumen. Namun keterampilan dalam menggunakan alat tersebut lebih penting daripada jenis alat yang digunakan. Sejumlah model manajemen pengetahuan dapat memenuhi standar di atas namun tidak ada satupun model manajemen pengetahuan yang paling benar, semuanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. (Probst, 1998). CONTOH PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PT ASTRA GRAPHIA TBK Penerapan manajemen pengetahuan di PT ASTRA GRAPHIA TBK (Yudhianto dan Kartawijaya, 2008) bisa menjadi contoh yang bagus, secara umum penerapan knowledge management di Astragrahia dilakukan dengan tiga pendekatan, yang pertama adalah pendekatan teknologi yaitu dengan menyediakan Network PC untuk semua. SAP (System, Application and Product in data processing) sebagai core business process dan e-Document Initiative. Kedua untuk pendekatan orang, setiap jumat pagi di perusahaan itu akan diadakan knowledge sharing forum yang dihadiri oleh semua jajaran, itu adalah kegiatan penyebaran dan pengembangan diri dari, oleh dan untuk karyawan. Uniknya, di dalam pertemuan itu tidak hanya pengetahuan yang dibagikan, melainkan juga pengalaman dan bahkan resensi dari suatu buku yang relevan untuk peningkatan kualitas di perusahaan itu. Dalam pendekatan orang ini, perusahaan juga menyediakan pelatihan. Ketiga, yaitu pendekatan media. Perusahaan menyediakan majalah, toner dan majalah yang terdapat di setiap lantai dan menampilkan kliping, koran, berita duka dan event khusus juga informasi keamanan. Penerapan manajemen pengetahuan di Astragrahia sebagian besar menerapkan software Xerox DocuShare yang merupakan software untuk manajemen dokumen. Selain itu perusahaan ini juga membangun aplikasi lain seperti Solution Online yang terkait dengan manajemen pengetahuan. Solution Online menyimpan data tentang suatu masalah dan solusi yang terkait dengan proses bisnis dan 43 pemanfaatan fasilitas informasi teknologi di perusahaan. Ketika perusahaan menghadapi masalah, software itu dapat membantu perusahaan untuk menemukan solusi yang lebih cepat secara mandiri. Kemudian pegawai dapat menambahkan masalah baru jika masalah yang dihadapi belum ada di database. Proses penyimpanan, pencarian dan perolehan kembali informasi dengan mudah merupakan ukuran kesuksesan implementasi knowledge management di Astragrahia. SHUFFLE MASTER Penerapan manajemen pengetahuan di perusahaan SHUFFLE MASTER juga bisa menjadi contoh yang bagus. (McCormick, 2007). Produsen besar dari mesin produksi otomatis ini sebelumnya mengandalkan pada penjualan terfragmentasi dan infrastruktur pemrosesan order yang membuat sulit bagi karyawan perusahaan untuk menemukan informasi bisnis yang terintegrasi dan dapat diandalkan. Misalnya, perkiraan penjualan diterbitkan beberapa kali setiap kuartal, tetapi nilai prediksi tersebut sulit untuk dipenuhi sebagai target penjualan karena proses peramalan yang lama dan keadaan pasar telah berubah ketika peramalan tersebut diterbitkan. Solusi mereka adalah dengan membangun sebuah portal yang dapat menarik data pada permintaan dengan lebih dari 60 database. PRATT & WHITNEY Perusahaan ini juga merupakan salah satu perusahaan di industry penerbangan yang telah menerapkan manajemen pengetahuan dengan baik (McCormick, 2007). Pesawat Pratt & Whitney secara rutin mengirimkan informasi tentang status dari setiap bagian pesawat mereka. Di daratan, perekam data di pabrik menangkap informasi ini dan membandingkannya dengan tingkat optimal untuk menjamin kesehatan yang sedang berlangsung dari operator seperti Delta Air Lines dan United Airlines, saluran data yang dibuat tersedia dalam sekejap melalui portal web. Perusahan yang tahu telah menemukan fakta bahwa portal-portal tersebut hanya berguna jika dapat memberikan apa yang diingingkan pengguna. PENUTUP Penerapan manajemen pengetahuan sangat penting untuk diterapkan di perusahaan untuk membantu mengolah segala sumber daya informasi yang ada menjadi pengetahuan yang bermanfaat guna meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Hingga sekarang, masih 44 banyak perusahaan yang belum sadar akan pentingnya pengelolaan informasi ini, mereka yang gagal memahami pentingnya manajemen pengetahuan akan menyadari itu sebagai tambahan beban bagi perusahaan, padahal itu akan sangat membantu perusahaan untuk menghemat waktu, dana dan tenaga untuk mencari solusi akan permasalahan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Penerapan managemen pengetahuan dapat memanfaatkan teknologi sistem informasi, media massa dan juga bisa dengan sosialiasi dan interaksi antar seluruh jajaran perusahaan. DAFTAR PUSTAKA 1. Blumentritt, R & Johnston, R 1999, 'Towards a strategy for knowledge management', Technology Analysis & Strategic Management, vol. 11, no. 3, p. 287-300. 2. Davenport, Thomas, H., and Laurence Prusak. 1998. Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know. Boston: Harvard Business School Press. 3. Davidson, Carl and Philip Voss. 2003. Knowledge Management: An Introduction to Creating Competitive Advantage from Intellectual Capital. New Delhi: Vision Book. 4. Duffy, J. 2000, 'Knowledge management: to be or not to be?' Information Management Journal, vol. 34, no. 1, p. 647. 5. Duhon, B. 1998. It's All in our Heads. Inform, September, 12 (8). 6. McCormick, J. 2007. 5 Big Companies That Got Knowledge Management Right. Cio Insight. Diambil pada tanggal 20 Februari 2013 dari http://www.cioinsight.com/c/a/CaseStudies/5-Big-Companies-That-GotKnowledge-Management-Right/1/. 7. Nonaka, I. & Takeuchi, H. (1995). The knowledge creating company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. New York: Oxford University Press. 8. Oracle Corporation. 2011. Management in Customer Service: Five Key Benefit of Knowledge. USA. 9. Probst, G. J. (1998). Practical Knowledge Management: A Model That Works. Prism. 17-29. 10. Sangkala, 2007, Knowledge Management, Jakarta: Rajawali Press. Jurnal JIBEKA Volume 8 No 1 Februari 2014 11. Walters, D, Halliday, M & Glaser, S 2002, 'Creating value in the "new economy". Management Decision, vol. 40, no. 7/8, p. 775-81. 12. Yudhianto, A.S,. & Kartawijaya, R. (2008). Penerapan Knowledge Management PT ASTRA GRAPHIA TBK. Jurnal Piranti Warta, 11 (2) 218-231. 13. Zack M.H., 1999, Developing a Knowledge Strategy, California Management Review, 41, 3, 125-145, Spring.