Multidisiplin MP: Era Industri VS Era Ekonomi Pengetahuan ERA Industri Era Ekonomi Pengetahuan -Aset Tangible (berwujud) -Aset Intangible -Tugas yang terpecah-pecah -Tugas yang menyeluruh -Pemasaran Masal -Produk Just In Time -Operasional yang efisien -Inovasi -Kontrol Manajemen -Sasaran -Pelatihan -Pembelajaran berkelanjutan Aktivitas Lama Aktivitas Baru -Rekruitment dan Seleksi -SDM yg Strategik dan Peraturan-peraturan -Desain pekerjaan dan Evaluasi -Manajemen Perubahan dan Transformasi -Penghargaan dan Tunjangan -Manajemen Pengetahuan -Kompensasi -Keberagaman -Tunjangan Sosial -Budaya Organisasi -Manajemen Kinerja -Benchmarking dan best Practice -Pensiun -Konsultan Internal -Staf Internasional -Menfasilitasi -Serikat Pekerja -Organisasi Pembelajar -Komunikasi Karyawan -Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan -Moral Karyawan -Pengembangan potensi2x yg tinggi -Penempatan Keluar -Kreativitas dan inovasi -Pengembangan SDM: Pelatihan dan – Pengembangan -SDM yg Global (Kompetensi) -Perencanaan Karir -Keberhasilan dlm Manajemen Kerja Ruang Lingkum MP: • Menurut Finerty (1997), manajemen pengetahuan memiliki ruang ringkup dua lapisan. Lapisan pertama adalah proses (process) meliputi utilization(menerapkan), storing(menceritakan), acquisition(mengakuisisi), distribution/sharing(membagi) dan creation(membuat). Lapisan kedua meliputi structure(Susunan), technology(otomatisasi), measurement(ukuran), organizational design(rancangan organisasi), leadership(kepemimpinan) dan culture(corak/budaya). Kedua lapisan tersebut terintegrasi membentuk ruang lingkup knowledge management. Proses Transfer Pengetahuan Proses ini terangkum dalam sebuah model (Akhmad Hidayatno, 2006) yaitu model SECI (Socialization, Externalization, Combination dan Internalization). Socialization adalah proses transfer informasi diantara individu dalam suatu organisasi dengan cara melalui proses percakapan. Dalam proses ini terjadi transfer dari tacit knowledge ke tacit knowledge. Externalization, yaitu transfer dari tacit knowledge ke dalam explicit knowledge. Misalnya:penulisan buku, jurnal, majalah dan lain-lain. Combination adalah transfer dari explicit knowledge ke explicit knowledge. Misalnya: merangkum buku, presentasi, laporan, dan dokumen rencana. Internalization adalah transfer dari explicit knowledge ke tacit knowledge. Misalnya: guru mengajar didalam kelas, simulasi,dan eksperimen. Tantangan Dalam Implementasi Manajemen Pengetahuan Perubahan budaya dari “knowledge is power (Pengetahuan adalah sumber kekuatan)” berubah menjadi “knowledge sharing is power (Berbagi pengetahuan adalah sumber kekuatan)” (Sykrme ,2003). Waktu yang dibutuhkan dalam menerapkan konsep manajemen pengetahuan Pengakuan organisasi dan sistem penghargaan kadangkala tidak cukup dalam memberikan pengakuan terhadap pengetahuan. Organisasi terbentur dengan kondisi financial. Terlalu berfokus pada proses yang detail daripada gambaran secara keseluruhan Ketakutan untuk belajar dari pihak luar organisasi Ketidakdisiplinan individu, sedangkan manajemen pengetahuan sangat menuntun adanya kedisiplinan dari individu yang menerapkan manajemen pengetahuan. Alasan Pentingnya Penerapan Manajemen Pengetahuan Terdapat beberapa alasan mengapa konsep manajemen pengetahuan mulai banyak diterapkan (Sykrme (2003): Globalisasi dan Persaingan , Banyak organisasi mulai bergantung pada pengetahuan untuk menciptakan keuntungan strategis organisasi. Restrukturisasi dan Perampingan (downsizing) , Tanpa sistem mekanisme yang efektif dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki karyawan yang berpengalaman dalam organisasi akan mengalami kerugian atau harus membayar lagi untuk pengetahuan yang sebenarnya telah dimiliki. Berbagi praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan , Organisasi-organisasi akan menghemat pengeluaran dalam setahun dengan mengambil pengetahuan dari karyawan-karyawan terbaik kemudian diterapkan ditempat lain pada situasi yang sama. Inovasi yang berhasil , Organisasi-organisasi yang menerapkan manajemen pengetahuan telah menemukan bahwa melalui jaringan pengetahuan, organisasi dapat menciptakan produk dan layanan baru yang lebih baik serta lebih cepat. Manajemen Pengetahuan Sebagai Fondasi Learning Organization Adanya perubahan paradigma, Tjakaraatmadja dan Lantu (2006) mendefinisikan “era pengetahuan sebagai suatu zaman dimana faktor dominan yang dimiliki manusia dan dibutuhkan untuk mengelola sistem kerja adalah kualitas pikiran (knowledge content) yang digunakan dan dinternalisasikan pada setiap proses produksi yang akhirnya diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa”. # fasilitas fisik Tingkat kualitas pengetahuan (kreativitas, inovasi, dan pengetahuan). Learning organization memiliki makna kemampuan organisasi dalam menciptakan, mengumpulkan, memperoleh, memanfaatkan, dan menstransfer pengetahuan, serta memodifikasi perilaku untuk merefleksikan pengetahuan dan pandangan baru. Learning organization mencakup lima aktivitas penting yang menunjukkan kemampuan organisasi dalam membangun dan mengembangkan sumber daya berbasis pengetahuan yaitu(Garvin, 1998): 1. Pemecahan masalah secara sistematis, 2. Penggunaan pendekatan dalam proses pembelajaran organisasional, 3. Belajar dari pengalaman masa lalu, 4. Pembelajaran dari pengalaman dan praktekpraktek dari pihak lain, dan 5. Transfer pengetahuan secara tepat dan efisien melalui organisasi learning organization menuntut SDM yang memiliki kompetensi global (baik dalam hal kompetensi manajerial, kompetensi fungsional, kompetensi intelektual, kompetensi profesi, dan kompetensi perilaku), tetapi juga SDM yang etis dan kreatif yang memiliki basis pengetahuan. #Faktor penting dalam kompetisi berbasis Pengetahuan yaitu: Mengelola intelektualitas SDM dan mengubahnya dalam produk dan jasa yang berguna. 4 langkah agar MP berdaya strategis(Davenport .et.al (1998)): 1. Pengetahuan dapat disimpan: mudah ditelusuri dan dimanfaatkan. 2. Pengetahuan mudah diakses:fasilitas aturan2x dan prosedur2x. 3. Peningkatan pengetahuan didukung oleh organisasi:penghargaan bagi anggota organisasi berupa kompensasi maupun promosi. 4. Mengelola pengetahuan sebagai aset: dapat diukur dengan cara inovasi dan learning. Bagaimana membuat sebuah MP? 1. Bangun infrastruktur dengan teknologi yang tepat . Teknologi yang tepat, bukan berarti teknologi yang digunakan adalah teknologi tinggi. Tepat berarti sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan usaha yang anda lakukan sekarang dan tidak membuang-buang biaya. 2. Bangun sebuah infrastruktur konseptual dengan tulang punggung kompetensi. Teknologi yang tepat juga tidak akan berguna apabila anda tidak mempunyai konsep atau visi yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Tulang punggung yang kompeten adalah orang-orang yang mempunyai ilmu, keahlian, pengalaman, kecepatan bertindak, dan bersosialisasi. 3. Buat suatu tempat penyimpanan dan hal-hal yang menyangkutnya. Tempat penyimpanan bisa saja berupa gudang, perpustakaan, arsip, database, file. Dan dibantu dengan alat-alat yang mempermudah pencarian. 4. Ciptakan standar tinggi untuk kualitas dan kegunaannya. organisasi harus membuat suatu aturan, yaitu hanya ilmu yang berguna sajalah yang akan disimpan di gudang pengetahuan organisasi, jangan sampai sampah informasi juga dimasukkan kedalamnya. Dan pastikanlah kalau aturan ini sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Siapa Saja Yang Terlibat dalam MP ? Sumber-sumber yang kompeten, dan digunakan untuk suatu Visi /tujuan demi kemajuan perusahaan. Apa Saja Yang Dibutuhkan untuk KM ? sumber daya manusia dan teknologi. Tanpa 2 hal ini tidak akan ada sebuah MP yang ada hanya knowledge individual. Strategi Organisasi Berbasis Pengetahuan Konsep SWOT (strenght,weakness,Opportunity and Threats) yang dikembangkan oleh PORTER pada tahun 1980. Strenght : Kekuatan Weaknesss: Kelemahan Opportunity: Peluang/kesempatan Threat: Ancaman Konsep diatas fokus pada kemampuan perusahaan menganalisa kekuatan lingkungan eksternal perusahaan. Pertanyaan: Asosisasikan model SWOT pada perusahaan Anda untuk memetakan kapabilitas dan sumberdaya pengetahuan dalam mengadopsi Manajemen Pengetahuan. • Terima Kasih…..