Journal of Islamic Education Management 132 ISSN: 2461-0674 Manajemen Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Islam Rusmaini Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang [email protected] Abstrak: Pendidikan Karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara serta membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan. Lembaga Pendidikan Islam sebagai suatu organisasi pendidikan bukan saja besar secara fisik, tetapi juga mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan membentuk akhlak al karimah peserta didiknya, tentunya memerlukan manajemen yang profesional. Implementasi manajemen pendidikan karakter di Lembaga Pendidikan Islam dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi dalam setiap bidang studi. Kata Kunci : Manajemen, Pendidikan Karakter, Lembaga Pendidikan Islam Abstract: Character Education teaches habitual ways of thinking and behavior that help individuals to live and work together as family, community, and state and help them to make responsible decisions. Islamic Education Institution as an educational organization not only big physically, but also carrying a big and noble mission to educate the life of the nation, and form morals al karimah learners, of course require professional management. Implementation of character education management in Islamic Educational Institutions starts from planning, organizing, implementation and evaluation in every field of study. Keywords: Education Management, Character Education, Islamic Education Institution iptek membawa dampak karakter/moral Pendahuluan Apa yang terjadi saat ini yang cukup berat apabila peng- merupakan pembuktian atas prediksi embangan iptek tidak dilandasi rasa para tanggung futurolog. lompatan iptek, Dengan lompatan- dunia semakin jawab, Dengan demikian, disatu pihak, semakin kompleks dan cenderung tidak iptek beraturan. unggulannya kemudahan adanya perusakan lingkungan dan peperangan. mengglobal dan realitas kehidupan Berbagai seperti semakin menampakkan dalam ke- memberikan manusia diperoleh berkat kemajuan fasilitas kemudahan untuk kehidupan iptek, namun dilain pihak kemajuan manusia, namun di lain pihak tengah El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147 133 terjadi benturan nilai-nilai kehidupan emosional, yang tidak terelakkan bahkan telah berdampak manusia kurang mampu menyeret manusia saat ini kepada krissi berpikir jernih, cenderung memandang multi dimensi. Krisis semacam ini, persoalan secara simplistik, dan pada apabila memiliki gilirannya menjadikan manusia sebagai ketahanan diri sekaligus fleksibelitas objek penderita iptek yang dikendali- diri kan oleh superioritas iptek. manusia dalam tidak menghadapi dampak- dampak dari lompatan-lompatan kemajuan iptek di luar dan spiritual akan Secara praktis, untuk mengatasi dirinya, kemungkinan terjadinya dehumanisasi .manusia dihadapkan pada berbagai yang diakibatkan oleh kemajuan iptek pilihan yang bersifat multi-dimensional terpulang pada persoalan pendidikan. yang Pendidikan sebagai sub-sistem sosial memerlukan kematangan moral/karakter dan intekltual. Manusia memiliki memerlukan intelektual mendayagunakan potensi manusia agar dalam mengkritisi berbagai wacana menjdi lebih baik dan lebih matang. pemikiran yang muncul ke permukaan. Apa saja yang harus dipersiapkan Manusia pendidikan dalam kematangan emosional untuk hidup antisipasi dampak kreatif dan kompetitif yang didasarkan kecenderungan atas jalinan sosial yang harmonis. Hal kebudayaan nasional ? ini kecerdasan memerlukan berarti manusia kematangan memerlukan memerlukan spiritual sebagai peran Hal sistem ini strategis dalam rangka meng- buruk dari perkembangan juga mempengaruhi pendidikan Lembaga Ada beberapa perwujudan ikatan transendental antara Pendidikan dirinya dengan Sang-Khaliq. Kriteria kecenderungan global yang berkaitan kematangan tersebut merupakan modal dengan tantangan pendidikan di masa terpenting dalam kini, yang perlu mendapat perhatian mengembangkan diri secara optimal, serius. Kalau dilihat secara fungsional terbuka paedagogis, masalah pendidikan utama bagi terhadap manusia perubahan, akan Islam. di tetapi selektif dalam memilih nilai-nilai yang dihadapi bangsa kehidupan. dewasa seimbangan Sebaliknya, antara ketidakintelektual, ini ialah Indonesia bagaimana menyiapkan generasi mudanya, agar Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674 134 memiliki kemampuan untuk dapat bersaing dan tidak tersesat dalam menjawab menghadapi kehidupan yang diwarnai segala tantangan yang mereka hadapi di kemudian hari. budaya Fenomena sosial yang akhirakhir ini muncul Karakter pengetahuan dan teknologi. mendorong Dari latar belakang di atas, untuk merumuskan pendidikan karakter dianggap menjadi Nasional Pembangunan pemerintah Kebijakan ilmu Bangsa. untuk membangun karakter Rencana bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Panjang point penting yang perlu mendapat Nasional tahun 2005 – 2025 (Undang- perhatian Lembaga Pendidkan Islam Undang Republik Indonesia Nomor 17 adalah bagaimana manajemen lembaga Tahun pendidikan Islam dalam membangun Pembangunan Dalam solusi Jangka 2007) menyatakan “.... terwujudnya karakter bangsa yang karakter peserta didik. tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, Dalam Undang-Undang sistem dan bermoral berdasarkan Pancasila, Pendidikan nasional (UUSPN) (2003, yang dicirikan dengan watak dan hlm,12), perilaku masyarakat bernama Madrasah Ibtidaiyah (MI) Indonesia yang beragam, beriman dan sejajar dengan Sekolah Dasar (SD), bertakwa kepada Tuhan Yang maha Madrasah Tsanawiyah (MTs) sejajar Esa, bertoleran, dengan Sekolah Menengah Pertama bergotong royong, berjiwa patriotik, (SMP, Madrasah Aliyah (MA) sejajar berkembang dinamis, dan berorientasi dengan sekolah Menengah Atas (SMA) iptek.” atau manusia berbudi dan luhur, Kelanjutan serta peningkatan mutu eksistensi bangsa dikemudian hari akan bergantung kepada pendidikan Sekolah Islam Menengah yang Kejuruan (SMK) dan disebut dengan lembaga Pendidikan Islam. Lembaga Pendidikan Islam kemampuan generasi muda. Persoalan sebagai suatu pokok adalah bukan saja besar secara fisik, tetapi bagaimana cara menyiapkan sumber juga mengemban misi yang besar dan daya tangguh, mulia untuk mencerdaskan kehidupan berkarakter, dan religius, yang mampu bangsa, dan membentuk akhlak al yang kita manusia hadapi yang organisasi pendidikan El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147 135 karimah peserta didiknya, tentunya organisasi yang telah ditetapkan. Millet memerlukan (1954) management in the process of manajemen yang profesional. directing and facilitating in the work of Para ahli memberikan batasan yang berbeda batasan achiave a desired goal. Balderton manajemen, karena itu tidaklah mudah (1957) management is stimulating, and memberikan arti yang universal yang directing of human effort to utilize dapat diterima semua orang. Ada effectively materials and facilities to beberapa pendapat para ahli yang attain an objective. Terry (1972) memberikan manajemen management is getting things done sebagai berikut (Asep Suryana dan throught the effort of other people. Suryadi 2009, hlm. 16). Encyclopedia Blanchard (2001:3) management as of working with and through individuals the tentang people organization informal group to definisi social management may sciences (1957) be defined as the and growth to accomplish process by which the execution of a organizational goals. Sudjana (2000:7) given purpose is put into operation and berpendapat : manajemen merupakan supervised. Rue dan Byars (1996:9) rangkaian berbagai kegiatan wajar yang management dilakukan is a process that seseorang berdasarkan invalesguiding or directional group of norma-norma yang telah ditetapkan people toward organizationl goals or dan dalam pelaksanaannya memiliki objectivitas. Hersey dan Blanchard hubungan dan saling keterkaitannya (1988:144) dengan manajemen merupakan lainnya. Hal tersebut suatu proses bagaimana pencapaian dilaksanakan oleh orang atau beberapa sasaran orang yang ada dalam organisasi dan organisasi kepemimpinan. manajemen perencanaan, Stoner merupakan melalui (1992:8) proses pengorganisasian, diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Manajemen sebagai suatu seni yang tercermin dalam pengarahan, dan pengawasan usaha- pengertian usaha para anggota organisasi dan American penggunaan sumber daya organisasi Engineers : Management is the art and lainnya science of organizing and directing agar mencapai tujuan yang Society dikemukakan of Mechanical Journal of Islamic Education Management 136 ISSN: 2461-0674 human effort applied to control the Sedangkan pendidikan dipandang forces utilize the materials of nature sebagai wahana untuk memanusiakan for the benefit of man. manusia terikat oleh dua misi penting, Berdasarkan pendapat tersebut di yaitu homonisasi dan humanisasi atas dapat disimpulkan manajemen (Rohmad merupakan kemampuan khusus yang proses dimiliki berkepentingan untuk memposisikan oleh seseorang untuk Mulyana:103). homonisasi, pendidikan melakukan suatu kegiatan baik secara manusia perseorangan ataupun bersama orang memiliki keserasian dengan habitat lain atau melalui orang lain dalam ekologinya. Manusia diarahkan untuk upaya mampu mencapai tujuan organisasi sebagai Sebagai makhluk memenuhi yang kebutuhan- secara produktif, efektif dan efisien. kebutuhabn biolugis Pada prinsipnya terdapat tiga fokus makan,minum, pekerjaan, dalam mengartikan manajemen, yaitu: tempat Pertama, manajemen sebagai suatu kebutuhan biologis lainnya dengan kemampuan atau selanjutnya menjadi manajemen sebagai tinggal, seperti sandang, berkeluarga, dan keahlian yang cara-cara yang baik dan benar. Dalam cikal bakal proses homonisasi seperti itu, maka suatu profesi. pendidikan dituntut untuk mampu Manajemen suatu ilmu menekankan mengarahkan manusia pada cara-cara perhatian pemilihan dan pemilahan nilai sesuai pada kemampuan keterampilan manajerial dan yang dengan kodrat biologis manusia. diklasifikasikan menjadi kemampuan/ Demikian pula, pendidikan sebagai keterampilan teknikal, manusiawi dan proses konseptual. Kedua, manajemen sebagai manusia untuk hidup sesuai dengan proses kaidah yaitu dengan menetukan humanisasi moral, karena manusia langkah yang sistematis dan terpadu hakikatnya sebagai aktivitas manajemen. Ketiga, memiliki karakter. Karakter manusia manajemen sebagai seni tercermin dari berkaitan perbedaan gaya (style) seseorang dalam manusia, dan lingkungan. Pendidikan menggunakan seyogyanya tidak mereduksi proses atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan. adalah mengarahkan dengan makhluk Tuhan, yang sesama pembelajarannnya hanya semata-mata El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147 137 untuk kepentingan salah satu segi berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan kemampuan saja, menjadi warga negara demokratis dan melainkan harus mampu menyeimbangkan karakter dan bertanggung intelektual. sejumlah jawab nilai mengandung penting bagi Dengan demikian, karakter dan pembangunan karakter bangsa. Dari pendidikan merupakan dua hal yang tujuan pendidikan nasional tersebut satu tampak bahwa sebagian besar nilai sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Bahkan ketika pendidikan yang cenderung sebagai didominasi oleh nilai-nilai mora luntuk wahana trasfer pengetahuan, seperti pembentukan karakter dari pada oleh yang diyakini oleh sebagian besar nilai penganut aliran kognitivisme, disana keindahan. diperlakukan hendak dikembangkan kebenaran ilmiah dan lebih nilai telah terjadi pembentukan karakter Karakter menurut Pusat Bahasa yang setidaknya bermuara pada nilai- Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, nialai kebenaran intelektual. Demikian kepribadian, budi poekerti, perilaku, pula ketika proses pendidikan sangat personalitas, sifat, tabiat, tempramen, sarat dengan pembelajaran keterampil- watak.” (Mendiknas 2010). Berkarakter an adalah teknis seperti yang banyak berkepribadian, dilakukan oleh lembaga pendidikan bersifat, ketrampilan Sedangakan baik formal maupun bertabiat, berperilaku, dan berwatak”. menurut nonformal, di dalamnya terdapat proses Musfiroh pembentukan karakter. mengacu kepada serangkaian sikap Secara umum hubungan antara karakter dengan pendidikan (attitudes), (UNY, Tadkirotun 2008), perilaku karakter (behaviors), dapat motivasi (motivations), dan keterampil- dilihat dari tujuan pendidikan itu an (skills). Karakter berasal dari bahasa sendiri. Seperti yang terdapat dalam Yunani yang berarti “to mark” atau tujuan menandai pendidikan nasional, dan memfokuskan pengembangan potensi peserta didik bagaimana mengaplikasikan nilai agar menjadi manusia yang beriman kebaikan dalam bentuk tindakan atau dan bertakwa kepada Tuhan Yang tingkah laku, sehingga orang yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674 jelek lainnya dikatakan orang yang ilmu, berkarakter jelek, Sebaliknya, orang berkorban, pemberani, dapat dipercaya, yang perilakunya sesuai dengan kaidah jujur, menepati janji, adil, rendah hati, moral malu berbuat salah, pemaaf, berhati disebut dengan berkarakter mulia. sabar, berhati-hati, 138 rela lembut , setia, bekerja keras, tekun, Dalam bahasa Inggris, character, ulet/gigih, teliti, berimisiatif, berpikir memiliki arti watak, sifat, peran, dan positip, disiplin, antisipatif, inisiatif, huruf. Karakter juga dapat diartikan visioner, bersahaja, mental or moral qualities that make a dinamis, hemat thing different from others, atau all menghargai waktu, pengabdian atau those qualities that make a thing what dedikatif, pengendalian diri, produktif, it is different from others. Dengan ramah, demikian, karakter adalah sifat-sifat sportif, tabah, terbuka, tertib (Aan kejiwaan, akhlaq, atau budi pekerti Hasanah 2012, hlm. 40). Individu yang yang membedakan seseorang dengan berkarakter memiliki kesadaran untuk yang lain. Karakter ialah suatu kualitas berbuat yang terbaik atau unggul, positip selain yang dimiliki seseorang cinta itu bersemangat, atau efisien, keindahan individu juga bertindak memiliki khas. kesadarannya tersebut. Individu yang Karakter adalah satu set perilaku yang bersangkutan adalah seseorang yang bersumber dari suatu kehendak yang berusaha sudah biasa dan sering dilakukan terbaik terhadap Tuhan Yang Maha secara terus menerus, sehingga menjadi Esa, kebiasaan. bangsa yang Sedangkan karakter mulia berarti individu memiliki potensi mampu sehingga membuatnya menarik dan kepribadian sesuai (estetis), melakukan dirinya, dan hal-hal sesama, negara dan yang lingkungan, serta dunia internasional pada umumnya dengan penegetahuan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) tentang potensi dirinya, yang ditandai dirinya dan disertai dengan kesadaran, dengan emosi, dan motivasinya (perasaannya). nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, Doni Kusuma (2007, hlm.194} analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, mengemukakan pendidikan karakter hidup sehat, bertanggung jawab, cinta adalah usaha yang dilakukan secara El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147 139 individu dan sosial dalam menciptakan membuat seseorang memiliki sikap lingkungan bagi peduli dan perhatian terhadap orang pertumbuhan kebebasan individu anak. lain maupun kondisi sosial lingkungan Pendidikan merupakan sekitar, Respect, bentuk karakter yang dinamika pengembangan kemampuan membuat seseorang selalu menghargai yang berkesinambungan dalam diri dan manusia untuk menginternalisasikan Citizenship, nilai sehingga menghasilkan disposisi membuat seseorang sadar hukum dan aktif dan stabil dalam individu. peraturan kan yang kondusif karakter menghormati serta Pendidikan Karakter mengajar- lingkungan kebiasaan bentuk perilaku yang cara berpikir membantu dan bentuk orang lain. karakter yang peduli alam. karakter terhadap Responsibility, yang membuat individu seseorang bertanggung jawab, disiplin, untuk hidup dan bekerja bersama dan selalu melakukan sesuatu dengan sebagai keluarga, sebaik mungkin. masyarakat, dan bernegara serta membantu individu Jika dicermati dari pendapat untuk membuat keputusan yang dapat tersebur di atas, pendidikan karakter dipertanggung Karakter relevan dengan pendidikan akhlaq di yang menjadi acuan seperti yang Lembaga Pendidikan Islam, dan tujuan terdapat dalam The Six Pillars of pendidikan character membentuk jawabkan. yang dikeluarkan oleh character Counts! Coalition ( a project Islam yang berupaya kepribadian individu berakhlaq al karimah. of the Joseph Institute of Ethics) sebagaimana dikutip oleh Aan Hasanah (2012, hlm. 43) sebagai berikut: Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi ber- integritas, jujur, dan loyal. Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka srta tidak suka memanfaatkan orang lain. Caring, bentuk karakter yang Pembahasan Implementasi Manajemen Pendididkan Karakter di Lembaga Pendidikan Islam Pendidikan karakter di Lembaga Pendidikan Islam adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674 kesadaran atau kemauan, dan pengaplikasian nilai-nilai tersebut. Penyelenggaraan pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan pendidikan Islam sebagai wadah resmi pembinaan karakter di Lembaga Pendidikan Islam generasi harus meningkatkan berpijak karakter kepada yang nilai-nilai muda diharapkan peranannya dapat dalam selanjutnya pembentukan kepribadian peserta didik dikembangkan menjadi nilai-nilai yang melalui peningkatan intensitas dan lebih banyak atau lebih tinggi sesuai kualitas pendidikan karakter. dengan dasar, 140 kebutuhan, kondisi, dan lingkungan itu sendiri. Dewasa ini Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang penting- banyak pihak nya upaya peningkatan pendidikan menuntut peningkatan intensitas dan karakter pada jalur pendidikan formal. kualitas pelaksanaan Namun pendidikan demikian, ada perbedaan- karakter pada lembaga pendidikan perbedaan pendapat di antara mereka formal. Tuntutan tersebut didasarkan tentang pada pendidikannya. Hal ini tidak terlepas fenomena berkembang, sosial yakni yang meningkatnya pendekatan bagaimana me-menege dan model pendidikan kenakalan remaja dalam masyarakat, karakter tersebut di sekolah. Solusi seperti perkelahian yang berbagai kasus massal dekadensi dan dapat diterapkan dalam moral menerapkan pendidikan karakter di lainnya. Bahkan di kota-kota besar Lembaga Pendidikan Islam adalah tertentu, gejala tersebut telah sampai sebagai berikut. Manajemen Pendidikan Karakter Perencanaan Organisasi Pelaksanaan Evaluasi El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147 141 memelihara dan menjaga kesehatan Tahapan Perencanaan Perencanaan Pendidikan karakter jasmaninya, serta memanfaatkannya Lembaga Islam untuk dapat mendukung tercapainya hendaknya relevan dengan Tujuan tujuan pendidikan yang diinginkan. 2) Pendidikan Islam. Tujuan merupakan Kualitas psikologis yang stabil, dalam kristalisasi nilai-nilai yang diarahkan, arti memiliki pengetahuan yang luas sekaligus pada dan ketajaman analisis rasional yang program dan proses berikutnya. Nilai tinggi, memiliki ketenangan jiwa, serta yang tujuan kemapanan emosional. 3) Memiliki berdimensi keIslaman, keIndonesiaan, sikap perilaku sosial yang terpuji, serta tujuan praktis pembelajaran. terutama di Pendidikan memberi terkandung Tujuan makna dalam pendidikan berupa kepekaan atau Islam kepedulian sosial yang tinggi dan totalitas sebagai warga negara yang baik dalam pribadi manusia secara utuh yang keikutsertaannya secara aktif, baik meletak-kan manusia sebagai titik tolak langsung (starting point) dan sebagai titik tujuan dalam (ultimate goal). Untuk itu, dalam bangsa. 4) Kualitas psikomotorik yang sistem pendidikan Islam harus dapat tinggi. Kualitas ini termanifestasi pada mengkombinasikan ilmu dengan amal kemampuan dan adab (haidar Bagir 1988; hlm. 59). menguasai sejumlah keterampilan dan Dengan skill tertentu sesuai dengan tuntutan menitikberatkan kepada demikian, akan terbentuk maupun tidak pelaksanaan pembangunan paserta didik lapangan diistilahkan dengan manusia paripurna. profesional. 5) Memiliki kepribadian Samsul Nizar (2001: hlm.173) yang tangguh dan mandiri. 6) Memiliki enam yang kualitas manusia paripurna, sebagai berikut. 1) kepada Jasmani yang sehat dan menunjang mewarnai terbentuknya sehingga menumbuhkan sikap terpuji. dan prestasi keilmuan yang maksimal. Untuk itu, Allah dan secara karakteristik sikap keimanan ada, dalam manusia yang berkualitas, yang dapat mengemukakan kerja langsung, SWT, seluruh Ketentuan Allah ketakwaan dan mampu aktivitasnya, mengenai pendidikan harus mampu menstimuli kualitas manusia tersebut, mengandung peserta konsekuensi harapan, bahwa dalam didiknya agar mampu Journal of Islamic Education Management 142 ISSN: 2461-0674 masa perjalanan hidupnya manusia Islam dirancang dalam suatu program harus tetap “fii ahsani taqwim” dan di sekolah. Program dirancang secara tidak menjurus ke “asfalasaafilin”. terencana dan terukur untuk dapat Manusia mencapai diciptakan Allah selain tujuan menjadi hamban-Nya, juga menjadi sudah penguasa (khalifah ) di muka bumi. menentukan Selaku hamba dan “khalifah”, manusia pendidkan. telah diberi kelengkapan kemampuan Karakter jasmaniah dan rohaniah yang dapat menanamkan ditumbuhkembangkan melalui seoptimal ditentukan. adalah tugas pokok kehidupannya di dunia. ketercapaian Pendidikan bentuk pembelajaran, penegakan aturan. kemanusiaannya untuk melaksanakan akan nilai-nilai berdaya ikhtiar Program Program peneladanan, dalam yang kualitas mungkin, sehingga menjadi alat yang guna pendidikan upaya karakter pembiasaan, pemotivasian serta 1. Pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan Dapat disimpulkan bahwa tujuan seseorang secara disengaja dikelola pendidikan Islam adalah membentuk untuk memungkinkan ia turut serta kepribadian dalam tingkah laku tertentu. Di peserta didik menjadi manusia paripurna, sebagai ‘abd Allah dalam dan khalifah fi al-ard yang berakhlak interaksi antara pendidik dan peserta al-karimah, didik, melibatkan unsur-unsur yang seimbang kehidupan. secara dalam serasi berbagai Hal ini perencanaannya dan bidang berarti dalam nilai-nilai karakter saling pembelajaran mempengaruhi terdapat untuk mencapai tujuan yangdiharapkan. Pemahaman konseptual tetap dasar secara ekspilsif tercantum dalam dibutuhkan sebagai bekal konsep- visi, misi dan tujuan sekolah, dan konsep nilai yang kemudian menjadi direalisasikan perwujudan dalam setiap mata pelajaran di sekolah. Tahapan Mengorganisir Pengorganisasian Karakter karakter Mengajarkan karakter memberikan pemahaman tertentu. berarti pada peserta didik tentang struktur nilai Pendidikan di Lembaga Pendidikan tertentu, keutamaan, dan mashlahatnya. Proses pembelajaran El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare 143 Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147 nilai-nilai karakter bagian dari merupakan uswatunhasanah yang artinya intervensi, sebuah teladan yang baik. Guru hendaknya proses yang sengaja menciptakan menjadi contoh dan teladan yang pembelajaran berprespektif karakter baik dalamproses keteladan dari guru/tenaga pendidik Misalnya, pembelajaran. meskipun keimanan dan bagi peserta didik. Dengan tenaga kependidikan akan berada pada dimensi hati, tetapi menjadi model dan karakter ideal pondasi aqli puun sangat diperlukan bagi guna memperkokoh keimanan yang Dengan bersifat”dinamis dapat “itu. Dalam al peserta didik demikian di sekolah. peserta mudah didik mendapatkan Quran banyak ditemukan kalimat- gambaran tentang akhlak mulia kalimat sesuai dengan nilai-nilai krakter yang berkaitan dengan kegiatan berfikir (misalnya: ta’qilun, yang dikehendaki. tafakur, tadzabur, dll). Hal tersebut 3. Pembiasaan. menunjukan bahwa aspek kognitif karakter berguna dalam menjelaskan banyak aspekyang sangat penting sebagai hal bagian darim proses pembentukan dalam banyak sisi dari Dalam pendidikan pembiasaan merupakan keimanan. Tidak hanya itu, akal sikapndanperilakuyang juga dapat memberi alasan yang menetap kuat terhadap pola sikap dan tingkah melalui proses pembelajaran yang laku yang merupakan manifestasi berulang-ulang. Internalisasi nilai- dari nilaikarakter iman. Misal akal dapat dan bersifat relatif otomatis dapat dilakukan pembiasaan nilai-nilai menjelaskan mengapa setiap orang dengan harus kepada tersebut dalam kehidupan sehari- tamu, har, seperti nilai kejujuran, tenggang berbuat tetangganya, baik menghormati dan berbicara secara baik. rasa, sabar, keadilan, kebersihan. 2. Keteladan. Dalam al Quran kata Olehkarena itu prmbiasaan merupa- teladan diproyeksikan dengan kata kan uswah, yang kemudian diberikan stabilisasi dan pelembagaan nilai- sifathasanah nilai karakter dalam diri peserta yang Sehinggaterdapat berarti baik. ungkapan didik. upaya untuk melakukan Journal of Islamic Education Management 144 ISSN: 2461-0674 4. Pemotivasian. Motivasi berfungsi harus dilakukan, mana yang boleh sebagai motor pengerak aktivitas. dan tidak boleh dilakukan peserta Motivasi berkaitan dengan tujuan didik. Penegakan aturan hendaknya yang hedak dicapai. Memotivasi dihendaknya berarti juga melibatkan peserta didik konsisten dan berkesinambungan, dalam proses pendidikan. sehingga segala kebiasaan baik dari didik diberi Peserta kesempatan untuk berkembang secara optimal dan mengeksplorasi yang seluruh adanya motivator senantiasamenunjukan aturan akan potensi dianugerahkan menjadi penegakan secara membentuk karakter berprilaku. Allah Tahapan Pelaksanaan kepadanya. Oleh karena itu guru harus dijalankan dan Proses pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah meliputi, empati kurikulum, pendidik, peserta didik, terhadap peserta didik yang sedang alat pendidikan, strategi dan metode. berupaya menemukan kepribadian Dalam dan kapasitasnya. Dengan demikian pendidkan karakter, harus memnuhi peserta didik akan merasa terdorong, beberapa unruk melakukan tindakan-tindakan mengimplementasikannya yang dilandasikesadaran akan jati lebih efektif. Adapun prinsip-prinsip diri tersebut antara lain; a) terintegrasi dan tanggungjawab yang disertai dengan keimanan. 5. Penegakan prinsip, kurikulum supaya dalam menjadi antara satu bidang studi dengan bidang Pelaksanaan studi lainnya, b) relativitas, pendidikan nilai-nilai karakter membutuhkan karakter merupakan satu sistem yang pengawasan. mempunyai hubungan dengan sistem merupakan diperhatikan Aturan. penyusunan Penegakan aspek dalam yang aturan harus pendidikan, lain, dan mendesain c) pendidikan kurikulum yang dapat dapat terutama pendidikan karakter. Pada menyelesaikan proses awal pendidikan karakter masyarakat atau mengubah struktur penegakan aturan merupakan setting masyarakat. limit, dimana ada batasan yang tegas dan jelas mana yang harus dan tidak Keberadaan masalah-masalah pendidik sebagai salah satu komponen pendidikan sangat El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147 145 mempengaruhi proses pendidikan karakter. Karakteristik yang seorang pendidik pendidikan dalam berpengaruh ketercapaian dimiliki tujuan proses terhadap pendidikan. pengaruh faktor-faktor lingkungan, dan keturunan, diri (self). Agar peserta didik dapat berkembang secara optimal, maka pendidik melaksanakan proses dalam pendidilan Adapun yang patut digaris bawahi hendaknya memperhatikan kepribadian dalam konteks pendidikan karakter peserta didik. adalah pendidik memberi tauladan, Alat pendidikan merupakan suatu pembiasaan dan motivasi terhadap bagian yang integral dalam proses peserta didik.kemampuan. pendidikan karakter. Alat pendidikan Peserta didik tidak hanya sebagai merupakan sarana dan prasarana untuk obyek, akan tetapi sekaligus berperan menunjang sebagai pendidikan karakter. Oleh karena itu, subyek pendidikan. Oleh karena itu, dalam upaya mencapai alat keberhasilan perhatian tujuan Pendidik perlu pendidikan. memahami kriteria umum peserta didik. Secara umum peserta didik memiliki kriteria sebagai terlaksananya pendidikan proses perlu serius, mendapat agar proses pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik. Strategi pembelajaran yang berikut:tiap-tiap peserta didik memiliki semestinya sifat kepribadian yang unik;tiap peserta pendidikan karakter adalah dengan didik pendekatan memilki kecerdasan yang dikembangkan analitis kritis dalam dimana berbeda-beda;tiap tahap pertumbuhan peserta didik diberi kesempatan dan peserta iklim yang kondusif bagi kebebasan didik mempunyai ciri-ciri tertentu (Retno, 1994, hlm 70). Peserta intelektual didik merupakan pribadi yang tumbuh vitalitas kerjaintelektual pada dasarnya dan berkembang, kesamaan dan yang memiliki bergantung juga memiliki intelektual, yang pada memadai. iklim Sebab, kebebasan dimana perbedaan pandangan- perbedaan-perbedaan. Setiap peserta pendapat, perbedaan didik memiliki sifat dan ciri khas pandangan, dan masing-masing. Sifat yang dimiliki gagasan-gagasan oleh setiap peserta didik terbentuk dari memperoleh perbedaan yang jaminan. antara berbeda Selain itu, Journal of Islamic Education Management 146 ISSN: 2461-0674 strategi pembelajaran yang digunakan Dengan demikian, evaluasi juga harus mampumengarahkan peserta pendidikan karakter dilakukan secara didik pada obyek-obyek kehidupan riil komprehensif, mereka, bukan sekedar berkonsentrasi Ketika guru berada di kelas, guru pada buku-buku teks. Dengan prinsip membuat catatan pembelajaran mencatat perilaku yang berkenaan dengan nilai bahwa Guru strategi dan metode apapun dapat dikembangkan peserta didik. Selain itu, mendukung guru dapat pula memberikan tugas sejauh vitalitas kerja intelektual. Tahapan yang kejadian yang memberikan kesempatan Evaluasi Pendidikan karakter Evaluasi pendidikan Karakter relevan dengan evaluasi pendidikan Arifin (2000, hlm. 238) mengemukakan evaluasi pendiodikan islam merupakan cara atau teknik penilaian karakter yang berisikan suatu persoalan atau kepada terhadap tingkah laku manusia didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek mental psikologis dan spiritual religius, karena manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok yang tidak hanya bersifat religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan anekdot. dipahami pengembangan pribadi menerus. dapat dikembangkan kehidupan terus ini, pembelajaran Islam. dan berbakti masyarakatnya. kepada Tuhan dan peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimiliknya. Evaluasi tersebut mencakup aspen spiritual, pengetahuan sosial, dan keterampilan peserta didik. Dalam beberapa proses bentuk evaluasi yang ada bisa dikembangkan untuk dapat melihat capaian peserta didik secara lebih komprehensif. Aspek-aspek penilaian dapat dikembangkan melalui beberapa cara yaitu: tes tertulis, portofolio, tugas terstruktur, produk hasil katya pembelajar atas kreativitasnya, dan performance atau penampilan diri. Kelima jenis penilaian ini direkap dalam bentuk rekapitulasi nilai. Selanjutnya, untuk memahami perkembangan peserta didik berkaitan dengan karakternya, El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare perlu juga Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147 147 dilaksanakan Non-tes yang merupakan melaksanakan proses komprehensif. pengumpulan memahami pribadi kualitatif melalui wawancara, autobiografi, data untuk yang secara bersifat : observasi, catatan anekdot, dan evaluasi sosiometri studi kasus. Teknik-teknik tersebut bertujuan Daftar Pustaka Arifin, H.M.,2000. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan teoritis dan Praktis Berdasarkan pendekatan Interdisipliner. Jakarta:L Bumi Aksara untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk mengetahui karakter peserta didik secara komprehensif. Kesimpulan Pendidikan Karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara serta membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat Dewi, laksmi dan Masitoh., 2012. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat jJenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia. Hasanah, Aan., 2012. Pendidikan Karakter berperspektif Islam. Bandung : Insan Komunika. Kusuma, Doni, A., 2007. Pendidikan Karakter, Strategi Pendidikan Anak Bangsa. Jakatra : Grasindo. Mulyana, Rohmad., 2004. mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta. dipertanggung jawabkan. Manajemen Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Islam dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, program-program perorganisasian yang diimplikasikan, akan selanjutnya diimplikasikan dalam setiap bidang studi oleh pendidik secara bersama- Nizar, Samsul., 2001. Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama. Satmoko, Retno S., 1994/1995. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas terbuka : Depdikbud. Suryana, Asep dan Suryadi., 2009. Pengelolaan Pendidkan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam departemen Agama Republik Indonesia. sama dengan penuh tanggung jawab di lembaga tersebut. Untuk tingkat keberhasilannya melihat pendidik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional., 2003. Jakarta: Dharma Bakti.