MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI BERBASIS PENGETAHUAN PEKANBARU, BALITBANG RIAU, 15/12/2016. Kemampuan suatu bangsa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan sangat bergantung pada kemampuan bangsa tersebut dalam meningkatkan inovasi. Inovasi yang berbasis pada kapitalisasi produk riset teknologi akan memberi dampak langsung pada peningkatan produktivitas yang berkelanjutan yang pada akhirnya dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi modal dasar untuk dapat menghasilkan sebuah inovasi yang sangat bermanfaat untuk pengembangan ekonomi agar dapat bersaing secara global. Saat ini telah terjadi pergeseran orientasi pembangunan ekonomi global yang semula berbasis pada sumberdaya alam, ke arah pembangunan ekonomi yang berbasis kepada ilmu pengetahuan (knowledge based economy) yang mengandalkan inovasi, teknologi dan kewirausahaan yang dikenal dengan keunggulan kompetitif. Peningkatan produktivitas menuju keunggulan kompetitif akan dicapai seiring dengan upaya memperkuat kemampuan sumber daya manusia berbasis inovasi. Peningkatan kemampuan modal manusia yang menguasai iptek sangat diperlukan ketika memasuki tahap innovationdriven economies. OECD (1996) mendefinisikan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy) sebagai ekonomi yang secara langsung berbasiskan pada produksi, distribusi, dan penggunaan pengetahuan dan informasi. Studi Bank Dunia menunjukkan hubungan yang erat antara kemajuan ekonomi berbasis pengetahuan (diindikasikan oleh Indeks Ekonomi Pengetahuan/IEP, yang antara lain mencakup kemampuan inovasi) dengan kesejahteraan ekonomi masyarakat (yang diindikasikan oleh PDB per kapita) suatu Negara. Indonesia sebagai suatu negara berpenduduk besar dan memiliki peran sangat penting di masa lalu (setidaknya di kawasan ASEAN), kini merupakan salah satu negara yang, menurut beragam indikator kemajuan, khususnya berkaitan dengan kapasitas inovatif atau sistem inovasi, mengalami ketertinggalan bahkan dari sebagian Negara ASEAN sekalipun. Tanpa upaya sungguh-sungguh untuk memperbaikinya secara cepat, maka ancaman ketertinggalan (kesenjangan) dari negara ASEAN lain berpotensi semakin melebar. Untuk itu, pembangunan ekonomi nasional yang berbasis inovasi menjadi keharusan untuk meningkatkan daya saing Indonesia dintara Negara-negara lain. Sistem inovasi merupakan salah satu pendekatan pembangunan ekonomi dengan pemanfaatan ilmu dan pengetahuan agar memberikan nilai tambah. Sistem inovasi tidak hanya menekankan pada penciptaan teknologi (technology pull) atau kebutuhan teknologi (technology push). Sistem inovasi merupakan pendekatan sistemik, yang mengintegrasikan seluruh aktor inovasi, dan agar bersinergi hingga terjadi inovasi yang meningkatkan daya saing. Jaringan inovasi merupakan “ruh” dalam sistem inovasi. Tanpa interaksi tidak akan terjadi inovasi. Interaksi dalam sistem inovasi merupakan interaksi yang diiringi dengan aliran pengetahuan yang akan meningkatkan kapasitas inovatif setiap aktor. Dalam kerangka Sistem Inovasi Nasional jaringan inovasi merupakan interaksi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah (Interaksi Tripel Helix) yang dikenal dengan istilah ABG (Academician, Business dan Government). Akademisi merupakan aktor penghasil sumberdaya manusia dan iptek), business atau dunia usaha/industri sebagai pengguna iptek dan government atau pemerintah selaku pihak penumbuh iklim inovasi. (SUBKHAN RIZA).