Pengertian Karakter Karakter (character) mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual seperti berpikir kritis dan alasan moral, perilaku jujur dan bertanggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi, dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan masyarakatnya. Jadi istilah karakter berkenaan dengan personality (kepribadian) seseorang. Seseorang bisa disebut orang berkarakter (a person of character) apabila perilakunya sesuai dengan kaidah moral. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilainilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Nilai nilai karakter Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsipprinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu : 1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan a. Religius Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan atau ajaran agamanya. 2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri a. Jujur b. Bertanggung jawab c. Bergaya hidup sehat d. Disiplin e. Kerja keras f. Percaya diri g. Berjiwa wirausaha h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif i. Mandiri j. Rasa ingin tahu k. Cinta ilmu 3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain b. Patuh pada aturan-aturan sosial c. Menghargai karya dan prestasi orang lain d. Santun e. Demokratis 4) Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan a. Peduli sosial dan lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakanpada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 5) Nilai kebangsaan Caraberpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negaradi atas kepentingan diri dan kelompoknya. UU No. 20 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan Nasional Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Ada tiga komponen Pendidikan Karakter :1. Moral Knowing/Pengetahuan tentang Moral 2. Moral Feeling/Perasaan tentang Moral 3. Moral Acting/Perbuatan Moral . Moral Knowing adalah hal yang penting untuk diajarkan, terdiri dari enam hal, yaitu : a) Moral awareness(kesadaran moral) b) Knowing moral values(mengetahui nilai- nilai moral) c) Perspective taking(mengambil sudut pandang) d) Moral reasoning (pertimbangan moral) e) Decision making(membuat keputusan) f) Self knowledge (mengenal diri sendiri) 8. Moral Feeling adalah adalah aspek perasaan yang harus ditanamkan. Ada 6 hal yang merupakan aspek emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter : a) Conscience (nurani) b) Self esteem (percaya diri) c) Empathy (merasakan penderitaan orang lain) d) Loving the good (mencintai kebenaran) e) Self control (mampu mengontrol diri) f) Humality (kerendahan hati) NILAI MORAL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER Dimensi Pendidikan Nilai Moral Pendidikan moral tidak berarti hanya memberi pengertian tentang mana yang baik dan mana yang buruk menurut nilai atau. Dalam dunia modern, orang kelihatan kurang mengindahkan agama, anak-anak dibesarkan dan menjadi dewasa, tanpa mengenal pendidikan agama,terutama pendidikan agama dalam rumah tangga. Teori Perkembangan Moral, Nilai Moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah dan benar (Berkowitz, 1964 dikutip Muhaimin, 2001 :215) Pertimbangan Moral adalah penilaian mengenai benar dan baiknya sebuah tindakan. Akan tetapi, tidak semua penilaian mengenai baik dan benar merupakan pertimbangan moral. STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER Menyadari kelemahan pelaksanaan kebijakan pendidikan di Indonesia, maka perlu dibangun strategi pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter yang diharapkan menjadi model implementasi kebijakan pendidikan karakter yang tepat dan memenuhi. Kurikulum Holistik Berbasis Karaktera. Cinta Tuhan dan alam semesta beserta. Tanggung Jawab, kedisplinan,dan Kemandirian, Kejujuran, Hormat dan Santun, Kasih sayang, Kepedulian, dan Kerjasama. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan Pantang Menyerah Keadilan dan Kepemimpinan. Baik dan Rendah dirii. Toleransi, cinta damai, dan Persatuan Strategi kebijakan pendidikan holistik berbasis karakter akan berhasil bilamana dilaksanakan pada metode Pedagogi secara konsisten. Metode pedagogi menurut ratna P. (2004.20) memiliki keunggulan : Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif murid, yaitu metode yang dapat meningkatkan motivasi murid Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (conducive learning community) MENUJU BANGSA YANG BERKARAKTER Membangun Bangsa Berkarakter, karakter bangsa terbangun atau tidak sangat tergantung kepada bangsa itu sendiri. Bila bangsa tersebut memberikan perhatian yang cukup untuk membangun karakter mak akan terciptalah bangsa yang berkarakter. Bila sekolah dapat memberikan pembangunan karakter kepada muridnya, maka akan tercipta pula murid berkarakter. Demikian pula sebaliknya. Kita faham Tuhan tidak merubah keadaan suatu kaum bila mereka tidak berusaha melakukan perubahan itu. Lima pilar karakter luhur bangsa Indonesia: a) Transendensi : Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang maha Esa. Dari kesadaran ini akan memunculkan sikap penghambaan semata-mata pada Tuhan yang Esa. b) Humanisasi : Setiap manusia pada hakikatnya setara di mata Tuhan kecuali ilmu dan ketakwaan yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subyek yang memiliki potensi c) Kebinekaan : kesadaran akan adanya sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan, Persatuan Indonesia d) Liberasi : Pembebasan ats penindasan sesama manusia. Karenanya, tidak dibenarkan adanya penjajahan manusia oleh manusia. e) Keadilan : Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak. Di dunia pendidikan juga banyak kita jumpai perilaku penyimpangan seperti jual beli soal ujian, perilaku mencontek, etika sopan santun dan masih banyak lag iperilaku-perilaku yang menyimpang yang terjadi saat ini.Mengingat waktu terbanyak seorang anak adlah di rumah dan sekolah mak lembaga pendidikan dan didikan orang tua lah yang akan sangat menentukan pembentukan karakter anak hal ini juga tidak terlepas dari peran pemerintah dalam bidang pendidikan yakni kurikulum yang tepat untuk membentuk calon penerus bangsa yang mempunyai jiwa dan karakter yang matang. DAFTAR PUSTAKA https://belajarmenjadilebih.wordpress.com/2012/04/16/integrasi-pendidikan-nilai-dalammembangun-karakter-siswa-di-sekolah-dasar-dalam-dalam-pembelajaran-ips-sd/ http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-pembentukankarakter?related=2 http://www.informasi-pendidikan.com/2014/11/konsep-pendidikan-karakterpada-siswa.html Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM. Battistich, Victor. 2007. Character Education, Prevention, and Positif Youth Development. Illinois: University of Missouri, St Louis Depdiknas, 2003, Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,http://www.depdiknas.go.id Hasan, S. Hamid. 2000. Pendekatan Multikultural untuk Penyempurnaan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya Joni, T. Raka. 1996. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Dirjen Dikti Bagian Proyek PPGSD. Lickona, T., Schaps, E, & Lewis, C. 2003. CEP’s Eleven Principles of Effective character Education. Washington, DC: Character Education Partnership. http://alexandro-tips.blogspot.co.id/2013/10/konsep-pendidikan-karakterdalam.html http://www.slideshare.net/mubarakf2/pendidikan-karakter-penting-tapi-tidakcukup