Pendidikan Karakter

advertisement
Pendidikan Karakter
Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd
Jurusan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Hakikat Pendidikan Nilai dan Sikap
• Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam
pikiran manusia yang sifatnya tersembunyi,
tidak berada di dalam dunia yang empiris.
• Nilai bagi seseorang tidaklah statis, akan tetapi
selalu berubah.
• Sikap merupakan komitmen seseorang
terhadap suatu nilai.
Nilai menurut Gulo
• Nilai tidak bisa diajarkan, tetapi diketahui dr
penampilannya.
• Pengembangan domain afektif pada nilai tidak
bisa dipisahkan dari aspek kognitif dan
psikomotor.
• Masalah nilai adalah masalah emosional dan
karena itu dapat berubah, berkembang, sehingga
bisa dibina.
• Perkembangan nilai atau moral tidak terjadi
sekaligus, tetapi melalui tahapan tertentu.
Pengertian karakter
• Karakter adalah terkait dengan perilaku
manusia.
• Wynne (1991); Kalidjernih (2011); Royani
(2012), menjelaskan bahwa karakter
berhubungan dengan perilaku manusia yang
positif.
• Wynne (1991, hlm. 139) bahwa karakter
berasal dari bahasa Yunani yang berarti to
mark (menandai) dan memfokuskan pada
perilaku nyata sehari-hari yang dapat diamati.
Lanjutan….
• Lickona (1991, hlm. 51) menjelaskan bahwa
karakter terkait dengan tiga hal, yaitu
pengetahuan moral, perasaan moral, dan
perilaku moral.
• Karakter yang baik adalah terdiri dari
mengetahui yang baik, menginginkan yang
baik, dan melakukan kebiasaan baik dari
pikiran, kebiasaan hati, dan kebiasaan
tindakan.
Lanjutan….
• Lickona (1991, hlm. 63) menjelaskan bahwa
karakter tidak berfungsi dalam ruang hampa,
ini berfungsi dalam lingkungan sosial.
• Dalam bukunya Educating for Character
(1991) ia mengistilahkan “character doesn’t
function in a vacuum, it functions in a social
environtment”.
Komponen-Komponen Karakter
yang Baik
• Karakter yang baik memiliki komponen yang
terdiri dari moral knowing (pengetahuan
moral), moral feeling (perasaan moral), dan
moral action (perilaku moral).
Moral Knowing
• Moral awareness (kesadaran moral )
• Knowing moral values (pengetahuan nilai-nilai
moral)
• Perspective –taking (sudut pandang orang
lain)
• Moral-reasoning (alasan moral)
• Decision-making (pengambilan keputusan)
• Self –knowledge (pengetahuan diri)
Moral Feeling
•
•
•
•
•
•
Conscience (hati nurani)
Self-esteem (harga diri)
Empathy (empati)
Loving the good (cinta kebaikan)
Self-control (kontrol diri)
Humility (kerendahan hati)
Moral Action
• Competence (kemampuan)
• Will (kemauan)
• Habit (kebiasaan)
Pendidikan Karakter
• Menurut Sudrajad (dalam Effendi, 2012, hlm.
237) menjelaskan bahwa pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama lingkungan,
maupun kebangsaan sehingga mejadi manusia
insan kamil.
Lanjutan….
• Pendidikan karakter merupakan hal yang penting
untuk ditanamkan kepada generasi muda.
• Orang tua, pendidik, institusi agama, organisasi
kepemudaan memiliki tanggung jawab yang
besar untuk membangun karakter, nilai, dan
moral pada generasi muda (Krischenbaum, 1995,
hlm. 3).
• Bebeau dkk. (1999, hlm. 19) bahwa pendidikan
karakter diperlukan sebagai sarana untuk
melawan penyimpangan dan anarkhi para
pemuda.
Lanjutan…..
• Sosialisasi moral dasar dalam pendidikan karakter
ini bertujuan untuk menciptakan remaja yang
melek moral.
• Pendidikan karakter merupakan proses
pendidikan yang menanamkan dan
mengembangkan karakter-karakter luhur kepada
anak didik, sehingga mereka memiliki karakter
luhur, dan menerapkan serta mempraktikan
dalam kehidupannya, baik di lingkungan keluarga,
warga masyarakat, maupun warga negara.
(Wibowo, 2012, hlm. 36)
Lanjutan….
• Bagley (Watson, 2010, hlm. 176) memandang
tugas pendidikan adalah merubah anak secara
perlahan-lahan dari makhluk yang sedikit buas
menjadi makhluk yang tertib terhadap hukum
untuk dapat hidup dalam masyarakat secara
beradab.
• Ryan & Bohlin (dalam Watson, 2010, hlm. 176)
pendidik moral bertugas dalam paradigma
transmisi budaya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Pendidikan Karakter
• Dalam psikologi karakter, ketika akan
menghilangkan perilaku moral yang jelek, dan
membantu orang untuk menjadi lebih baik,
maka perlu memperhatikan dampak
lingkungan (Lickona, 1991, hlm. 63).
Lanjutan…
• Menurut Wibowo (2012, hlm. 45) agar
implementasi pendidikan karakter di sekolah
dapat berhasil, maka syarat utama yang harus
dipenuhi antara lain:
– Teladan dari guru, karyawan, pimpinan sekolah, dan
para pemangku kebijakan sekolah.
– Pendidikan karakter dilakukan secara konsisten dan
secara terus menerus.
– Penanaman nilai-nilai karakter utama. Nilai-nilai
karakter yang utama akan mendasari tumbuhnya
karakter lainnya, sehingga nilai karakter utama
penting untuk ditumbuhkan dalam diri siswa.
• Komponen-komponen dasar dalam
membangun moralitas yang komprehensif
dalam pendidikan moral tersebut meliputi: 1)
moral sensitivity, 2) moral judgement, 3)
moral motivation, 4) moral character (Bebeau,
1999).
Bentuk Pendidikan Karakter yang
Komprehensif
• mempromosikan nilai-nilai etika inti sebagai dasar
karakter yang baik;
• mendefinisikan karakter secara komprehensif dengan
memasukkan berpikir, merasa, dan perilaku;
• menggunakan pendekatan yang komprehensif, proaktif,
dan efektif untuk pengembangan karakter;
• menciptakan kepedulian komunitas sekolah;
• memberikan kesempatan siswa untuk tindakan moral;
• memasukkan kurikulum akademik yang bermakna dan
menantang yang menghormati semua peserta didik,
mengembangkan karakter mereka, dan membantu
mereka untuk sukses;
Lanjutan….
• berusaha untuk mendorong motivasi diri siswa;
• melibatkan staf sekolah dalam pembelajaran dan
komunitas moral yang bertanggung jawab dalam
pendidikan karakter dan upaya untuk mematuhi nilai-nilai
inti yang sama dalam membimbing pendidikan siswa;
• memupuk kepemimpinan moral bersama dan mendukung
inisiatif pendidikan karakter dalam jangka panjang;
• melibatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra
dalam upaya pembangunan karakter;
• mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai
pendidik karakter, dan sejauh mana siswa
memanifestasikan karakter yang baik (Glanzer & Milson,
2006, hlm. 534).
Suksesnya Pendidikan Karakter di
Sekolah
•
•
•
•
•
•
•
•
pahami hakikat pendidikan karakter,
sosialisasikan dengan tepat,
menciptakan lingkungan yang kondusif,
kembangkan sarana dan sumber belajar yang
memadai,
disiplinkan peserta didik,
pilih kepala sekolah yang amanah,
wujudkan guru yang digugu dan ditiru,
serta libatkan seluruh warga sekolah dalam
menyukseskan pendidikan karakter. (Mulyasa, 2011,
hlm.4)
PKn dan Pendidikan Karakter
• Pendidikan karakter dan civic education di Amerika
memiliki hubungan meskipun bukan merupakan satu paket.
• Civic education memiliki peranan untuk memeperkuat dan
melengkapi perkembangan karakter.
• Telah lebih dari enam dasawarsa Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia entah apapun namanya
syarat dengan muatan pendidikan karakter, karena
senantiasa memberikan bahan yang bertalian dengan
pengembangan etika normatif guna mengembangkan
warga negara yang baik atau good citizen (menjadi orang
baik melalui hubungan dengan orang lain) dan warga
negara nasional atau national citizen (menjadi anggota
suatu negara yang baik) (Kalidjernih, 2011, hlm. 21).
Lanjutan ….
• Menurut Fajar (Zubaedi, 2011, hlm. 277) PKn
memiliki peranan yang penting untuk
mengembangkan kemampuan, watak, dan
karakter warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Pembentukan Sikap
• Pembiasaan
• Modelling
• Value Clarification Technique
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA, SAMPAI KETEMU
MINGGU DEPAN, INSYA ALLAH……
Download