Uploaded by User69564

3B 14 Widy Nurlaeli Tugas 7 Artikel

advertisement
ARTIKEL PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER
DI SEKOLAH DASAR
Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter
Dosen Pengampu
Dr. Kurotul Aeni, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Widy Nurlaeli
(1401419171)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020/2021
PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER DI SEKOLAH DASAR
Widy Nurlaeli (1401419171)
Abstrak
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk pembelajaran
berbasis karakter di SD dan faktor-faktor yang terlibat didalamnya, serta bagaimana
kelangsungan perkembangan pendidikan karakter di Indonesia. Berdasarkan beberapa jurnal
pendidikan yang telah penulis amati, pendidikan merupakan suatu usaha terencana dalam
membangun masyarakat dan bangsa yang cerdas, berwawasan luas dan berkarakter melalui
sarana dan prasarana sehingga tercapai tujuan dari penyelenggaraan pendidikan yang merata
di seluruh lapisan masyarakat. Sebagai serangkaian sarana transmisi dan transformasi
berbagai ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki peranan khusus dalam pembentukan
karakter bagi setiap peserta didik sebagai generasi muda penerus bangsa. Pendidikan berbasis
karakter mempunyai peranan ganda dimana tujuan nya tidak hanya membuat peserta didik
mengetahui segala pemahaman moral namun juga menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehdiupannya baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
Kata-kata Kunci: Pendidikan, pembelajaran, pendidikan karakter, Sekolah Dasar.
Abstract
This article aims to find out how the form of character-based learning in elementary
schools and the factors involved in it, as well as how the continuity of the development of
character education in Indonesia. Based on several educational journals that the author has
observed, education is a planned effort in building a smart, broad-minded and characterized
society and nation through facilities and infrastructure so as to achieve the goal of equitable
education throughout all levels of society. As a series of means of transmission and
transformation of various sciences, education has a special role in shaping the character of
each student as the nation's next generation. Character-based education has a dual role
where the goal is not only to make students know all moral understandings but also to apply
this understanding in their lives both in the present and in the future.
Keywords: Education, learning, character education, Elementary School.
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya pembelajaran
adalah suatu upaya yang dilakukan oleh
seseorang (guru atau yang lain) untuk
membelajarkan siswa yang belajar.
Pembelajaran dilakukan dengan tujuan
sebagai sarana dari suatu aktivitas
pembelajaran yang memuat serangkaian
tingkah laku baik yang berkaitan dengan
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
siswa yang hendak dibentuk melalui
proses pembelajaran. Dewasa ini tujuan
pembelajaran lebih diartikan sebagai
kemampuan (kompetensi) atau perilaku
hasil belajar yang diharapkan dimiliki
siswa
setelah
menempuh
proses
pembelajaran. Tujuan pendidikan pada
hakikatnya adalah membentuk karakter
individu sehingga dapat tumbuh dalam
menghayati
makna
hidup
dan
kehidupannya bersama orang lain dalam
dunia. Inilah makna dari tujuan pendidikan
membentuk manusia menjadi manusia
seutuhnya.
Bertolak pada UU No 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk karakter serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru
harus secara sadar dalam penerapan
pembelajaran berbasis karakter terutama di
jenjang sekolah dasar. Berkaitan dengan
hal tersebut tercantum dalam UndangUndang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen dijelaskan syarat-syarat untuk
menjadi guru yaitu seseorang harus
memiliki ijazah, sehat jasmani dan rohani,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berkelakuan baik, bertanggung jawab dan
berjiwa nasional. Hal ini dinyatakan
dengan jelas bahwa proses pembelajaran
yang dilakukan baik guru dan peserta didik
haruslah berpedoman pada prinsip
pendidikan atau pembelajaran berbasis
karakter sehingga tujuan pembelajaran di
Indonesia mampu terselenggara dengan
baik. Tidak hanya peserta didik yang harus
menanamkan
nilai-nilai
pendidikan
karakter, namun menjadi seorang guru
sebagai tenaga pendidik haruslah memiliki
karakter unggul, dalam hal ini disebutkan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berkelakuan baik, bertanggung jawab dan
berjiwa nasional.
Baru-baru
ini
pembelajaran
berbasis karakter ramai diperbincangkan
dalam dunia pendidikan. Pemerintah
berupaya
merealisasikan
program
pendidikan karakter di Indonesia guna
memperbaiki kondisi terkait fenomena
perilaku-perilaku anarkis,
perusakan,
pertikaian, tawuran antar sekolah, antar
warga, main hakim sendiri, transformasi
etika global yang semakin bebas, serta
hubungan antar pribadi yang semakin tidak
mengindahkan nilai-nilai etik dan sopan
santun. Harus diakui bersama bahwa
pendidikan
budi
pekerti
ataupun
pendidikan karakter di Indonesia sangat
mengalami kemunduran dan keterpurukan
dibuktikan dengan fenomena yang telah
disebutkan. Oleh karena itu sebagai calon
seorang guru kita harus membuka
wawasan kita mengenai pendidikan
karakter dan mengenai bagaimana
penerapannya dalam pembelajaran di SD
sehingga wacana program pendidikan
berbasis karakter di Indonesia dapat
terselenggara dengan baik.
Upaya
untuk
mewujudkan
pendidikan karakter dalam membentuk
moralitas serta etika yang baik terhadap
generasi bangsa telah diupayakan oleh
berbagai pihak yang terlibat baik dalam
lingkup pendidikan formal maupun
pendidikan non formal. Di dalam
pendidikan
formal
seperti
jenjang
pendidikan
SD,
pendidikan
atau
pembelajaran berbasis karakter diperlukan
untuk membentuk karakter dasar peserta
didik yang unggul dan dapat menjadi
landasan dalam bertindak dan mengambil
keputusan di masa mendatang. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mewujudkan hal
tersebut adalah dengan menyisipkan nilainilai pendidikan karakter di SD dalam
proses pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik melalui kegiatan atau
pembelajaran berbasis permainan yang
tidak membuat siswa bosan namun justru
siswa mengenal hal baru yang membuat
mereka lebih berantusias.
PEMBAHASAN
Pembelajaran berbasis karakter
yang di terapkan di Indonesia baik pada
jenjang pendidikan dasar, menengah
maupun pendidikan tinggi sebaiknya
disesuaikan dengan pengaturan sistem
pendidikan
berdasarkan
fungsi
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Khususnya pada jenjang pendidikan pada
Sekolah Dasar dimana guru sangat
berperan penting dalam mendorong dan
membimbing
peserta
didik
untuk
membentuk dan mengembangkan potensipotensi pengembangan karakter yang
dimilikinya. Pembangunan karakter bangsa
merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam
proses berbangsa karena hanya bangsa
yang memiliki karakter dan jati diri yang
kuat akan eksis.
Hal ini bertolak belakang dengan
fenomena maraknya tindakan-tindakan
oleh kalangan pemuda yang tidak
mencerminkan adanya sebuah tindakan
pendidikan karakter yang diselenggarakan
oleh lembaga pendidikan. Berorientasi
pada minat siswa dalam pemahaman
pendidikan karakter
Pendidikan karakter seharusnya
membawa peserta didik ke pengenalan
nilai secara kognitif, penghayatan nilai
secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan
nilai secara nyata. Inilah rancangan
pendidikan karakter (moral) yang oleh
Thomas Lickona disebut moral knowing,
moral feeling, dan moral action (Lickona,
1991: 51).
sudah
Sebagai calon guru profesional
seharusnya kita mengetahui
bagaimana proses pembelajaran nilai-nilai
pendidikan karakter di SD. Terutama
penerapan nilai-nilai karakter dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
siswa SD agar tercipta karakter generasi
yang berbudi luhur sesuai nilai-nilai
Pancasila sebagai jati diri bangsa serta
antisipasi untuk mencegah permasalahan
intoleran di Indonesia.
Pengertian Karakter
Pengertian
karakter
secara
etimologi berasal dari bahasa latin
“character” yang memiliki arti watak,
tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,
kepribadian serta akhlak. Coon (Zubaedi,
2011: 8) mendefinisikan karakter sebagai
suatu
penilaian
subjektif
terhadap
kepribadian seseorang yang berkaitan
dengan atribut kepribadian yang dapat atau
tidak dapat diterima masyarakat. Zainal
dan Sujak (2011: 2) menyatakan karakter
mengacu
pada
serangkaian
sikap
(attitudes), perilaku (bahaviors), motivasi
(motivation), dan ketrampilan (skills).
Dari beberapa definisi tersebut,
maka kita dapat mengambil garis besar
bahwa karakter merupakan seperangkat
kepribadian yang dimiliki seseorang, entah
itu sifat, tabiat, perilaku baik dan buruk
yang melekat pada seseorang yang
menjadikan
hal
tersebut
sebagai
karakteristik cara berpikir, bertindak dan
berperilaku seseorang tersebut. Karakter
terdiri atas tiga unjuk perilaku terdiri atas
pengetahuan moral, perasaan berlandaskan
moral, dan perilaku berlandaskan moral.
Sebagai bangsa yang baik kita harus
memiliki karakter yang baik pula. Karakter
yang baik terdiri atas proses tahu di mana
yang baik, keinginan melakukan yang
baik, dan melakukan yang baik.
Pendidikan Karakter
Menurut
Koesoema
(2010:3)
mengemukakan
bahwa:
karakter
merupakan struktur antropologis manusia,
di sanalah manusia menghayati kebebasan
dan menghayati keterbatasan dirinya. Hal
ini menjelaskan bahwa karakter bukan
hanya sekedar tindakan saja, melainkan
merupakan suatu hasil dan proses. Untuk
itu suatu pribadi diharapkan semakin
menghayati kebebasannya, sehingga ia
dapat bertanggung jawab atas tindakannya,
baik untuk dirinya sendiri sebagai pribadi
atau perkembangan dengan orang lain dan
hidupnya.
Lickona (1991) menyatakan bahwa
pendidikan karakter adalah suatu usaha
yang disengaja untuk membantu seseorang
sehingga
ia
dapat
memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai
etika yang inti.
Prasetyo dan Rivasintha (2013:30)
mendefinisikan
bahwa:
Pengertian
Pendidikan Karakter adalah sebagai suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada peserta didik yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan,
dan
tindakan
untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan kamil.
Bersumber dari ketiga pengertian
mengenai pendidikan karakter menurut
para ahli tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendidikan karakter
merupakan suatu usaha sistematis yang
terencana melalui proses pendidikan dalam
upaya
menanamkan
nilai-nilai-nilai
karakter yang baik meliputi nilai moral dan
sosial dengan tujuan membentuk peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa
yang
berkualitas,
yang
mampu
bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Pentingnya
Berbasis Karakter
Pembelajaran
Mengkaji seberapa pentingnya
pendidikan karakter pada SD, maka kita
harus mengetahui tujuan terselenggaranya
pendidikan karakter tersebut. Adapun
tujuan Pendidikan Karakter sendiri
menurut E. Mulyasa (2011: 09)
Pendidikan karakter bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan
yang
mengarah
pada
pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang,
sesuai
dengan
standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan. Melalui pendidikan karakter
peserta didik diharapkan mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya,
mengkaji
dan
menginternalisasikan
serta
mempersonalisasikan nilai-nilai karakter
dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam
perilaku sehari-hari.
Menurut Lickona ada tujuh alasan
mengapa pendidikan karakter itu harus
disampaikan. Ketujuh alasan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Cara terbaik untuk menjamin anakanak (siswa) memiliki kepribadian
yang baik dalam kehidupannya.
2) Cara untuk meningkatkan prestasi
akademik.
3) Sebagian siswa tidak dapat membentuk
karakter yang kuat bagi dirinya di
tempat lain.
4) Persiapan siswa untuk menghormati
pihak atau orang lain dan dapat hidup
dalam masyarakat yang beragam.
5) Berangkat dari akar masalah yang
berkaitan dengan problem moralsosial,
seperti
ketidaksopanan,
ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran
kegiatan seksual, dan etos kerja
(belajar) yang rendah.
6) Persiapan terbaik untuk menyongsong
perilaku di tempat kerja.
7) Pembelajaran nilai-nilai budaya yang
merupakan
bagian
dari
kerja
peradaban.
Pada dasarnya suatu pendidikan
yang mengedepankan pada pengembangan
pengetahuan dan wawasan saja hanya akan
mencetak generasi yang pintar. Mencetak
generasi yang pintar saja merupakan hal
yang sangat mudah dilakukan oleh guru
maupun tenaga pendidik yang dalam hal
ini sudah menguasai segala materi yang
dibutuhkan oleh peserta didik selama
mengenyam pendidikan. Namun generasi
yang pintar saja tidak dapat memberikan
efek pada kemajuan peradaban suatu
bangsa. Bangsa yang maju merupakan
bangsa yang memiliki kualitas yang
unggul tidak hanya pada pengetahuan,
namun juga pada sifat maupun perilaku
yang
mencerminkan
karakter
dan
kepribadian unggul, berintelektual dan
memiliki rasa tanggung jawab, baik pada
diri sendiri maupun orang lain dan
lingkungan sekitarnya.
Tahap-Tahap Pembelajaran Berbasis
Karakter
Pada
pembelajaran
berbasis
karakter di Sd terdapat beberapa tahapan
yang harus dilakukan oleh seorang guru
sebagai
tenaga
pendidik,
berikut
penjelasannya:
1. Tahap Perencanaan
Hal-hal yang harus dilakukan pada
tahap perencanaan yaitu analisis SK/KD
yang dilakukan dengan mengidentifikasi
nilai-nilai karakter yang secara subtansi
dapat
diintegrasikan.
Pengembangan
silabus berkarakter, yang secara praktis
dapat dilakukan dengan menambah
komponen (kolom) karakter tepat di
sebelah kanan komponen (kolom)
Kompetensi Dasar atau di kolom silabus
yang paling kanan. Nilai-nilai yang
diisikan tidak hanya terbatas pada nilainilai yang telah ditentukan melalui analisis
SK/KD, tetapi dapat ditambah dengan
nilai-nilai
lainnya
yang
dapat
dikembangkan
melalui
kegiatan
pembelajaran (bukan lewat substansi
pembelajaran).
Sebagaimana langkah pengembangan
silabus, penyusunan RPP berkarakter
dalam rangka pendidikan karakter yang
terintegrasi dalam pembelajaran juga
dilakukan dengan cara merevisi RPP yang
telah ada. Kemudian pada penyiapan
bahan ajar berkarakter disiapkan dengan
merevisi
atau menambah
nilai-nilai
karakter ke dalam pembahasan materi
yang ada di dalamnya.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Pada
kegiatan
pelaksanaan
pembelajaran
berisikan
serangkaian
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup
yang dipilih disiapkan dengan merevisi
atau menambah nilai-nilai karakter ke
dalam pembahasan materi yang ada di
dalamnya.
Kegiatan
pendahuluan
hendaknya disusun berdasarkan Standar
Proses serta menginternalisasi nilai-nilai
karakter dalam tahap pembelajaran.
Kemudian
pada
kegiatan
inti
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 41 Tahun 2007, kegiatan
inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap,
yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pada tahap eksplorasi siswa difasilitasi
untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dan mengembangkan sikap
melalui kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Pada tahap elaborasi,
peserta didik diberi peluang untuk
memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilan serta sikap lebih lanjut
melalui sumber-sumber dan kegiatankegiatan pembelajaran lainnya sehingga
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
peserta didik lebih luas dan dalam. Pada
tahap
konfirmasi,
peserta
didik
memperoleh umpan balik atas kebenaran,
kelayakan, atau keberterimaan dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperoleh oleh siswa.
Sedangkan pada tahap penutup guru
membantu siswa dalam menyimpulkan isi
pembelajaran, refleksi, melakukan umpan
bali, melakukan rencana tindak lanjut dari
pembelajaran,
serta
menyampaikan
pembelajaran di perteuan berikutnya.
Tiga hal yang perlu dilakukan oleh
guru
dalam
penerapan
nilai-nilai
pendidikan karakter yakni, guru harus
merupakan seorang model dalam karakter.
Kedua, pemberian reward kepada siswa
yang
menunjukkan
karakter
yang
dikehendaki dan pemberian punishment
kepada mereka yang berperilaku dengan
karakter yang tidak dikehendaki. Ketiga,
harus dihindari olok-olok ketika ada siswa
yang datang terlambat atau menjawab
pertanyaan dan/atau berpendapat kurang
tepat/relevan.
3. Tahap Evaluasi Pembelajaran
Sebagai tahap yang penting dalam proses
pembelajaran dan pendidikan, penilaian
harus dilakukan dengan baik dan benar
sesuai dengan pencapaian kognitif, afektif
serta psikomotorik siswa.
Pada
pembelajaran
berbasis
karakter penilaian lebih mementingkan
pencapaian afektif dan psikomotorik
peserta didik dibandingkan pencapaian
kognitifnya.
Pemerintah
(Kemdiknas/Kemdikbud)
sudah
menetapkan Standar Penilaian Pendidikan
yang dapat dipedomani oleh guru dalam
melakukan penilaian di sekolah, yakni
Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Dalam hal ini guru hendaknya membuat
instrumen penilaian yang dilengkapi
dengan rubrik penilaian untuk menghindari
penilaian yang bersifat subjektif.
Strategi Pembelajaran
Dalam hal ini strategi pembelajaran
berbasis karakter menempatkan siswa
sebagai pembelajar untuk mengembangkan
potensi karakter baiknya sendiri melalui
konteks pembelajaran yang menyisipkan
nilai-nilai karakter. Pilihan strategi pada
pembelajaran karakter, sangat tergantung
pada pendekatan pendidikan karakter yang
mana yang dikembangkan.
Strategi pembelajaran berbasi
karakter haruslah strategi yang berorientasi
pada
pendekatan
kognitif,
dimana
pembelajaran diarahkan pada peningkatan
perkembangan moral peserta didik,
pembelajaran diarahkan dalam kerangka
meningkatkan pertimbangan moral peserta
didik. Kemudian strategi yang berorientasi
pada pendekatan komprehenshif.
PENUTUP
Pelaksanaan pendidikan sebagai
wadah maupun upaya mengembangkan
dan menggali potensi generasi muda
hendaknya tidak hanya terfokus pada
pengembangan pengetahuan melainkan
juga harus menyertakan pengembangan
nilai moral value. Hal ini dapat
terintgrasikan dalam bentuk pendidikan
atau pembelajaran berbasis karakter yang
hendaknya dilaksanakan sejak jenjang
pendidikan dasar atau SD.
DAFTAR PUSTAKA
Guru
sebagai
tenaga
ahli
profesional bersama pemerintah serta
masyarakat sekitar hendaknya harus bahu
membahu bekerjasama, melaksanakan,
mendorong dan mengawasi pelaksanaan
pendidikan di sekolah sehingga tujuantujuan pendidikan dapat tercapai sesuai
dengan sistem atau atauran yang telah di
tetapkan dalam perundang-undangan. Hal
ini guna mengatasi segala permasalahan,
konflik, kemunduran kualitas pendidikan
di Indonesia yang sangat erat kaitanya
dengan pengikisan nilai moral, kemuduran
karakter seiring dengan kemajuan zaman
yang tidak ada kontrol maupun batas-batas
pergaulan antar negara. Pendidikan
karakter dalam lingkup pendidikan formal
di sekolah hendaknya mampu menjadi
tameng utama dalam melindungi generasi
muda.
Marzuki.
2012.
Pengintegrasian
Pendidikan
Karakterdalam
Pembelajaran
Di
Sekolah.
Tersedia
di
http://staff.uny.ac.id/sites/default/
files/penelitian/drmarzukimag/73-pengintegrasianpendidikan-karakter-dalampembelajarandi-sekolah.pdf
Tanpa adanya peran nyata oleh
seluruh komponen masyarakat maupun
semua pihak, kiranya wacana pelaksanaan
pendidikan karakter di lingkup pendidikan
formal hanya menjadi sebuah tataran
wacana tanpa ada realisasi nyata. Oleh
karena itu, keterlibatan dan dukungan dari
berbagai pihak menjadi salah satu faktor
penentu keberhasilan pendidikan karakter
untuk
mengatasi
permasalahan
kemunduran peradaban di Indonesia.
Dewey John. 2020. Makna Pendidikan
Karakter Menurut Para Ahli.
Tersedia
di
https://www.silabus.web.id/makn
a-pendidikan-karaktermenurutpara-ahli
Rosalinda, Rinita D. 2015. Pembelajaran
Berbasis Karakter. Tersedia di
http://rinitarosalinda.blogspot.co
m/2015/02/pembelajaranberbasis-karakter.html
Sudrajat, Ajat. 2011. Mengapa Pendidikan
Karakter? Jurnal Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta. I
(1): 47-58.
Suwartini, Sri. 2018. Pengembangan Buku
Ajar Pendidikan Karakter Dengan
Pendekatan
Pembelajaran
Berbasis Soft Skill Pada Siswa
SD Kelas II. Jurnal Pendidikan
Unwidha. 7(2) : 102-106.
Download