Inventarisasi Jenis Ikan di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan Oleh: Dedison Hasudungan H.1, Dian Samitra, M.Pd.Si.2, Hj. Ivoni Susanti, M.Pd.Si3 1 Alumni 2 dan 3 S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau [email protected] ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Inventarisasi Jenis Ikan Air Tawar di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif dengan metode survei. Teknik dan pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka untuk mengidentifikasi spesies ikan (dengan acuan buku-buku Identifikasi). Ikan-ikan yang diperoleh selama pengamatan diidentifikasi berdasarkan morfologi, yaitu diukur panjang total, panjang percabangan, panjang standar, panjang kepala, panjang, panjang batang ekor, panjang dasar sirip dorsal pertama, panjang sirip dorsal kedua, panjang sirip pectoral, panjang sirip ventral, panjang sirip anal, panjang dasar sirip anal, panjang sirip dorsal pertama, panjang sirip dorsal kedua, diameter mata, tinggi tubuh, dan tinggi batang ekor, dihitung jumlah jari-jari keras dan jari-jari lunak pada sirip dorsal pertama, sirip dorsal kedua, sirip pectoral, sirip pentral, dan sirip anal, lalu dilihat karakteristik bentuk mulut, badan dan sirip ekor, kemudian disamakan dengan kunci dertiminasi. Dari hasil penelitian yang telah tertangkap sebanyak 14 spesies, 12 genus, 7 familia, dan 4 Ordo ikan air tawar. Kata Kunci : Inventarisasi, Ikan air tawar, Sungai Kelingi. A. Pendahuluan Semua makhluk hidup bergantungan kepada lingkungannya. Demikian juga lingkungan akan bergantung pada makhluk hidup. Oleh karena itu, antara makhluk hidup dengan lingkunganya saling ketergantungan. Saling ketergantungan makhluk hidup dengan lingkungan ini menjadi suatu hubungan timbal balik atau interaksi. Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya seperti air dan ikan, disebut ekosistem (Mardiastutik, E. 2013:2). Kegiatan manusia dapat mempengaruhi kerusakan ekosistem seperti pembuangan limbah beracun dari pabrik Pertamina. Limbah beracun dari pabrik mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi hewan-hewan air dan tumbuhan. Limbah yang langsung di buang ke Sungai dapat mencemari air Sungai. Air Sungai yang tercemar menyebabkan hewan air dan tumbuhan air di dalam Sungai akan mati (Hastuti, R. 2010:41). Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air Sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem Sungai dihuni oleh hewan seperti ikan gurame, kura-kura, ular, dan buaya (Mardiastutik, E. 2013:39). Sungai Kelingi di Kota Lubuklinggau dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat untuk mandi, mencuci, rekreasi dan juga tempat untuk penangkapan ikan, kegiatan tersebut dilakukan warga sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Sungai Kelingi merupakan salah satu anak Sungai dari Sungai Musi Banyuasin yang melintasi Kota Lubuklinggau dan di setiap kecamatannya. Berdasarkan survei dan wawancara dari beberapa warga mengungkapkan bahwa, jenis ikan yang sering tertangkap di wilayah Kecamatan Lubuklinggau Utara II yaitu, Kelurahan Ulak Surung ikan yang sering tertangkap oleh warga seperti ikan sema, baung, pisang, tanah, seluang, kapiat, layang-layang, dan tile yang diungkapkan oleh warga setempat pada tanggal 4 April 2016. Jenis ikan yang sering tertangkap di Kelurahan Senalang seperti ikan baung, kapiat, seluang, nila, tanah, dan ikan jatawat yang diungkapkan oleh warga setempat pada tanggal 12 April 2016. Sedangkan di Kelurahan Batu Urip jenis ikan yang sering tertangkap seperti ikan baung, pota, tanah, seluang, jetawat, pisang, dan kapral yang diungkapkan oleh warga setempat pada tanggal 16 April 2016. Air yang bersih dan jernih dapat tercemar oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab dalam penangkapan ikan, salah satunya dengan menggunakan racun jenis sianida yaitu potasium sianida (potas). Potas ini mengandung bahan senyawa kimia siano dengan karbon terikat-tiga ke atom nitrogen, HCN (Hidrogen Sianida), KCN (Kalium Sianida) dan zat padat atau cair yang dapat mematikan hewan air terutama ikan dari yang besar hingga yang kecil (Hernawan, 2013:54). Hal ini dapat menyebabkan menurunnya tingkat keanekaragaman ikan di Sungai akibat dari kepunahan yang menjadi suatu hal yang dapat merugikan ekosistem di Sungai, disamping itu juga penangkapan ikan yang ilegal seperti menyentrum yang dapat merusak ekositem Sungai. Keanekaragaman ikan di Sungai merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus di jaga juga untuk dapat di kembangkan, karena dapat dijadikan sebagai aset daerah yang merupakan kekayaan sumber daya alam. Tetapi di Sungai Kelingi Kota Lubuklinggau masih banyak dari jenis ikan yang belum di Identifikasi dan secara relevan data jenis-jenis ikan yang dimiliki Dinas Perikanan Kota Lubuklinggau belum ada. Padahal pengetahuan untuk hal tersebut cukup penting dan berguna sebagai landasan untuk pengembangan pembangunan dibidang perikanan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Inventarisasi Jenis Ikan Air Tawar di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan”. B. Landasan Teori 1. Inventarisasi Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia inventarisasi di artikan sebagai pembuatan, penyusunan atau pengumpulan data mengenai suatu kegiatan, hasil-hasil yang telah dicapai atau apa yang telah dimiliki (Poerwadarminta, 2006:142). Inventarisasi juga dapat diartikan pencatatan, pendataan, atau pendaftaran barangbarang (Suwarna, 1997:521). 2. Ikan Ikan adalah hewan yang beraneka ragam, jumlah spesiesnya lebih dari 27.000 spesies di seluruh dunia. Mereka tidak bernafas dengan paru-paru seperti manusia, tetapi dengan insang. Insang ikan terletak pada sisi kanan dan kiri kepalanya. Ikan mempunyai ukuran yang beragam. Ikan terbesar adalah paus hiu. Ukurannya mencapai 14 meter. Sementara, ikan terkecil adalah stout infantfish. Ukurannya hanya 7 milimeter atau sama dengan seperempat inci. Ikan mempunya bentuk yang pipih memanjang. Tubuh mereka terdiri atas kepala, badan, dan ekor. Mereka tidak mempunyai tangan dan kaki. Sewaktu bergerak, menggerakan sirip dikanan dan dikiri tubuhnya. Sirip ini membuat ikan dapat berenang dalam air (Ami, A. 2010:1-3) Kota Lubuklinggau sebagai daerah otonomi yang mempunyai potensi pengembangan budidaya ikan air tawar di Sumatera Selatan terus dituntut untuk melakukan upaya pengembangan dan manfaat potensi secara optimal. Sebagai sentra budidaya air tawar, Kota Lubuklinggau mempunyai potensi untuk pengembangan perikanan diantaranya perairan umum, kolam air tenang, kolam air deras, kolam terpal dan pengembangan unit pembenihan (Dinas Perternakan dan Perikanan Kota Lubuklinggau, 2015:5). 3. Morfologi Ikan Ikan bernafas terutama dengan mengisap udara dari air menggunakan insangnya (Achjar, M.R. 1984:15). Secara umum tubuh ikan dibagi atas 3 bagian yang utama, yaitu: kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (operkulum). Batas badan adalah mulai dari tutup insang (operkulum). Batas badan adalah mulai dari tutup insang hingga dubur, sedangkan batas ekor adalah mulai dari pangkal sirip ekor di belakang dubur sampai ujung sirip ekor (Ahmad, F. 2006:24). Selanjutnya Ahmad, F. (2006:21) mengungkapkan pada bagian kepala dijumpai adanya celah mulut (cavum), cekung hidung (fovea nasalis), mata (organon visus), insang (branchium), dan tutup insang (operculum). Kebanyakan ikan memiliki 1 atau 2 cekung hidung pada ujung moncong. Mata pada ikan tidak dapat menutup. Pada kebanyakan ikan mata terletak pada lekuk lateral pada sisi lateral dari kepala, tetapi pada ikan yang hidup di laut, seperti ikan pari, mata terletak pada sisi bagian dorsal dari kepala, sedangkan pada golongan Pleuronectiformes, kedua mata terletak pada sisi kepala. Insang dilengkapi dengan tutup insang. Mulut dibatasi oleh bibir dalam bentuk kartilago atau memiliki sifat membrancus. Ruas-ruas tulang ekor yang terakhir yang berlengketan manjadi satu dihitung sebagai satu ruas, ruas ini biasanya tidak membujur dibelakang ujung tulang belakang, tetapi letaknya agak ke atas (Saanin, H. 1984:60). Jenis jari-jari sirip terbagi dalam 2 macam, ialah jari-jari keras dan jari-jari lemah. Jari-jari keras tidak berbuku-buku, berbentuk pejal (tidak berlubang), keras dan tidak dapat dibengkokkan, biasanya jari-jari keras ini berupa duri, cucuk atau partil dan berupa alat mempertahankan diri. Sedangkan jari-jari lemah kurang lebih cerah, seperti tulang rawan, mudah dibengkokkan dan berbuku-buku atau beruas-ruas. Bentuknya berbeda-beda bergantung kepada jenis ikannya. Gambar (a) Jari-jari sirip punggung yang keras dan (b) Sirip berjari-jari lemah (Saanin, H. 1984:48). 4. Sungai Sungai memiliki berbagai aliran di setiap wilayahnya yang sesuai dengan siklus air (hidrologi) yang mengaliri Sungai tersebut, Siklus air di wilayah Kota Lubuklinggau di pengaruhi oleh Sungai kelingi, Sungai mesat, Sungai megang, dan Sungai temam. Wilayah ini termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi serta Sub DAS Mesat dan Air Kati yang membentuk beberapa Sungai yang merupakan anak Sungai Musi dengan debit air relatif stabil, pola aliran Sungai berawal dari bagian barat menuju timur yang akhirnya menjadi satu aliran di Sungai Musi, dengan arus yang deras (Pemerintah Kota Lubuklinggau. 2004:40). 5. Taksonomi Ikan Ikan dikelompokan ke dalam tiga kelas yang terdiri dari lima sub kelas, yaitu: a) Kelas Agnatha; b) Kelas Chondrichthyes dan c) Kelas Osteichthyes (Kimbal, J. 1999:925-930). 6. Tingkat Taksonomi Ikan Taksonomi ialah ilmu mengenai klasifikasi jasad, istilah taksonomi berasalkan dari perkataan junani taxis yang berarti susunan atau pengaturan, dan nomos berarti hukum. Kategori taksonomi mengenal untuk binatang hanya lima katagori, yaitu clasis, ordo, genus, species, dan varietas. Dua diantara katagori baru ini secara umum diakui dan digunakan, yaitu “famili” (di antara genus dan ordo) dan phylum diantara kelas (classis) dan dunia (kingdom) (Saanin, H. 1984:16). C. Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif Kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan menangkap ikan sendiri dan ikan yang ditangkap oleh masyarakat disepanjang Sungai kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan. Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penangkapan ikan di Sungai Kelingi a. Dilakukan survei lokasi untuk menentukan titik penangkapan ikan b. Titik penangkapan ikan dilakukan pada 3 stasiun yang telah ditentukan c. Waktu penangkapan ikan dilakukan pada pagi, sore dan malam hari 2. Perlakuan ikan a. Ikan yang telah tertangkap dicuci, dan didokumentasikan b. Ikan di simpan didalam cool box yang telah diberi larutan formalin 4-10% (kurang lebih 1-3 hari) c. Sampel ikan dicuci dengan air mengalir, ditiriskan rendam dengan alkohol 70% (pengawetan) d. Identifikasi jenis ikan dilakukan di laboratorium. 3. Identifikasi dan klasifikasi a. Identifikasi dilakukan di laboratorium STKIP-PGRI Lubuklinggau dengan mengamati ciri-ciri morfologi pada ikan yang tertangkap dengan proses Identifikasi sebagai berikut: 1) Identifikasi dilakukan dengan menggunakan buku-buku Identifikasi ikan (Saanin, 1984:420-2758) 2) Ciri-ciri ikan yang akan di amati meliputi bentuk tubuh yang di sesuaikan dengan morfologi ikan seperti, panjang dan tinggi tubuh, tipe sisik, pola warna, bentuk moncong, bentuk sirip, jumlah sirip, dan bentuk ekor. b. Tahap-tahap klasifikasi diantaranya seperti 1) Membedakan setiap ciri-ciri dari jenis ikan 2) Menentukan spesies dari ciri-ciri yang dimiliki setiap ikan dengan didasarkan pada persamaan morfologi dan anatominya atau juga dapat disebut sistem alamiah 3) Setah ditentukan ciri-ciri dari morfologi dan anatominya, ikan tersebut dapat disamakan sesuai dengan tingkat taksonomi yang tergolong pada ciri-ciri yang dimiliki ikan tersebut. 4. Cara pembuatan spesimen jenis ikan air tawar yang tertangkap a. Disiapkan jenis ikan yang akan di awetkan b. Disiapkan toples yang telah di sediakan c. Disiapkan alkohol yang telah di sediakan sebanyak 70% d. Mencuci jenis ikan dan mencuci toples dari kotoran dengan menggunakan aquades e. Memasukkan jenis ikan pada larutan alkohol yang telah ada di dalam toples f. Menutup rapat toples dan kemudian di beri label yang berisi nama spesimen tersebut. 5. Identifikasi dan Pengumpulan data ikan. 6. Cara Kerja Cara Kerja dari penelitian ini ialah a. Penelitian dilakukan pada 3 titik stasiun yang terdiri dari; 1) Stasiun 1, dimana berbatasan antara Lubuklinggau Utara II dengan Lubuklinggau Barat II. 2) Stasiun 2, yang berada di pertengahan daerah Lubuklinggau Utara II. 3) Stasiun 3 merupakan titik akhir daerah Lubuklinggau Utara II. Penentuan stasiun dilakukan sesuai dengan hasil observasi terhadap warga yang berada di Lubuklinggau Utara II dan sesuai dengan kondisi lingkungan yang disukai oleh ikan air tawar dilihat dari sifat dan tingkah laku ikan air tawar tersebut. 4) Pembuatan plot pada setiap stasiun a) Stasiun 1 di Kelurahan Ulak Surung: Lebar plot : 10-20 meter, panjang plot : 40 meter, disesuaikan terhadap lengkungan arus Sungai, dibawah jembatan, yang memungkinkan banyaknya populasi ikan. b) Stasiun 2 di Kelurahan Senalang: Lebar plot : 25 meter, panjang plot : 40 meter, disesuaikan terhadap lengkungan Sungai dengan aliran Sungai yang cukup deras, yang memungkinkan banyaknya populasi ikan. c) Stasiun 3 di Kelurahan Batu Urip: Lebar plot : 15 meter, panjang plot : 40 meter, disesuaikan terhadap adanya lubuk dan air yang cukup tenang, yang memungkinkan banyaknya populasi ikan. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Hasil penelitian Inventarisasi jenis ikan di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut : 1. Hasil Penelitian di Stasiun 1 Ikan yang tertangkap di stasiun 1 kelurahan Ulak Surung dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Inventarisasi Ikan pada Stasiun 1 di Kelurahan Ulak Surung Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan No Hari/tanggal 1 Rabu, 1 Juni 2016 2 Sabtu, 4 juni 2016 3 Sabtu, 4 Juni 2016 4 Minggu, 5 Juni 2016 5 Minggu, 5 Juni 2016 6 Senin, 6 Juni 2016 7 Senin, 6 Juni 2016 8 Senin, 6 juni 2016 9 Sabtu, 11 Juni 2016 10 Sabtu, 11 Juni 2016 11 Sabtu, 11 Juni 2016 12 Minggu, 12 Juni 2016 13 Minggu, 12 Juni 2016 14 Senin, 13 Juni 2016 15 Senin, 13 Juni 2016 16 Senin, 13 Juni 2016 17 Rabu, 15 Juni 2016 18 Jumat, 17 Juni 2016 19 Jumat, 17 Juni 2016 Jumlah ikan Jumlah Jenis Ikan Jumlah ikan 3 1 1 3 2 2 1 1 3 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 32 7 Nama ikan Nasional Lokal Seluang Seluang Dokun Kapiul Baung Baung Dokun Kapiul Seluang Seluang Seluang Seluang Kapiat Kapiat Baung Baung Kapiat Kapiat Keperas Keperas Baung Baung Seluang Seluang Kapiat Kapiat Semah Semah Kapiat Kapiat Seluang Seluang Seluang Seluang Semah Semah Hampala Kebarau Waktu Pagi Pagi Sore Pagi Siang Sore Sore Malam Pagi Sore Malam Sore Sore Malam Pagi Sore Sore Malam Sore Ikan yang tertangkap di stasiun 1 Kelurahan Ulak surung berjumlah 32 ekor, terdiri dari 10 ekor ikan seluang, 4 ekor ikan kapiul, 8 ekor ikan baung, 6 ekor ikan kapiat, 1 ekor ikan keperas, 2 ekor ikan semah, dan 1 ekor ikan kebarau. Jenis ikan yang paling banyak tertangkap adalah jenis ikan seluang berjumlah 10 ekor dan jenis ikan yang paling sedikit tertangkap adalah jenis ikan keperas dan kebarau masingmasing tertangkap hanya 1 ekor. Terdapat 7 ekor jenis variasi ikan yang berhasil tertangkap. Kondisi Sungai di stasiun 1 Kelurahan Ulak Surung cukup baik, terdapat pembuangan sampah, limbah warga yang sering mandi dan mencuci tetapi pada batas yang wajar sehingga tidak mencemari Sungai. Suhu air sungai 26°C-30°C, drajat keasaman pH 6-8, dan kedalaman Sungai 1-3 meter. 2. Hasil penelitian di stasiun 2 Ikan yang tertangkap di stasiun 2 kelurahan Senalang dapat dilihat pada tabel .2. Tabel 2. Hasil Inventarisasi Ikan pada Stasiun 2 di Kelurahan Senalang Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan No Hari/tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sabtu, 4 Juni 2016 Minggu, 5 Juni 2016 Minggu, 5 Juni 2016 Senin, 6 Juni 2016 Sabtu, 11 Juni 2016 Sabtu, 11 Juni 2016 Minggu, 12 Juni 2016 Minggu, 12 Juni 2016 Senin, 13 Juni 2016 Rabu, 15 Juni 2016 Rabu, 15 Juni 2016 Jumat, 17 Juni 2016 Jumlah ikan Jumlah Jenis Ikan Jumlah ikan 1 1 2 3 1 1 4 1 2 2 1 3 22 8 Nama ikan Nasional Lokal Dokun Kapiul Tilan Tilok Kehkel Bidin Tilan Tilok Kapiat Kapiat Dokun Kapiul Kapiat Kapiat Biji nangka Kehkel Bidin Baung pisang Baung pisang Lele Lele Baung Baung Waktu Pagi Sore Sore Pagi Pagi Sore Sore Sore Sore Sore Sore Malam Ikan yang tertangkap di stasiun 2 Kelurahan Senalang berjumlah 22 ekor, terdiri dari 2 ekor ikan kapiul, 4 ekor ikan tilok, 4 ekor ikan bidin, 5 ekor ikan kapiat, 1 ekor ikan biji nangka, 2 ekor ikan baung pisang, 3 ekor ikan baung, dan 1 ekor ikan lele. Jenis ikan yang paling banyak tertangkap adalah jenis ikan kapiat berjumlah 5 ekor dan jenis ikan yang paling sedikit tertangkap adalah jenis ikan biji nangka dan jenis ikan lele yang masing-masih berjumlah 1 ekor. Terdapat 8 ekor jenis variasi ikan yang berhasil tertangkap. Kondisi Sungai di stasiun 2, di sekitar stasiun terdapat kolam pemancingan milik warga yang biasanya digunakan warga untuk memancing secara berbayar. Dimana aliran kolam pemancingan tersebut mengalir di Sungai kelingi, tetapi tidak mencamari air Sungai. Suhu air Sungai 26°C-30°C, drajat keasaman pH 67, dan kedalaman Sungai 0,5-2 meter. 3. Hasil Penelitian di Stasiun 3 Ikan yang tertangkap di stasiun 3 kelurahan Batu Urip dapat dilihat pada table 3. Tabel 3. Hasil Inventarisasi Ikan pada Stasiun 3 di Kelurahan Batu Urip Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan No Hari/tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Rabu, 1 Juni 2016 Sabtu, 4 Juni 2016 Sabtu, 4 Juni 2016 Minggu, 5 Juni 2016 Senin, 6 Juni 2016 Senin, 6 Juni 2016 Sabtu, 11 Juni 2016 Minggu, 12 Juni 2016 Senin, 13 Juni 2016 Rabu, 15 Juni 2016 Jumat, 17 Juni 2016 Jumlah ikan Jumlah Jenis Ikan Jumlah ikan 2 1 1 4 1 2 2 1 2 1 1 18 5 Nama ikan Nasional Lokal Seluang Seluang Toman Toman Seluang Seluang Seluang Seluang Pasir Bongen Kapiat Kapiat Kapiat Kapiat Seluang Seluang Seluang Seluang Lele Lele Kapiat Kapiat Waktu Sore Sore Malam Sore Pagi Sore Sore Sore Sore Sore Pagi Ikan yang tertangkap di stasiun 3 Kelurahan Batu Urip berjumlah 18 ekor, terdiri dari 10 ekor ikan seluang, 1 ekor ikan toman, 1 ekor ikan pasir, 5 ekor ikan kapiat dan 1 ekor ikan lele. Jenis ikan yang paling banyak tertangkap adalah jenis ikan seluang yang berjumlah 10 ekor dan jenis ikan yang paling sedikit tertangkap adalah jenis ikan toman, jenis ikan pasir, dan jenis ikan lele yang masing-masing berjumlah 1 ekor. Terdapat 5 ekor jenis variasi ikan yang berhasil tertangkap. Kondisi Sungai di stasiun 3 Kelurahan Batu Urip cukup baik, di sekitar pinggiran Sungai banyak terdapat pasir, kondisi itu pun tidak mencamari air Sungai. Suhu air Sungai 26°C-30°C, drajat keasaman pH 6-7, dan kedalaman Sungai 1-3 meter. 4. Klasifikasi Jenis Ikan di Sungai Kelingi Klasifikasi jenis ikan di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II dapat di lihat pada tabel 4. Tabel 4. Klasifikasi Jenis Ikan di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan No Nama daerah Spesies 1 Semah Labeobarbus douronesis 2 Seluang Osteochilus sclegeli 3 Kebarau Hampala macrolepidota 4 Keperas Cyclocheilichthys apogon 5 Kapiat Stolephorus tri 6 Kapiul Puntius lateristriga Lele Clarias batrachus Baung Macrones nemurus Baung pisang Bidin Macrones planiceps Pasir Scolopsis cancellatus Tilok Masta cembelus macalatus Toman Biji nangka Ophiocephalus micropaltes Ophiocephalus sp 7 8 9 10 11 12 13 14 Glyptosternum platypogon Famili Ordo Cyprinidae Ostariophysi Clariidae Bagridae Bagaridae Lucanidae Percomorphi Mastacembelidae Opisthomi Ophiocephalidae Labyrinthici Jenis ikan yang tertangkap berjumlah 14 ekor jenis ikan air tawar pada 3 stasiun yang telah ditentukan, terdiri dari 1.ikan semah, 2.ikan seluang, 3.ikan kebarau, 4.ikan keperas, 5.ikan kapiat, 6.ikan kapiul, 7.ikan lele, 8.ikan baung, 9.ikan baung pisang, 10.ikan bidin, 11.ikan pasir, 12.ikan tolok, 13.ikan toman, dan 14.ikan biji nangka. Yang telah tertangkap dari 3 stasiun di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan. Dapat dilihat pada tabel tabel 4.5. 5. Kondisi Sungai Kelingi Kondisi Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan, dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Kondisi Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan. Suhu Sungai No pH Sungai Stasiun Pagi Sore Warna Sungai Kedalaman Sungai Malam 1 Stasiun 1 30°C 28°C 26°C 6-8 2 Stasiun 2 30°C 28°C 26°C 6-7 3 Stasiun 3 30°C 28°C 26°C 6-7 Hijau kebirubiruan dan kecoklatan Hijau kebirubiruan dan kecoklatan Hijau kebirubiruan dan kecoklatan 1-3 meter 0,5-2 meter 1-3 meter Catatan :Hijau Kebiru-biruan pada saat kondisi air Jernih Kecoklatan pada saat kondisi air Keruh 2. Pembahasan a. Ciri-ciri morfologi ikan yang ditemukan di Sungai Kelingi Jenis ikan yang memiliki tipe kepala Terminal berjumlah 11 jenis ikan, 2 jenis ikan memiliki tipe kepala inferior dan 1 memiliki tipe kepala sub Terminal. Tipe ekor bercangak yang memiliki jumlah paling banyak yakni 9 jenis ikan, 4 jenis ikan memiliki tipe ekor membundar dan 1 jenis ikan memiliki tipe berpinggiran tegak. Tipe sisik yang dimiliki yaitu jenis sikloid berjumlah 8 jenis ikan, sedangkan 6 jenis ikan lainnya tidak memiliki sisik. dimana ciri sisik cycloid ini adalah bagian anterior pada umumnya saling tumpang tindih dengan bagian posterior sisik yang ada di depannya. Terjadinya tumpang tindih atau yang disebut dengan imbricate pada sisik ikan ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan pada tipe sisik yang lain seperti sisik tipe cosmoid dan ganoid. Pada setiap jenis ikan yang tertangkap memiliki ciri-ciri sesuai dengan sifat nya seperti menyukai debit arus Sungai yang cukup deras dengan banyak bebatuan, dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 6. Ciri-ciri Morfologi Ikan yang Ditemukan di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan Ciri-ciri Morfologi No Jenis Tipe Ikan Kepala Ekor D P V A warna Sisik K L K L K L K L tubuh 1 Semah Terminal Bercangak Sikloid 1 7 1 5 1 5 1 6 Putih 2 Seluang Terminal Membundar Sikloid 1 6 1 4 1 4 1 5 Putih 3 Kebarau Terminal Bercangak Sikloid 1 7 1 5 1 5 1 6 Putih 4 Keperas Terminal Bercangak Sikloid 1 7 1 5 1 5 1 6 Putih 5 Kapiat Terminal Bercangak Sikloid 1 7 1 4 1 4 1 6 Putih 6 Kapiul Terminal Bercagak Sikloid 1 1 7 Lele Inferior Membundar - 8 Baung Terminal Bercangak - 9 B.Pisang Terminal Bercangak 10 Kehkel Terminal Bercagak 11 Pasir Terminal 12 Tilok Inferior 13 Toman 14 Biji nangka Sub terminal 7 1 11 1 9 37 1 4 1 4 2 7 1 5 1 5 - 1 7 1 5 1 - 1 18 1 5 Sikloid 1 7 - Membundar - 16 8 Membundar Sikloid 7 - 1 Berpinggiran tegak 6 Putih 29 Hitam 1 4 Hitam 5 1 4 1 5 - 5 - 1 5 1 5 - 4 - - - 43 39 1 6 1 7 21 6 8 1 8 1 4 1 4 Kuning hitam Hitam dan putih Kuning Coklat tua Hitam dan Putih Kuning Terminal Bercagak dan Coklat Keterangan : D (Dorsal) : Sirip Punggung P (Pektoral) : Sirip Dada V (ventral) : Sirip Perut A (anal) : Sirip Anal K : Jumlah Jari Sirip Yang Keras L : Jumlah Jari Sirip Yang Lemah Semua jenis ikan yang ada di 3 stasiun masih belum tertangkap dilihat dari hasil wawancara. Jenis ikan yang tidak tertangkap seperti ikan layang-layang, ikan tile, ikan nila, ikan jetawat, ikan pota, dan ikan kapral. Warga setempat mengungkapkan jenis ikan tersebut sudah sulit untuk didapatkan atau jumlahnya sudah mulai sedikit. b. Kondisi faktor lingkungan di Sungai Kelingi Kondisi Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan meliputi; suhu Sungai, drajat keasamaan (pH), warna Sungai, dan kedalaman Sungai yang terdapat di 3 stasiun terdiri dari stasiun 1 di Kelurahan Ulak Surung, stasiun 2 di Kelurahan Senalang, dan stasiun 3 di Kelurahan Batu Urip. Di mana stasiun 1 dengan suhu 26-30°C, drajat keasamaan pH 6-8, warna Sungai hijau kebiru-biruan dan kecoklatan, dan kedalaman Sungai 1-3 meter. Stasiun 2 dengan suhu 26-30°C, drajat keasamaan pH 6-7, warna Sungai hijau kebiru-biruan dan kecoklatan, dan kedalaman Sungai 0,5-2 meter. Stasiun 3 dengan suhu 26-30°C, drajat keasamaan pH 6-7, warna Sungai hijau kebiru-biruan dan kecoklatan, dan kedalaman Sungai 1-3 meter. Dapat di simpulkan bahwa perbedaan dari 3 stasiun terletak pada drajat keasamaan dimana stasiun 1 tidak sama dengan stasiun 2 dan 3, kedalaman Sungai dimana stasiun 1 dan 3 tidak sama dengan stasiun 2. Persamaan dari 3 stasiun terletak pada suhu Sungai terdiri dari 26-30°C, drajat keasaman antara stasiun 2 dan 3 yang terdiri dari pH 6-7, warna Sungai hijau kebiru-biruan pada saat kondisi Sungai sedang jernih dan kecoklatan pada saat kondisi Sungai sedang berkeruh di karenakan faktor hujan juga mengakibatkan kedalaman air meningkat dan debit arus air juga lebih meningkat. Meskipun suhu air, drajat keasaman, dan kedalaman air tidak mengakibatkan pencemaran di karenakan dari 3 stasiun tersebut termasuk pada kondisi yang cukup stabil yang di ungkapkan oleh Afrianto (1992:23) bahwa sebagian besar ikan dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan perairan yang mempunyai drajat keasaman (pH) berkisar antara 5-9, untuk sebagian besar spesies ikan air tawar pH yang cocok berkisar antara 6,5-7,5. E. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Kesimpulan penelitian ini adalah; a. Jumlah ikan keseluruhan dari 3 stasiun yang tertangkap berjumlah 72 ekor. Yang terdiri dari 14 jenis (spesies), 12 genus, 7 familia, dan 4 Ordo ikan air tawar. b. Kondisi air Sungai di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan cukup baik dalam kondisi air Sungai dan belum dikatakan tercamar, dengan pH berkisar 6-7, suhu berkisar 26-30°C, dan air sungai dikatakan jernih pada saat kondisi debit air stabil (tidak hujan). 2. Saran Saran untuk peneliti yang selanjutnya agar mempersiapkan alat dan bahan untuk penangkapan ikan yang lebih baik lagi dilihat dari sifat setiap jenis ikan, waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 di sarankan untuk peneliti yang selanjutnya supaya lebih lama sehingga hasil penelitian mendapatkan variasi jenis ikan yang lebih banyak untuk di Inventarisasi, dan perlu adanya penelitian terkait keanekaragaman ikan air tawar di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan. DAFTAR PUSTAKA Achjar, M.R. 1986. Perikanan Darat. Cetakan Ke Sepuluh. Bandung: CV Sinar Baru. Afrianto, E dan Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Bogor: Penerbit Kanisius. Ahmad, F. 2006. Komposisi Ikan di Sungai Batang Hari Karang Periuk Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatra Selatan. Palembang: Penelitian. Universitas Palembang. Ami, A. 2010. Bersahabat dengan Makhluk Air. Bandung: CV Putra Setia.. Hastuti, R. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: PT Intan Pariwara. Hermawan, 2013. Racun-racun www.marketing.co.id Mematikan yang Ada disekeliling Manusia. Kimbal, J. 1999. Biology, Fifth Edition. Jakarta: Erlangga. Mardiastutik, E. 2013. Mengenal Ekosistem. Pondok Melati Bekasi Penerbit Mitra Utama. Muslih, K. (2013). Karakteristik Habitat Dan Keanekaragaman Ikan Air tawar Sungai Menduk Yang Mendapat Pengaruh Penambangan Timah Di Kabupaten Bangka. Volume 8. No 2. Tahun 2014. Pemerintah Kota Lubuklinggau 2004. Studi Pengembangan Pembangunan. Pertanian Berorientasi Ke Agribisnis Berwawasan Lingkungan Berbasis Sumber Daya Lokal. Lubuklinggau: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Poerwadarminta. W. J. S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ke Tiga. Jakarta: Balai Pustaka. Saanin H, 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I. Jakarta: Penerbit PT Bina Cipta. , 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid II. Jakarta: Penerbit PT. Bina Cipta, Suwarna, 1997. Kamus Baku Dasar Bahasa Indonesia. Yogyakarta: CV Aneka.