Laporan Kajian Fiskal Semester I TA.2013 Jika dibandingkan dengan daerah lain seperti Sumatera dan Kalimantan, perekonomian Sulawesi Selatan relatif lebih stabil karena roda perekonomian dikuasai oleh rakyat seperti sektor perkebunan kakao, kelapa sawit, kopi serta sektor kelautan dan perikanan tambak ikan dan udang, bukan dikuasai oleh pemodal-pemodal besar. Beberapa tahun yang lalu Gubernur Sulsel Prof.Dr. A. Amiruddin telah membuat crass program dan pewilayahan komuditas di Provinsi Sulsel, disarankan agar tetap dipertahankan dan dilanjutkan. Untuk itu perlu dibuat kebijakan fiskal yang dapat lebih memicu pertumbuhan sektor pertanian oleh Pemerintah Pusat bekerja sama dengan pemda, koperasi dan instansi terkait lainnya antara lain dengan memberikan insentif pajak khususnya produk-produk untuk diekspor tentunya dengan persyaratan yang ketat, percepatan proses perijinan sehingga mendorong daya saing global misalnya di sektor pertanian (kopi, kakao, jagung), hasil usaha laut (ikan tuna, udang) dst. Disamping itu perlu diberlakukannya sistem pajak tunggal terhadap barang-barang lokal yang diangkut lintas provinsi atau kabupaten dalam arti barang yang diangkut antar satu provinsi/kabupaten agar jangan dikenakan pajak/retribusi yang berulang-ulang (barang yang diangkut melewati satu provinsi/kabupaten dikenakan pajak masuk kemudian masuk ke provinsi/kabupaten lain dikenakan pajak masuk lagi). Untuk itu perlu adanya harmonisasi peraturan daerah untuk komoditas lintas daerah, pendapatan pajak dari komoditas daerah tersebut bisa dibagi ke daerah-daerah sesuai dengan porsinya, serta Perlu ada proteksi dari Pemerintah Pusat dan Daerah yang lebih terkoordinasi terhadap produksi dalam negeri tanpa melanggar free trade (perlu perlindungan aktivitas ekonomi dalam negeri), misalnya melakukan seleksi produk pertanian dari luar negeri secara ketat, pemberian skema pajak baru terhadap sektor yg mempunyai dampak yang kecil terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar, hal ini untuk mendorong daya saing Produk Dalam Negeri disamping itu agar diprioritaskan dilakukan perbaikan kualitas terhadap kualitas unggulan yang memiliki peluang ekspor sehingga berdaya saing di pasar global seperti kopi, kakao, ikan tuna, udang dan sebagainya. Boks 6 : Perkiraan Produks Padi, Jagung dan Kedelai Prov. Sulsel 2013 dan Program Ketahanan Pangan Beras di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan Perkiraan Produks Padi, Jagung dan Kedelai Prov. Sulsel 2013 Sebagai daerah penghasil tanaman pangan terbesar dikawasan timur Indonesia. Sulawesi Selatan menyandang predikat sebagai lumbung pangan nasional khususnya padi, jagung, umbiumbian dan kacang-kacangan. Produksi padi Tahun 2010 mencapai 4,345.806 juta ton yang dipanen dari luas areal 877.946 Ha atau rata-rata 4,94 ton per hektar. Data ini mengalami penurunan sebesar 0,08 ton per Ha. dari Tahun 2009 yang luas areal tanamnya hanya 853.676 ha. Produksi padi terbesar di sulawesi selatan berturut-turut adalah Kabupaten Bone mengalami kenaikan menjadi 685.462 ton, Kabupaten Pinrang naik menjadi 498.162, Kabupaten Wajo turun menjadi 421.650 ton, sedang Kabupaten Sidrap juga turun menjadi 327.054 ton. Untuk produksi jagung Tahun 2010 mencapai 1.343.043 ton dimana Kabupaten 78