TRIWULAN II-2007 Box 1 Box 1 – Survei Iklim Investasi SURVEI FAKTOR-FAKTOR NON EKONOMI YANG MEMPENGARUHI IKLIM INVESTASI DI SULSEL Iklim investasi yang kondusif dalam perekonomian merupakan sebuah harapan bagi seluruh lapisan masyarakat, utamanya investor, pemerintah dan perbankan. Terkait dengan hal tersebut maka kajian faktor-faktor ekonomi seperti tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi perbankan, infrastruktur dasar berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Kajian yang terkait dengan hal tersebut diatas telah banyak mendapatkan perhatian baik dari pemerintah, pengusaha, perbankan dan kalangan akademisi. Namun demikian iklim investasi selain dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi tersebut diperkirakan dipengaruhi pula oleh faktor lainnya. Karena itu dipandang perlu adanya suatu kajian mengenai dimensi lain yang patut diduga mempengaruhi iklim investasi di Sulawesi Selatan. Misalnya berbagai hal yang terkait dengan kestabilan politik, penegakan hukum, masalah pertanahan untuk lahan usaha, tingkat kriminalitas dalam masyarakat, demonstrasi perburuhan dan mahasiswa, komitmen pemerintah, komitmen perbankan, infrastruktur dan layanan birokrasi pemerintah daerah khususnya perijinan usaha. Salah satu kondisi atau fakta yang menunjukkan bahwa investasi yang berlangsung di Sulawesi Selatan dianggap masih menghadapi permasalahan adalah Kawasan Ekonomi Terpadu (Kapet) Parepare tidak berfungsi secara optimal, meskipun secara organisatoris telah dibekali dengan fasilitas dan dukungan yang memadai dari pemerintah. Kapet Parepare dibentuk dalam rangka mengemban misi perbaikan iklim investasi di daerah. Namun demikian sejauh ini dinilai bahwa iklim investasi di Sulawesi Selatan belum berkembang baik sesuai harapan. Terkait dengan hal tersebut, diduga bahwa belum berkembangnya iklim investasi dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Kedua faktor tadi masing-masing memiliki pengaruh yang cukup mendasar terhadap pengembangan investasi di daerah. Berdasarkan uraian diatas, beberapa masalah pokok yang terkait dengan faktor-faktor non ekonomi yang mempengaruhi iklim investasi di Sulawesi Selatan yaitu kestabilan politik, penegakan hukum, masalah pertanahan, tingkat kriminalitas, demonstrasi buruh dan mahasiswa, komitmen pemerintah, layanan perbankan, infrastruktur dasar dan layanan birokrasi pemerintah daerah. K A J I A N E K ON O M I R E G I O N A L S U L A W E S I S E L A T A N 32 TRIWULAN II-2007 Box 1 – Survei Iklim Investasi Teori Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau penanaman modal bagi perusahaan untuk membeli barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah Pertambahan kemampuan jumlah produksi barang barang modal dan jasa memungkinkan dalam perekonomian. perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah suku bunga, prediksi tingkat keuntungan, prediksi mengenai kondisi ekonomi ke depan, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional dan keuntungan perusahaan (Sukirno, 2004). Investasi dalam pengertian konsepsional merupakan hasil dari sebuah proses yang bersifat multi dimensional. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu fungsi dari investasi dalam artian penanaman modal atau faktor ekonomi yang paling esensial dan mudah diukur secara kuantitatif (McMeer, 2003). Akan tetapi dalam dunia nyata bahwa seorang investor yang akan menanamkan modalnya pada suatu bidang usaha tertentu akan selalu memperhatikan faktor-faktor keamanan lingkungan, kepastian hukum, status lahan investasi dan dukungan pemerintah (Bachri, A. A., 1994, 2003, 2004). Iklim investasi merupakan kondisi yang bersifat multi dimensi dan menjadi bahan pertimbangan bagi para investor dalam melakukan investasi. Dalam kaitan tersebut peran pemerintah menjadi sangat penting dalam setiap proses penanaman modal, bahkan rekomendasi pemerintah daerah merupakan syarat mutlak dalam penilaian kegiatan investasi di daerah dinyatakan layak. Hal tersebut terkait pula dengan masalah pemanfaatan tata ruang, gangguan lingkungan dan ketertiban umum. Iklim investasi merupakan suatu proses jangka panjang yang senantiasa berjalan searah dengan perkembangan usaha. Iklim investasi bukan hanya dipertimbangkan pada awal rencana investasi, akan tetapi merupakan variabel strategis yang akan menentukan keberhasilan investasi sepanjang perusahaan berjalan. Terdapat beberapa faktor penentu dilakukannya investasi, yaitu investasi memberikan revenue tambahan kepada perusahaan melalui penjualan produknya secara lebih besar, suku bunga merupakan harga atau biaya yang harus dibayar K A J I A N E K ON O M I R E G I O N A L S U L A W E S I S E L A T A N 33 TRIWULAN II-2007 Box 1 – Survei Iklim Investasi dalam meminjamkan uang untuk suatu periode tertentu dan ekspekstasi keuntungan. Dengan demikian para investor melakukan investasi untuk mendapatkan keuntungan atas investasi yang dilakukan. Pertimbangan tersebut adalah sepenuhnya merupakan pertimbangan-pertimbangan investasi yang terkait secara langsung dengan faktor-faktor ekonomi. Disamping pertimbangan faktor ekonomi yang menjadi penentu investasi, pertimbangan non ekonomi seperti jaminan keamanan, stabilitas politik, penegakan hukum dan sosial budaya merupakan faktor penentu yang tidak kalah pentingnya untuk menentukan keberhasilan investasi. Daerah penelitian meliputi tiga kabupaten/kota, yaitu Kota Makassar, Parepare dan Watampone. Makassar merupakan pusat kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Parepare merupakan barometer perkembangan ekonomi dan investasi di bagian utara Sulsel sedangkan Watampone merupakan barometer perekonomian bagian selatan Sulsel. Ketiga kota tersebut dianggap sebagai refresentasi kondisi ekonomi dan investasi di Sulsel. Disamping itu penetapan ketiga kota dimaksud dengan pertimbangan keterwakilan karakteristik wilayah geografis (pantai/pesisir, daratan dan pegunungan), kontribusi dalam pembentukan PDRB Provinsi, aspek pluralitas penduduk dan ketersediaan insfrastruktur kegiatan usaha. Jumlah responden sebanyak 150 dengan alokasi penyebaran yaitu Makassar 90, Parepare 30 dan Watampone 30 responden. Teknik pengambilan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara serta studi dokumentasi laporan penelitian sebelumnya dan publikasi instansi terkait. Teknis analisis data adalah metode deskriptif untuk mengetahui kecenderungan varaibel yang diteliti. Jangka waktu penelitian selama 3 bulan. Tim peneliti berasal dari Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin Makassar. Hasil Penelitian • Secara umum iklim investasi di Sulsel dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomi, seperti kestabilan politik, penegakan hukum, pertanahan, kriminalitas, aksi buruh dan mahasiswa, komitmen pemerintah, layanan perbankan, dukungan infrastruktur dan layanan birokrasi pemerintah. K A J I A N E K ON O M I R E G I O N A L S U L A W E S I S E L A T A N 34 TRIWULAN II-2007 • Box 1 – Survei Iklim Investasi Kriminalitas dan penegakan hukum mendukung iklim investasi masih sangat lemah, khususnya ketegasan aparat dalam menindak kejahatan ekonomi seperti korupsi dan illegal logging. • Intensitas demo buruh dan mahasiswa di Sulsel cukup mengganggu iklim investasi, namun masih dalam batas yang dapat ditoleransi. • Birokrasi pengurusan pertanahan masih menjadi salah satu penghambat investasi. • Layanan perbankan khususnya pengurusan kredit dinilai sangat birokratis dan prosedur berbelit. • Layanan birokrasi dan komitmen pemerintah dinilai belum sesuai dengan harapan para pengusaha, khususnya dalam pengurusan perijinan dan penyediaan data/informasi yang diperlukan. Saran • Pemerintah daerah dan DPRD diharapkan dapat menyusun peraturan daerah yang dapat mendorong terciptanya iklim investasi yang baik di Sulsel. • Pemerintah dapat menyediakan data dan informasi terkini mengenai peluang investasi daerah. • Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dukungan sarana dan prasarana penunjang kegiatan investasi daerah. • Pemerintah, aparat keamanan dan pengusaha hendaknya dapat berkoordinasi dalam meminimalkan terjadinya aksi demonstrasi mahasiswa dan buruh. • Sistem layanan perijinan mengenai standar waktu pengurusan agar diperbaiki. Konsistensi terhadap retribusi dan pajak daerah ditepati dengan baik. • Ketegasan aparat penegak hukum dalam menindak kejahatan ekonomi seperti korupsi dan illegal logging agar ditingkatkan. • Layanan perbankan agar memperhatikan dan mengakomodir kondisi dan keperluan pengusaha yaitu birokrasi dan prosedur yang lebih sederhana tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian perbankan. K A J I A N E K ON O M I R E G I O N A L S U L A W E S I S E L A T A N 35