bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman ikan yang
tinggi, baik ikan air tawar maupun ikan air laut. Menurut Yugi Prayanto sebagai
Wakil Ketua Umum Bidang Perikanan dan Kelautan dalam siaran pers KKP,
produktivitas kelautan dan perikanan di Indonesia semakin tinggi, hal ini
disebabkan oleh tingkat konsumsi ikan dalam masyarakat juga semakin tinggi.
Peningkatan dapat dilihat pada data konsumsi nasional tahun 2009 mencapai
29,08 kg/kapita/tahun, sedangkan tingkat konsumsi ikan untuk tahun 2010 adalah
30,48/kg/kapita/tahun. Pada tahun 2011 konsumsi ikan meningkat yaitu mencapai
31,64 kg/kapita. Tercacat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa total
produksi perikanan Nasional pada tahun 2011 mencapai 10,65 juta ton
(Hutagalung dan Sakti, 2012). Pada tahun 2013, produksi perikanan mencapai 18
juta, dan pada tahun 2014 produksi meningkat sebanyak 19, 56 juta ton (Aktual.co
dalam Berita Kelautan dan Perikanan Bidang P2HP, 2014).
Mengingat semakin meningkatnya tingkat konsumsi ikan di Indonesia,
maka usaha budidaya perikanan juga mulai berkembang salah satunya adalah
budidaya air tawar. Usaha budidaya air tawar di Indonesia sudah banyak
dilakukan baik untuk pembibitan maupun pembesaran. Pembudidayaan ikan air
tawar sudah banyak yang berkembang, diantaranya adalah budidaya ikan mas,
nila, lele, patin, dan gurame (Anonim, 2013). Namun, masih banyak budidaya
ikan air tawar lain yang belum dilakukan salah satunya adalah ikan wader pari.
Padahal permintaan ikan wader pari di masyarakat sudah mulai meningkat. Hal ini
karena ikan wader pari merupakan salah satu sumber protein yang dapat dijadikan
sebagai ikan konsumsi dengan cita rasa yang lezat (Djumanto et al., 2008).
Pemanfaatan ikan wader pari, selama ini hanya dipenuhi dengan cara menangkap
langsung di alam dan tidak diimbangi dengan usaha pelestarian dan budidaya. Hal
ini mengakibatkan keberadaan ikan wader pari di alam semakin berkurang. Oleh
karena itu, usaha pembudidayaan ikan wader pari perlu dilakukan. Menurut
Budiharjo (2002), ikan wader ini berpotensi untuk dibudidayakan karena memiliki
harga jual yang tinggi, waktu pemeliharaan yang relatif pendek, tidak memerlukan
lahan yang luas untuk tempat budidaya, dan ikan ini mudah beradaptasi dengan
lingkungan perairan lokal.
Usaha budidaya ikan bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi untuk ikan
yang belum pernah dibudidayakan sebelumnya seperti ikan wader pari. Usaha ini
harus didahului dengan beberapa penelitian yang akan mendukung keberhasilan
usaha budidaya. Beberapa penelitian mengenai ikan wader pari ini sudah mulai
dilakukan sebelumnya, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati (2014) mengenai indeks gonadosomatik dan struktur histologis gonad
ikan wader pari (Rasbora lateristriata Bleeker, 1854) pada jantan dan betina pada
tahap perkembangan dewasa dan pradewasa. Penelitian lain juga telah dilakukan
yaitu mengenai Seleksi dan Potensi Budidaya Jenis – Jenis Ikan Wader dari Genus
Rasbora dengan perlakuan pemberian pakan dengan dan tanpa penambahan pelet
pada 3 spesies yaitu R. lateristriata, R.argyrotaenia, dan R. aprotaenia oleh
Budiharjo (2002). Penelitian mengenai aspek biologis pernah dilakukan oleh Said
et al., (2011) yang mencangkup rasio kelamin alami, tingkat kematangan gonad,
keanekaragaman ukuran morfometri dan kebiasaan pakan ikan wader (R.
argyrotaenia).
Usaha budidaya ikan memiliki beberapa persyaratan, salah satunya adalah
persyaratan bibit ikan yang dapat digunakan untuk budidaya. Persyaratannya
antara lain bentuk badan ikan sempurna, badan sehat, tidak terdapat parasit, badan
dan dan sirip tidak mengalami kecacatan. Untuk ikan dengan badan dan sirip yang
cacat sebaiknya dihindarai (Santoso, 1993). Berdasarkan syarat tersebut, maka
ikan dengan dengan sirip yang cacat cenderung tidak laku diperjualbelikan untuk
bibit ikan. Bahkan dalam usaha pembenihan ikan, ikan dengan sirip yang cacat
akan dibiarkan begitu saja. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah terdapat
perbedaan kondisi biologis antara ikan dengan sirip ekor yang cacat dan sirip
normal, khususnya ikan wader pari yang akan kita kaji.
Aspek biologi merupakan hal yang penting untuk diketahui karena
berkaitan dengan kondisi biologis yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup ikan. Salah satu aspek biologi yang penting untuk diamati adalah kondisi
gonad. Kondisi gonad merupakan salah satu hal yang perlu diteliti karena
berkaitan dengan sistem reproduksi ikan wader pari. Sedangkan sistem reproduksi
ini berkaitan erat dengan usaha budidaya ikan. Sebelumnya, telah dilakukan
penelitian mengenai kaitan pemotongan ekor ikan Nila terhadap pertumbuhan
gonad dengan cara mengukur pertumbuhan ikan dan indeks kematangan gonad
(Solang dan Lamondo, 2009). Namun, penelitian tersebut melibatkan ikan Nila
dengan kondisi ekor memang sengaja dipotong. Sedangkan pengaruh ikan dengan
kondisi ikan cacat sirip ekor secara alamiah dan pengaruhnya terhadap indeks
gonadosomatik dan struktur histologis belum pernah dilakukan pada Ikan wader
pari (Rasbora lateristriata Bleeker, 1854) jantan dan betina dengan sirip normal
dan ikan cacat sirip ekor, sehingga mendorong pelaksanaan penelitian ini.
B. Permasalahan
Berasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka timbul
permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah terdapat perbedaan indeks gonadosomatik ikan wader pari (R.
lateristriata Bleeker, 1854) jantan dan betina antara sirip normal
dengan cacat sirip ekor ?
b. Apakah terdapat perbedaan struktur histologis gonad ikan wader pari
(R. lateristriata Bleeker, 1854) jantan dan betina antara sirip normal
dengan cacat sirip ekor ?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari:
1. Perbedaan indeks gonadosomatik ikan wader pari (R. lateristriata
Bleeker, 1854) jantan dan betina antara sirip normal dengan cacat sirip
ekor.
2. Perbedaan struktur histologis gonad ikan wader pari (R. lateristriata
Bleeker, 1854) jantan dan betina antara sirip normal dengan cacat sirip
ekor.
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan
informasi mengenai aspek biologis yaitu sistem reproduksi yang berkaitan dengan
indeks gonadosomatik dan struktur histologis gonad ikan wader pari (R.
lateristriata Bleeker, 1854) jantan dan betina antara sirip normal dengan cacat
sirip ekor sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi para peneliti lainnya
untuk melakukan penelitian berikutnya sehingga mendapatkan data yang
memadahi terutama dalam usaha budidaya ikan wader pari.
Download