BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi sumber kekayaan alam terbesar diseluruh dunia, salah satunya dibidang kelautan dan perikanan, namun dari segi pemanfaatan belum terlihat upaya maksimal dari masyarakat indonesia untuk mengoptimalkan sumberdaya perikanan dan kelautan ini. Sektor kelautan dan perikanan mempunyai andil besar dalam menciptakan ketahanan pangan lokal jika mampu dioptimalkan sebaik mungkin (Dahuri, 2006). Potensi lahan perikanan budidaya secara nasional diperkirakan sebesar 17,74 juta Ha, yang terdiri atas lahan budidaya air tawar 2,23 juta Ha, budidaya air payau 2,96 juta Ha dan budidaya laut 12,55 juta Ha. Sedangkan pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing baru mencapai 16,62 % untuk budidaya air tawar, 50,06 % untuk budidaya air payau dan 2,09 % untuk budidaya laut. (Anonim, 2014) Menurut Daryanto (2007), sumber daya pada sektor perikanan merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi hajat hidup masyarakat dan memiliki potensi dijadikan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi nasional. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa pertama, Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar baik ditinjau dari kuantitas maupun diversitas. Kedua, Industri di sektor perikanan memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya. Ketiga, Industri perikanan berbasis sumber daya nasional atau dikenal dengan istilah national resources based industries, dan keempat Indonesia memiliki keunggulan (comparative advantage) yang tinggi di sektor perikanan sebagaimana dicerminkan dari potensi sumber daya yang ada. Salah satu sektor yang perlu mendapatkan perhatian adalah sektor budidaya perikanan air tawar. Saat ini budidaya perikanan air tawar telah muncul menjadi alternatif utama budidaya ikan di masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah Rumah Tangga Pembudidayaan Ikan (RTP) dari tahun-ke tahun dengan kenaikan rata-rata sebesar 5,32%. (Anonim, 2014) i Jenis-jenis ikan air tawar yang pada saat ini sudah dibudidayakan cukup banyak. Namun demikian, masih terdapat berbagai jenis ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, namun belum populer dibudidayakan Hal ini karena informasi potensi dan peluang budidayanya masih sangat sedikit. Perairan tawar (fresh water) di Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan budidaya ikan air tawar. Jenis-jenis yang sudah umum dibudidayakan, antara lain ikan nila, ikan tombro, lele, gurameh, tawes, dan ikan bawal. Jenis-jenis ikan tersebut sudah secara luas dibudidayakan oleh masyarakat. Apabila dibandingkan dengan luas perairan yang ada, hasil budidaya perikanan tawar di Indonesia masih belum optimal. Budidaya ikan air tawar ini masih sangat potensial untuk dikembangkan (Cahyono, 2000) Salah satu jenis ikan air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat adalah ikan wader. Ikan wader dikenal karena mempunyai rasa yang khas dan lebih enak serta lebih tahan dalam penyimpanan dibanding jenis ikan air tawar lainnya. Ikan wader juga mempunyai potensi ekonomis yang cukup menjanjikan, karena mempunyai harga jual yang cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dari pada beberapa jenis ikan konsumsi yang banyak dibudidayakan. Menurut Faiz (2010) harga ikan wader mentah saat ini menembus 14.000 rupiah/kg sedangkan harga ikan wader goreng dalam kemasan mencapai 110.000 rupiah/kg. Semakin maraknya bisnis ikan wader menjadikan ikan ini banyak dicari. Sampai saat ini ikan wader yang dikonsumsi merupakan hasil tangkapan dari alam liar atau masih sangat bergantung dari produksi pemijahan di alam. Ikan wader merupakan ikan yang hidup di alam liar seperti sungai atau sawah, tidak memerlukan lahan yang luas, dan sangat adaptif dengan lingkungan perairan lokal (Budiharjo, 2002). Namun belum banyak informasi mengenai teknik budidaya ikan tersebut. Saat ini, permintaan ikan wader di pasaran dipenuhi dengan cara menangkap wader yang banyak hidup di sungai. Penangkapan yang dilakukan oleh nelayan lokal masih banyak menggunakan teknik yang tidak tepat, seperti menggunakan bahan kimia sehingga dikhawatirkan dapat ikut mengganggu keseimbangan ekosistem di alam. Namun, permintaan ikan wader di pasaran yang semakin tinggi menyebabkan eksploitasi dengan cara tersebut tetap dilakukan. Berdasarkan informasi yang ada, saat ini keberadaan ikan wader semakin sulit ii ditemukan di alam. Kebanyakan ikan wader yang ditemukan masih berukuran kecil (Budiharjo, 2002). Kondisi lingkungan alami ikan wader saat ini bisa dikatakan semakin buruk, mengingat polusi sungai-sungai yang berada di kawasan Yogyakarta semakin meningkat, sehingga keberadaan ikan wader semakin terancam. Oleh karena itu, penelitian yang berkaitan dengan informasi mengenai teknik budidaya ikan wader sangat diperlukan, agar populasi ikan wader di alam tidak semakin menipis oleh penangkapan yang dilakukan oleh manusia. Salah satu aspek yang penting dalam pengembangan budidaya ikan adalah aspek pakan. Ikan wader merupakan jenis ikan yang bersifat omnivora, namun ikan ini cenderung lebih banyak mengkonsumsi tumbuhan yang berada didalam air seperti tumbuhan air, alga maupun lumut (Budiharjo, 2003). Pakan yang selama ini digunakan untuk budidaya ikan umumnya dibuat menggunakan protein hewani seperti tepung ikan, sangat jarang pakan yang menggunakan protein nabati karena pengolahannya yang sulit. Oleh karena itu strategi pemberian pakan pelet dengan ekstrak protein nabati dapat digunakan sebagai alternatif pakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan. Mikroalga merupakan salah satu tumbuhan yang menghasilkan sumber protein yang cukup tinggi, bisa mencapai 80% (Masyamsir, 2001). Dengan kadar protein yang tinggi tersebut, mikroalga mempunyai potensi untuk menggantikan sumber protein utama dalam pakan ikan yang selama ini menggunakan protein hewani dari tepung ikan. Salah satu jenis mikroalga air tawar yang sudah banyak dikultur adalah Chlorella sp. Dengan banyaknya kultur yang telah dilakukan membuat Chlorella sp. ini potensial untuk digunakan sebagai subtitusi sumber protein utama pada pakan ikan karena ketersediaannya melimpah dan mudah diperoleh selain itu kadar protein Chlorella sp. cukup tinggi yaitu dapat mencapai 58-60 % (Lewaru, 2007) Dari pakan berbahan dasar Chlorella sp. ini akan dilihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan wader pari meliputi pertumbuhan panjang dan penambahan berat ikan. selain pengaruh terhadap pertumbuhan dapat juga dilihat pengaruh pemberian pakan mikroalga terhadap perkembangan ikan wader salah satunya pengaruh pada perkembangan organ pencernaan. Studi mengenai pengaruh pemberian pakan alternatif tersebut digunakan untuk mengetahui jenis pakan yang tepat dalam budidaya ikan wader supaya ikan wader dapat tumbuh dan berkembang dengan iii baik. Berdasarkan informasi yang didapat dari sistem pencernaan nantinya dapat diketahui teknik pembuatan dan variasi jenis pakan yang mampu membuat ikan wader dapat berkembang dengan baik pada lingkungan budidaya serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu: 1. Bagaimanakah pertumbuhan ikan wader pari (Rasbora lateristriata Bleeker, 1854) yang diberi perlakuan pakan pakan berbahan dasar Chlorella sp.? 2. Apakah pemberian pakan berbahan dasar Chlorella sp. mengakibatkan terjadi perubahan struktur histologis intestinum ikan wader pari (Rasbora lateristriata Bleeker, 1854)? 3. Bagaimanakah struktur histologis intestinum (Rasbora lateristriata Bleeker, 1854) yang diberi perlakuan pemberian pakan berbahan dasar Chlorella sp.? C. TUJUAN Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk: 1. Mempelajari struktur histologis intestinum ikan wader pari (Rasbora lateristriata Bleeker, 1854) yang diberi perlakuan pakan berbahan dasar Chlorella sp. 2. Membandingkan struktur histologis intestinum ikan wader pari (Rasbora lateristriata Bleeker, 1854) yang diberi perlakuan pakan berbahan dasar Chlorella sp.dengan konsentrasi yang berbeda. 3. Mempelajari pertumbuhan ikan wader pari (Rasbora lateristriata Bleeker, 1854) yang diberi perlakuan pakan berbahan dasar Chlorella sp. iv D. MANFAAT Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi ilmiah mengenai aspek biologis pada ikan wader pari (Rasbora lateristriata Bleeker, 1854), terutama mengenai struktur histologis intestinum. Selain itu penelitian ini berfungsi untuk menentukan komposisi pakan alternatif terbaik pengganti pakan konvensial yang dapat berguna untuk keberhasilan strategi budidaya. v