BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan wader pari

advertisement
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan wader pari (Rosbora lateristriata) merupakan ikan air tawar yang hidup di
perairan sungai. Ikan ini termasuk dalam Subfamili Rasboriae, Famili Cyprinidae
yang merupakan famili ikan terbesar diperairan tawar. Indonesia memiliki 43 spesies
ikan dari Genus Rosbora yang salah satunya adalah Rosbora lateristriata yang
tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali dan Lombok. Di sungai Ngancah
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ikan wader pari
sudah
menjadi komoditas yang sangat penting bagi masyarakat. Ikan wader merupakan
bahan alternatif pangan yang banyak disukai masyarakat, saat ini ikan wader pari
banyak di jumpai ditempat-tempat kuliner. Ikan wader pari memiliki potensi
budidaya karena harga jual yang cukup tinggi dan masa pemeliharaan yang relatif
singkat. Kendala yang dihadapi dalam budidaya ikan wader ini cukup banyak, yaitu
masih minimnya informasi yang lengkap (komprehensif) tentang ikan wader pari
seperti informasi biologi, teknik budidaya yaitu manajemen, kebutuhan nutrien dan
pengelolahan, serta informasi ketersediaan di alam. Disamping itu kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya budidaya konservasi.
Dalam budidaya ikan baik secara intensif, semiintensif maupun tradisional pakan
merupakan faktor utama yang dapat mendukung keberhasilan suatu pembenihan
ikan. Ketersediaan pakan yang memadai serta kebutuhan nutrien yang mencukupi dan
16
berkesinambungan penting bagi proses pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan
wader pari. Penyediaan pakan yang berkualitas mampu mencukupi kebutuhan nutrisi
ikan dalam proses perkembangan larva dan pertumbuhan ikan. Pakan merupakan
salah satu faktor yang dapat menunjang suatu usaha budidiya ikan, karena pakan
dibutuhkan sejak larva hingga dewasa untuk pertumbuhan, kelangsungan hidupnya
dan
reproduksi
(Breet
&
grove,
1979).
Pakan
yang
diberikan
harus
berkesinambungan, jumlah yang cukup, tepat waktu, memenuhi nilai gizi, selera ikan
dan dapat dicerna (Jangkaru, 1974). Kebutuhan akan nutrien perlu diketahui, dengan
adanya data atau informasi kebutuhan nutrien dapat diperoleh informasi pakan yang
tepat (Suhenda et al., 2003). Kadar protein yang
kurang
atau
lebih
akan
mengurangi laju pertumbuhan ikan (Lovell, 1989), hal ini secara ekonomi dapat
mengakibatkan kerugian dalam usaha budidaya.
Mikroalga merupakan sumber daya alam terbesar dan terperbarui untuk
penyediaan komponen bernilai tinggi bagi kepentingan budidaya perikanan
(akuakultur), peternakan, kesehatan, farmasi dan migas. Mikroalga mengandung
pigmen esensial seperti astaxanthin, zeaxanthin, chlorophil dan phycocyanin yang
akan
memperkaya pewarnaan
dan
kesehatan
dalam
kehidupan ikan dan
invertebrata. Astaxhantin berguna dalam proses reproduksi ikan yaitu mempercepat
kematangan seksual, meningkatkan fertilitas dan keberlangsungan hidup telurnya
serta
membantu
perkembangan embrio (Putnam, 1991). Astaxhantin akan
mempengaruhi mekanisme biodefense (Amar et al., 2011), meningkatkan toleransi
terhadap stress, meningkatkan respon imun, berfungsi sebagai proteksi intraselular
17
dan mempunyai efek yang besar terhadap pertumbuhan dan keberlangsungan hidup
larva (Gabaudan, 1996; Darachai et al., 1999). Selain itu, mikroalga kaya akan
sumber makro nutrien seperti protein, karbohidrat dan
esensial.
Pemberian pakan
jenis mikroalga
khususnya asam lemak
tersebut juga akan
membantu
meningkatkan kualitas daging ikan wader, karena memiliki kandungan antioksidan
dan protein yang sangat berguna bagi proses
metabolisme tubuh,
serta terjadi
peningkatan kandungan lemak, vitamin dan juga mineral-mineral esensial bagi tubuh
(Zaelani, 2012).
Organisme
akuatik
menunjukan
kemampuan
hidup
di
daerah
yang
terkontaminasi, hal ini menujukan bahwa kemampuan ikan mempertahankan diri
dengan eksresi detokfikasi, perlindungan antioksidan dan respon terhadap stres.
Insang memiliki fungsi sebagai respirasi, osmoregulasi, keseimbangan asam basa dan
ekskresi limbah nitrogen, selain itu insang merupakan organ utama yang kontak
langsung dengan air (Au, 2004 dalam Paruruckumani, 2015). McDonagh (2005)
menyatakan bahwa profil ekspresi protein (PEP) pada kerang biru dihasilkan oleh
elektroforesis dua dimensi yaitu pada insang dan kelenjar pencernaan. Lanjut
McDonagh (2005) EPP dapat di temukan pada insang dan kelenjar pencernaan
hewan kontrol, namun karbonilasi dapat terlihat jelas pada hewan yang tercemar.
Dapat disimpulkan bawah karbonilasi dan glutathionylation dapat terajadi pada
insang dan kelenjar pencernaan dalam menanggapi stres oksidatif dalam kerang biru.
18
Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa respon protein hyperosmostik akut
akan mengakibatkan respon fisiologis dan molukelur yang mengakibatkan stres
hyperosmotik pada insang belut, selain itu hiper protein dan respon hiposomotik akut
pertama kali terjadi pada insang belut, protein yang diekspersikan pada tingkat yang
berbeda pada insang ikan air tawar dan air laut selama 6 jam transfer ditandai dengan
warna kuning (William et al., 2015). Kerusakan struktur yang ringan pada insang
dapat mengganggu pengaturan osmosa dan kesulitan bernafas sehingga akan
mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut ini:
1. Bagaimana pengaruh perbedaan konsentrasi pakan yang berbeda terhadap
pertumbuhan ikan wader pari (R. lateristriata)?
2. Bagaimana pengaruh perbedaan konsentrasi pakan yang berbeda terhadap
sintasan ikan wader pari (R. lateristriata)?
3. Bagaiaman pengaruh perbedaan konsentrasi pakan yang berbeda terhadap
struktur histologi insang ikan wader pari (R. lateristriata)?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk:
1.
Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pakan yang berbeda terhadap
pertumbuhan ikan wader pari (R. lateristriata).
19
2.
Mengatahui pengaruh perbedaan konsentrasi pakan yang berbeda terhadap
sintasan ikan wader pari (R. lateristriata).
3.
Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pakan yang berbeda terhadap
struktur histologis insang ikan wader pari (R. lateristriata).
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada petani ikan dan masyarakat secara langsung
mengenai pemanfaatan mikroalga sebagai bahan baku pakan ikan wader pari
dalam usaha meningkatkan pertumbuhan ikan wader pari.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi ilmiah
potensi mikroalga dalam usaha budidaya perikanan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mendiskripsikan tentang kualitas air, laju
pertumbuhan, laju pertumbuhan harian, laju pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan
panjang baku, pertumbuhan tinggi badan ikan, pertambahan berat ikan, mean
weight gain (MWG), relative growth rate (RGR), specific growht rate (SGR), diet
weight gain (DWG), faktor kondisi (FK), rasio konversi pakan (RKP), efesiensi
pemanfaatan pakan (EPP), efesiensi rasio protein (EPR) kelangsungan hidup dan
struktur histologis insang ikan wader pari (R. lateristriata).
Download
Study collections