HANDOUT BAHASA DAERAH UNTUK ANAK USIA DINI Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd. PROGRAM S-1 PG.PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA A. KETERAMPILAN BERBAHASA Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Aspek yang satu berhubungan erat dan memerlukan keterlibatan aspek yang lain-tidak dapat dipisahkan. Sehingga sering disebut catur tunggal keterampilan berbahasa atau empat serangkai keterampilan berbahasa. Artinya seseorang dapat dikatakan terampil berbahasa dengan baik, apabila orang itu terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. 1. Menyimak Menyimak merupakan keterampilan yang pertama kali dipelajari manusia. Bahkan sejak dalam kandungan sang ibu, kita sudah mulai belajar menyimak. Seiring dengan perjalanan waktu dan proses menyimak yang terus menerus, akhirnya kita mulai meniru berbicara. Seseorang dapat dikatakan terampil menyimak apabila dia dapat menyerap-menangkap gagasan/pikiran yang disimaknya atau yang disampaikan orang lain kepadanya secara lisan, dengan tepat: benar, akurat dan lengkap. 2. Berbicara Secara alamiah merupakan proses latihan-belajar menyimak. Berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan-pikiran-perasaan secara lisan kepada orang lain. Seseorang dapat dikatakan terampil berbicara apabila mampu menyampaikan gagasan-pikiran-perasaan secara lisan kepada orang lain, sehingga orang lain paham betul apa yang disampaikan. 3. Membaca Membaca dan menyimak merupakan aktivitas kunci dalam menguasai informasi yang disebut kemampuan berbahasa pasif. Semakin banyak informasi melalui membaca dan menyimak semakin banyak informasi yang kita kuasai. Terampil membaca yakni apabila seseorang mampu dengan benar, akurat dan lengkap menyerap-menangkap-menguasai informasi dari suatu bacaan. 4. Menulis Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif dan keterampilan yang sangat kompleks. Juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan terampil menulis apabila seseorang mampu menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media tulisan, sehingga orang lain membacanya dapat menangkap gagasan-pikiran yang dituliskannya itu secara benar, akurat dan lengkap B. PERKEMBANGAN BAHASA Anak-anak dengan sistem neurologi yang utuh, yang dibesasrkan oleh orang-orang dewasa dalam komunitas tutur, secara tanpa usaha memperoleh bahasa lisan dari komunitas tersebut, memperlihatkan kemampuan-kemampuan dalam domain fonologi, morfologi, sintaks, semantik, pragmatik dan kosa kata. Namun, mengetahui suatu bahasa, tidak mengharuskan kesadaran akan beragam sistem yang terlibat dalam bahasa tersebut, dan juga tidak mengharuskan kemampuan untuk mengartikulasikan prinsip-prinsip dasar atau komponen-komponen dari sistem. Namun, pengetahuan-pengetahuan metalinguistik mengenai beberapa domain-domain bahasa secara khusus muncul pada tahun-tahun pra sekolah. Dari lahir, bayi dapat membedakan semua bunyi dari beberapa bahasa manusia, dan dalam waktu singkat kemampuan perseptual mereka menjadi cenderung pada bahasa asli, walaupun repertoir produktif mereka tetap terbatas pada bunyi-bunyi bukan tutur dan gumaman untuk banyak tahun pertama kehidupan. Perkembangan fonologi berlanjut dengan baik diluar tahun pertama dan kemungkinan terus diperhalus bahkan dalam tahuntahun sekolah awal. Pemahaman akan kata-kata muncul sebelum kemampuan untuk menghasilkan katakata, pada saat anak berumur sekitar satu tahun, dan banyak anak memperlihatkan peningkatan yang tajam dalam ukuran kosa-kosa kata mereka yang bekerja selama tahun kedua kehidupan. Kosa kata berkembang dengan cepat sepanjang tahun-tahun pra sekolah dan sekolah, dan sangat bervariasi antar anak. Walaupun telah ada banyak usaha untuk memperkirakan ukuran kosa kata anak-anak, masalah-masalah muncul karena definisi (misalnya apa yang dimaksud dengan mengetahui suatu kata) dan perbedaan-perbedaan dalam prosedur-prosedur yang digunakan untuk memperkirakan ukuran kosa kata. Kecanggihan bahasa yang meningkat pada anak-anak memungkinkan mereka untuk sebagai alat untuk terlibat dalam pertukaran informasi yang lebih komplek dengan orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua. Kemampuan anak untuk menghasilkan dan memahami kalimat-kalimat komplek (dengan kosa kata yang tepat dan pengucapan yang akurat) kemudian memungkinkannya untuk mendiskusikan gagasan-gagasan abstrak, objekobjek yang tidak ada dan peristiwa-peristiwa di masa lalu. Sepanjang periode pra sekolah dan masuk ke. masa dewasa, orang-orang mempelajari pragmatik dari bahasa mereka, yaitu bagaimana untuk menggunakan bahasa secara tepat dan efektif dalam konteks sosial. Selama tahun-tahun pra sekolah, perkembangan kemampuan-kemampuan ini terjadi dalam tiga domain: (1) produksi tindakan-tindakan bertutur konvensional, seperti meminta, memperoleh perhatian, dan menggambarkan; (2) penggunaan keterampilan-keterampilan percakapan, termasuk mengambil giliran, kontingensi topik, dan pengembangan topik; dan (3) produksi percakapan-percakapan otonom seperti naratif, penjelasan, definisi dan genre-genre sosial lainnya. Ketika kemampuan dalam bentuk dan fungsi bahasa berkembang, maka anak-anak juga memperoleh keterampilan-keterampilan “metalinguistik.” Ini termasuk kemampuan bukan hanya menggunakan bahasa tetapi untuk berpikir tentangnya, bermain dengannya, berbicara mengenainya, menganalisanya secara komponen dan membuat penyesuaianpenyesuaian tentang bentuk-bentuk yang dapat diterima versus tidak benar. Pengetahuan metalinguistik diterapkan dalam semua domain bahasa (fonologi, sintaks, semantik, pragmatik), dimana pengucapan, penggunaan kata, dan kalimat serta bentuk-bentuk teks dapat semuanya dipikirkan dalam cara baru oleh anak. Salah satu perkembangan metalinguistik yang menarik adalah pemahaman anak yang berkembang mengenai apakah kata itu. Walaupun anak-anak yang sangat kecil pun memahami gagasan bahwa hal-hal itu memiliki “nama”, konsep yang semakin abstrak sebagai elemen dasar dari frasa dan kalimat, hanya diperoleh secara berangsur-angsur selama tahun-tahun pra sekolah. Studi-studi ini mengungkapkan bahwa anak-anak kecil pada awalnya tidak dapat membuat perbedaan antara kata itu sendiri dan objek atau tindakan yang diacunya dan tidak dapat menguraikan kalimat-kalimat kedalam kata-kata komponen. Aspek lainnya dari perkembangan metalinguistik adalah kemampuan anak untuk memahami dan menganalisa struktur fonologi internal dari kata-kata lisan. Kesadaran Fonologi Untuk anak-anak yang sedang mempelajari bahasa abjad, seperti bahasa Inggris, ada sebuah unsur tambahan yang penting: kesadaran fonologis dan khususnya kesadaran fonemis. Simbol-simbol tertulis (huruf) secara sistematis menggambarkan bunyi-bunyi komponen dari bahasa. Memahami prinsip abjad dasar mengharuskan kesadaran bahwa bahasa lisan dapat dianalisa kedalam untaian-untaian kata-kata yang dapat dipisahkan dan kata-kata, nantinya, kedalam rangkaian suku kata dan fonem dalam suku kata. Penilaian terhadap kesadaran fonemik biasanya melibatkan tugas-tugas yang mengharuskan siswa untuk memisahkan atau membagi-bagi fonem dari suatu kata lisan, mencampur atau menggabungkan rangkaian fonem-fonem terpisah kedalam suatu kata, atau memanipulasi fonem-fonem kedalam suatu kata (misalnya menambahkan, mengurangi, atau mengatur kembali fonem-fonem dari satu kata untuk membuat kata yang berbeda). Kata-kata lisan dapat secara fonologis dibagi kembali pada beberapa level analisa yang berbeda. Ini termasuk suku kata; rime dalam suka kata; dan fonem-fonem itu sendiri. Istilah kesadaran fonologi mengacu pada pemahaman umum terhadap bunyi-bunyi tutur sebagai sesuatu yang berbeda dari maknanya. Ketika pengetahuan tersebut termasuk pemahaman bahwa kata-kata dapat dibagi kedalam rangkaian fonem, maka kepekaan yang lebih halus ini diistilahkan sebagai kesadaran fonemik. Untuk kebanyakan anak-anak, kesadaran akan struktur fonologi dari tutur umumnya berkembang secara berangsur-angsur selama tahun-tahun pra sekolah. Diantara tandatanda pertama kesadaran bahwa kata-kata lisan mengandung komponen-komponen yang lebih kecil adalah memantau dan mengoreksi kesalahan-kesalahan tutur dan “bermain” dengan bunyi-bunyi, bahkan anak-anak usia 3 hingga 4 tahun telah diamati melakukan hal tersebut dalam latar percakapan alami. Chaney (1992) mengamati bahwa kinerja pada tugas-tugas kesadaran fonologis oleh anak-anak pra sekolah sangat berkorelasi dengan kemampuan bahasa umum. Terlebih, ini adalah ukuran-ukuran keterampilan-keterampilan semantik dan sintaksis, daripada diskriminasi tutur dan artikulasi, yang memprediksikan perbedaan-perbedaan kesadaran fonologis. Temuan-temuan ini menunjukan bahwa perkembangan kesadaran fonologi (dan keterampilan-keterampilan metalinguistik lainnya) secara erat saling berhubungan dengan perkembangan dalam kecakapan dasar bahasa selama tahun-tahun pra sekolah. Bagaimana Anak Belajar Bahasa ? Menurut Bashear (1988) dalam B.Musthafa (2008), penelitian mengenai pemerolehan literasi terbagi ke dalam dua kategori umum : perkembangan literasi dini dan pelatihan literasi formal. Perkembangan literasi dini merupakan proses belajar membaca dan menulis secara informal dalam keluarga yang berupa demonstrasi baca tulis kerjasama antara orangtua dan anak, berbasis pada kebutuhan sehari-hari dan dengan cara pengajaran yang minimal tetapi langsung. Pelatihan literasi formal merujuk pada pengajaran yang terjadi dalam beragam situasi formal yang telah dirancang secara spesifik dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam konteks situasi sosial anak belajar serangkaian kompleks sikap, harapan, perasaan, perilaku, dan keterampilan berkomunikasi melalui penggunaan cara represenrasi lisan dan tertulis. Karena bahasa dan komunikasi tidak pernah terjadi dalam ruang kosong, maka beragam pengalaman pada setiap area literasi yang mempengaruhi semua fungsi lainnya (Brashear, 1988 dalam B.Musthafa, 2008). Pada saat anak belajar berkomunikasi melalui penggunaan bahasa lisan, mereka juga membaca lingkungan sekitar mereka. Misalnya papan iklan, teks pada layar TV, beragam logo dan label makanan dan mainan favorit mereka dan lainnya. Anak-anak dari semua lapisan kehidupan dalam lingkungan kaya bacaan di negara ini dikellilingi oleh bacaan lingkungan terkontekstualisasikan, bacaan yang ditemukan pada lingkungan terdekat anak menjadi berarti bagi mereka dari keterjadian (occurrence) konteksnya (Kir kland, dkk., 1991 dalam B. Musthafa, 2008). Menurut pendapat Hurlock (1980:85) bahwa pada masa kanak-kanak umumnya merupakan saat berkembang pesatnya penguasaan tugas-tugas pokok dalam belajar berbicara yaitu menambah kosakata, menguasai pengucapan kata-kata dan menggabungkan kata menjadi kalimat yang dimengerti oleh orang lain. BAB 2 BAHASA SUNDA UNTUK ANAK USIA DINI A. STANDAR KOMPETENSI Standar Kompetensi Lulusan PAUD dalam berbahasa sunda adalah sebagai berikut: 1. Mampu bermain dengan menggunakan bahasa sunda 2. Mampu mengenal dan mengucapkan kosakata bahasa sunda sederhana yang berkaitan dengan lingkungan kehidupan dirinya. B. ASPEK PENGEMBANGAN BAHASA SUNDA DI PAUD Mencakup empat keterampilan berbahasa secara sederhana, yaitu: 1. Menyimak (ngaregepkeun) Mendengarkan dan memahami berbagai bentuk wacana lisan 2. Berbicara (Nyarita) Mampu mengungkapkan pesan dalam bentuk wacana lisan di berbagai kesempatan berbicara 3. Membaca (maca) Mampu membaca dan memahami berbagai simbol bahasa atau gambar tulisan, cuaca, situasi, ekspresi, dsb. 4. Menulis (nulis) Mampu menggoreskan pensil untuk mengungkapkan pesan dan kreativitas bahasa seperti menggambar, membentuk berbagai goresan/garis dan simbol sederhana. BAHASA SUNDA Kelompok A dan Kelompok B STANDAR KOMPETENSI 1. Mampu menyimak, berbicara, memiliki kosakata, dan mengenal simbolsimbol bahasa yang melambangkannya KOMPETENSI DASAR INDIKATOR 1.1. Menyimak dan 1.1.1. Menyebutkan berbagai membedakan bunyi bunyi/suara tertentu. suara, bunyi bahasa 1.1.2. Menirukan kembali 3-4 sunda, dan urutan kata. mengucapkannya 1.1.3. Menyebutkan kata-kata (mendengarkan). yang bersuku kata awal sama, misalnya: buukbubur. 1.1.4. Menyebutkan kata-kata 1.2. Menyimak dan 1.2.1. memahami kata dan kalimat sederhana 1.2.2. (mendengarkan). 1.2.3. 1.3. Berbicara tentang 1.3.1. jatidiri, pengalaman, dan menjawab pertanyaan sederhana (berbicara). 1.3.2. 1.3.3. 1.1. Memperkaya kosakata sehari-hari yang berkaitan dengan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata keterangan. 1.1.1. 1.1.2. 1.1.3. yang bersuku kata akhir sama, misalnya: sukukuku. Melakukan 2-3 perintah sederhana Mendengarkan cerita sederhana. Menceritakan kembali cerita secara sederhana Menyebut nama dari jenis kelamin, orangtua, nama saudara, alamat rumah secara sederhana. Menceritakan pengalaman Menjawab pertanyaan sederhana. Bercerita menggunakan kata abdi, kuring. Menunjuk kata gerakangerakan, misalnya: diuk, nagog, nangtung. Menunjuk keterangan tempat: dijero, di hareup, diluar, di tukang, di luhur, di handap, dst. 1.2. Mengenal simbol- 1.2.1. Meniru gambar dan simbol sederhana. coretan (tulisan sederhana). 1.2.2. Membuat macam coretan. berbagai 1.2.3. Membuat gambar dan coretan (tulisan sederhana) tentang gambar yang dibuatnya. 1.3. Menyebutkan gambar 1.3.1. Menyebutkan gambar sederhana (pra yang disediakan. membaca) 1.3.2. Menceritakan gambar yang disediakan atau dibuat sendiri. 1.3.3. Mengurutkan isi gambar seri sederhana (3-4 gambar). 1.3.4. Menghubungkan gambar / benda dengan kata. 1.4. Menghubungkan 1.4.1. Membaca gambar yang bahasa lisan bahasa tulisan. dan memiliki kata. 1.4.2. Menceritakan bacaan meskipun tidak sama tulisan dengan cerita yang diungkap. 1.4.3. Menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya. 1.5.1. Mengucapkan 1.5. Mengucapkan salam wilujeng sumping. dan berperilaku sopan (bercerita). 1.5.2. Menjawab salam salam: 1.5.3. Berterima kasih jika diberi sesuatu, misalnya: hatur nuhun. 1.6. Menyanyikan rumpaka 1.6.1. Menceritakan kembali isi lagu kawih cerita atau lagu (mendengarkan) 1.6.2. Mengekspresikan gerakan sesuai cerita atau syair lagu. 1.6.3. Mengucapkan syair lagu sambil diiringi senandung lagunya. 2. Mampu menyimak, berbicara, memiliki kosakata, dan mengenal simbolsimbol bahasa yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis 2.1. Mampu menyimak dan 2.1.1. Menyimak bunyi suara membedakan bunyi atau bunyi bahasa yang suara, bunyi bahasa diucapkan guru. sunda, dan 2.1.2. Menirukan bunyi suara mengucapkannya. atau bunyi bahasa yang diucapkan guru. 2.1.3. Mengucapkan bunyi suara atau bunyi bahasa yang ditulis. 2.1.4. Membedakan kata-kata yang bersuku kata awal sama, misalnya: buukbubur. 2.1.5. Membedakan kata-kata yang bersuku kata akhir sama, misalnya: suku-buku. 2.2. Menyimak dan 2.2.1. Menyimak kata atau memahami kata dan kalimat yang diucapkan kalimat sederhana dan guru. mengucapkannya dengan lafal yang 2.2.2. Meniru kata atau kalimat benar. yang diucapkan guru. 2.2.3. Mengucapkan kata atau kalimat yang diucapkan guru 2.3. Berbicara dengan 2.3.1. Menyebutkan nama dari lancar dan benar jenis kelamin, orangtua, tentang jatidiri, saudara, alamat rumah pengalaman, dan dengan lengkap. sesuatu hal 2.3.2. Menceritakan (berbicara/nyarita) pengalaman/kejadian secara sederhana.dan berurut. 2.3.3. Memberikan keterangan tentang sesuatu. 2.4. Memperkaya dan 2.4.1. Menggunakan kata abdi, mengucapkan kosakata anjeun, anjeuna sehari-hari yang berkaitan dengan 2.4.2. Menunjuk dan menyebut gerakan: diuk, nagog, lingkungan sekitar (berbicara/nyarita). nangtung. 2.4.3. Menunjuk keterangan tempat: di jero, di luar, di hareup, di tukang, di gigir, di luhur, di handap, dst 2.5. Mengenal bentuk 2.5.1.Meniru symbol huruf atau symbol-simbol aksara. sederhana dan 2.5.2.Mengucapkan simbol huruf menuliskannya (pra atau aksara menulis/nulis) 2.6. Menyebutkan gambar 2.6.1.Menceritakan gambar yang dengan lengkap (pra disediakan membaca/maca) 2.6.2.Menceritakan gambar yang dibuat sendiri. 2.6.3.Menceritakan isi gambar seri (3-4 gambar) 2.7. Menghubungkan 2.7.1.Membaca buku cerita bahasa lisan dan bergambar. bahasa tulis dengan 2.7.2.Menceritakan isi buku membacakan cerita bergambar. kelompok kata dan kalimat sederhana (pra 2.7.3.Menyebutkan tulisan membaca) sederhana dengan symbol yang melambangkannya. 2.7.4.Mengelompokkan yang sama. kata 2.8. Berbahasa santun dan 2.8.1. Mengikuti model dalam berperilaku ramah berperilaku ramah (tata karma Sunda). 2.8.2. Mengikuti ucapan yang santun 2.8.3. Berbicara (bertanya, menjawab dengan santun) 2.9.1. Mendengarkan nyanyian lagu kawih. 2.9.2. Menyanyikan rumpaka lagu kawih. 2.9. Menyanyikan rumpaka lagu kawih Sunda dengan benar (mendengarkan / ngaregepkeun). 2.10. Menampilkan sajak 2.10.1. Menyimak pembacaan Sunda yang sederhana sajak sederhana. dengan gaya 2.10.2. Mengucapkan sajak sederhana 2.10.3. Membuat sajak sederhana 2.11. Mengekspresikan 2.11.1. Mengikuti gerakan cerita dan lagu dalam model sesuai cerita atau gerakan/bermain syair lagu. peran. 2.11.2. Mengekspresikan gerakan sesuai dengan cerita atau syair lagu. 2.11.3. Mengucapkan syair lagu sambil diiringi senandung lagunya. C. BAHASA PENGANTAR PEMBELAJARAN Bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran adalah bahasa sunda. Di sekolah yang mengalami kesulitan dapat menggunakan sebagian bahasa Indonesia, akan tetapi disertai usaha untuk secara berangsur-angsur bisa memahami petunjuk dalam bahasa sunda. D. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN Pembelajaran bahasa sunda dipusatkan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa sunda serta kemampuan memperluas wawasan budaya sunda. Agar anak mampu berkomunikasi, pembelajaran bahasa sunda diarahkan pada kegiatan untuk membekali anak terampil berbahasa lisan dan berbahasa tulis. Anak dilatih lebih banyak menggunakan bahasa daripada pengetahuan tentang bahasa. Dalam pengembangan kemampuan berbahasa sunda dapat digunakan pendekatan kontekstual dengan berbagai media dan sumber belajar. Juga digunakan pendekatan tematik. Pendekatan tematik merupakan bentuk implementasi dari konsep bahasa menyeluruh (whole language approach) yang dikemas dalam tema tertentu. Anak harus diberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya untuk memperoleh pengalaman berbahasa sunda melalui kegiatan reseptif dan kegiatan produktif. Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran yang digunakan, antara lain: Bercerita, Bernyanyi, Permainan bahasa, Sandiwara boneka, Bercakap-cakap, Tanya jawab, Mengucapkan syair, Bermain peran, dan Karya wisata. E. PRINSIP PEMBELAJARAN Pelaksanaan pembelajaran di PAUD berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Bahan latihan/kegiatan percakapan diambil dari lingkungan anak atau tema tertentu. 2. Kegiatan berorientasi pada kompetensi dasar dan indikator yang dikaitkan dengan tema. 3. Anak diberi kebebasan dalam menyatakan pikiran dan perasaan serta ditekankan pada spontanitas. Perkembangan bahasa anak berkaitan erat dengan perkembangan mental dan perilakunya. Apabila dibiasakan berbahasa dengan baik dan santun, maka anak akan tumbuh dan berkembang untuk berkomunikasi secara baik dan santun juga. 4. Guru menguasai metode/teknik pengajaran bahasa sunda. 5. Komunikasi antara guru dan anak dilakukan dengan akrab. 6. Guru memberi contoh dalam cara menggunakan bahasa. 7. Bahan mengandung isi untuk pengembangan intelektual, emosional serta sesuai dengan taraf perkembangan anak dan lingkungannya. 8. Tidak diberikan pelajaran membaca dan menulis seperti di SD. BAB 3 CONTOH PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA UNTUK ANAK USIA DINI Pengetahuan tentang hakikat perkembangan bahasa anak, perkembangan bahasa lisan dan bahasa tulis yang terjadi pada anak, dan perbedaan individual dalam pemerolehan bahasa sangat penting bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa anak bahasa sunda saat ini. 1. CONTOH KALIMAT PERINTAH, AJAKAN DAN PUJIAN: Cobi Teguh = Coba Tebak Leres pisan = Betul sekali Barudak anu calakan, ayeuna tingal gambar... Sampurasun, wilujeng enjing barudak...anu palinteur balageur... salingeur sareng calakan..dinten ieu urang diajar basa sunda. (Bahasa pengantar) Hideup = kalian Mangga urang buka kaca 1= mari kita buka halaman 1 Waler patarosanana= Jawab pertanyaannya Prak geura warnaan sing sae=Beri warna yang bagus Prak geura kandelan garisna Prak geura lengkepan gambarna Tos rengse teu acan? = Sudah selesai belum? Lengkepan aksara anu teu aya = Lengkapi dengan huruf Ayeuna prak urang ngawitan = Sekarang kita mulai Seratkeun wilanganana = Tulis angka Salajeungna = selanjutnya 2. CONTOH LAGU PENGANTAR BASA SUNDA: Ani..Rani sareng budi, oge siti (nama anak) Sosobatan dalit pisan...dalit pisan Ameng sasarengan..Emam sasarengan Ka sakola oge sasarengan 3. CONTOH KEGIATAN PENGENALAN KOSAKATA BASA SUNDA SESUAI TEMA 1. TEMA DIRI SENDIRI Yu urang nyebatan babagean awak.. Mastaka = Kepala Sampean = kaki Buuk = Rambut Soca = Mata Patuangan = Perut Pangambung = Hidung Panangan = tangan Cepil = Telinga Lambey = Bibir Ilat = Lidah Istri = Perempuan Pameugeut = Laki-laki Wawanohan = Kenalan Nami = Nama Yuswa = Usia Rorompok = Bumi/Alamat Taar = Jidat Rema = Jari Halis = Alis Pingping = Paha Damis = Pipi Bitis = Betis Dampal panangan = telapak tangan Jempol = Ibu Jari Curuk = Telunjuk Jajangkung = Jari tengan Jariji = Jari Manis Cingir = Kelingking Galing = Keriting Jocong = Lurus Galing muntang = Ikal Diuntun = dikepang Kempot = lesung pipi Begang = kurus Pendek = pendek Jangkung = tinggi Gumujeung = Senyum Someah = ramah Raray = Muka Katuangan sehat = Makanan sehat Bayem = Bayam Sosin = sawi hijau Pecai = sawi putih Bonteng = mentimun ceplok endok = telur ceplok Jagong = jagung kulub jagong Kotokeun = Tidak bisa melihat saat senja (kekurangan Vitamin A) = Jagung rebus Kawih: ABDI Abdi gaduh panangan sareng remana Rema teu kakantun oge dampal panangana..anggo keprok prok...prok Sampean pingping bitis ... damis halis Mastaka Rambut taar Cepil patuangan . dung..dung..dung...2x Dipaparin ku gusti nu maha agung Kawih: PANCA INDERA Soca kanggo ningali Cepil kanggo ngadangu Ngaraosan ku letah Ngambeuan ku pangambung Rarampa ku kulit Lima Indera pamasihan nu kawasa Kawih: RAMO Ieu namina jempol rema 2x Ceuk jempol teh 2x urang kdah gararetol Ieu namina curuk rema 2x Ceuk curuk teh 2x kedah nurut kana piwuruk Ieu namina Jajangkung rema 2x Ceuk jajangkung 2x urang kedah silih tulung Ieu namina jariji rema 2x Ceuk jariji 2x urang teh kedah ngahiji Ieu namina cingir rema 2x Ceuk cingir teh 2x urang teh ulah sok rema 2. KEGEMARANKU Kaulinan = Permainan Maen bal = Main Bola Sasapedahan = Main Sepeda Langlayangan = Main layang-layang Anyang-anyangan = Main Masak-masakan Kareta mesin/sapedah = Sepeda Kosakata dalam basa sunda dan lawan katanya: Jorok >< apik (merawat barang dengan baik) Ipis (tipis) >< Kandel (tebal) Kotor >< beresih (bersih) Balatak (berantakan) >< Rapih (rapi) Gurunggusuh (terburu-buru) >< lalaunan (pelan-pelan) Kawih: KARETA MESIN Kareta mesin lucu make gorolong tilu Ban karet na haripu Kring kring kring terus maju Tumpak kareta mesin Diboseh hampang pisan Bisa make boncengan Kring kring kring bari ulin Beureum = merah Hideung = Hitam Hejo = Hijau Bulao = Biru Koneng = kuning Ungu = Ungu 3. KEGIATANKU Mantuan = membantu Ngumbah = mencuci Dielapan = dilap Herang = Mengkilap Ngetang = Menghitung Ngadamel = Membuat Pamaen = pemain Tangkal = pohon Jalmi = manusia Petunjuk arah/posisi: Katuhu = kanan; kenca = kiri; payun = depan; pengker = belakang; gigir = samping; handap = bawah; luhur = atas Gorejat = cepat bangun Ibak = mandi Sapatu = sepatu Bobolokot = belepotan Leutak = lumpur Nyaba = Angkat tebih Tumpak delman = Naik delman Naek beus Kareta api mobil nyalira Kawih: Isuk-isuk teh kudu gorejat Tong talangke tong kukuliatan Kudu inget kana kawajiban Piceun adat pamalesan Lamun geus hudang Gebrus geura mandi Ulah murungkut, tong sieun ku cai Lamun geus mandi Urang geura sayagi Babantu bebeureusih Konsep waktu: ayeuna (sekarang); kamari (kemarin); mangkukna (lusa); pageto; enjing (besok) . Mis: Dinten ayeuna Rebo Kamari Salasa Mangkukna Senen Enjing Kemis Pageto Jumat Nama hari: senen, salasa, rebo, kemis, jumaah, saptu, minggu Kawih: NAMI DINTEN Senen salasa rebo kemis jumaah saptu minggu Nami-nami dinten Senen salasa rebo kemis jumaah saptu minggu Seueurna tujuh dinten KEPROK KUE BOLU Tarigu prok..prok..prok... Gula bodas prok..prok..prok... Mantega prok..prok..prok... Sareng endog prok..prok..prok... Kocok-kocok prok..prok..prok... Aduk-aduk prok..prok..prok... Dilebetkeun prok..prok..prok... Kana loyang prok..prok..prok... Pasang oven prok..prok..prok... Bakar prok..prok..prok... Raosan prok..prok..prok... Nyam-nyam-nyam Raos pisan 4. KELUARGAKU Uwa = kakak ayah atau ibu Emang = adik laki2 ayah atau ibu Bibi = adik perempuan ayah atau ibu Aki = Kakek Rai = adik Damang = sehat Dipangkon = dipangku Mulih = pulang Dipapag = dijemput Nini, enin = nenek Lungse = lemas, lemah Bingah = senang Kawih: POE MINGGU Poe minggu isuk-isuk bade ngiring sareng ibu Ka pasar, balanja resep pisan Poe minggu poe pere bade ngiring sareng bapa ka kota jalan-jalan, bingah pisan Poe minggu anu tangtu bade wangsul Ka lembur rek ngarumpul ngariung sadudulur 5. PANGALAMAN Ajak anak bercerita dengan menggunakan bahasa yang santun mengenai pengalaman yang paling berkesan.. Bantu anak bercerita dengan memberikan pertanyaan: iraha, sareng saha, ka mana, kumaha resep teu, naon wae kagiatan basa jalan-jalan teh, dll. Rengse = selesai Hararese = lamban Dongkap = datang Sareged = siap-siap Ngantosan = menunggu gigireun = di sebelah Tarucing: BUAH Yu urang teteguhan ngaran-ngaran bungbuahan Saha nu bisa neguh pasti budak calakan Aya buah cucukan nu ageungna samastaka eusina raos pisan buah naon namina Aya buah nu buluan di agengna sami perep eusina bodas nyacas buah naon namina 6. BENDA, BINATANG & TANAMAN - Tanya jawab tentang ciri-ciri binatang (sato). Mis: Beo naon warnana ? Jangjangna aya sabaraha ? Kumaha pamatukna ? naon parabna ?, dll. - Bacakan dongeng dengan tokoh binatang, mis: bangkong jeung tutut, dll. Tujuan untuk menambah wawasan mengenai binatang tersebut tentang: dimana hirupna? - Tanya jawab mengenai beberapa jenis tumbuhan; kumaha daunna ? aya kembangan teu? Aya buahan teu? Buahna tiasa diemam teu? - Tanya jawab mengenai manfaat tumbuhan. Tanamkan kepada anak untuk merawat dan menjaga tumbuhan dilingkungan sekitar. - Mengenal alat transportasi di darat, udara, dan laut