modul dasar-dasar penangkapan ikan

advertisement
I. PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Zoonosis merupakan masalah yang banyak ditelaah saat ini
dan menjadi obyek pengawasan pada karantina ikan, karena
potensinya dalam menyebarkan penyakit dari hewan ke manusia.
Zoonosis atau zoonoses, didefinisikan sebagai penyakit dan infeksi
yang ditransmisikan antara hewan dan manusia (mis.: Meyer,1970;
Sindermann, 1990; Childs et al., 1998). Oleh karena itu dikenal
istilah Zoonotic pathogens yang memiliki
potensi mengganggu
kesehatan masyarakat.Hewan akuatik disini termasuk ikan,
krustase, bivalvia, amfibi, mamalia dan reptil.
Zoonosis akuatik sejati yang diketahuiu saat ini masih sangat
terbatas, dan hanya menyerang populasi manusia pada lokasilokasi geografis tertentu saja. Oleh karena itu, penekanan modul
ini terutama untuk mengantar mahasiswa pada masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan aktifitas perikanan: tangkap
dan budidaya.
B Ruang Lingkup Isi
 Pengertian dan klasifikasi Zoonosis
 Mengenal kategori hubungan penyakit akuatik dengan masalah
kesehatan masyarakat.
 Mengenal
kelompok patogen potensial beserta contoh-
contohnya (bakteri,virus, jamur, cestoda dan trematoda).
 Mengenal siklus hidup pathogen zoonosis.
24
C Kaitan Modul
Modul ini merupakan aspek tersendiri dalam hal bahasannya
yang menitik beratkan resiko kesehatan manusia yang dapat
ditimbulkan oleh hasil aktifitas perikanan, yang sangat relevan
dengan
aspek-aspek
kesejahteraan
masyarakat
di
bidang
kesehatan. Zoonosis merupakan salah poin penting dalam hal
penyebaran penyakit menular berbasis hewan akuatik kepada
masyarakat.
D Sasaran Pembelajaran Modul
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu :
 Menjelaskan pengertian dan klasifikasi zoonosis
 Mengenali
kategori
hubungan
penyakit
akuatik
dengan
kesehatan masyarakat.
 Menjelaskan kondisi penyakit dan siklus hidup patogen
penyebab zoonosis.
25
II. PEMBELAJARAN
A Pengertian dan Ruang Lingkup
Pengertian Zoonosis adalah penyakit yang ditransmisikan
antara hewan dan manusia. Hal ini dapat terjadi akibat
meningkatnya interaksi manusia dengan patogen atau vektor, baik
melalui makanan, minuman, aktifitas penangkapan/budidaya ikan,
maupun rekreasi perairan (International Office for Epizootics/IOE).
Ruang Lingkup Zoonosis hewan akuatik, mencakup :
 Cara-cara mengenali kelompok hewan akuatik yang berpotensi
untuk menularkan penyakit ke manusia.
 Cara-cara pengenalan kategori hubungan penyakit dengan
manusia melalui potensi penularannya.
 Cara-cara mengenali siklus hidup pathogen, jenis vector yang
mungkin ada dan jalur penularan pada manusia.
B. Kategori Hubungan Penyakit Akuatik Dengan Masalah
Kesehatan Masyarakat

Hewan
akuatik
terinfeksi patogen dan parasit yang tidak
ditransmisikan ke manusia (dominan dijumpai).

Hewan akuatik
terinfeksi patogen dan
parasit dan
ditransmisikan ke manusia.

Hewan akuatik
terinfeksi oleh organisme yang diketahui
sebagai penyebab penyakit pada manusia (cth. kasus infeksi
Vibrio parahaemolyticus pada lobster yang bila terkonsumsi
manusia mampu menimbulkan enteric disorder), dan
26

Hewan akuatik menelan, mengakumulasi lalu mentransmisikan
mikroorganisme dan bahan toksik yang dapat membahayakan
kesehatan manusia.
C. Klasifikasi Zoonosis
Untuk dapat memenuhi kriteria sebagai zoonosis, maka
organisme patogen dan penyakit yang ditimbulkannya harus
memenuhi kriteria sebagai berikut.

Dampak signifikan dan meyakinkan (significant and confirmed).

Dampak kurang signifikan (less significant, putative).

Secara passif ditularkan ke manusia dan sebagai hasil
akumulasi dari perairan yang tercemar patogen manusia.
D. Kelompok Patogen Potensial

Bakteri : Salmonella spp., Aeromonas spp.,
Campylobacter
spp., Yersinia spp., Streptococcus spp., Mycobacterium spp.,
Klebsiella spp., Enterobacter spp. (Acha and Szyfres. 1989;
Nemetz and Shotts, 1993; Johnson-Delany, 1996).

Jamur
:
Aspergillus spp.,
Mucormycosis,
Zygomycosis,
Candida spp. (Acha and Szyfres. 1989; Nemetz and Shotts,
1993; Johnson-Delany, 1996).

Cestoda : terutama Diphyllobothrium spp., Spirometra spp.
atau Sparganosis (Meyer, 1970; Moller and Anders, 1986).

Trematoda : khususnya dari Familia Heterophydae spt
Heterophyes heterophyes dan Heterophyes nocens yang
ditemukan pada kulit dan daging ikan belanak (Mugil cephalus
dan M. capito) dan sea bass (Dicentrarchus labrax) (Moller and
Anders, 1986; Sindermann, 1990).

Virus : infectious salmon anemia (ISA) yang disebabkan oleh
virus kelompok Orthomyxoviridae (Krossoy et al., 1999).
27
Jenis Patogen
Cara Transmisi
Manifestasi Pada
Hewan
Manifestasi pada
Manusia
Sakit pd bgn
abdomen,
gastroenteritis,
diare, meningitis,
infeksi pada saluran
kemih, dan
osteomyelitis.
Salmonella
spp.
Kontak langsung,
handling, ingesti
hewan atau air.
Umumnya hewan tidak
menunjukkan gejala
klinis dan merupakan
inang antara.
Aeromonas
spp.
Masuk melalui luka
dan ulcer
Hemoragi septicemia
pada ikan dan reptil,
terbanyak diisolasi
pada luka di kulit.
Infeksi pada kulit,
demam, diare dan
septicemia.
Campylobacter
spp.
Handling,
mengkonsumsi
hewan atau via air
Hewan inang sangat
jarang yang
menunjukkan gejala
klinis.
Diare, gastroenteritis, muntah,
keram dan demam
tinggi.
Handling
Abses pada sub-cutan,
meningoencephalitis,
mata opac (diketahui
menginfeksi 27 sp
ikan).
Selulit pada kulit
tangan, meningitis,
osteomyelitis.
Streptococcus
spp.
(khususnya
S.iniae)
Contoh Zoonosis Golongan Bakteri
28
Jenis Patogen
Zygomycosis
Phycomycosis
Mucormycosis
Aspergillus spp.
Candida spp.
Cara Transmisi
Manifestasi Pada
Hewan
Manifestasi pada
Manusia
inhalasi, ingesti,
atau inokulasi
spora.
Saprofit pada ikan
dan reptil,
gastrointestinal, ISPA
dan pneumonia pada
amfibi dan reptil.
ISPA, meningitis,
dermatitis, infeksi
sub-kutan dan
enteritis bila tertelan.
Kontak langsung,
inhalasi
Melimpah pada kulit
hewan akuatik, paruparu dan lesi sistemik
pada reptil.
Bronchopneumonia
, infeksi otak dan
thyroid, serta
hypersensitifitas.
Kontak langsung,
inhalasi
Diisolasi dari saluran
pernafasan dan luka
hati pada reptil, juga
dari luka kulit pada
ikan..
Dermatitis, saliva
berlendir.
Contoh Zoonosis Golongan Jamur.
Cara Transmisi
Lokalitas
Manifestasi pada
Manusia
Heterophyes
heterophyes
H. nocens
Makan ikan
mentah, pindang
atau ikan setengah
matang.
Afrika, Timur Tengah,
Israel, Filifina, Jepang
dan China
Parasit dalam
intestin manusia
Nanophyetus
salmincola
N. schikhobalowi
Makan Ikan
mentah atau tidak
terlalu matang
Filipina
Parasit dalam
intestin manusia
Eropa Barat , AS dan
Greenland
Parasit dalam
intestin manusia
Jepang dan China
Paragonimiasis,
parasit dalam paru2
manusia.
Jenis Patogen
Cryptocotyle
lingua
Paragonimus spp.
Metacercaria
masuk melalui ikan
herring yang
dimakan.
Mengonsumsi
kepiting bakau
(Sesarma dehaani)
kurang matang
Zoonosis Golongan Trematoda
29
Jenis Patogen
Cara Transmisi
Lokalitas
Manifestasi pada
Manusia
Diphyllobothrium latum
Ingesti ikan yang
merupakan inang
plerocercoid.
Pertama kali
ditemukan di AS
1906, lalu di Soviet,
Manchuria, Jepang
dan Siberia.
Diphyllobothriasis
D. dalliae,
D. dendriticum dan D.
pacificum.
Ingesti ikan yang
merupakan inang
plerocercoid.
Alaska, Norwegia,
Soviet, Peru dan
Mexico.
Diphyllobothriasis
Spirometra mansoni
Spirometra
mansonoides
Minum air yg tdp
procercoid
(Cyclops), makan
daging kodok
atau reptil
plerocercoid.
Dilaporkan pertama
kali di AS 1908.
Hong Kong 1962,
Kanada 1966.
Sparganosis
Contoh Zoonosis Golongan Cestoda.
Jenis Patogen
Virus ISA dgn
inang utama
Atlantic salmon
(Salmo salar
L.), rainbow trout
(Oncorhyncus
mykiss), sea trout
(Salmo trutta),
Virus Hepatitis-A
Cara Transmisi
Lokalitas
Manifestasi pada
Manusia
Konsumsi daging
ikan atau handling
Norwegia,
Skoltlandia
dan Kanada
Masih diperdebatkan
dalam EUROPEAN
COMMISSION
HEALTH & CONSUMER
PROTECTION
DIRECTORATE
GENERAL– Scientific
Health Opinions
(Assessment Of Zoonotic
Risk from Infectious
Salmon Anaemia virus)
Konsumsi kerang
setengah matang
dari perairan pantai
tercemar
Shanghai,
China, 1988 dgn
sekitar 300.000
penderita
Hepatitis-A
Contoh Zoonosis Golongan Virus
30
E. Siklus Hidup Patogen Penyebab Zoonosis.
Siklus hidup Diphyllobotrium latum
Siklus hidup Diphyllobotrium latum
31
Siklus hidup Spirometra mansoni
(syn. Spirometra mansonoides)
Diphyllobotrium latum dari intestine manusia, sepanjang 705 cm.
32
F. Indikator Penilaian Akhir Sesi Pembelajaran
No
NIRM
NAMA
MAHASISWA
 Menjelaskan pengertian dan
klasifikasi zoonosis
 Menjelaskan kategori hubungan
penyakit
akuatik
dengan
kesehatan masyarakat.
 Menjelaskan kondisi penyakit
dan siklus hidup patogen
penyebab zoonosis.
Ketepatan dan
kejelasan uraian
Kerjasama
kelompok
1
2
3
4
.
90
33
III. PENUTUP
Modul menjelaskan pengertian dan klasifikasi zoonosis dan
kategori
hubungan
penyakit
akuatik
dengan
kesehatan
masyarakat. Modul ini juga menjelaskan kondisi penyakit dan
siklus hidup patogen penyebab zoonosis. Zoonosis akuatik sejati
yang diketahuiu saat ini masih sangat terbatas, dan hanya
menyerang populasi manusia pada lokasi-lokasi geografis tertentu
saja dengan pola interaksi masyarakatnya dengan hewan atau
media air, juga sangat spesifik, misalnya: senang memakan ikan
dalam keadaan segar dan mentah atau terlibat dalam penanganan
(handling) ikan. Padahal masalah yang ditimbulkannya cukup atau
bahkan sangat serius, walaupun frekuensi kejadiannya saat ini
diketahui masih sangat kecil. Oleh karena itu, penekanan modul ini
terutama untuk mengantar mahasiswa pada masalah kesehatan
manusia yang berhubungan dengan aktifitas perikanan: tangkap
dan budidaya.
34
REFERENSI
Acha, PN and B Szyfres. 1989. Zoonoses and Communicable
Diseases Common to Man and Animals. 2nd Ed. Pan American
Health Organization, Washington, D.C.
Childs, J, Shope, RE., Jenkins, S. 1998. Emerging Zoonoses.
Emerging Infectious Disease. Vol. 4(3); 453-454.
European Commission on Scientific Committee on Animal
Health and Animal Welfare , 2008. Assesment of Zoonotic Risk
From Infectious Salmon Anemia Virus. 40 p.
Hastein, T., (1997). Workshop on Infectious Salmon Anemia. St.
Andrews, New Brunswick, Canada, 92 p.
Johnson-Delany, CA. 1996. Reptile Zoonoses and Threats to Public
Health. In: Reptile Medicine and Surgery. DR Mader, ed. W.B.
Saunders Company, Philadelphia. pp. 20-33.
Krossoy, B., Hordvik, I, Nilsen, F., Nylund, A. and Endresen, C.
(1999) The putative polymerase sequence of infectious salmon
anemia virus suggests a new genus within the Orthomyxoviridae.
J. Virol., 73, 2136-2142
Lau, SK., Woo, P.C.and .Yuen, K.Y. (2003). Invasive Streptococcus
outside North America. J. Clinical Microbiology 41(3): 1004-1009.
Meyer, M.C., 1970. Cestode Zoonoses of Aquatic Animals. J.Wildlife
Disease Vol. 6: 249-254.
Moller, H. and K. Anders., 1986. Diseases and Parasites of Marine
Fish. Moller-Kiel.
Nemetz, TG and EB Shotts, Jr. 1993. Zoonotic Diseases. In: Fish
Medicine. MK Stoskopf, ed. W.B. Saunders Company,
Philadelphia. pp. 214-20.
Sindermann, C.J., 1990. Principal Diseases of Marine Fish and
Shellfish. Vol. I and II. Academic Press, London.
35
Sun, J.R, Yan J.C, Yeh C.Y, Lee S.Y, Lu J.J., 2007.. "Invasive
infection with Streptococcus iniae in Taiwan". J. Med. Microbiol.
56 : 1246–9.
Turnbull, J., 2006. Aquaculture and Human Health. Institute of
Aquaculture, University of Stirling.
36
Download