PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR

advertisement
PENYAKIT YANG
DISEBABKAN OLEH JAMUR
Oleh:
Ir. Sriwulan, MP
1. Pendahuluan
Fungi :
- organisme heterotrophik (tdk mengandung
klorofil)
- biasanya berfilamen, ada yang tidak
berfilamen (uniselluler)
- filament sebagai hypae (s=hypha) dan jika
berkumpul menjadi mycelium. Hypae ada
yang septat dan non septat.
- Jamur umumnya opportunistic invaders, tetapi
sekali kejadian adalah fatal dan susah
ditangani
2. Penyakit Jamur pada Ikan
infeksi jamur pada ikan air tawar umumnya
disebabkan oleh organisme Straminipilous
(organisme seperti jamur)
menginfeksi telur, fry, fingerling dan ikan
dewasa
factor pemicu: meningkatkan kerentanan ikan
terhadap infeksi jamur adalah stress akibat
penanganan, ekspose terhadap pH ekstrim,
suhu yang rendah, kekurangan makanan dan
keberadaan infeksi microbial (bakteri dan
virus)
a. Saprolegniosis(saprolegniasis)
Penyebab : Saprolegnia spp, Achlya spp,
Aphanomyces spp
sasaran : beberapa ikan air tawar (carps,
goldfish)
Tanda-tanda : formasi seperti kapas putih
pada telur ikan dan jaringan ikan yang
terinfeksi; biasanya ditemukan pada integumen,
insang, mata; warna mycelium bervariasi dari
putih hingga coklat tergantung pada warna
partikel yang terjerat pada mycelium
Efek pada inang : letargik (lesu) meningkat;
kurang respon terhadap stimulasi dari luar;
hilang keseimbangan sebelum mati; secara
histopatology terlihat jaringan nekrosis dengan
respon inflamasi sedikit. Infeksi pada ikan yang
matang gonad lebih tinggi karena ikan yg
matang gonad hormon corticosteroidnya
meningkat sehingga meningkatkan kerentanan
ikan.
Diagnosis : dapat dikultur pada media agar
misalnya pada sabareoud dextrosa agar (SDA),
corn meal agar(CMA)
-
-
Prevensi dan kontrol :
Kepadatan dikurangi, hindari stress;
Malchite green oxalat 3-5 mg/L selama 60
menit untuk telur ikan: 2 mg/L untuk ikan;
Formalin 250 mg/L selama 60 menit;
Hidrogen peroksida 250-500 ml/L selama
15 menit untuk telur ikan, 25 mg/L untuk
ikan dewasa;
NaCl 0,5% dgn metode dip/celup pada
telur dan ikan.
b. Epizootic Ulcerative
Syndrome (EUS)
Penyebab : Aphanomyces invadans yang berasosiasi
dengan rhabdovirus dan bakteri Aeromonas hydrophyla.
Strain Aphanomyces saprobik, Saprolegnia spp, Pythium
spp penyebab superinfeksi lesion (luka).
Organisme sasaran : lebih dr 30 jenis ikan air tawar
Tanda-tanda : terjadi perubahan warna lebih gelap dan
hilang nafsu makan; ikan terapung di bawah permukaan
air; sesekali ikan hyperaktif dengan pergerakan
tersentak-sentak; luka borok dapat diobservasi pada
tubuh /badan ikan
Aphanomyces invadans
Efek pada inang : ikan lesu; tahap yang lebih jauh dari
penyakit ini adalah kadang pada kepala dan jaringan
tulang serta organ dalam; erosi pada ekor; secara
histopatology terlihat nekrosis jaringan dan sedikit
respon inflamsi; dapat melimpah pada cranium, ginjal,
spinal cord.
Diagnosis : peledakan pada beberapa kali / tahun,
normalnya sesudah banjir yang diikuti oleh cuaca dingin
(Des-Feb.); isolasi A. invadans dari internal organ
Prevention dan kontrol : pemindahan semua ikan dari
kolam; pengeringan dan pengapuran kolam; desinfeksi
peralatan yang terkontaminasi; mengurangi kepadatan
ketika EUS prevalensi tinggi; beternak ikan yang
resisten EUS seperti tilapia; 5 ppm coptrol; 0,1 mg/L
malachite green.
c. Branchiomycosis (gill rot)
Penyebab : Branchiomyces spp
Organisme sasaran : carp, goldfish, eels
Tanda-tanda : insang menjadi pucat
dengan kecoklatan disebabkan oleh
haemorragic dan trombosis, grayish
sebagai akibat dari ischemia (sulit
bernafas); nekrosis
Efek pada inang : hypa jamur pada insang
menghalangi sirkulasi darah; nekrosis pada sel
epitel lamella, dan fusion lamella; mortalitas 3050% pada 2-4 hari; kematian karena anoxia
(ketiadaan oksigen)
Diagnosis : secara mikroskopis dapat dilihat
cabang mycelia pada insang yang terinfeksi
Prevensi dan Kontrol : malachite green 0,3
mg/L selama 24 jam; pemberian makanan
dihentikan dan yang mati dimusnahkan; kolam
didrainasi (diairi) , dikeringkan, dan disenfeksi
dengan kapur.
d. Ichtyophoniasis
(Ichtyosporidiasis)
Penyebab : Ichtyophonus sp
Organisme sasaran : kerapu, trout, flounders, hering
dan cods
Tanda-tanda : external manisfestasi bervariasi
tergantung spesies, sementara ada yang tidak terlihat
tanda-tanda eksternal; berenang tidak teratur dan
bengkak pada bagian perut; terjadi swollen (bengkak)
pada organ dalam (ginjal, hati, jantung) dengan sejumlah
nodule berdiameter 2 mm. Nodule juga terdeteksi pada
jaringan otot
Diagnosis : nodule dapat teramati dengan
mikroskop dan tanda-tanda konektif
jaringan dikelilingi oleh granolomus yang
halus.
3. Jamur pada Crustacea
a. Larval Mycosis
Penyebab : Lagenidium spp, Sirolpidium spp,
Haliopthoros spp
Organisme sasaran : semua jenis penaeid,
kepiting
Tanda-tanda : kematian pada larva udang dan
kepiting, telur kepiting sangat rentan terhadap
infeksi mycotic; pada larva udang terdapat pada
protozoea dan mysis
Efek pada inang : systemic progressive;
kematian 10-100% dalam 48-72 jam setelah
terinfeksi.
Diagnosis : pengujian secara mikroskopis
terlihat non septat, banyak percabangan pada
mycelia; juga dapat dideteksi zoospora motil
Prevensi dan kontrol : disenfeksi tangki
pemeliharaan larva dengan klorinasi dan filtrasi;
0,2 ppm Treflan; 1-10 ppm formalin; telur
disenfeksi dengan 20 ppm detergent
b. Blackgill Diseases (Fusarium
disease)
Penyebab : Fusarium solani
Patogen opportunistic oleh stress atau
kepadatan tinggi
Masuk ke kolam budidaya dari Lumpur dasar
kolam atau sumber air laut
Organisme sasaran : semua jenis penaeus,
terutama pada juvenil sampai dewasa
P. japonicus dan P. califoniensis (paling rentan);
P. stylirostris dan P. vanamei (rentan moderat); P.
monodon dan P. merguensis (relatif rentan).
Penyebarannya secara horizontal
Tanda-tanda : bintik hitam pada juvenil yang
mati dan biasanya tidak menyebabkan kematian
Efek pada inang : infeksi biasanya dimulai pada
kerusakan jaringan seperti pada insang akibat
treatmen bahan kimia dan polutan, luka hasil
dari penyakit lain; menyebabkan luka disertai
respon inflamasi yang kadang berakhir dengan
melanisasi berat
Diagnosis : secara mikroskopis dengan
melihat makrokonidia yang berbentuk
canoe;
Prevensi dan kontrol : penggunaan
fungisida; eliminasi konidiospora
c. Aflatoxicosis
Penyebab : Aflatoxin oleh Aspergillus flavus
dan aspergilus yang lain sebagai akibat
kontaminasi pada penyimpanan dan pakan
kadaluarsa
Organisme sasaran : P. monodon dan jenis
penaeus yang lain.
Tanda-tanda : udang kekuningan, dan terjadi
diskolorasi kemerahan pada tubuh udang;
lethargic, berenang dekat dasar kolam;
cangkang lembek/lunak
Diagnosis : tidak akan survive lebih dari
30 detik setelah infeksi; kehilangan nafsu
makan
Efek pada inang : secara histopatology
terjadi nekrosis pada tubule epitelium;
pertumbuhan terhambat/kerdil
Prevensi dan kontrol : jangan
menggunakan pakan yang berjamur;
penyimpanan pakan pada tempat yang
kering dgn ventilasi yang bagus.
Download