BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Tabel 2.1 State of Art No. 1. Judul Penelitian Pengaruh tayangan Teori - Metodologi Hasil Uses and - Kuantitatif 1. NilaiR2 untuk variable Program Junior Effect - survei X yaitu sebesar 0.756 Masterchef Indonesia - Minat atau bila dibaca dalam Terhadap Minat bentuk koefisien Memasak Anak determinasi adalah (Studi Pada Siswa/i sebesar 75,46 %. Arti Kelas 1 SMP Negeri 75,6 % yaitu pengaruh X 29 Jakarta) (Junior Masterchef) terhadap Y (minat Prita Oktifani masak) sebesar 75,6 %. Sarizka Putri Sisanya yaitu 24,4% 1401082150 kemunculan variabel Universitas Bina variabel lainnya. Nusantara 2014 2. Dengan hasil nilai persamaan regresi linear sederhana Y= (-3.047) + 0.821 X, Konstanta (3.047) mengandung pengertian bahwa perpotongan garis regresi pada sumbu variabel dependen Minat masak (Y) terletak pada (3.047). Koefisien regresi 7 8 No. Judul Penelitian Teori Metodologi Hasil pada variabel independen program acara Junior Masterchef Indonesia adalah sebesar 0.821 dan bertanda positif yang berarti semakin besar nilai variabel independen program acara Junior Masterchef Indonesia maka minat masak siswa/i Kelas 1 SMP Negeri 29 Jakarta juga akan semakin meningkat. 2. Pengaruh Tayangan - AIDA - Kuantitatif Hasil analisis data dalam Iklan Royco di - Iklan - Survei penelitian ini Televisi Terhadap - Fungsi eksplanatif menggunakan analisis Komunikasi regresi sederhana dengan Komunikasi hasil koefisien korelasi Massa sebesar 0,685 dan Fungsi sumbangan efektif Kecamatan Sungai Komunikasi sebesar 47%. Minat beli Kunjang Samarinda Massa ibu-ibu rumah tangga Media dipengaruhi iklan Royco Televisi ditelevisi sebesar 47% Minat Beli Ibu Rumah Tangga RT - 02 Kelurahan Teluk lerong Ulu - Ratna Sari Vol. 2, no. 4, dan sisanya sebesar 53% 2014:245-258 dipengaruhi oleh variabel Universitas lainnya. Mulawarman 2014 3. Pengaruh Program - Game Show “Masterchef Indonesia” Season 1 - Uses and - Kuantitatif Berdasarkan hasil uji Gratification - survei statistik dengan uji Minat regresi linear, diperoleh nilai R Square yang 9 No. Judul Penelitian Teori Metodologi Hasil di RCTI Terhadap diperoleh adalah 0,062 Minat Kuliner Ibu artinya variabel bebas Rumah Tangga di (program acara Kelurahan Kebon MasterChef Indonesia) jeruk, Jakarta Barat memiliki pengaruh atau kontribusi sebesar 6,2 % Bobby Christian terhadap variabel terikat Universitas (minat kuliner). Gunadarma 2012 Diperoleh model persamaan regresi: Y=30.472 + 0,148 X. Artinya, jika tayangan program acara Master Chef (X) semakin disukai dan menarik bagi para penonton, maka akan diikuti dengan meningkatnya minat kuliner (Y) pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kebon Jeruk, yakni sebesar 0,148 atau 14,8 persen. 4. The 'reality' of the Australian 'Junior - Motivasi - Kuantitatif Dari hasil penelitian - Survei terdapat jika keterlibatan Masterchef' anak-anak dan orangtua television series for dengan program preadolescents and dikaitkan dengan their parents memasak, makanan dan hubungan keluarga. Rachel Secara keseluruhan, ada Murdoch University tiga faktor motivasi anak- 10 No. Judul Penelitian Teori Metodologi 2012 Hasil anak untuk menonton program “Junior Masterchef”, yaitu pendidikan, hiburan dan persertanya. Keterlibatan keluarga sangat dihargai oleh anak-anak, maka manfaat dari program “Junior Masterchef” untuk orang tua adalah meningkatkan 'waktu keluarga' yang merupakan faktor penting. 5. Impact Of Television - Kuantitatif Hasil survei Food Channels on - Survei membuktikan bahwa Society 73% pemirsa menonton channel Suhail Aziz Zaidi, makanan di televisi, Sehrish Suhail Zaidi dilihat dari distribusi & Muhammad jenis kelamin, yaitu Akram Naseem 14% laki-laki, dan 86% University of Lahore, perempuan. Berdasarkan Pakistan 2012 analisis telah diamati bahwa channel makanan di televisi sangat populer di kalangan masyarakat dan semua usia. 11 2.2 Landasan Teori Dalam menganalisa suatu penelitian dibutuhkan teori – teori serta definisi yang dapat mendukung penelitian yang dilakukan, sehingga hasil analisa dapat dipertanggung jawabkan dan bersifat objektif. Bab ini menguraikan beberapa teori dari para ahli ilmu komunikasi dan teori komunikasi massa yang berkaitan dengan judul penelitian yang digunakan. 2.2.1 Teori Komunikasi Massa 2.2.1.1 Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2009). Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangnnya, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of communication (media komunikasi massa) (Nurudin, 2007). Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditunjukan kepada orang banyak dengan harapan pesan yang disampaikan melalui media massa tersebut dapat sampai secara serentak kepada orang banyak. Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan semakin memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut (Nurudin, 2007): 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi 12 yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikatormassa biasanya organisasi forma seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak biasa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). 2.2.1.2 Ciri Komunikasi Massa Berikut adalah ciri-ciri komunikasi massa, yaitu (Nurudin, 2007): 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga. Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Komunikan dalam komunikasi massa misalnya dalam media televisi bersifat heterogen/ beragam. Artinya penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, 13 memiliki agama atau kepercyaan yang tidak sama pula. Namun mereka adalah komunikan televisi. Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience atau komunikan sebagai berikut (Nurudin, 2007): a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 3. Pesannya Bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditunjukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Akan tetapi pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak boleh pesan yang bersifat khusus. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah Pada media massa komunikasi hanya berjalan satu arah, yaitu komunikator kepada komunikan. Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya Keserempakan dalam proses penyebaran pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Ketika saat kita menonton suatu acara di televisi tidak hanya kita yang sedang menonton tetapi juga ribuan pemirsa lainnya. 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Perlengkapan Teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sangat membutuhkan peralatan teknis. Peralatan yang dimaksud adalah pemancar untuk media elektronik. Televisi dan radio merupakan media penyalur komunikasi massa yang sangat bergantung pada pemancar untuk proses penyebaran informasi kepada khalayak. 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/ palang pintu/ penjaga gawang adalah orang yang berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah 14 atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud anatra lain adalah reporter, editor film, editor surat kabar atau buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara, dan lembaga sensor film. 2.2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki emapat fungsi yang dikemukakan oleh seorang ahli sosiologi, Charles R. Wright dalam buku Teori Komunikasi Massa Wiryanto (2006), keempat fungsi itu sebagai berikut: 1. Surveillance Menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhungan dengan apa yang disebut Handling of News. 2. Correlation Meliputi fungsi interprestasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagaian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda. 3. Transmission Menujuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan normanorma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan. 4. Entertaiment Menunjukan pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksud untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu. 2.2.1.4 Komponen Komunikasi Massa Adanya komponen-komponen dari komunikasi massa adalah seperti yang terdapat dalam buku Teori Komunikasi Massa John Vivian (2008) yaitu, sebagai berikut: 15 1. Komunikator Komunikator adalah jantung komunikasi massa. Komunikator massa adalah orang-orang yang memproduksi pesan yang disampaikan lewat media massa. Dari definisi tersebut yang termasuk komunikator adalah jurnalis, peneliti lagu, penyiar TV dan radio, peneliti nasksh film, praktisi public relations, orang-orang periklanan, penyunting dan lain sebagainya. 2. Pesan Pesan adalah hal-hal yang dikomunikasikan, yakni item berita, seperti film, lagu rekaman, iklan billboard, novel, dll. 3. Media Media adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama adalah buku, majalah, koran, TV, radio, rekaman, film dan website. 4. Audience Audience atau komunikan adalah khalayak penerima pesan media massa yang bersifat berjumlah besar, anonim, heterogen dan berubah-ubah. 5. Gatekeeper dan Regulator Istilah Gatekeeper pertama kali digunakan oleh Kurt Lewin pada bukunya Human Relation. Istilah ini mengacu pada proses: (1) suatu pesan berjalan melalui berbagai pintu, selain juga pada (2) orang atau kelompok yang memungkinkan pesan lewat. Gatekeepers dapat berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalanannya dari sumber kepada penerima. Fungsi utama gatekeeper adalah menyaring pesan yang diterima seseorang. Gatekeeper membatasi pesan yang diterima komunikan. Editor surat kabar, majalah, penerbitan juga dapat disebut gatekeepers. Seorang gatekeepers dapat memilih, mengubah, bahkan menolak pesan yang disampaikan kepada penerima. Regulator adalah lembaga atau individu yang mewakili lembaga berwenang yang memberi perhatian atau tekanan berlebih terhadap poin – poin / kasus – kasus tertentu serta mengurangi perhatian pada hal-hal lain. 6. Filter adalah faktor penerimaan yang mengganggu komunikasi. Menurut John Vivian (2008) ada tiga jenis filter, yaitu: 1) Filter informasional, yakni faktor pengetahuan penerima yang membatasi pemahaman simbol. 16 2) Filter fisik, yakni tingkat kesadaran fisik yang membatasi memahami pesan, seperti sakit, dll. 3) Filter psikologis, yakni keadaan pikiran penerima yang mempengaruhi pemahaman simbol. 2.2.1.5 Proses Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki proses yang berbeda dengan komunikasi tatap muka lainnya, karena sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak orang, maka proses komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Menurut McQuail (1999) proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk (Bungin, 2008): 1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala yang besar, sekali siaran atau pemberitaan jumlah dan lingkupnya sangat luas dan besar. 2. Proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu dari komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak. Interaksi yang terjadi sifatnya terbatas sehingga tetap saja didominasi oleh komunikator. 3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator dengan komunikan. Ini menyebabkan komunikasi antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi sensasi emosional sifatnya sementara dan tidak permanen. 4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadi dan anonym atau tanpa nama. 5. Proses komunikasi massa juga berlangsung didasarkan pada hubungan kebutuhan-kebutuhan di masyarakat. Misalnya program akan ditentukan oleh apa yang dibutuhkan pemirsa. Dengan demikian media massa juga ditentukan oleh rating yaitu ukuran di mana suatu program di jam yang sama di tonton oleh sejumlah khalayak massa. 17 2.2.2 Media Massa 2.2.2.1 Pengertian Media Massa Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat- alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, televisi dan radio (Cangara, 2008). Media massa juga dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan menyusul seperti apa komunikasi yang ingin disampaikan. Menurut Bungin (2008) media massa merupakan institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Secara umum, media massa diartikan sebagai alat-alat komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience dalam jumlah yang luas dan heterogen (Nurudin, 2007). Akan arti penting media massa, Dennis McQuail (1987) pernah menyodorkan beberapa asumsi pokok berikut (Nurudin, 2007): 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan instutusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan dan sebagai alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat 18 dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Demikianlah beberapa asumsi yang dikemukakan oleh Dennis McQuail tentang peran media ditengah kehidupan masyarakat pada saat ini. Dimana media massa terus menjalankan berbagai macam inovasi-inovasi untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 2.2.2.2 Karakteristik Media Massa Menurut Cangara (2014) karakteristik media massa adalah sebagai berikut: 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan,pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin dan suku bangsa. 2.2.2.3 Bentuk Media Massa Adapun bentuk media massa antara lain media elektronik (radio, televisi), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku, film dan internet (Bungin, 2008). Menurut Ardianto (2005) bentuk media massa dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut: 1. Surat Kabar Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi untuk menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia. Fungsi yang memonjol dari surat kabar ialah 19 informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya. 2. Majalah Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, fungsi utama media berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, di mana mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis dan sasaran khalayaknya. 3. Radio Siaran Radio adalah media masa elektronik tertua dan sangat luwes. Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja. Radio memiliki kemampuan menjual bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu. Dalam radio siaran berita yang sudah dikoreksi dan sudah dicek kebenarannya dapat langsung dibacakan, bahkan radio siaran dapat menyiarkan suatu peristiwa yang tengah berlangsung melalui reportasi. 4. Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisi yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Televisi memiliki karakteristik audiovisual yang dapat menyeimbangi suara dengan gambar. 5. Film Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetatpi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasive. 6. Komputer Situs juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi perjalanan wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. 20 2.2.3 Televisi 2.2.3.1 Pengertian Televisi Televisi sebagai media komunikasi yang menyediakan berbagai macam informasi yang update dan menyebarkannya kepada khalayak. Jadi televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audio visual gerak. Isi pesan audio visual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak indivisi (Baksin, 2006). Televisi adalah merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang masih spesifik yaitu audio visual (Muda, 2005). 2.2.3.2 Karakteristik Televisi Sebagai Media Massa Televisi dapat dikatakan sebagai media komunikasi massa yang dapat dimiliki oleh masyarakat dibandingkan media massa lainnya. Dengan model audio visual yang dimilikinya, siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesan. Karena itulah televisi bermanfaat sebagai upaya pembentukan sifat, perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir (Effendy, 2005). Televisi memiliki beberapa karakteristik (Ardianto, 2005), sebagai berikut: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dilihat (audiovisual). Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara siaran berita saja dapat melibatkan 10 orang lebih. Peralatan yang digunakan juga lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit, harus dilakukan 21 oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Itulah sebabnya, televisi menjadi lebih mahal daripada media lain, seperti surat kabar, majalah dan radio siaran. 2.2.3.3 Program Televisi Program televisi disajikan dan dibuat agar audiens tertarik dan akhirnya menyaksikan siaran program acara tersebut. Oleh karena itu, program acara televisi harus dibuat semenarik mungkin untuk mengambil perhatian audiens. Program acara yang selalu mengikuti trend, menarik, dan dikemas dalam nuansa yang berbeda dengan stasiun televisi lain menjadi pilihan menarik bagi audiens. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan khalayaknya (Morissan, 2008). 2.2.3.4 Jenis Program Televisi Menurut Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi (2008) Jenis-jenis program acara televisi dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Program Informasi : Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audiens. Daya tarik program ini adalah informasi dan informasi itulah yang “dijual” kepada audience. Program informasi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar,yaitu : a. Berita Keras atau Hard News adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audience secepatnya. Berita keras atau hard news dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu : Straight News, Features, dan Infotainment. b. Berita Lunak atau Soft News adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah : current affair, magazine, dokumenter, dan talk show. 22 2. Program Hiburan : Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah : a. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Quiz Show, Ketangkasan, dan Reality Show. b. Program Musik, dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. c. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor). Jika mereka yang tampil adalah para musisi, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan musik atau jika yang tampil adalah juru masak, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukkan memasak, begitu pula dengan pertunjukan lawak, sulap, lenong, wayang, ceramah agama dan sebagainya. Dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling banyak di produksi sendiri oleh stasiun televisi. d. Program Drama adalah pertunjukan atau show yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah film dan sinetron. 2.2.3.5 Jenis Features Televisi Ide membuat program features televisi bisa diperoleh dari berbagai hal. Bisa dari kelanjutan berita-berita aktual, bisa mendompleng hari-hari tertentu atau profil tokoh yang sedang ramai dibicarakan, yang penting ada newpeg (cantelan berita), 23 karena features bukan fiksi. Ia fakta yang ditulis dengan gaya mirip fiksi (Fachruddin, 2012). Jenis-jenis features menurut Andi Fachruddin dalam buku Dasar-dasar Produksi televisi (2012), sebagai berikut: 1. Features Sejarah 2. Features Petualangan 3. Features Musiman 4. Features Interpretatif 5. Features Kiat (Petunjuk Praktis) 6. Features Ilmiah (Science) 7. Features Perjalanan (Traveloque) 8. Features Kuliner 9. Features Minat Insani 2.2.3.6 Features Kuliner Features kuliner menurut Fachruddin (2012) adalah features tentang makanan tradisional atau makanan khas apa pun yang patut diketahui pemirsa seperti: bentuk teksturnya, kandungan rasa dari beragam masakan, bagaimana cara pembuatannya, serta kenikmatan menggugah selera makanan yang disajikan. Kemasannya disesuaikan dengan gaya berbeda dan lokasi penjual/ asal masakan tersebut mudah dijangkau (disesuaikan dengan jangkauan siaran televisinya). Beberapa ciri khas makanan dan cara menikmatinya dikreasikan dengan tujuan beraneka ragam, contohnya bagaiman tips cara pembuatan setiap masakan yang dibuat pada features kuliner. 2.2.4 Ibu Rumah Tangga Ibu rumah tangga dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga atau ibu rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai macam pekerjaan dalam rumah tangga. Peran sebagai ibu rumah tangga seringkali dipandang biasa saja oleh beberapa kalangan. Di mana pun ibu rumah tangga adalah satu status peran yang sebenarnya tidak bisa dengan sendirinya dapat dijalani tanpa perlu persiapan (Anggraeny, 2008). Jadi ibu rumah tangga merupakan istilah yang digunakan untuk 24 menggambarkan seorang wanita yang telah menikah serta menjalankan pekerjaan rumah, memasak, merawat anak dan tidak bekerja di luar rumah. 2.2.5 Teori Khusus 2.2.5.1 Minat Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas tersebut secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Djamarah, 2008). Suatu anggapan yang keliru adalah bila mengatakan bahwa minat dibawa sejak lahir. Minat adalah perasaan yang didapat karena berhubungan dengan sesuatu minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan cenderung mendukung aktivitas belajar berikutnya. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan mertabat atau memeperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah (Djamarah, 2008). Lamanya minat bervariasi, kemampuan dan kemauan menyelesaikan suatu tugas yang akan diberikan untuk selama waktu yang ditentukan berbeda-beda baik dari segi umur maupun bagi masing-masing individu. Minat senantiasa berpindahpindah, namun demikian ia mengkehendaki keaktifan. Ia kerap mendasarkan kegiatan-kegiatannya atas pilihan sendiri dan dapat lebih suka mengusahakan sesuatu tertentu daripada yang lainnya. Minat yang terdapat dalam kegiatan untuk kepentingan diri sendiri lebih daripada untuk mencapai sesuatu hasil tertentu, sehingga ia mudah dikacaukan dan mudah tertarik pada kegiatan yang lain. Tidak demikian halnya terhadap orang yang lebih tua. Mereka yang disebutkan terakhir ini 25 lebih lama dapat mempertahankan minatnya terhadap sesuatu daripada berpindahpindah kepada hal-hal lain (Djamarah, 2008). Faktor-faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982), terdiri dari tiga faktor (Sarwono S.W, 2003) : 1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang. 2. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dalam hal ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. 3. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang. Menurut Wiryanto (2006) dalam buku Teori Komunukasi Massa, efek- efek yang mempengaruhi minat yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori: 1. Efek kognitif Berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu akan program memasak tersebut yang tadinya tidak di mengerti dan bingung menjadi merasa jelas. 2. Efek afektif Berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak. Dimana dalam efek afektif ini program memasak harus bisa menarik perhatian khalayak untuk bisa larut dalam program acara yang ditayangkan, supaya khalayak tidak bosan dalam menonton acara tersebut. 3. Efek konatif Bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif. 26 Dengan kata lain timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan afektif. 2.2.5.2 Uses and Effect Theory Uses and Effect Theory pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl pada tahun 1979. Teori uses and effect merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa (Sendjaja, 2007) Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti ”exposure” yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua (Sendjaja, 2007). Dalam uses and gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Sementara pada uses and effect, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa (Sendjaja, 2007). Hasil dari sebuah proses komunikasi massa dan beberapa kaitannya dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan hasilnya dapat disajikan dalam beberapa bentuk yang berbeda, yaitu: 1. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil. Dalam hali ini, penggunaan media hanya dianggap sebagi factor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dalam pengertian ini pula, uses and gratification hanya dianggap berperan sebagai perantara yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media. 27 2. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah atau mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula memilih konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. Jika penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil, maka ia disebut konsekuensi. 3. Ada anggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media (melalui perantara penggunaanya) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Oleh karenanya ada dua proses yang bekerja secara serempak, yang bersama-sama menyebabkan terjadinya suatu hasil yang kita sebut “conseffect” (gabungan antara konsekuensi dan efek). Ilustrasi mengenai hubungan-hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: Isi Media Penggunaan Media Efek Isi Media Penggunaan Media Konsekuensi Isi Media Penggunaan Media Conseffect Gambar 2.1 Ilustrasi Hubungan dalam Uses and Effect Sumber : (Sendjaja, 2007) 28 Hasil-hasil ini dapat ditemukan pada tataran individu maupun tataran masyarakat.Gambar Selengkapnya dapat disimak pada diagram berikut: Keputusan untuk menggunakan alternatif Audinece dan Akses kepada, karakteristik harapan dan intra/ekstra persepsi terhadap Keputuasan Individu termasuk media, isi, dan untuk kebutuhan dan komunikator menggunakan fungsional Penggunaan media : Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang digunakan, cara konsumsi Media dan karakteristik isi Hasil pada tataran individu Efek: Konsekuensi: Conseffects: Terutama terutama disebabkan disebabkan oleh disebabkan oleh sekaligus oleh media/karakteris penggunaan isi dan tik isi media penggunaan Hasil pada tataran lainnya Gambar 2.2 Diagram Uses and Effect Theory Sumber: (Sendjaja, 2007) 29 Kesimpulan dari teori Uses and Effect adalah bagaiman media tersebut digunakan dan menimbulkan efek atas penggunaan isi media sebagai sumber informasi. Jika teori Uses and Effect dikaitkan dengan penelitian adalah tayangan Kuliner Indonesia yang memberikan informasi tentang masakan khas tradisonal tanah air, maka pengetahuan tersebut akan membuat ibu rumah tangga mampu mengambil informasi yang disampaikan oleh program Kulier Indonesia. Secara tidak langsung ibu rumah tangga menerima efek atau pengaruh setelah menonton tayangan Kuliner Indonesia. Media untuk menyampaikan informasi disini adalah televisi. Namun agar informasi yang disampaikan dapat diterima audiens yang perlu diperhatikan ialah isi media Kuliner Indonesia, yaitu: 1. Program 2. Presenter 3. Juru Masak 4. Resep 5. Lokasi 6. Durasi 30 2.2.6 Kerangka Pemikiran Berdasarkan dari teori – teori yang telah dijelaskan maka peneliti membuat suatu kerangka pemikiran mengenai penelitian ini, yaitu: Uses and Effect Isi Media • Program Tayangan Program Kuliner • Presenter Indonesia di TVRI (X) • Juru Masak • Resep • Lokasi • Durasi (Sendjaja, 2007) Efek Mempengaruhi Minat Minat Memasak Ibu Rumah Tangga (Y) • Kognitif • Afektif • Konatif (Wiryanto, 2006) Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran