BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 KOMUNIKASI 2.1.1 Definisi Pengertian komunikasi secara umum dalah setiap individu memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya yang pada akhirnya menghasilkan sebuah interaksi social. Setiap manusia akan terus berkomunikasi semasa hidupnya baik verbal ataupun non verbal, tulisan atau lisan, langsung ataupun tidak langsung, dan sebagainya. Itu semua menunjukan bahwa manusia adalah makhluk social yang senantiasa berhubungan satu dengan yang lainnya dan setiap akspek kehidupan kita dipengaruhi oleh komunikasi dengan orang lain. Komunikasi pada umumnya dimengerti sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Terdapat banyak sekali pengertian mengenai apa itu komunikasi karena pengertian komunikasi itu bisa dilihat lebih luas lagi tergantung dari sudut pandang, konteks, dan tujuannya. Menurut Dr. Everett kleinjan danri East Sest Center Hawaii, komunikasi merupakan bagi yang kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu berkomunikasi. Pengertian kata atau istilah komunikasi (dari bahasa “communication’’), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah 16 inggris 17 “Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common).Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran.Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama.”(Wirianto, 2004:5) Misalnya, dalam konteks percakapan, komunikasi akan terjadi atau berlangsung bila ada kesamaan interpretasi mengenai apa yang dibicarakan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna/interpretasi. Jelas bahwa percakapan antara dua orang atau lebih dapat dikatakan kominukatif (mengerti dan paham) apabila mereka mengerti bahasa yang digunakan dan memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Pengertian secara terminologis (tujuan) merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oles seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pengertian mengenai komunikasi manusia yaitu: “komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, senagaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka lukisan, seni dan teknologi.” (Wiryanto, 2004:7). Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengetik paradigm yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya The Structure and Function off Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says In Which Channel To With What Effect? (Effendy, 2007: 10) 18 Pengertian menurut ahli, salah satunya mengkategorikan definisi tentang komunikasi dalam tiga konseptual yaitu: 1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah. Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap muka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi public (pidato) yang tidak melibatkan Tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi–sumber.Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyempaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu. 2. Komunikasi sebagai interaksi Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau non verbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau non verbal, kemudian orang pertam bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. 19 Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini. Shanon dan Weaver mengemukakan, “Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.” (Wiryanto, 2004: 7) 3. Komunikasi sebagai transaksi. Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara sinambungan mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarkan pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan.Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan non verbal. (Mulyana, 2005: 61-69) 2.1.2 Sejarah Komunikasi Komunikasi adalah salah satu aktifitas yang sangan funda mental dalam kehidupan umat manusia.Kapan manusia lagi mampu berkomunikasi dengan manusia lainnya, tidak ada data autentik yang dapat menerangkan hal itu.Usahausaha manusia untuk berkomunikasi lebih jauh, terlihat dalam berbagai bentuk kehidupan mereka di masa lalu. Pemukulan gong di Romawi dan pembakaran api yang mengepulkan asap di Cina adalah simbol-simbol komunikasi yang dilakukan oleh para serdadu di medan perang. Bahkan seribu dua ratus tahun yang lalu, penduduk Asia Tenggara berani mengarungi samudera dengan hanya menggunakan perahu.Kelompok pelaut ini adalah pelayar yang tidak berbekal kompas atau alat 20 navigasi lainnya.Mereka tidak tahu menulis tetapi mampu membaca lambanglambang isyarat melalui gejala alam, yakni posisi bintang dan gerakan air laut sebagai informasi. Kecakapan manusia berkomunikasi secara lisan menurut perkiraan berlangsung sekitar 50 juta tahun, kemudian memasuki generasi kedua dimana manusia mulai memiliki kecakapan berkomunikasi melalui tulisan. Bukti kecakapan ini ditandai dengan ditemukannya tanah liat yang bertulis Sumeria dan Mesopotamia sekitar 4000 tahun SM. Kecakapan manusia berkomunikasi dengan tulisan sampai ditemukannya tehnik cetak mencetak pada tahun 1450 oleh Gutenberg dan John Coster di Jerman kira-kira berlangsung 5000 tahun. Penemuan mesin cetak mencetak dianggap sebagai awal revolusi komunikasi. Berturut-turut dapat dicatat surat kabar pertama yang terbit secara berkala muncul di Italia pada tahun 1562. Kecakapan manusia berkomunikasi dengan alat cetak berlangsung kira-kira 500 tahun, kemudian manusia terampil berkomunikasi melalui getaran-getaran elektronik ditandai dengan penemuan telegraf oleh Samuel Morse (1844), telepon oleh Alexandre Graham Bell (1876), serta keberhasilam Amerika mendemonstrasikan pesawat TV hitam-putih dalam tahun 1972. Dalam kurun waktu relatif singkat berbagai macam teknologi komunikasi berhasil ditemukan.Secara berturut-turut dapat dicatat computer pertama ditemukan di Amerika Serikat dalam tahun 1942 dan TV berwarna pertama dalam tahun 1951. (Cangara, 2004 :4-6) 2.1.3 Proses Komunikasi Berdasarkan dalam paradigm Lasswell, proses komunikasi dibedakan menjadi dua tahap, yaitu: 21 1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/ mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan. Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pean yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setara bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandikan (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan perasannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menerjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambing yang mengandung pikiran dan perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna). Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiencesand meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahkan bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan 22 berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. 2. Proses komunikasi sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan sebagainya adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb) (Effendy, 2007:11) 2.1.4 Fungsi Komunikasi Wiliiam I. Gorden mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu : 1. Sebagai komunikasi sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita 23 bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, Negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. 2. Sebagai komunikasi ekspresif Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.Perasaan saying, peduli, rindu, simpati, gembira, sdih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekspresif menunjukkan anaknya.Orang lewat kasih perilaku sayangnya dapat nonverbal.Seorang dngan menyalurkan ibu membelai kepala kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa Negara atau penguasa kampus dengan melakukan demostrasi. 3. Sebagai komunikasi ritual Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lainlain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa) membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga 24 adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, Negara, ideology, atau agama mereka. 4. Sebagai komunikasi instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.Sebagai instrument, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan impression management, yakni taktik-taktik verbal dan non verbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakan pakaian necis, dan sebagainya pada dasarnya untuk menunjukan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian 25 menulis.Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolahan kesan itu secara komulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan. (Mulyana, 2005: 5) 2.1.5 Tipe Komunikasi Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasiyang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui paca indera dan sistem syaraf manusia. 2. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah pribadi yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi 3. Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang beintraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga, kawankawan terdekat, kelompok diskusi; kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang 26 dilakukan kelompok kecil tersebut (small-group communication). Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan komunikasi antar pribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. 4. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga in formal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Kelompok formal yang terjadi adalah komunikasi yang menurut struktur organisasi, yakni komunikasi kebawah, komunikasi keatas, dan komunikasi horizontal. 5. Komunikasi massa (mass communication) komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pengertian komunikasi publik, adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini. (Mulyana, 2005: 74-75) 2.2 KOMUNIKASI MASSA 2.2.1 Definisi Komunikasi massa: proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya 27 masal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, tv, surat kabar, dan film (Changara, 2004: 37). Istilah komunikasi massa yang muncul pertama kali pada akhir tahun 1930-an memiliki banyak pengertian sehingga sulit bagi para ahli untuk secara sederhana mendefinisikan komunikasi massa. Kata massa sendiri memiliki banyak arti dan bahkan kontrofesial, dan istilah “komunikasi” sendiri masih belum memiliki definisi yang dapat disetujui barsama. Istilah ‘massa’ menggambarkan sesuatu (orang atau barang) dalam jumlah besar, sementara ‘komunikasi’ mengacu pada pemberian dan penerimaan arti, pengiriman dan penerimaan pesan. Salah satu definisi awal komunikasi oleh Janowitz (1960) menyatakan bahwa komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dimana kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbol-simbolkepada audien yang tersebar luas dan besifat heterogen. (Morissan,2010) Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi massa sebagai “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih muda dan akan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita” (Effendy, 2007: 21) 28 2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa lembaga itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam komunikasi massa, komunikator adalah lembaga media massa itu sendiri. Menurut Alexis S Tan (1981) komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak kesejumlah khalayak yang banyak danterpisah. Komunikator dalam komunikasi \massa biasanya adalah media massa (surat kabar, televisi, stasiun radio, majalah dan penerbit buku). Media massa disebut sebagai organisasi sosial karena merupakan kumpulan beberapa individu yang dalam proses komunikasi massa tersebut (Nurdin, 2004: 16-18) 2. Komunikan bersifat anonim dan heterogen. Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen, artinya pengguna media itu beragam pendidikan, umu, jenis kelamin, status sosial, tingkat ekonomi, latar belakang budaya, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Selain itu dalam komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan (anoni) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. (Ardianto, 2007: 9) 3. Pesan bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus.Khusus disini artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. 29 4. Menimbulkan keserempakan Dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak dsini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hamper bersamaan. Effendy, mengartikan keserempakan media massa itu ialah kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5. Mengandalkan peralatan teknis. Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis adalah sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa tak lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar 6. Dikontrol oleh gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut dengan pnjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mngemas agar semua informasi yang disebarkan lebih muda dipahami.Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah atau mengurangu pesan-pesannya. Intinya adalah pihak yang ikut menenukan sebuah pesan dari media massa. Keberadaan gatekeepersama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dipunyai media dalam komunikasi massa. Oleh Karena itu gatekeeper menjadi keniscayaan keberadaannya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya (Nurudin, 2004: 16-30). 30 2.3 MEDIA MASSA 2.3.1 Pengertian Media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah dan jumlah yang luas (universality of reach), bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul dimedia massa. Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budayamasyarakat kontemporer dewasa ini. Dari perspektif politik, media massa telah menjadi elemen penting dalam proses demokratisasi karena menyediakan arena dan saluran debat bagi publik, menjadikan calon pemimpin politik dikenal luas masyarakat dan juga berperan menyebarluaskan berbagi informasi dan pendapat (McQuail,2004:4) Dari prespektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk menentukan definisi-definisi terhadap satu perkara, dan media massa memberikan gambaran atas realita sosial. Media massa juga menjadi perhatian utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan lingkungan budaya bersama bagi semua orang. Peran media massa dalam ekonomi juga terus meningkatbersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan industri media, diverifikasi media massa dan konsolidasi kekuatan media massa dimasyarakat. (Ibid) 2.3.2 Jenis-jenis Media massa 1. Media Massa Cetak Media massa cetak merupakan kegiatan komunikasi yang menggunakan media cetak sebagai media penyampaiannya. Jurnalistik media cetak ini menggunakan tulisan maupun gambar dan simbol-simbol yang dapat divisualkan untuk penyampaian 31 pesannya.Ada dua faktor yang mempengaruhi jurnalistik media cetak, yaitu faktor verbal dan visual.Faktor verbal menekankan pada kemampuan memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Sedangkan faktor visual merujuk pada kemampuan untuk menata, menempatkan, mendesain tata ltak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan (Sumadiria, 2005:4) Faktor verbal dan visual tersebut sangat penting terhadap dampak berita yang akan disampaikan kepada pembaca, sehingga kedua faktor tersebut haruslah diperhatikan oleh desainer visual dan tata letak dalam menyusun berita untuk jurnalistik media cetak. Jenisjenis media cetak terdiri atas : a. Surat kabar Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Fungsi yang paling menonjol dari surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membacasurat kabar, yaitu memenuhi keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Namun, fungsi hiburan surat kabar juga tidak terabaikan karena tersedianya rubric artikel ringan, feature, serta cerita bersambung. b. Majalah Majalah adalah alat media massa berupa buku ukuran besar yang berisi informasi (isi lengkap) yang terbit secara berkala atau waktu yang tetap, misalnya tiap minggu dan tiap 32 bulan. Majalah biasanya berisi mengenai tulisan feature dan ilustrasi. Penggolongan majalah sesuai dengan jenis atau tipe majalah tersebut.Pembaca yang beragam diharapkan dapat menerima informasi sesuai dengan kebutuhannya melalui jenisjenis majalah tersebut. c. Tabloid Tabloid adalah surat kabar yang ukurannya lebih kecil dari surat kabar yang banyak memuat berita secara singkat, padat, bergambar, mudah dibaca serta bersifat umum. 2. Media Massa Elektronik Media massa elektronik adalah alat-alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat yang mengandung listrik dan disiarkan melalui media massa modern seperti radio, televisi, internet, dan film. Mereka tergolong ke dalam media massa elektronik. Media massa elektronik dalam penerimaan informasi terhadp khalayak memerlukan indera pendengaran dan penglihatan. Di masa sekarang, komunikasi sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat dan dengan adanya media massa elektronik tentunya sangat membantu masyarakat mendapatkan informasi dengan lebih mudah. Jenis-jenis media massa elektronik antara lain : a. Radio Radio pengiriman adalah sinyal teknologi dengan cara yang digunakan modulasi dan untuk radiasi elektromagnetik (gelombang elektromanetik). Gelombang ini 33 leintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperi molekul udara). Radio merupakan media massa elektromagnetik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media massa lainnya. b. Televisi Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun warna.Fungsi menghibur merupakan fungsi televisi yang paling dominan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. c. Internet Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan computer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya dari internet adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer.Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari awalnya. 34 d. Film Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor.Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film adalah untuk memperoleh hiburan. Pengaruh film terhadap jiwa manusia (penonton) tidak hanya sewaktu atau selama duduk di gedung bioskop, namun terus berlangsung sampai waktu yang cukup lama, misalnya peniruan terhadap cara berpakaian atau model rambut (Muda, 2003:5-7) 2.4 TELEVISI Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun warna.“Televisi” juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (“jauh) dari bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin.Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh.Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi atau tipi. Televisi juga merupakan salah satu media komunikasi yang sudah melampaui efektivitas pranata sosial lain. Hal ini karena siaran televisi adalah bentuk produk dan bagian dari institusi komunikasi yang meiliki fungsi untuk melakukan upaya-upaya memenuhi berbagai kepentingan politik, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya yang memiliki keunggulan televisi sebagai berikut: 35 1. Siaran televisi bersifat terbuka memiliki jangkauan yang luas dan secara teknologis mampu meniadakan batas wilayah suatu Negara. 2. Dengan kekuatan pandang dengarnya, siaran televisi memiliki potensi penetratif untuk mempengaruhi sikap, pandangan, dan gaya hidup, orientasi dan motivasi masyarakat. 3. Siaran televisi berhubungan langsung dengan khalayak pemirsanya tanpa dibatasi oleh politik, sistem sosial, sistem budaya, masyarakat, yang menjadi sasaran khalayak. Peranan yang penting bagi masyarakat yang dituju oleh media tersebut sehingga yang dihasilkan tidak hanya berdampak bagi salah satu pihak saja, yaitu: 1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia adalah mengamati kejadian didalam masyarakat dan melaporkan kejadian didalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. 2. Menghubungkan satu dengan yang lain diharapkan dengan kehadiran media televisi dapat menjadi kesinambungan, tanpa dipengaruhi oleh pengusaha. Sehingga masyarakat dapat menilai bagaimana peristiwa yang terjadi dari pertama kejadian tersebut terjadi sampai peristiwa itu akhir disampaikan. 3. Menyalurkan kebudayaan sebetulnya kebudayaan rakyat akan terus terangkat kalau terus mendukung dengan terus mengpolitasi terus kebudayaan yang dimasyarakat dengan menyeleksi kebudayaan dari luar negeri yang sekitar kurang pantas ditayangkan. 36 2.4.1 Karakteristik Televisi Media televisi mempunyai berbagai macam karakteristik yang diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Daya jangkau luas. Jangkauan siaran televisi semakin luas ketika UU Penyiaran memungkinkan adanya stasiun penyiaran local yang bisa didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Negara Republik Indonesia (Pasal 31 ayat 5 UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002). Hal ini didukung pula dengan harga televisi yang semakin murah, sehingga siaran televisi semakin terjangkau oleh masyarakat. 2. Selektifitas dan fleksibilitas. Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif dalam menjangkau penontonnya, sehingga sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit menjangkau segmen penonton yang khusus atau tertentu. Namun sebenanrnya televisi dapat menjangkau segmen penonton tertentu tersebut karena adanya variasi komposisi penonton sebagai hasil dari isi program, waktu siaran dan cakupan geografis siaran televisi (Morrison , 2007 : 187). Siaran televisi menurut Willis Aldridge memiliki flexibility that’s permits adaption to special needs and interest (fleksibilitas yang memungkinkan penyesuaian terhadap kebutuhan dan kepentingan yang khusus). Dalam hal ini, pemasang iklan dapat membuat variasi isi pesan iklan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau karakteristik wilayah setempat (Morrison, 2007:188). Beberapa televisi nasional di Indonesia memungkinkan adanya local break untuk diisi dengan iklan local sesuai dengan target penonton dan segmen yang dituju. 37 3. Focus perhatian. Karena sifatnya yang audio visual, amaka penonton membutuhkan waktu khusus serta harus focus dan memperhatikan tayangan pada saat menyaksikannya. 4. Kreatifitas dan efek. Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkannya dan tidak ingin menunjukkan aspek komersil secara mencolok. Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetapi tersamar oleh program yang tengah ditayangkan (Morrison, 2007:189). Efek dan kreatifitas ini membuat sesuatu yang sepele menjadi kelihatan luar biasa, sehingga menimbulkan kesenangan dan hiburan bagi penonton. 5. Prestisius. Televisi masih dipandang sebagai media yang cukup mahal sehingga bisa tampil di televisi menjadi suatu prestisius tersendiri. Maka, ketika seseorang tampil di televisi akan lebih cepat dikenal, dan apabila serig tampil di televisi bisa menjadi public figure. 6. Mendemonstrasikan penggunaan produk, tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Para didemonstrasikan, penonton dapat mengidentifikasi melihat para dan pemakai mendengar produk dan yang juga membayangkan diri mereka sedang menggunakan produk (Shimp, 2003:535). 7. Muncul tanpa diharapkan. Seringkali penonton televisi merasa lebih nyaman untuk duduk memperhatikan iklan televisi daripada mencoba menghindarinya secara fisik maupun mental (Shimp, 2003:535) 38 2.4.2 Perkembangan Televisi di Indonesia Perkembangan televisi di Indonesia menciptakan dunia yang tidak berjarak. Televisi juga menjadi tutor yang handal dalam membentuk watak dan perilaku manusia. Masyarakat yang haus akan informasi akan selalu mencari sebuah berita. Inilah kekuatan TV untuk memuaskan masyarakat melalui informasi yang diberikan melalui program-program acara tertentu.Itulah berbagai kekuatan yang TV miliki.TV menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan umat manusia di dunia. Kegiatan penyiaran pertama kalinya pada tanggal 17 Agustus 1962, barulah muncul TV Negara yang bernama TVRI (Televisi Republik Indonesia).Pada saat jaman orde baru, pemerintah bertekad menciptakan pembangunan ekonomi yang kuat dan kehidupan politik yang terkontrol. Pada saat di akhir tahun 80-an, di Indonesia mulai banyak anggota masyarakat yang terdidik.Hal ini telah melahirkan lapisan baru di masyarakat Indonesia, yakni kelas menengah.Pada tanggal 28 Oktober 1987, pemerintah mulai mengakomodasikan keinginan publik yang disuarakan kelas mengah ini. Pada tanggal 1 Agustus 1990, pemerintah memberikan izin kepada TPI (Televisi Pendidikan Indonesia).Dengan izin siaran nasioanl, dikeluarkanlah departemen penerangan. Televisi swasta baru bermunculan pada tahun 1980-an, tepatnya pada tahun 1990, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV) dan Indosiar. Pemerintah mengeluarkan izin prinsip pendirian melalui keputusan menteri 39 penerangan pada tanggal 19 Juni 1992. Dengan mengizinkan berdirinya lima televisi swasta lainnya seperti Global TV, Trans TV, Metro TV, Lativi dan TV7. 2.5 PROGRAM TELEVISI Kata program itu sendiri berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk.Dengan demikian pengertian program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan penontonnya.Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. 2.5.1 Karakteristik program Televisi Karakteristik suatu rpgram televisi selalu mempertimbangkan agar program acara tersebut itu digemari atau dapat diterima oleh audience. Berikut ini empat hal yang terkait dalam karakteristik suatu program televisi: a. Product, artinya materi program yang dipilih haruslah yang bagus dan diharapkan akan disukai audience yang dituju. b. Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli program sekaligus menentukan tariff bagi pemasang iklan yang berminat memasang iklan pada program bersangkutan. 40 c. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat program itu. Pemilihan waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu keberhasilan program bersangkutan. d. Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor. 2.6 PROGRAM EDUTAINMENT Edutainment adalah program gabungan antara education dan entertainment. Program ini konten-kontennya berisi tentang pengetahuan, tapi bersifat menghibur. Semakin maju zaman dan teknologi yang ada, semakin banyak ide kreatif yang muncul. Tayangan edukasi biasanya lebih membosankan dan minat penonton kurang untuk menonton program edukasi. Sehingga, orang mulai berpikir untuk menampilkan program edukasi menjadi program hiburan yang mendidik. Jadi program edukasi tersebut, dikemas secara menarik, agar penonton sambil terhibur saat menonton program tersebut, sembari menambah pengetahuan atau informasi yang ada. Program edutainment di Global TV salah satunya adalah program Teenlicious. Dimana program ini berisi pengetahuan, tetapi dikemas dengan konsep Teen, karena sasaran program ini adalah anak muda. 2.7 EDITING Editing atau menyunting adalah teknik penggabungan beberapa shot tunggal menjadi satu kesatuan cerita yang utuh.Editor menyusun shot-shot tersebut sehingga menjadi sebuah scene, kemudian dari penyusunan scenesecene tersebut akan tercipta sequence sehingga pada akhirnya akan tercipta sebuah film yang utuh. Seperti yang sudah saya jelaskan pada artikel 41 sebelumnya, yang dinamakan satu shot yakni dari mulai perekaman (ketika cameraman menekan tombol start) sampai peremakan itu dihentikan, yakni sampai cameraman menekan tombol stop, tanpa interupsi. Sedangkan scene artinya adegan, yakni satu adegan dalam satu tempat atau lokasi serta waktu yang sama. Dan sequence merupakan kumpulan dari beberapa scene, atau bisa juga satu sequence merupakan satu scene juga. Hal yang paling esensi atau mendasar yang dilakukan seorang editor ketika menyunting gambar adalah bagaimana agar cerita dalam film tersebut bisa dipahami oleh penonton.Ini berarti berkaitan dengan telling the story, bagaimana editor menceritakan kembali cerita yang sudah ditulis oleh seorang script writer serta divisualkan oleh seorang sutradara. Editor harus memiliki kreatifitas dalam membangun rangkaian shot-shot menjadi satu kesatuan cerita yang berkesinambungan. Teori ini dinamakan proses kreatif, teori ini berkaitan dengan bagaimana seorang editor mempertahankan kualitas program acara obsesi melalui kreatifitas yang dihasilkan. 2.8 PROSES KREATIF Teori Wallas dalam bukunya, The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap : 1. Tahap persiapan, mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dalam mengumpulkan data informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain. 2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini, pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara maalah tersebut. Ia tidak 42 memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “menggeramkannya” dalam alam pra sadar. 3. Tahap iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis” saat timbulnya inspirasi atau gagasan beau. 4. Tahap verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis.