perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI PERAWATAN INTENSIF RSUD DR. MOEWARDI TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh Ari Setiyajati S540908002 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2014 i perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi”. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, sehingga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaannya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. Ravik Karsadi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang terlah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus.MS.,selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang terlah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan. 3. Dr. Hari Wujoso,dr.,Sp.F., MM., Selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta commit to user iv dan selaku perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang berharga dalam penyelesaian tesis ini. 4. Dr.dr.Sugiarto,SpPD.,FINASIM., selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini. 5. Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo,MM,M.Kes,PAK., selaku Ketua merangkap anggota Tim Penguji, yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan tesis ini. 6. Dr.Nunuk Suryani,M.Pd., selaku Sekretaris merangkap anggota Tim Penguji, yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan tesis ini. 7. Seluruh Dosen Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan membagikan ilmunya kepada penulis selama dalam proses studi. 8. Drg. Basoeki Soetardjo,MMR., selaku Direktur RSUD dr.Moewardi yang telah memberikan kesempatan dan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr.Moewardi. 9. Eli Mirahhingsih,S.Kep., Istri tercinta yang telah memberikan support dan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses studi dan tugas akhir ini. 10. Samuel Petrick Pradana dan Steven Obed Alfredo, anak-anak tersayang dan terkasih yang selalu memberikan dukungan doa dalam penyelesaian tugas akhir ini. commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11. Bapak Roesdi (alm) dan Ibu Tumini adalah Orangtuaku yang telah berjasa dalam mendidik serta mendukung dalam doa-doanya sehingga kami dapat menyelesaikan proses studi ini. 12. Bapak, Ibu dan saudara Perawat di Instalasi Perawatan Intensif yang telah bersedia menjadi responden, membantu dan memberikan informasi kepada penulis menyelesaikan tesis ini. 13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan terkait dalam penyusunan tesis ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan kesempatan, bantuan, dukungan dalam menyelesaikan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Surakarta, ………September 2014 Penulis commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERNYATAAN ORISIONALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa : 1. Tesis yang berjudul : “Pengaruh pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik. Apabila dikemudian hari terdapat bukti plagiat dalam karya ilmiah ini saya bersedia sanksi sesuai peraturan perundangundangan( permendiknas No.17 tahun 2010). 2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester( enam bulan sejak pengesahan tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian keseluruhan tesis ini, maka Kedokteran Keluarga PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Kedokteran Keluarga PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku. Surakarta,……September 2014 Yang Menyatakan commit to user vii Ari Setiyajati S540908002 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN .…………………………………………… iii KATA PENGANTAR…………………………………………………….. iv PERNYATAAN ORISIONALITAS PENELITIAN……………………… vii DAFTAR ISI………………………………………………………………. viii DAFTAR TABEL………………………………………………………… x DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xi DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xii ABSTRAK………………………………………………………………… xiii ABSTRACK………………………………………………………………… xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 5 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 5 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 6 commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori…………………………………………………………. 7 1. Keselamatan Pasien…………………………………………….. 7 2. Pengetahuan…………………………………………………….. 20 3. Sikap……………………………………………………………… 27 4. Perilaku…………………………………………………………… 32 5. Perawatan Intensif………………………………………………... 39 B. Penelitian yang Relevan……………………………………………… 41 C. Kerangka Pikir……………………………………………………….. 45 D. Kerangka Konsep…………………………………………………….. 46 E. Hipotesis……………………………………………………………… 46 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan …………………………………….. 47 B. Desain Penelitian…………………………………………………….. 47 C. Populasi dan Sampel………………………………………………… 47 D. Variabel Penelitian…………………………………………………... 47 E. Definisi Operasional………………………………………………… 47 F. Instrument Penelitian………………………………………………… 50 G. Tehnik Pengumpulan Data…………………………………………... 52 H. Analisa Data…………………………………………………………. 53 commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id I. Tahapan penelitian…………………………………………………… 57 BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian………………………………………………………. 61 B. Pembahasan…………………………………………………………. 80 C. Keterbatasan………………………………………………………… 87 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan …………………………………………………………….. 88 B. Implikasi Penelitian………………………………………………….. 88 C. Saran…………………………………………………………………. 89 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 89 LAMPIRAN commit to user x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Definisi perasional……………………………………………….. 48 Tabel 4.1 Diskripsi umur responden……………………………………...... 61 Tabel 4.2 Diskripsi jenis kelamin responden……………………………… 62 Tabel 4.3 Diskripsi pendidikan responden………………………………… 62 Tabel 4.4 Diskripsi status kepegawaian responden…….………………… 63 Tabel 4.5 Diskripsi masa kerja responden………………………………… 64 Tabel 4.6 Diskripsi status pernikahan responden………………………… 64 Tabel 4.7 Tingkat pengetahuan……………………………………………. 65 Tabel 4.8 Sikap perawat…………………………………………………… 66 Tabel 4.9 Perilaku…………………………………………………………. 67 Tabel 4.10 Uji normalitas data……………………………………………… 68 Tabel 4.11 Analisis uji F pengetahuan ……………………………………… 69 Tabel 4.12 Analisis uji F sikap……………………………………………… 71 Tabel 4.13 Uji normalitas data……………………………………………… 74 Tabel 4.14 Uji autokorelasi………………………………………………… 75 Tabel 4.15 Uji Multikolinieritas…………………………………………… 75 Tabel 4.16 Uji Heterokedastisitas…………………………………………… 76 Tabel 4.17 Analitis uji F…………………………………………………… 77 commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Pikir…………………….………………………….. 45 Gambar 2 Kerangka Konsep…………... ……………………………........ 46 commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian……………………………………….. 93 Lampiran 2 Surat permohonan calon responden……………………. 94 Lampiran 3 Surat pernyataan persetujuan…………………………… 95 Lampiran 4 Instrumen penelitian……………………………………. 96 Lampiran 5 Tabulasi data uji validitas dan reliabilitas ……………… 103 Lampiran 6 Analisis validitas dan reliabilitas……………………….. 105 Lampiran 7 Tabulasi data penelitian………………………………… 119 Lampiran 8 Analisis data penelitian…………………………………. 124 Lampiran 9 Ethical Clearance……………………………………….. 138 Lampiran 10 Surat Keterangan selesai penelitian…………………….. 139 commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI PERAWATAN INTENSIF RSUD DR. MOEWARDI Ari Setiyajati1, Hari Wujoso2, Sugiarto3 Magister Kedokteran Keluarga,Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. [email protected] Abstrak Latar Belakang: Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Keselamatan pasien menjadi isu terkini dalam pelayanan kesehatan didasarkan atas semakin meningkatnya kejadian yang tidak diinginkan (adverse event). Rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien meliputi ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat, kepastian tepatlokasi tepat-prosedur tepat-pasien operasi, pengurangan risiko infeksi dan pengurangan risiko pasien jatuh. Tujuan : Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr.Moewardi. Metode: Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif observasional analitik dengan rancangan crosssectional. Uji statistik Analisis Bivariat menggunakan regresi linear sederhana bermakna bila hasil uji F diatas 4,10 dan Analisis Multivariat menggunakan regresi linear berganda bermakna bila hasil uji F diatas 3,25. Penelitian melibatkan 40 responden di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi. Hasil: Pengaruh pengetahuan perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien dengan analisis bivariat ditemukan F hitung sebesar 22,496 bermakna (Ha diterima oleh karena > 4,10). Pengaruh sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien dengan analisis bivariat ditemukan ditemukan F hitung sebesar 18,982 bermakna (Ha diterima oleh karena > 4,10). Pengaruh pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien berdasarkan Analisis Multivariat menggunakan regresi linear berganda ditemukan F hitung 20,322 bermakna (Ha diterima oleh karena > 3,25). Simpulan: Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Pengetahuan atau Sikap perawat berpengaruh terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. Kata Kunci: pengetahuan,sikap,penerapan standar keselamatan pasien commit to user xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id THE INFLUENCE OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF NURSE TOWARD THE IMPLEMENTATION OF PATIENT SAFETY STANDARDS INTENSIVE CARE IN INSTALLATION GOVERNMENT HOSPITAL DR. MOEWARDI Ari Setiyajati1, Hari Wujoso2, Sugiarto3 Masters in Family Medicine Post Graduate Program UNS [email protected] Abstract Background:The safety of patient in hospital is a system where hospital makes patient care safer. The Patient safety becomes current issues in health care based on the increasing of undesirable incidence (adverse event).The hospital is required to fulfill the goals of patientsafetythat covers the accuracy of identification, increasing of effective communication, increasing safety of drug, the assurance of the right-location, procedures and operation of patient, the reducing of the infections risk and the risk reducing of patient drop. Objectives: This study aims to analyze the influence of knowledge and attitudes of nurse toward the implementation of patient safety standards in intensive care unit of government hospital dr.Moewardi. Methods: This research used observational analytic quantitative approach with cross-sectional design. Bivariate analysis statistic test with simple regretion is meaningful if the result of F test over 4,10 and multivariate analysis with multiple linear regression is meaningful if the result of F test over3,25. This research involved 40 respondents in intensive care unit of government hospital dr.Moewardi. Results: The effect of nurse’s knowledge toward the implementation of patient safety standards using bivariat analysis showed that the F value 22.496 is significant ( Ha > 4,10) . The effect of nurse’s attitudes toward the implementation of patient safety standards using bivariat analysis showed that the F value 18,982 is significant ( Ha > 4,10) .The effect of knowledge and attitudes of nurse’s to ward the implementation patient safety standards based of analysis multivariat using double linier regretion showed the F valve is 20,322 is significant ( Ha accepted, Ha > 3,25). Conclusions: This result of this research showed that the knowledge and attitudes of nurse are simultaneously giving an effect to the implementation of patient safety standards in intensive care unit of government hospital dr.Moewardi. Keywords: knowledge, attitude, implementation of patient safety. commit to user xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Permenkes RI No 1691, 2011). Keselamatan pasien menjadi isu terkini dalam pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan kesehatan rumah sakit sejak tahun 2000 yang didasarkan atas semakin meningkatnya kejadian yang tidak diinginkan (adverse event). Program keselamatan pasien telah menjadi isu global dan menjadi bagian dari program kesehatan dunia sejak tahun 2004 setelah World Health Organization (WHO) memulai program tersebut melalui World Alliance for Patient Safety. Dalam program ini juga dinyatakan bahwa keselamatan pasien merupakan prinsip fundamental pelayanan pasien dan merupakan sebuah komponen kritis dalam manajemen mutu (WHO, 2004). Pada tahun 2000 Institute of Medicine di Amerika Serikat menerbitkan laporan yang mengagetkan banyak pihak : “TO ERR IS HUMAN” , Building a Safer Health System. Laporan itu mengemukakan penelitian di rumah sakit di commitDito Utah user dan Colorado ditemukan KTD Utah dan Colorado serta New York. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 (Adverse Event) sebesar 2,9 %,dimana 6,6 % diantaranya meninggal. Sedangkan di New York KTD adalah sebesar 3,7 % dengan angka kematian 13,6 %. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 – 98.000 per tahun. Publikasi WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka penelitian rumah sakit di berbagai Negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan rentang 3,2 – 16,6 %. Dengan data-data tersebut, berbagai negara segera melakukan penelitian dan mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien ( Depkes RI, 2006). Rumah sakit sebagai organisasi padat karya dikarenakan banyaknya jenis tenaga professional maupun tenaga non professional yang terlibat dalam pelayanan di rumah sakit. Pelayanan dirumah sakit juga sarat dengan teknologi canggih dan kompleksitas prosedur diagnosis serta terapi ini sangat memungkinkan resiko menciderai pasien (Cahyono, 2008). Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD). Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau keterlambatan diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur pengobatan, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau system yang lain (Dep Kes RI, 2006). Setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut: Ketepatan identifikasi pasien; Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan Pengurangan risiko pasien jatuh. Pada penerapan standar keselamatan di rumah sakit, aspek sumber daya manusia(SDM) mempunyai peran yang sangat penting. Sebenarnya tidak ada satupun petugas kesehatan di rumah sakit dalam pelayanannya mempunyai niat menciderai pasiennya. Namun dalam kenyataannya selalu ada kasus-kasus Kejadian Tak Diharapkan ( KTD), KNC, KPC dan Kejadian sentinel dalam proses asuhan pelayanan medis maupun asuhan keperawatan baik kejadian ringan sampai berat (Permenkes RI No 1691, 2011). Pada penerapan system keselamatan pasien di rumah sakit ada aspek-aspek yang harus dibangun atau ditingkatkan diantaranya kemampuan, sikap petugas pelaksana pelayanan kesehatan maupun system atau organisasi. Pelayanan keperawatan memiliki peran yang besar dalam pelayanan di rumah sakit, bukan hanya dari jumlah tenaga keperawatan yang banyak akan tetapi pelayanan yang terus menerus dan berkesinambungan. Kinerja perawat dalam commit to user penerapan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 keselamatan pasien berhubungan erat dengan upaya mencegah KTD terhadap pasien. Salah satu upaya yang dilakuan perawat dalam pencegahan KTD adalah peningkatan kemampuan perawat dalam melakukan pencegahan dini, deteksi risiko dan koreksi terhadap abnormalitas (Depkes RI, 2006). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi adalah Rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Tengah kelas A pendidikan disamping memberikan pelayanan kesehatan, menjadi pusat rujukan, juga melaksanakan fungsinya sebagai tempat pendidikan bagi dokter, perawat dan profesi kesehatan lainnya. Sehingga pihak manajemen rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dengan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan melalui penerapan standar akreditasi keselamatan pasien. Instalasi Perawatan Intensif adalah tempat yang menangani pasien-pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi penyakit lain dan fokus dalam bidang life support atau organ support pada pasien kritis yang kerap membutuhkan ketelitian dan monitoring intensif. Observasi yang dilakukan penulis, perawat di Instalasi Perawatan Intensif hampir seluruh parameter standar keselamatan pasien telah dilaksanakan tetapi masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang menggali pengaruh pengetahuan dan sikap perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr.Moewardi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 B. Rumusan Masalah Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah 1. Adakah pengaruh pengetahuan perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 2. Adakah pengaruh sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 3. Adakah pengaruh secara bersama pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr.Moewardi. 2. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk: a. Menganalisis pengaruh pengetahuan perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr.Moewardi. b. Menganalisis pengaruh sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi dr.Moewardi. commit to user Perawatan Intensif RSUD perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 c. Menganalisis secara bersama pengaruh pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr.Moewardi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini untuk mendukung teori pengaruh pengetahuan dan sikap perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit . 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan literature mengenai pengaruh pengetahuan dan sikap perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit . b. Hasil penelitian diharapkan menjadi tolok ukur/ indikator pencapaian penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit. d. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai rujukan untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam hal pelayanan yang berhubungan dengan keselamatan pasien di rumah sakit. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keselamatan pasien Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Permenkes No 1691, 2011). Keselamatan pasien adalah pasien bebas dari cidera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari cidera yang potensial akan terjadi (penyakit, cidera fisik/sosial/psikologis, cacat, kematian dll), terkait pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien merupakan suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem ini meliputi: assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan menindaklanjuti insiden serta implementasi solusi untuk mengurangi dan meminimalkan timbulnya risiko (Depkes RI 2008). Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak commit to atau user berpotensi mengakibatkan cedera disengaja dan kondisi yang mengakibatkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius. Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan. Insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran (Permenkes No 1691, 2011). Tujuan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya keselamatan pasien di RS, meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya KTD di RS, terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (Depkes RI 2006). Standar keselamatan Keselamatan Pasien Rumah Sakit meliputi Hak pasien, mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf tentang keselamatan pasien, komunikasi adalah kunci untuk keselamatan pasien (Permenkes No 1691, 2011). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 Dalam rangka menerapkan standar keselamatan pasien, Rumah Sakit melaksanakan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit yang terdiri dari membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, memimpin dan mendukung staf, mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko, mengembangkan sistem pelaporan, melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien, belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien, mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien (Permenkes No 1691, 2011). Melalui penerapan tujuh langkah tersebut diharapkan hak pasien yang dijamin dalam Pasal 32 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, terpenuhi. Hak tersebut antara lain untuk memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedural operasional serta layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. Asosiasi perumahsakitan dan organisasi profesi kesehatan menurut Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, wajib berperan serta dalam persiapan penyelenggaraan Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan tersebut diatas mewajibkan setiap Rumah Sakit untuk mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien yang meliputi tercapainya 6 (enam) hal sebagai berikut: a. Ketepatan identifikasi pasien Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi dihampir semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar/ lokasi di rumah sakit, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut. Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi, khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah, atau produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, atau pemberian pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan bar-code, dan lain-lain. Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua identitas berbeda di lokasi yang berbeda dirumah sakit, seperti di pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau ruang operasi termasuk identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat diidentifikasi (Permenkes RI No 1691, 2011). Elemen Penilaian Sasaran ini adalah 1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien. 2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis. 4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur. 5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi. (Persi, 2011) b. Peningkatan komunikasi yang efektif Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat (atau memasukkan ke komputer) perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah, kemudian penerima perintah membacakan kembali(read back) perintah atau hasil pemeriksaan dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian juga menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat darurat di IGD atau ICU (Permenkes RI No 1691, 2011). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 Elemen Penilaian Sasaran ini adalah : 1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah. 2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah. 3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan 4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten. (Persi, 2011). c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien,manajemen harus berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinelevent), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA). Obat-obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien adalah pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat =50%atau lebih pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila perawat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan meningkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi. Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk membuat daftar obatobat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit. Kebijakan dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi, serta pemberian label secarabenar pada elektrolit dan bagaimana penyimpanannya di area tersebut,sehingga membatasi akses, untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja/kurang hati-hati (Permenkes RI No 1691, 2011). Elemen Penilaian Sasaran ini adalah : 1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat. 2. Implementasi kebijakan dan prosedur. 3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan. 4. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) (Persi, 2011). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien. Maksud dan Tujuan Sasaran ini adalah Salah lokasi, salah-prosedur, pasien-salah pada operasi, adalah sesuatuyang menkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping itu, asesmen pasien yang tidak adekuat,penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca (illegiblehandwritting) dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi. Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalahyang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek berbasis bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing WrongSite, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery. Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator/orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multipel level (tulang belakang). Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk: 1. memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar 2. memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang; 3. Melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant2 yang dibutuhkan. Tahap “Sebelum insisi” (Time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan checklist (Permenkes RI No 1691, 2011). Elemen Penilaian Sasaran ini adalah 1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan. 2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional. 3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya pembedahan commit to user suatu prosedur/tindakan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi. (Persi, 2011). e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Maksud dan Tujuan Sasaran ini adalah Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (bloodstream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasimekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca kepustakaan WHO, dan berbagai organisasi nasional dan internasional. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara umum dan untuk implementasi petunjuk itu di rumah sakit (Permenkes RI No 1691, 2011). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 Elemen Penilaian sasaran ini adalah : 1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient Safety). 2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif. 3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan ecara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. (Persi, 2011). f. Pengurangan risiko pasien jatuh. Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh. Maksud dan Tujuan Sasaran ini adalah : Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien rawat inap. Dalam konteks populasi / masyarakat yang dilayani, pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus diterapkan rumah sakit (Permenkes RI No 1691, 2011). Elemen Penilaian Sasaran ini adalah 1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-lain. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh. 3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan. 4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit. (Persi, 2011). Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 6 mewajibkan setiap Rumah Sakit membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS) yang ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan pasien. TKPRS bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit. Keanggotaan TKPRS terdiri dari manajemen Rumah Sakit dan unsur dari profesi kesehatan di Rumah Sakit. Tugas TPKRS adalah : a. Mengembangkan program keselamatan pasien Rumah Sakit sesuai dengan kekhususan Rumah Sakit tersebut b. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien Rumah Sakit c. Menjalankan pemantauan peran untuk (monitoring) melakukan dan motivasi, penilaian edukasi, (evaluasi) konsultasi, tentang terapan (implementasi) program keselamatan pasien Rumah Sakit; d. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit untuk melakukan pelatihan internal keselamatan pasien Rumah Sakit commit to user perpustakaan.uns.ac.id e. Melakukan digilib.uns.ac.id 19 pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta mengembangkan solusi untuk pembelajaran f. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam rangka pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit g. Membuat laporan kegiatan kepada Kepala Rumah Sakit. Sistem pelaporan insiden menurut Pasal 11 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit dilakukan di internal Rumah Sakit dan kepada Komite Naional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Pada ayat (2) ditentukan, pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit mencakup KTD, KNC dan KTC, dilakukan setelah analisis dan mendapatkan rekomendasi dan solusi dari TKPRS. Pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit harus dijamin keamanannya, bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak. Pelaporan tersebut ditujukan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk menyalahkan orang (non blaming). Setiap insiden menurut Pasal 12 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, harus dilaporkan secara internal kepada TKPRS dalam waktu paling lambat 2x 24 jam sesuai format laporan yang ditentukan. TKPRS melakukan analisis dan memberikan rekomendasi serta solusi atas insiden yang dilaporkan. TKPRS melaporkan hasil kegiatannya kepada Kepala Rumah Sakit. Rumah Sakit menurut Pasal 13 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit harus melaporkan insiden,analisis,rekomendasi dan solusi Kejadian Tidak Diharapkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 (KTD) secara tertulis kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit sesuai dengan format yang ditentukan. Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan pengkajian dan memberikan umpan balik (feedback) dan solusi atas laporan KTD secara nasional. Penerapan keselamatan pasien dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu: faktor individu dan kinerja, faktor lingkungan kerja, faktor pasien, faktor organisasional, faktor eksternal. 2. Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge dalam encyclopedia of philosophy. sebagai mana yang ditulis oleh dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true believ), secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan. Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu, pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan maka dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai Pengetahuan dan kebenaran. Ilmu pengetahuan merupakan suatu metode berpikir secara objektif (objective thinking), tujuanya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia factual, pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu objektif dan menyampingkan unsur pribadi pemikiran logika di utamakan, netral, dalam arti tidak dipengaruhi sesuatu yang bersifat sedirian (subjective), karena di mulai dengan fakta (Bakhtiar 2013). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui. Pengetahuan juga merupakan hasil dari tahu. Hal ini terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian penginderaan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu perilaku seseorang. Perilaku yang terbentuk, yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo 2007). Perilaku manusia dibagi menjadi 3 domain yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective),psikomotor (psychomotor). Untuk pengukuran hasil pengetahuan merupakan hasil modifikasi pendidikan, mengenai domain perilaku. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan dalam yang mendasari perilaku akan membuat perilaku tersebut menjadi lebih langgeng (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan kepribadian merupakan bagian dari karakteristik individual yang akan mempengaruhi perilaku organisasi (Baron & Greenberg, 2000). Hasil Riset Delphi Group ditemukan bahwa sebanyak 45% aset pengetahuan tersimpan dalam pikiran staf dalam bentuk pengetahuan dan pengalaman sedangkan sisanya berada dalam dokumen kertas dan dokumen elektronik dalam berbagai bentuk (Setiarso 2009). Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kerja merupakan bagian dari faktor individu yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 berhubungan dengan kinerja secara keseluruhan (Armstrong dan Baron dalam Wibowo, 2007). Pengetahuan juga tidak terlepas dari kemampuan seseorang untuk belajar. Kemampuan belajar dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, latar belakang sosial dan budaya, tingkat pendidikan, pengalaman hidup dan gaya belajar (Ellis dan Hartley 2000). Dalam lingkup keselamatan pasien, pengetahuan SDM kesehatan termasuk perawat merupakan hal yang berhubungan dengan komitmen yang sangat diperlukan dalam upaya untuk membangun budaya keselamatan pasien. Pengetahuan untuk mendukung Learning Culture yang ada dalam suatu organisasi sangat berhubungan dengan perubahan budaya keselamatan pasien. Pengetahuan SDM kesehatan termasuk perawat merupakan hal yang berhubungan dengan komitmen yang sangat diperlukan dalam upaya untuk membangun budaya keselamatan pasien (Cahyono 2008). KTD sangat berhubungan dengan faktor kesalahan manusia sebagai penyebabnya. Kesalahan manusia merupakan kesalahan yang terjadi saat seseorang melakukan aksi atau tindakan. Tindakan seseorang dipengaruhi oleh aktifitas kognitif. Tidak adekuatnya pengolahan sistem informasi dalam sistem kognitif merupakan penyebab kesalahan manusia yang mengancam keselamatan manusia (Cahyono 2008). a. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan pada domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 1) Tahu ( know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalamnya pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkatan yang paling rendah. 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah pahan terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, mencontohkan, meramalkan terhadap obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi sebenarnya. Aplikasi disini diartikan penggunaan hukum - hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam suatu komponen - komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata - kata kerja, dapa tmenggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 5) Sintesis (syntesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengetahuan yang dimiliki manusia ada 4 (empat). Pertama, pengetahuan biasa adalah pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu dimana dia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karena memang itu merah, benda itu panas karena memang dikatakan panas, dengan common sense semua orang sampai pada keyakinan secara umum tentang sesuatu dimana mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari hari seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga makanan dapat dipakai untuk memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan mengeringkan sawah tadah hujan, dan sebagainya. Kedua, pengetahuan ilmu yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science dalam pengertian yang sempit dapat diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, pengetahuan filsafat yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dana kedalaman kajian tentang sesuatu. Keempat, pengetahuan agama adalah pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama (Bakhtiar 2013). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain: 1) Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik. 2) Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana. 3) Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran (Notoatmodjo (2007). c. Hakekat pengetahuan Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state) mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu object, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada diluar akal. Ada 2 (Dua) teori untuk mengetahui hakekat pengetahuan itu yaitu : 1) Realisme Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau copy yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata dari fakta atau hakikat. Pengetahuan atau gambaran yang aa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 dalam akal adalah copy dari yang asli yang ada diluar akal hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam foto, dengan demikian realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan. 2) Idealisme Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses mental atau proses psikologis yang bersifat subjective. Oleh karena itu pengetahuan bagi seseorang idealis hanya merupakan gambaran subjective dan bukan gambaran objective tentang realitas. Subjective di pandang sebagai sesuatu yangmengetahui yaitu dari orang yang membuat gambaarn tersebut. Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran. Yang diberikan pengetahuan hanyalah gambaran menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengetahui (Subject). menyatakan bahwa pengetahuan yang menunjang keterampilan perlu diberikan agar staf dapat melakukan berdasarkan tugasnya teori-teori yang dapat dipertanggung jawabkan (Notoatmodjo 2009). Budaya lingkungan dalam bentuk nilai dan kepercayaan, motivasi dan komitmen, serta insentif untuk upaya berbagi pengetahuan dalam organisasi merupakan suatu hal yang penting dalam program pengelolaan pengetahuan dalam organisasi (Setiarso 2009). Testee perlu diberikan kurun waktu tertentu untuk menghadapi alat tes yang bertujuan mengukur kapasitas pengetahuan yang mereka dimiliki. Penjelasan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 di atas memberikan gambaran bahwa kemampuan kognitif seseorang sangat mempengaruhi kemampuan individu tersebut dalam melakukan tindakan yang tidak menimbulkan risiko terhadap keselamatan pasien. Penguatan pada aspek kognitif memiliki dasar penjelasan mengenai pentingnya mengkaji lebih jauh pengaruh intervensi kognitif berupa pelatihan dalam meningkatkan kemampuan individu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman (Suryabrata 2005). 3. Sikap Sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif yang menyenangkan maupun negatif yang tidak menyenangkan dalam hubungannya dengan obyek-obyek psikologis (Thurstone cit Walgito 2007). Sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, beberapa respon tertutup terhadap stimulus ataupun obyek tertentu (Sunaryo 2004). Sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang lain, obyekobyek dan keadaan. Sikap bagian intrinsik dari kepribadian seseorang (Gibson cit Azwar 2006). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Allport cit Azwar (2006) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok : 1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu: 1) Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap (believ). 2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap. 3) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap obyek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap obyek sikap (Byrne cit Walgito 2007). Sikap memiliki tingkatan seperti halnya pengetahuan, yaitu: 1) Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa subyek (orang) mau dan memperhatikan rangsangan (stimulus) yang diberikan (obyek). 2) Merespon (responding) Sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. 3) Menghargai (valuing) Sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan masalah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 4) Bertanggung jawab (responsible) Sikap individu dalam bertanggung jawab dan siap menanggung segala risiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya. 5) Praktik atau tindakan (practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai tingkatan : a) Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. b) Respon terpimpin (guide response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua. c) Mekanisme (mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga d) Adopsi (adoption) Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. (Notoatmodjo 2007). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain: 1) Pengalaman pribadi Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi pernyataan kita terhadap stimulus sosial. 2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting Diantara orang yang biasanya dianggap penting oleh indivdu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, isteri dan suami pada umumnya , individu cenderung untuk memiliki sikap yang kompernis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk bervariasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 3) Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan di mana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besa terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan adalah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. 4) Sumber Informasi / Media Massa Sumber informasi adalah suatu media yang dapat kita gunakan untuk menambah pengetahuan responden. Media pembawa pesan mempunyai peranan penting untuk menyebar luaskan informasi. Berhasil tidaknya pesan diterima dengan baik atau dimengerti oleh yang menerima, akan tergantung pada efektif tidaknya media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Lembaga pendidikan dan lembaga Agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. 6) Pengaruh Faktor Emosional Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosional yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai obyek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourabel. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali obyek sikap (Azwar 2006). Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau commit to user pernyataan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan atau hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner (Notoatmodjo, 2007). 4. Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo 2007). Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon (Notoatmodjo (2007) Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua : 1) Perilaku tertutup (convert behavior) Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 2) Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo 2007). Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2007), adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok : 1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance) Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. 2) Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. 3) Perilaku kesehatan lingkungan Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya. Menurut Bloom cit Notoatmodjo (2007), membagi perilaku itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain). Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari: 1) Pengetahuan (knowlegde) 2) Sikap (attitude) 3) Praktik atau tindakan (practice) Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang dominan pada diri orang tersebut. Secara rinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman, keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya. Proses terbentuknya perilaku dapat dipengaruhi oleh: pengalaman, keyakinan, fasilitas, sosio-budaya, pengetahuan, persepsi, sikap, keinginan, kehendak, motivasi, niat (Bakhtiar 2013). Perilaku manusia memiliki pandangan berbagai macam aliran antara lain : 1) Manusia menurut aliran psikoanalisis Manusia menurut aliran yang dipelopori oleh Sigmund Freud ini adalah makhluk yang digerakkan oleh suatu keinginan yang terpendam dalam jiwanya (homo Volens). Aliran psikoanalis secara tegas memperhatikan struktur jiwa manusia, Fokus aliran ini adalah totalitas kepribadian manusia bukan pada bagiancommit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 bagiannya yang terpisah. Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistim dalam kepribadian manusia yaitu: a) Id Yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat egois, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani yang terdiri dari dua bagian: Libido - insting reproduktif penyediaan energi dasar untuk kegiatan – kegiatan kosntrukstif disebut juga sebagai insting kehidupan (eros). Thanatos – insting destruktif dan agresif b) Ego Berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar. Ego Adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebgai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas. c) Super ego Yaitu unsur yang menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu yang normatif atau ideal super ego disebut juga sebagai hati nurani,merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultur masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tidak berlainan dibawah alam sadar (Azwar (2013). Dari hal tersebut di atas maka menurut psikoanalis perilaku manusia adalah merupakan interaksi antara komponen biologis / unsur hewani (id), komponen commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 psikologis / unsur akal rasional (ego) dan komponen sosial / unsur moral (super ego) (Azwar (2013). 2) Manusia menurut aliran behaviorisme Manusia menurut aliran ini adalah homo mechanicus atau perilakunya digerakkan oleh lingkungannya. Manusia berperilaku sebagai hasil belajar yaitu perubahan perilaku akibat pengaruh dari lingkungannya. Dari sini timbul “teori belajar” dan teori “tabula rasa”. Manusia dalam teori tersebut dianggap sebagai kertas putih atau meja lilin ketika lahir artinya manusia belum memiliki “warna mental”. Pada perkembangannya yang menyebabkan berubahnya dan bertambahnya warna mental tersebut adalah pengalaman. Secara singkat maka aliran ini menekankan bahwa perilaku manusia, kepribadian manusia, serta tempramen didasarkan pada pengalaman inderawi (sensory experience) (Azwar (2013). Konsep perilaku manusia di atas disempurnakan dengan metode yang disebut pelaziman klasik . Pada metode ini perilaku manusia disebabkan adanya stimuli yang terkondisi atau bersifat netral dengan stimuli yang tak terkondisikan. Hipotesis tersebut menunjukkan bahwa organisme bisa diajar bertindak dengan pemberian sesuatu rangsangan. Untuk menggambarkan metode ini oleh Pavlov melakukan eksperimen dengan seekor anjing yang dikondisikan dengan stimulus tertentu. Pada akhirnya didapati dalam eksperimen tersebut bahwa apabila anjing melihat bekas makanan maka air liur hewan itu keluar sebagai “hasil belajar' mengaitkan bekas makanan yang dilihat dengan makanan yang akan diberikan kelak. Sebagai contoh illustrasi bahwa setiap kali anak membaca majalah dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 orang tuanya mengambil majlah tersebut dengan paksa maka anak tersebut akan benci terhadap majalah (Ivan Pavlov cit Bakhtiar 2013). Konsep tentang perilaku manusia ini kemudian disempurnakan dengan metode yang disebut operant conditioning (pelaziman operan). Metode ini menerangkan bahwa apabila organisme menghasilkan sesuatu respon karena mengoper atas stimulus yang diterima disekitarnya. Menurut Skinner cit Bakhtiar (2013), pelaziman operan terdiri daripada dua konsep utama yaitu : Peneguhan (reinforcement ) yang terbagi dalam peneguhan positif dan peneguhan negatif. (1) Peneguhan Positif (Positive Reinforcement) Rangsangan yang bisa menambahkan pengulangan suatu tingkahlaku dan dilakukan berkali-kali disebut sebagai Peneguhan Positif. Contoh: Pekerja yang mencapai prestasi tinggi dalam kerjanya diberikan bonus. Maka ia akan meningkatkan kinerjanya pada masa berikutnya (2) Peneguhan Negatif (Negative Reinforcement) Bila ada rangsangan yang menyakiti atau yang mewujudkan keadaan tidak mengenakan dan akan dihindari secara berkali-kali disebut sebagai peneguhan negatif. Organisme kemungkinan mengulang tingkahlaku yang dapat mengelak atau mengurangi keadaan yang negatif. Denda (punishment) adalah setiap rangsangan yang menyebabkan pengulangan suatu respon tingkahlaku yang dikurangi atau dihapuskan sama sekali . Contoh: Anak yang tidak membantu ibu tidak diberi peluang untuk bermain bola dengan teman-temannya sehingga ia akan menghapuskan perilaku yang dapat membuat dirinya tidak dapat bermain bola commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 lagi. Perilaku manusia menurut aliran ini semakin diperkuat dengan Social Learning Theori atau pembelajaran Sosial. Teori ini mengatakan salah satu sifat manusia ialah meniru (imitate) tingkahlaku atau tindak tanduk orang lain yang diterima masyarakat (socially accepted behaviour) dan juga tingkah laku yang tidak diterima masyarakat. Tingkah laku yang diterima dan tidak diterima tersebut berbentuk : berbeda antara satu budaya dan budaya lain; berbeda antara individu;berbeda menurut situasi. (3) Manusia menurut aliran psikologi kognitif Manusia dalam konsepsi psikologi kognitif adalah mahkluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens). Artinya manusia adalah makhluk yang berpikir dan tidak pasif dalam merespon lingkungannya serta berusaha memahai lingkungannya. Lebih tegasnya bahwa manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungannya. Logika dari perilaku manusia menurut aliran ini adalah bahwa jiwa manusia menafsirkan pengalaman indrawi secara aktif melalui proses mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. Jadi manusialah yang menentukan makna stimuli dan bukan stimuli itu sendiri. Perilaku manusia bukan sekedar respon dari stimulus melainkan produk dari berbagi gaya yang mempengaruhinya secara spontan. Gaya tersebut oleh Lewin dirumuskan dalam B = f ( P. E ). Behavior adalah hasil interaksi antara Persons ( diri orang) dengan Enviroment (lingkungan psikologisnya).Teori lain dari aliran ini mengatakan bahwa manusia adalah pencari konsistensi kognitif (consistency seeker ). Manusia merupakan mahkluk yang menjaga keajegan dalam sistem commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 kepercayaannya dan diantara sistem kepercayaan dengan perilaku. Asumsi ini melahirkan teori yang disebut denga disonansi kognitif artinya manusia akan akan mencari informasi yang mengurangi disonansi (ketidakcocokan antara dua kognisi). Manusia bila bertemu dengan informasi yang disonan dengan keyakinannya maka ia akan menolak, meragukan sumbernya, menacari konsonan atau mengubahnya (Kurt Lewin cit Bakhtiar 2013). (4) Manusia menurut aliran psikologi humanistic Manusia menurut konsepsi psikologi humanistik adalah mahkluk aktif alam merumuskan strategi transaksional sengan lingkungannya (homo ludens). Pada asumsi aliran ini manusia dipandang berada dalam dunia kehidupan ( berupa the I (aku), me (Ku), my self (diriku)) yang dipersepsi dan diinterprestasi secara subjektif. Perilaku manusia berpusat pada konsep dirinya berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada kebutuhannya dalam fungsi untuk mempertahankan, meningkatkan serta mengaktualisasikan dirinya (Kurt Lewin cit Bakhtiar 2013). 5. Perawatan Intensif Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. commit to prasarana user ICU menyediakan kemampuan dan sarana, serta peralatan khusus untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaankeadaan tersebut. ICU mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat. Pelayanan ICU diperuntukkan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien yang sakit kritis. Tujuan dari pelayanan adalah memberikan pelayanan medik tertitrasi dan berkelanjutan serta mencegah fragmentasi pengelolaan. Pasien sakit kritis meliputi : 1) Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter, perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan berkelanjutan, serta memerlukan perhatian yang teliti, agar dapat dilakukan pengawasan yang ketat dan terus menerus serta terapi titrasi 2) Pasien-pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis sehingga memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta dilakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang merugikan. Sebelum pasien dimasukkan ke ICU, pasien dan/atau keluarganya harus mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapatkan perawatan di ICU, serta tindakan kedokteran yang mungkin akan dilakukan selama pasien dirawat di ICU (Permenkes RI No.1778 tahun 2010). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 B. Penelitian yang relevan Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dan dijadikan acuan dasar antara laien sebagai berikut : 1. Penelitian Sri Yulia (2010) yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Keselamatan Pasien terhadap Pemahaman Perawat Pelaksana mengenai Penerapan Keselamatan Pasien di RS Tugu Ibu Depok”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan keselamatan pasien terhadap pemahaman perawat pelaksana mengenai penerapan keselamatan pasien. Metode penelityian dengan menggunakan Quasi Experiment. Hasil penelitian pada 83 perawat pelaksana RS Tugu Ibu Depok (kelompok eksperimen) dan 83 perawat pelaksana RS Bhakti Yudha (kelompok kontrol) menunjukkan ada perbedaan signifikan pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan pada kelompok eksperimen (p value 0,000) dan tidak ada perbedaan pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah pada kelompok kontrol (p value 0,417). Rumah sakit perlu melakukan program secara pelatihan keselamatan pasien berkelanjutan dan mengembangkan standar kinerja untuk memfasilitasi transfer pengetahuan perawat. 2. Penelitian Teguh Kuncoro (2012) “ Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kinerja Perawat dalam Penerapan Sistem Keselamatan Pasien di Rumah Sakit”. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross sectional, Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, kualitas kehidupan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 kerja dan kinerja perawat dalam penerapan sistem keselamatan pasien di rumah sakit. Hasil penelitian dari 57 responden perawat tentang materi sistem keselamatan pasien menunjukkan nilai pengetahuan subyek klasifikasi baik lebih banyak dibanding klasifikasi kurang, demikian pula sikap perawat menunjukkan klasifikasi baik lebih banyak dibanding klasifikasi kurang, tetapi kualitas kehidupan kerja menunjukkan nilai hampir sama antara klasifikasi baik dengan klasifikasi kurang. Kinerja perawat menunjukkan klasifikasi baik jauh lebih banyak dibanding klasifikasi kurang. Hasil uji statistik dengan Chi-SquareTest menunjukkan tidak ada korelasi secara signifikan antara pengetahuan,sikap dan kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat dalam penerapan Sistem Keselamatan Pasien (SKP) di rumah sakit. Dengan uji Fisher Exact Test menunjukkan ada korelasi secara signifikan antara komponen partisipasi dengan kinerja perawat. Direkomendasikan untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja rumah sakit dengan memperbaiki cara-cara penyelesaian masalah dengan tidak menyalahkan dan menghukum. 3. Penelitian Dwi Setiowati (2013) “Kepemimpinan Efektif Head Nurse Meningkatkan Penerapan Budaya Keselamatan Pasien oleh Perawat Pelaksana di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta”. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kepemimpinan efektif head nurse dengan penerapan budaya keselamatan pasien. Desain yang digunakan analisis korelasi secara cross sectional pada 206 perawat pelaksana. Analisis data dengan Pearson, Spearman, t independent, dan regresi linear. Hasil analisis menunjukkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 hubungan lemah dan positif antara kepemimpinan efektif Head Nurse dengan penerapan budaya keselamatan pasien. Penelitian merekomendasikan peningkatan pengetahuan head nurse pada fungsi pengorganisasian dengan pembentukan struktur organisasi, uraian tugas, pelatihan budaya keselamatan pasien, pendidikan keperawatan berlanjut, diskusi keselamatan pasien, sistem penghargaan atas penerapan budaya keselamatan pasien. 4. Penelitian Agustina Puji Lestari (2013) “Gambaran Budaya Keselamatan Pasien Oleh Perawat Dalam Melaksanakan Pelayanan Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2013”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien oleh perawat dalam melaksanakan keselamatan pasien di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel mengunakan proportionate stratified random sampling. Responden pada penelitian ini berjumlah 75 perawat. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 75 responden, 37 reponden (49,3%) memiliki budaya keselamatan pasien rendah dan 38 responden (50,7%) memiliki budaya keselamatan pasien tinggi. Responden dengan budaya keselamatan rendah diantaranya terdapat 23 perawat (62,2%) dengan pelaksanaan pelayanan yang kurang baik dan 14 perawat (37,8%) dengan pelaksanaan pelayanan yang baik. Sementara responden dengan budaya keselamatan pasien yang tinggi seluruhnya (100%) telah melaksanakan pelayanan dengan baik. Peneliti menyarankan agar pihak rumah sakit mempertimbangkan mengevaluasi aspek-aspek yang dinilai dalam commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 budaya keselamatan pasien. Hal ini dengan dasar pemikiran bahwa semakin tinggi tingkat budaya keselamatan pasien oleh perawat akan berpengaruh pada tingkat pelaksanaan pelayanan dan akhirnya akan berdampak pada menurunnya angka KTD di rumah sakit. 5. Penelitian Elizabeth Ari Setyarini “Kepatuhan Perawat Melaksanakan Standar Prosedur Operasional: Pencegahan Pasien resiko Jatuh Di Gedung Yosef 3 Dago Dan Surya Kencana Rumah Sakit Borromeus”. Tujuan penelitian mengetahui gambaran kepatuhan perawat dalam melaksanakan SPO pencegahan pasien resiko jatuh. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu dengan mengobservasi pelaksanaan pencegahan pasien jatuh. Jumlah responden yang diamati 50 perawat yaitu perawat Yosef 3 Dago dan Surya Kencana. Hasil penelitian yang patuh melaksanakan pencegahan pasien jatuh yaitu tentang penilaian MFS hasil 98 %, pemasangan gelang patuh 68%, pemasangan label segitiga 68%, penulisan di whiteboard 58%, merendahkan tempat tidur 62%, pemasangan pagar pengaman tempat tidur 96%. Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan perawat melaksanakan pencegahan pasien jatuh di ruang Yosef 3 Surya Kencana dan Yosef 3 Dago dengan hasil rata-rata 75% patuh melaksanakan, 25% tidak patuh melaksanakan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para perawat dapat meningkatkan lagi kepatuhan melaksanakan SPO pencegahan pasien resiko jatuh dan RS mengadakan sarana tambahan untuk pijakan kaki pasien berupa kayu pendek atau dingklik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 C. Kerangka Pikir Faktor Internal: - Usia - Jenis kelamin - Perhatian - Pemahaman Faktor eksternal: - Tingkat pendidikan - Masa kerja - Pelatihan yang pernah diikuti PENGETAHUAN SIKAP Faktor psikologis: - Persepsi - Kepribadian - Proses Belajar - Motivasi Penerapan standar keselamatan pasien Faktor yang mempengaruhi: - Motivasi perawat - Konsekwensi tindakan - Tanggung jawab personal - Pengaruh Organisasi Keterangan: : diteliti : Tidak Diteliti Gambar 2.1 Kerangka Pikir Sumber: Bakhtiar (2013), Azwar (2006), Notoadmodjo (2007) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 D. Kerangka konsep Variabel Independen Variabel Independen PENGETAHUAN Keselamatan Pasien SIKAP Penerapan standar Keselamatan Pasien Variabel dependen PERILAKU Penerapan Standar Keselamatan Pasien Gambar 2.2 Kerangka Konsep E. Hipotesis Berdasarkan landasan teori diatas, hipotesis penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh pengetahuan perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 2. Ada pengaruh sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 3. Ada pengaruh secara bersama pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr.Moewardi pada tanggal 7 Juni – 6 Juli 2014. B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif observasional analitik dengan rancangan crosssectional. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi sejumlah 40 perawat. 2. Sampel Pada penelitian ini digunakan teknik total sampling. D. Variabel penelitian 1. Variabel independen (bebas): Pengetahuan dan sikap perawat 2. Variabel dependen (terikat): Perilaku perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien. E. Definisi operasional Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi variabel independen yaitu commit user pengetahuan dan sikap perawat dalamtopenerapan standar keselamatan pasien. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 Sedangkan variable dependen adalah perilaku perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien. Definisi operasional secara rinci adalah sebagaimana yang tercantum dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Definisi Operasional NO Variabel / Sub Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Kemampuan koknitif perawat dalam keselamatan pasien terdiri dari : 1. Ketepatan identifikasi pasien 2. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai 3. Peningkatan komunikasi yang efektif 4. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 5. Pengurangan risikopasien jatuh. Kuesioner Perawat mengisi kusioner Hasil jawaban diprosentasekan untuk menentukan tingkat pengetahuan dengan klasifikasi sebagai berikut Skala Variabel independen 1 Pengetahuan keselamatan pasien Jawaban benar nilai 1 Jawaban salah nilai 0 Interval Kategori Data a. Tinggi Nilai 76 - 100 % b. Sedang Nilai 56 -75 % c. Rendah Nilai < 55 % 2 Sikap Kecenderungan bertindak dari seorang perawat dalam penerapan standar Keselamatan pasien. Kusioner Perawat mengisi kusioner Hasil pengukuran diprosentasekan dengan klasifikasi sebagai berikut Kategori Data a. Baik Nilai 76- 100 % b. Cukup commit to user Nilai 56 – 75 % Interval perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 c. Kurang Nilai < 55 % 3 Perilaku penerapan standar keselamatan pasien Kemampuan perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien yang terdiri dari : 1. Ketepatan identifikasi pasien 2. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai 3. Peningkatan komunikasi yang efektif 4. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 5. Pengurangan risiko pasien jatuh. Lembar observasi diisi dengan : Dilakukan nilai 1, Tidak dilakukan tidak nilai 0 Peneliti melakukan observasi terhadap Perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien Hasil observasi diprosentasekan untuk menentukan tingkat pelaksanaan dengan klasifikasi sebagai berikut Interval Kategori Data a. Baik Nilai 76-100 % b. Cukup Nilai 56 – 75 % c. Kurang Nilai< 55 % Variabel Confounding 4 Umur Umur responden dihitung sejak tanggal lahir hingga ulang tahun terakhir Kuisioner karakteristik responden Mengisi umur dalam kuisioner Dalam tahun Rasio 5 Jenis kelamin Karakteristik fisik berdasarkan ciri jenis kelamin yang dimiliki dan dibawa sejak lahir dari responden Kuisioner karakteristik responden Mengisi umur dalam kuisioner 1. Laki-laki 2. Perempuan Nominal 6 Pendidikan Tingkat pendidikan keperawatan yang dimiliki responden Kuisioner karakteristik responden Mengisi tingkat pendidikan dalam kuisioner 1. D3 2. S1 3. S1+Ners Nominal 7 Lama kerja Jumlah tahun yang menunjukan responden telah bekerja sampai penelitian dilakukan Kuisioner karakteristik responden Mengisi lama bekerja dalam kuisioner Dalam tahun Rasio 8 Status Kepegawaian Status kepegawaian yang dimiliki responden Kuisioner Mengisi karakteristik status responden commit to user kepegawaia n dalam 1. 2. 3. 4. < 5 th 6-10 th 11-15 th 16-20 th 1. PNS 2. Non PNS Nominal perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 kuisioner 9 Status pernikahan Status perkawinan yang dimiliki responden yang sah secara hukum agama dan Negara Kuisioner karakteristik responden Mengisi status perkawinan dalam kuisioner 1. Menikah 2. Belum menikah Nominal F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari empat bagian. Bagian pertama untuk mengkaji karakteristik individu. Bagian kedua untuk mengkaji tentang pengetahuan perawat diukur sampai pada tingkat aplikasi dengan 30 pertanyaan dengan 2 pilihan benar dan salah, apabila jawaban responden benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Bagian ketiga untuk mengetahui sikap, Sikap diukur melalui 30 pertanyaan, menggunakan skala likert dengan 4 pilihan, Pada pertanyaan positif : Sangat Setuju (SS) dinilai 4, Setuju (S) dinilai 3, Tidak Setuju (TS) dinilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dinilai 1, Pada pertanyaan negatif Sangat Setuju (SS) dinilai 1, Setuju (S) dinilai 2, Tidak Setuju (TS) dinilai 3, dan Sangat Tidak Setuju(STS) dinilai 4. Bagian to user keempat mengobservasi perilaku commit penerapan standar keselamatan pasien. Perilaku perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 diukur melalui 30 pertanyaan atau lembar observasi dengan pilihan jawaban ya (dilakukan) dan tidak (Tidak dilakukan). Bila dilakukan ya: skor 1, bila tidak dilakukan skor 0. 2. Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Sebelum digunakan penelitian, kuesioner akan diujicobakan terhadap 25 (Dua puluh lima) orang perawat di ruang HCU. Uji Validitas merupakan tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen tersebut (Suharsimi, 2010). Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa saja yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas tiap item dari instrumen dengan menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut: r xy i = N N XY X2 X X N Y Y2 Y 2 Keterangan : r = Koefisien X= Skor setiap pertanyaan N= Jumlah sampel Y=Skor total pertanyaan Ketentuan : Jika r x y kuesioner valid, dan jika r xy > r tabel pada taraf signifikansi 5 % berarti item commit to user < r tabel pada taraf signifikansi 5 % item kuesioner perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 tersebut tidak valid. Perhitungan uji validitas instrumen ini dilakukan dengan Program SPSS for Windows versi 16. b. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana alat ukur relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Suharsimi (2010) untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini digunakan rumus koefisien alpha Crombach dengan rumus: RI= k 1 k 1 Si 2 St 2 Keterangan: K = Banyaknya item Si 2 = Jumlah varian item St 2 = Varian total Setelah harga r korelasi : 0,800 < r 11 tinggi ; 0,400 < r 11 0,00 < r 11 1 diketahui, kemudian di interpretasikan dengan indeks 1,00 berarti sangat tinggi; 0,600 < r 0,600 berarti cukup ; 0,200 < r 11 11 0,800 berarti 0,400 berarti rendah ; 0,200 berarti sangat rendah. Kuesioner dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai alpha > 0,600. G. Teknik Pengumpulan Data Peneliti datang sendiri ke Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi untuk memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian. Setelah commit to user memberikan penjelasan, responden diminta untuk memberikan persetujuan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk diisi dan setelah selesai langsung dikumpulkan oleh peneliti. Responden dilakukan observasi dalam penerapan standar keselamatan pasien oleh observer yang telah ditunjuk oleh peneliti. H. Analisa Data Analisa data menggunakan analisa statistik sebagai berikut: 1. Analisa Univariat Analisa Univariat digunakan untuk mendiskripsikan masing-masing variabel. Hasil dari analisa univariat adalah distribusi dan prosentase dari tiap-tiap variabel tersebut. 2. Analisis Bivariat Analisa bivariat merupakan metode statistik untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk mengetahui pengaruh antara 2 variabel yaitu Pengetahuan dan sikap perawat tentang keselamatan pasien dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien. Penelitian ini peneliti menggunakan Analisis Korelasi Pearson Product Moment adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui commit tovariabel user derajat hubungan dan kontribusi bebas (independent) dengan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 variabel terikat (dependent). Teknik analisis Korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Rumus korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut: r xy i = N N XY X2 X X N Y Y2 Y 2 Keterangan : r = Koefisien X= Skor setiap pertanyaan N= Jumlah sampel Y=Skor total pertanyaan Ketentuan : Jika r xy > r tabel pada taraf signifikansi 5 % berarti terdapat hubungan antara variabel Xi dengan variabel Y. Perhitungan uji validitas instrumen ini dilakukan dengan Program SPSS for Windows versi 16. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara 2 variabel yaitu Pengetahuan atau sikap perawat tentang keselamatan pasien terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana. Teknik analisis Regresi linier sederhana termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan data yang normal. Secara sederhana model persamaan regresi linier sederhana digambarkan sebagai berikut : Y = a + biXib + e commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 Keterangan: Y = variabel terikat a = intercept (perkiraan besarnya rata-rata Y ketika kenaikan nilai Xi = 0 b = slope (perkiraan besarnya perubahan nilai variabel Y bila nilai variabel Xi berubah satu unit pengukuran) Xi = masing-masing variabel e = nilai kesalahan (error) yaitu selisih antara nilai Y individual yang teramati dengan nilai Y sesungguhnya pada titik Xi tertentu. Ketentuan : a. Merumuskan Hipotesis Ho1 : tidak ada pengaruh pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien Ha1 : ada pengaruh pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien Ho2 : tidak ada pengaruh sikap terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien Ha2 : ada pengaruh sikap terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien b. Menentukan taraf signifikansi Taraf signifikansi menggunakan = 5%. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56 Menentukan F Tabel F tabel pada taraf signifikansi 5 % dengan dk pembilang (jumlah variabel – 1) = 1, dan dk penyebut = n – k – 1 (40 – 1 – 1) = 38 diperoleh F tabel sebesar 4,10. c. Kriteria Pengujian Ho ditolak jika F hitung > F Tabel. Ho diterima jika F hitung < F Tabel. Perhitungan uji validitas instrumen ini dilakukan dengan Program SPSS for Windows versi 16. 3. Analisis Multivariat Analisis multivariat bertujuan untuk melihat atau mempelajari antar beberapa variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen, yang mana untuk memperoleh jawaban faktor-faktor yang dominan. Dari analisa diharapkan diperoleh informasi variabel penentu yang paling berpengaruh dengan variabel dependen. Analisis Multivariat (Multivariat Analysis) merupakan salah satu jenis analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dimana data yang digunakan berupa variable bebas (independen variabels) dan variable terikat (dependen variabels). Analisis Regresi Linear Ganda atau sering disebut juga Analisis Multiple Regression Linear merupakan perluasan dari Simple Regression Linear (Regresi Linear Sederhana). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 Seleksi bivariat pada masing-masing variabel dependen dilakukan sebelum melakukan analisis multivariat. Variabel independen yang memiliki nilai p > 0,25 dapat masuk dalam pemodelen multivariat . Secara sederhana model persamaan regresi ganda digambarkan sebagai berikut : Y = a+b1X1b+b2X2+b3X3+…+bnXn+e Keterangan: Y = variabel terikat a = intercept (perkiraan besarnya rata-rata Y ketika kenaikan nilai X = 0 b = slope (perkiraan besarnya perubahan nilai variabel Y bila nilai variabel X berubah satu unit pengukuran) X = masing-masing variabel e = nilai kesalahan (error) yaitu selisih antara nilai Y individual yang teramati dengan nilai Y sesungguhnya pada titik X tertentu. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: 0,00 - 0,199 = sangat rendah 0,20 - 0,399 = rendah 0,40 - 0,599 = sedang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 58 0,60 - 0,799 = kuat 0,80 - 1,000 = sangat kuat I. Tahapan Penelitian Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan tahapan prosedur sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan penelusuran literatur ilmiah, penyusunan proposal, mengurus perijinan penelitian, dan sosialisasi di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. Rencana penelitian penyampaian informasi kepada calon responden. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan instrumen berupa : a. Kuisioner A, yaitu data pribadi responden yang terdiri dari nama (initial), usia, jenis kelamin, pendidikan, status kepegawaian, masa kerja dan status pernikahan responden. b. Kuesioner B, yaitu untuk mengukur pengetahuan perawat tentang standar keselamatan pasien. c. Kuesioner C, yaitu untuk mengukur sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien. d. Instrumen D, yaitu untuk mengukur perilaku perawat dalam standar keselamatan pasien. commit to user penerapan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59 Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti, maka sebelum digunakan untuk pengambilan data terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas, yaitu dengan cara mengujicobakan kuesioner kepada 25 responden. Uji coba kuesioner dilakukan pada 25 perawat yang ada di HCU bedah dan HCU interna RSUD dr. Moewardi. Berdasarkan perhitungan validitas variabel pengetahuan X1 diperoleh dari 30 soal terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 5, 14, 22, 27 dan 28 yang mempunyai nilai r hitung antara -0,260 – 0,100 kurang dari r tabel product moment untuk N = 25 dengan = 5% sebesar 0,396. Soal yang valid digunakan dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid di buang dan tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian. Berdasarkan perhitungan validitas variabel Sikap (X2) diperoleh dari 30 soal terdapat 6 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 5, 7, 10, 11, 13 dan 20 yang mempunyai nilai r hitung antara 0,092 – 0,363 kurang dari r tabel product moment untuk N = 25 dengan = 5% sebesar 0,396. Soal yang valid digunakan dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid di buang dan tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian. Berdasarkan perhitungan validitas variable Perilaku (Y) diperoleh dari 30 soal terdapat 6 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 3, 9, 12, 18, 20 dan 25 yang mempunyai nilai r hitung antara -0,32 – 0,119 kurang dari r tabel product moment untuk N = 25 dengan = 5% sebesar 0,396. Soal yang valid digunakan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 60 dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid di buang dan tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian. 2. Tahap pelaksanaan Peneliti datang sendiri ke Instalasi Perawatan Intensif (ICU, PICU) RSUD dr. Moewardi untuk memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian. Responden diminta untuk memberikan persetujuan berpartisipasi dalam penelitian. Setelah itu kuesioner pengetahuan dan sikap dibagikan kepada responden untuk diisi dan setelah selesai langsung dikumpulkan oleh peneliti, observer yang ditunjuk dan telah diberikan penjelasan melakukan observasi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam penerapan standar keselamatan pasien. 3. Tahap pelaporan Pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan tahap sebagai berikut : a. Editing Editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian dalam lembar kuesioner sudah lengkap. Editing dilakukan ditempat pengumpulan data, sehingga jika ada data yang kurang dapat segera dilengkapi. b. Coding Teknik coding dilakukan dengan memberikan angka pada masing-masing jawaban. Selanjutnya dimasukkan ke dalam lembaran tabel kerja. c. Tabulating commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61 Tabulasi adalah langkah untuk memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel kriteria. Setelah langkah-langkah di atas dilakukan oleh peneliti kemudian data dianalisa menggunakan uji statistik. Uji statistik pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi linear ganda (Riwidikdo, 2012). d. Penulisan laporan Setelah semua data terkumpul dan dianalisa, tahap selanjutnya adalah pelaporan hasil penelitian. Pada tahap ini hasil penelitian dilaporkan sekaligus dibahas kesesuaiannya dengan beberapa tinjauan pustaka. Laporan diakhiri dengan bagian kesimpulan dan saran. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berikut pengetahuan akan diuraikan hasil penelitian mengenai penerapan standar a. Umur commit to user pengaruh keselamatan pasien dan sikap terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien. 1. Deskripsi Responden mengenai perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62 Deskripsi umur responden dibagi menjadi 3 kelompok yaitu umur 20 – 30 tahun, 31 – 40 tahun dan 41 – 50 tahun. Deskripsi umur responden dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Deskripsi Umur Responden No 1 2 3 Umur 20 – 30 Tahun 31 – 40 Tahun 41 – 50 Tahun Total Sumber: Data Primer diolah, 2014. Jumlah 16 15 9 40 Persentase (%) 40.0 37.5 22.5 100 Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden berumur antara 20 – 30 tahun sejumlah 16 responden (40%). Sedangkan yang paling sedikit adalah responden berumur antara 41 – 50 tahun sejumlah 9 orang (22,5%). b. Jenis Kelamin Deskripsi jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Deskripsi Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-Laki 9 2 Perempuan 31 Total 40 Sumber: Data Primer diolah, 2014. commit to user Persentase (%) 22.5 77.5 100 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 63 Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden perempuan sejumlah 31 responden (77.5%). Sedangkan responden laki-laki sejumlah 9 orang (22,5%). c. Pendidikan Deskripsi pendidikan responden dibagi menjadi 3 kelompok yaitu Pendidikan D3, Pendidikan S1 dan Pendidikan S1 + Ners. Deskripsi pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Deskripsi Pendidikan Responden No 1 2 3 Pendidikan D3 S1 S1 + Ners Total Sumber: Data Primer diolah, 2014. Jumlah 22 12 6 40 Persentase (%) 55.0 30.0 15.0 100 Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden berpendidikan D3 sejumlah 22responden (55%). Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan pendidikan S1 + Ners sejumlah 6 orang (15%). d. Status kepegawaian Responden dalam penelitian ini terdiri dari Pegawai Negeri SInstalasi Perawatan Intensifl dan Non Pegawai Negeri SInstalasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 64 Perawatan Intensifl. Deskripsi status kepegawaian responden dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Deskripsi Status Kepegawaian Responden No 1 2 Status Kepegawaian PNS Non PNS Total Sumber: Data Primer diolah, 2014. Jumlah 22 18 40 Persentase (%) 55.0 45.0 100 Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden adalah PNS sejumlah 22 responden (55%). Sedangkan sisanya adalah non PNS sejumlah 18orang (45,0%). e. Masa kerja Deskripsi masa kerja responden dibagi menjadi 4 kelompok yaitu umur < 5 tahun, 6 – 10 tahun, 11 – 15 tahun, dan 16 – 20 tahun. Deskripsi masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Deskripsi Masa Kerja Responden No 1 2 3 4 Masa kerja < 5 Tahun 6 - 10 Tahun 11 - 15 Tahun 16 - 20 Tahun Total Sumber: Data Primer diolah, commit 2014. to user Jumlah 14 10 11 5 40 Persentase (%) 35.0 25.0 27.5 12.5 100 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 65 Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden dengan masa kerja kurang dari 5 tahun sejumlah 14responden (35%). Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan masa kerja antara 16 – 20 tahun sejumlah 5orang (12,5%). f. Status pernikahan Deskripsi status pernikahan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Deskripsi Status Pernikahan Responden No 1 2 Status Pernikahan Menikah Belum Menikah Total Sumber: Data Primer diolah, 2014. Jumlah 36 4 40 Persentase (%) 90.0 10.0 100 Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden telah menikah sejumlah 36 responden (90%). Sedangkan responden yang belum menikah sejumlah sejumlah 4orang (10%). 2. Analisis Deskriptif Analisis deskritif digunakan untuk mengetahui gambaran variabel penelitian yaitu pengetahuan, sikap perawat dan perilaku perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien. a. Pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien Deskripsi keselamatan Pengetahuan mengenai pasien commit diukurto user menggunakan penerapan standar kuesioner dengan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 66 25 pertanyaan. Dari 25 pertanyaan diperoleh nilai tertinggi 25 (100%) dan nilai terendahnya 12 (48%) dengan rata-rata nilainya 19 (79,20%). Tingkat Pengetahuan dibedakan menjadi 3 macam yaitu tinggi, sedang dan rendah. Deskripsi tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Tingkat Pengetahuan No 1 2 3 Tingkat Pengetahuan Rendah Sedang Tinggi Total Sumber: Data Primer diolah, 2014. Jumlah 1 10 29 40 Persentase (%) 2.5 25.0 72.5 100 Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien dengan kategori tinggi sejumlah 29 responden (72,5%). Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan tingkat pengetahuan rendah sejumlah 1 responden (2,5%). b. Sikap Deskripsi sikap perawat diukur menggunakan kuesioner dengan 24 pertanyaan dengan skala liket. Dari 24 pertanyaan diperoleh nilai tertinggi 94 (97,92%) dan nilai terendahnya 52 (54,17%) dengan ratarata nilainya 78,68 (81,95%). Sikap perawat dibedakan menjadi 3 macam yaitu baik, cukup dan kurang. Deskripsi sikap perawat dapat dilihat pada tabel berikut ini: to user commit perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 67 Tabel 4.8 Sikap Perawat No 1 2 3 Sikap Kurang Cukup Baik Total Sumber: Data Primer diolah, 2014. Jumlah 1 12 27 40 Persentase (%) 2.5 30.0 67.5 100 Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden mempunyai sikap baik sejumlah 27 responden (67,5%). Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan sikap kurang sejumlah 1 responden (2,5%). c. Perilaku penerapan standar keselamatan pasien Deskripsi perilaku penerapan standar keselamatan pasien diukur menggunakan kuesioner dengan 24 pertanyaan. Dari 24 pertanyaan diperoleh nilai tertinggi 22 (91,67%) dan nilai terendahnya 15 (62,50%) dengan rata-rata nilainya 19,55 (81,46%). Perilaku penerapan standar keselamatan pasien dibagi menjadi 3 macam yaitu baik, cukup dan kurang. Deskripsi perilaku penerapan standar keselamatan pasien dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.9 Perilaku No 1 2 3 Tingkat Perilaku Kurang Cukup commit to user Baik Jumlah 0 9 31 Persentase (%) 0 22.5 77.5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 68 Total Sumber: Data Primer diolah, 2014. 40 100 Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden mempunyai perilaku penerapan standar keselamatan pasien dengan kategori baik sejumlah 31responden (77,5%). Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan tingkat perilaku cukup sejumlah 9 responden (22,5%) dan tidak terdapat responden yang dengan perilaku kurang. 3. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien dan mengetahui pengaruh sikap perawat terhadap perilaku penerapan standarkeselamatan pasien. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berikut hasil penelitian yang telah dilakukan: a. Analisis Uji Prasyarat Regresi Tunggal Sebelum dilakukan analisis regresi linier sederhana dipersyarat data yang dianalisis adalah data yang normal. Analisis normalitas data dalam penelitian ini menggunakan kolmogorov smirnov test. Hasil analisis normalitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.10 Uji Normalitas data commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 69 Pengetahuan (X1) 40 19.80 N Normal Mean a Parameters Std. Deviation Most Absolute Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Data Primer diolah, 2014. Sikap (X2) Perilaku (Y) 40 78.68 40 19.55 3.006 10.113 1.894 .177 .070 -.177 1.116 .165 .178 .178 -.147 1.126 .158 .169 .106 -.169 1.068 .204 Berdasarkan hasil analisis normalitas dengan kolmogorov smirnov test diperoleh semua variabel pengetahuan, sikap dan perilaku penerapan standar keselamatan pasien mempunyai nilai p> 0,05 sehingga dapat disimpulkan ketiga variabel mempunyai distribusi yang normal, sehingga analisis data dapat dilakukan dengan analisis regresi linier. b. Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien Untuk menguji hipotesis pengaruh pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien dilakukan dengan analisis regresi tunggal. Hasil analisis regresi tunggal antara variabel pengetahuan mengenai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 70 penerapan standar keselamatan pasien terhadap variabel perilaku penerapan standar keselamatan pasien disajikan dalam data sebagai berikut: 1) Uji Hipotesis Uji hipotesis pengaruh pengetahuan terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien dilakukan dengan analisis regresi uji F. hasil perhitungan analisis varian regresi adalah sebagai berikut. Tabel 4.11 Analisis Uji F F hitung 22.496 P<0,05 F Tabel (0,05,1,38) 4,10 p 0,000 Keterangan Ho diterima Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 22,496 > dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk pembilang 1 dan dk penyebut 38 sebesar 4,10 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 2) Persamaan Regresi Hasil persamaan regresi pengaruh pengetahuan terhadap perilaku penerapan standar commit to user keselamatan pasien adalah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 71 Y = 11,942 + 0,384 X1. Hasil persamaan regresi mempunyai arti sebagai berikut: a = 11,942 artinya jika tidak ada pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien maka perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 11,942. b = 0,384 artinya jika variabel pengetahuan meningkat sebesar 1 satuan, maka perilaku penerapan standar keselamatan pasien meningkat sebesar 0,384 satuan. 3) Koefisien Korelasi Hasil koefisien korelasi antara pengetahuan dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 0,610. Hasil ini memberikan maksud terdapat hubungan dengan tingkat sedang antara pengetahuan dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 4) Koefisien Determinasi Hasil koefisien determinasi antara pengetahuan dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 0,372. Hasil ini memberikan maksud pengetahuan tentang penerapan standar keselamatan pasien memberikan sumbangan kepada perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi sebesar 37,2% sedangkan sisanya 62,8% dipengaruhi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 72 oleh variabel lain selain pengetahuan tentang penerapan standar keselamatan pasien. c. Pengaruh Sikap Perawat terhadap Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien Untuk menguji hipotesis pengaruh sikap perawat terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien dilakukan dengan analisis regresi tunggal. Hasil analisis regresi tunggal antara variabel sikap perawat terhadap variabel perilaku penerapan standar keselamatan pasien disajikan dalam data sebagai berikut: 1) Uji Hipotesis Uji hipotesis pengaruh sikap perawat terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien dilakukan dengan analisis regresi uji F. hasil perhitungan analisis varian regresi adalah sebagai berikut. Tabel 4.12 Analisis Uji F F hitung 18,982 P<0,05 F Tabel (0,05,1,38) 4,10 p 0,000 Keterangan Ho diterima Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 18,982 > dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk pembilang 1 dan dk penyebut 38 sebesar 4,10 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang user terhadap perilaku penerapan signifikan antara commit sikap to perawat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 73 standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 2) Persamaan Regresi Hasil persamaan regresi pengaruh sikap perawat terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah Y = 11,046 + 0,108 X2. Hasil persamaan regresi mempunyai arti sebagai berikut: a = 11,046 artinya jika tidak ada sikap perawat maka perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 11,046. b = 0,108 artinya jika variabel sikap perawat meningkat sebesar 1 satuan, maka perilaku penerapan standar keselamatan pasien meningkat sebesar 0,108 satuan. 3) Koefisien Korelasi Hasil koefisien korelasi antara sikap perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 0,577. Hasil ini memberikan maksud terdapat hubungan dengan tingkat sedang antara sikap perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 4) Koefisien Determinasi Hasil koefisien determinasi antara sikap perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 74 0,333. Hasil ini memberikan maksud sikap perawat memberikan sumbangan kepada perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi sebesar 33,3% sedangkan sisanya 66,7% dipengaruhi oleh variabel lain selain sikap perawat. 4. Analisis Multivariat Analisis multivariat digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien dan sikap perawat secara bersama-sama terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien dilakukan dengan analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan analisis regresi berganda dilakukan pengujian prasyarat analisis regresi berganda yaitu uji asumsi klasik antara lain uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikoliniertas dan uji heterokedastisitas. a. Uji Prasyarat Analisis Regresi Berganda 1) Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda dipersyarat data yang dianalisis adalah data yang normal. Analisis normalitas data dalam penelitian ini menggunakan kolmogorov smirnov test. Hasil analisis normalitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.13 Uji Normalitas data Sikap (X2) Perilaku (Y) commit to Pengetahuan user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 75 (X1) N Normal Mean a Parameters Std. Deviation Most Absolute Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Data Primer diolah, 2014. 40 19.80 40 78.68 40 19.55 3.006 10.113 1.894 .177 .070 -.177 1.116 .165 .178 .178 -.147 1.126 .158 .169 .106 -.169 1.068 .204 Berdasarkan hasil analisis normalitas dengan kolmogorov smirnov test diperoleh semua variabel yang pengetahuan, sikap dan perilaku penerapan standar keselamatan pasien mempunyai nilai p> 0,05 sehingga dapat disimpulkan ketiga variabel mempunyai distribusi yang normal, sehingga uji normalitas data terpenuhi. 2) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji korelasi antara variabel bebas dalam regresi berganda. Syarat regresi berganda tidak ada korelasi diantara variabel bebas. Analisis autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan analisis runs test. Hasil uji autokorelasi dengan runs test adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Uji Autokorelasi Unstandardized Residual a Test Value .08832 Cases < Test Value 20 Cases >= Test Value 20 Total Cases 40 commit to user Number of Runs 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 76 Z Asymp. Sig. (2-tailed) -.801 .423 Berdasarkan hasil uji runs test diperoleh nilai Z sebesar 0,801 dengan p = 0,423 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi diantara variabel bebas dalam penelitian ini. 3) Uji Multikolinieritas Syarat regresi berganda tidak ada multikolinieritas diantara variabel bebas. Analisis multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan VIF. Hasil uji multikolinieritas dengan VIF diperolah hasil sebagai berikut:. Model 1 Tabel 4.15 Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) Sikap (X2) .879 1.138 .879 1.138 Berdasarkan hasil uji VIF diperoleh nilai VIF pada variabel pengetahuan sebesar 1,138 dan nilai VIF variabel sikap perawat sebesar 1,138 <10 sehingga dapat disimpulkan tidak ada gejala multikolinieritas diantara variabel bebas dalam penelitian ini. 4) Uji Heterokedastisitas commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 77 Syarat regresi berganda tidak ada heterokedastisitas diantara variabel bebas. Analisis heterokeastistias dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel bebas dengan absolute residual dari persamaan regresi. Hasil uji heterokedastisitas dengan uji Glejser diperolah hasil sebagai berikut:. Tabel 4.16 Uji Heterokedastisitas Sum of Mean Model df F Sig. Squares Square 1 Regression 2.313 2 1.156 1.649 .206a Residual 25.940 37 .701 Total 28.253 39 a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) b. Dependent Variable: Abs_res Berdasarkan hasil uji Glejser diperoleh nilai F hitung sebesar 1,649 dengan p = 0,206 > 0,5 sehingga dapat disimpulkan tidak ada gejala heterokedastisitas diantara variabel bebas dalam penelitian ini. b. Hasil Analisis Regresi Berganda Setelah uji prasyarat asumsi klasik persamaan regresi terpenuhi selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi berganda antara variabel pengetahuan mengenai commit to user penerapan standar keselamatan pasien dan sikap perawat terhadap perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 78 variabel perilaku penerapan standar keselamatan pasien disajikan dalam data sebagai berikut: 1) Uji Hipotesis Uji hipotesis pengaruh pengetahuan dan sikap perawat terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien dilakukan dengan analisis regresi uji F. hasil perhitungan analisis varian regresi adalah sebagai berikut. Tabel 4.17 Analisis Uji F F hitung 20,322 F Tabel (0,05,2,37) 3,25 p 0,000 Keterangan Ho diterima Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 20,322 > dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk pembilang 2 dan dk penyebut 37 sebesar 3,25 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan sikap perawat terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 2) Persamaan Regresi Hasil persamaan regresi pengaruh pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien dan sikap perawat terhadap perilaku penerapan standar commit to user keselamatan pasien adalah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 79 Y = 0,293 X1 + 0,078 X2 + 7,626. Hasil persamaan regresi mempunyai arti sebagai berikut: a = 7,626 artinya jika tidak ada pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien dan sikap perawat maka perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 7,626. 1 = 0,293 artinya jika variabel pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien dan meningkat sebesar 1 satuan dan sikap perawat tetap, maka perilaku penerapan standar keselamatan pasien meningkat sebesar 0,293 satuan. b2 = 0,078 artinya jika variabel sikap perawat meningkat sebesar 1 satuan dan pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien tetap, maka perilaku penerapan standar keselamatan pasien meningkat sebesar 0,078 satuan. b1 = 0,293 dan b2 = 0,078 artinya jika variabel pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien dan sikap perawat masing-masing meningkat sebesar 1 satuan, maka perilaku penerapan standar keselamatan pasien meningkat sebesar 0,293 + 0,078 = 3,71 satuan. 3) Koefisien Korelasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 80 Hasil koefisien korelasi antara pengetahuan dan sikap perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 0,724. Hasil ini memberikan maksud terdapat hubungan dengan tingkat kuat antara pengetahuan dan sikap perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 4) Koefisien Determinasi Hasil koefisien determinasi antara pengetahuan dan sikap perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 0,523. Hasil ini memberikan maksud pengetahuan dan sikap perawat secara bersama-sama memberikan sumbangan kepada perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi sebesar 52,3% sedangkan sisanya 47,7% dipengaruhi oleh variabel lain selain pengetahuan dan sikap perawat. B. Pembahasan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 81 Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap hasil analisis. Variabel-variabel tersebut dibahas secara mendetail sesuai dengan tujuan penulisan penelitian ini. 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan faktor dominan dalam mencapai tingkatan ketrampilan tertentu. Dengan pengetahuan yang baik maka individu akan lebih mudah mengembangkan ketrampilan dengan latihan-latihan yang cukup (Notoatmojo, 2007). Sebagian responden memiliki pengetahuan tinggi yaitu sejumlah 29 responden (72,5%), responden dengan pengetahuan sedang sejumlah 10 responden (25%). Hasil penelitian Shelly Aprilia (2011), dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah variabel pengetahuan setelah dikontrol oleh variabel umur, status pernikahan, pelatihan dan pengaruh organisasi. Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan modal utama didapatkannya keterampilan dan sikap yang baik, dengan pengetahuan yang baik, individu akan termotivasi meningkatkan perilaku kesehatan, dengan demikian dapat disimpulkan pengetahuan perawat tentang standar keselamatan pasien sebagian besar adalah baik, sehingga perawat di harapkan mampu menerapkan standar keselamatan pasien dengan baik. Terkait dengan konsep manajemen SDM, pengetahuan dinyatakan sebagai suatu syarat penting terbentuknya perilaku karyawan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mangkuprawira (2008) yang menyatakan bahwa pengetahuan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 82 merupakan unsur pokok bagi setiap karyawan untuk merubah perilakunya dalam mengerjakan sesuatu. Karyawan yang hanya menggunakan pengetahuan yang sekedarnya akan semakin tertinggal kinerjanya dibanding karyawan yang selalu menambah pengetahuannya yang baru. Hal ini semakin memperjelas bahwa pengetahuan tidak hanya dapat dipandang sebagai investasi yang bermanfaat pada waktu tertentu saja akan tetapi bagaimana pengetahuan mempengaruhi kinerja karyawan pada periode pekerjaan karyawan merupakan suatu hal yang penting diperhatikan dalam mengelola SDM. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sri Yulia (2010) bahwa dalam kerangka memfasilitasi transfer pengetahuan program pelatihan keselamatan pasien dan pengembangkan standar kinerja perlu dilakukan secara berkelanjutan. Analisis peneliti terkait hal ini adalah upaya meningkatkan pengetahuan tetap merupakan suatu hal yang penting khususnya dalam konteks keselamatan pasien. Hal ini didukung oleh pendapat Notoadmodjo(2009) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang menunjang keterampilan perlu diberikan agar staf dapat melakukan tugasnya berdasarkan teori-teoriyang dapat dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan hal ini juga Henriksen, Joseph, dan Menyatakan bahwa keterbatasan pengetahuan SDM dalam menyebabkan keterbatasan pelayanan institusi Zayas-Caban (2009). memiliki peran penting pelayanan untuk mengelola yang berorientasi pada keselamatan pasien. Hal ini berarti bahwa keterbatasan pengetahuan merupakan hal kunci sangat perlu dipertimbangkan demi keamanan asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan termasuk perawat. Untuk mencapai peningkatan pengetahuan pelatihan dan peran pengorganisasian commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 83 hal sesuai penelitian yang dilakukan Dewi Setyowati (2013) bahwa diperlukan peningkatan pengetahuan head nurse pada fungsi pengorganisasian dengan pembentukan struktur organisasi, uraian tugas, pelatihan budaya keselamatan pasien, pendidikan keperawatan berlanjut, diskusi keselamatan pasien, sistem penghargaan atas penerapan budaya keselamatan pasien. 2. Sikap Individu akan bersikap terhadap suatu permasalahan yang dihadapi tergantung dari pengetahuan yang dimiliki. Sikap merupakan kumpulan komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dan memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu obyek (Azwar, 2010). Sebagian besar responden memiliki sikap dalam kategori baik yaitu sebesar 27 orang (67,5%),responden dengan sikap dalam kategori sedang adalah sejumlah 12 responden (30%). Responden dengan sikap dalam kategori kurang 1 (2,5%). Sikap merupakan perwujudan nilai-nilai afektif individu yang didasari oleh beberapa variabel termasuk pengetahuan dan dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungan (Suparyanto, 2010). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap perawat untuk menerapkan standar keselamatan pasien rata-rata bersikap baik. 3. Perilaku Menurut Skinner cit Notoatmodjo (2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Sebagian besar responden memiliki perilaku dalam kategori baik yaitu sebesar 31responden (77,5%). Responden dengan perilaku dalam kategori cukup commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 84 adalah sejumlah 9 responden (23,5%). Hasil penelitian Shelly Aprilia (2011), menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan perilaku penerapan IPSG adalah pengetahuan, semakin pegetahuan responden baik maka perilakunya akan baik juga. Perilaku menurut Notoatmodjo (2007), adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, dengan demikian perilaku perawat untuk menerapkan standar standar keselamatan pasien adalah baik. Keberhasilan perilaku penerapan standard keselamatan pasien perlu didukung adanya kepatuhan pribadi perawat tersebut, hal ini sesuai hasil penelitian Elizabeth Ari Setyarini (2103) yang menyatakan para perawat diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan melaksanakan SPO pencegahan pasien resiko jatuh. 4. Hasil Analisis Pengaruh Pengetahuan dengan Perilaku Penerapan Standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. Pengetahuan merupakan faktor dominan dalam mencapai tingkatan ketrampilan tertentu, pengetahuan merupakan modal utama didapatkannya keterampilan dan sikap yang baik, dengan pengetahuan yang baik, individu akan termotivasi meningkatkan perilaku kesehatan dengan baik (Notoadmodjo, 2007). Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 22,496 > dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk pembilang 1 dan dk penyebut 38 sebesar 4,10 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku penerapan standar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 85 keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. 5. Hasil Pengaruh Sikap dengan Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi . Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau issue. Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojo, 2007). Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 18,982 > dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk pembilang 1 dan dk penyebut 38 sebesar 4,10 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap perawat terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. Hal ini berarti sebagian besar sikap perawat positif untuk penerapan sistem keselamatan pasien sesuai sasaran keselamatan pasien dan sebagian kecil sikap perawat belum positif untuk materi peningkatan komunikasi efektif. Seperti telah disampaikan sebelumnya komunikasi merupakan permasalahan umum di rumah sakit, oleh sebab itu Standar ke VII Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit menyatakan bahwa Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan pasien. Komunikasi verbal, via lisan atau telepon direkomendasikan untuk ditulis, readback dan check user back. Penelitian Teguh Kuncoro commit (2012) to merekomendasikan untuk meningkatkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 86 kualitas kehidupan kerja rumah sakit dengan memperbaiki cara-cara penyelesaian masalah dengan tidak menyalahkan dan menghukum. 6. Hasil Pengaruh pengetahuan dan Sikap Perawat terhadap Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi . Hasil koefisien korelasi antara pengetahuan dan sikap perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 0,724. Hasil ini memberikan maksud terdapat pengaruh dengan tingkat kuat antara pengetahuan dan sikap perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi. Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan modal utama didapatkannya keterampilan dan sikap yang baik, dengan pengetahuan yang baik, individu akan termotivasi meningkatkan perilaku kesehatan dengan baik. Hasil koefisien determinasi antara pengetahuan dan sikap perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 0,523. Hasil ini memberikan maksud pengetahuan dan sikap perawat secara bersama-sama memberikan sumbangan kepada perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi sebesar 52,3% sedangkan sisanya 47,7% dipengaruhi oleh variabel lain selain pengetahuan dan sikap perawat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Agustina Puji Lestari (2013). Bahwa semakin tinggi tingkat budaya keselamatan pasien oleh perawat akan berpengaruh pada tingkat pelaksanaan pelayanan dan commit to user akhirnya akan berdampak pada menurunnya angka KTD di rumah sakit. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 87 Staf yang adekuat juga menjadi faktor penentu dalam penerapan standard keselamatan pasien. Kurangnya jumlah maupun kualitas tenaga perawatan berdampak pada tingginya beban kerja perawat yang merupakan faktor kontribusi terbesar sebagai penyebab human error dalam pelayanan keperawatan. Oleh karena itu sangat direkomendasikan untuk meningkatkan jumlah dan kemampuan staf yang adekuat untuk meningkatkan keselamatan pasien. Rumah sakit dengan staf keperawatan yang tidak memadai sangat berisiko untuk terjadi kesalahan yang berujung kepada terjadinya hal yang tidak diinginkan (Yulia, 2010). C. Keterbatasan Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya mengamati sekali saja pada saat pengambilan data dan tidak diamati dalam jangka panjang serta sampel dalam penelitian ini hanya berskala kecil sehingga hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasikan. 2. Terdapat hambatan-hambatan yang dialami selama pengambilan data diantaranya seluruh responden bertugas secara shift sehingga menyulitkan peneliti untuk mengikutinya dan membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh data. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 88 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Terdapat pengaruh yang signifikan pengetahuan perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi. 3. Pengetahuan dan sikap perawat secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewadi. B. Implikasi Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan literature mengenai pengaruh pengetahuan dan sikap perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit . 2. Hasil penelitian diharapkan menjadi tolok ukur/ indikator pencapaian penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 89 4. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai rujukan untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam hal pelayanan yang berhubungan dengan keselamatan pasien di rumah sakit. C. Saran 1. Mengembangkan penelitian yang tidak terbatas pada pengaruh pengetahuan terhadap penerapan standar keselamatan pasien, tetapi juga penelitian yang mengukur aspek psikomotor skill, manajerial skill dan social skill serta sejumlah faktor lain seperti faktor individu (sikap, persepsi, nilai dan keterampilan) dan faktor organisasi (lingkungan kerja, kebijakan, program, kepemimpinan, supervisi dan manajemen) 2. Mengembangkan penelitian dengan desain kualitatif yang dapat menggali berbagai fenomena mengenai persepsi, pengalaman dan kontribusi perawat terkait berbagai topik keselamatan pasien dalam pelayanan keperawatan. 3. Mengembangkan program peningkatan pengetahuan tentang keselamatan pasien secara berkelanjutan. 4. Melaksanakan evaluasi dalam bentuk audit mutu pelayanan keperawatan terhadap penerapan standar keselamatan pasien 5. Mengembangkan penerapan standar kinerja perawat yang mendukung konsep keselamatan pasien dalam indikator mutu pelayanan keperawatan. 6. Mengembangkan program supervise, evaluasi terhadap kinerja perawat commit to userpasien. dalam menerapkan standar keselamaan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 90 DAFTAR PUSTAKA Aditama,(2002).ManajemenAdministrasi Rumah Sakit. (Edisi 2). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Amstrong, 1999. The Art Of HRD: Human Resource Management. New Delhi: Crest Publishing House. Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, (2006). Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, (2013). Teori sikap. Yogyakarta: Pustaka belajar. Bakhtiar, (2013). Filsafat ilmu. Edisi. I. Jakarta: Rajawali Pers Baron, R.A. & Greenberg, J. (2000). Behaviour in organizations. (7th ed.). New Jersey: Prentice Hall Cahyono, (2008). Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktik kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Depkes RI, (2006). Panduan Nasional Keselamatan Rumah Sakit (Patient Safety).Edisi. 1 Depkes RI,(2008). Pedoman indikator mutu pelayanan keperawatan klinik di sarana kesehatan. Jakarta Depkes RI, (2008). Pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP). (Edisi 2). Jakarta Depkes RI, (2013). Panduan Nasional Keselamatan Rumah Sakit (Patient Safety) Ellis, J.R. & Hartley, C.L. (2000). Managing and colaborating nursing care. (3rded.). USA: Lippincott Williams & Wilkins. Furchan A, (2007). Pengantar Penelitian dalam pendidikan. Yogjakarta. Pustaka pelajar. Kuncoro T, (2012). Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kinerja Perawat dalam Penerapan Sistem Keselamatan Pasien commit to user di Rumah Sakit”. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan-UI: Depok. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 91 Lestari Puji A, (2013) “Gambaran Budaya Keselamatan Pasien Oleh Perawat Dalam Melaksanakan Pelayanan Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2013”. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Permenkes RI, 1691/Menkes/Per/VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Persi, 2011. Joint Commission International Standar Akreditasi Rumah Sakit, Edisi 4 Jakarta, PT. Gramedia Sastroasmoro,(2002).Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Jakarta: CV Sagung Seto. Setiowati, (2013) Kepemimpinan Efektif Head Nurse Meningkatkan Penerapan Budaya Keselamatan Pasien oleh Perawat Pelaksanadi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan-UI: Depok. Setyarini, (2012). Kepatuhan Perawat Melaksanakan Standar Prosedur Operasional: Pencegahan Pasien Resiko Jatuh Di Gedung Yosef 3 Dago Dan Surya Kencana Rumah Sakit Borromeus . Jurnal Kesehatan Stikes Santo Borromeus.Bandung Setiarso, Harjanto,Triyono, & Subagyo, (2009). Penerapan knowledge management pada organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. SK Menteri Kesehatan RI No.1778 tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit Suryabrata, S. (2005). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono,(2008). Metode Penelitian dalam Pendidikan, Bandung: CV.Alfabeta Sugiyono, (2009). Statistika untuk penelitian, Bandung: CV.Alfabeta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Wibowo. (2007). Manajemen kinerja. (Edisi1).Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 92 Walgito,2007. Attitude Measurement. www.psycologymeaurement.com. On-line: 21 November 2013. Wijono,2009. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Pustaka Jaya WHO,(2004). World Alliance for Patient Safety, Format Program. Januari 03, 2010. http://www.who.int Yulia, Sri. 2010. Pengaruh Pelatihan Keselamatan Pasien terhadap Pemahaman Perawat Pelaksana mengenai Penerapan Keselamatan pasien di RS Tugu Ibu. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan-UI: Depok commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id i JADWAL PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI PERAWATAN INTENSIF RSUD DR. MOEWARDI KEGIATAN APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBE 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 `1 2 3 Pengajuan Judul Penyusunan Proposal Ujian Usulan Tesis Ijin Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyusunan Laporan Ujian Tesis Resvisi Penggadaan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ii SURAT PERMOHONAN CALON RESPONDEN Kepada Yth Calon Responden Penelitian Di RSUD Dr. Moewardi Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini saya : Nama : Ari Setiyajati NIM : S540908002 Pendidikan : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Adalah mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sedang melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Perawat Terhadap Penerapan Standar Keselamatan Pasien Di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr.Moewardi Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/Ibu/Saudara sebagai respoonden. Kerahasian semua informasi yang diberikan akan kami jaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Bapak/ Ibu/ Saudara menyetujui menjadi responden maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah tersedia. Demikian, atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih. Surakarta, Juni 2014 Peneliti Ari Setiyajati S540908002 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id iii SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (Informed Consent) Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : ……………………………………………………………………. Alamat : ……………………………………………………………………. Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta hak dan kewajiban sebagai responden. Dengan ini menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Perawat Terhadap Penerapan Standar Keselamatan Pasien Di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr.Moewardi Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh kesadaran tanpa ada pakasaan pihak lain. Surakarta, Juni 2014 Responden (-------------------------) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id iv INSTRUMEN PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI PERAWATAN INTENSIF RSUD DR. MOEWARDI A. KARAKTERISTIK RESPONDEN IDENTITAS Nama ..........................................................................................Initial Usia ..........................................Tahun Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Laki-laki Perempuan Diploma III S1 Ilmu Keperawatan Ners (S1 Profesi) Status kepegawaian Pegawai negeri sipil(PNS) Masa Kerja < 5 Tahun Pegawai Non PNS >5 s.d 10 Tahun >10 sd 15 Tahun >15 s.d 20 Tahun > 20 Tahun Status pernikahan Menikah Belum menikah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id v B. PENGETAHUAN PERAWAT Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai menurut anda. (Keterangan : B = Benar , S = Salah). NO PERTANYAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patien safety) adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman Yang dimaksud dengan insiden keselamatan pasien adalah kesalahan medis (medical error), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event), dan nyaris terjadi (near miss). Sistem keselamatan pasien hanya meliputi asesmen risiko, identifikasi risiko dan tidak termasuk pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko selama pasien di rumah sakit. KTD adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan penyakit dasarnya atau kondisi pasien Insiden Keselamatan Pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien Kejadian Sentinel adalah kejadian yang mengakibatkan kematian atau cedera serius, biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Tujuan dari sistem keselamatan pasien adalah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya KTD, KNC, KPC dan Sentinel. Tujuan penggunaan identitas pasien dengan minimal dua parameter adalah untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (IKP). Tujuan pemasangan gelang identitas pada pasien adalah untuk memastikan kebenaran identitas pasien selama pasien dirawat. Isi tulisan gelang identitas pasien adalah nama pasien , umur, alamat Pemasangan gelang identitas pasien untuk menunjukkan jenis kelamin pada pergelangan tangan kiri warna biru muda untuk pasien laki-laki dan warna merah muda untuk pasien perempuan Identifikasi dilakukan terhadap pasien penerima pengobatan & tranfusi darah, pengambilan specimen, penerima prosedur keperawatan Penggunaan identitas pasien dengan menggunakan minimal dua parameter dimaksudkan untuk menghindari kesalahan disebabkan kesamaan atau kemiripan nama pasien. Penggunaan identitas pasien dengan minimal dua parameter dimaksudkan commit untuk kelengkapan data, tidak untukto user mencegah dan mengurangi B S perpustakaan.uns.ac.id 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 digilib.uns.ac.id vi kemungkinan terjadinya KTD. Nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis dan alamat pasien dapat dipakai untuk identifikasi pasien dan harus tertulis pada gelang tangan pasien Proses komunikasi berupa perintah lengkap atau informasi hasil pemeriksaan secara lisan via telepon dicatat, dibaca ulang oleh si penerima diberi stempel read back dan diverifikasi oleh pemberi perintah dalam waktu 24 jam Komunikasi efektif adalah komunikasi yang diulang-ulang, tidak berkaitan dengan instruksi verbal/lisan dan via telephon Instruksi dari dokter baik secara verbal maupun telepon wajib di bacakan kembali oleh penerima instruksi (read back) dan diberikan tanda cap pada lembar terintegrasi untuk di periksa oleh dokter yang bersangkutan. Operan jaga dilakukan dari satu shift ke shift berikutnya merupakan bagian dari komunikasi berkesinambungan Merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan di Rumah Sakit disebabkan banyaknya jenis obat dan Jenis pemeriksaan dan prosedur Obat-obat dengan konsentrasi pekat boleh ada di ruangan perawatan Seorang pasien yang mempunyai alergi obat tertentu harus terpasang gelang identitas pada pergelangan tangan kanan warna kuning Keamanan pemberian obat-obat kepada pasien tidak perlu diperhatikan perawat, karena sudah dijamin oleh bagian apotik Membatasi jumlah pengunjung pasien dan keluarganya bukan dimaksudkan untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial Tindakan lebih ketat dalam hand-hygiene hanya ditujukan untuk perawat karena perawat yang lebih sering kontak dengan pasien Cuci tangan hanya dilakukan saat sebelum dan sesudah menyentuh pasien Yang termasuk upaya mencegah dan mengurangi kemungkinan risiko pasien jatuh selama perawatan adalah: melakukan asesmen pasien, menandai pasien, memposisikan tempat tidur terendah,meninggikan pagar pengaman, tidak termasuk melakukan pengawasan lebih ketat dan mendekatkan pasien di dekat nurse station. Asesmen pasien dengan kemungkinan risiko jatuh hanya dilakukan perawat saat pasien pertama masuk perawatan Pengkajian ulang resiko jatuh wajib dilakukan pada pasien yang akan pindah dari ruangan atau bangsal lain . Asesmen risiko ulang kemungkinan pasien jatuh selama dalam perawatan dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi KTD pasien jatuh commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id vii C. SIKAP PERAWAT. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai menurut anda. (Ket: SS=Sangat Setuju, S = Setuju, TS=Tidak Setuju, STS=Sangat Tidak Setuju) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 PERTANYAAN Penerapan sistem keselamatan rumah sakit dalam asuhan keperawatan menjamin pasien lebih aman Pentingnya melakukan asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko selama pasien di rumah sakit termasuk ruang lingkup sistem keselamatan pasien. Menurut saya identifikasi pasien tidak perlu di lakukan karena sudah hafal dengan pasien saya. Memperhatikan setiap upaya pencegahan infeksi nosokomial pasien selama dalam perawatan rumah sakit merupakan hal yang sangat penting Melakukan identifikasi risiko atau potensial risiko pasien selama pasien di rawat di rumah sakit merupakan bagian dari asuhan keperawatan. Dalam menerapkan standar keselamatan pasien pada pekerjaan sehari-hari tanpa diawasi orang lain Rekan-rekan sesama perawat tidak mungkin berbuat terjadinya kasus IKP dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Setiap terjadinya Insiden Keselamatan pasien harus dilaporkan, bukan untuk ditutupi atau disembunyikan. Setiap terjadinya IKP harus didiskusikan, dikaji, dicari akar masalah dan dijadikan bahan pembelajaran bersama Implementasi sistem keselamatan pasien memerlukan keterlibatan pasien dan keluarganya Dalam implementasi sistem keselamatan pasien hak-hak pasien perlu dijelaskan lagi Perlu ditulis lengkap dan dibacakan ulang untuk instruksi dokter yang diberikan melalui verbal/lisan dan via telephon Dalam menerapkan sistem keselamatan pasien tidak termasuk mendidik pasien dan keluarganya. Sangat penting penggunaan identitas pasien dengan minimal commit to user dua parameter untuk mencegah/menghindari terjadinya IKP JAWABAN SS S TS STS perpustakaan.uns.ac.id 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 digilib.uns.ac.id viii Memerlukan perhatian seksama penggunaan identitas pasien dengan minimal dua parameter hanya penting pada saat memberikan obat-obat suntikan dan melaksanakan transfusi darah. Dalam implementasi sistem keselamatan pasien tidak untuk mencari-cari kesalahan rekan sekerja atau petugas lainnya Hasil kritis pemeriksaan penunjang perlu segera dilaporkan kepada dokter Diperlukan perhatian tinggi keamanan pemberian obat-obat kepada pasien Sangat dibenarkan adanya obat-obat dengan konsentrasi pekat boleh ada di ruangan perawatan Memerlukan perhatian cermat akurasi pemberian dosis obat kepada pasien Memerlukan perhatian akurasi tinggi cara/route pemberian obat kepada pasien Memerlukan perhatian khusus rupa dan kemasan obatobatan yang mempunyai kemiripan Memerlukan pengkajian pasien dengan riwayat allergi obat Bila terjadi insiden keselamatan pasien selama pasien di rumah sakit tidak harus dilaporkan, dianalisis atau dikaji bersama sebab-sebabnya untuk dijadikan bahan pembelajaran bersama. Tidak perlu dilaporkan secara tertulis apabila ada pasien jatuh dalam perawatan, karena berdampak merugikan bagi pelayanan asuhan keperawatan. Penting adanya singkatan-singkatan di rumah sakit yang dibakukan karna dapat menjadi penyebab terjadinya IKP Tidak selalu diperlukan upaya verifikasi untuk akurasi/ketepatan komunikasi verbal/lisan dan via telepon Perawat perlu melakukan asesmen ulang untuk pasienpasien dengan risiko jatuh selama dalam perawatan Pasien-pasien dengan kemungkinan risiko jatuh lebih besar perlu dilakukan tindakan pencegahan Perawat memerlukan perhatian lebih ketat dalam hand hygiene untuk tindakan keperawatan khusus untuk pasien penyakit menular atau pasien isolasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ix INSTRUMEN PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI PERAWATAN INTENSIF RSUD DR. MOEWARDI OBSERVASI PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN Nama responden :...........................................................Ruang:................................ Petunjuk : Memberi tanda silang (X) pada kolom sesuai dengan yang dilakukan perawat. NO PERNYATAAN Ketepatan identifikasi Pasien 1 Perawat selalu melakuan identifikasi saat menerima pasien baru 2 Perawat melakukan identifikasi pasien ketika akan memberikan obat 3 Perawat menanyakan / mencocokkan nama dan melihat no RM pasien sebelum memberikan obat 4 Perawat selalu melakukan identifikasi pasien saat akan memberian tranfusi darah 5 Perawat melakukan identifikasi sebelum mengambil darah atau specimen lainnya. 6 Perawat melakukan identifikasi sebelum melakukan perawatan atau prosedur tindakan lainnya Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai 7 Perawat sebelum memberikan obat, menjelaskan kepada pasien indikasi, efek samping, dosis, cara pemberian obat. 8 Perawat selalu memonitor secara ketat pemberian obat high alert 9 Perawat selalu melakukan verifikasi terhadap obat yang akan diberikan kepada pasien 10 Perawat menyimpan obat beresiko tinggi dan diberi tanda merah bertuliskan high alert 11 Perawat selalu memberi label Elektrolit beresiko tinggi dan menyimpan dalam lemari terkunci 12 Perawat melaksanakan program terapi dengan menggunakan 7 prinsip pemberian obat. Peningkatan komunikaasi yang efektif 13 Perawat selalu memperkenalkan diri kepada pasien 14 Perawat selalu mendokumentasikan pada catatan terintegrasi setiap terjadi perubahan kondisi pasien. commit to user 15 Perawat selalu menulis instruksi yang diterima melalui telepon Dilakukan Ya Tidak perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id x pada lembar catatan perkembangan terintegrasi Perawat membacakan kembali instruksi dokter dan memberikan tanda cap readback pada catatan terintegrasi agar di verifikasi oleh dokter yang bersangkutan. 17 Perawat memintakan tanda tangan dokter sebagai hasil read back tersebut dalam waktu 1x24jam 18 Perawat selalu melakukan komunikasi efektif dengan handover serta melakukan proses verifikasi informasi yang diterima dengan cara mengulang kembali (repeat back) dan membaca kembali (read back) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 19 Perawat melakukan cuci tangan dengan 6 langkah proses hand higyne 20 Perawat selalu mencuci tangan sebelum menyentuh pasien 21 Perawat selalu mencuci tangan sesudah menyentuh pasien 22 Perawat selalu cuci tangan sebelum tindakan septic /aseptik 23 Perawat selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang benda di sekitar pasien 24 Perawat selalu mencuci tangan sesudah terkena cairan tubuh pasien Pengurangan risiko pasien jatuh 25 Perawat selalu melakukan pengkajian pasien resiko jatuh setiap pasien yang baru masuk 26 Perawat selalu melakukan pengkajian ulang resiko jatuh setiap pergantian shift 27 Perawat melakukan pengkajian ulang pada pasien yang akan pindah ke ruang lain 28 Perawat selalu melakukan observasi tiap 2 jam sekali pada pasien dengan resiko jatuh sedang sampai dengan tinggi 29 Perawat selalu memakaikan gelang warna kuning pada pasien dengan resiko jatuh sedang sampai dengan tinggi 30 Perawat selalu melakukan restrain pada pasien yang gelisah 16 Surakarta,……..Juni 2014 Observer ……………………………………… commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id i TABULASI DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 6 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 11 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 commit to user 13 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 VARIABEL PENGETAHUAN (X1) 14 15 16 17 18 19 20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 21 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ii TABULASI DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILIT VARIABEL SIKAP (X2) Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 5 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 5 4 3 3 3 3 3 3 3 6 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 1 2 2 4 2 3 3 7 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 8 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 1 3 3 4 3 2 4 9 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 2 2 3 10 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 11 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 12 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 commit to user 13 3 4 3 2 3 4 2 3 4 2 3 4 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 14 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 15 3 4 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 4 2 4 4 3 2 1 1 2 3 3 4 1 16 3 3 3 4 4 3 1 3 4 1 4 3 3 1 4 4 3 1 1 1 3 3 2 4 2 17 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 18 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 1 3 2 4 2 4 4 19 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 20 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 21 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 22 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 1 3 3 3 3 2 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id iii TABULASI DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILIT PENERAPAN STANDAR (Y) Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 9 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 11 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 commit to user 13 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 17 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 18 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 19 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 20 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 21 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id iv Uji Validitas Variabel X1 Correlations TOTAL_X1 TOTAL_X1 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 X1.13 X1.14 X1.15 X1.16 X1.17 X1.18 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation commit to user 1 . 25 .456(*) .022 25 .611(**) .001 25 .583(**) .002 25 .728(**) .000 25 .100 .633 25 .436(*) .029 25 .653(**) .000 25 .493(*) .012 25 .677(**) .000 25 .433(*) .031 25 .495(*) .012 25 .640(**) .001 25 .568(**) .003 25 .033 .877 25 .647(**) .000 25 .630(**) .001 25 .644(**) .001 25 .488(*) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id v TOTAL_X1 Sig. (2-tailed) N X1.19 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.20 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.21 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.22 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.23 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.24 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.25 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.26 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.27 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.28 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.29 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1.30 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). commit to user .013 25 .686(**) .000 25 .628(**) .001 25 .594(**) .002 25 -.208 .319 25 .831(**) .000 25 .532(**) .006 25 .653(**) .000 25 .630(**) .001 25 -.117 .579 25 -.260 .209 25 .584(**) .002 25 .450(*) .024 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id vi Uji Reliabilitas Varabel X1 Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases % Valid 25 38.5 Excludeda 40 61.5 Total 65 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .891 30 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Corrected Item-Total Deleted Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted X1.1 20.88 40.110 .392 .889 X1.2 20.64 39.990 .573 .885 X1.3 20.88 39.277 .529 .885 X1.4 20.72 38.877 .695 .882 X1.5 20.72 42.460 .034 .895 X1.6 20.72 40.543 .380 .889 X1.7 20.80 39.000 .608 .884 X1.8 20.80 40.000 .435 .888 X1.9 20.68 39.393 .641 .884 X1.10 20.84 40.307 .369 .889 X1.11 20.72 40.210 .442 .887 X1.12 20.80 39.083 .594 .884 X1.13 20.72 .520 .886 commit to user 39.793 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id vii X1.14 20.64 42.823 -.025 .895 X1.15 20.88 38.860 .599 .884 X1.16 20.76 39.273 .585 .884 X1.17 20.76 39.190 .600 .884 X1.18 20.60 40.833 .448 .888 X1.19 20.76 38.940 .646 .883 X1.20 20.84 39.057 .579 .884 X1.21 20.92 39.160 .540 .885 X1.22 20.56 43.673 -.248 .896 X1.23 20.72 38.293 .808 .880 X1.24 20.88 39.610 .474 .887 X1.25 20.80 39.000 .608 .884 X1.26 20.68 39.643 .590 .885 X1.27 21.04 43.873 -.192 .901 X1.28 20.60 44.083 -.307 .899 X1.29 20.96 39.207 .529 .885 X1.30 20.60 41.000 .408 .888 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id viii Uji Validitas Variabel X2 Correlations TOTAL_X2 TOTAL_X2 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 X2.16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) commit to user 1 . 25 .592(**) .002 25 .788(**) .000 25 .569(**) .003 25 .455(*) .022 25 .267 .196 25 .628(**) .001 25 .105 .619 25 .603(**) .001 25 .444(*) .026 25 .274 .186 25 .287 .164 25 .545(**) .005 25 .363 .075 25 .516(**) .008 25 .751(**) .000 25 .621(**) .001 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ix TOTAL_X2 N X2.17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.18 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.19 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.20 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.21 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.22 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.23 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.24 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.25 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.26 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.27 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.28 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.29 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2.30 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). commit to user 25 .596(**) .002 25 .780(**) .000 25 .473(*) .017 25 .092 .663 25 .423(*) .035 25 .601(**) .001 25 .589(**) .002 25 .553(**) .004 25 .610(**) .001 25 .609(**) .001 25 .781(**) .000 25 .636(**) .001 25 .835(**) .000 25 .853(**) .000 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id x Uji Reliabilitas Variabel X2 Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases % Valid 25 38.5 Excludeda 40 61.5 Total 65 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .917 30 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 X2.16 X2.17 X2.18 X2.19 X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24 X2.25 X2.26 X2.27 X2.28 X2.29 X2.30 95.24 95.68 95.16 95.28 95.44 95.68 96.24 95.40 95.44 95.44 95.44 95.28 95.76 95.40 95.96 96.12 95.60 95.40 95.56 95.32 95.72 95.64 95.64 95.44 95.52 95.64 95.40 95.60 95.48 95.44 Scale Variance if Item Corrected Item-Total Deleted Correlation 124.773 120.310 126.307 126.543 129.090 120.143 131.107 122.250 125.590 129.007 129.257 126.210 126.940 125.000 115.207 117.360 125.417 118.250 126.007 131.310 127.460 122.323 121.907 123.173 123.093 122.907 122.167 122.250 119.343 commit to user 118.923 .558 .764 .539 .413 .220 .577 .043 .557 .392 .226 .246 .513 .308 .473 .707 .554 .565 .750 .430 .030 .385 .556 .540 .504 .570 .568 .760 .596 .816 .835 Cronbach's Alpha if Item Deleted .914 .910 .914 .915 .918 .913 .921 .913 .916 .918 .917 .914 .917 .915 .911 .914 .914 .910 .915 .921 .916 .913 .914 .914 .913 .913 .911 .913 .909 .909 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xi Uji Validitas Variabel Y Correlations TOTAL_Y TOTAL_Y Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y.12 Y.13 Y.14 Y.15 Y.16 Y.17 Y.18 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation commit to user 1 . 25 .596(**) .002 25 .497(*) .012 25 .117 .579 25 .416(*) .039 25 .570(**) .003 25 .474(*) .017 25 .487(*) .014 25 .416(*) .039 25 -.320 .119 25 .467(*) .018 25 .723(**) .000 25 -.122 .560 25 .717(**) .000 25 .632(**) .001 25 .596(**) .002 25 .570(**) .003 25 .529(**) .007 25 -.004 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xii TOTAL_Y Sig. (2-tailed) N Y.19 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.20 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.21 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.22 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.23 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.24 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.25 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.26 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.27 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.28 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.29 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Y.30 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). commit to user .986 25 .459(*) .021 25 .119 .571 25 .524(**) .007 25 .571(**) .003 25 .720(**) .000 25 .521(**) .008 25 -.069 .743 25 .592(**) .002 25 .770(**) .000 25 .470(*) .018 25 .497(*) .012 25 .424(*) .035 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xiii Uji Reliabilitas Variabel Y Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases Valid Excluded a Total % 25 38.5 40 61.5 65 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .853 30 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y.12 Y.13 Y.14 Y.15 Y.16 Y.17 Y.18 Y.19 Y.20 Y.21 Y.22 Y.23 Y.24 Y.25 Y.26 Y.27 Y.28 Y.29 Y.30 20.92 20.80 21.16 20.88 21.00 20.76 21.28 20.88 20.96 20.96 21.08 20.76 21.04 20.92 20.88 21.12 21.04 21.04 21.24 21.28 20.80 21.08 21.16 20.84 20.80 21.04 21.20 21.16 20.80 21.00 Scale Variance if Item Corrected Item-Total Deleted Correlation 28.660 29.750 30.807 29.610 28.500 30.190 28.710 29.610 32.957 29.123 27.493 31.523 27.623 28.493 28.860 28.277 28.623 31.457 28.857 30.793 29.667 28.327 27.390 29.390 31.500 28.290 27.083 28.807 29.750 commit to user 29.250 .545 .458 .026 .359 .511 .446 .413 .359 -.387 .403 .677 -.157 .671 .585 .550 .505 .463 -.089 .382 .028 .486 .507 .672 .476 -.118 .532 .729 .395 .458 .353 Cronbach's Alpha if Item Deleted .843 .847 .860 .849 .844 .849 .847 .849 .869 .847 .838 .857 .838 .842 .844 .844 .845 .862 .848 .860 .847 .844 .838 .846 .858 .843 .836 .848 .847 .849 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xiv RINGKASAN PERHITUNGAN UJI VALIDITAS 1. Variabel X1 No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r hitung 0.456 0.611 0.583 0.728 0.1 0.436 0.653 0.493 0.677 0.433 0.495 0.64 0.568 0.033 0.647 0.63 0.644 0.488 0.686 0.628 0.594 -0.208 0.831 0.532 0.653 0.63 -0.117 -0.26 0.584 0.45 r tabel 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 Keterangan Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Berdasarkan perhitungan validitas variabel X1 diperoleh dari 30 soal terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 5, 14, 22, 27 dan 28 yang mempunyai nilai r hitung antara -0,260 – 0,100 kurang dari r tabel product moment untuk N = 25 dengan = 5% sebesar 0,396. Soal yang valid digunakan dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid di buang dan commitdata to user tidak digunakan dalam pengambilan penelitian. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xv 2. Variabel X2 No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r hitung 0.592 0.788 0.569 0.455 0.267 0.628 0.105 0.603 0.444 0.274 0.287 0.545 0.363 0.516 0.751 0.621 0.596 0.78 0.473 0.092 0.423 0.601 0.589 0.553 0.61 0.609 0.781 0.636 0.835 0.853 r tabel 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 Keterangan Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan perhitungan validitas variabel X2 diperoleh dari 30 soal terdapat 6 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 5, 7, 10, 11, 13 dan 20 yang mempunyai nilai r hitung antara 0,092 – 0,363 kurang dari r tabel product moment untuk N = 25 dengan = 5% sebesar 0,396. Soal yang valid digunakan dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid di buang dan tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xvi 3. Variabel Y No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r hitung 0.596 0.497 0.117 0.416 0.57 0.474 0.487 0.416 -0.32 0.467 0.723 -0.122 0.717 0.632 0.596 0.57 0.529 -0.004 0.459 0.119 0.524 0.571 0.72 0.521 -0.069 0.592 0.77 0.47 0.497 0.424 r tabel 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 Keterangan Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan perhitungan validitas variabel Y diperoleh dari 30 soal terdapat 6 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 3, 9, 12, 18, 20 dan 25 yang mempunyai nilai r hitung antara -0,32 – 0,119 kurang dari r tabel product moment untuk N = 25 dengan = 5% sebesar 0,396. Soal yang valid digunakan dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid di buang dan tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xvii TABULASI KARAKTERISTIK RESPONDEN NO USIA JENIS KELAMIN PENDI DIKAN STATUS KEPEGAWAIAN MASA KERJA STATUS PERINIKAHAN 1 3 1 2 1 3 1 2 3 2 2 1 3 1 3 2 2 2 1 3 1 4 2 2 2 1 2 1 5 1 2 3 1 1 1 6 3 2 1 1 4 1 7 2 2 1 2 2 1 8 1 2 1 2 2 1 9 1 1 1 2 2 1 10 1 1 1 2 2 1 11 1 1 2 2 1 1 12 2 2 1 2 1 1 13 1 2 3 2 1 1 14 2 2 3 2 1 1 15 1 2 1 2 1 1 16 1 1 2 2 1 1 17 1 1 3 2 1 1 18 1 2 1 1 1 2 19 1 2 1 2 1 1 20 1 2 1 2 1 2 21 1 1 1 2 1 2 22 2 2 1 2 2 1 23 2 2 1 1 3 1 24 3 2 3 1 3 1 25 2 2 1 1 3 1 26 3 2 2 1 4 1 27 2 2 2 1 3 1 28 2 2 3 1 3 1 29 2 2 2 1 3 1 30 3 2 2 1 4 1 31 2 2 1 1 3 1 32 2 2 1 1 1 1 33 1 1 1 2 2 1 34 1 1 1 2 2 2 35 2 2 1 1 2 1 36 1 2 1 2 1 1 37 3 2 2 1 3 1 38 2 2 1 1 2 1 39 3 2 1 1 4 1 1 40 3 1: 20 sd 30 2 1 : laki-laki 2 1 : D3 1 : PNS 4 1 : < 5 Th 1 1: Menikah 2:>30 s.d 40 2: erempuan 2: S1 2: Non PNS 2: >5 s.d 10 th 2: belum menikah 3: >40 s.d 50 3: Ners commit to user 3: >10 s.d 15 Th 4: >15 s.d 20 th 5:>20 s.d 25 th perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xviii commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xix commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xx commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxi RINGKASAN TABULASI DATA PENELITIAN X1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Nilai % 19 21 18 21 21 21 24 22 21 20 20 25 24 23 22 20 22 23 23 18 15 23 20 22 19 20 20 22 21 20 17 14 18 14 16 12 17 19 15 20 76,00 84,00 72,00 84,00 84,00 84,00 96,00 88,00 84,00 80,00 80,00 100,00 96,00 92,00 88,00 80,00 88,00 92,00 92,00 72,00 60,00 92,00 80,00 88,00 76,00 80,00 80,00 88,00 84,00 80,00 68,00 56,00 72,00 56,00 64,00 48,00 68,00 76,00 60,00 80,00 X2 Keterangan Nilai % 3 93 96,88 3 90 93,75 2 91 94,79 3 88 91,67 3 91 94,79 3 94 97,92 3 80 83,33 3 72 75,00 3 94 97,92 3 92 95,83 3 73 76,04 3 88 91,67 3 73 76,04 3 93 96,88 3 88 91,67 3 83 86,46 3 74 77,08 3 74 77,08 3 86 89,58 2 90 93,75 2 68 70,83 3 68 70,83 3 67 69,79 3 74 77,08 3 81 84,38 3 75 78,13 3 69 71,88 3 77 80,21 3 81 84,38 3 74 77,08 2 89 92,71 2 71 73,96 2 72 75,00 2 69 71,88 2 73 76,04 1 68 70,83 2 52 54,17 3 71 73,96 2 70 72,92 3 71 73,96 3 : Tinggi 2 : Sedang 1 : Rendah commit to user Y Ketera ngan 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 Nilai % 22 91,67 19 79,17 20 83,33 20 83,33 21 87,50 20 83,33 20 83,33 19 79,17 22 91,67 20 83,33 20 83,33 22 91,67 21 87,50 22 91,67 21 87,50 22 91,67 21 87,50 19 79,17 22 91,67 20 83,33 19 79,17 22 91,67 19 79,17 20 83,33 20 83,33 19 79,17 20 83,33 19 79,17 20 83,33 19 79,17 21 87,50 15 62,50 16 66,67 17 70,83 18 75,00 18 75,00 18 75,00 18 75,00 16 66,67 15 62,50 3 : Baik 2 : Cukup 1 : Kurang Keterangan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 : Baik 2 : Cukup 1 : Kurang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxii Frequencies Statistics Jenis Kelamin Umur N Valid Missing Status Kepegawaian Pendidikan Status Pernikahan Masa Kerja 40 40 40 40 40 40 0 0 0 0 0 0 Frequency Table Umur Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 20 - 30 Tahun 16 40.0 40.0 40.0 31 - 40 Tahun 15 37.5 37.5 77.5 41 - 50 Tahun 9 22.5 22.5 100.0 40 100.0 100.0 Total Jenis Kelamin Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Laki-Laki 9 22.5 22.5 22.5 Perempuan 31 77.5 77.5 100.0 Total 40 100.0 100.0 Pendidikan Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent D3 22 55.0 55.0 55.0 S1 12 30.0 30.0 85.0 6 15.0 15.0 100.0 40 100.0 100.0 S1 + Ners Total commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxiii Status Kepegawaian Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent PNS 22 55.0 55.0 55.0 Non PNS 18 45.0 45.0 100.0 Total 40 100.0 100.0 Masa Kerja Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent < 5 Tahun 14 35.0 35.0 35.0 6 - 10 Tahun 10 25.0 25.0 60.0 11 - 15 Tahun 11 27.5 27.5 87.5 16 - 20 Tahun 5 12.5 12.5 100.0 40 100.0 100.0 Total Status Pernikahan Frequency Valid Menikah Belum Menikah Total Percent Valid Percent Cumulative Percent 36 90.0 90.0 90.0 4 10.0 10.0 100.0 40 100.0 100.0 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxiv Descriptives Descriptive Statistics N Minimum Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) Persentase Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien Sikap (X2) Persentase Sikap Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Persentase Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien Valid N (listwise) Maximum Mean 40 12 25 19.80 3.006 40 48.00 100.00 79.2000 12.02391 40 40 52 54.17 94 97.92 78.68 81.9538 10.113 10.53510 40 15 22 19.55 1.894 40 62.50 91.67 81.4587 7.89175 40 Frequencies Statistics Tingkat Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien N Valid Missing Std. Deviation Tingkat Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien Tingkat Sikap 40 40 40 0 0 0 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxv Frequency Table Tingkat Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Rendah 1 2.5 2.5 2.5 Sedang 10 25.0 25.0 27.5 Tinggi 29 72.5 72.5 100.0 Total 40 100.0 100.0 Tingkat Sikap Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Kurang 1 2.5 2.5 2.5 Cukup 12 30.0 30.0 32.5 Baik 27 67.5 67.5 100.0 Total 40 100.0 100.0 Tingkat Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien Frequency Valid Cukup Percent Valid Percent Cumulative Percent 9 22.5 22.5 22.5 Baik 31 77.5 77.5 100.0 Total 40 100.0 100.0 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxvi NPar Tests (Uji Normalitas) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) N Normal Parametersa Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. commit to user 40 19.80 3.006 .177 .070 -.177 1.116 .165 Sikap (X2) 40 78.68 10.113 .178 .178 -.147 1.126 .158 Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) 40 19.55 1.894 .169 .106 -.169 1.068 .204 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxvii Correlations (X1 dengan Y) Correlations Pengetahuan Mengenai Perilaku Penerapan Penerapan Standar Standar Keselamatan Keselamatan Pasien (X1) Pasien (Y) Pengetahuan Mengenai Pearson Correlation Penerapan Standar Keselamatan Sig. (2-tailed) Pasien (X1) N Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) 1 .610** .000 Pearson Correlation 40 40 ** 1 .610 Sig. (2-tailed) .000 N 40 40 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations (X2 dengan Y) Correlations Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Sikap (X2) Sikap (X2) Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .000 40 40 ** 1 .577 .000 40 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). commit to user .577** 40 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxviii Korelasi Berganda X1 dan X2 dengan Y Variables Entered/Removed Model 1 Variables Entered b Variables Removed Method Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien a (X1) . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Model Summary Model R 1 R Square .724 a Adjusted R Square .523 Std. Error of the Estimate .498 1.342 a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 73.233 2 36.617 Residual 66.667 37 1.802 139.900 39 Total F Sig. 20.322 .000 a a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) a Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Standardized Coefficients Std. Error 7.626 1.906 Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) .293 .076 Sikap (X2) .078 .023 Beta a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) commit to user t Sig. 4.001 .000 .465 3.844 .000 .415 3.431 .001 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxix Regression (X1 terhadap Y) Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Entered Variables Removed Method Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1)a . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Model Summary Model R R Square .610a 1 Adjusted R Square .372 Std. Error of the Estimate .355 1.521 a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 52.024 1 52.024 Residual 87.876 38 2.313 139.900 39 Total F Sig. 22.496 .000a a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) Standardized Coefficients Std. Error 11.942 1.622 .384 .081 a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) commit to user Beta t .610 Sig. 7.363 .000 4.743 .000 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxx Regression (X2 terhadap Y) Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Entered Sikap (X2) Variables Removed a Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Model Summary Model R 1 R Square .577 a Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .333 .316 1.567 a. Predictors: (Constant), Sikap (X2) ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Regression 46.603 1 46.603 Residual 93.297 38 2.455 139.900 39 Total Sig. 18.982 .000a a. Predictors: (Constant), Sikap (X2) b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Coefficientsa Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error Beta (Constant) 11.046 1.968 Sikap (X2) .108 .025 a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) commit to user t .577 Sig. 5.614 .000 4.357 .000 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxxi Regresi Berganda X1 dan X2 terhadap Y Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Entered Variables Removed Method Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1)a . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Model Summaryb Model R 1 R Square .724 a Std. Error of the Estimate Adjusted R Square .523 .498 Durbin-Watson 1.342 1.384 a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Regression 73.233 2 36.617 Residual 66.667 37 1.802 139.900 39 Total Sig. .000a 20.322 a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Standardized Coefficients Std. Error 7.626 1.906 Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) .293 .076 Sikap (X2) .078 .023 Beta t Sig. Tolerance VIF 4.001 .000 .465 3.844 .000 .879 1.138 .415 3.431 .001 .879 1.138 a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) commit to user Collinearity Statistics perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxxii Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) Model Dimensio n 1 1 2.979 1.000 .00 .00 .00 2 .013 15.068 .08 .96 .28 3 .008 19.498 .92 .04 .72 Eigenvalue Condition Index (Constant) Sikap (X2) a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value 16.43 -2.275 .230 16.05 -4.012 -2.989 -3.055 -4.192 -3.485 .169 .000 .004 Maximum Mean 21.80 1.642 .605 21.78 2.342 1.745 1.853 2.641 1.919 6.957 .147 .178 a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) commit to user 19.55 .000 .357 19.53 .000 .000 .007 .019 -.004 1.950 .029 .050 Std. Deviation 1.370 1.000 .091 1.401 1.307 .974 1.014 1.420 1.060 1.554 .045 .040 N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxxiii Charts commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxxiv Uji Asumsi Klasik 1. Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual a Test Value Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) .08832 20 20 40 18 -.801 .423 a. Median 2. Uji Multikolinieritas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) a. Standardized Coefficients Std. Error 7.626 1.906 Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) .293 .076 Sikap (X2) .078 .023 Collinearity Statistics Beta t Sig. Tolerance VIF 4.001 .000 .465 3.844 .000 .879 1.138 .415 3.431 .001 .879 1.138 Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) 3. Uji Heterokedastisitas Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Entered Variables Removed Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1)a Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Abs_res Model Summaryb Model 1 R R Square .286 a .082 Adjusted R Square .032 Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .83731 a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) b. Dependent Variable: Abs_res commit to user 1.473 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxxv ANOVAb Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square 2.313 2 1.156 Residual 25.940 37 .701 Total 28.253 39 F Sig. .206a 1.649 a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) b. Dependent Variable: Abs_res Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error (Constant) 3.105 1.189 Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) -.030 .048 Sikap (X2) -.020 .014 Collinearity Statistics Beta t Sig. Tolerance VIF 2.612 .013 -.105 -.624 .536 .879 1.138 -.232 -1.382 .175 .879 1.138 3. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1) N Normal Parametersa Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. commit to user 40 19.80 3.006 .177 .070 -.177 1.116 .165 Sikap (X2) 40 78.68 10.113 .178 .178 -.147 1.126 .158 Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y) 40 19.55 1.894 .169 .106 -.169 1.068 .204