i PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP
PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN
DI INSTALASI PERAWATAN INTENSIF
RSUD DR. MOEWARDI
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Program Studi Kedokteran Keluarga
Minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh
Ari Setiyajati
S540908002
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
to user
2014
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan berkat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul “Pengaruh pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan
standar keselamatan pasien
di
Instalasi Perawatan Intensif
RSUD
dr.
Moewardi”.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, sehingga
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaannya. Pada
kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih
yang tidak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsadi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta
yang terlah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menimba ilmu di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama
Pendidikan Profesi Kesehatan.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus.MS.,selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang terlah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan
Profesi Kesehatan.
3. Dr. Hari Wujoso,dr.,Sp.F., MM., Selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
iv
dan selaku
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan dan masukan yang
berharga dalam penyelesaian tesis ini.
4. Dr.dr.Sugiarto,SpPD.,FINASIM.,
selaku
pembimbing
I
yang
telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
penyusunan tesis ini.
5. Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo,MM,M.Kes,PAK., selaku Ketua merangkap
anggota Tim Penguji, yang telah memberikan masukan dan arahan dalam
penulisan tesis ini.
6. Dr.Nunuk Suryani,M.Pd., selaku Sekretaris merangkap anggota Tim Penguji,
yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan tesis ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama
Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan bimbingan dan membagikan ilmunya kepada penulis selama
dalam proses studi.
8. Drg. Basoeki Soetardjo,MMR., selaku Direktur RSUD dr.Moewardi yang
telah memberikan kesempatan dan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr.Moewardi.
9. Eli Mirahhingsih,S.Kep., Istri tercinta yang telah memberikan support dan
doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses studi dan tugas akhir
ini.
10. Samuel Petrick Pradana dan Steven Obed Alfredo, anak-anak tersayang dan
terkasih yang selalu memberikan dukungan doa dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Bapak Roesdi (alm) dan Ibu Tumini adalah Orangtuaku yang telah berjasa
dalam mendidik serta mendukung dalam doa-doanya sehingga kami dapat
menyelesaikan proses studi ini.
12. Bapak, Ibu dan saudara Perawat di Instalasi Perawatan Intensif yang telah
bersedia menjadi responden, membantu dan memberikan informasi kepada
penulis menyelesaikan tesis ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan terkait dalam
penyusunan tesis ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa
melimpahkan berkat dan karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan kesempatan, bantuan, dukungan
dalam menyelesaikan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Surakarta, ………September 2014
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN ORISIONALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
1. Tesis yang berjudul : “Pengaruh pengetahuan dan sikap perawat terhadap
penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD
dr. Moewardi” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta
tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik. Apabila dikemudian hari terdapat bukti plagiat
dalam karya ilmiah ini saya bersedia sanksi sesuai peraturan perundangundangan( permendiknas No.17 tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs
UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu
semester( enam bulan sejak pengesahan tesis) saya tidak melakukan publikasi
dari sebagian keseluruhan tesis ini, maka Kedokteran Keluarga PPs UNS
berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi
Kedokteran Keluarga PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari
ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik
yang berlaku.
Surakarta,……September 2014
Yang Menyatakan
commit to user
vii
Ari Setiyajati
S540908002
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN .……………………………………………
iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
iv
PERNYATAAN ORISIONALITAS PENELITIAN………………………
vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………
x
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
xii
ABSTRAK…………………………………………………………………
xiii
ABSTRACK…………………………………………………………………
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………...
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….
5
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………..
5
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………
6
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori………………………………………………………….
7
1. Keselamatan Pasien……………………………………………..
7
2. Pengetahuan……………………………………………………..
20
3. Sikap………………………………………………………………
27
4. Perilaku……………………………………………………………
32
5. Perawatan Intensif………………………………………………...
39
B. Penelitian yang Relevan………………………………………………
41
C. Kerangka Pikir………………………………………………………..
45
D. Kerangka Konsep……………………………………………………..
46
E. Hipotesis………………………………………………………………
46
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ……………………………………..
47
B. Desain Penelitian……………………………………………………..
47
C. Populasi dan Sampel…………………………………………………
47
D. Variabel Penelitian…………………………………………………...
47
E. Definisi Operasional…………………………………………………
47
F. Instrument Penelitian…………………………………………………
50
G. Tehnik Pengumpulan Data…………………………………………...
52
H. Analisa Data………………………………………………………….
53
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I. Tahapan penelitian……………………………………………………
57
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian……………………………………………………….
61
B. Pembahasan………………………………………………………….
80
C. Keterbatasan…………………………………………………………
87
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………………………………..
88
B. Implikasi Penelitian…………………………………………………..
88
C. Saran………………………………………………………………….
89
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
89
LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Definisi perasional………………………………………………..
48
Tabel 4.1
Diskripsi umur responden……………………………………......
61
Tabel 4.2
Diskripsi jenis kelamin responden………………………………
62
Tabel 4.3
Diskripsi pendidikan responden…………………………………
62
Tabel 4.4
Diskripsi status kepegawaian responden…….…………………
63
Tabel 4.5
Diskripsi masa kerja responden…………………………………
64
Tabel 4.6
Diskripsi status pernikahan responden…………………………
64
Tabel 4.7
Tingkat pengetahuan…………………………………………….
65
Tabel 4.8
Sikap perawat……………………………………………………
66
Tabel 4.9
Perilaku………………………………………………………….
67
Tabel 4.10
Uji normalitas data………………………………………………
68
Tabel 4.11
Analisis uji F pengetahuan ………………………………………
69
Tabel 4.12
Analisis uji F sikap………………………………………………
71
Tabel 4.13
Uji normalitas data………………………………………………
74
Tabel 4.14
Uji autokorelasi…………………………………………………
75
Tabel 4.15
Uji Multikolinieritas……………………………………………
75
Tabel 4.16
Uji Heterokedastisitas……………………………………………
76
Tabel 4.17
Analitis uji F……………………………………………………
77
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Kerangka Pikir…………………….…………………………..
45
Gambar 2
Kerangka Konsep…………... ……………………………........
46
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian………………………………………..
93
Lampiran 2
Surat permohonan calon responden…………………….
94
Lampiran 3
Surat pernyataan persetujuan……………………………
95
Lampiran 4
Instrumen penelitian…………………………………….
96
Lampiran 5
Tabulasi data uji validitas dan reliabilitas ………………
103
Lampiran 6
Analisis validitas dan reliabilitas………………………..
105
Lampiran 7
Tabulasi data penelitian…………………………………
119
Lampiran 8
Analisis data penelitian………………………………….
124
Lampiran 9
Ethical Clearance………………………………………..
138
Lampiran 10 Surat Keterangan selesai penelitian……………………..
139
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP
PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN
DI INSTALASI PERAWATAN INTENSIF
RSUD DR. MOEWARDI
Ari Setiyajati1, Hari Wujoso2, Sugiarto3
Magister Kedokteran Keluarga,Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
[email protected]
Abstrak
Latar Belakang: Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Keselamatan pasien menjadi isu
terkini dalam pelayanan kesehatan didasarkan atas semakin meningkatnya
kejadian yang tidak diinginkan (adverse event). Rumah sakit wajib mengupayakan
pemenuhan sasaran keselamatan pasien meliputi ketepatan identifikasi pasien,
peningkatan komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat, kepastian tepatlokasi tepat-prosedur tepat-pasien operasi, pengurangan risiko infeksi dan
pengurangan risiko pasien jatuh.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pengetahuan dan sikap
perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan
Intensif RSUD Dr.Moewardi.
Metode: Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif observasional analitik
dengan rancangan crosssectional. Uji statistik Analisis Bivariat menggunakan
regresi linear sederhana bermakna bila hasil uji F diatas 4,10 dan Analisis
Multivariat menggunakan regresi linear berganda bermakna bila hasil uji F diatas
3,25. Penelitian melibatkan 40 responden di Instalasi Perawatan Intensif RSUD
Dr. Moewardi.
Hasil: Pengaruh pengetahuan perawat terhadap penerapan standar keselamatan
pasien dengan analisis bivariat ditemukan F hitung sebesar 22,496 bermakna (Ha
diterima oleh karena > 4,10). Pengaruh sikap perawat terhadap penerapan standar
keselamatan pasien dengan analisis bivariat ditemukan ditemukan F hitung
sebesar 18,982 bermakna (Ha diterima oleh karena > 4,10). Pengaruh
pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien
berdasarkan Analisis Multivariat menggunakan regresi linear berganda
ditemukan F hitung 20,322 bermakna (Ha diterima oleh karena > 3,25).
Simpulan: Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Pengetahuan atau Sikap
perawat berpengaruh terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi
Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi.
Kata Kunci: pengetahuan,sikap,penerapan standar keselamatan pasien
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE INFLUENCE OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF NURSE
TOWARD THE IMPLEMENTATION OF PATIENT SAFETY
STANDARDS INTENSIVE CARE IN INSTALLATION
GOVERNMENT HOSPITAL DR. MOEWARDI
Ari Setiyajati1, Hari Wujoso2, Sugiarto3
Masters in Family Medicine Post Graduate Program UNS
[email protected]
Abstract
Background:The safety of patient in hospital is a system where hospital makes
patient care safer. The Patient safety becomes current issues in health care based
on the increasing of undesirable incidence (adverse event).The hospital is required
to fulfill the goals of patientsafetythat covers the accuracy of identification,
increasing of effective communication, increasing safety of drug, the assurance of
the right-location, procedures and operation of patient, the reducing of the
infections risk and the risk reducing of patient drop.
Objectives: This study aims to analyze the influence of knowledge and attitudes
of nurse toward the implementation of patient safety standards in intensive care
unit of government hospital dr.Moewardi.
Methods: This research used observational analytic quantitative approach with
cross-sectional design. Bivariate analysis statistic test with simple regretion is
meaningful if the result of F test over 4,10 and multivariate analysis with multiple
linear regression is meaningful if the result of F test over3,25. This research
involved 40 respondents in intensive care unit of government hospital
dr.Moewardi.
Results: The effect of nurse’s knowledge toward the implementation of patient
safety standards using bivariat analysis showed that the F value 22.496 is
significant ( Ha > 4,10) . The effect of nurse’s attitudes toward the
implementation of patient safety standards using bivariat analysis showed that the
F value 18,982 is significant ( Ha > 4,10) .The effect of knowledge and attitudes
of nurse’s to ward the implementation patient safety standards based of analysis
multivariat using double linier regretion showed the F valve is 20,322 is
significant ( Ha accepted, Ha > 3,25).
Conclusions: This result of this research showed that the knowledge and attitudes
of nurse are simultaneously giving an effect to the implementation of patient
safety standards in intensive care unit of government hospital dr.Moewardi.
Keywords: knowledge, attitude, implementation of patient safety.
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Permenkes RI No 1691, 2011).
Keselamatan pasien menjadi isu terkini dalam pelayanan kesehatan terutama
dalam pelayanan kesehatan rumah sakit sejak tahun 2000 yang didasarkan atas
semakin meningkatnya kejadian yang tidak diinginkan (adverse event). Program
keselamatan pasien telah menjadi isu global dan menjadi bagian dari program
kesehatan dunia sejak tahun 2004 setelah World Health Organization (WHO)
memulai program tersebut melalui World Alliance for Patient Safety. Dalam
program ini juga dinyatakan bahwa keselamatan pasien merupakan prinsip
fundamental pelayanan pasien dan merupakan sebuah komponen kritis dalam
manajemen mutu (WHO, 2004).
Pada tahun 2000 Institute of Medicine di Amerika Serikat menerbitkan
laporan yang mengagetkan banyak pihak : “TO ERR IS HUMAN” , Building a
Safer Health System. Laporan itu mengemukakan penelitian di rumah sakit di
commitDito Utah
user dan Colorado ditemukan KTD
Utah dan Colorado serta New York.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
(Adverse Event) sebesar 2,9 %,dimana 6,6 % diantaranya meninggal. Sedangkan
di New York KTD adalah sebesar 3,7 % dengan angka kematian 13,6 %. Angka
kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang berjumlah
33,6 juta per tahun berkisar 44.000 – 98.000 per tahun. Publikasi WHO pada
tahun 2004, mengumpulkan angka penelitian rumah sakit di berbagai Negara :
Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan rentang 3,2 –
16,6 %. Dengan data-data tersebut, berbagai negara segera melakukan penelitian
dan mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien ( Depkes RI, 2006).
Rumah sakit sebagai organisasi padat karya dikarenakan banyaknya jenis
tenaga professional maupun tenaga non professional yang terlibat dalam
pelayanan di rumah sakit. Pelayanan dirumah sakit juga sarat dengan teknologi
canggih
dan
kompleksitas
prosedur
diagnosis
serta
terapi
ini
sangat
memungkinkan resiko menciderai pasien (Cahyono, 2008).
Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis
obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit
yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis
(medical errors). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa
Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD). Kesalahan
tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau keterlambatan
diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara
pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan
atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur pengobatan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan merespon hasil
pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap preventive seperti tidak memberikan
terapi provilaktik serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada hal
teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau system
yang lain (Dep Kes RI, 2006).
Setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan
Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut:
Ketepatan identifikasi pasien; Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai, Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat-pasien operasi; Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
Pengurangan risiko pasien jatuh. Pada penerapan standar keselamatan di rumah
sakit, aspek sumber daya manusia(SDM) mempunyai peran yang sangat penting.
Sebenarnya tidak ada satupun petugas kesehatan di rumah sakit dalam
pelayanannya
mempunyai
niat
menciderai
pasiennya.
Namun
dalam
kenyataannya selalu ada kasus-kasus Kejadian Tak Diharapkan ( KTD), KNC,
KPC dan Kejadian sentinel dalam proses asuhan pelayanan medis maupun asuhan
keperawatan baik kejadian ringan sampai berat (Permenkes RI No 1691, 2011).
Pada penerapan system keselamatan pasien di rumah sakit ada aspek-aspek
yang harus dibangun atau ditingkatkan diantaranya kemampuan, sikap petugas
pelaksana pelayanan kesehatan maupun system atau organisasi. Pelayanan
keperawatan memiliki peran yang besar dalam pelayanan di rumah sakit, bukan
hanya dari jumlah tenaga keperawatan yang banyak akan tetapi pelayanan yang
terus menerus dan berkesinambungan. Kinerja perawat dalam
commit to user
penerapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
keselamatan pasien berhubungan erat dengan upaya mencegah KTD terhadap
pasien. Salah satu upaya yang dilakuan perawat dalam pencegahan KTD adalah
peningkatan kemampuan perawat dalam melakukan pencegahan dini, deteksi
risiko dan koreksi terhadap abnormalitas (Depkes RI, 2006).
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi adalah Rumah sakit
milik pemerintah provinsi Jawa Tengah kelas A pendidikan disamping
memberikan pelayanan kesehatan, menjadi pusat rujukan, juga melaksanakan
fungsinya sebagai tempat pendidikan bagi dokter, perawat dan profesi kesehatan
lainnya. Sehingga pihak manajemen rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien dengan mengutamakan keselamatan dan
kenyamanan melalui penerapan standar akreditasi keselamatan pasien. Instalasi
Perawatan Intensif adalah tempat yang menangani pasien-pasien gawat karena
penyakit, trauma atau komplikasi penyakit lain dan fokus dalam bidang life
support atau organ support pada pasien kritis yang kerap membutuhkan ketelitian
dan monitoring intensif. Observasi yang dilakukan penulis, perawat di Instalasi
Perawatan Intensif hampir seluruh parameter standar keselamatan pasien telah
dilaksanakan tetapi masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian
yang menggali
pengaruh pengetahuan dan sikap perawat dalam
penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD
dr.Moewardi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
B. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah
1. Adakah pengaruh
pengetahuan perawat terhadap
penerapan standar
keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi.
2. Adakah pengaruh sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan
pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi.
3. Adakah pengaruh secara bersama
pengetahuan dan sikap perawat
terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan
Intensif RSUD dr. Moewardi.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pengetahuan
dan sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan pasien
di
Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr.Moewardi.
2. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:
a. Menganalisis pengaruh pengetahuan perawat terhadap penerapan
standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif
RSUD
Dr.Moewardi.
b. Menganalisis pengaruh sikap perawat terhadap penerapan standar
keselamatan
pasien
di
Instalasi
dr.Moewardi.
commit to user
Perawatan
Intensif
RSUD
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
c. Menganalisis secara bersama pengaruh pengetahuan dan sikap perawat
terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan
Intensif RSUD dr.Moewardi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini untuk mendukung teori pengaruh pengetahuan dan
sikap perawat dalam penerapan standar keselamatan pasien di rumah
sakit .
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan
literature mengenai pengaruh pengetahuan dan sikap perawat dalam
penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit .
b. Hasil penelitian diharapkan menjadi tolok ukur/ indikator pencapaian
penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit.
c. Hasil
penelitian ini
diharapkan dapat
menjadi acuan untuk
meningkatkan kualitas profesionalisme perawat dalam penerapan
standar keselamatan pasien di rumah sakit.
d. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai rujukan untuk menentukan
kebijakan-kebijakan dalam hal pelayanan yang berhubungan dengan
keselamatan pasien di rumah sakit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keselamatan pasien
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Permenkes No
1691, 2011).
Keselamatan pasien adalah pasien bebas dari cidera yang tidak seharusnya
terjadi atau bebas dari cidera yang potensial akan terjadi (penyakit, cidera
fisik/sosial/psikologis, cacat, kematian dll), terkait pelayanan kesehatan.
Keselamatan pasien merupakan suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem ini meliputi: assesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan menindaklanjuti insiden serta
implementasi solusi untuk mengurangi dan meminimalkan timbulnya risiko
(Depkes RI 2008).
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak
commit to atau
user berpotensi mengakibatkan cedera
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian
Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera. Kejadian
Tidak
Diharapkan,
selanjutnya
disingkat
KTD
adalah
insiden
yang
mengakibatkan cedera pada pasien. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat
KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. Kejadian
Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak timbul cedera. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat
KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi
belum terjadi insiden. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius. Pelaporan insiden keselamatan pasien yang
selanjutnya
disebut
pelaporan.
Insiden
adalah
suatu
sistem
untuk
mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk
pembelajaran (Permenkes No 1691, 2011).
Tujuan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya keselamatan pasien di
RS, meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya KTD di RS, terlaksananya program-program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan KTD (Depkes RI 2006).
Standar keselamatan Keselamatan Pasien Rumah Sakit meliputi Hak pasien,
mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan,
penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program
peningkatan
keselamatan
pasien,
peran
kepemimpinan
dalam
meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf tentang keselamatan pasien,
komunikasi adalah kunci untuk keselamatan pasien (Permenkes No 1691, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Dalam rangka menerapkan standar keselamatan pasien, Rumah Sakit
melaksanakan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit yang terdiri
dari membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, memimpin dan
mendukung staf, mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko, mengembangkan
sistem pelaporan, melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien, belajar dan
berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien, mencegah cedera melalui
implementasi sistem keselamatan pasien (Permenkes No 1691, 2011).
Melalui penerapan tujuh langkah tersebut diharapkan hak pasien yang
dijamin dalam Pasal 32 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, terpenuhi. Hak tersebut antara lain untuk memperoleh layanan kesehatan
yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedural operasional
serta layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi. Asosiasi perumahsakitan dan organisasi profesi kesehatan menurut
Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
wajib berperan serta dalam persiapan penyelenggaraan Program Keselamatan
Pasien Rumah Sakit. Pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan tersebut diatas
mewajibkan setiap Rumah Sakit untuk mengupayakan pemenuhan sasaran
keselamatan pasien yang meliputi tercapainya 6 (enam) hal sebagai berikut:
a. Ketepatan identifikasi pasien
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi dihampir
semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien
bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami
disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar/ lokasi di rumah sakit,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain. Maksud sasaran ini adalah untuk
melakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama, untuk identifikasi pasien sebagai
individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan dan kedua, untuk
kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut. Kebijakan
dan/atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki
proses identifikasi, khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat, darah, atau produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis, atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.
Kebijakan
dan/atau
prosedur
memerlukan
sedikitnya
dua
cara
untuk
mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor rekam medis,
tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan bar-code, dan lain-lain. Nomor
kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan
dan/atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua identitas berbeda di lokasi
yang berbeda dirumah sakit, seperti di pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat,
atau ruang operasi termasuk identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu
proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur
agar dapat memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat diidentifikasi
(Permenkes RI No 1691, 2011).
Elemen Penilaian Sasaran ini adalah
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis.
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi.
(Persi, 2011)
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah
diberikan secara lisan atau melalui telepon. Komunikasi yang mudah terjadi
kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti
melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat (atau memasukkan
ke komputer) perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima
perintah, kemudian penerima perintah membacakan kembali(read back) perintah
atau hasil pemeriksaan dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan
dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian juga
menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read
back) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat darurat
di IGD atau ICU (Permenkes RI No 1691, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Elemen Penilaian Sasaran ini adalah :
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali
secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.
(Persi, 2011).
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien,manajemen
harus berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan
yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering
menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinelevent), obat yang
berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)
seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA). Obat-obatan
yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien adalah pemberian elektrolit
konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang
lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium
sulfat =50%atau lebih pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak
mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila perawat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada
keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau
mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan meningkatkan proses pengelolaan
obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari
unit
pelayanan
pasien
ke
farmasi.
Rumah
sakit
secara
kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk membuat daftar obatobat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit. Kebijakan
dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan
elektrolit konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi, serta pemberian label
secarabenar
pada
elektrolit
dan
bagaimana
penyimpanannya
di
area
tersebut,sehingga membatasi akses, untuk mencegah pemberian yang tidak
sengaja/kurang hati-hati (Permenkes RI No 1691, 2011).
Elemen Penilaian Sasaran ini adalah :
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,
menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
2.
Implementasi kebijakan dan prosedur.
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian
yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi
label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted)
(Persi, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat
lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien. Maksud dan Tujuan Sasaran ini adalah
Salah lokasi, salah-prosedur, pasien-salah pada operasi, adalah sesuatuyang
menkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah
akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat antara anggota
tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site
marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping itu,
asesmen pasien yang tidak adekuat,penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat,
budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah,
permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca
(illegiblehandwritting) dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor kontribusi
yang sering terjadi. Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan
suatu kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi
masalahyang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek berbasis bukti, seperti
yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009),
juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing WrongSite,
Wrong Procedure, Wrong Person Surgery. Penandaan lokasi operasi perlu
melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang dapat dikenali. Tanda
itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh
operator/orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga
dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat.
Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multipel level (tulang belakang).
Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk:
1. memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar
2. memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang
relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang;
3. Melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant2 yang
dibutuhkan.
Tahap “Sebelum insisi” (Time out) memungkinkan semua pertanyaan atau
kekeliruan diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan
dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi.
Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan secara ringkas,
misalnya menggunakan checklist (Permenkes RI No 1691, 2011).
Elemen Penilaian Sasaran ini adalah
1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan
fungsional.
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum
insisi/time-out”
tepat
sebelum
dimulainya
pembedahan
commit to user
suatu
prosedur/tindakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang
seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
(Persi, 2011).
e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Maksud dan Tujuan Sasaran ini adalah
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi
pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai
dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi
pada aliran darah (bloodstream infections) dan pneumonia (sering kali
dihubungkan dengan ventilasimekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun
infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand
hygiene bisa dibaca kepustakaan WHO, dan berbagai organisasi nasional dan
internasional. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan
kebijakan dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand
hygiene yang diterima secara umum dan untuk implementasi petunjuk itu di
rumah sakit (Permenkes RI No 1691, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Elemen Penilaian sasaran ini adalah :
1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru
yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient
Safety).
2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
ecara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
(Persi, 2011).
f. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko
pasien dari cedera karena jatuh. Maksud dan Tujuan Sasaran ini adalah : Jumlah
kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien rawat inap.
Dalam konteks populasi / masyarakat yang dilayani, pelayanan yang disediakan,
dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi
bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya
jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
Program tersebut harus diterapkan rumah sakit (Permenkes RI No 1691, 2011).
Elemen Penilaian Sasaran ini adalah
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko
jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.
(Persi, 2011).
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
Pasal 6 mewajibkan setiap Rumah Sakit membentuk Tim Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (TKPRS) yang ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit sebagai
pelaksana kegiatan keselamatan pasien. TKPRS bertanggung jawab kepada
Kepala Rumah Sakit. Keanggotaan TKPRS terdiri dari manajemen Rumah Sakit
dan unsur dari profesi kesehatan di Rumah Sakit. Tugas TPKRS adalah :
a. Mengembangkan program keselamatan pasien Rumah Sakit sesuai dengan
kekhususan Rumah Sakit tersebut
b. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien
Rumah Sakit
c. Menjalankan
pemantauan
peran
untuk
(monitoring)
melakukan
dan
motivasi,
penilaian
edukasi,
(evaluasi)
konsultasi,
tentang
terapan
(implementasi) program keselamatan pasien Rumah Sakit;
d. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit untuk
melakukan pelatihan internal keselamatan pasien Rumah Sakit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
e. Melakukan
digilib.uns.ac.id
19
pencatatan,
pelaporan
insiden,
analisa
insiden
serta
mengembangkan solusi untuk pembelajaran
f. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam
rangka pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
g. Membuat laporan kegiatan kepada Kepala Rumah Sakit.
Sistem pelaporan insiden menurut Pasal 11 ayat (1) Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit dilakukan di internal Rumah
Sakit dan kepada Komite Naional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Pada ayat
(2) ditentukan, pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit mencakup KTD, KNC dan KTC, dilakukan setelah analisis dan
mendapatkan rekomendasi dan solusi dari TKPRS. Pelaporan insiden kepada
Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit harus dijamin keamanannya,
bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), tidak mudah diakses oleh yang tidak
berhak. Pelaporan tersebut ditujukan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi
sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk
menyalahkan orang (non blaming). Setiap insiden menurut Pasal 12 Peraturan
Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, harus dilaporkan
secara internal kepada TKPRS dalam waktu paling lambat 2x 24 jam sesuai
format laporan yang ditentukan. TKPRS melakukan analisis dan memberikan
rekomendasi serta solusi atas insiden yang dilaporkan. TKPRS melaporkan hasil
kegiatannya kepada Kepala Rumah Sakit. Rumah Sakit menurut Pasal 13
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit harus
melaporkan insiden,analisis,rekomendasi dan solusi Kejadian Tidak Diharapkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
(KTD) secara tertulis kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
sesuai dengan format yang ditentukan. Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit melakukan pengkajian dan memberikan umpan balik (feedback) dan
solusi atas laporan KTD secara nasional. Penerapan keselamatan pasien
dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu: faktor individu dan kinerja, faktor lingkungan
kerja, faktor pasien, faktor organisasional, faktor eksternal.
2. Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu
knowledge dalam encyclopedia of philosophy. sebagai mana yang ditulis oleh
dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar
(knowledge is justified true believ), secara terminologi akan dikemukakan
beberapa definisi tentang pengetahuan. Pengetahuan adalah apa yang diketahui
atau hasil pekerjaan tahu, pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,
insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah
pengetahuan maka dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai
Pengetahuan dan kebenaran. Ilmu pengetahuan merupakan suatu metode berpikir
secara objektif (objective thinking), tujuanya untuk menggambarkan dan memberi
makna terhadap dunia factual, pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu,
diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu objektif
dan menyampingkan unsur pribadi pemikiran logika di utamakan, netral, dalam
arti tidak dipengaruhi sesuatu yang bersifat sedirian (subjective), karena di mulai
dengan fakta (Bakhtiar 2013).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui. Pengetahuan juga merupakan
hasil dari tahu. Hal ini terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap
suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian
penginderaan manusia di peroleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan
merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya suatu perilaku
seseorang. Perilaku yang terbentuk, yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat
lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo
2007).
Perilaku manusia dibagi menjadi 3 domain yaitu kognitif (cognitive), afektif
(affective),psikomotor (psychomotor). Untuk pengukuran hasil
pengetahuan
merupakan hasil
modifikasi
pendidikan,
mengenai domain perilaku.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
membentuk
tindakan
seseorang (overt
behavior). Pengetahuan
dalam
yang
mendasari perilaku akan membuat perilaku tersebut menjadi lebih langgeng
(Notoatmodjo 2007).
Pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan kepribadian merupakan bagian
dari karakteristik individual yang akan mempengaruhi perilaku organisasi
(Baron & Greenberg, 2000). Hasil Riset Delphi Group ditemukan bahwa
sebanyak 45% aset pengetahuan tersimpan dalam pikiran staf dalam bentuk
pengetahuan dan pengalaman sedangkan sisanya berada dalam dokumen kertas
dan dokumen elektronik dalam berbagai bentuk (Setiarso 2009). Pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan kerja merupakan bagian dari faktor individu yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
berhubungan dengan kinerja secara keseluruhan (Armstrong dan Baron dalam
Wibowo, 2007). Pengetahuan juga tidak terlepas dari kemampuan seseorang
untuk belajar. Kemampuan belajar dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, latar
belakang sosial dan budaya, tingkat pendidikan, pengalaman hidup dan gaya
belajar (Ellis dan Hartley 2000).
Dalam lingkup keselamatan pasien, pengetahuan SDM kesehatan termasuk
perawat merupakan hal yang berhubungan dengan komitmen yang sangat
diperlukan dalam upaya untuk membangun budaya keselamatan pasien.
Pengetahuan untuk mendukung Learning Culture yang ada dalam suatu
organisasi sangat berhubungan dengan perubahan budaya keselamatan pasien.
Pengetahuan SDM kesehatan termasuk perawat merupakan hal yang berhubungan
dengan komitmen yang sangat diperlukan dalam upaya untuk membangun budaya
keselamatan pasien (Cahyono 2008).
KTD sangat berhubungan dengan faktor kesalahan manusia sebagai
penyebabnya. Kesalahan manusia merupakan kesalahan yang terjadi saat
seseorang melakukan aksi atau tindakan. Tindakan seseorang dipengaruhi oleh
aktifitas kognitif. Tidak adekuatnya pengolahan sistem informasi dalam sistem
kognitif merupakan penyebab kesalahan manusia yang mengancam keselamatan
manusia (Cahyono 2008).
a. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan
atau
kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan
pada domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
1) Tahu ( know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalamnya pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat
kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan
tingkatan yang paling rendah.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah pahan terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan, mencontohkan, meramalkan terhadap obyek yang
dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari pada kondisi atau situasi sebenarnya. Aplikasi disini diartikan
penggunaan hukum - hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu
obyek kedalam suatu komponen - komponen, tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
ini dapat dilihat dari penggunaan kata - kata kerja, dapa tmenggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
5) Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang
telah ada.
Pengetahuan yang dimiliki manusia ada 4 (empat). Pertama, pengetahuan
biasa adalah pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common
sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu
dimana dia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah
karena memang itu merah, benda itu panas karena memang dikatakan panas,
dengan common sense semua orang sampai pada keyakinan secara umum tentang
sesuatu dimana mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense
diperoleh dari pengalaman sehari hari seperti air dapat dipakai untuk menyiram
bunga makanan dapat dipakai untuk memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan
mengeringkan sawah tadah hujan, dan sebagainya. Kedua, pengetahuan ilmu yaitu
ilmu sebagai terjemahan dari science dalam pengertian yang sempit dapat
diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan
objektif. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari
pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, pengetahuan
filsafat yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dana kedalaman kajian tentang sesuatu. Keempat, pengetahuan
agama adalah pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.
Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama
(Bakhtiar 2013).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain:
1) Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat,
kondisi fisik.
2) Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.
3) Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode
dalam pembelajaran (Notoatmodjo (2007).
c. Hakekat pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state)
mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu object, dengan kata
lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada diluar akal. Ada 2 (Dua) teori
untuk mengetahui hakekat pengetahuan itu yaitu :
1) Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan
menurut realisme adalah gambaran atau copy yang sebenarnya dari apa yang ada
dalam alam nyata dari fakta atau hakikat. Pengetahuan atau gambaran yang aa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
dalam akal adalah copy dari yang asli yang ada diluar akal hal ini tidak ubahnya
seperti gambaran yang terdapat dalam foto, dengan demikian realisme
berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan
kenyataan.
2) Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses
mental atau proses psikologis yang bersifat subjective. Oleh karena itu
pengetahuan bagi seseorang idealis hanya merupakan gambaran subjective dan
bukan gambaran objective tentang realitas. Subjective di pandang sebagai sesuatu
yangmengetahui yaitu dari orang yang membuat gambaarn tersebut. Karena itu,
pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran. Yang
diberikan pengetahuan hanyalah gambaran menurut pendapat atau penglihatan
orang yang mengetahui (Subject). menyatakan bahwa pengetahuan yang
menunjang keterampilan perlu diberikan agar staf dapat melakukan
berdasarkan
tugasnya
teori-teori yang dapat dipertanggung jawabkan (Notoatmodjo
2009).
Budaya lingkungan dalam bentuk nilai dan kepercayaan, motivasi dan
komitmen, serta insentif untuk upaya berbagi pengetahuan dalam organisasi
merupakan suatu hal yang penting dalam program pengelolaan pengetahuan
dalam organisasi (Setiarso 2009).
Testee perlu diberikan kurun waktu tertentu untuk menghadapi alat tes
yang bertujuan mengukur kapasitas pengetahuan yang mereka dimiliki. Penjelasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
di atas memberikan gambaran bahwa kemampuan kognitif seseorang sangat
mempengaruhi kemampuan individu tersebut dalam melakukan tindakan yang
tidak menimbulkan risiko terhadap keselamatan pasien. Penguatan pada aspek
kognitif memiliki dasar penjelasan mengenai pentingnya mengkaji lebih jauh
pengaruh
intervensi
kognitif
berupa pelatihan dalam meningkatkan
kemampuan individu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman
(Suryabrata 2005).
3. Sikap
Sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif yang
menyenangkan maupun negatif yang tidak menyenangkan dalam hubungannya
dengan obyek-obyek psikologis (Thurstone cit Walgito 2007). Sikap adalah
kecenderungan bertindak dari individu, beberapa respon tertutup terhadap
stimulus ataupun obyek tertentu (Sunaryo 2004). Sikap adalah perasaan positif
atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur yang
memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang lain, obyekobyek dan keadaan. Sikap bagian intrinsik dari kepribadian seseorang (Gibson cit
Azwar 2006).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek (Allport cit Azwar (2006) menjelaskan bahwa
sikap mempunyai tiga komponen pokok :
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu:
1) Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan
dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap (believ).
2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan
dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap.
3) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
obyek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan
besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap
obyek sikap (Byrne cit Walgito 2007).
Sikap memiliki tingkatan seperti halnya pengetahuan, yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa subyek (orang) mau dan memperhatikan
rangsangan (stimulus) yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan.
3) Menghargai (valuing)
Sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
masalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
4) Bertanggung jawab (responsible)
Sikap individu dalam bertanggung jawab dan siap menanggung segala risiko
atas segala sesuatu yang telah dipilihnya.
5) Praktik atau tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai tingkatan :
a) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b) Respon terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
c) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mancapai praktik tingkat tiga
d) Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
(Notoatmodjo 2007).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain:
1) Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi pernyataan kita terhadap stimulus sosial.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Diantara orang yang biasanya dianggap penting oleh indivdu adalah orang tua,
orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru,
teman kerja, isteri dan suami pada umumnya , individu cenderung untuk
memiliki sikap yang kompernis atau searah dengan sikap orang yang dianggap
penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
bervariasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
3) Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan di mana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besa
terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan adalah menanamkan garis
pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.
4) Sumber Informasi / Media Massa
Sumber informasi adalah suatu media yang dapat kita gunakan untuk
menambah pengetahuan responden. Media pembawa pesan mempunyai
peranan penting untuk menyebar luaskan informasi. Berhasil tidaknya pesan
diterima dengan baik atau dimengerti oleh yang menerima, akan tergantung
pada efektif tidaknya media yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan dan lembaga Agama sebagai suatu sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
6) Pengaruh Faktor Emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosional yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk
mekanisme pertahanan ego.
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap
seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu
mengenai obyek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi
atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya
bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut
dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula
berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung
maupun kontra terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan
pernyataan yang tidak favourabel. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan
agar terdiri atas pernyataan favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang
seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan
tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung
sama sekali obyek sikap (Azwar 2006).
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau
commit to user
pernyataan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pernyataan-pernyataan atau hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden
melalui kuesioner (Notoatmodjo, 2007).
4. Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo 2007).
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka
teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon
(Notoatmodjo (2007)
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua :
1) Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
2) Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain
(Notoatmodjo 2007).
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2007), adalah suatu respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok :
1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
2) Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau
sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan.
3) Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial budaya.
Menurut Bloom cit Notoatmodjo (2007), membagi perilaku itu didalam 3
domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai
batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga
domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah
affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain).
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk
kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari:
1) Pengetahuan (knowlegde)
2) Sikap (attitude)
3) Praktik atau tindakan (practice)
Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang
dominan pada diri orang tersebut. Secara rinci perilaku manusia sebenarnya
merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,
kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Namun demikian
realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi
oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman, keyakinan, sarana/fasilitas, sosial
budaya dan sebagainya. Proses terbentuknya perilaku dapat dipengaruhi oleh:
pengalaman, keyakinan, fasilitas, sosio-budaya, pengetahuan, persepsi, sikap,
keinginan, kehendak, motivasi, niat (Bakhtiar 2013).
Perilaku manusia memiliki pandangan berbagai macam aliran antara lain :
1) Manusia menurut aliran psikoanalisis
Manusia menurut aliran yang dipelopori oleh Sigmund Freud ini adalah
makhluk yang digerakkan oleh suatu keinginan yang terpendam dalam jiwanya
(homo Volens). Aliran psikoanalis secara tegas memperhatikan struktur jiwa
manusia, Fokus aliran ini adalah totalitas kepribadian manusia bukan pada bagiancommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
bagiannya yang terpisah. Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai
hasil interaksi sub sistim dalam kepribadian manusia yaitu:
a) Id
Yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia
merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan
cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat egois, tidak bermoral dan tidak mau
tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani yang terdiri dari dua bagian:
Libido - insting reproduktif penyediaan energi dasar untuk kegiatan – kegiatan
kosntrukstif disebut juga sebagai insting kehidupan (eros). Thanatos – insting
destruktif dan agresif
b) Ego
Berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar. Ego Adalah
mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego
yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup
sebgai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas.
c) Super ego
Yaitu unsur yang menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu yang normatif atau
ideal super ego disebut juga sebagai hati nurani,merupakan internalisasi dari
norma-norma sosial dan kultur masyarakat. Super ego memaksa ego untuk
menekan hasrat-hasrat yang tidak berlainan dibawah alam sadar (Azwar (2013).
Dari hal tersebut di atas maka menurut psikoanalis perilaku manusia adalah
merupakan interaksi antara komponen biologis / unsur hewani (id), komponen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
psikologis / unsur akal rasional (ego) dan komponen sosial / unsur moral (super
ego) (Azwar (2013).
2) Manusia menurut aliran behaviorisme
Manusia menurut aliran ini adalah homo mechanicus atau perilakunya
digerakkan oleh lingkungannya. Manusia berperilaku sebagai hasil belajar yaitu
perubahan perilaku akibat pengaruh dari lingkungannya. Dari sini timbul “teori
belajar” dan teori “tabula rasa”. Manusia dalam teori tersebut dianggap sebagai
kertas putih atau meja lilin ketika lahir artinya manusia belum memiliki “warna
mental”.
Pada
perkembangannya
yang
menyebabkan
berubahnya
dan
bertambahnya warna mental tersebut adalah pengalaman. Secara singkat maka
aliran ini menekankan bahwa perilaku manusia, kepribadian manusia, serta
tempramen didasarkan pada pengalaman inderawi (sensory experience) (Azwar
(2013).
Konsep perilaku manusia di atas disempurnakan dengan metode yang
disebut pelaziman klasik . Pada metode ini perilaku manusia disebabkan adanya
stimuli yang terkondisi atau bersifat netral dengan stimuli yang tak terkondisikan.
Hipotesis tersebut menunjukkan bahwa organisme bisa diajar bertindak dengan
pemberian sesuatu rangsangan. Untuk menggambarkan metode ini oleh Pavlov
melakukan eksperimen dengan seekor anjing yang dikondisikan dengan stimulus
tertentu. Pada akhirnya didapati dalam eksperimen tersebut bahwa apabila anjing
melihat bekas makanan maka air liur hewan itu keluar sebagai “hasil belajar'
mengaitkan bekas makanan yang dilihat dengan makanan yang akan diberikan
kelak. Sebagai contoh illustrasi bahwa setiap kali anak membaca majalah dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
orang tuanya mengambil majlah tersebut dengan paksa maka anak tersebut akan
benci terhadap majalah (Ivan Pavlov cit Bakhtiar 2013).
Konsep tentang perilaku manusia ini kemudian disempurnakan dengan
metode yang disebut operant conditioning
(pelaziman operan). Metode ini
menerangkan bahwa apabila organisme menghasilkan sesuatu respon karena
mengoper atas stimulus yang diterima disekitarnya. Menurut Skinner cit Bakhtiar
(2013), pelaziman operan terdiri daripada dua konsep utama yaitu :
Peneguhan (reinforcement ) yang terbagi dalam peneguhan positif dan
peneguhan negatif.
(1) Peneguhan Positif (Positive Reinforcement)
Rangsangan yang bisa menambahkan pengulangan suatu tingkahlaku dan
dilakukan berkali-kali disebut sebagai Peneguhan Positif. Contoh: Pekerja yang
mencapai prestasi tinggi dalam kerjanya diberikan bonus. Maka ia akan
meningkatkan kinerjanya pada masa berikutnya
(2) Peneguhan Negatif (Negative Reinforcement)
Bila ada rangsangan yang menyakiti atau yang mewujudkan keadaan tidak
mengenakan dan akan dihindari secara berkali-kali disebut sebagai peneguhan
negatif. Organisme kemungkinan mengulang tingkahlaku yang dapat mengelak
atau mengurangi keadaan yang negatif. Denda (punishment) adalah setiap
rangsangan yang menyebabkan pengulangan suatu respon tingkahlaku yang
dikurangi atau dihapuskan sama sekali . Contoh: Anak yang tidak membantu ibu
tidak diberi peluang untuk bermain bola dengan teman-temannya sehingga ia akan
menghapuskan perilaku yang dapat membuat dirinya tidak dapat bermain bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
lagi. Perilaku manusia menurut aliran ini semakin diperkuat dengan Social
Learning Theori atau pembelajaran Sosial. Teori ini mengatakan salah satu sifat
manusia ialah meniru (imitate) tingkahlaku atau tindak tanduk orang lain yang
diterima masyarakat (socially accepted behaviour) dan juga tingkah laku yang
tidak diterima masyarakat. Tingkah laku yang diterima dan tidak diterima tersebut
berbentuk : berbeda antara satu budaya dan budaya lain; berbeda antara
individu;berbeda menurut situasi.
(3) Manusia menurut aliran psikologi kognitif
Manusia dalam konsepsi psikologi kognitif adalah mahkluk yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens).
Artinya manusia adalah makhluk yang berpikir dan tidak pasif dalam merespon
lingkungannya serta berusaha memahai lingkungannya. Lebih tegasnya bahwa
manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi
lingkungannya. Logika dari perilaku manusia menurut aliran ini adalah bahwa
jiwa manusia menafsirkan pengalaman indrawi secara aktif melalui proses
mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. Jadi
manusialah yang menentukan makna stimuli dan bukan stimuli itu sendiri.
Perilaku manusia bukan sekedar respon dari stimulus melainkan produk dari
berbagi gaya yang mempengaruhinya secara spontan. Gaya tersebut oleh Lewin
dirumuskan dalam B = f ( P. E ). Behavior adalah hasil interaksi antara Persons (
diri orang) dengan Enviroment (lingkungan psikologisnya).Teori lain dari aliran
ini mengatakan bahwa manusia adalah pencari konsistensi kognitif (consistency
seeker ). Manusia merupakan mahkluk yang menjaga keajegan dalam sistem
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
kepercayaannya dan diantara sistem kepercayaan dengan perilaku. Asumsi ini
melahirkan teori yang disebut denga disonansi kognitif artinya manusia akan akan
mencari informasi yang mengurangi disonansi (ketidakcocokan antara dua
kognisi). Manusia bila bertemu dengan informasi yang disonan dengan
keyakinannya maka ia akan menolak, meragukan sumbernya, menacari konsonan
atau mengubahnya (Kurt Lewin cit Bakhtiar 2013).
(4) Manusia menurut aliran psikologi humanistic
Manusia menurut konsepsi psikologi humanistik adalah mahkluk aktif alam
merumuskan strategi transaksional sengan lingkungannya (homo ludens). Pada
asumsi aliran ini manusia dipandang berada dalam dunia kehidupan ( berupa the I
(aku), me (Ku), my self (diriku)) yang dipersepsi dan diinterprestasi secara
subjektif. Perilaku manusia berpusat pada konsep dirinya berupa persepsi manusia
tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu
perilaku manusia juga didasarkan pada kebutuhannya dalam fungsi untuk
mempertahankan, meningkatkan serta mengaktualisasikan dirinya (Kurt Lewin cit
Bakhtiar 2013).
5. Perawatan Intensif
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi
pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
commit
to prasarana
user
ICU menyediakan kemampuan dan
sarana,
serta peralatan khusus untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaankeadaan
tersebut.
ICU mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam
bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat. Pelayanan ICU diperuntukkan
dan ditentukan oleh kebutuhan pasien yang sakit kritis. Tujuan dari pelayanan
adalah memberikan pelayanan medik tertitrasi dan berkelanjutan serta mencegah
fragmentasi pengelolaan. Pasien sakit kritis meliputi :
1) Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter,
perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan berkelanjutan, serta
memerlukan perhatian yang teliti, agar dapat dilakukan pengawasan yang
ketat dan terus menerus serta terapi titrasi
2) Pasien-pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis
sehingga memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta dilakukan
intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang merugikan.
Sebelum pasien dimasukkan ke ICU, pasien dan/atau keluarganya harus
mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan
mengapa pasien harus mendapatkan perawatan di ICU, serta tindakan
kedokteran yang mungkin akan dilakukan selama pasien dirawat di ICU
(Permenkes RI No.1778 tahun 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
B. Penelitian yang relevan
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dan dijadikan acuan dasar
antara laien sebagai berikut :
1. Penelitian Sri Yulia (2010) yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Keselamatan
Pasien terhadap Pemahaman Perawat Pelaksana
mengenai Penerapan
Keselamatan Pasien di RS Tugu Ibu Depok”. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui pengaruh pelatihan keselamatan pasien terhadap pemahaman
perawat pelaksana mengenai penerapan keselamatan pasien. Metode penelityian
dengan menggunakan Quasi Experiment.
Hasil penelitian pada 83 perawat
pelaksana RS Tugu Ibu Depok (kelompok eksperimen) dan 83 perawat
pelaksana RS Bhakti Yudha (kelompok kontrol) menunjukkan ada
perbedaan signifikan pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah
mendapatkan pelatihan pada kelompok eksperimen
(p value 0,000) dan
tidak ada perbedaan pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah
pada kelompok kontrol (p value 0,417).
Rumah sakit perlu melakukan
program
secara
pelatihan keselamatan pasien
berkelanjutan
dan
mengembangkan standar kinerja untuk memfasilitasi transfer pengetahuan
perawat.
2. Penelitian Teguh Kuncoro (2012) “ Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan
Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kinerja Perawat dalam Penerapan Sistem
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit”. Penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan rancangan cross sectional, Tujuan penelitian untuk
mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, kualitas kehidupan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
kerja dan kinerja perawat dalam penerapan sistem keselamatan pasien di
rumah sakit. Hasil penelitian dari 57 responden perawat tentang materi sistem
keselamatan pasien menunjukkan nilai pengetahuan subyek klasifikasi
baik lebih banyak dibanding klasifikasi kurang, demikian pula sikap perawat
menunjukkan klasifikasi baik lebih banyak dibanding klasifikasi kurang,
tetapi kualitas kehidupan kerja menunjukkan nilai hampir sama antara
klasifikasi baik dengan klasifikasi kurang. Kinerja perawat menunjukkan
klasifikasi baik jauh lebih banyak dibanding klasifikasi
kurang. Hasil uji
statistik dengan Chi-SquareTest menunjukkan tidak ada korelasi secara
signifikan antara pengetahuan,sikap dan kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja perawat dalam penerapan Sistem Keselamatan Pasien (SKP) di rumah
sakit. Dengan uji Fisher Exact Test menunjukkan ada korelasi secara
signifikan
antara
komponen
partisipasi
dengan
kinerja
perawat.
Direkomendasikan untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja rumah sakit
dengan memperbaiki cara-cara penyelesaian masalah dengan tidak menyalahkan
dan menghukum.
3. Penelitian Dwi Setiowati (2013) “Kepemimpinan Efektif Head Nurse
Meningkatkan Penerapan Budaya Keselamatan Pasien oleh Perawat Pelaksana
di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta”. Tujuan penelitian untuk
mengetahui hubungan kepemimpinan efektif head nurse dengan penerapan
budaya keselamatan pasien. Desain yang digunakan analisis korelasi secara
cross sectional pada 206 perawat pelaksana. Analisis data dengan Pearson,
Spearman, t independent, dan regresi linear. Hasil analisis menunjukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
hubungan lemah dan positif antara kepemimpinan efektif Head Nurse dengan
penerapan
budaya
keselamatan
pasien.
Penelitian
merekomendasikan
peningkatan pengetahuan head nurse pada fungsi pengorganisasian dengan
pembentukan struktur organisasi, uraian tugas, pelatihan budaya keselamatan
pasien, pendidikan keperawatan berlanjut, diskusi keselamatan pasien, sistem
penghargaan atas penerapan budaya keselamatan pasien.
4. Penelitian Agustina Puji Lestari (2013) “Gambaran Budaya Keselamatan
Pasien Oleh Perawat Dalam Melaksanakan Pelayanan Di Instalasi Rawat Inap
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2013”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien oleh perawat dalam
melaksanakan keselamatan pasien di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan
sampel mengunakan proportionate stratified random sampling. Responden
pada penelitian ini berjumlah 75 perawat. Analisis yang digunakan adalah
analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 75 responden, 37
reponden (49,3%) memiliki budaya keselamatan pasien rendah dan 38
responden (50,7%) memiliki budaya keselamatan pasien tinggi. Responden
dengan budaya keselamatan rendah diantaranya terdapat 23 perawat (62,2%)
dengan pelaksanaan pelayanan yang kurang baik dan 14 perawat (37,8%)
dengan pelaksanaan pelayanan yang baik. Sementara responden dengan
budaya
keselamatan
pasien
yang
tinggi
seluruhnya
(100%)
telah
melaksanakan pelayanan dengan baik. Peneliti menyarankan agar pihak rumah
sakit mempertimbangkan mengevaluasi aspek-aspek yang dinilai dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
budaya keselamatan pasien. Hal ini dengan dasar pemikiran bahwa semakin
tinggi tingkat budaya keselamatan pasien oleh perawat akan berpengaruh pada
tingkat pelaksanaan pelayanan dan akhirnya akan berdampak pada
menurunnya angka KTD di rumah sakit.
5. Penelitian Elizabeth Ari Setyarini “Kepatuhan Perawat Melaksanakan Standar
Prosedur Operasional: Pencegahan Pasien resiko Jatuh Di Gedung Yosef 3
Dago Dan Surya Kencana Rumah Sakit Borromeus”. Tujuan penelitian
mengetahui gambaran kepatuhan perawat dalam melaksanakan SPO
pencegahan pasien resiko jatuh. Metode yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif yaitu dengan mengobservasi pelaksanaan pencegahan pasien jatuh.
Jumlah responden yang diamati 50 perawat yaitu perawat Yosef 3 Dago dan
Surya Kencana. Hasil penelitian yang patuh melaksanakan pencegahan pasien
jatuh yaitu tentang penilaian MFS hasil 98 %, pemasangan gelang patuh 68%,
pemasangan label segitiga 68%, penulisan di whiteboard 58%, merendahkan
tempat tidur 62%, pemasangan pagar pengaman tempat tidur 96%. Dapat
disimpulkan bahwa kepatuhan perawat melaksanakan pencegahan pasien jatuh
di ruang Yosef 3 Surya Kencana dan Yosef 3 Dago dengan hasil rata-rata 75%
patuh melaksanakan, 25% tidak patuh melaksanakan. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan para perawat dapat meningkatkan lagi kepatuhan
melaksanakan SPO pencegahan pasien resiko jatuh dan RS mengadakan
sarana tambahan untuk pijakan kaki pasien berupa kayu pendek atau dingklik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
C. Kerangka Pikir
Faktor Internal:
- Usia
- Jenis kelamin
- Perhatian
- Pemahaman
Faktor eksternal:
- Tingkat
pendidikan
- Masa kerja
- Pelatihan yang
pernah diikuti
PENGETAHUAN
SIKAP
Faktor psikologis:
- Persepsi
- Kepribadian
- Proses Belajar
- Motivasi
Penerapan standar
keselamatan pasien
Faktor yang mempengaruhi:
- Motivasi perawat
- Konsekwensi tindakan
- Tanggung jawab personal
- Pengaruh Organisasi
Keterangan:
: diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Sumber: Bakhtiar (2013), Azwar (2006), Notoadmodjo (2007)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
D. Kerangka konsep
Variabel Independen
Variabel Independen
PENGETAHUAN
Keselamatan Pasien
SIKAP
Penerapan standar
Keselamatan Pasien
Variabel dependen
PERILAKU
Penerapan Standar Keselamatan Pasien
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
E. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori diatas, hipotesis penelitian ini adalah:
1. Ada pengaruh
pengetahuan perawat terhadap
penerapan standar
keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi.
2. Ada pengaruh sikap perawat terhadap penerapan standar keselamatan
pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi.
3. Ada pengaruh secara bersama pengetahuan dan sikap perawat terhadap
penerapan standar keselamatan
pasien di Instalasi Perawatan Intensif
RSUD dr. Moewardi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah
dilaksanakan di Instalasi Perawatan Intensif RSUD
dr.Moewardi pada tanggal 7 Juni – 6 Juli 2014.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif observasional analitik
dengan rancangan crosssectional.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana di Instalasi
Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi sejumlah 40 perawat.
2. Sampel
Pada penelitian ini digunakan teknik total sampling.
D. Variabel penelitian
1. Variabel independen (bebas): Pengetahuan dan sikap perawat
2. Variabel dependen (terikat): Perilaku perawat dalam penerapan standar
keselamatan pasien.
E. Definisi operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi variabel independen yaitu
commit
user
pengetahuan dan sikap perawat
dalamtopenerapan
standar keselamatan pasien.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Sedangkan variable dependen adalah perilaku perawat
dalam penerapan
standar keselamatan pasien.
Definisi operasional secara rinci adalah sebagaimana yang tercantum dalam
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Definisi Operasional
NO
Variabel
/
Sub Variabel
Definisi Operasional
Alat ukur
Cara ukur
Hasil ukur
Kemampuan koknitif
perawat
dalam
keselamatan
pasien
terdiri dari :
1. Ketepatan
identifikasi pasien
2. Peningkatan
keamanan
obat
yang
perlu
diwaspadai
3. Peningkatan
komunikasi yang
efektif
4. Pengurangan
risiko
infeksi
terkait pelayanan
kesehatan
5. Pengurangan
risikopasien jatuh.
Kuesioner
Perawat
mengisi
kusioner
Hasil
jawaban
diprosentasekan
untuk menentukan
tingkat
pengetahuan
dengan klasifikasi
sebagai berikut
Skala
Variabel independen
1
Pengetahuan
keselamatan
pasien
Jawaban benar
nilai 1
Jawaban salah
nilai 0
Interval
Kategori Data
a. Tinggi
Nilai 76 - 100 %
b. Sedang
Nilai 56 -75 %
c. Rendah
Nilai < 55 %
2
Sikap
Kecenderungan
bertindak
dari
seorang
perawat
dalam
penerapan
standar Keselamatan
pasien.
Kusioner
Perawat
mengisi
kusioner
Hasil pengukuran
diprosentasekan
dengan klasifikasi
sebagai berikut
Kategori Data
a. Baik
Nilai 76- 100 %
b. Cukup
commit to user
Nilai 56 – 75 %
Interval
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
c. Kurang
Nilai < 55 %
3
Perilaku
penerapan
standar
keselamatan
pasien
Kemampuan perawat
dalam
penerapan
standar keselamatan
pasien yang terdiri
dari :
1. Ketepatan
identifikasi
pasien
2. Peningkatan
keamanan
obat
yang
perlu
diwaspadai
3. Peningkatan
komunikasi yang
efektif
4. Pengurangan
risiko
infeksi
terkait pelayanan
kesehatan
5. Pengurangan
risiko
pasien
jatuh.
Lembar
observasi diisi
dengan :
Dilakukan
nilai 1,
Tidak
dilakukan
tidak nilai 0
Peneliti
melakukan
observasi
terhadap
Perawat
dalam
penerapan
standar
keselamatan
pasien
Hasil
observasi
diprosentasekan
untuk menentukan
tingkat
pelaksanaan
dengan klasifikasi
sebagai berikut
Interval
Kategori Data
a. Baik
Nilai 76-100 %
b. Cukup
Nilai 56 – 75 %
c. Kurang
Nilai< 55 %
Variabel Confounding
4
Umur
Umur
responden
dihitung sejak tanggal
lahir hingga ulang
tahun terakhir
Kuisioner
karakteristik
responden
Mengisi
umur dalam
kuisioner
Dalam tahun
Rasio
5
Jenis kelamin
Karakteristik
fisik
berdasarkan ciri jenis
kelamin yang dimiliki
dan dibawa sejak lahir
dari responden
Kuisioner
karakteristik
responden
Mengisi
umur dalam
kuisioner
1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
6
Pendidikan
Tingkat
pendidikan
keperawatan
yang
dimiliki responden
Kuisioner
karakteristik
responden
Mengisi
tingkat
pendidikan
dalam
kuisioner
1. D3
2. S1
3. S1+Ners
Nominal
7
Lama kerja
Jumlah tahun yang
menunjukan
responden
telah
bekerja
sampai
penelitian dilakukan
Kuisioner
karakteristik
responden
Mengisi
lama
bekerja
dalam
kuisioner
Dalam tahun
Rasio
8
Status
Kepegawaian
Status kepegawaian
yang
dimiliki
responden
Kuisioner
Mengisi
karakteristik
status
responden
commit to user kepegawaia
n
dalam
1.
2.
3.
4.
< 5 th
6-10 th
11-15 th
16-20 th
1. PNS
2. Non PNS
Nominal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
kuisioner
9
Status
pernikahan
Status
perkawinan
yang
dimiliki
responden yang sah
secara hukum agama
dan Negara
Kuisioner
karakteristik
responden
Mengisi
status
perkawinan
dalam
kuisioner
1. Menikah
2. Belum menikah
Nominal
F. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari empat
bagian. Bagian pertama untuk mengkaji karakteristik individu. Bagian kedua
untuk mengkaji tentang pengetahuan perawat
diukur
sampai pada
tingkat
aplikasi dengan 30 pertanyaan dengan 2 pilihan benar dan salah, apabila jawaban
responden benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Bagian ketiga untuk
mengetahui sikap, Sikap diukur melalui 30 pertanyaan, menggunakan skala
likert dengan 4 pilihan, Pada pertanyaan positif : Sangat Setuju (SS) dinilai 4,
Setuju (S) dinilai 3, Tidak Setuju (TS) dinilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS)
dinilai 1, Pada pertanyaan negatif Sangat Setuju (SS) dinilai 1, Setuju (S) dinilai
2, Tidak Setuju (TS) dinilai 3, dan Sangat Tidak Setuju(STS) dinilai 4. Bagian
to user
keempat mengobservasi perilaku commit
penerapan
standar keselamatan pasien. Perilaku
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
diukur melalui 30 pertanyaan atau lembar observasi dengan pilihan jawaban ya
(dilakukan) dan tidak (Tidak dilakukan). Bila dilakukan ya: skor 1, bila tidak
dilakukan skor 0.
2. Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Sebelum digunakan penelitian, kuesioner akan diujicobakan terhadap 25
(Dua puluh lima) orang perawat di ruang HCU. Uji Validitas merupakan tingkat
kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran
pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen tersebut (Suharsimi, 2010).
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa
saja yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas tiap item dari instrumen
dengan menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang
dikenal dengan rumus korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut:
r xy i =
N
N
XY
X2
X
X N
Y
Y2
Y
2
Keterangan :
r = Koefisien
X= Skor setiap pertanyaan
N= Jumlah sampel
Y=Skor total pertanyaan
Ketentuan : Jika r
x y
kuesioner valid, dan jika r
xy
> r tabel pada taraf signifikansi 5 % berarti item
commit to user
< r tabel pada taraf signifikansi 5 % item kuesioner
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
tersebut tidak valid. Perhitungan uji validitas instrumen ini dilakukan dengan
Program SPSS for Windows versi 16.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana alat ukur relatif
konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Suharsimi (2010) untuk
menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini digunakan rumus koefisien
alpha Crombach dengan rumus:
RI=
k
1
k 1
Si 2
St 2
Keterangan:
K
= Banyaknya item
Si 2 = Jumlah varian item
St 2 = Varian total
Setelah harga r
korelasi : 0,800 < r
11
tinggi ; 0,400 < r 11
0,00 < r
11
1
diketahui, kemudian di interpretasikan dengan indeks
1,00 berarti sangat tinggi; 0,600 < r
0,600 berarti cukup ; 0,200 < r 11
11
0,800 berarti
0,400 berarti rendah ;
0,200 berarti sangat rendah. Kuesioner dinyatakan reliabel apabila
memiliki nilai alpha > 0,600.
G. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti datang sendiri ke Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi
untuk memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian. Setelah
commit to user
memberikan penjelasan, responden diminta untuk memberikan persetujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden
untuk diisi dan setelah selesai langsung dikumpulkan oleh peneliti. Responden
dilakukan observasi dalam penerapan standar keselamatan pasien oleh observer
yang telah ditunjuk oleh peneliti.
H. Analisa Data
Analisa data menggunakan analisa statistik sebagai berikut:
1. Analisa Univariat
Analisa Univariat digunakan untuk mendiskripsikan masing-masing
variabel. Hasil dari analisa univariat adalah distribusi dan prosentase dari
tiap-tiap variabel tersebut.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat merupakan metode statistik untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk mengetahui
pengaruh antara 2 variabel yaitu Pengetahuan dan sikap perawat tentang
keselamatan pasien dengan perilaku penerapan standar keselamatan
pasien. Penelitian ini peneliti menggunakan Analisis Korelasi Pearson
Product Moment adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui
commit tovariabel
user
derajat hubungan dan kontribusi
bebas (independent) dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
variabel terikat (dependent). Teknik analisis Korelasi Pearson Product
Moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data
interval dan ratio dengan persyaratan tertentu.
Rumus korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut:
r xy i =
N
N
XY
X2
X
X N
Y
Y2
Y
2
Keterangan :
r = Koefisien
X= Skor setiap pertanyaan
N= Jumlah sampel
Y=Skor total pertanyaan
Ketentuan : Jika r
xy
> r tabel pada taraf signifikansi 5 % berarti terdapat
hubungan antara variabel Xi dengan variabel Y. Perhitungan uji validitas
instrumen ini dilakukan dengan Program SPSS for Windows versi 16.
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara 2 variabel yaitu Pengetahuan
atau sikap perawat tentang keselamatan pasien terhadap perilaku penerapan
standar keselamatan pasien dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi
Linier Sederhana. Teknik analisis Regresi linier sederhana termasuk teknik
statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan
data yang normal.
Secara sederhana model persamaan regresi linier sederhana digambarkan
sebagai berikut :
Y = a + biXib + e
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Keterangan:
Y = variabel terikat
a = intercept (perkiraan besarnya rata-rata Y ketika kenaikan nilai Xi = 0
b = slope (perkiraan besarnya perubahan nilai variabel Y bila nilai variabel
Xi berubah satu unit pengukuran)
Xi = masing-masing variabel
e = nilai kesalahan (error) yaitu selisih antara nilai Y individual yang
teramati dengan nilai Y sesungguhnya pada titik Xi tertentu.
Ketentuan :
a. Merumuskan Hipotesis
Ho1 : tidak ada pengaruh pengetahuan mengenai penerapan standar
keselamatan pasien terhadap perilaku penerapan standar
keselamatan pasien
Ha1 : ada pengaruh pengetahuan mengenai penerapan standar
keselamatan pasien terhadap perilaku penerapan standar
keselamatan pasien
Ho2 : tidak ada pengaruh sikap terhadap perilaku penerapan standar
keselamatan pasien
Ha2 : ada pengaruh sikap terhadap perilaku penerapan standar
keselamatan pasien
b. Menentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi menggunakan = 5%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Menentukan F Tabel
F tabel pada taraf signifikansi 5 % dengan dk pembilang (jumlah
variabel – 1) = 1, dan dk penyebut = n – k – 1 (40 – 1 – 1) = 38
diperoleh F tabel sebesar 4,10.
c. Kriteria Pengujian
Ho ditolak jika F hitung > F Tabel.
Ho diterima jika F hitung < F Tabel.
Perhitungan uji validitas instrumen ini dilakukan dengan Program SPSS
for Windows versi 16.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat bertujuan untuk melihat atau mempelajari antar
beberapa variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen,
yang mana untuk memperoleh jawaban faktor-faktor yang dominan. Dari analisa
diharapkan diperoleh informasi variabel penentu yang paling berpengaruh dengan
variabel dependen.
Analisis Multivariat (Multivariat Analysis) merupakan salah satu jenis
analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dimana data yang
digunakan berupa variable bebas (independen variabels) dan variable terikat
(dependen variabels). Analisis Regresi Linear Ganda atau sering disebut juga
Analisis Multiple Regression Linear merupakan perluasan dari Simple Regression
Linear (Regresi Linear Sederhana).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Seleksi bivariat pada masing-masing variabel dependen dilakukan sebelum
melakukan analisis multivariat. Variabel independen yang memiliki nilai p > 0,25
dapat masuk dalam pemodelen multivariat .
Secara sederhana model persamaan regresi ganda digambarkan sebagai
berikut :
Y = a+b1X1b+b2X2+b3X3+…+bnXn+e
Keterangan:
Y = variabel terikat
a = intercept (perkiraan besarnya rata-rata Y ketika kenaikan nilai X = 0
b = slope (perkiraan besarnya perubahan nilai variabel Y bila nilai variabel
X berubah satu unit pengukuran)
X = masing-masing variabel
e = nilai kesalahan (error) yaitu selisih antara nilai Y individual yang
teramati dengan nilai Y sesungguhnya pada titik X tertentu.
Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara
variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen
(Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti
hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka
hubungan yang terjadi semakin lemah.
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00 - 0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399
= rendah
0,40 - 0,599
= sedang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
0,60 - 0,799
= kuat
0,80 - 1,000
= sangat kuat
I. Tahapan Penelitian
Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data
penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan tahapan prosedur
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan penelusuran literatur ilmiah,
penyusunan proposal, mengurus perijinan penelitian, dan sosialisasi di Instalasi
Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi. Rencana penelitian penyampaian
informasi kepada calon responden. Dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan instrumen berupa :
a. Kuisioner A, yaitu data pribadi responden yang terdiri dari nama (initial), usia,
jenis kelamin, pendidikan, status kepegawaian, masa kerja dan status
pernikahan responden.
b. Kuesioner B, yaitu untuk mengukur pengetahuan perawat tentang standar
keselamatan pasien.
c. Kuesioner C, yaitu untuk mengukur sikap perawat terhadap penerapan
standar keselamatan pasien.
d. Instrumen D, yaitu untuk mengukur perilaku perawat dalam
standar keselamatan pasien.
commit to user
penerapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti, maka sebelum digunakan untuk
pengambilan data terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas,
yaitu dengan cara mengujicobakan kuesioner kepada 25 responden. Uji coba
kuesioner dilakukan pada 25 perawat yang ada di HCU bedah dan HCU interna
RSUD dr. Moewardi.
Berdasarkan perhitungan validitas variabel pengetahuan X1 diperoleh dari
30 soal terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 5, 14, 22, 27 dan 28 yang
mempunyai nilai r hitung antara -0,260 – 0,100 kurang dari r tabel product
moment untuk N = 25 dengan
= 5% sebesar 0,396. Soal yang valid digunakan
dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid di buang dan
tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian.
Berdasarkan perhitungan validitas variabel Sikap (X2) diperoleh dari 30 soal
terdapat 6 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 5, 7, 10, 11, 13 dan 20 yang
mempunyai nilai
r hitung antara 0,092 – 0,363 kurang dari r tabel product
moment untuk N = 25 dengan
= 5% sebesar 0,396. Soal yang valid digunakan
dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid di buang dan
tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian.
Berdasarkan perhitungan validitas variable Perilaku (Y) diperoleh dari 30
soal terdapat 6 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 3, 9, 12, 18, 20 dan 25 yang
mempunyai nilai
r hitung antara -0,32 – 0,119 kurang dari r tabel product
moment untuk N = 25 dengan
= 5% sebesar 0,396. Soal yang valid digunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid di buang dan
tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Peneliti datang sendiri ke Instalasi Perawatan Intensif (ICU, PICU) RSUD
dr. Moewardi untuk memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur
penelitian. Responden diminta untuk memberikan persetujuan berpartisipasi
dalam penelitian. Setelah itu kuesioner pengetahuan dan sikap dibagikan kepada
responden untuk diisi dan setelah selesai langsung dikumpulkan oleh peneliti,
observer yang ditunjuk dan telah diberikan penjelasan melakukan observasi
terhadap kinerja perawat pelaksana dalam penerapan standar keselamatan pasien.
3. Tahap pelaporan
Pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan tahap sebagai berikut :
a. Editing
Editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian dalam lembar kuesioner
sudah lengkap. Editing dilakukan ditempat pengumpulan data, sehingga jika
ada data yang kurang dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Teknik coding dilakukan dengan memberikan angka pada masing-masing
jawaban. Selanjutnya dimasukkan ke dalam lembaran tabel kerja.
c. Tabulating
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Tabulasi adalah langkah untuk memasukkan data hasil penelitian ke dalam
tabel-tabel kriteria. Setelah langkah-langkah di atas dilakukan oleh peneliti
kemudian data dianalisa menggunakan uji statistik. Uji statistik pada penelitian
ini adalah dengan menggunakan analisis regresi linear ganda (Riwidikdo,
2012).
d. Penulisan laporan
Setelah semua data terkumpul dan dianalisa, tahap selanjutnya adalah
pelaporan hasil penelitian. Pada tahap ini hasil penelitian dilaporkan sekaligus
dibahas kesesuaiannya dengan beberapa tinjauan pustaka. Laporan diakhiri
dengan bagian kesimpulan dan saran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Berikut
pengetahuan
akan
diuraikan
hasil
penelitian
mengenai penerapan standar
a. Umur
commit to user
pengaruh
keselamatan pasien dan sikap
terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien.
1. Deskripsi Responden
mengenai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Deskripsi umur responden dibagi menjadi 3 kelompok yaitu
umur 20 – 30 tahun, 31 – 40 tahun dan 41 – 50 tahun. Deskripsi umur
responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Deskripsi Umur Responden
No
1
2
3
Umur
20 – 30 Tahun
31 – 40 Tahun
41 – 50 Tahun
Total
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
Jumlah
16
15
9
40
Persentase (%)
40.0
37.5
22.5
100
Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden
berumur antara 20 – 30 tahun sejumlah 16 responden (40%).
Sedangkan yang paling sedikit adalah responden berumur antara
41 – 50 tahun sejumlah 9 orang (22,5%).
b. Jenis Kelamin
Deskripsi jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.2
Deskripsi Jenis Kelamin Responden
No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-Laki
9
2
Perempuan
31
Total
40
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
commit to user
Persentase (%)
22.5
77.5
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden
perempuan sejumlah 31 responden (77.5%). Sedangkan responden
laki-laki sejumlah 9 orang (22,5%).
c. Pendidikan
Deskripsi pendidikan responden dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu Pendidikan D3, Pendidikan S1 dan Pendidikan S1 + Ners.
Deskripsi pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Deskripsi Pendidikan Responden
No
1
2
3
Pendidikan
D3
S1
S1 + Ners
Total
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
Jumlah
22
12
6
40
Persentase (%)
55.0
30.0
15.0
100
Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden
berpendidikan D3 sejumlah 22responden (55%). Sedangkan yang
paling sedikit adalah responden dengan pendidikan S1 + Ners
sejumlah 6 orang (15%).
d. Status kepegawaian
Responden dalam penelitian ini terdiri dari Pegawai Negeri
SInstalasi Perawatan Intensifl dan Non Pegawai Negeri SInstalasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Perawatan Intensifl. Deskripsi status kepegawaian responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Deskripsi Status Kepegawaian Responden
No
1
2
Status Kepegawaian
PNS
Non PNS
Total
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
Jumlah
22
18
40
Persentase (%)
55.0
45.0
100
Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden
adalah PNS sejumlah 22 responden (55%). Sedangkan sisanya adalah
non PNS sejumlah 18orang (45,0%).
e. Masa kerja
Deskripsi masa kerja responden dibagi menjadi 4 kelompok
yaitu umur < 5 tahun, 6 – 10 tahun, 11 – 15 tahun, dan 16 – 20 tahun.
Deskripsi masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Deskripsi Masa Kerja Responden
No
1
2
3
4
Masa kerja
< 5 Tahun
6 - 10 Tahun
11 - 15 Tahun
16 - 20 Tahun
Total
Sumber: Data Primer diolah,
commit 2014.
to user
Jumlah
14
10
11
5
40
Persentase (%)
35.0
25.0
27.5
12.5
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden
dengan masa kerja kurang dari 5 tahun sejumlah 14responden (35%).
Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan masa kerja
antara 16 – 20 tahun sejumlah 5orang (12,5%).
f. Status pernikahan
Deskripsi status pernikahan responden dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.6
Deskripsi Status Pernikahan Responden
No
1
2
Status Pernikahan
Menikah
Belum Menikah
Total
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
Jumlah
36
4
40
Persentase (%)
90.0
10.0
100
Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden telah
menikah sejumlah 36 responden (90%). Sedangkan responden yang
belum menikah sejumlah sejumlah 4orang (10%).
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskritif digunakan untuk mengetahui gambaran variabel
penelitian yaitu pengetahuan, sikap perawat dan perilaku perawat dalam
penerapan standar keselamatan pasien.
a. Pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien
Deskripsi
keselamatan
Pengetahuan
mengenai
pasien commit
diukurto user
menggunakan
penerapan
standar
kuesioner
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
25 pertanyaan. Dari 25 pertanyaan diperoleh nilai tertinggi 25 (100%)
dan nilai terendahnya 12 (48%) dengan rata-rata nilainya 19 (79,20%).
Tingkat Pengetahuan dibedakan menjadi 3 macam yaitu tinggi, sedang
dan rendah. Deskripsi tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.7
Tingkat Pengetahuan
No
1
2
3
Tingkat Pengetahuan
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
Jumlah
1
10
29
40
Persentase (%)
2.5
25.0
72.5
100
Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden
mempunyai pengetahuan mengenai penerapan standar
keselamatan
pasien dengan kategori tinggi sejumlah 29 responden (72,5%).
Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan tingkat
pengetahuan rendah sejumlah 1 responden (2,5%).
b. Sikap
Deskripsi sikap perawat diukur menggunakan kuesioner dengan
24 pertanyaan dengan skala liket. Dari 24 pertanyaan diperoleh nilai
tertinggi 94 (97,92%) dan nilai terendahnya 52 (54,17%) dengan ratarata nilainya 78,68 (81,95%). Sikap perawat dibedakan menjadi 3
macam yaitu baik, cukup dan kurang. Deskripsi sikap perawat dapat
dilihat pada tabel berikut
ini: to user
commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
Tabel 4.8
Sikap Perawat
No
1
2
3
Sikap
Kurang
Cukup
Baik
Total
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
Jumlah
1
12
27
40
Persentase (%)
2.5
30.0
67.5
100
Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden
mempunyai sikap baik sejumlah 27 responden (67,5%). Sedangkan
yang paling sedikit adalah responden dengan sikap kurang sejumlah
1 responden (2,5%).
c. Perilaku penerapan standar keselamatan pasien
Deskripsi perilaku penerapan standar keselamatan pasien diukur
menggunakan kuesioner dengan 24 pertanyaan. Dari 24 pertanyaan
diperoleh nilai tertinggi 22 (91,67%) dan nilai terendahnya
15 (62,50%) dengan rata-rata nilainya 19,55 (81,46%). Perilaku
penerapan standar keselamatan pasien dibagi menjadi 3 macam yaitu
baik, cukup dan kurang. Deskripsi perilaku penerapan standar
keselamatan pasien dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9
Perilaku
No
1
2
3
Tingkat Perilaku
Kurang
Cukup
commit to user
Baik
Jumlah
0
9
31
Persentase (%)
0
22.5
77.5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
Total
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
40
100
Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar responden
mempunyai perilaku penerapan standar
keselamatan pasien dengan
kategori baik sejumlah 31responden (77,5%). Sedangkan yang paling
sedikit adalah responden dengan tingkat perilaku cukup sejumlah
9 responden (22,5%) dan tidak terdapat responden yang dengan
perilaku kurang.
3. Analisis Bivariat
Analisis
bivariat
digunakan
untuk
mengetahui
pengaruh
pengetahuan terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien dan
mengetahui pengaruh sikap perawat terhadap perilaku penerapan
standarkeselamatan pasien. Analisis data yang digunakan dengan
menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berikut hasil penelitian
yang telah dilakukan:
a. Analisis Uji Prasyarat Regresi Tunggal
Sebelum dilakukan analisis regresi linier sederhana dipersyarat
data yang dianalisis adalah data yang normal. Analisis normalitas data
dalam penelitian ini menggunakan kolmogorov smirnov test. Hasil
analisis normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10
Uji Normalitas data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Pengetahuan
(X1)
40
19.80
N
Normal
Mean
a
Parameters Std.
Deviation
Most
Absolute
Extreme
Positive
Differences Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
Sikap
(X2)
Perilaku
(Y)
40
78.68
40
19.55
3.006
10.113
1.894
.177
.070
-.177
1.116
.165
.178
.178
-.147
1.126
.158
.169
.106
-.169
1.068
.204
Berdasarkan hasil analisis normalitas dengan kolmogorov
smirnov test diperoleh semua variabel pengetahuan, sikap dan perilaku
penerapan standar
keselamatan pasien mempunyai nilai p> 0,05
sehingga dapat disimpulkan ketiga variabel mempunyai distribusi yang
normal, sehingga analisis data dapat dilakukan dengan analisis regresi
linier.
b. Pengaruh
Pengetahuan
terhadap
Perilaku
Penerapan
Standar
Keselamatan Pasien
Untuk menguji hipotesis pengaruh pengetahuan mengenai
penerapan standar keselamatan pasien terhadap perilaku penerapan
standar keselamatan pasien dilakukan dengan analisis regresi tunggal.
Hasil analisis regresi tunggal antara variabel pengetahuan mengenai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
penerapan standar keselamatan pasien terhadap variabel perilaku
penerapan standar keselamatan pasien disajikan dalam data sebagai
berikut:
1) Uji Hipotesis
Uji hipotesis pengaruh pengetahuan
terhadap perilaku
penerapan standar keselamatan pasien dilakukan dengan analisis
regresi uji F. hasil perhitungan analisis varian regresi adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.11
Analisis Uji F
F hitung
22.496
P<0,05
F Tabel (0,05,1,38)
4,10
p
0,000
Keterangan
Ho diterima
Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 22,496 >
dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk pembilang 1 dan dk
penyebut 38 sebesar 4,10 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak
dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengetahuan terhadap perilaku penerapan standar keselamatan
pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif
RSUD dr. Moewardi.
2) Persamaan Regresi
Hasil persamaan regresi pengaruh pengetahuan terhadap
perilaku
penerapan
standar
commit to user
keselamatan
pasien
adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Y = 11,942 + 0,384 X1. Hasil persamaan regresi mempunyai arti
sebagai berikut:
a = 11,942 artinya jika tidak ada pengetahuan mengenai penerapan
standar keselamatan pasien maka perilaku penerapan
standar keselamatan pasien adalah sebesar 11,942.
b = 0,384 artinya jika variabel pengetahuan meningkat sebesar
1 satuan, maka perilaku penerapan standar keselamatan
pasien meningkat sebesar 0,384 satuan.
3) Koefisien Korelasi
Hasil koefisien korelasi antara pengetahuan dengan
perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar
0,610. Hasil ini memberikan maksud terdapat hubungan dengan
tingkat sedang antara pengetahuan dengan perilaku penerapan
standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi
Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi.
4) Koefisien Determinasi
Hasil koefisien determinasi antara pengetahuan dengan
perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar
0,372. Hasil ini memberikan maksud pengetahuan tentang
penerapan standar keselamatan pasien memberikan sumbangan
kepada perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada
perawat perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD
dr. Moewardi sebesar 37,2% sedangkan sisanya 62,8% dipengaruhi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
oleh variabel lain selain pengetahuan tentang penerapan standar
keselamatan pasien.
c. Pengaruh Sikap Perawat terhadap Perilaku Penerapan Standar
Keselamatan Pasien
Untuk menguji hipotesis pengaruh sikap perawat terhadap
perilaku penerapan standar keselamatan pasien dilakukan dengan
analisis regresi tunggal. Hasil analisis regresi tunggal antara variabel
sikap
perawat
terhadap
variabel
perilaku
penerapan
standar
keselamatan pasien disajikan dalam data sebagai berikut:
1) Uji Hipotesis
Uji hipotesis pengaruh sikap perawat terhadap perilaku
penerapan standar keselamatan pasien dilakukan dengan analisis
regresi uji F. hasil perhitungan analisis varian regresi adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.12
Analisis Uji F
F hitung
18,982
P<0,05
F Tabel (0,05,1,38)
4,10
p
0,000
Keterangan
Ho diterima
Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar
18,982 > dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk pembilang
1 dan dk penyebut 38 sebesar 4,10 sehingga dapat disimpulkan
Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang
user terhadap perilaku penerapan
signifikan antara commit
sikap to
perawat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi
Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi.
2) Persamaan Regresi
Hasil persamaan regresi pengaruh sikap perawat terhadap
perilaku
penerapan
standar
keselamatan
pasien
adalah
Y = 11,046 + 0,108 X2. Hasil persamaan regresi mempunyai arti
sebagai berikut:
a = 11,046 artinya jika tidak ada sikap perawat maka perilaku
penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar
11,046.
b = 0,108 artinya jika variabel sikap perawat meningkat sebesar
1 satuan, maka perilaku penerapan standar keselamatan
pasien meningkat sebesar 0,108 satuan.
3) Koefisien Korelasi
Hasil koefisien korelasi antara sikap perawat dengan
perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar
0,577. Hasil ini memberikan maksud terdapat hubungan dengan
tingkat sedang antara sikap perawat dengan perilaku penerapan
standar keselamatan pasien pada perawat perawat pelaksana di
Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi.
4) Koefisien Determinasi
Hasil koefisien determinasi antara sikap perawat dengan
perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
0,333. Hasil ini memberikan maksud sikap perawat memberikan
sumbangan kepada perilaku penerapan standar keselamatan pasien
pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr.
Moewardi sebesar 33,3% sedangkan sisanya 66,7% dipengaruhi
oleh variabel lain selain sikap perawat.
4. Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh
pengetahuan mengenai penerapan standar keselamatan pasien dan sikap
perawat secara bersama-sama terhadap perilaku penerapan standar
keselamatan pasien dilakukan dengan analisis regresi linier berganda.
Sebelum dilakukan analisis regresi berganda dilakukan pengujian
prasyarat analisis regresi berganda yaitu uji asumsi klasik antara lain uji
normalitas, uji autokorelasi, uji multikoliniertas dan uji heterokedastisitas.
a. Uji Prasyarat Analisis Regresi Berganda
1) Uji Normalitas
Sebelum
dilakukan
analisis
regresi
linier
berganda
dipersyarat data yang dianalisis adalah data yang normal. Analisis
normalitas
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan
kolmogorov smirnov test.
Hasil analisis normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.13
Uji Normalitas data
Sikap (X2) Perilaku (Y)
commit to Pengetahuan
user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
(X1)
N
Normal
Mean
a
Parameters Std.
Deviation
Most
Absolute
Extreme
Positive
Differences Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
40
19.80
40
78.68
40
19.55
3.006
10.113
1.894
.177
.070
-.177
1.116
.165
.178
.178
-.147
1.126
.158
.169
.106
-.169
1.068
.204
Berdasarkan hasil analisis normalitas dengan kolmogorov
smirnov test diperoleh semua variabel yang pengetahuan, sikap dan
perilaku penerapan standar keselamatan pasien mempunyai nilai
p> 0,05 sehingga dapat disimpulkan ketiga variabel mempunyai
distribusi yang normal, sehingga uji normalitas data terpenuhi.
2) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji korelasi antara
variabel bebas dalam regresi berganda. Syarat regresi berganda
tidak ada korelasi diantara variabel bebas. Analisis autokorelasi
dalam penelitian ini menggunakan analisis runs test. Hasil uji
autokorelasi dengan runs test adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14
Uji Autokorelasi
Unstandardized
Residual
a
Test Value
.08832
Cases < Test Value
20
Cases >= Test Value
20
Total Cases
40
commit
to
user
Number of Runs
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-.801
.423
Berdasarkan hasil uji runs test diperoleh nilai Z sebesar
0,801 dengan p = 0,423 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak
ada autokorelasi diantara variabel bebas dalam penelitian ini.
3) Uji Multikolinieritas
Syarat regresi berganda tidak ada multikolinieritas diantara
variabel bebas. Analisis multikolinieritas dalam penelitian ini
menggunakan VIF. Hasil uji multikolinieritas dengan VIF
diperolah hasil sebagai berikut:.
Model
1
Tabel 4.15
Uji Multikolinieritas
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
Pengetahuan Mengenai
Penerapan Standar
Keselamatan Pasien (X1)
Sikap (X2)
.879
1.138
.879
1.138
Berdasarkan hasil uji VIF diperoleh nilai VIF pada variabel
pengetahuan sebesar 1,138 dan nilai VIF variabel sikap perawat
sebesar 1,138 <10 sehingga dapat disimpulkan tidak ada gejala
multikolinieritas diantara variabel bebas dalam penelitian ini.
4) Uji Heterokedastisitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Syarat regresi berganda tidak ada heterokedastisitas
diantara variabel bebas. Analisis heterokeastistias dalam penelitian
ini menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan
meregresikan variabel bebas dengan absolute residual dari
persamaan regresi. Hasil uji heterokedastisitas dengan uji Glejser
diperolah hasil sebagai berikut:.
Tabel 4.16
Uji Heterokedastisitas
Sum of
Mean
Model
df
F
Sig.
Squares
Square
1
Regression
2.313
2
1.156 1.649
.206a
Residual
25.940
37
.701
Total
28.253
39
a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai
Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1)
b. Dependent Variable:
Abs_res
Berdasarkan hasil uji Glejser diperoleh nilai F hitung
sebesar 1,649 dengan p = 0,206 > 0,5 sehingga dapat disimpulkan
tidak ada gejala heterokedastisitas diantara variabel bebas dalam
penelitian ini.
b. Hasil Analisis Regresi Berganda
Setelah uji prasyarat asumsi klasik persamaan regresi terpenuhi
selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis regresi linier berganda.
Hasil analisis regresi berganda antara variabel pengetahuan mengenai
commit to user
penerapan standar keselamatan
pasien dan sikap perawat terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
variabel perilaku penerapan standar keselamatan pasien disajikan
dalam data sebagai berikut:
1) Uji Hipotesis
Uji hipotesis pengaruh pengetahuan dan sikap perawat
terhadap perilaku penerapan standar keselamatan pasien dilakukan
dengan analisis regresi uji F. hasil perhitungan analisis varian
regresi adalah sebagai berikut.
Tabel 4.17
Analisis Uji F
F hitung
20,322
F Tabel (0,05,2,37)
3,25
p
0,000
Keterangan
Ho diterima
Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar
20,322 > dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk pembilang
2 dan dk penyebut 37 sebesar 3,25 sehingga dapat disimpulkan
Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara pengetahuan dan sikap perawat terhadap perilaku
penerapan standar keselamatan pasien pada perawat pelaksana di
Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi.
2) Persamaan Regresi
Hasil persamaan regresi pengaruh pengetahuan mengenai
penerapan standar keselamatan pasien dan sikap perawat terhadap
perilaku
penerapan
standar
commit to user
keselamatan
pasien
adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
Y = 0,293 X1 + 0,078 X2 + 7,626. Hasil persamaan regresi
mempunyai arti sebagai berikut:
a = 7,626 artinya jika tidak ada pengetahuan mengenai penerapan
standar keselamatan pasien dan sikap perawat maka
perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah
sebesar 7,626.
1
= 0,293 artinya jika variabel pengetahuan mengenai penerapan
standar keselamatan pasien dan meningkat sebesar
1 satuan dan sikap perawat tetap, maka perilaku
penerapan standar keselamatan pasien meningkat
sebesar 0,293 satuan.
b2 = 0,078 artinya jika variabel sikap perawat meningkat sebesar
1 satuan dan pengetahuan mengenai penerapan standar
keselamatan pasien tetap, maka perilaku penerapan
standar
keselamatan
pasien
meningkat
sebesar
0,078 satuan.
b1 = 0,293 dan b2 = 0,078 artinya jika variabel pengetahuan
mengenai penerapan standar keselamatan pasien dan
sikap perawat masing-masing meningkat sebesar
1 satuan, maka perilaku penerapan standar keselamatan
pasien meningkat sebesar 0,293 + 0,078 = 3,71 satuan.
3) Koefisien Korelasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Hasil koefisien korelasi antara pengetahuan dan sikap
perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien
adalah sebesar 0,724. Hasil ini memberikan maksud terdapat
hubungan dengan tingkat kuat antara pengetahuan dan sikap
perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien
pada
perawat
pelaksana
di
Instalasi
Perawatan
Intensif
RSUD dr. Moewardi.
4) Koefisien Determinasi
Hasil koefisien determinasi antara pengetahuan dan sikap
perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien
adalah sebesar 0,523. Hasil ini memberikan maksud pengetahuan
dan sikap perawat secara bersama-sama memberikan sumbangan
kepada perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada
perawat pelaksana di
Instalasi Perawatan
Intensif RSUD
dr. Moewardi sebesar 52,3% sedangkan sisanya 47,7% dipengaruhi
oleh variabel lain selain pengetahuan dan sikap perawat.
B. Pembahasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, selanjutnya dilakukan pembahasan
terhadap hasil analisis. Variabel-variabel tersebut dibahas secara mendetail sesuai
dengan tujuan penulisan penelitian ini.
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan faktor dominan dalam mencapai tingkatan
ketrampilan tertentu. Dengan pengetahuan yang baik maka individu akan lebih
mudah mengembangkan ketrampilan dengan latihan-latihan yang cukup
(Notoatmojo, 2007). Sebagian responden memiliki pengetahuan tinggi yaitu
sejumlah 29 responden (72,5%), responden dengan pengetahuan sedang sejumlah
10 responden (25%).
Hasil penelitian Shelly Aprilia (2011), dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan perilaku penerapan standar
keselamatan pasien adalah variabel pengetahuan setelah dikontrol oleh variabel
umur, status pernikahan, pelatihan dan pengaruh organisasi.
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan modal utama
didapatkannya keterampilan dan sikap yang baik, dengan pengetahuan yang baik,
individu akan termotivasi meningkatkan perilaku kesehatan, dengan demikian
dapat disimpulkan pengetahuan perawat tentang standar keselamatan pasien
sebagian besar adalah baik, sehingga perawat di harapkan mampu menerapkan
standar keselamatan pasien dengan baik.
Terkait dengan konsep manajemen SDM, pengetahuan dinyatakan sebagai
suatu syarat penting terbentuknya perilaku karyawan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Mangkuprawira (2008) yang menyatakan bahwa pengetahuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
merupakan unsur pokok bagi setiap karyawan untuk merubah perilakunya dalam
mengerjakan
sesuatu.
Karyawan
yang hanya menggunakan pengetahuan
yang sekedarnya akan semakin tertinggal kinerjanya dibanding karyawan yang
selalu menambah pengetahuannya yang baru. Hal ini semakin memperjelas bahwa
pengetahuan tidak hanya dapat dipandang sebagai investasi yang bermanfaat pada
waktu tertentu saja akan tetapi bagaimana pengetahuan mempengaruhi kinerja
karyawan pada periode pekerjaan karyawan merupakan suatu hal yang penting
diperhatikan dalam mengelola SDM. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Sri Yulia (2010) bahwa dalam kerangka memfasilitasi transfer pengetahuan
program pelatihan keselamatan pasien dan
pengembangkan
standar kinerja
perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Analisis peneliti terkait hal ini adalah upaya meningkatkan pengetahuan tetap
merupakan suatu hal yang penting khususnya dalam konteks keselamatan
pasien. Hal ini didukung oleh pendapat Notoadmodjo(2009) yang menyatakan
bahwa pengetahuan yang menunjang keterampilan perlu diberikan agar staf dapat
melakukan tugasnya berdasarkan teori-teoriyang dapat dipertanggungjawabkan.
Sejalan dengan hal ini juga Henriksen, Joseph, dan
Menyatakan bahwa keterbatasan pengetahuan SDM
dalam menyebabkan keterbatasan
pelayanan
institusi
Zayas-Caban (2009).
memiliki peran penting
pelayanan
untuk
mengelola
yang berorientasi pada keselamatan pasien. Hal ini berarti bahwa
keterbatasan pengetahuan merupakan hal kunci sangat perlu dipertimbangkan
demi keamanan asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan termasuk perawat.
Untuk mencapai peningkatan pengetahuan pelatihan dan peran pengorganisasian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
hal sesuai penelitian yang dilakukan Dewi Setyowati (2013) bahwa diperlukan
peningkatan pengetahuan head nurse pada fungsi pengorganisasian dengan
pembentukan struktur organisasi, uraian tugas, pelatihan budaya keselamatan
pasien, pendidikan keperawatan berlanjut, diskusi keselamatan pasien, sistem
penghargaan atas penerapan budaya keselamatan pasien.
2.
Sikap
Individu akan bersikap terhadap suatu permasalahan yang dihadapi
tergantung dari pengetahuan yang dimiliki. Sikap merupakan kumpulan
komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dan
memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu obyek (Azwar, 2010).
Sebagian besar responden memiliki sikap dalam kategori baik yaitu sebesar 27
orang (67,5%),responden dengan sikap dalam kategori sedang adalah sejumlah 12
responden (30%). Responden dengan sikap dalam kategori kurang 1 (2,5%).
Sikap merupakan perwujudan nilai-nilai afektif individu yang didasari oleh
beberapa variabel termasuk pengetahuan dan dipengaruhi pula oleh kondisi
lingkungan (Suparyanto, 2010).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sikap perawat untuk menerapkan standar keselamatan pasien rata-rata bersikap
baik.
3.
Perilaku
Menurut Skinner cit Notoatmodjo (2007), merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar. Sebagian besar responden memiliki perilaku dalam kategori baik yaitu
sebesar 31responden (77,5%). Responden dengan perilaku dalam kategori cukup
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
adalah sejumlah 9 responden (23,5%). Hasil penelitian Shelly Aprilia (2011),
menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan perilaku penerapan
IPSG adalah pengetahuan, semakin pegetahuan responden baik maka perilakunya
akan baik juga. Perilaku menurut Notoatmodjo (2007), adalah suatu respon
seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit,
sistim pelayanan kesehatan, dengan demikian perilaku perawat untuk menerapkan
standar standar keselamatan pasien adalah baik.
Keberhasilan perilaku penerapan standard keselamatan pasien perlu
didukung
adanya kepatuhan pribadi perawat tersebut, hal ini sesuai hasil
penelitian Elizabeth Ari Setyarini (2103) yang menyatakan
para perawat
diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan melaksanakan SPO pencegahan pasien
resiko jatuh.
4.
Hasil Analisis Pengaruh Pengetahuan dengan Perilaku Penerapan Standar
keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi.
Pengetahuan merupakan faktor dominan dalam mencapai tingkatan
ketrampilan tertentu, pengetahuan merupakan modal utama didapatkannya
keterampilan dan sikap yang baik, dengan pengetahuan yang baik, individu akan
termotivasi meningkatkan perilaku kesehatan dengan baik (Notoadmodjo, 2007).
Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 22,496 > dari F tabel
pada taraf signifikansi 5% dan dk pembilang 1 dan dk penyebut 38 sebesar 4,10
sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh
yang signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku penerapan standar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD
dr. Moewardi.
5.
Hasil Pengaruh Sikap dengan Perilaku Penerapan Standar Keselamatan
Pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi .
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,
orang lain, obyek atau issue. Sikap adalah merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojo,
2007).
Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 18,982 > dari F tabel
pada taraf signifikansi 5% dan dk pembilang 1 dan dk penyebut 38 sebesar 4,10
sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh
yang signifikan antara sikap perawat terhadap perilaku penerapan standar
keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD
dr. Moewardi.
Hal ini berarti sebagian besar sikap perawat positif untuk penerapan
sistem keselamatan pasien sesuai sasaran keselamatan pasien dan sebagian
kecil sikap perawat belum positif untuk materi peningkatan komunikasi
efektif.
Seperti
telah
disampaikan
sebelumnya
komunikasi
merupakan
permasalahan umum di rumah sakit, oleh sebab itu Standar ke VII Panduan
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit menyatakan bahwa Komunikasi
merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan pasien. Komunikasi
verbal, via lisan atau telepon direkomendasikan untuk ditulis, readback dan check
user
back. Penelitian Teguh Kuncoro commit
(2012) to
merekomendasikan
untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
kualitas kehidupan kerja rumah sakit dengan memperbaiki cara-cara penyelesaian
masalah dengan tidak menyalahkan dan menghukum.
6. Hasil Pengaruh pengetahuan dan Sikap Perawat terhadap Perilaku Penerapan
Standar Keselamatan Pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr.
Moewardi .
Hasil koefisien korelasi antara pengetahuan dan sikap perawat dengan
perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 0,724. Hasil ini
memberikan maksud terdapat pengaruh dengan tingkat kuat antara pengetahuan
dan sikap perawat dengan perilaku penerapan standar keselamatan pasien pada
perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi.
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan modal utama
didapatkannya keterampilan dan sikap yang baik, dengan pengetahuan yang baik,
individu akan termotivasi meningkatkan perilaku kesehatan dengan baik.
Hasil koefisien determinasi antara pengetahuan dan sikap perawat dengan
perilaku penerapan standar keselamatan pasien adalah sebesar 0,523. Hasil ini
memberikan maksud pengetahuan dan sikap perawat secara bersama-sama
memberikan sumbangan kepada perilaku penerapan standar keselamatan pasien
pada perawat pelaksana di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr. Moewardi
sebesar 52,3% sedangkan sisanya 47,7% dipengaruhi oleh variabel lain selain
pengetahuan dan sikap perawat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Agustina Puji Lestari (2013). Bahwa semakin tinggi tingkat budaya keselamatan
pasien oleh perawat akan berpengaruh pada tingkat pelaksanaan pelayanan dan
commit to user
akhirnya akan berdampak pada menurunnya
angka KTD di rumah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Staf yang adekuat juga menjadi faktor penentu dalam penerapan standard
keselamatan pasien. Kurangnya jumlah maupun kualitas tenaga perawatan
berdampak pada tingginya beban kerja perawat yang merupakan faktor kontribusi
terbesar sebagai penyebab human error dalam pelayanan keperawatan. Oleh
karena itu sangat direkomendasikan untuk meningkatkan jumlah dan kemampuan
staf yang adekuat untuk meningkatkan keselamatan pasien. Rumah sakit dengan
staf keperawatan yang tidak memadai sangat berisiko untuk terjadi kesalahan
yang berujung kepada terjadinya hal yang tidak diinginkan (Yulia, 2010).
C. Keterbatasan
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Penelitian ini hanya mengamati sekali saja pada saat pengambilan data
dan tidak diamati dalam jangka panjang serta sampel dalam penelitian
ini hanya berskala kecil sehingga hasil penelitian ini belum dapat
digeneralisasikan.
2.
Terdapat hambatan-hambatan yang dialami selama pengambilan data
diantaranya
seluruh
responden
bertugas
secara
shift
sehingga
menyulitkan peneliti untuk mengikutinya dan membutuhkan waktu yang
lama untuk memperoleh data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1.
Terdapat pengaruh yang signifikan pengetahuan perawat terhadap
penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif
RSUD Dr. Moewardi.
2.
Terdapat pengaruh yang signifikan sikap perawat terhadap penerapan
standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr.
Moewardi.
3.
Pengetahuan dan sikap perawat secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi
Perawatan Intensif RSUD dr. Moewadi.
B. Implikasi Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan literature
mengenai pengaruh pengetahuan dan sikap perawat dalam penerapan
standar keselamatan pasien di rumah sakit .
2. Hasil penelitian diharapkan menjadi tolok ukur/ indikator pencapaian
penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan
kualitas profesionalisme perawat dalam penerapan standar keselamatan
pasien di rumah sakit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
4. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai rujukan untuk menentukan
kebijakan-kebijakan dalam hal pelayanan yang berhubungan dengan
keselamatan pasien di rumah sakit.
C. Saran
1. Mengembangkan
penelitian
yang
tidak
terbatas
pada
pengaruh
pengetahuan terhadap penerapan standar keselamatan pasien, tetapi juga
penelitian yang mengukur aspek psikomotor skill, manajerial skill dan
social skill serta sejumlah faktor lain seperti faktor individu (sikap,
persepsi, nilai dan keterampilan) dan
faktor
organisasi (lingkungan
kerja, kebijakan, program, kepemimpinan, supervisi dan manajemen)
2. Mengembangkan penelitian dengan desain kualitatif yang dapat menggali
berbagai
fenomena
mengenai
persepsi,
pengalaman
dan
kontribusi perawat terkait berbagai topik keselamatan pasien dalam
pelayanan keperawatan.
3. Mengembangkan
program
peningkatan
pengetahuan
tentang
keselamatan pasien secara berkelanjutan.
4. Melaksanakan
evaluasi
dalam
bentuk
audit
mutu
pelayanan
keperawatan terhadap penerapan standar keselamatan pasien
5. Mengembangkan
penerapan
standar
kinerja
perawat
yang mendukung
konsep keselamatan pasien dalam indikator mutu pelayanan
keperawatan.
6. Mengembangkan program supervise, evaluasi terhadap kinerja perawat
commit
to userpasien.
dalam menerapkan standar
keselamaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
DAFTAR PUSTAKA
Aditama,(2002).ManajemenAdministrasi Rumah Sakit. (Edisi 2). Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia
Amstrong, 1999. The Art Of HRD: Human Resource Management. New Delhi:
Crest Publishing House.
Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, (2006). Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, (2013). Teori sikap. Yogyakarta: Pustaka belajar.
Bakhtiar, (2013). Filsafat ilmu. Edisi. I. Jakarta: Rajawali Pers
Baron, R.A. & Greenberg, J. (2000). Behaviour in organizations. (7th ed.). New
Jersey: Prentice Hall
Cahyono, (2008). Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktik
kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Depkes RI, (2006). Panduan Nasional Keselamatan Rumah Sakit (Patient
Safety).Edisi. 1
Depkes RI,(2008). Pedoman indikator mutu pelayanan keperawatan klinik di sarana
kesehatan. Jakarta
Depkes RI, (2008). Pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP).
(Edisi 2). Jakarta
Depkes RI, (2013). Panduan Nasional Keselamatan Rumah Sakit (Patient Safety)
Ellis, J.R. & Hartley, C.L. (2000). Managing and colaborating nursing care.
(3rded.). USA: Lippincott Williams & Wilkins.
Furchan A, (2007). Pengantar Penelitian dalam pendidikan. Yogjakarta. Pustaka
pelajar.
Kuncoro T, (2012). Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan Kualitas Kehidupan
Kerja dengan Kinerja Perawat dalam Penerapan Sistem Keselamatan Pasien
commit
to user
di Rumah Sakit”. Tesis. Fakultas
Ilmu
Keperawatan-UI: Depok.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
Lestari Puji A, (2013) “Gambaran Budaya Keselamatan Pasien Oleh Perawat
Dalam Melaksanakan Pelayanan Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Tahun 2013”.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Notoatmodjo, S. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Permenkes RI, 1691/Menkes/Per/VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
Persi, 2011. Joint Commission International Standar Akreditasi Rumah Sakit, Edisi
4 Jakarta, PT. Gramedia
Sastroasmoro,(2002).Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Jakarta: CV Sagung
Seto.
Setiowati, (2013) Kepemimpinan Efektif Head Nurse Meningkatkan Penerapan
Budaya Keselamatan Pasien oleh Perawat Pelaksanadi RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan-UI: Depok.
Setyarini, (2012). Kepatuhan Perawat Melaksanakan Standar Prosedur
Operasional: Pencegahan Pasien Resiko Jatuh Di Gedung Yosef 3 Dago Dan
Surya Kencana Rumah Sakit Borromeus . Jurnal Kesehatan Stikes Santo
Borromeus.Bandung
Setiarso, Harjanto,Triyono, & Subagyo, (2009). Penerapan knowledge management
pada organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
SK Menteri Kesehatan RI No.1778 tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit
Suryabrata, S. (2005). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono,(2008). Metode Penelitian dalam Pendidikan, Bandung: CV.Alfabeta
Sugiyono, (2009). Statistika untuk penelitian, Bandung: CV.Alfabeta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Wibowo. (2007). Manajemen kinerja. (Edisi1).Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
Walgito,2007. Attitude Measurement. www.psycologymeaurement.com. On-line:
21 November 2013.
Wijono,2009. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Pustaka Jaya
WHO,(2004). World Alliance for Patient Safety, Format Program. Januari 03,
2010. http://www.who.int
Yulia, Sri. 2010. Pengaruh Pelatihan Keselamatan Pasien terhadap Pemahaman
Perawat Pelaksana mengenai Penerapan Keselamatan pasien di RS Tugu
Ibu. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan-UI: Depok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i
JADWAL PENELITIAN
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP
PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI
PERAWATAN INTENSIF RSUD DR. MOEWARDI
KEGIATAN
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBE
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 `1 2 3
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Ujian Usulan Tesis
Ijin Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
Ujian Tesis
Resvisi
Penggadaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii
SURAT PERMOHONAN CALON RESPONDEN
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Di RSUD Dr. Moewardi
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama
: Ari Setiyajati
NIM
: S540908002
Pendidikan
: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Adalah mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang sedang melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan dan
Sikap Perawat Terhadap Penerapan Standar Keselamatan Pasien Di Instalasi
Perawatan Intensif RSUD dr.Moewardi
Penelitian
ini
tidak
menimbulkan
akibat
yang
merugikan
bagi
Bapak/Ibu/Saudara sebagai respoonden. Kerahasian semua informasi yang
diberikan akan kami jaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila Bapak/ Ibu/ Saudara menyetujui menjadi responden maka saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah tersedia.
Demikian, atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Surakarta,
Juni 2014
Peneliti
Ari Setiyajati
S540908002
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama
: …………………………………………………………………….
Alamat
: …………………………………………………………………….
Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta hak dan
kewajiban sebagai responden. Dengan ini menyatakan dengan sungguh-sungguh
bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul
Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Perawat Terhadap Penerapan
Standar
Keselamatan Pasien Di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr.Moewardi
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh kesadaran tanpa ada
pakasaan pihak lain.
Surakarta,
Juni 2014
Responden
(-------------------------)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP
PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI
PERAWATAN INTENSIF RSUD DR. MOEWARDI
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
IDENTITAS
Nama
..........................................................................................Initial
Usia
..........................................Tahun
Jenis Kelamin
Pendidikan
Terakhir
Laki-laki
Perempuan
Diploma III
S1 Ilmu Keperawatan
Ners (S1 Profesi)
Status
kepegawaian
Pegawai negeri sipil(PNS)
Masa Kerja
< 5 Tahun
Pegawai Non PNS
>5 s.d 10 Tahun
>10 sd 15 Tahun
>15 s.d 20 Tahun
> 20 Tahun
Status
pernikahan
Menikah
Belum menikah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v
B. PENGETAHUAN PERAWAT
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai menurut anda.
(Keterangan : B = Benar , S = Salah).
NO PERTANYAAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patien safety) adalah
proses dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien
yang lebih aman
Yang dimaksud dengan insiden keselamatan pasien adalah kesalahan
medis (medical error), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event),
dan nyaris terjadi (near miss).
Sistem keselamatan pasien hanya meliputi asesmen risiko, identifikasi
risiko dan tidak termasuk pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko selama pasien di rumah sakit.
KTD adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan penyakit dasarnya atau
kondisi pasien
Insiden Keselamatan Pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja
dan tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien
Kejadian Sentinel adalah kejadian yang mengakibatkan kematian atau
cedera serius, biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak
diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti operasi pada bagian tubuh
yang salah.
Tujuan dari sistem keselamatan pasien adalah untuk mencegah dan
mengurangi terjadinya KTD, KNC, KPC dan Sentinel.
Tujuan penggunaan identitas pasien dengan minimal dua parameter
adalah untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya Insiden
Keselamatan Pasien (IKP).
Tujuan pemasangan gelang identitas pada pasien adalah untuk
memastikan kebenaran identitas pasien selama pasien dirawat.
Isi tulisan gelang identitas pasien adalah nama pasien , umur, alamat
Pemasangan gelang identitas pasien untuk menunjukkan jenis kelamin
pada pergelangan tangan kiri warna biru muda untuk pasien laki-laki
dan warna merah muda untuk pasien perempuan
Identifikasi dilakukan terhadap pasien penerima pengobatan & tranfusi
darah, pengambilan specimen, penerima prosedur keperawatan
Penggunaan identitas pasien dengan menggunakan minimal dua
parameter dimaksudkan untuk menghindari kesalahan disebabkan
kesamaan atau kemiripan nama pasien.
Penggunaan identitas pasien dengan minimal dua parameter dimaksudkan
commit
untuk kelengkapan data, tidak
untukto user
mencegah dan mengurangi
B
S
perpustakaan.uns.ac.id
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
digilib.uns.ac.id
vi
kemungkinan terjadinya KTD.
Nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis dan alamat pasien
dapat dipakai untuk identifikasi pasien dan harus tertulis pada gelang
tangan pasien
Proses komunikasi berupa perintah lengkap atau informasi hasil
pemeriksaan secara lisan via telepon dicatat, dibaca ulang oleh si
penerima diberi stempel read back dan diverifikasi oleh pemberi
perintah dalam waktu 24 jam
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang diulang-ulang, tidak
berkaitan dengan instruksi verbal/lisan dan via telephon
Instruksi dari dokter baik secara verbal maupun telepon wajib di
bacakan kembali oleh penerima instruksi (read back) dan diberikan
tanda cap pada lembar terintegrasi untuk di periksa oleh dokter yang
bersangkutan.
Operan jaga dilakukan dari satu shift ke shift berikutnya merupakan
bagian dari komunikasi berkesinambungan
Merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan di Rumah
Sakit disebabkan banyaknya jenis obat dan Jenis pemeriksaan dan
prosedur
Obat-obat dengan konsentrasi pekat boleh ada di ruangan perawatan
Seorang pasien yang mempunyai alergi obat tertentu harus terpasang
gelang identitas pada pergelangan tangan kanan warna kuning
Keamanan pemberian obat-obat kepada pasien tidak perlu diperhatikan
perawat, karena sudah dijamin oleh bagian apotik
Membatasi jumlah pengunjung pasien dan keluarganya bukan
dimaksudkan untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial
Tindakan lebih ketat dalam hand-hygiene hanya ditujukan untuk perawat
karena perawat yang lebih sering kontak dengan pasien
Cuci tangan hanya dilakukan saat sebelum dan sesudah menyentuh
pasien
Yang termasuk upaya mencegah dan mengurangi kemungkinan risiko
pasien jatuh selama perawatan adalah: melakukan asesmen pasien,
menandai pasien, memposisikan tempat tidur terendah,meninggikan pagar
pengaman, tidak termasuk melakukan pengawasan lebih ketat dan
mendekatkan pasien di dekat nurse station.
Asesmen pasien dengan kemungkinan risiko jatuh hanya dilakukan
perawat saat pasien pertama masuk perawatan
Pengkajian ulang resiko jatuh wajib dilakukan pada pasien yang akan
pindah dari ruangan atau bangsal lain .
Asesmen risiko ulang
kemungkinan pasien jatuh selama dalam
perawatan dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi KTD pasien
jatuh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vii
C. SIKAP PERAWAT.
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai menurut anda.
(Ket: SS=Sangat Setuju, S = Setuju, TS=Tidak Setuju, STS=Sangat Tidak Setuju)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
PERTANYAAN
Penerapan sistem keselamatan rumah sakit dalam asuhan
keperawatan menjamin pasien lebih aman
Pentingnya
melakukan asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko selama
pasien di rumah sakit termasuk ruang lingkup sistem
keselamatan pasien.
Menurut saya identifikasi pasien tidak perlu di lakukan
karena sudah hafal dengan pasien saya.
Memperhatikan setiap upaya pencegahan infeksi nosokomial
pasien selama dalam perawatan rumah sakit merupakan hal
yang sangat penting
Melakukan identifikasi risiko atau potensial risiko pasien
selama pasien di rawat di rumah sakit merupakan bagian dari
asuhan keperawatan.
Dalam menerapkan standar keselamatan pasien pada
pekerjaan sehari-hari tanpa diawasi orang lain
Rekan-rekan sesama perawat tidak mungkin berbuat
terjadinya kasus IKP
dalam melaksanakan tindakan
keperawatan.
Setiap
terjadinya Insiden Keselamatan pasien harus
dilaporkan, bukan untuk ditutupi atau disembunyikan.
Setiap terjadinya IKP harus didiskusikan, dikaji, dicari akar
masalah dan dijadikan bahan pembelajaran bersama
Implementasi sistem keselamatan pasien memerlukan
keterlibatan pasien dan keluarganya
Dalam implementasi sistem keselamatan pasien hak-hak
pasien perlu dijelaskan lagi
Perlu ditulis lengkap dan dibacakan ulang untuk instruksi
dokter yang diberikan melalui verbal/lisan dan via telephon
Dalam menerapkan sistem keselamatan pasien
tidak
termasuk mendidik pasien dan keluarganya.
Sangat penting penggunaan identitas pasien dengan minimal
commit to user
dua parameter untuk mencegah/menghindari
terjadinya IKP
JAWABAN
SS S TS STS
perpustakaan.uns.ac.id
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
digilib.uns.ac.id
viii
Memerlukan perhatian seksama penggunaan identitas pasien
dengan minimal dua parameter hanya penting pada saat
memberikan obat-obat suntikan dan melaksanakan transfusi
darah.
Dalam implementasi sistem keselamatan pasien tidak untuk
mencari-cari kesalahan rekan sekerja atau petugas lainnya
Hasil kritis pemeriksaan penunjang perlu segera dilaporkan
kepada dokter
Diperlukan perhatian tinggi keamanan pemberian obat-obat
kepada pasien
Sangat dibenarkan adanya obat-obat dengan konsentrasi
pekat boleh ada di ruangan perawatan
Memerlukan perhatian cermat akurasi pemberian dosis obat
kepada pasien
Memerlukan perhatian akurasi tinggi cara/route pemberian
obat kepada pasien
Memerlukan perhatian khusus rupa dan kemasan obatobatan yang mempunyai kemiripan
Memerlukan pengkajian pasien dengan riwayat allergi obat
Bila terjadi insiden keselamatan pasien selama pasien di
rumah sakit tidak harus dilaporkan, dianalisis atau dikaji
bersama sebab-sebabnya untuk
dijadikan bahan
pembelajaran bersama.
Tidak perlu dilaporkan secara tertulis apabila ada pasien
jatuh dalam perawatan, karena berdampak merugikan bagi
pelayanan asuhan keperawatan.
Penting adanya singkatan-singkatan di rumah sakit yang
dibakukan karna dapat menjadi penyebab terjadinya IKP
Tidak selalu diperlukan upaya verifikasi
untuk
akurasi/ketepatan komunikasi verbal/lisan dan via telepon
Perawat perlu melakukan asesmen ulang untuk pasienpasien dengan risiko jatuh selama dalam perawatan
Pasien-pasien dengan kemungkinan risiko jatuh lebih besar
perlu dilakukan tindakan pencegahan
Perawat memerlukan perhatian lebih ketat dalam hand
hygiene untuk tindakan keperawatan khusus untuk pasien
penyakit menular atau pasien isolasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ix
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP
PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI
PERAWATAN INTENSIF RSUD DR. MOEWARDI
OBSERVASI PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN
Nama responden :...........................................................Ruang:................................
Petunjuk
: Memberi tanda silang (X) pada kolom sesuai dengan yang
dilakukan perawat.
NO
PERNYATAAN
Ketepatan identifikasi Pasien
1
Perawat selalu melakuan identifikasi saat menerima pasien baru
2
Perawat melakukan identifikasi pasien ketika akan memberikan
obat
3
Perawat menanyakan / mencocokkan nama dan melihat no RM
pasien sebelum memberikan obat
4
Perawat selalu melakukan identifikasi pasien saat akan
memberian tranfusi darah
5
Perawat melakukan identifikasi sebelum mengambil darah atau
specimen lainnya.
6
Perawat melakukan identifikasi sebelum melakukan perawatan
atau prosedur tindakan lainnya
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
7
Perawat sebelum memberikan obat, menjelaskan kepada pasien
indikasi, efek samping, dosis, cara pemberian obat.
8
Perawat selalu memonitor secara ketat pemberian obat high alert
9
Perawat selalu melakukan verifikasi terhadap obat yang akan
diberikan kepada pasien
10
Perawat menyimpan obat beresiko tinggi dan diberi tanda merah
bertuliskan high alert
11
Perawat selalu memberi label Elektrolit beresiko tinggi dan
menyimpan dalam lemari terkunci
12
Perawat melaksanakan program terapi dengan menggunakan 7
prinsip pemberian obat.
Peningkatan komunikaasi yang efektif
13
Perawat selalu memperkenalkan diri kepada pasien
14
Perawat selalu mendokumentasikan pada catatan terintegrasi
setiap terjadi perubahan kondisi pasien.
commit to user
15
Perawat selalu menulis instruksi yang diterima melalui telepon
Dilakukan
Ya
Tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x
pada lembar catatan perkembangan terintegrasi
Perawat membacakan kembali instruksi dokter dan memberikan
tanda cap readback pada catatan terintegrasi agar di verifikasi
oleh dokter yang bersangkutan.
17
Perawat memintakan tanda tangan dokter sebagai hasil read back
tersebut dalam waktu 1x24jam
18
Perawat selalu melakukan komunikasi efektif dengan handover
serta melakukan proses verifikasi informasi yang diterima
dengan cara mengulang kembali (repeat back) dan membaca
kembali (read back)
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
19
Perawat melakukan cuci tangan dengan 6 langkah proses hand
higyne
20
Perawat selalu mencuci tangan sebelum menyentuh pasien
21
Perawat selalu mencuci tangan sesudah menyentuh pasien
22
Perawat selalu cuci tangan sebelum tindakan septic /aseptik
23
Perawat selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang
benda di sekitar pasien
24
Perawat selalu mencuci tangan sesudah terkena cairan tubuh
pasien
Pengurangan risiko pasien jatuh
25
Perawat selalu melakukan pengkajian pasien resiko jatuh setiap
pasien yang baru masuk
26
Perawat selalu melakukan pengkajian ulang resiko jatuh setiap
pergantian shift
27
Perawat melakukan pengkajian ulang pada pasien yang akan
pindah ke ruang lain
28
Perawat selalu melakukan observasi tiap 2 jam sekali pada
pasien dengan resiko jatuh sedang sampai dengan tinggi
29
Perawat selalu memakaikan gelang warna kuning pada pasien
dengan resiko jatuh sedang sampai dengan tinggi
30
Perawat selalu melakukan restrain pada pasien yang gelisah
16
Surakarta,……..Juni 2014
Observer
………………………………………
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i
TABULASI DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
2
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
4
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
5
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
6
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
7
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
8
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
9
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
10
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
11
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
12
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
commit to user
13
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
VARIABEL PENGETAHUAN (X1)
14 15 16 17 18 19 20
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
21
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
22
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
2
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii
TABULASI DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILIT
VARIABEL SIKAP (X2)
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
2
3
3
2
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
1
3
3
3
3
2
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
3
2
3
5
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
5
4
3
3
3
3
3
3
3
6
3
3
2
4
3
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
2
4
1
2
2
4
2
3
3
7
3
3
3
3
2
4
2
3
2
2
3
2
4
2
2
3
1
2
3
3
3
2
3
3
2
8
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
1
3
3
4
3
2
4
9
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
2
4
2
2
3
10
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
3
2
3
11
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
12
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
commit to user
13
3
4
3
2
3
4
2
3
4
2
3
4
4
2
3
4
3
2
3
3
3
4
3
3
3
14
4
4
4
3
2
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
2
4
15
3
4
3
4
3
4
2
3
4
2
4
2
4
2
4
4
3
2
1
1
2
3
3
4
1
16
3
3
3
4
4
3
1
3
4
1
4
3
3
1
4
4
3
1
1
1
3
3
2
4
2
17
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
18
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
1
3
2
4
2
4
4
19
4
4
3
3
2
4
3
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
2
3
20
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
1
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
21
3
3
4
4
3
3
3
2
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
22
4
4
4
3
3
2
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
1
3
3
3
3
2
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii
TABULASI DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILIT
PENERAPAN STANDAR (Y)
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
2
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
4
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
5
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
6
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
8
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
9
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
10
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
11
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
commit to user
13
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
14
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
15
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
16
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
17
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
18
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
19
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
20
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
21
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
22
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv
Uji Validitas Variabel X1
Correlations
TOTAL_X1
TOTAL_X1
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
X1.9
X1.10
X1.11
X1.12
X1.13
X1.14
X1.15
X1.16
X1.17
X1.18
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
commit to user
1
.
25
.456(*)
.022
25
.611(**)
.001
25
.583(**)
.002
25
.728(**)
.000
25
.100
.633
25
.436(*)
.029
25
.653(**)
.000
25
.493(*)
.012
25
.677(**)
.000
25
.433(*)
.031
25
.495(*)
.012
25
.640(**)
.001
25
.568(**)
.003
25
.033
.877
25
.647(**)
.000
25
.630(**)
.001
25
.644(**)
.001
25
.488(*)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v
TOTAL_X1
Sig. (2-tailed)
N
X1.19
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.20
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.21
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.22
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.23
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.24
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.25
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.26
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.27
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.28
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.29
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
commit to user
.013
25
.686(**)
.000
25
.628(**)
.001
25
.594(**)
.002
25
-.208
.319
25
.831(**)
.000
25
.532(**)
.006
25
.653(**)
.000
25
.630(**)
.001
25
-.117
.579
25
-.260
.209
25
.584(**)
.002
25
.450(*)
.024
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vi
Uji Reliabilitas Varabel X1
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
%
Valid
25
38.5
Excludeda
40
61.5
Total
65
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.891
30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item Corrected Item-Total
Deleted
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
X1.1
20.88
40.110
.392
.889
X1.2
20.64
39.990
.573
.885
X1.3
20.88
39.277
.529
.885
X1.4
20.72
38.877
.695
.882
X1.5
20.72
42.460
.034
.895
X1.6
20.72
40.543
.380
.889
X1.7
20.80
39.000
.608
.884
X1.8
20.80
40.000
.435
.888
X1.9
20.68
39.393
.641
.884
X1.10
20.84
40.307
.369
.889
X1.11
20.72
40.210
.442
.887
X1.12
20.80
39.083
.594
.884
X1.13
20.72
.520
.886
commit
to user
39.793
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vii
X1.14
20.64
42.823
-.025
.895
X1.15
20.88
38.860
.599
.884
X1.16
20.76
39.273
.585
.884
X1.17
20.76
39.190
.600
.884
X1.18
20.60
40.833
.448
.888
X1.19
20.76
38.940
.646
.883
X1.20
20.84
39.057
.579
.884
X1.21
20.92
39.160
.540
.885
X1.22
20.56
43.673
-.248
.896
X1.23
20.72
38.293
.808
.880
X1.24
20.88
39.610
.474
.887
X1.25
20.80
39.000
.608
.884
X1.26
20.68
39.643
.590
.885
X1.27
21.04
43.873
-.192
.901
X1.28
20.60
44.083
-.307
.899
X1.29
20.96
39.207
.529
.885
X1.30
20.60
41.000
.408
.888
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
viii
Uji Validitas Variabel X2
Correlations
TOTAL_X2
TOTAL_X2
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X2.7
X2.8
X2.9
X2.10
X2.11
X2.12
X2.13
X2.14
X2.15
X2.16
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
commit to user
1
.
25
.592(**)
.002
25
.788(**)
.000
25
.569(**)
.003
25
.455(*)
.022
25
.267
.196
25
.628(**)
.001
25
.105
.619
25
.603(**)
.001
25
.444(*)
.026
25
.274
.186
25
.287
.164
25
.545(**)
.005
25
.363
.075
25
.516(**)
.008
25
.751(**)
.000
25
.621(**)
.001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ix
TOTAL_X2
N
X2.17
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.18
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.19
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.20
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.21
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.22
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.23
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.24
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.25
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.26
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.27
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.28
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.29
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
commit to user
25
.596(**)
.002
25
.780(**)
.000
25
.473(*)
.017
25
.092
.663
25
.423(*)
.035
25
.601(**)
.001
25
.589(**)
.002
25
.553(**)
.004
25
.610(**)
.001
25
.609(**)
.001
25
.781(**)
.000
25
.636(**)
.001
25
.835(**)
.000
25
.853(**)
.000
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x
Uji Reliabilitas Variabel X2
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
%
Valid
25
38.5
Excludeda
40
61.5
Total
65
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.917
30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X2.7
X2.8
X2.9
X2.10
X2.11
X2.12
X2.13
X2.14
X2.15
X2.16
X2.17
X2.18
X2.19
X2.20
X2.21
X2.22
X2.23
X2.24
X2.25
X2.26
X2.27
X2.28
X2.29
X2.30
95.24
95.68
95.16
95.28
95.44
95.68
96.24
95.40
95.44
95.44
95.44
95.28
95.76
95.40
95.96
96.12
95.60
95.40
95.56
95.32
95.72
95.64
95.64
95.44
95.52
95.64
95.40
95.60
95.48
95.44
Scale Variance if Item Corrected Item-Total
Deleted
Correlation
124.773
120.310
126.307
126.543
129.090
120.143
131.107
122.250
125.590
129.007
129.257
126.210
126.940
125.000
115.207
117.360
125.417
118.250
126.007
131.310
127.460
122.323
121.907
123.173
123.093
122.907
122.167
122.250
119.343
commit to user
118.923
.558
.764
.539
.413
.220
.577
.043
.557
.392
.226
.246
.513
.308
.473
.707
.554
.565
.750
.430
.030
.385
.556
.540
.504
.570
.568
.760
.596
.816
.835
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
.914
.910
.914
.915
.918
.913
.921
.913
.916
.918
.917
.914
.917
.915
.911
.914
.914
.910
.915
.921
.916
.913
.914
.914
.913
.913
.911
.913
.909
.909
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xi
Uji Validitas Variabel Y
Correlations
TOTAL_Y
TOTAL_Y
Y.1
Y.2
Y.3
Y.4
Y.5
Y.6
Y.7
Y.8
Y.9
Y.10
Y.11
Y.12
Y.13
Y.14
Y.15
Y.16
Y.17
Y.18
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
commit to user
1
.
25
.596(**)
.002
25
.497(*)
.012
25
.117
.579
25
.416(*)
.039
25
.570(**)
.003
25
.474(*)
.017
25
.487(*)
.014
25
.416(*)
.039
25
-.320
.119
25
.467(*)
.018
25
.723(**)
.000
25
-.122
.560
25
.717(**)
.000
25
.632(**)
.001
25
.596(**)
.002
25
.570(**)
.003
25
.529(**)
.007
25
-.004
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xii
TOTAL_Y
Sig. (2-tailed)
N
Y.19
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.20
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.21
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.22
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.23
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.24
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.25
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.26
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.27
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.28
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.29
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
commit to user
.986
25
.459(*)
.021
25
.119
.571
25
.524(**)
.007
25
.571(**)
.003
25
.720(**)
.000
25
.521(**)
.008
25
-.069
.743
25
.592(**)
.002
25
.770(**)
.000
25
.470(*)
.018
25
.497(*)
.012
25
.424(*)
.035
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiii
Uji Reliabilitas Variabel Y
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
a
Total
%
25
38.5
40
61.5
65
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.853
30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Y.1
Y.2
Y.3
Y.4
Y.5
Y.6
Y.7
Y.8
Y.9
Y.10
Y.11
Y.12
Y.13
Y.14
Y.15
Y.16
Y.17
Y.18
Y.19
Y.20
Y.21
Y.22
Y.23
Y.24
Y.25
Y.26
Y.27
Y.28
Y.29
Y.30
20.92
20.80
21.16
20.88
21.00
20.76
21.28
20.88
20.96
20.96
21.08
20.76
21.04
20.92
20.88
21.12
21.04
21.04
21.24
21.28
20.80
21.08
21.16
20.84
20.80
21.04
21.20
21.16
20.80
21.00
Scale Variance if Item Corrected Item-Total
Deleted
Correlation
28.660
29.750
30.807
29.610
28.500
30.190
28.710
29.610
32.957
29.123
27.493
31.523
27.623
28.493
28.860
28.277
28.623
31.457
28.857
30.793
29.667
28.327
27.390
29.390
31.500
28.290
27.083
28.807
29.750
commit
to user
29.250
.545
.458
.026
.359
.511
.446
.413
.359
-.387
.403
.677
-.157
.671
.585
.550
.505
.463
-.089
.382
.028
.486
.507
.672
.476
-.118
.532
.729
.395
.458
.353
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
.843
.847
.860
.849
.844
.849
.847
.849
.869
.847
.838
.857
.838
.842
.844
.844
.845
.862
.848
.860
.847
.844
.838
.846
.858
.843
.836
.848
.847
.849
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiv
RINGKASAN PERHITUNGAN UJI VALIDITAS
1. Variabel X1
No Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r hitung
0.456
0.611
0.583
0.728
0.1
0.436
0.653
0.493
0.677
0.433
0.495
0.64
0.568
0.033
0.647
0.63
0.644
0.488
0.686
0.628
0.594
-0.208
0.831
0.532
0.653
0.63
-0.117
-0.26
0.584
0.45
r tabel
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Berdasarkan perhitungan validitas variabel X1 diperoleh dari 30 soal terdapat
5 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 5, 14, 22, 27 dan 28 yang mempunyai
nilai r hitung antara -0,260 – 0,100 kurang dari r tabel product moment untuk
N = 25 dengan
= 5% sebesar 0,396. Soal yang valid digunakan dalam
pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid di buang dan
commitdata
to user
tidak digunakan dalam pengambilan
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xv
2. Variabel X2
No Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r hitung
0.592
0.788
0.569
0.455
0.267
0.628
0.105
0.603
0.444
0.274
0.287
0.545
0.363
0.516
0.751
0.621
0.596
0.78
0.473
0.092
0.423
0.601
0.589
0.553
0.61
0.609
0.781
0.636
0.835
0.853
r tabel
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan perhitungan validitas variabel X2 diperoleh dari 30 soal terdapat
6 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 5, 7, 10, 11, 13 dan 20 yang
mempunyai nilai
r hitung antara 0,092 – 0,363 kurang dari r tabel product
moment untuk N = 25 dengan
= 5% sebesar 0,396. Soal yang valid
digunakan dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid
di buang dan tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xvi
3. Variabel Y
No Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r hitung
0.596
0.497
0.117
0.416
0.57
0.474
0.487
0.416
-0.32
0.467
0.723
-0.122
0.717
0.632
0.596
0.57
0.529
-0.004
0.459
0.119
0.524
0.571
0.72
0.521
-0.069
0.592
0.77
0.47
0.497
0.424
r tabel
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
Keterangan
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan perhitungan validitas variabel Y diperoleh dari 30 soal terdapat 6
soal yang tidak valid yaitu nomor soal 3, 9, 12, 18, 20 dan 25 yang
mempunyai nilai
r hitung antara -0,32 – 0,119 kurang dari r tabel product
moment untuk N = 25 dengan
= 5% sebesar 0,396. Soal yang valid
digunakan dalam pengambilan data penelitian sedangkan soal yang tidak valid
di buang dan tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xvii
TABULASI KARAKTERISTIK RESPONDEN
NO
USIA
JENIS
KELAMIN
PENDI
DIKAN
STATUS
KEPEGAWAIAN
MASA
KERJA
STATUS
PERINIKAHAN
1
3
1
2
1
3
1
2
3
2
2
1
3
1
3
2
2
2
1
3
1
4
2
2
2
1
2
1
5
1
2
3
1
1
1
6
3
2
1
1
4
1
7
2
2
1
2
2
1
8
1
2
1
2
2
1
9
1
1
1
2
2
1
10
1
1
1
2
2
1
11
1
1
2
2
1
1
12
2
2
1
2
1
1
13
1
2
3
2
1
1
14
2
2
3
2
1
1
15
1
2
1
2
1
1
16
1
1
2
2
1
1
17
1
1
3
2
1
1
18
1
2
1
1
1
2
19
1
2
1
2
1
1
20
1
2
1
2
1
2
21
1
1
1
2
1
2
22
2
2
1
2
2
1
23
2
2
1
1
3
1
24
3
2
3
1
3
1
25
2
2
1
1
3
1
26
3
2
2
1
4
1
27
2
2
2
1
3
1
28
2
2
3
1
3
1
29
2
2
2
1
3
1
30
3
2
2
1
4
1
31
2
2
1
1
3
1
32
2
2
1
1
1
1
33
1
1
1
2
2
1
34
1
1
1
2
2
2
35
2
2
1
1
2
1
36
1
2
1
2
1
1
37
3
2
2
1
3
1
38
2
2
1
1
2
1
39
3
2
1
1
4
1
1
40
3
1: 20 sd 30
2
1 : laki-laki
2
1 : D3
1 : PNS
4
1 : < 5 Th
1
1: Menikah
2:>30 s.d 40
2: erempuan
2: S1
2: Non PNS
2: >5 s.d 10 th
2: belum menikah
3: >40 s.d 50
3: Ners
commit to user
3: >10 s.d 15 Th
4: >15 s.d 20 th
5:>20 s.d 25 th
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xviii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xx
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxi
RINGKASAN TABULASI DATA PENELITIAN
X1
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Nilai
%
19
21
18
21
21
21
24
22
21
20
20
25
24
23
22
20
22
23
23
18
15
23
20
22
19
20
20
22
21
20
17
14
18
14
16
12
17
19
15
20
76,00
84,00
72,00
84,00
84,00
84,00
96,00
88,00
84,00
80,00
80,00
100,00
96,00
92,00
88,00
80,00
88,00
92,00
92,00
72,00
60,00
92,00
80,00
88,00
76,00
80,00
80,00
88,00
84,00
80,00
68,00
56,00
72,00
56,00
64,00
48,00
68,00
76,00
60,00
80,00
X2
Keterangan
Nilai
%
3
93
96,88
3
90
93,75
2
91
94,79
3
88
91,67
3
91
94,79
3
94
97,92
3
80
83,33
3
72
75,00
3
94
97,92
3
92
95,83
3
73
76,04
3
88
91,67
3
73
76,04
3
93
96,88
3
88
91,67
3
83
86,46
3
74
77,08
3
74
77,08
3
86
89,58
2
90
93,75
2
68
70,83
3
68
70,83
3
67
69,79
3
74
77,08
3
81
84,38
3
75
78,13
3
69
71,88
3
77
80,21
3
81
84,38
3
74
77,08
2
89
92,71
2
71
73,96
2
72
75,00
2
69
71,88
2
73
76,04
1
68
70,83
2
52
54,17
3
71
73,96
2
70
72,92
3
71
73,96
3 : Tinggi
2 : Sedang
1 : Rendah commit to user
Y
Ketera
ngan
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
2
1
2
2
2
Nilai
%
22
91,67
19
79,17
20
83,33
20
83,33
21
87,50
20
83,33
20
83,33
19
79,17
22
91,67
20
83,33
20
83,33
22
91,67
21
87,50
22
91,67
21
87,50
22
91,67
21
87,50
19
79,17
22
91,67
20
83,33
19
79,17
22
91,67
19
79,17
20
83,33
20
83,33
19
79,17
20
83,33
19
79,17
20
83,33
19
79,17
21
87,50
15
62,50
16
66,67
17
70,83
18
75,00
18
75,00
18
75,00
18
75,00
16
66,67
15
62,50
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
Keterangan
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxii
Frequencies
Statistics
Jenis
Kelamin
Umur
N
Valid
Missing
Status
Kepegawaian
Pendidikan
Status
Pernikahan
Masa Kerja
40
40
40
40
40
40
0
0
0
0
0
0
Frequency Table
Umur
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20 - 30 Tahun
16
40.0
40.0
40.0
31 - 40 Tahun
15
37.5
37.5
77.5
41 - 50 Tahun
9
22.5
22.5
100.0
40
100.0
100.0
Total
Jenis Kelamin
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki-Laki
9
22.5
22.5
22.5
Perempuan
31
77.5
77.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Pendidikan
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
D3
22
55.0
55.0
55.0
S1
12
30.0
30.0
85.0
6
15.0
15.0
100.0
40
100.0
100.0
S1 + Ners
Total
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxiii
Status Kepegawaian
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
PNS
22
55.0
55.0
55.0
Non PNS
18
45.0
45.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Masa Kerja
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
< 5 Tahun
14
35.0
35.0
35.0
6 - 10 Tahun
10
25.0
25.0
60.0
11 - 15 Tahun
11
27.5
27.5
87.5
16 - 20 Tahun
5
12.5
12.5
100.0
40
100.0
100.0
Total
Status Pernikahan
Frequency
Valid
Menikah
Belum Menikah
Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
36
90.0
90.0
90.0
4
10.0
10.0
100.0
40
100.0
100.0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxiv
Descriptives
Descriptive Statistics
N
Minimum
Pengetahuan Mengenai
Penerapan Standar Keselamatan
Pasien (X1)
Persentase Pengetahuan
Mengenai Penerapan Standar
Keselamatan Pasien
Sikap (X2)
Persentase Sikap
Perilaku Penerapan Standar
Keselamatan Pasien (Y)
Persentase Perilaku Penerapan
Standar Keselamatan Pasien
Valid N (listwise)
Maximum
Mean
40
12
25
19.80
3.006
40
48.00
100.00
79.2000
12.02391
40
40
52
54.17
94
97.92
78.68
81.9538
10.113
10.53510
40
15
22
19.55
1.894
40
62.50
91.67
81.4587
7.89175
40
Frequencies
Statistics
Tingkat
Pengetahuan
Mengenai
Penerapan Standar
Keselamatan
Pasien
N
Valid
Missing
Std. Deviation
Tingkat Perilaku
Penerapan Standar
Keselamatan
Pasien
Tingkat Sikap
40
40
40
0
0
0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxv
Frequency Table
Tingkat Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Rendah
1
2.5
2.5
2.5
Sedang
10
25.0
25.0
27.5
Tinggi
29
72.5
72.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Tingkat Sikap
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kurang
1
2.5
2.5
2.5
Cukup
12
30.0
30.0
32.5
Baik
27
67.5
67.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Tingkat Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien
Frequency
Valid
Cukup
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
9
22.5
22.5
22.5
Baik
31
77.5
77.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxvi
NPar Tests (Uji Normalitas)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pengetahuan
Mengenai
Penerapan Standar
Keselamatan Pasien
(X1)
N
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
commit to user
40
19.80
3.006
.177
.070
-.177
1.116
.165
Sikap (X2)
40
78.68
10.113
.178
.178
-.147
1.126
.158
Perilaku
Penerapan
Standar
Keselamatan
Pasien (Y)
40
19.55
1.894
.169
.106
-.169
1.068
.204
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxvii
Correlations (X1 dengan Y)
Correlations
Pengetahuan
Mengenai
Perilaku Penerapan
Penerapan Standar
Standar
Keselamatan
Keselamatan
Pasien (X1)
Pasien (Y)
Pengetahuan Mengenai
Pearson Correlation
Penerapan Standar Keselamatan
Sig. (2-tailed)
Pasien (X1)
N
Perilaku Penerapan Standar
Keselamatan Pasien (Y)
1
.610**
.000
Pearson Correlation
40
40
**
1
.610
Sig. (2-tailed)
.000
N
40
40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations (X2 dengan Y)
Correlations
Perilaku Penerapan
Standar Keselamatan
Pasien (Y)
Sikap (X2)
Sikap (X2)
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
Perilaku Penerapan Standar
Keselamatan Pasien (Y)
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.000
40
40
**
1
.577
.000
40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
commit to user
.577**
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxviii
Korelasi Berganda X1 dan X2 dengan Y
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables Entered
b
Variables Removed
Method
Sikap (X2), Pengetahuan
Mengenai Penerapan
Standar Keselamatan Pasien
a
(X1)
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
Model Summary
Model
R
1
R Square
.724
a
Adjusted R Square
.523
Std. Error of the Estimate
.498
1.342
a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan
Pasien (X1)
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
73.233
2
36.617
Residual
66.667
37
1.802
139.900
39
Total
F
Sig.
20.322
.000
a
a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan
Pasien (X1)
b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
a
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
7.626
1.906
Pengetahuan Mengenai
Penerapan Standar
Keselamatan Pasien (X1)
.293
.076
Sikap (X2)
.078
.023
Beta
a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
commit to user
t
Sig.
4.001
.000
.465
3.844
.000
.415
3.431
.001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxix
Regression (X1 terhadap Y)
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables Entered
Variables Removed
Method
Pengetahuan Mengenai Penerapan
Standar Keselamatan Pasien (X1)a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
Model Summary
Model
R
R Square
.610a
1
Adjusted R Square
.372
Std. Error of the Estimate
.355
1.521
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1)
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
52.024
1
52.024
Residual
87.876
38
2.313
139.900
39
Total
F
Sig.
22.496
.000a
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1)
b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Pengetahuan Mengenai
Penerapan Standar
Keselamatan Pasien (X1)
Standardized
Coefficients
Std. Error
11.942
1.622
.384
.081
a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
commit to user
Beta
t
.610
Sig.
7.363
.000
4.743
.000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxx
Regression (X2 terhadap Y)
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables Entered
Sikap (X2)
Variables Removed
a
Method
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
Model Summary
Model
R
1
R Square
.577
a
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.333
.316
1.567
a. Predictors: (Constant), Sikap (X2)
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
46.603
1
46.603
Residual
93.297
38
2.455
139.900
39
Total
Sig.
18.982
.000a
a. Predictors: (Constant), Sikap (X2)
b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
11.046
1.968
Sikap (X2)
.108
.025
a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
commit to user
t
.577
Sig.
5.614
.000
4.357
.000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxxi
Regresi Berganda X1 dan X2 terhadap Y
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables Entered
Variables Removed
Method
Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai
Penerapan Standar Keselamatan Pasien
(X1)a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
Model Summaryb
Model
R
1
R Square
.724
a
Std. Error of the
Estimate
Adjusted R Square
.523
.498
Durbin-Watson
1.342
1.384
a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1)
b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
73.233
2
36.617
Residual
66.667
37
1.802
139.900
39
Total
Sig.
.000a
20.322
a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1)
b. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
7.626
1.906
Pengetahuan Mengenai
Penerapan Standar
Keselamatan Pasien (X1)
.293
.076
Sikap (X2)
.078
.023
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
4.001
.000
.465
3.844
.000
.879
1.138
.415
3.431
.001
.879
1.138
a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
commit to user
Collinearity
Statistics
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxxii
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Pengetahuan
Mengenai
Penerapan Standar
Keselamatan Pasien
(X1)
Model
Dimensio
n
1
1
2.979
1.000
.00
.00
.00
2
.013
15.068
.08
.96
.28
3
.008
19.498
.92
.04
.72
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
Sikap (X2)
a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
Residuals Statisticsa
Minimum
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
16.43
-2.275
.230
16.05
-4.012
-2.989
-3.055
-4.192
-3.485
.169
.000
.004
Maximum
Mean
21.80
1.642
.605
21.78
2.342
1.745
1.853
2.641
1.919
6.957
.147
.178
a. Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan Pasien (Y)
commit to user
19.55
.000
.357
19.53
.000
.000
.007
.019
-.004
1.950
.029
.050
Std. Deviation
1.370
1.000
.091
1.401
1.307
.974
1.014
1.420
1.060
1.554
.045
.040
N
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxxiii
Charts
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxxiv
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
a
Test Value
Cases < Test Value
Cases >= Test Value
Total Cases
Number of Runs
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.08832
20
20
40
18
-.801
.423
a. Median
2. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
a.
Standardized
Coefficients
Std. Error
7.626
1.906
Pengetahuan Mengenai
Penerapan Standar
Keselamatan Pasien (X1)
.293
.076
Sikap (X2)
.078
.023
Collinearity
Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
4.001
.000
.465
3.844
.000
.879
1.138
.415
3.431
.001
.879
1.138
Dependent Variable: Perilaku Penerapan Standar Keselamatan
Pasien (Y)
3. Uji Heterokedastisitas
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables Entered
Variables Removed
Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai
Penerapan Standar Keselamatan Pasien
(X1)a
Method
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Abs_res
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
.286
a
.082
Adjusted R Square
.032
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
.83731
a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1)
b. Dependent Variable: Abs_res
commit to user
1.473
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xxxv
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
2.313
2
1.156
Residual
25.940
37
.701
Total
28.253
39
F
Sig.
.206a
1.649
a. Predictors: (Constant), Sikap (X2), Pengetahuan Mengenai Penerapan Standar Keselamatan Pasien (X1)
b. Dependent Variable: Abs_res
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
(Constant)
3.105
1.189
Pengetahuan Mengenai
Penerapan Standar
Keselamatan Pasien
(X1)
-.030
.048
Sikap (X2)
-.020
.014
Collinearity Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
2.612
.013
-.105
-.624
.536
.879
1.138
-.232
-1.382
.175
.879
1.138
3. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pengetahuan
Mengenai
Penerapan Standar
Keselamatan
Pasien (X1)
N
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
commit to user
40
19.80
3.006
.177
.070
-.177
1.116
.165
Sikap (X2)
40
78.68
10.113
.178
.178
-.147
1.126
.158
Perilaku
Penerapan
Standar
Keselamatan
Pasien (Y)
40
19.55
1.894
.169
.106
-.169
1.068
.204
Download