perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil pembelajaran menulis teks wacana narasi menggunakan model pembelajaran problem based learning yang telah dilaksanakan di kelas XI Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta, maka peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks wacana narasi di kelas XI Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta. 2. Penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kualitas hasil keterampilan menulis teks wacana narasi di kelas XI Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta. B. Implikasi Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah saat ini masih banyak yang konvensional, siswa hanya menerima transfer ilmu dari guru atau hanya menekankan pada penguasaan sejumlah informasi atau konsep. Perubahan paradigma diperlukan agar siswa tidak hanya menerima konsep atau informasi, namun dapat memahami bagaimana informasi atau konsep bermula dan bagaimana mengatasi pemasalahan di dalam informasi tersebut. Melalui pemecahan masalah tersebut siswa dapat berlatih mengatasi masalah yang dihadapi siswa di kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa penggunaan model problem based learning terhadap peningkatan keterampilan menulis wacana narasi siswa kelas XI Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta, baik dari segi proses pembelajaran maupun hasil menulis teks wacana narasi. Hal ini dikarenakan model problem based learning melatih siswa untuk memecahkan masalah melalui kelompok sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan commit to user pembelajaran, serta melalui masalah yang diberikan oleh guru membuat siswa 124 perpustakaan.uns.ac.id 125 digilib.uns.ac.id mendapat ide atau gagasan baru dalam menulis. Selain itu, penggunaan model problem based learning dapat membantu daya tangkap siswa terhadap materi dan berpengaruh pada hasil pembelajaran yang optimal. Pembelajaran menggunakan model problem based learning juga dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga dapat mempelajari berbagai konsep dan mengaitkannya dengan masalah dunia nyata. Model pembelajaran ini dapat terus dikembangkan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran semakin meningkat, selain itu dapat membantu siswa memiliki pemahaman yang lebih lama dan bukan hanya hafalan saja. Penelitian ini memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan proses dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu baik berasal dari guru maupun siswa. Faktor lain yang mendukung keberhasilan tersebut adalah faktor model dan teknik pembelajaran, media pembelajaran, lingkungan serta sumber belajar. Faktor yang berasal dari guru antara lain: (1) kketerampilan guru mengelola kelas; (2) kemampuan guru menyampaikan materi; (3) kemampuan guru mengembangkan materi dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari; (4) penggunaan model atau metode dalam proses pembelajaran; dan (5) penetapan teknik penyampaian materi. Faktor dari siswa meliputi perhatian, keaktifan, kesungguhan, dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, serta tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas individu. Hal di atas sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Arsyad (2003: 3) bahwa keberhasilan motivasi dan peningkatan hasil pembelajaran diperngaruhi oleh beberapa faktor antara lain: keberhasilan guru dalam mengelola kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar dan siswa itu sendiri. Seperti yang disebutkan di atas bahwa faktor guru memberikan andil dalam keberhasilan proses dan peningkatan hasil pembelajaran. Salah satu peran guru yaitu dalam memberikan pengawasan selama proses pembelajaran. Pengawasan dalam proses pembelajaran menjadi penting agar pemebelajaran menjadi terarah dan siswa dapat memahami mana yang benar dan yang salah, sehingga siswa tidak melakukan pengulangan kesalahan. Dengan adanya to user penelitian ini, kepala sekolah dancommit guru lebih memperhatikan pengawasan penuh perpustakaan.uns.ac.id 126 digilib.uns.ac.id pada proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah yang berpengaruh pada peningkatan proses dan hasil pembelajaran secara optimal. Pada kondisi awal, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru diketahui bahwa sebenarnya guru sudah menerapkan beberapa model pembelajaran, namun karena terbatasnya media, waktu dan pengawasan menyebabkan proses dan hasil pembelajaran menjadi kurang maksimal. Setelah penelitian ini berlangsung, kini guru dapat menerapkan model pembelajaran tanpa bergantung pada media dan guru lebih inovatif serta terampil dalam mengelola waktu. Model-model pembelajaran lebih sering diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih tertarik dan tidak merasa bosan. Model problem based learning dapat membantu siswa memahami dan mengingat lebih lama materi yang diberikan. Selain itu, dengan model tersebut guru dapat berkomunikasi baik dengan siswa, sehingga interaksi antara siswa dan guru dapat berjalan dengan baik. Penerapan model problem based learning dapat membantu siswa memperbaiki sebuah interaksi antara guru dan siswa, sehingga siswa dapat membedakan kapan waktu untuk serius dan kapan waktu untuk santai atau bercanda. Dengan interaksi yang berjalan dengan baik, dapat membuat pembelajaran menjadi lebih kondusif. Pada BAB II sudah dijelaskan bahwa model problem based learning dapat diterapkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun tidak hanya dapat diterapkan pada KTSP saja, pada kurikulum lainnya pun dapat diterapkan, misalnya pada kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Penerapan model problem based learning pada kurikulum 2013 sudah pernah diterapkan oleh beberapa peneliti yang sudah disebuutkan pada BAB II dan memberikan simpulan bahwa model problem based learning dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis teks wacana narasi siswa. Penerapan model problem based learning dalam pembelajaran menulis teks wacana narasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk dapat memanfaatkan metode-metode inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Dilihat dai segi proses pembelajaran berdasarkan perilaku siswa, commit to user dapat meningkatkan perhatian, penerapan model problem based learning 127 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id keaktifan, dan kesungguhan siswa mengikuti seluruh proses pembelajaran, serta tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas individu. Berdasarkan perilaku guru, penerapan model problem based learning dapat meningkatkan kinerja guru sehingga kualitas proses pembelajaran semakin baik. Ditinjau dari segi hasil pembelajaran, penerapan model problem based learning dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks wacana narasi. Dengan model problem based learning siswa lebih mudah memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi siswa. Suksesnya suatu pembelajaran tidak terlepas dari media dan sumber belajar lainnya yang mendukung suatu pembelajaran. Begitu pula dengan pembelajaran menulis wacana narasi menggunakan model problem based learning sangat membutuhkan media dan sumber belajar yang memadai. Bagi sekolah, diharapkan pro aktif memfasilitasi segala kebutuhan guru dan siswa dalam upaya meningkatkan kualitas layanan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Berdasarkan uraian singkat tersebut dapat diungkapkan bahwa penelitian ini sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas, baik di Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maupun Kurikulum yang baru yaitu Kurikulum 2013. Guru sebagai pengajar harus selalu inovatif dalam melaksanakan model pembelajaran agar lebih efektif dan dapat terlaksana dengan baik. Selain itu pengawasan selama proses pembelajaran juga sangat penting untuk diperhatikan. Sekolah juga harus mendukung pembelajaran dengan memfasilitasi proses pembelajaran. C. Saran Berkaitan dengan simpulan serta implikasi penelitian di atas, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kompetensi guru perlu ditingkatkan. Kompetensi tersebut berpengaruh pada kinerja guru dalam commit to user pembelajaran di kelas. Kepala sekolah perlu mengawasi guru agar lebih 128 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id disiplin dalam mengajar, sehingga siswa mendapat pengawasan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran membutuhkan sarana dan prasarana agar materi dapat disampaikan dengan baik pada siswa. hendaknya sarana dan prasarana di sekolah lebih ditingkatkan dan dilengkapi, agar setiap siswa dapat merasakan media pembelajaran yang baik. Pada aspek nilai, kriteria ketuntasan siswa perlu diperhitungkan lagi agar sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa, agar kempampuan siswa dan nilai kriteria ketuntasan minimal dapat seimbang dan tidak membebankan siswa. Di samping itu, kepala sekolah perlu memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan mengenai metode-metode pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik misalnya dengan model problem based learning dan mendukung guru untuk menerapkan metode-metode tersebut dalam pembelajaran. 2. Bagi Guru Pengampu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Guru hendaknya tidak selalu menggunakan metode konvensional agar siswa tidak merasa jenuh dalam proses pembelajaran. Guru diharapkan dapat selalu menerapkan metode atau model-model pembelajaran agar siswa lebih tertarik pada pembelajaran dan dapat menangkap materi pembelajaran. Selain itu, guru juga harus lebih mengawasi siswa baik dalam proses pembelajaran maupun pengerjaan tugas, agar siswa lebih terarah dalam pembelajaran dan dapat memahami yang benar dan yang salah. Guru hendaknya dapat lebih tegas selama proses pembelajaran, agar siswa dapat lebih menghormati guru dan perilaku siswa tidak seenaknya selama pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara kondusif dan efektif. Pada saat membuat kelompok, hendaknya guru dapat selalu mengganti ketua dan anggota kelompok, sehingga semua siswa dapat berperan aktif serta tidak terjadi gep atau geng tertentu yang selalu berisik. Selain itu guru menunjuk siswa yang kurang pintar sebagai ketua kelompok, sehingga selama diskusi tidak hanya mengandalkan pada siswa pintar. commit to user 129 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3. Bagi Siswa Saat pembelajaran berlangsung, hendaknya siswa lebih memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru dan tidak membuat kegaduhan di dalam kelas. Siswa hendaknya lebih aktif dan bertanggung jawab pada tugas individu, dan memiliki kesadaran bahwa pendidikan merupakan kebutuhan individu. Selain itu, hendaknya siswa tidak sering menggunakan handphone di kelas, terlebih pada saat penjelasan materi dari guru atau pada saat pengerjaan tugas maupun diskusi. Dalam menulis wacana narasi, siswa harus teliti dalam memilih kata, ejaan dan menggunakan tanda baca yang tepat, agar pembaca dapat memahami pesan yang disampaikan penulis dengan baik. Siswa sebaiknya menggambarkan seting dengan jelas disampaikan dapat dipahami pembaca dengan baik. commit to user sehingga alur yang