perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan dan analisis serta pembahasannya, maka selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai Karakter Penerapan model pembelajaran kontekstual nilai nilai karakter pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukan peningkatan nilai karakter siswa, yang dikategorikan dalam 4 kategori, yaitu kategori BT (Belum Terlihat), MT (Mulai terlihat), MB (Mulai berkembang), dan MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya). Pada pra siklus dari 29 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012, yang memiliki nilai karakter BT (Belum Terlihat) ada 12 Siswa atau 40%, MT (Mulai Terlihat) ada 12 siswa atau 41%, MB (Mulai Berkembang) ada 4 siswa atau 15%, sedangkan MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya) baru ada 1 siswa atau 4%. Pada Siklus I yang memiliki nilai karakter BT (Belum Terlihat) ada 2 Siswa atau 8%, MT (Mulai Terlihat) ada 11 siswa atau 38%, MB (Mulai Berkembang) ada 11 siswa atau 38%, sedangkan MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya) sudah ada 5 siswa atau 16%. Sedangkan pada Siklus II yang memiliki nilai karakter BT (Belum Terlihat) ada 0 Siswa atau 0%, MT (Mulai Terlihat) ada 7 siswa atau 26%, MB (Mulai Berkembang) ada 16 siswa atau 55%, sedangkan MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya) sudahtoada 6 siswa atau 19%. commit user 124 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 125 Secara klasikal peningkatan indikator nilai karakter pada siklus II sudah memnuhi standar yang ditetapkan pada indikator keberhasilan di atas. Untuk nilai karakter apabila siswa dapat memenuhi minimal 72% dari total skor nilai yang diperoleh 23. Sedangkan secara klasikal minimal harus 70% harus sudah tercapai. Di dalam siklus II ini hanya terdapat 2 siswa yang masih memiliki nilai BT. Satu siswa pada nilai kejujuran dan satu siswa terdapat pada indikator kerja keras. Karena telah mencapai target indikator keberhasilan maka penulis hanya melakukan penelitian pada siklus II, walaupun kalau dilihat dari nilai angkanya belum memuaskan tetapi untuk tingkatan SMA di tingkat kecamatan dengan berbagai macam permasalahnnya penulis anggap sudah berhasil. 2. Prestasi Belajar Penerapan model pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning) dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah pada kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono, Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa yang diukur dari ketuntasan belajar siswa. Pada pra siklus dari 29 siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012, siswa yang tuntas belajar ada 20 siswa atau 69% dan 9 siswa atau 31% belum tuntas, dengan rata-rata nilai 72.48. Kemudian pada siklus I dari 29 siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012, siswa yang tuntas belajar ada 24 siswa atau 83% dan 5 siswa atau 17% belum tuntas dengan rata-rata nilai 75.52. Sedangkan pada commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 126 siklus II dari 29 siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012, siswa yang tuntas belajar ada 28 siswa atau 97% dan 1 siswa atau 3% belum tuntas dengan rata-rata nilai 77.72. Dari data yang diperoleh terjadi peningkatan yang cukup baik dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II, penggunaan waktu yang efektif serta pemahaman siswa terhadap cara belajar yang efektif dalam memanfaatkan waktu menjadi faktor yang penting. Peningkatan pada mata pelajaran sejarah tidak bisa begitu drastis walaupun secara klasikal sudah memenuhi target indikator pencapaian sebesar 80%. Rentang nilai yang dihasilkan masih pada kisaran 75 – 80. Ada beberap penyebab krusial, diantaranya input yang diperoleh dari SMP-nya tergolong pas-pas an. Tetapi pada prinsipnya model pembelajaran kontekstual telah sedikit memberikan gambaran kepada siswa dengan usaha yang maksimal prestasi belajarnya dapat meningkat. Penerapan model pembelajaran kontekstual paling tidak memberikan perubahan pada rangkaian kegiatan jiwaraganya, psikofisiknya untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti akan menyangkut juga unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Semua itu akan akan berintegrasi dalam meningkatkan kepribadian siswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 127 B. Implikasi Kesimpulan penelitian ini memberikan implikasi bahwa, untuk meningkatkan nilai-nilai karakter dan prestasi belajar sejarah pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono tahun pelajaran 2011/2012, harus menerapkan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan termasuk di dalamnya model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) akan berpengaruh pada kegiatan belajar atau tingkah laku belajar siswa dan memiliki peran penting dalam meningkatkan nilai-nilai karakter yang diserap, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah. Dengan demikian hasil penelitian tindakan ini secara teoritis mempunyai implikasi untuk meningkatkan nilainilai karakter dan prestasi belajar siswa harus menggunakan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yang merupakan salah satu model pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Secara praktis hasil penelitian tindakan ini mempunyai implikasi bahwa, untuk meningkatkan nilai nilai karakter dan prestasi belajar sejarah, guru harus menggunakan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan, sehingga pembelajaran tersebut akan lebih bermakna bagi siswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 128 C. Saran Berdasarkan simpulan penelitian tindakan ini maka dapat disarankan hal hal sebagai berikut : 1. Kepada sekolah untuk bisa secara bertahap menediakan fasilitas pembelajaran yang baik. Misalnya sambungan internet yang lancar, sumber daya listrik yang memadai, buku reverensi yang mendukung dan kenyamanan lainnya dalam proses belajar 2. Kepada guru atau pendidik untuk menerapkan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan di dalamnya termasuk model pembelajaran kontekstual. Untuk menerapkan model pembelajaran kontekstual, maka seorang guru harus memahami dan memerlukan persiapan yang baik, sehingga guru mampu menentukan atau memilih pokok materi yang bisa diterapkan dengan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. 3. Bagi siswa agar diberikan model-model pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan diantaranya model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). Hasil penelitian ini memberikan gambaran, model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa, yang pada akhirnya meningkatkan nilai nilai karakter dan prestasi belajar sejarah. commit to user