“PK” merupakan film bertemakan

advertisement
128
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Film “PK” merupakan film bertemakan agama yang memberikan
gambaran tentang pluralitas elemen agama yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari di negara India. Keberagaman budaya yang membuat India
menjadi negara pluralisme baik ras, suku maupun agamanya. Munculnya film
ini sebagai sebuah kritik yang di tujukan untuk para penonton, khususnya
India tentang bagaimana agama itu berkembang di dalam sebuah masyarakat.
Lambang-lambang yang dipakai untuk menggambarkan bagaimana pluralisme
yang direpresentasikan dalam film “PK” ditunjukan dengan scene-scene yang
menggambarkan adanya perbedaan dalam hubungan kelompok dengan
Tuhannya sesuai dengan ajaran dan keyakinan masing-masing kelompok
tersebut dan hubungan kelompok dengan penganut agama lain.
Setelah melakukan analisis pada scene-scene yang terkait dengan
menggunakan metode semiotika Pierce tentang bagaimana memaknai
pluralisme elemen agama yang terjadi dalam film “PK”, penulis memberikan
kesimpulan sebagai berikut:
Pemaknaan pluralisme elemen agama di kategorikan menjadi 3 aspek,
yaitu:
commit to user
128
perpustakaan.uns.ac.id
129
digilib.uns.ac.id
1. Keyakinan.
a. Ikon kepercayaan dalam film PK hanya diperlihatkan dengan adanya
patung dewa yang diilustrasikan sebagai Tuhan bagi penganut agama
Hindu.
b. Indeks mengacu pada lambang yang dimaknai karena adanya
hubungan sebab-akibat terlihat pada perubahan ekspresi Jaggu dan
Sarfaraz yang kecewa karena perbedaan agama.
c. Simbol diperlihatkan pada adegan Mr. Sahni yang selalu membawa
patung dewa dan memasang foto seorang tokoh agama disetiap sudut
rumahnya. Hal ini merupakan perlambangan bersifat konvensional
yang terdapat dalam simbol yang menandakan makna kepatuhan
kepada Tuhan.
Dalam film ini memperlihatkan gambaran bagaimana seorang umat
patuh dan taat akan agama yang di yakininya, namun ketaatan tersebut
terkadang membentuk dan mengkonstruksi pemikiran kita terhadap
kelompok agama lain. Hal ini dapat berdampak negatif, di mana pemikiran
tersebut akan mempengaruhi perilaku seseorang seperti cara pandang dan
cara memperlakukan kelompok lain dalam memandang individu.
2. Simbol.
a. Ikon dalam kategori ini hanya terdapat pada agama Hindu yang
mengilustrasikan patung dewa berbentuk manusia dengan dewa Siwa
dan umat Kristen yang mengilustrasikan anggur atau wine sebagai
darah untuk menyucikan manusia. Tidak terdapat tanda ikon dalam
commit to user
130
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
agama Islam dan Sikh, karena tidak terdapat lambang yang dapat
dimaknai sebagai tiruan atau ilustrasi.
b. Indeks dalam kategori simbol dapat dikatakan hanya sebagai sebuah
kewajiban umat kepada Tuhannya. Seperti pada agama Kristen yang
memiliki tanda indeks tentang patung Yesus yang di salib sebagai
sebuah penebusan dosa untuk umatnya, Islam memiliki tanda indeks
tentang jilbab yang wajib dikenakan sebagai seorang muslim
perempuan, sedangkan agama Sikh memiliki tanda indeks tentang ciriciri seperti berambut panjang dan memakai turban bagi penganut Sikh
yang diwajibkan setelah menjalani pembaptisan.
c. Pada kategori ini, banyak adegan yang menunjukan tanda simbolik
seperti sesaji yang digunakan umat Hindu untuk bersembahyang yang
melambangkan harta, jilbab dan peci bagi umat agama Islam baik
untuk sembahyang maupun menjadi identitas seorang muslim, salib
bagi umat Kristen yang melambangkan identitas dari penganut Kristen,
dan turban bagi agama Sikh sebagai penutup kepala yang juga menjadi
sebuah identitas.
Selain itu secara umum penggambaran tentang simbol ikut
membentuk pemikiran kita terhadap kelompok lain. Dengan adanya
simbol
sebagai
identitas
sebuah
kelompok
agama,
maka
akan
menimbulkan sebuah prasangka dan diskriminasi terhadap kelompok lain.
Simbol yang seharusnya dapat menjadi identitas dan menjadi sebuah
kebanggaan bagi suatu kelompok atas keyakinannya, justru menimbulkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
131
digilib.uns.ac.id
sebuah prasangka yang negatif. Meskipun prasangka ini tidak secara
langsung di gambarkan melalui scene-scene yang ada, namun pesan yang
disampaikan cukup membuat persepsi bahwa selama ini masyarakat
terlihat hidup berdampingan, akan tetapi di dalam kelompok mereka tetap
memiliki persepsi dan pemikiran serta cara panadang sendiri dalam
melihat kelompok lain. Prasangka ini menimbulkan sebuah pembenaran
suatu kelompok di atas kelompok lain sebagai bentuk kebutuhan
aktualisasi dan eksistensi diri.
3. Ritual.
a. Ikon dalam kategori ritual hanya diperlihatkan dengan adegan pada
agama Hindu yang memberikan tanda ikon dengan adanya patung
besar yang berbentuk manusia yang di ilustrasikan sebagai Lingga atau
dewa Siwa dan pada agama Kristen yang memberikan tanda ikon dari
air yang di gunakan untuk pembaptisan yang diilustrasikan sebagai air
suci. Tidak terdapat ikon dalam agama Islam dan Sikh. Hal ini
dikarenakan agama tersebut tidak terfokus pada suatu tanda atau
lambang yang diilustrasikan ke dalam bentuk sesuatu. Saat
menjalankan ritual agama Islam dan Sikh hanya terfokus berdoa
dengan Tuhannya.
b. Pada adegan ritual, tanda indeks dapat divisualisasikan dengan scene
seperti PK berendam di sebuah sungai yang dianggap suci bagi agama
Hindu yang menunjukan niat untuk menyucikan diri dari dosa. Pada
agama Kristen, tanda indeks ini ditunjukan dengan menjalani
commit to user
132
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembaptisan sebagai bentuk niat dari seseorang untuk masuk ke agama
Kristen.
Kemudian
umat
Islam
yang
ditunjukkan
dengan
melaksanakan shalat sebagai bentuk niat dan ketaatan kepada Tuhan,
sedangkan umat Sikh ditunjukan dengan cara menyembah dan
berdzikir di sebuah Gurdwara seperti yang dilakukan oleh PK. Indeks
merupakan sebuah tanda yang diciptakan karena adanya sebab-akibat,
sehingga dalam hal ritual, yang menunjukan adanya kesungguhan di
setiap individu untuk dapat berkah dari Tuhan.
c. Simbol
Simbol dalam kategori ini hanya terdapat pada agama Hindu yang
mengilustrasikan batu berbentuk tabung di pinggir sungai menjadi
sebuah tanda yang dimaknai sebagai batu Lingga yang dianggap suci
dan percikan air saat berada di kuil yang diilustrasikan sebagai bentuk
dari doa agar mendapat berkah dari Tuhan. Agama Kristen yang
memberikan tanda simbol pada lirik nyanyian yang disepakati berisi
sebuah pujian yang mengagungkan nama Tuhan Yesus. Kemudian
pada agama Islam yang memberikan tanda simbol pada peci dan tasbih
yang disepakati sebagai sebuah identitas dan sebagai sebuah
kelengkapan bagi umat Islam untuk beribadah.
Selain itu, ritual ditujukan sebagai bentuk nyata atas ketaatan
seseorang kepada agama yang diyakininya. Setiap agama memiliki ritual
yang berbeda dan memiliki makna yang berbeda pula, baik dalam cara
upacara keagamaan, ibadah, dan dalam membutikan pengorbanannya di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
133
digilib.uns.ac.id
hadapan Tuhan. Jika dipahami lebih lanjut, ritual upacara keagamaan,
ibadah dan bentuk pengorbanan memiliki makna yang sama yaitu
bertujuan untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhannya. Perbedaan
tersebut tercipta karena adanya sebuah budaya yang menjadi landasan dan
latar belakang setiap daerah. Bahkan satu kelompok yang sama, dapat
berbeda cara ibadah dan cara mereka memaknai agamanya hanya karena
budaya negara yang berbeda.
Secara umum dapat ditarik garis besar, bahwa pluralitas elemen agama
yang ada dalam film PK ini tidak menjadikan manusia untuk berpikir saling
menghargai, memahami, dan toleransi terhadap kelompok lain, namun
perbedaan yang ada justru mengkonstruksi manusia untuk melakukan
diskriminasi, pemberian sekat dengan kelompok lain, dan prasangka negatif
sehingga menimbulkan perpecahan antar kelompok bahkan di dalam satu
kelompok itu sendiri.
B. Saran
Dari hasil penelitian, maka penulis memiliki beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk sutradara, diharapkan dapat mempertahankan film yang dapat
menjadi inspirasi dan dapat menjadi instropeksi masyarakat tentang agama
bahkan menambah film-film mengenai kritik tidak hanya tentang agama,
namun dapat di bidang politik, konflik negara ataupun tentang masalah
kesenjangan sosial.
2. Untuk penikmat film, hendaknya tidak hanya melihat, namun juga
mencerna pesan yang tersirat yang ingin disampaikan oleh sutradara,
commit to user
134
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehingga tidak menimbulkan kontroversi yang dapat menghalangi seorang
sutradara untuk lebih mengeksplor idenya.
3. Selain itu, dalam penelitian ini, peneliti belum menggunakan aspek
sinematografi sebagai teknik dalam analisis, hal tersebut karena
keterbatasan penulis dalam hal sinematografi dan penulis berharap akan
ada penelitian lain yang sejenis sebagai pembanding dengan menggunakan
teori lain yang tidak menutup kemungkinan akan mengahasikan
interpretasi yang berbeda sehingga dapat memperkaya pengetahuan
mengenai semiotika film.
commit to user
Download