PANDANGAN ISLAM TENTANG MANUSIA DAN ALAM SEMESTA 1. Hakikat Manusia Membicarakan manusia tentu tidak pernah habis. Jika seseorang merasa tuntas membicarakannya berarti sama dengan memperkecil makna dan kandungan kapabilitas manusia itu sendiri. Hakikat manusia tidak pernah akan ditangkap secara utuh dan pasti karena misteri dan banyaknya dimensi yang dikandungnya.(Maragustam:2010) a. Proses Kejadian Manusia 1. Asal-usul manusia adalah dari Adam. QS. Al-Hijr (15):26 2. Reproduksi manusia pasca Adam. QS. Al-Mu’minun (23) : 12-16; Al-Sajadah (32):79; Al-Hajj(22):5; al-Qiyamah(75):37-39; Al-Insan(76):2 Secara ringkas : Pertama, manusia berasal dari saripati tanah. Artinya dari sperma laki-laki dan darah. Kedua, Nutfah (sperma)yang bercampur dengan ovum wanita. Ketiga, ‘alaqah (segumpal darah). Keempat, mudgah (segumpal daging), Kelima, tahap menjadi tulang belulang, Keenam, tahap adanya pembalut tulang belulang dengan daging.Ketujuh (terakhir),adalah Allah menjadikannya menjadi makhluk yang baru dengan diberikannya ruh b. Perangkat Jati diri Manusia 1. Insan (mental spiritual) 2. Basyar (lahiriyah) 3. Al-jism (tubuh) 4. Al-‘aql (akal) 5. Al-qalb (hati) 6. Nafs (tingkah laku) c. Kedudukan Manusia di Bumi Sebagai hamba dan khalifah. QS. Al-Baqarah (2) : 30; Hud (11) :61 ; Maryam (19):93 ; Ali Imran (3) :51 2. Hakikat Alam Semesta Pengertian Alam Alam atau makrokosmos adalah selain Tuhan dan manusia bagian (mikrokosmos) dari alam makrokosmos. Menurut Al-Nahlawi Pandangan Islam terhadap alam adalah : 1. Seluruh alam ini adalah makhluk Allah dan diciptakan dengan punya tujuan. QS. AlDukhan (44):38-39 ; Al-Ahqaf (46):3 2. Alam tunduk kepada sunnatullah sesuai dengan ukuran yang telah ditentukannya. QS. Yasin (36):37-40; Al-Hijr (15):19-21 3. Alam ini diciptakan dengan penuh keteraturan dan atas kekuasaan Allah. QS. AlHajj(22):65 ; Fathir (35) : 41 4. Kehidupan manusia tunduk kepada sunnah kemasyarakatan. Allah telah mengatur sunnah ini bagi kehidupan manusia. Atas dasar ini, maka Allah mengutus rasul, menyiksa umat, membinasakan sebagian mereka, mengatur ajal dan mengubah keadaan mereka. QS-Ar-Ra’ad (13) : 10-11 ; Ali Imran (3) : 137 5. Seluruh alam ini tunduk kepada Allah, baik pengaturan, perintah, dan kehendak-Nya. QS. Al_baqarah (2) : 116-117 ; Al-Isara (17) : 44 6. Alam ini merupakan nikmat Allah bagi manusia. QS. Ibrahim (14) :32-34 ; AlBaqarah (2) ; 29 3. Hubungan antara Manusia dan Alam Semesta a. Hubungan Historis Asal usul manusia dikaitkan dengan keberadaan alam semesta ini dilandaskan pada adanya persamaan bentuk morfologis dan fisiologis (dan alas an yang bersifat ideologis). Pada abad ke 19 muncul suatu pemahaman asal usul manusia yang dikaitkan dengan primata. Penciptaan manusia pada awal kehidupan dari Ramapithecus-oseopithecusAustralopithecus-Pitecanthropus Erectus-Neandertal-Homo Sapien yang kini dikenal sebagai manusia modern seperti sekarang ini. Dari evolusi awal terciptanya manusia yang rumit inilah ada hubungan historis/sejarah antara manusia dan alam semesta. Kerumitan yang ada pada persoalan asal usul manusia hamper sama dengan kerumitan asal usul alam semesta. Apalagi jika dihubungkan bahwa evolusi manusia dahulu sampai sekarang sesungguhnya menyangkut perubahan gejala-gejala jagat raya/alam meliputi tingkah laku, unsure, atom, dan elemen. Dari hal itulah terdapat hubungan historis antara manusia dan alam semesta. b. Hubungan Fungsional Proses penciptaan manusia adalah integral dari alam semesta. Dalam sisitem kosmos, manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam system kesadaran, maka alam semesta menjadi obyek yang penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang diterapkannya, menempatkan alam semesta dalam posisi sebagai sumber kehidupan yang tidak terbatas bagi manusia. Maka wajarlah jika semakin dalam pengetahuan semakin teraasa hubungan antara fungsi manusia dan fungsi alam. Salah satu teori yang menunjukkan hubungan antara manusia dengan alam adalah teori anthroposentris yang menyebutkan bahwa manusia menjadi pusat alam. Maksudnya semua yang ada di alam adalah untuk manusia, seperti firman Allah dalam Q.S. Al Baqarah ayat 29 yang artinya : “Dan Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.” Menurut pandangan Islam, manusia ditempatkan sebagai rahmat bagi alam. Seperti disebutkan dalm Q.S. Al Anbiya ayat 107 yang artinya : ”Dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan sebagai rahmat seluruh alam.” Pada intinya, alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga kelestariannya. Alam diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar mereka bisa berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah SWT. (http://melyme-agama.blogspot.com)