makalah penciptaan manusia, hewan, dan

advertisement
MAKALAH
PENCIPTAAN MANUSIA, HEWAN, DAN TUMBUHAN
Dosen Pengampu : Bpk. Edi Daenuri Anwar, M.Si
Mata Kuliah : Keterpaduan IPTEKS dan Islam
Disusun:
Agus Adil Fil Fikri
(133611040)
Sakhiyatul Wardah
(133611044)
Setya Suryaningsih
(133611057)
Nurul Siti Fatimah
(133611062)
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2016
1
2
I.
PENDAHULUAN
Allah SWT menciptakan alam semesta dan segala isinya untuk manusia agar
mempercayai bukti kebesaran-Nya bahwa alam semesta ini memang ada yang
menciptakan
dan
manusia
wajib
memanfaatkannya
sebaikmungkin
tanpa
merusaknya.
Sebelum manusia diciptakan, Allah terlebih dahulu menciptakan bumi dan
seluruh isinya. Sains menyebutkan bahwa bumi membutuhan waku 800 juta tahun
untuk menerima kehidupan.1 Allah menciptakan jenis kehidupan pertama dalam air,
karena pada tahap tersebut, air adalah lingkungan yang paling sesuai untuk
kehidupan. Penelitian di bidang geologi membuktikan bahwa urutan penciptaan
makhluk hidup dimulai dari tumbuhan, kemudian hewan, dan terakhir manusia.
Alasan untuk urutan penciptaan ini sangat jelas: manusia membutuhkan tumbuhan
dan hewan sebagai nutrisi; lagi pula, manusia dan hewan-hewan sama-sama
bergantung pada tumbuhan sebagai makanan. Tumbuhan memainkan peran kunci
dalam menyuplai atmosfer bumi dengan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup.
Dengan adanya keseimbangan penciptaan manusia, hewan dan tumbuhan
yang merupakan makhluk ciptaan Allah ini maka menarik untuk diketahui
bagaimana keajaiban penciptaannya menurut ilmu pengetahuan alam maupun
menurut Al-Quran.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana proses penciptaan manusia dalam pandangan Sains dan Al-Qur’an?
B. Bagaimana proses penciptaan hewan dalam pandangan Sains dan Al-Qur’an?
C. Bagaimana proses penciptaan tumbuhan dalam pandangan Sains dan Al-Qur’an?
III.
TUJUAN
A. Mengetahui proses penciptaan manusia dalam pandangan Sains dan Al-Qur’an.
B. Mengetahui proses penciptaan hewan dalam pandangan Sains dan Al-Qur’an.
C. Mengetahui proses penciptaan tumbuhan dalam pandangan Sains dan Al-Qur’an.
1
Zahglul An-Najjar, Sains dalam Hadits, Jakarta: Amzah, 2011. Hlm. 336.
3
IV.
PEMBAHASAN
A. Proses Penciptaan Manusia dalam pandangan Sains dan Al-Qur’an
Penciptaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti.
Ada tiga misi yang di emban oleh manusia, yaitu misi untuk beribadah (AzZariyat/51:56), misi fungsional sebagai khalifah (A-l-Baqarah/2:30), dan misi
operasional untuk memakmurkan bumi (Hud/11:61). Secara harfiah, kata khalifah
berarti wakil/pengganti, dengan demikian misi utama manusia di muka bumi yaitu
sebagai wakil Allah. Selain mengemban tugas yang dan fungsi yang jelas, manusia
juga satu-satunya makhluk yang pada saat dilahirkan telah sadar akan adanya
Tuhan. Seperti pada firman Allah QS Al-A’raf ayat 172-173.
            
                
              
 
“(172) dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban
kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu
tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)", (173) atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
orang-orang tua Kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang Kami ini adalah
anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka Apakah Engkau akan
membinasakan Kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?2"
(QS. Al-A’raf [7] ayat 172-173)
2
Maksudnya: agar orang-orang musyrik itu jangan mengatakan bahwa bapak-bapak mereka
dahulu telah mempersekutukan Tuhan, sedang mereka tidak tahu menahu bahwa mempersekutukan
Tuhan itu salah, tak ada lagi jalan bagi mereka, hanyalah meniru orang-orang tua mereka yang
mempersekutukan Tuhan itu. karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak patut disiksa
karena kesalahan orang-orang tua mereka itu.
4
Dengan demikian, jelaslah bahwa tujuan penciptaan manusia adalah beribadah
kepada tuhan, suatu bentuk perilaku yang tulus untuk mrnghormati Tuhan. Dalam hal
ini proses penciptaan manusia dibagi dalam dua pandangan, yaitu dalam pandangan
Sains dan dalam pandangan Al-Qur’an.3
1. Dalam pandangan sains
Ilmuan sains banyak yang mencari tahu awal terbentuknya manusia. Mereka
kemudian mencoba meneliti fosil-fosil dan kemungkinan-kemungkinan yang
mungkin dapat menjawab misteri awal terciptanya manusia, beberapa teori yang
akan dijelaskan pada makalah ini adalah teori abiogenesis dan teori evolusi darwin.
a. Teori Abiogenesis
Teori pertama yang ini menjelaskan tentang penciptaan manusia dapat
dikenali dari Aristotle (384-322M) yang disebut sebagai teori Abiogenesis atau
Generasio Spontanea. Menurut teori ini, semua yang hidup muncul secara terus
menerus dari yang mati atau materi. Namun teori ini di ragui oleh Lazardo
Spanlazani, Frencesco Redi (dari Itali) dan Louise Pasteur (dari Perancis), mereka
berhasil membuktikan bahwa makhluk hidup tidak dari materi yang mati.
b. Teori evolusi
Teori evolusi ini dikemukakan oleh Charles Darwin (1809-1882). Menurut
Charles Robert Darwin pada tahun 1800-1882 bahwa hewan, tumbuhan, dan
juga manusia merupakan hasil perubahan evolusi dari makhluk hidup yang
sangat sederhana pada awal kehidupan di bumi, yang secara perlahan-lahan
melalui proses penurunan dengan modifikasi yang akhirnya berkembang
menjadi spesies organisme di muka bumi ini, termasuk di dalamnya adalah
kejadian manusia. Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi
Darwin, manusia adalah hewan atau binatang yang lebih maju dibandingkan
hewan atau spesies lain. Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat
menghasilkan perubahan besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan
pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan spesies baru. Dia juga mengatakan
bahwa semua organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada
3
Kementrian Agama RI, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Jakarta:
Kementrian Agama RI, 2012. Hlm.2-3.
5
dan pernah ada berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk yang
sangat sederhana melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi
alam. Seiring dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan modern, teori
Darwin ini lambat laun digugurkan oleh para ilmuwan-ilmuwan modern yang
disebabkan karena kegagalan Darwin dalam menjelaskan proses mekanisme
transformasi gen dari DNA kera menjadi manusia.
Sedangkan kajian Sains tentang tanah sebagai bahan penciptaan manusia
menurut Al-Qur’an adalah tanah mengandung banyak atom atau unsur metal
(logam) maupun metaloid ( seperti logam) yang sangat diperluan sebagai katalis
dalam proses reaksi kimia maupun biokimiawi untuk membentuk molekulmolekul organik yang lebih kompleks. Unsur-unsur yang ada dalam tanah antara
lain: besi (Fe), tembaga (Cu), kobalt (Co), mangan (Mn), di samping unsur
karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), fosfor (P), dan oksigen (O). Semua
unsur metal dan metaloid ini berperan sebagai katalis dalam membentuk reksi
biokimiawi untuk membentuk molekul yang lebih kompleks, seperti ureum,
asam amino, atau bahkan nukleotida. Molekul-molekul ini dikenal sebagai
molekul organik, pendukung suatu proses kehidupan, otak manusia tersusun atas
unsur-unsur kimiawi di atas, semuanya tersusun menjadi makromolekul dan
dalam bentuk jaringan otak. Instrumen lainnya yang dimiliki manusia adalah
senyawa imia yang disebut DNA (desoxyribonucleic acid). Baik jaringan otak
manusia maupun molekul-molekul DNA terdiri atas unsur-unsur utama C, H, O,
N, dan P.
Prof. Carl Sagan dari Princeton University, dalam bukunya The Dragon of
Eden,
memberikan
gambaran
bahwa
manusia
memang
lebih
unggul
dibandingkan makhluk-makhluk lainnya. Salah satu bentuk keunggulannya
adalah dalam hal kepemilikan sistem penyimpanan informasi atau memori.
Sistem penyimpanan informasi pada manusia ada dua macam, yaitu: (1) Jaringan
otak yang menyimpan informasi apapun yang terekam olehnya. Otak manusia
mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi sebanyak 107 Gbits, dan
(2) DNA-kromosonal, yaitu molekul DNA yang ada di kromosom, yang
menyimpan informasi genetik manusia. Informasi bentuk kedua ini akan
diturunkan
kepada
keturunannya.
6
DNA
kromosonal
manusia
mampu
menyimpan memori sebanyak 2 x 24 Gbits, atau sebanding buku setebal
2.000.000 halaman. Kedua penyimpan memori canggih ini terbuat dari unsurunsur yang terkandung dalam tanah.
2. Dalam pandangan Al-Qur’an
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan
yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia pertama,
Adam a.s. diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah debu), min shal (tanah liat),
min hamain masnun (tanah lumpur hitam yang busuk) yang dibentuk Allah dengan
seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalam diri (manusia)
tersebut (Q.S, Al An’aam (6):2, Al Hijr (15):26,28,29, Al Mu’minuun (23):12, Al
Ruum (30):20, Ar Rahman (55):4). Kedua, disebut dengan tahapan biologi.
Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami
secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah
yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemu dian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam
rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah)
dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S, Al
Mu’minuun (23):12-14).
a. Proses kejadian manusia pertama (Adam AS)
Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Di dalam
Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering
kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah
sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.
Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
           
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah [32]: 7)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan
manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29.
7
             
        
(28) “dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, (29) Maka apabila aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku,
Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”.4(Q.S Al-Hijr[15] ayat 28-29).
Kita tidak tahu persis bagaimana nabi Adam AS diciptakan. Jika Allah
menghendaki, tanah dapat langsung diciptakan menjadi makhluk hidup. Namun,
dengan menganalisis beberapa ayat, tampaknya Allah SWT memberikan petunjuk
bahwa penciptaan nabi Adam AS melalui proses (Shad/38: 75).5 Jika penciptaan
nabi Adam AS melalui suatu proses yang mengikuti sunnatullah, dari kecil hingga
dewasa ada kesempatan baginya mempelajari lingkungan sekitar. Al-Qur’an
menyatakan dengan bahasa yang berbeda yakni Allah mengajari Adam AS
tentang nama-nama benda arena hanya Dia sumber pengetahuan yang hakiki (AlBaqarah/ 2: 31-34).
b. Proses kejadian manusia kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu
dalam keadaan berpasang-pasangan.6 Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (istri). Hal
ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
           
 
4
Dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.
Ridwan Abdullah Sani, Sains Berbasis Al-Qur’an, Jakarta: Bumi Aksara, 2014. Hlm. 38-39.
6
Ahmad halid Allam, Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan, Jakarta: Gema
Insani, 2005. Hlm. 133.
5
8
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,
baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa
yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin [36] : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam
surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
            
 ....    
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya7 Allah menciptakan isterinya, dan daripada
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..."
(QS. An Nisaa’ [4] : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam"
(HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah
usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat
semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan generasinya.
c. Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa
kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al
Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dijelaskan
secara terperinci melalui firman-Nya :
7
Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam
a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari
padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
9
              
          
           
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al
Mu’minuun [23] : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.
Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya)
dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula
(empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh
hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk
meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) :
rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi
bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organorgan jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan
"saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah
protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari
tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh
diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan
(hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum
(sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan
bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas)
10
Firman Allah QS Fatir/35:11
               
                
    
“dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia
menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang
perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan
sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur
panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab
(Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.”(Q.S
Fatir[35] ayat 11)
Surat pertama menjelaskan perkembangan manusia secara umum,
sedangkan surah kedua lebih rinci karena memperlihatkan peristiwa-peristiwa
yang terjadi selam proses perkembangan manusia; bagaimana manusia pertama
(Adam) diciptakan dari tanah, dan kemudian dari air mani (nuthfah) yang
tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan
darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut
kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut
dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S. Al Mu’minuun
(23):12-14).
              
          
           
11
(12) dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. (13) kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). (14) kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.( Q.S Al Mu’minuun [23]:12-14).
1) Sperma dan sel telur
Ketika saripati tanah masuk ke dalam tubuh manusia, saripati itu lantas
dipakai oleh tubuh sebagai proses metabolisme pembentukan nuffah di dalam
sel-sel reproduksi. Kata nuffah sering kali diterjemahkan dengan air mani atau
setetes air mani. Dalam dunia sains, kata nuffah diartika sebagai konsentrasi
fluida yang mengandung sperma. Nuffah dibentuk di dalam buah pelir. Buah
pelir sendiri dibentuk oleh sel-sel yang ada di bawah ginjal, di bagian punggung
embrio. Air mani juga mengandung glukosa yang diperlukan oleh sperma
sebagai sumber energi. Selain itu, ada juga unsur lain yang berfungsi
menetralisasikan keasaman mulit rahim dan sekaligus melicinkan gerakan
sperma.8
2) Rahim
Rahim atau uterus adalah tempat bagi embrio dan janin untuk tumbuh
dan berkembang. Rahim oleh Al-Qur’an disebut sebagai tempat yang aman.
Ayat berikut menjelaskan tahapan-tahapan pengembangan dan keamanan yang
ditawarkan rahim pada janin.
8
Kementrian Agama RI, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Hlm 81-
82.
12
            
              
            
6. Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya
isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari
binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan9 yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan
yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia; Maka bagaimana kamu dapat
dipalingkan?(QS. Az-Zumar[39] ayat 6)
Tentang keamanan janin dalam rahim, para ahli menemukan adanya tiga
lapis membran yang dapat mengamankan janin selama berada di rahim, yaitu
lapisan membran amnion, lapisan membran chorion, lapisan membran decidua.
3) Pembentukan ‘Alaqah
‘Alaqah
merupakan
bentuk
praembrionik
yang
terjadi
setelah
pencampuran sperma dan ovarium. Moore dan Azzindari (1982) mengemukan
penjelasan yang cukup bagus tentang ‘alaqah ini, kata keduanya, dalam bahasa
arab berarti lintah (leech), suatu suspensi (suspended thing), atau segumpal
darah (a clot of blood). ‘Alaqah terbentuk sekitar 24-25 hari sejak pembuahan.
Jika jaringan praembrionik ini digugurkan maka ia akan tampak seperti
segumpal darah. Transformasi dari nuffah menjadi ‘alaqah berlangsung sekitar
10 hari, diakhiri dengan terbentuknya zigot yang menempel pada dinding rahim
dengan plasenta primitif yang dinamakan umbilical cord. Perubahan kemudian
tejadi dari tahapan ‘alaqah ke tahap mudgah hanya dengan dua hari, yaitu hari
ke-24 hingga ke-26.
9
Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam
selaput yang menutup anak dalam rahim.
13
4) Pembentukan mudghah
Firman Allah QS Al-Hajj/22:5.
              
               
            
             
          
   
(5) Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka
(ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan
Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan
kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,
hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang indah. (QS Al-Hajj[22] ayat 5)
Segumpal daging pada ayat di atas dibahasakan dengan mudgah. Embrio
berubah bentuk dari tahapan mudgah pada hari ke 24 atau 26. Waktunya relatif
14
lebih cepat ketimbang perubahan dari tahap nuffah ke ‘alaqah. Tahapan mudgah
ditandai dengan bermulanya pertumbuhan dan pembiakan sel yang luar biasa.
Segumpal daging ini terdiri dari sel-sel atau jarinagan-jaringan yang sudah
maupun yang belum mengalami diferensiasi..
Surah al-Hajj/22:5 menyebutkan dua tahapan mudgah, yaitu “ yang
sudah terbentuk “ dan “ yang belum terbentuk “. Yang disebut sebagai “sudah
terbentuk” adalah embrio itu sendiri; embrio sudah mulai membentuk beberapa
organ dengan fungsi yang spesifik. Sedangkan “yang belum terbentuk” adalah
plasenta yang terbentuk pada hari ke-35. Tahapan mudgah berakhir pada minggu
ke-6, kurang lebih pada hari ke-40.10
B. Proses Penciptaan Hewan dalam pandangan Sains dan Al-Qur’an
Al-Qur’an telah menceritakan bahwa Alah menciptakan makhluk hidup berasal
dari air. Al-Qur’an membahas urgensi air dan manfaatnya dalam kehidupan manusia
dan juga makhluk lainnya.
           

       
“ dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah
mereka tiada juga beriman?”(QS. Al-Anbiya[21] ayat 30)
Thabari dalam tafsirannya akan firman-Nya, “Dan dalam air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup” mengungkapkan dalam ayat tersebut Allah mengatakan
“Kami jadikan kehidupan dengan adanya air yang kami turunkan dari langit
(berbentuk hujan)”. Sedangkan Qatadah dalam tafsirannya mengungkapkan bahwa
10
Kementrian Agama RI, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Hlm 86-
89
15
segala sesuatu yang hidup berasal dari unsur air. Ibnu Katsir dalam tafsirannya
mengungkapkan bahwa “air adalah dasar dari semua kehidupan”.11
Alusi mengungkapkan, “Air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan. Dari airlah semua makhluk hidup bisa bertahan hidup”. Pernyataan ini
dilansir pula oleh Kalbi dan kelompok lainnya, serta didukung oleh firmanNya:
               
                 

“ dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu
ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian
(yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS. An-Nur[24] ayat 45)
Dijadikannya air sebagai satu konsep dasar kehidupan hewan pada ayat di atas
menunjukkan akan pentingnya air dalam kehidupan. Inilah sebabnya mengapa unsur
air disebutkan secara istimewa. penyebutan khusus kata hewan (yang mencakup
semua makhluk hidup, baik itu manusia dan binatang) di atas merupakan suatu
pengecualian, karena sesungguhnya malaikat dan jin yang tercakup dalam cakupan
makhluk hidup ternyata tidak membutuhkan air dalam hidupnya.
1. Penciptaan hewan menurut Sains
Teori asal usul hewan tidak berbeda jauh dari teori asal usul manusia,
diantaranya teori abiogenesis, Teori transformisme, dll. Namun dalam makalah ini
dibatasi pada pembahasan teori evolusi biologi.12
Alexander Ivanovich Oparin mengemukakan bahwa seperti sebelumnya, zat
anorganik berupa air, metana, karbon dioksida, dan amonia terkandung dalam
11
Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2006.
12
https://acedadotco.wordpress.com/tumbuhan-dan-binatang/ diakses pada 27 April 2016 pukul
Hlm 203
10.00 WIB
16
atmosfer bumi. Zat anorganik tersebut membentuk zat-zat organik akibat adanya
radiasi dari energi listrik yang berasal dari petir.
Suhu di bumi terus menurun. Ketika sampai pada titik kondensasi, terjadi hujan
yang mengikis batuan di bumi yang banyak mengandung zat-zat anorganik. Zat-zat
anorganik tersebut terbawa ke lautan yang panas. Di lautan ini terbentuk sup purba
atau sup primordial. Sup purba terus berkembang selama berjuta-juta tahun. Di
dalam sup purba, terkandung zat anorganik, RNA, dan DNA. RNA yang dibutuhkan
dalam proses sintesis protein dapat terbentuk dari DNA. Akibatnya, terbentuklah sel
pertama. Sel pertama tersebut mampu membelah diri sehingga jumlahnya semakin
banyak. Sejak saat itulah evolusi biologi berlangsung, kemudian munculah makhluk
hidup makhluk hidup sebagai berikut:
a. Terbentuknya Makhluk Hidup Prokariotik
Prokariotik merupakan bentuk kehidupan pertama dan paling sederhana.
Prokariotik dianggap paling primitif, karena selnya hanya memiliki membran sel.
DNA, RNA hasil transkripsi, dan molekul-molekul organik berada dalam
sitoplasma tanpa dibatasi membran.
b. Terbentuknya Organisme Fotoautotrof
Ialah suatu bakteri. Bakteri ini adalah Cyanobacteria pertama yang mampu
membuat molekul organik dari air dan CO2. Cyanobacteria berkembang dan
mengubah bumi dengan melepaskan O2 sebagai efek fotosintesis.
c. Bangkitnya Organisme Eukariotik
Hal yang sangat membedakan eukariotik dengan prokariotik adalah adanya
organel-organel yang memiliki membran. Berdasarkan teori ini, eukariotik
berkembang setelah sel fotosintesis muncul dan oksigen melimpah di atmosfer.
Sel eukariotik sekarang kita kenal dengan nama Protista. Makhluk hidup
eukariotik banyak sel, seperti rumput laut, tumbuhan dan hewan kemungkinan
berasal dari Protista yang berkoloni. Koloni Protista tersebut mengalami
spesialisasi dan saling bergantung satu sama lain, namun semakin efisien dalam
melakukan aktivitasnya. Hal ini terus terjadi hingga kehidupan memasuki daratan
dan muncullah makhluk hidup banyak sel yang lebih kompleks.
17
2. Penciptaan hewan menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an menerangkan penciptaan semua jenis hewan seperti pada surat An
Nur ayat 45 yaitu adanya tahapan peristiwa atas terciptanya semua jenis hewan.
Karena urutan penciptaan jenis hewan pada ayat tersebut sama dengan urutan
kemunculan makhluk hidup di bumi menurut ilmu Paleontologi. Dalam surat An
Nuur ayat 45 Allah telah membahas penciptaan hewan dengan fungsinya, serta cara
mereka bergerak ;
               
                
 
“dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan
itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”(QS. AnNur[24] ayat 45)
Menurut tafsir Al-Maraghi dalam ayat ini, Allah telah membuktikan
kekuasanNya dengan menerangkan ihwal langit dan bumi serta peninggaalan alam
yang tinggi. Berikut ini Allah membuktikannya dengan hal ihwal hewan:
     
Allah menciptakan setiap hewan yang melata di muka bumi dari air yang
merupakan bagian materinya. Disebutkannya air secara khusus diantara materimateri lain yang merupakan komposisinya, disebabkan sangat menonjolnya
kebutuhan hewan terhadap air dan karena bagian-bagiannya yang bersifat tanah yang
bercampur dengannya.
     
18
Diantara ada yang berjalan diatas perutnya, seperti ular, ikan dan hewan reptilian
lainnya. Geraaakannya disebut berjalan pada hal ia merayap menunjuk kepada
kemampuannya yang sempurna dan bahwa sekalipun tidak mempunyai alat untuk
berjalan namun seakan ia berjalan.
    
Ada yang berjalan diatas dua kaki, seperti manusia dan burung.
      
Ada pula yang berjalan diatas empat kaki, seperti binatang-binatang ternak dan
binatang buas. Allah tidak menyebutkan binatang yang berjalan di atas lebih dari
empat kaki. Seperti laba-laba dan serangga lainnya.
    
Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya diantar yang telah disebutkan
dengan perbedaan bentuk, anggota tubuh, gerak, tabiat, kekuatan dan perbuatan.
       
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk mengadakan dan menciptakan segala
sesuatu yang Dia kehendaki, Dia tidak berhalangan untuk menciptakan apapun yang
Dia kehendaki.13
Pendek kata, perbedaan hewan-hewan ini dalam anggota, kekuatan, ukuran
badan, perbuatan dan tingkah lakunya, mesti diatur oleh Pengatur Yang Maha
Bijaksana, Yang Mengetahui segalaihwal dan rahasia penciptaannya, tidak ada
sesuatu sekecil apa pu di bumi dan langit yang tidak Dia ketahui, Maha Tinggi Allah
setinggi-tingginya dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang ingkar.
Ada pun penjelasan surat An-Nur ayat 45 dalam perspektif Sains diantaranya:
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air“
13
Aidh Al-Qarni, Tafsir Muyassar. Jakarta: Qisthi Press, 2007. Hlm. 133.
19
Kemunculan makhluk bumi di awali dari sup kimiawi yang menggenangi
permukaan bumi di saat temperatur bumi mulai mendingin, hal ini terbukti dengan
di temukannya fosil Ganggang Laut yang telah berumur 3,5 milyar tahun, dan
beragam fosil hewan laut lainnya seperti Ubur2, Ikan, Reptil laut, sekitar 600 juta
tahun lalu.
“maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya“
Diikuti dengan muncul dan berkembangnya hewan melata seperti Amphibi,
Reptil, dan Serangga (Laba-laba, Milipede atau Lipan) sekitar 400 juta tahun lalu.
“dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain)
berjalan dengan empat kaki“
Selanjutnya berkembanglah hewan yang berkaki dua dan berkaki empat seperti
Dinosaurus sekitar 225 juta tahun lalu, kepunahan Dinosaurus karena bencana alam
di gantikan oleh kehadiran Mamalia yang berkaki dua dan berkaki empat sekitar 70
juta tahun lalu
C. Proses penciptaan tumbuhan dalam pandangan Sains dan Al-Qur’an
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang memiliki
banyak sekali manfaat. Di dalam Al-Qur’an banyak disebutkan bahwa adanya
tumbuhan terjadi setelah turunnya air hujan (Thaha/20: 53).14 Tumbuh-tumbuhan
dapat memunculkan beberapa zat untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya,
misalnya mulai beberapa vitamin-vitamin, minyak dan masih banyak lainnya. Dalam
firman-Nya Allah menjelaskan:
             
            
14
M Quraisy Shihab, Tafsir Al Lubab. Tangerang: Lentera Hati, 2012. Hlm. 393.
20
              
    
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air
itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang
banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebunkebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang
tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-An’am[6] ayat 99)
Tumbuhan mengalami proses pertumbuhan yang sangat rumit. Mulai dari
berkecambah dengan melakukan penyerapan air dari dalam tanah tumbuhan pun
memulai perkembangannya. Biji yang tadinya tumbuh menjadi kecambah kulitnya pun
mulai robek karena perkembangannya. Selanjutnya tumbuhan mulai mengeluarkan akar
dan menembus kedalam tanah untuk mencari makanan dan masih panjang lagi
perjalanan tumbuhan menjalani proses pertumbuhannya.
Semua proses pertumbuhan. Mulai dari permukaan yang mendapatkan siraman
air, pergerakan, perkembangan dan pertumbuhan yang dialami oleh tanaman mulai
sejak awal sampai dengan proses selanjutnya sebenarnya telah terangkum dalam kata
didalam al-quran, seperti dalam kalimat ihtazzat yang berarti “bergerak”, wa robat yang
memiliki arti “bertambah atau berkembang”, serta wa anbatat yang artinya
“menumbuhkan”. Kata-kata yang telah disebutkan dalam al-quran ini sangatlah sesuai
dengan apa yang telah dikemukakan dalam penelitian-penelitian ilmu pengetahuan
modern.
              
             
   
21
Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur
dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.(QS An-Nahl[16] ayat 10-11)
Tumbuhan memiliki banyak spesies serta jenis yang beragam. Dan sama pula
dengan makhluk hidup lainnya. Di seluruh penjuru dunia ini terdapat banyak sekali
jenis tumbuh-tumbuhan, mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Dalam sebuah
penelitian telah terdapat 350.000 tumbuh-tumbuhan yang telah terdaftar dari seluruh
permukaan bumi. Menurut Abduh, diperlukan pengamatan terhadap jenis tumbuhtumbuhan dan binatang yang memiliki kekuatan memenuhi kebutuhan-kebutuhan,
untuk memelihara wujud hidupnya dengan mempergunakan alat-alat dan anggotaanggotanya yang terletak dibadannya.
Tumbuhan di bumi ini diciptakan oleh Allah berpasangan, ada yang jantan dan
ada pula yang betina.
           
 
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang
tidak mereka ketahui. (QS Yasin[36]: 36).
Buah-buahan hasil dari tumbuhan yang kita makan sebenarnya merupakan hasil
reproduksi antara bunga jantan dan bunga betina. yang dalam ilmu biologi sering
disebut putik dan serbuk sari. Selesainya reproduksi terjadi dengan proses tumbuhnya
biji, setelah
terbukanya
tutup
luar (yang mungkin juga terpadat dalam
biji).
Terbukanya tutup luar itu memungkinkan keluarnya akar yang akan menyerap
makanan dari tanah. Makanan itu perlu untuk tumbuh-tumbuhan
yang lambat
pertumbuhannya, yaitu untuk berkembang dan menghasilkan individu baru. Suatu
ayat memberi isyarat kepada pembenihan ini dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 95
yang artinya :
22
 ...........       
"Sesungguhnya Allah membelah butit tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan."
(QS. Al-An’am[6] ayat 95)
Proses kehidupan tumbuhan mulai dari pertumbuhan awal sampai menghasilkan
buah tersusun dari berbagai sel-sel. Mulai dari sel untuk menyimpan makanan yang
telah diserap, sel pertumbuhan serta sel-sel lainnya.
Semua sel pada tumbuhan dibatasi oleh dinding-dinding sel yang terbuat dari
selulosa. Selulosa yang masih muda dinding selnya sangatlah tipis sedangkan semakin
tua selulosanya maka sel dinding sel semakin tebal. Itulah penyebab mengapa tumbuhan
yang masih muda memiliki sifat yang lunak, lain halnya dengan tumbuhan yang tumbuh
semakin tua maka semakin keras pula tumbuhannya itu.
Dalam setiap sel tumbuhan hijau daun mengandung klorofil untuk menyerap
energi matahari. Klorofil menyerap energi matahari dan digunakan sebagai makanan.
Energi yag telah terserap oleh klorofil akan tersimpan dalam tumbuhan tersebut. Yang
sangat menabjubkan bahwa tumbuhan hijaudapat menyimpan energi hingga jutaan
tahun dalam bentuk fosil.
Banyak tumbuh-tumbuhan yang oleh Allah disebutkan dalam Al-Qur’an dan
tumbuhan tersebut memiliki banyak manfaat dan khasiat. Misalnya tumbuhan kurma,
jahe, pohon tin dan masih banyak yang lainnya.
V.
KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1.
Penciptaan manusia menurut Al-Qur’an terdapat dua tahapan yaitu manusia yang
tahapan primordial (penciptaan nabi Adam AS) dan tahapan biologi (keturunan
Adam dan Hawa). Manusia dijelaskan dalam Al-Qur’an tercipta dari tanah liat.
Sedangkan dalam pandangan sains, di dalam tanah terdapat unsur-unsur pembentuk
otak dan tubuh manusia, seperti unsur metal dan metaloid. Selain itu komponen
penyusun manusia yang sangat penting adalah air.
2.
Penciptaan hewan menurut Al-Qur’an adalah hewan diciptakan oleh Allah SWT
dari unsur air. Hal ini juga terdapat keseimbangan dengan sains, bahwa air yang
dimaksud adalah air mani. Kemunculan hewan di awali dari sup kimiawi yang
23
menggenangi permukaan bumi di saat temperatur bumi mulai mendingin, Diikuti
dengan muncul dan berkembangnya hewan melata, Selanjutnya berkembanglah
hewan yang berkaki dua dan berkaki empat.
3.
Penciptaan tumbuhan dalam Al-Qur’an adalah tumbuhan diciptakan oleh Allah
SWT dari unsur air. Allah menurunkan air hujan, kemudian setelah itu
ditumbuhkanlah tumbuhan. Berdasarkan penelitian geologi diketahui bahwa
keberadaan air mendahului keberadaan seluruh organisme hidup. Allah
menciptakan jenis kehidupan pertama dalam air, karena pada tahap tersebut, air
adalah lingkungan yang paling sesuai untuk kehidupan. penciptaan tumbuhan
berlangsung sebelum penciptaan berbagai jenis binatang. Semua jenis kehidupan ini
diciptakan lebih dulu sebelum manusia.
VI.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun penulisan, oleh karena itu
pembaca diharapkan mengkaji lebih lanjut tentang penciptaan manusia, hewan, dan
tumbuhan melalui referensi lain, serta kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan guna perbaikan makalah ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Allam, Ahmad halid.
Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan,
Jakarta: Gema Insani, 2005.
Al-Qarni , Aidh, Tafsir Muyassar. Jakarta: Qisthi Press, 2007.
An-Najjar, Zahglul, Sains dalam Hadits, Jakarta: Amzah, 2011.
Jazuli, Ahzami Samiun, Kehidupan dalam Pandangan Al-Qur’an, Jakarta: Gema
Insani, 2006.
Kementrian Agama RI, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains,
Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012.
Sani, Ridwan Abdullah. Sains Berbasis Al-Qur’an, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Shihab, M Quraisy, Tafsir Al Lubab. Tangerang: Lentera Hati, 2012.
https://acedadotco.wordpress.com/tumbuhan-dan-binatang/ diakses pada 27 April
2016 pukul 10.00 WIB
25
Download