BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi Menurut Carl Hovland, Janis & Kelley dalam buku Ilmu Komunikasi (Riswandi: 2009: 1) komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Menurut Harold Lasswell dalam buku Ilmu Komunikasi (Riswandi: 2009: 2) komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” mengatakan “apa” “dengan saluran apa” “kepada siapa” dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”. (who says what in which channel to whom and with what effect). Menurut Barnlund dalam buku Ilmu Komunikasi (Riswandi: 2009: 2) komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. Hovland Cs dalam buku Ilmu Komunikasi (Riswandi: 2009: 2) memberikan penekanan bahwa tujuan komunikasi adalah mengubah atau membentuk perilaku. Dari berbagai definisi tentang ilmu komunikasi di atas, terlihat bahwa para ahli memberikan definisinya sesuai dengan sudut pandangnya dalam melihat komunikasi. Masing-masing memberikan penekanan arti, ruang lingkup, dan konteks yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkam bahwa komunikasi adalah usaha untuk menyampaikan pesan atau informasi, baik secara verbal atau nonverbal kepada satu atau lebih penerima dengan tujuan untuk mempengaruhi penerima pesan. 9 2.1.2 Pola Komunikasi Pola komunikasi menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.(Djamarah. 2004:1). Salah satu tantangan besar dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah proses yang berhubungan dengan jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada jaringan komunikasi. Tantangan dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi.1 De Vito (2011:12) membagi pola komunikasi menjadi lima bentuk yaitu komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi antar dua orang, komunikasi kelompok dan organisasi yaitu komunikasi dalam sekelompok kecil orang dan dalam organisasi formal, komunikasi di muka umum, komunikasi antar budaya dan komunikasi massa. 2.1.3 Komunikasi Organisasi Definisi teori organisasi menurut Lubis dan Husein dalam buku Komunikasi Organisasi, Teori dan Studi Kasus (Ruliana. 2014: 37) adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicarakan mekanisme kerja sama antara dua orang atau lebih secara sistematis guna mencapai tujuan yang ditentukan. Teori organisasi mencari pemahaman tentang prinsip-prinsip yang membimbing bagaimana organisasiorganisasi beroperasi, berkembang dan berubah. Menurut Redding dan Sanborn komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/ tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi 1 http://dir.unikom.ac.id/s1-final-project/fakultas-sospol/ilmu-komunikasi/2011/jbptunikompp-gdl-nurohmanni24564/4-unikom-n-i.pdf/pdf/4-unikom-n-i.pdf 10 evaluasi program (Muhammad. 2008: 65). Sedangkan menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pentingnya komunikasi dalam suatu organisasi ditunjang oleh pernyataan Robbins dan Jones yang mengungkapkan bahwa organisasi modern adalah suatu struktur yang kompleks dari berbagai ragam kegiatan yang hanya dengan komunikasi, kegiatan-kegiatan tersebut dapat diatur dan dipersatukan untuk mencapai suatu tujuan. (Soemirat. 1999: 213).2 Komunikasi organisasi dalam kegiatannya selalu meliputi dua ruang lingkup yaitu internal dan eksternal. Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang berada di dalam suatu perusahaan. Aktivitas dari komunikasi internal berupa alur komunikasi vertikal dari atas ke bawah (downward communication), alur komunikasi vertikal dari bawah ke atas (upward communication), dan alur komunikasi horizontal atau komunikasi kesamping (horizontal communication atau lateral communication). Komunikasi eksternal merupakan komunikasi yang terjadi antara organisasi disatu pihak dengan pihakpihak yang berada diluar organisasi. Kegiatan komunikasi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk misalnya, untuk publik umum, untuk publik pers, untuk publik dibidang pendidikan, untuk publik pelanggan, penginformasian kebijakan perusahaan melalui media massa. 2.1.4 Teori Jaringan Jaringan dalam buku Teori Komunikasi Organisasi (Morisson. 2009: 50) didefinisikan sebagai struktur sosial yang diciptakan melalui komunikasi di antara sejumlah individu dan kelompok. Ketika orang berkomunikasi dengan orang lain maka terciptalah hubungan (link) yang merupakan garis-garis komunikasi dalam organisasi. Hubungan (link) terdiri dari jaringan formal (formal network) dan jaringan informal (emergent network). Jaringan formal dibentuk oleh aturan-aturan organisasi seperti struktur organisasi. Jaringan formal pada dasarnya mencakup hanya sebagian dari struktur yang terdapat pada organisasi. Sedangkan jaringan informal merupakakan saluran komunikasi nonformal yang terbentuk melalui kontak atau interaksi yang terjadi di antara anggota organisasi setiap harinya. 2 http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1732/BAB%20II.pdf?sequence=2 11 Menurut Baird (dalam De Vito, 2011:344) karena struktur hirarkinya yang ketat, jarak phisik yang jauh dari orang-orangnya, perbedaan yang besar dalam kompetensinya, dan berbagai tugas khusus yang harus diselesaikan, maka organisasi harus menciptakan sejumlah jaringan komunikasi yang beragam. Jaringan disini adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang yang lain. Jaringan komunikasi atau struktur komunikasi dalam suatu organisasi dapat dirancang dalam berbagai bentuk dan cara. Menurut De Vito (2011: 382) ada lima struktur jaringan komunikasi, kelima struktur tersebut adalah: 1. Jaringan lingkaran (circular network) Gambar 1 Jaringan Lingkaran Dalam struktur lingkaran, sebuah organisasi tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tanpa ada kelanjutan pada tingkat yang lebih tinggi dan hanya terbatas pada setiap level. Dengan kata lain, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisi kiri dan kanan mereka secara langsung. 2. Jaringan rantai (Chained network) Gambar 2 Jaringan Rantai Dalam struktur rantai terdapat keadaan terpusat. Dalam hal ini hanya dikenal komunikasi arus ke atas (upward) atau komunikasi arus ke bawah (downward). Orang 12 yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain. Dalam struktur ini, sejumlah saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi degan orang-orang tertentu saja. Model ini memungkinkan adanya komando tanpa ada suatu penyimpangan dan bersifat kaku. 3. Jaringan Y (Y network) Gambar 3 Jaringan “Y” Dalam struktur “Y” juga terdapat pemimpin yang jelas tetapi semua anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya sedangkan ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya. Struktur “Y” memasukkan dua orang sentral yang menyampaikan informasi kepada yang lainnya pada batas luar suatu pengelompokan. Pada jaringan ini, seperti pada jaringan rantai, sejumlah saluran terbuka dibatasi, dan komunikasi bersifat disentralisasi atau dipusatkan. Orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi dengan orang-orang tertentu saja. 4. Jaringan roda (wheel network) Gambar 4 Jaringan Roda 13 Struktur roda memilki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya dipusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Disini semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat pada satu orang yang memimpin. Orang yang berada ditengah (pemimpin) mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggotanya. Penyelesaian masalah dalam stuktur roda bisa dibilang cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja. 5. Jaringan bebas/semua saluran (all-channel) Gambar 5 Jaringan bebas/semua saluran Struktur bebas/semua saluran merupakan pengembangan dari struktur lingkaran. Dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Dalam struktur bebas/semua saluran , setiap anggota dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Jaringan jika dianalisis maka akan terlihat beberapa hal, seperti: Dapat terlihat cara-cara setiap dua orang saling berinteraksi atau berhubungan, ini disebut analisis dyad. Dapat diperhatikan bagaimana setiap tiga orang saling berhubungan, ini disebut analisis triad. Dapat dilakukan analisis kelompok dan bagaimana kelompok itu saling berhubungan terbagi-bagi ke dalam beberapa subkelompok. Dan akhirnya dapat terlihat pada cara-cara bagaimana berbagai kelompok itu saling berhubungan satu sama lain dalam suatu jaringan global (global network). 14 Terdapat cukup banyak pemikiran yang membahas cara-cara jaringan berfungsi dalam organisasi, antara lain : Jaringan dapat mengontrol aliran informasi. Jaringan dapat menyatukan orang-orang dengan kepentingan yang sama. Jaringan membangun interpretasi yang sama. Jaringan mendorong pengaruh sosial. Jaringan memungkinkan terjadinya tukar menukar sumber daya. 2.2 Penelitian Terdahulu Di bawah ini merupakan pemetaan tentang penelitian dan jurnal penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai pola komunikasi dan penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan di Suara Merdeka : Peneliti/ Judul Tujuan Metode Hasil Strategi Manajemen Suara Merdeka untuk Mempertaha nkan Eksistensi Perusahaan dalam Menghadapi Media Kompetitor di Jawa Tengah (Studi Kasus pada PT. Suara Merdeka Press). Untuk mengkaji strategi manajemen Suara Merdeka untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dalam menghadapi media kompetitor di Jawa Tengah dengan meningkatkan tiras dan market share serta untuk mengetahui bagaimana strategi manajemen Suara Merdeka dalam mengantisipasi perkembangan media online. Deskriptif kualitatif yang merujuk pada metode penelitian studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah pihak yang berada di dalam manajemen Harian Suara Merdeka sebanyak 7 informan dan pihak yang berada di luar manajemen Suara Merdeka yakni agen (distributor) dan pelanggan Suara Merdeka sebanyak 5 informan. Selain itu juga didasarkan atas observasi peneliti di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suara Merdeka perlu meningkatkan kembali tiras dan market share untuk mempertahankan eksistensi perusahaan sebagai market leader di Jawa Tengah. Di samping itu strategi yang terkait dengan bauran pemasaran lain yakni harga, distribusi dan promosi. Kelemahan di salah satu lini bisa melemahkan secara keseluruhan. Sedangkan untuk mengantisipasi perkembangan media online maka strategi Tahun Vidya Ayunita / 2014 15 Laras Ayu Aristiani / 2012 Christia n Jimmy Julianto / 2014 Analisis data yang digunakan adalah pembuatan eksplanasi seperti yang diungkapkan Robert K Yin. konvergensi media yang dilakukan sudah tepat dan perlu diintensifkan untuk saling memperkuat dan melengkapi mediamedia yang ada di Suara Merdeka Network. Pola Komunikasi Organisasi dalam Menangani Konflik (Studi pada Organisasi Himpunan Pecinta Alam Mitra Gahana Universitas Kristen Satya Wacana). Mengetahui pola komunikasi organisasi dalam menangani konflik di organisasi Himpunan Pecinta Alam Mitra Gahana UKSW. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di basecamp HMPA Mitra Gahana. Unit amatan penelitian ini adalah pengurus dan anggota organisai HMPA Mitra Gahana periode 19992012. Hasil akhir penelitian ini organisasi mitra gahana memiliki ciri pola komunikasi model lingkaran dan model roda. Pola komunikasi model lingkaran tidak dapat menyelesaikan konflik dan mengatasi masalah organisasi, sedangkan pola komunikasi model roda mampu menyelesaikan konflik dalam organisasi HMPA Mitra Gahana. Interaksi Redaktur dengan Wartawan Rubrik Komunikasi Bisnis dalam Harian Malang Post. Untuk memahami interaksi yang terjadi antara Redaktur dengan Wartawan dalam rubrik Komunikasi Bisnis Malang Post serta konsekuensi yang menyertai proses penentuan berita yang akan dimuat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis data etnografi komunikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat dua jenis interaksi antara redaktur dan wartawan Komunikasi Bisnis Malang Post mengenai proses pembuatan berita yaitu pada saat di luar kantor dan di newsroom. Interaksi mengenai proses pembuatan berita yang terjadi 16 didominasi oleh komunikasi informal. Interaksi yang terjadi antara redaktur dan wartawan Komunikasi Bisnis Malang Post pun tidak terkait terhadap proses penentuan berita oleh redaktur. 2.3 Kerangka Pikir Media Konvensional (Koran) Persaingan Perencanaan untuk Produk Berita Redaktur Wartawan Pola Komunikasi Produk Berita 17 Teori Jaringan