BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Massa Pengertian

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1
Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa yang paling umum adalah proses
peciptaan makna bersama antara media massa dan khalayak. Schramm
menjelaskan dalam modelnya, komunikasi massa mempunyai pesan yang
identik. Dan umpan balik yang diterima mengalami keterlambatan. Sebagai
contoh, ketika berbicara tatap muka, komunikator akan tau reaksi
komunikan hanya dengan melihat ekspresinya saja. Tetapi, dalam
komunikasi massa, komunikator dalam hal ini media massa tidak bisa secara
langsung melihat para komunikannya.
Komunikasi massa umumnya dilakukan oleh media massa dan
masyarakat atau khalayak yang mengkonsumsinya. Baik berupa media cetak
seperti koran dan majalah, media elektronik seperti radio dan televisi dan
media baru seperti portal berita internet. Namun, dengan kemunculan media
baru, respon atau timbal balik dari komunikan berkurang keterlambatannya.
Kolom komentar yang disediakan oleh para pemilik media yang
menggunakan
media
baru
memungkinkan
masyarakat
memberikan
responnya langsung dan dalam selang waktu beberapa detik setelah suatu
berita dimuat. Hal ini sebelumnya sudah diterapkan oleh beberapa koran
yang menyediakan kolom khusus komentar pembaca yang bisa dikirim
melalui pesan singkat maupun surat.
George Gerbner mengemukakan, komunikasi massa adalah produksi
dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan
yang berkelanjutan serta paling luas yang dimiliki orang salam masyarakat
industri (Rakhmat, 2003:188). Dari definisi yang diungkapkan Gerbner, bisa
disimpulkan bahwa komunikasi massa membutuhkan empat komponen
yaitu produksi, distribusi, pesan yang berkelanjutan dan jumlah individu.
Menurut Steven M. Chaffee, media massa memberikan efek kepada
khalayak melalui pesan-pesannya. Chaffee membaginya menjadi tiga
7
pendekatan. Pertama adalah efek kognitif, adalah akibat yang timbul pada
komunikan yang sifatnya informatif pada dirinya. Misalahnya dalam kasus
Salim Kancil, masyarakat akan mengetahui bahwa Salim telah terbunuh,
dan hanya menganggapnya sebagai informasi saja. Efek selanjutnya adalah
efek afektif yang mengharapkan agar khalayak bisa ikut hanyut dalam
suasana, seperti merasa iba, sedih dan senang. Misalnya kasus kematian
aktifis antitambang, Salim Kancil diharapkan dapat menyentuh hati
khalayak. Berikutnya adalah efek behafioral, merupakan akibat yang timbul
dari diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan dan kegiatan. Contohnya
adalah tindakan aksi solidaritas yang dilakukan untuk menuntut pengusutan
kasus kematian Salim Kancil.
2.2
Koran
Salah satu bentuk media cetak yang muncul di masyarakat adalah
koran atau sering disebut dengan surat kabar. Sebagian orang yang lain
memilih untuk menyebutnya dengan harian, karena memang media cetak ini
terbit setiap hari atau harian. Ciri khas dari media cetak ini adalah
mempunyai tiga hingga empat berita yang ditampilkan di cover depan.
Salah satu berita di halaman tersebut ada yang lebih ditonjolkan dengan
membuat judulnya menjadi lebih besar. Inilah yang disebut dengan headline
oleh surat kabar.
Menurut Effendy (1993:241), Koran atau surat kabar memiliki
pengertian sebagai berikut :
“Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan
yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik,
bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan
dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca”
Fungsi utama dari surat kabar atau koran adalah mampu menyajikan
isu, topik dan masalah yang sedang berkembang di dalam masyarakat akhir-
8
akhir ini. Selain itu, Koran juga mampu memberikan berbagai informasi.6
Koran dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Koran Lokal yang merupakan koran yang dalam pemberitaannya
hanya
menyajikan berita-berita lokal, namun
tidak menutup
kemungkinan penyajian berita nasional.
2.
Koran Nasional yang merupakan koran yang dalam pemberitaannya
menyajikan berita-berita nasional dan internasional, namun tidak
menutup kemungkinan menyajikan pula pemberitaan lokal.
Dilihat dari berita yang disajikan, koran memuat peristiwa yang sudah
berlangsung/lewat waktu, dan tidak bisa memainkan konsep appearing news
when the news going on. Hal ini terjadi karena koran secara harian.
Sehingga berita yang dimuat merupakan apa yang terjadi pada hari
sebelumnya. Tidak seperti media online dan televisi yang bisa menayangkan
berita saat kejadian tengah berlangsung.
Dalam pengelolaan beritanya, para awak media dari reporter, redaktur
hingga pemimpin redaksi memegang editorial mixed yang menjadi
pegangan mereka, sehingga dalam pratik pekerjaan sehari-hari selalu punya
visi, orientasi dan pemandu langkah yang sama. Kemudian dilakukan
editorial sistem yang dilaksanakan oleh elemen-elemen kunci yaitu reporter
- redaktur - redaktur pelaksana - pemimpin redaksi yang masing-masing
mempunyai job desk mereka sendiri.
2.3
Berita
Berita adalah informasi yang penting dan menarik perhatian orang
banyak. Dari estimologi, berita sering disebut dengan warta. Warta sendiri
berasal dari bahasa Sangsekerta yang berarti kejadian atau peristiwa yang
telah terjadi. Berita selalu menyangkut banyak orang atau publik. Serta
selama waktu berputar, berita masih tetap ada. Artinya setiap pemberitaan
6
http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-koran.html diunduh 4 Agustus 2016 pukul
08.41
9
selalu berkesinambungan dari waktu ke waktu.
Ada berbagai jenis berita atau karya jurnalistik. Salah satunya adalah
hardnews yang berciri utama aktual dan harus segera diberitakan karena
menyangkut kepentingan publik. Dalam hardnews terdapat berbagai
kategori seperti politik, hukum, bisnis, keuangan, nasional, regional,
internasional dan lain-lain. Jenis lainnya adalah softnews, berita jenis ini
berisi informasi – informasi ringan dengan gaya bahasa yang ringan juga.
Serta tidak perlu buru-buru untuk dilaporkan. Kategori dari softnews antara
lain laporan perjalanan, hal unik, kuliner, hiburan, olahraga dan lain-lain.
Berita sendiri ada yang sudah pasti dimuat karena ada agenda kegiatan
misalnya Rapimnas sebuah partai politik di Bali. Ada juga berita yang
dikembangkan dari sebuah agenda kegiatan misalnya konflik yang terjadi di
rapat DPR. Berita yang muncul secara tidak terduga misalnya kecelakaan
lalu lintas atau bencana alam. Berita yang digali, biasanya disebut in-depth
atau investigasi. Penggalian fakta-fakta di balik sebuah kejadian atau
fenomena dengan wawancara, mempelajari dokumen-dokumen, observasi,
bahkan kalau perlu tinggal bersama masyarakat. Umumnya, subjek yang
diberitakan tidak mengingini apa yang sebenarnya terjadi itu terungkap ke
publik.
Misalnya
penelusuran
tentang
kasus
pembunuhan
Mirna
menggunakan sianida atau pembalakan liar yang terjadi di hutan di
Kalimantan. Dan yang terakhir adalah berita yang diciptakan, biasanya
merupakan berita yang ringan misalnya Arya, bocah yang memiliki berat
badan berlebih.
Media yang digunakan dalam menyebarkan berita tersebut juga
beragam. Dari yang paling muncul adalah media cetak yang biasanya
berbentuk koran atau harian, dan majalah mingguan. Yang menyebarkan
berita dalam bentuk tulisan dan foto sebagai daya tariknya. Media elektronik
seperti radio yang penyebarannya menggunakan audio. Dan televisi yang
mengandalkan audio visual dalam menyampaikan berita kepada khayalak.
Dan yang tidak kalah menarik adalah munculnya media baru yang memuat
keempat jenis media yang mendahuluinya.
10
2.4
Agenda Setting
Pembingkaian dan penentuan agenda sangatlah berkaitan erat.
Menurut teori ini, beban yang semula diberikan pada isu-isu tertentu
dialihkan kepada khalayak, sehingga khalayak akan meyakinni bahwa isuisu yang lebih banyak dimuat merupakan isu yang penting. McCombs
bersama peneliti lain menyimpulkan adanya dua level dalam agenda setting.
Yaitu yang pertama adalah anggapan awal agenda setting yang menyebutkan
bahwa jumlah liputan menentukan persepsi masyarakat terhadap pentingnya
sebuah isu tersebut dimuat. Level kedua terletak pada penekanan terhadap
objek tertentu dalam sebuah isu akan mendorong orang untuk memberikan
perhatian yang lebih banyak untuk isu tersebut.
Fungsi penentuan agenda berhubungan dengan kemampuan media
dalam meliput suatu peristiwa dengan berulang-ulang untuk mengangkat
pentingnya suatu peristiwa tersebut. Sehingga media ini tidak saja hanya
bergantung pada pemberitaan namun juga menggiring orang melalui agenda
yang bisa mengubah pikiran mereka. Media akan memberikan petunjuk
kepada khalayak isu mana yang lebih penting. Bisa disimpulkan bahwa apa
yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting pula oleh
masyarakat. Begitu juga jika isu yang luput oleh media tidak dianggap
penting oleh masyarakat.
Menurut Stephen D. Reese dalam Morissan menyatakan bahwa
agenda yang dibentuk oleh media merupakan hasil tekanan yang berasal
dari luar maupun dalam media itu sendiri.
Agenda media sebenarnya
terbentuk karena sejumlah faktor yang memberikan tekanan kepada media
seperti proses penentuan program internal, keputusan redaksi dan
manajemen. Serta faktor luar media seperti pengaruh individu seperti
pengaruh pejabat, pengiklan atau sponsor.
Berita yang menjadi tokoh utama dalam agenda media ini diberikan
penekanan-penekanan tertentu oleh media. Produksi pesan yang ada dalam
media dipengaruhi oleh ideologi media itu sendiri. Dengan kata lain, isi
media merupakan cerminan dari ideologi media baik pemilik maupun
11
pengelola yang berkecimpung di dalamnya. Para redaktur dituntut untuk jeli
dalam meberitakan suatu isu yang perlu diangkat menjadi sebuah agenda.
Isu-isu tersebut tidak hanya hadir dari anggota redaksi namun juga pemilik
media yang mempunyai narasumber yang bisa mereka hubungi sewaktuwaktu.
2.5
Ideologi Media
Membicarakan ideologi tidak akan jauh mengenai kesadaran palsu.
Orang-orang yang mempunyai kekuasaan akan menggunakan kekuasaannya
untuk mempengaruhi orang lain, dengan harapan mengikuti apa yang
mereka ingini. Oleh media hal ini dilakukan melalui kesadaran dan represi.
Sementara orang-orang tidak tahu bahwa mereka sedang dikontrol oleh
sebuah gagasan tertentu (Eriyanto: 163). Di sini posisi media tidak lagi
bebas nilai karena pasti selalu bermuatan ideologis. Media disini bisa
menjual pesan-pesan, gagasan maupun kepribadian sekaligus pandangan
tertentu terkait dengan ideologi yang dianut.
Media berperan mendefinisan bagaimana seharusnya realitas dipahami,
bagaimana seharusnya realitas itu dijelaskan dengan cara tertentu kepada
khalayak. Ideologi mempunyai beberapa fungsi bagi media massa, salah
satunya adalah sebagai mekanisme integrasi sosial. Untuk mengintegrasikan
masyarakat pada nilai yang sama, dibunuhkan pendefinisian pandangan dan
nilai agar keberadaannya diterima di masyarakat. Semua perilaku dan
pandangan yang ada di masyarakat bukan sesuatu yang terbentuk begitu saja,
melainkan sebuah konstruksi yang dilakukan oleh media (Eriyanto,
2002:144).
12
2.6
Kerangka Pikir
Bagan 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
2.7
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
PeneliTian
Analisis
Judul
Penelitian
Kinerja
Hasil
Menurut
Metode
Jawa Me-
PersaPerbemaan
daan
Rencana Rencana
Peneliti- Penelitia
an
n
Menggu Kasus
13
framing
terhadap
teks tajuk
rencana
harian Jawa
Pos dalam
mengkonstr
uksi kinerja
panitia
khusus hak
angket
Bank
Century
Pansus
Century
dalam
Perspek
tif Pers
Daerah
Pos,
kinerja
Pansus Century
buruk,
nihil,
bahkan negatif.
Meski tidak
gamblang
menyatakan
keberpihakannya,
Jawa
Pos
berharap warga
Surabaya
dan Jawa Timur
menjadi paham
dan tahu akar
permasalahan
sebenarnya,
senada
sesuai
dengan
frame
besar
yang
digunakan Jawa
pos.
tode
pene
litian
kuali
tatif
nakan
media
cetak
nasional,
yaitu
Jawa
Pos.
Analisis
Framing
Media
Cetak
Kompas
dan Jawa
Pos Pada
Berita
Rancangan
UndangUndang
Pemilihan
Kepala
Daerah
(RUU
PILKADA)
Konstru
ksi
Berita
Yang
Dilakuk
an
Oleh
Media
Cetak
Koran
Kompas
menunjukkan
dengan
jelas
keberpihakannya
dalam
setiap
pemberitaan yang
ditampilkan.
Sedangkan
pembingkaian
berita
yang
dilakukan
oleh
Koran Jawa Pos
lebih cenderung
ke arah netral.
Dalam
pemberitaannya
lebih berhati-hati
Metode
pene
litian
kuali
tatif
Menggu
nakan
media
cetak
yang
sama
yaitu
Jawa Pos
mengena
i berita
ekonomi
dimana
pemilik
media
turut
ambil
bagian di
dalam
pemberit
aan ini.
Sedangk
an
penulis
memilih
untuk
memberi
takan
berita
yang
mengara
h
ke
investiga
si
kemanus
iaan atau
bisa ke
kriminal.
Penelitia
n
oleh
penulis
hanya
menggun
akan satu
media
sedangka
n
penelitia
n
ini
menggun
akan dua
media.
Topik
yang
dipilih
14
agar tetap netral
dan
tidak
memojokkan
salah satu pihak
pembingkai Kontru Kompas.com
memuat
berita
an
berita ksi
yang
netral
lebih
Media
dilakukan
terhada banyak dari pada
Kompas.co p Kasus detik.com. Dalam
m dan
Penemb berita yang proDetik.com
akan di kontra,
detik
mengenai
LP
memuat
lebih
kasus
Cebong banyak berita pro.
penembaka an
Sedangkan
n di LP
kompas.com
Cebongan
memuat
lebih
dalam
banyak
berita
perspektif
kontra.
analisis
framing
Pan
dan
Kosicki
pun
mengena
i Politik.
Metode
pene
litian
kuali
tatif
Menggu
nakan
analisis
framing
Pan
Koshicki
.
Dan
membah
as kasus
kriminal.
Penulis
menggun
akan
media
cetak
dengan
kasus
yang
berbeda
pula.
15
Download