ANALISIS WACANA dan ANALISIS FRAMING Oleh: SRI SAYEKTI (NIM 55208110039) MARWAN ALBAB (NIM 55208110027) LINA PATRICIA RITONGA (NIM 55208110022) Tugas Diskusi “RISET KOMUNIKASI” Dosen : DR. Umaimah Wahid Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Sabtu, 2 Mei 2009 ANALISIS WACANA (DISCOURSE ANALYSIS) A. WACANA & BAHASA Wacana dan bahasa berkaitan erat satu sama lainnya. Bahasa sanggup menyajikan berbagai bentuk model kajian penelitian sosial budaya. Salah satunya adalah analisis wacana. Untuk memperoleh gambaran pengertian tentang wacana maka kita mencoba melihat terlebih dahulu pengertian istilah wacana. Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari bahasa Inggris discourse. Dalam salah satu kamus Inggris didapat keterangan sbb: 1. Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan; konversasi atau percakapan. 2. komunikasi secara umum, terutama sebagai salah satu subjek studi atau pokok telaah. 3. risalat tulis; disertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah. Menurut pendapat dari Ismail Marahimin wacana dapat diartikan “kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya,” dan komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.”(Marahimin, 1994:26) Jika definisi ini kita pakai maka dapat diartikan semua tulisan yang teratur, yang menurut urut-urutan yang semestinya, atau logis adalah wacana. Karena itu wacana harus mempunyai dua unsur penting, yakni kesatuan (unity) dan kepaduan (coherence) Dalam pengertian yang sederhana wacana berarti cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas (Lull, 1988:225). Sedangkan Kleden menyebutkan bahwa wacana sebagai ucapan seorang pembicara saat menyampaikan sesuatu tentang sesuatu kepada pendengar. Bahasa merupakan media dalam proses ini, bahasa yang kita gunakan bukan hanya meletakkan kata-kata pada mulut kita, tetapi menempatkan gagasan di benak kita (Wendell Johnson, 1972). Maka jelaslah bahasa dan wacana harus berhubungan satu sama lain. 2. MEMAHAMI MAKNA Dari mana datangnya Makna? Menurut De Vito, Makna ada dalam diri manusia. Kata-kata yang digunakan hanya untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Namun kata-kata yang disampaikan bisa ditafsirkan menjadi berbagai makna. Makna “kata” dalam komunikasi pergaulan sosial ditentukan oleh proses tawar menawar yang tanpa henti. Ada berbagai jenis makna, namun jika disarikan maka ada 2 makna dasar yang umum: (1) Makna denotatif, yakni makna kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan. (2) Makna Konotatif, makna kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang umum. Dalam memahami pendekatan analisis wacana perlu pemahaman makna. 3. PENDEKATAN ANALISIS WACANA Analisis wacana baru muncul dalam puluhan tahun belakangan ini. Aliran-aliran dalam bahasa sebelumnya membatasi penganalisaan sebatas soal kalimat, dan barulah belakangan sebagian ahli bahasa memalingkan penganalisisan wacana (Lubis; 1993:12) Lantas apa itu Analisis wacana? Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi merupakan telaah aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Analisis wacana tidak lepas dari pemakaian berbagai macam cabang ilmu bahasa, seperti halnya semantik, sintaksis, dan fonologi. Littlejohn melihat, banyak tujuan-tujuan komunikasi dan analisis wacana tertarik dengan aturanaturan transaksi pesan. Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana dikemukan sebagai berikut: a. Analisis wacana membahas kaidah-kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use- menurut widrowson) b. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi (Firth) c. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik (Beller) d. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa (Labov) e. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional (Coulthard) 4.WACANA TULIS, TEKS DAN KONTEKS a. Wacana Tulis Wacana tulisan dalam pandangan seorang filsuf Perancis Ricoer, merupakan lebih dari sekedar fiksasi yang material sifatnya. Melalui tulisan tercipta kemungkinan penerusan tata aturan ke ruang dan waktu yang berbeda tanpa distorsi yang berarti. Contoh : Melalui tulisan Karl May para pembaca dapat mengerti dan mengetahui kondisi alam di gurun pasir. Jadi tulisan telah menjadi apa yag disebut Cybernetic program yang mencakup konsep jiwa, konsep hidup, nilai, pilihan dan memori. b. Teks Apa yang dimaksud teks? Menurut Barthes, teks adalah sebuah objek kenikmatan. Sebuah kenikmatan dalam menyusuri halaman-halaman yang dibaca. Dengan membaca berulang-ulang sebuah teks dengan memotong-motongnya dan menyusunnya kembali, Barthes menemukan kenikmatan yang dimaksud. c.Konteks Sebetulnya antara teks, konteks dan wacana merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Guy Cook menyebutkan ada 3 hal dalam pengertian wacana: teks, konteks dan wacana . Teks sebagai semua bentuk bahasa bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek, suara, citra dan lain sebagainya. Konteks memasukkan semua situasi diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa. Sedangkan wacana dimaknai sebagai teks dan konteks bersama-sama. Titik perhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam proses komunikasi. 5. ANALISIS WACANA SEBAGAI ALTERNATIF ANALISIS TEKS MEDIA Analisis wacana merupakan suatu alternatif terhadap analisis isi kuantitatif yang sekarang masih banyak digunakan. Analisis isi lebih menekankan pada ”apa” (what) sedangkan analisis wacana lebih melihat pada ”bagaimana” (what). Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat, metafora macam apa suatu berita disampaikan. Pendapat Eriyanto, dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari teks. 6.KERANGKA ANALISIS WACANA Model yang paling banyak dipakai adalah model Van Dijk yang mengelaborasikan elemen-elemen wacana sehingga bisa diaplikasikan secara praktis atau model ini biasa disebut kognisi sosial. Struktrur/ Elemen Wacana Van Dijk Sruktur Wacana Hal yang diamati Struktur makro (makna teks global/umum) Elemen TEMATIK Topik secara (Apa yang dikatakan) Superstruktur (bagaimana SKEMATIK Skema struktur elemen dan wacana (bagaimana pendapat disusun disusun) dan dirangkai) Struktur Mikro (makna SEMANTIK Latar, detail, maksud, wacana yang dapat diamati praanggapan, nominalisasi (Makna yg ingin ditekankan dgn analisis kata,kalimat, frase dalam teks berita) dsb. Struktur Mikro SINTAKSIS (Bagaimana disampaikan?) Struktur Mikro STILISTIK (pilihan kata dipakai?) Struktur Mikro pendapat Bentuk kalimat, kata ganti koherensi, Leksikon (pemilihan kata) apa yang RETORIS Grafis, Metafora, Ekspresi (Bagaimana & dgn cara apa penekanan dilakukan Sumber: Eriyanto (2001:228) Penjelasan singkat dari elemen struktur wacana: a. Tematik Dilihat dari sudut sebuah tulisan tematik merupakan suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. b. Skematik Bentuk wacana umum adalah seperti pendahuluan, isi, pemecahan masalah,kesimpulan, penutup. Dalam berita misalnya: Judul, lead (teras berita) dan story (isi berita keseluruhan). c. Semantik Makna penting dalam analisis wacana adalah makna yang ditunjukkan oleh struktur teks. Dalam studi linguistik konvensional, makna kata dihubungkan dengan dengan arti yang terdapat dalam kamus, sedangkan dalam analisis wacana,makna kata adalah praktik yang ingin dikomunikasikan sebagai suatu strategi. d.Sintaksis Dalam tata kalimat, strategi juga dapat digunakan untuk menampilkan diri lebih positif dan lawan menjadi negatif, yakni dengan menggunakan kalimat aktif dan pasif. e.Stilistik Pusat perhatian stilistik adalah style, yaitu cara penyampaian maksud dengan gaya bahasa tertentu. f. Retoris Strategi dalam level retoris disini adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang bicara atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik). Retoris mempunyai fungsi yang persuasif dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada khalayak. Contoh Penelitian dengan pendekatan analisis wacana. Penelitian terhadap terhadap berita-berita mengenai berbagai keberhasilan Partai Golkar menjelang Pemilu 2009. Mungkin ada pembaca yang melihat dan membenarkan segala keberhasilan itu pada jaman orde baru, tetapi jika dilihat dengan pendekatan analisis wacana, tidak semuanya benar dan segala apa yang dipaparkan melalui media massa hanyalah untuk mendongkrak perolehan suara Partai Golkar dalam Pemilu. --------end------- DAFTAR PUSTAKA Sobur, Alex, 2006. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Remaja Rosdakarya, Jakarta Severin, Werner, J. & Tankar, JamesW. Jr. 2005. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Kencana Prenada Media Group. Jakarta ANALISIS FRAMING (ANALISIS PEMBINGKAIAN) Analisis Framing merupakan versi terbaru pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media. Framing : proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media. Analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan multidisipliner untuk menganalisis fenomena atau aktivitas komunikasi. Dalam prakteknya analisis framing juga membuka peluang bagi implementasi konsepkonsep sosiologis, politik dan kultural untuk menganalisis fenomena komunikasi, sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi dan dianalisis berdasarkan konteks sosiologis, politis atau kultural yang melingkupinya. Tetapi, awalnya konsep framing itu dipinjam dari ilmu psikologi (ilmu kognitif) Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisa framing mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang (package) yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subyek sebagai sesuatu yang legitimate, obyektif, alamiah, wajar atau tak terelakkan. Contoh : berita perang. Perang sering disebut sebagai konflik yang dilembagakan. Kekuatan media mempengaruhi situasi konflik, karena kekuatan media muncul melalui proses pembingkaian (framing), teknik pengemasan fakta, penggambaran fakta, pemilihan angle, penambahan atau pengurangan foto, dll. Media punya potensi sebagai peredam atau pendorong konflik. Entman (dalam Sobur, 2006) : Framing terdiri dalam dua dimensi besar: 1. Seleksi isu 2. Penekanan / penonjolan aspek-aspek realitas Kedua faktor itu dapat lebih mempertajam framing berita melalui proses seleksi isu yang layak ditempilkan dan pekananan isi beritanya. Perspektif wartawanlah yang akan menentukan fakta yang dipilihnya, ditonjolkannya dan dibuangnya. Aditjondro (dalam Sobur, 2006): Framing sebagai metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberi sorotan terhadap aspekaspek tertentu saja, dengan menggunakan istilah-istilah yang punya konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur dan alat ilustrasi lain. Teknik framing: (Qodari dalam Sobur, 2006) terdiri 4 tahap: 1. Identifikasi masalah : peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau nilai negatif apa 2. Identifikasi penyebab masalah: siapa yang dianggap penyebab masalah 3. Evaluasi moral : penilaian atas penyebab masalah 4. Saran penanggulangan masalah : menawarkan suatu cara penanganan dan kadang kala memprediksikan hasilnya Model Framing: 1. MODEL PAN DAN KOSICKI : 4 dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing: sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Keempat dimensi ini membentuk tema yang mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi global STRUKTUR Sintaksis Cara wartawan menyusun fakta Skrip Cara wartawan mengisahkan fakta Tematik Cara wartawan menulis fakta Retoris Cara wartawan menekankan fakta PERANGKAT FRAMING Skema Berita Kelengkapan berita Detail Maksud kalimat, hubungan Nominalisasi antar kalimat Koherensi Bentuk kalimat Kata ganti Leksikon Grafis Metafor Pengandaian UNIT YANG DIAMATI Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup 5 W + 1 H (What, who, when, where, why + how) Paragraf, proposisi Kata, idiom, gambar/foto, grafik 2. MODEL GAMSON DAN MODIGLIANI : Frame adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan obyek suatu wacana. Model ini didasarkan pada pendekatan konstruksionis yang melibatkan representasi media, yaitu berita dan artikel terdiri atas package interpretatif yang mengandung konstruksi makna tertentu. Pustaka: Sobur, Alex, 2006, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, PT Remaja Rosdakarya, Bandung -0-