BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah Pergeseran perspektif mengenai peran akuntan manajemen dalam suatu perusahaan semakin jelas terlihat dalam era modern saat ini. Perspektif tradisional mengenai sistem akuntansi manajemen tidaklah cukup untuk mendeskripsikan peran profesi akuntan manajemen. Brewer (2008) menggagas sebuah kerangka baru mengenai peran akuntan manajemen dalam menambah nilai pemegang kepentingan suatu perusahaan yang dituangkan ke dalam empat pilar, yaitu kepemimpinan (leadership), manajemen strategik, penyelarasan operasional (operational alignment), serta perbaikan dan pembelajaran yang berkelanjutan. Kerangka yang dikembangkan oleh Brewer (2008) sejalan dengan penelitian studi kasus yang dilakukan oleh Ma dan Tayles (2009) mengenai peran akuntansi manajemen strategik yang memfasilitasi diskusi antarfungsi dalam suatu perusahaan. Laporan yang dihasilkan oleh akuntan manajemen diharapkan dapat berperan sebagai alat pengambilan keputusan (decision tool) strategik guna menyelaraskan seluruh strategi dalam kegiatan perusahaan. Akuntan manajemen bertanggung jawab atas tersedianya masukan (input) dalam pengambilan keputusan manajemen. Informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen terakumulasi secara berurutan, mulai dari analisis varians, penganggaran modal, hingga evaluasi kinerja karyawan (Lewis et al., 1983; Brown, 1985; Dillard et al., 1991). Pola penyajian informasi yang berurutan dapat 1 memengaruhi manajer dalam pengambilan keputusan yang diakibatkan oleh adanya kondisi bounded rationality1 pada manajer sehingga menghasilkan keputusan yang bias dan tidak optimal. Pengambilan keputusan yang bias disebabkan oleh penggunaan strategi heuristik oleh individu, yaitu penyederhanaan dalam proses pengambilan keputusan. Salah satu bias yang dapat terjadi akibat perolehan informasi secara bertahap ialah order effect (efek urutan), yaitu manajer melakukan pertimbangan tidak berdasar pada substansi informasi yang ada, tetapi cenderung dipengaruhi oleh urutan penyajian informasi yang diperolehnya secara bertahap. Efek urutan terdiri dari primacy effect (efek primasi), yaitu individu memberi bobot yang lebih tinggi terhadap informasi yang paling awal diterimanya sehingga keputusan akhir yang diambil cenderung dipengaruhi oleh informasi awal tersebut, dan recency effect (efek resensi), yaitu individu memberi bobot yang lebih tinggi terhadap informasi yang paling akhir diterimanya sehingga keputusan akhir yang diambil cenderung dipengaruhi oleh informasi akhir tersebut. Efek urutan ini sangat dimungkinkan terjadi dalam bidang akuntansi manajemen, salah satunya ialah dalam penyusunan anggaran tahunan perusahaan yang membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengolah informasi terkait. Penelitian ini mengacu pada model belief-adjustment (Hogarth dan Einhorn, 1992) dengan berasumsi bahwa tugas penyusunan anggaran merupakan tugas yang familiar dilakukan oleh para manajer, serta menggunakan beberapa informasi seri pendek untuk tujuan penyederhanaan kasus eksperimen. 1 Bounded rationality adalah kondisi individu yang memiliki keterbatasan dalam memroses informasi secara sistematis dan rasional akibat adanya keterbatasan informasi, waktu, kapasitas memori dan sebagainya. 2 Efek urutan memiliki dampak negatif dalam keputusan manajemen, khususnya penyusunan anggaran. Sebagai contoh, ketika manajer memeroleh informasi dari akuntan manajemen terkait anggaran yang akan disusun, informasi tersebut dapat bersifat positif ataupun negatif. Proses perolehan informasinya-pun dapat secara bertahap maupun simultan yang dapat mengakibatkan terjadinya efek urutan. Pada mulanya manajer menerima beberapa informasi positif, kemudian pada akhir penyusunan diperoleh informasi negatif, apabila terjadi efek resensi, maka manajer akan memberi bobot lebih tinggi terhadap informasi negatif yang terakhir diterimanya tanpa mempertimbangkan substansinya. Sebaliknya, apabila efek primasi yang terjadi, maka manajer cenderung akan mengabaikan informasi negatif yang terakhir diterimanya, dan memberi bobot lebih tinggi terhadap informasi positif yang diperolehnya di awal. Hal tersebut akan menyebabkan pengambilan keputusan yang bias dalam penyusunan anggaran. Angka yang ditargetkan untuk dicapai dalam anggaran menjadi kurang relevan dan berdampak pada ketepatan pencapaian target. Beberapa penelitian empiris terdahulu terkait efek urutan dianalisis berdasar pada model belief-adjustment, yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn (1992) yang merupakan suatu pendekatan psikologis terhadap proses pengambilan keputusan yang kompleks, telah dilakukan di bidang pengauditan (Asare dan Messier, 1991; Pei et al., 1992; Bamber et al., 1997; Krishnamoorthy et al., 1999; Nasution dan Supriyadi, 2007) dan investasi saham (Alvia dan Sulistiawan, 2010; Pinsker, 2011; Gunawan dan Yusuf, 2012; Armet, 2013). Selain itu, terdapat beberapa penelitian terkait efek urutan dalam ranah akuntansi manajemen yang 3 telah dilakukan oleh Dillard et al. (1991) dan Rutledge (1995). Penelitian ini mencoba memberi tambahan bukti empiris terkait efek urutan dalam bidang akuntansi manajemen serta mencoba memperluas kajian dan memberikan solusi agar dapat mengarahkan para manajer dalam pengambilan keputusan secara optimal (tidak terpengaruh oleh efek urutan) dalam dunia praktik. Penelitian yang dilakukan oleh Dillard et al. (1991) dan Rutledge (1995), dengan menggunakan skenario eksperimennya, menemukan adanya efek resensi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan informasi akuntansi manajemen yang disajikan secara bertahap. Partisipan cenderung merevisi keyakinannya berdasar pada informasi akhir yang diterimanya apabila urutan informasi tersebut disajikan secara beragam (positif-negatif atau negatif-positif). Beberapa strategi debiaser yang terbukti dapat memitigasi efek resensi juga telah diteliti, misalnya dengan menggunakan self-review pada penugasan audit (Ashton dan Kennedy, 2002), framing informasi anggaran laba (Rutledge, 1995), serta informasi tambahan berupa analisis teknis dalam keputusan investasi saham (Alvia dan Sulistiawan, 2010). Rutledge (1995) menyatakan bahwa manajer akan merevisi keyakinannya terkait kemungkinan ketercapaian anggaran laba seiring dengan informasi mengenai aktivitas tak terduga yang disajikan oleh akuntan manajemen yang dapat menimbulkan efek resensi. Namun, Ia juga menunjukkan bahwa framing dapat memitigasi efek resensi yang terjadi melalui framing yang tak konsisten, misalnya ketika disajikan informasi positif-negatif, kemudian diberi framing positif, maka efek resensi yang cenderung terjadi akibat pemberian bobot yang 4 lebih tinggi pada informasi yang paling akhir diharapkan dapat menjadi netral karena diberi frame yang berlawanan. Di sisi lain, beberapa penelitian efek resensi di bidang pengauditan yang menggunakan framing sebagai suatu strategi untuk memitigasi efek resensi tidak terbukti secara signifikan (Asare, 1992; Guiral dan Esteo, 2006). Hal ini dimungkinkan dapat disebabkan oleh adanya faktor lain yang dapat memengaruhi manajer dalam pengambilan keputusan, yaitu faktor psikologis individual, seperti gaya kognitif, yang telah diteliti dalam beberapa penelitian efek urutan terdahulu (Chan, 1995; Alvia dan Sulistiawan, 2010). Gaya kognitif diyakini dapat memengaruhi individu dalam memroses informasi yang diperolehnya dan telah diteliti dalam beberapa penelitian terkait pengambilan keputusan (Chenhall dan Morris, 1991; Chan, 1995). Selain itu, terdapat mode respon End-of-Sequence (EoS) yang belum digunakan dalam penelitian efek urutan di bidang akuntansi manajemen (Dillard et al., 1991 dan Rutledge, 1995), padahal manajer dimungkinkan memeroleh informasi (dalam hal ini penyusunan anggaran) secara simultan. Selain itu, model belief-adjustment (Hogarth dan Einhorn, 1992) juga menunjukkan bahwa ketika individu dihadapkan pada informasi berurutan berseri pendek, sederhana, dan beragam, maka akan mengakibatkan terjadinya efek urutan pada kedua mode respon, efek resensi ketika mode respon SbS, serta efek primasi ketika mode respon EoS. Penelitian ini mengembangkan riset Rutledge (1995) dengan menggunakan skenario eksperimen, yaitu berupa kasus anggaran biaya mahasiswa, sehingga 5 partisipan eksperimen yang merupakan mahasiswa dapat secara langsung terinternalisasi oleh informasi-informasi yang terkait dengan pengalaman sehariharinya. Skenario penyusunan anggaran biaya hidup dan pendidikan mahasiswa ini dianggap dapat merepresentasikan pekerjaan manajer dalam proses penyusunan anggaran tahunan perusahaan yang meliputi tugas evaluasi anggaran tahun berjalan sebagai dasar perkiraan target anggaran yang dibutuhkan untuk tahun berikutnya. Selain itu, mode respon yang dijadikan treatment tidak hanya Step-by-Step (SbS), tetapi juga End-of-Sequence (EoS) dengan diberi framing konsisten atau inkonsisten. Gaya kognitif dari partisipan eksperimen juga diidentifikasi karena diduga memoderasi efek urutan, bersamaan dengan teknik framing dalam perolehan informasi. Berdasar pada uraian di atas, beberapa pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini, yaitu: 1) apakah urutan informasi mengakibatkan terjadinya efek resensi pada mode respon SbS, dan efek primasi pada respon EoS?; 2) apakah efek urutan yang terjadi dapat dimoderasi oleh bagaimana informasi tersebut di-framing (konsisten/inkonsisten), baik pada mode respon SbS maupun EoS?; 3) apakah framing informasi dan gaya kognitif dapat memoderasi efek urutan, baik pada mode respon SbS maupun EoS? 6 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji: 1. Pengaruh urutan informasi yang beragam (positif-negatif/negatif-positif) terhadap munculnya efek urutan dalam mode respon Step-by-Step ataupun End-of-Sequence. 2. Pengaruh moderasi dari framing informasi (konsisten/inkonsisten) terhadap efek urutan dalam mode respon Step-by-Step ataupun End-of-Sequence. 3. Pengaruh moderasi dari framing informasi dan gaya kognitif terhadap efek urutan dalam mode respon Step-by-Step ataupun End-of-Sequence. 1.3. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni: 1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap perkembangan teori dan pengetahuan, terutama tentang efek urutan dalam mode respon Step-by-Step ataupun End-of-Sequence di bidang akuntansi manajemen, khususnya penyusunan anggaran. 2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap perkembangan teori dan pengetahuan tentang efek interaksi urutan dengan framing dan gaya kognitif di bidang akuntansi manajemen, khususnya penyusunan anggaran. 3. Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi di dunia praktik terkait petunjuk dalam perancangan sistem informasi akuntansi manajemen dalam hal penyediaan urutan serta framing informasi yang mungkin dapat mengurangi 7 bias dalam pengambilan keputusan manajemen sehingga menghasilkan kinerja yang optimal. 1.4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini dibagi dalam lima kelompok dengan rincian sebagai berikut: 1. Bab pertama menjelaskan latar belakang dan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab kedua menjelaskan kajian teoretis yang menjadi landasan perumusan hipotesis. 3. Bab ketiga membahas metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi pemilihan responden, desain eksperimen, prosedur dan skenario eksperimen, pengukuran variabel, dan pengujian hipotesis. 4. Bab keempat membahas hasil penelitian, meliputi pilot test, partisipan, cek manipulasi, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan. 5. Bab kelima membahas kesimpulan, implikasi penelitian, keterbatasan, dan saran untuk penelitian selanjutnya. 8