JPGSD Volume 03 Nomor 01 Tahun 2015, PENGGUNAAN MEDIA JAM SUDUT TERHADAP HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR Novike Utami PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected]) Purwanto PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Latar belakang penelitian ini yaitu dalam mata pelajaran matematika yang diajarkan di kelas V SD ini, terdapat materi menentukan besar sudut yang dibentuk oleh kedua jarum jam. Tujuan dari penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh penggunaan media jam sudut terhadap peningkatan hasil belajar menentukan besar sudut pada siswa kelas V SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen kuantitatif yang menggunakan jenis quasi eksperimen design dengan model Desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan. Hasil rata-rata pretes dan postes di kelas kontrol yaitu 49.36 dan 70.31, sedangkan di kelas eksperimen 52.81 dan 80.63. Hasil uji hipotesis yaitu r hitung (2,50)> r tabel (1,99). Dapat disimpulkan penggunaan media jam sudut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam menentukan besar sudut pada jam di kelas V SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo. Kata kunci : Matematika, hasil belajar, media jam sudut Abstract This research is conducted since there is a learning material of acquiring the types and the degrees of angles created by the hands of clock within mathematics subject in the fifth grade. The purpose of this study is to describe the effect of Clock of Angle media to improve the learning output of determining the degrees of angles of the fifth graders of SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo. This is a quasi eksperimen design with quantitative approach; it uses Joined Pre-test – Post-test Control Group Design. The mean scores during the pre-test and the post-test in the control group are 49.36 and 70.31, rescpectively, while the mean scores during the pre-test and the post-test in the experimental group are 52.81 and 80.63, respectively. The result of hypothesis test is given as r computation (2.50) > r table (1.99). It can be concluded that the implementation of Clock of Angles media has a significant effect toward the learning output of determining degrees of angels of the fifth graders of SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo. Key terms: Mathematics, learning output, Clock of Angles media PENDAHULUAN Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang masih dirasa sulit oeh sebagian besar siswa terutama siswa sekolah dasar. Dimana, pembelajaran yang terkandung didalamnya selalu berhubungan dengan angka yang masih dirasa susah untuk dipelajari. Mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar bertujuan untuk mendidik siswanya agar mampu memahami pembelajaran yang terkandung di dalamnya agar mampu menghadapi perkembangan zaman. Siswa diharapkan mampu berkembang baik dalam kognitif, afektif, maupun psikomotornya dalam bidang matematika. Demi tercapai tujuan tersebut, guru maupun siswa diharapkan dapat saling berkolaborasi dalam pembelajaran agar pembelajaran dalam kelas dapat berlangsung secara baik dan menyenangkan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Demi mewujudkan pembelajaran yang baik dan menyenangkan, perlu beberapa metode dan stategi yang harus dilakukan oleh guru. Metode dan strategi tersebut bertujuan untuk menyampaikan materi agar mudah dipahami dan dipelajari oleh siswa. Metode dan strategi yang telah berkembang saat ini sangatlah bervariasi dan sangat mudah untuk diterapkan. Guru harus mampu menggunakan metode dan stategi guna mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu metode dan stategi dalam menyampaikan pelajaran matematika adalah menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan guru guna mempermudah dalam menyampaikan materi kepada siswa. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2010:121). Dalam hal ini, guru dapat dipermudah dalam memberikan pengajaran kepada siswa. Siswa juga akan mudah memahami materi yang diberikan guru dengan bantuan media pembelajaran. Dengan adanya media, 1976 Media Jam Sudut terhadap Hasil Belajar keabstrakan materi dapat dikonkretkan sehingga siswa lebih mudah mengerti apa yang dijelaskan oleh guru. Keefektifan daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang sulit dan rumit dapat terjadi dengan bantuan alat bantu (Djamarah, 2010:3) Siswa juga akan lebih semangat belajar karena media akan menghilangkan kebosanan siswa dalam pembelajaran di kelas. Meskipun begitu, penggunaan media tidak hanya sesuai keinginan guru, karena guru harus mampu mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai dengan kemampuan peserta didik. Di SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo ini guru masih kurang menggunakan media pembelajaran dalam memberikan materi. Guru masih menggunakan media papan tulis dalam mengajarkan materi. Sehingga, pemahaman materi yang diterima siswa masih bersifat abstrak yang menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran serta kurang maksimalnya pemahaman yang diterima siswa. Dibutuhkan alat bantu guna meningkatkan semnagat serta pemahaman siswa dalam menerima materi pembelajaran. Karena matematika adalah mata pelajaran yang masih dirasa sulit dipelajari, maka menggunakan media pembelajaran dapat membantu mempermudah pemahaman siswa dalam menerima materi pelajaran. Dalam mata pelajaran matematika yang diajarkan di kelas V SD ini, terdapat materi menentukan besar sudut. Sudut yang dipelajari dalam materi ini adalah sudut yang dibentuk oleh kedua jarum jam. Akan tetapi yang menjadi permasalahan, siswa masih susah memahami jenis sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam dan besar sudutnya. Untuk mempermudah materi mengenal sudut melalui ukuran sudutnya, diperlukan media yang menarik dan mudah digunakan siswa tanpa membebani guru dalam hal pembuatannya. Maka, ditawarkan media pembelajaran berupa Jam Sudut yang diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Jam sudut putar merupakan sebuah media pembelajaran berupa tiruan jam yang menggunakan jarum jam nya sebagai media utama dalam pembelajaran. Dalam penggunaanya, jarum jam diputar sesuai yang diinginkan guru. Kedua jarum jam yang diputar akan membentuk sudut yang ingin diketahui besar sudut yang dihasilkan. Dengan memberikan perputaran kedua sudut yang berbeda-beda, maka siswa akan lebih mudah mengerti dan mampu menghitung sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,maka peneliti tertarik dengan hasil belajar siswa setelah diberi pengajaran menggunakan jam sudut putar. Dengan demikian, maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Penggunaan Media Jam Sudut terhadap hasil belajar siswa dalam Menentukan Besar Sudut pada Jam di Kelas V SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo”. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Apakah penggunaan media jam sudut dapat meningkatkan hasil belajar menentukan besar sudut pada siswa kelas V SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo? Tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengetahui penggunaan media jam sudut dapat meningkatkan hasil belajar menentukan besar sudut pada siswa kelas V SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : bagi guru, (1) Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar melalui pembelajaran yang kreatif dan inovatif; (1) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran di kelas secara inovatif dengan menggunakan media pembelajaran; (3) Memudahkan guru dalam mengajarkan materi sudut kepada siswa dengan menggunakan media pembelajaran. Bagi siswa : (1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengukur sudut jam khususnya dalam pelajaran matematika; (2) Meningkatkan semangat belajar siswa di dalam kelas maupun di rumah; (3) Meningkatakan prestasi belajar sebagai tujuan utama dalam pembelajaran Bagi penulis : (1) Memberikan pengalaman berkaitan dengan pembelajaran menentukan besar sudut pada jam dengan menggunakan media jam sudut.;(2) Menambah daya kreatifitas berkaitan dengan inovasi dalam pembelajaran di kelas terutama matematika ;(3) Memberikan sumbangan ide yang positif terhadap kemajuan pendidikan di bidang matematika. Untuk melaksanakan penelitian ini, dipelukan asumsi bahwa Media telah dibuat dan dikonsultasikan kepada ahli media sehingga media dapat digunakan untuk mengajarkan pengukuran sudut kepada siswa kelas V SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Penelitian difokuskan pada mata pelajaran Matematika materi menentukan besar sudut pada jam. Standar kompetensi “mengunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah” dengan kompetensi dasar “ 2.3 melakukan pengukuran sudut” di kelas V semester 1 SDN Keboan Anom, Gendangan, Sidoarjo Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini maka perlu didefinisikan hal – hal sebagai berikut : (1) Media jam sudut adalah media berbentuk bulat mirip jam yang terbuat dari kertas duplek. Di atas duplek terpasang 2 jarum jam yang terbuat dari stik es krim. Media kertas duplek dilapisi kertas yang berbeda warna antar angka. Sehingga akan memudahkan siswa mengingat sudut antar angka dan memudahkan mereka 1977 JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, membaca sudut jam; (2) Menentukan besar sudut pada jam adalah menentukan suatu besar sudut dengan alat ukur yang disebut dengan busur derajat. Sehingga siswa dapat mengetahui sudut yang dibentuk jarum jam ketika pukul jam tertentu. Dibutuhkan pemahaman yang baik dalam mengukur sudut. Akan tetapi, dalam pembelajaran menentukan sudut pada jam ini, siswa dituntut untuk bisa mengetahui besar sudut pada pukul jam tertentu tanpa menggunakan busur derajat. (3) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2008:22). (3) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan cara menyelesaikan operasi bilangan. Secara sederhana menurut Soedjadi (2007:8) matematika memiliki karakteristik atau ciri-ciri khusus yang amat ketat, yaitu (a) Matematika memiliki objek kajian yang abstrak (hanya ada dipikiran), (b) Bertumpu pada kesepakatan, (c) Berpola pikir deduktif, (d) Konsisten dalam sistemnya, (e) Memiliki/menggunakan symbol yang “kosong” dari arti, (f) Memperhatikan semesta pembicaraan. Adapun Langkah-langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar menurut Heruman dalam Jaya (2011:19) konsep-konsep matematika dalam kurikulum matematika sekolah dasar dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu (1) Penanaman Konsep Dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. (2) Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. (3) Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Dalam menyusun penelitian, peneliti menemukan beberapa penelitian relevan terkait dengan media jam sudut yaitu sebagai berikut : (1) Noresa Aprilianti (2012) mengadakan penelitian yang berjudul “ Pembelajaran Penulisan Tanda Waktu dan Pengukuran Sudut dengan Media Jam Dinding dari Kardus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA SDN PUTAT GEDE II/95SURABAYA” . Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VA SDN PUTAT GEDE II/95 dengan mengunakan media jam dinding dari kardus. Dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif, hasil penelitian ini yaitu ketuntasan belajar siswa pada siklus kedua 91,43% sehingga dikatakan berhasil. (2) penelitian dilakukan oleh Mulia Sari (2014) yang berjudul “Penggunaan Media Jarum Jam Kertas Segitiga dan Busur Derajat pada Materi Sudut di Kelas V SD Negeri 37 Banda Aceh”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui siswa dapat mencapai ketuntasan belajar pada materi sudut melalui penggunaan media jarum jam, kertas segitiga dan busur derajat di kelas V SD Negeri 37 Banda Aceh”. Dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitiannya bersifat eksperimen, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswax ⃐=71,4. dilakukan oleh Mulia Sari (2014) yang berjudul “Penggunaan Media Jarum Jam Kertas Segitiga dan Busur Derajat pada Materi Sudut di Kelas V SD Negeri 37 Banda Aceh”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui siswa dapat mencapai ketuntasan belajar pada materi sudut melalui penggunaan media jarum jam, kertas segitiga dan busur derajat di kelas V SD Negeri 37 Banda Aceh”. Dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitiannya bersifat eksperimen, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswax ⃐=71,4. Berdasarkan nilai KKM di SD Negeri 37 Banda Aceh yaitu 65, maka data diperoleh α = 0,05 dan dk = 29 sebesar 1,70, sehingga thitung > ttabel atau 2,863 > 1,70, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa dapat mencapai ketuntasan belajar pada materi sudut melalui penggunaan media jarum jam, kertas segitiga dan busur derajat di kelas V SD Negeri 37 Banda Aceh. (3) Penelitian yang dilakukan Dimin Sehat dkk (2013) yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar pada Pembelajaran materi pengukuran waktu dengan pemanfaatan media jam serta didaptkan hasil bahwa pada siklus I peningkatan hasil belajar siswa dari 60% menjadi 75%, siklus 2 dari 75% menjadi 85.83%. hal ini berarti media jam dinding dapat meningkatkan hasil belajar. Dari hasil beberapa penelitian relevan tersebut didapat media jam sudut atau pun sejenisnya dapat meningkatkan hasil belajar. Hipotesis dalam penelitian ini , yakni: (1) Hipotesis penelitian : Penggunaan media jam sudut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam menentukan besar sudut pada jam kelas V SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo. (2) Hipotesis Statistik : (a) H0 : 1 = 2 berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen (menggunakan media jam sudut) dengan kelas kontrol (pembelajaran tanpa media jam sudut); (b) H1 : 1 2 berarti terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen (menggunakan media jam sudut) dengan kelas kontrol (pembelajaran tanpa media jam sudut). Dengan 1 adalah rata-rata nilai kelas kontrol dan adalah nilai rata-rata kelas eksperimen. 2 METODE Metode penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif. Menurut Margono (2010:105) penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Menurut Margono (2010:110) penelitian eksperimen mengunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang 1978 Media Jam Sudut terhadap Hasil Belajar dipelukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan quasi eksperimen design dengan model Desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan . Eksperimen kuasi (quasi experimental design) merupakan sebuah desain dengan kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2013:114). Model eksperimen ini sama dengan Desain Kelompok Kontrol Prates-Pasca Tes beracak, tetapi pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, hanya satu karakteristik saja, atau diambil dengan dipasangkan/dijodohkan (Sukmadinata 2010:207). Berikut bagan Desain Kelompok Kontrol PratesPascates Berpasangan : Kelompok Pasangan A (KE) Pasangan B (KK) Prates Perlakuan Pascates 0 X 0 0 0 Keterangan: Pasangan A (KE) : Kelompok Eksperimen (Perlakuan) Pasangan B (KK) : Kelompok Kontrol X : perlakuan menggunakan media jam sudut Penelitian ini dilakukan di SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 pada bulan April 2015. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Sedangkan menurut Sugiyono (2013:117) populasi adalah wilayah geneneralisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SDN Keboan Anom, Gedangan Sidoarjo. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013:118). Sedangkan sampel yang digunakan dalm penelitian ini adalah siswa kelas Vb dan Vc. Dalam menentukan sampel menggunakan cara yang dinamakan teknik sampling. Teknik sampling merupakan metode atau cara menentukan sampel dan besar sampel (Martono, 2011:75). Teknik sampling yang digunakan dalam penenlitian ini adalah probability sampling. Menurut (Sugiyono, 2013:120) probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampling. Dalam probability sampling peneliti menggunakan teknik simple random sampling. Menurut (Martono, 2011:75) simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Teknik simple random sampling dipilih dalam probability sampling ini karena sampel yang akan digunakan diambil secara acak tanpa memperhatikan jenis, strata, maupun tingkat prestasi ratarata tiap kelas dalam satu sekolah yang sama. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:60). Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variable, yaitu variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel terikat (Sugiyono, 2013:61). Variabel bebas pada penelitian ini adalah media jam sudut. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:61). Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi mengetahui besar sudut pada jam. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto, 2010:203). Instrumen penelitian terdiri dari dua yaitu, tes dan nontes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu (Arikunto, 2010:193). Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Tes pilihan ganda ini adalah tes yang memliki beberapa pilihan jawaban yang akan dipilih salah satu jawaban paling benar. Dalam teknik tes menggunakan pre-tes dan post-tes. Instrumen non-tes yang digunakan dalam penenlitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2010: 221). Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data berupa nama siswa, jenis kelamin, serta tanggal lahir mereka. Identitas siswa ini digunakan untuk mengetahui umur siswa yang kemudian digunakan sebagai acuan asumsi homogenitas sampel. 1979 JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, Sebelum instrument dijadikan alat pengukur data, instrument haruslah diuji terlebih dahulu. Menurut Arikunto (2010:211) instrument yang baik haruslah memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel, maka harus diuji validitas dan reabilitasnya terlebih dahulu. Validitas instrument adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2010:211). Untuk menguji validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut : digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relative sama. Karena dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda , maka untuk mengetahui reliabilitas soal digunakan rumus K- R 20 (Arikunto, 2010:231) sebagai berikut : Keterangan : r11 = reabilitas yang dicari k = banyak butir pertanyaan rxy= = varians total p = proporsi subjek yang menjawab betul q = proporsi subjek yang mendapat skor 0 Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N= banyaknya siswa X= skor siswa pada butir soal Y= skor total siswa Kaidah keputusan : jika rhitung > rtabel maka reliable sedangkan rhitung < rtabel maka tidak reliable. Penentuan koefisien reliabilitas instrumen mengacu pada pengklasifikasian Guilfrod (Nurcahyanto dalam Ambami, 2013:36) yaitu sebagai berikut: Kaidah keputusan : Jika r 0,3 berarti instrumen tersebut valid Tabel 2 Klasifikasi Koefisien Realibilitas Realibilitas Klasifikasi jika r 0,3 berarti instrument tidak valid. (Purwanto, 2011:122) Arikunto (2012:89) koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 1 Klasifikasi koefisien korelasi Angka korelasi Klasifikasi 0,800 – 1,00 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,00 – 0,200 Sangat rendah 0,80 < 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi 0,60 < 0,80 Realibilitas Tinggi 0,40 < 0,60 Realibilitas Sedang 0,20 < 0,40 Realibilitas Rendah - 1< Setelah menguji validitas instrumen selanjutnya yaitu menguji reabilitas instrument. Menurut Sukmadinata (2010:229) suatu instrument memiliki tingkat reabilitas yang memadai, bila instrument tersebut 0,20 Reliabilitas Sangat Rendah (Tidak Reliabel) Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunkan tes dan dokumentasi. Dalam teknik tes peneliti menggunakan pretes dan postes. Tes berfungsi sebagai alat untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti (Arikunto, 2010:266). Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas pre-tes dan post-tes. 1980 Media Jam Sudut terhadap Hasil Belajar Pre-tes adalah tes awal yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes ini diberikan sebelum diberi perlakuan menggunakan media jam sudut berupa tes esai. Sedangkan Post-test merupakan tes yang diberikan setelah pembelajaran berakhir. Post-tes diberikan kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Tes ini diberikan setelah mendapat perlakuan tanpa media jam sudut pada kelompok kontrol dan perlakuan menggunakan media jam sudut pada kelompok eksperimen. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah terhadap data siswa mengenai nama, jenis kelamin, dan tanggal lahir. Data yang dieproleh kemudian dibuat dalam bentuk tabel berupa tabel data diri siswa di kelas kelompok kontrol maupun kelas kelompok eksperimen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Dalam penenlitian ini, uji normalitas menggunakan rumus Chi-kuadrat. Teknik Chi-kuadrat ini memiliki fungsi mengadakan estimasi dan menguji hipotesis (Winarsunu, 2012:87). Berikut adalah rumus untuk mencari nilai chi-kuadrat sebagai alat estimasi adalah sebagai berikut. = fo fe = nilai chi-kuadrat = frekuensi yang diperoleh = frekuensi yang diharapkan Dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat tersebut didapat bahwa jika harga yang diperoleh lebih besar dari harga kritik yang ada pada tabel maka data yang diperoleh tidak beretribusi normal. Dan sebaliknya jika harga lebih kecil dari harga dalam tabel, justru data yang kita peroleh tersebar dalam distribusi normal (Arikunto, 2010:363). Di samping melakukan uji normalitas, dalam pengujian sampel perlu mengadakan uji homogenitas yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama (Arikunto, 2010: 363364). Dalam menguji homogenitas sampel, pengetesan didasarkan atas asumsi bahwa apabila varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup homogen (Arikunto, 2010:364). Pengujian homogenitas didasarkan pada teori Piaget dalam Nursalim (2007:30) bahwa anak umur 7-11 tahun merupakan tahap operasional konkret dimana anak-anak pada tahap ini dapat memahami objek atau kejadian-kejadian konkret, tetapi belum dapat memahami pernyataan-pernyataan verbal. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tes yang berasal dari pre-tes dan post-tes maka analisis data yang digunakan utuk menguji hipotesis adalah teknik Ttest. Teknik t-Test adalah teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji signifikansi perbedaan 2 buah mean yang berasal dari dua buah distribusi (Winarsunu, 2012:81). Berikut rumus t-Test yang digunakan : Keterangan : M = nilai rata-rata hasil perkelompok N = banyaknya subjek X = deviasi setiap x2 dan x1 y = deviasi setiap nilai y2 dari mean Y1 Kriteria penilaian : Jika thitung < ttabel H0 diterima, \Jika thitung > ttabel H0 ditolak HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menghitung validasi instrument tes yang akan digunakan, maka peneliti menguji validasi soal menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Jika nilai rxy > r tabel maka soal dikatakan valid dengan taraf signifikan 5%. Diketahui harga ttabel untuk taraf signifikan 5% dengan N=29 yaitu 0,367. Dalam uji validitas instrument ini, peneliti menguji 30 butir soal, dan mendapatkan 24 butir soal yang valid. Dari 24 soal yang valid tersebut, peneliti hanya mengambil 20 soal yang diperlukan untuk diberikan kepada siswa dalam bentuk pretes. Untuk mengetahui reabilitas instrument, peneliti menggunakan rumus K-R20. Hasil r11 yang diperoleh berdasarkan perbandingan dengan rtabel dengan taraf signifikan 5% yaitu jika r11 > rtabel maka instrument tersebut reliabel sedangkan sebalikanya, jika r11 < rtabel maka instrument tersebut tidak reliabel. Dari perhitungan reabilitas tersebut di dapat bahwa nilai r11 adalah 0, 89 dan nilai rtabel jika dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment untuk taraf signifikan 5% dengan N= 29 maka rtabel 0,367. Sehingga diketahui bahwa r11(0,89) > rtabel (0,361) dan instrument dikatakan realibel. Hal itu menunjukkan bahwa reabilitas instrument tersebut tergolong tinggi dilihat dari klasifikasi pada tabel. 1981 JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, Dari perhitungan menggunakan rumus chi-kuadrat untuk menghitung normalitas diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 3 Hasil Uji Normalitas So al Pre tes Post tes Kelas hitung Kontrol 6,48 15,5 Normal Eksperi men 10,55 14,1 Normal Kontrol 8,18 14,1 Normal Eksperi men 7,02 11,1 Normal tabel Ketera ngan Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa hasil uji normalitas di pretes maupun postes di kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Berikut data siswa menjelaskan usia rata-rata siswa di kelas kontrol dan eksperimen. Tabel 3 Data Rata-rata Usia Siswa Kelas Usia RataRata (Tahun) Tahap perkembang an kognitif Kontrol 10,63 Operasional konkret Eksperi men 10,69 Operasional konkret Keterangan Homogen Dari data tersebut diketahui bahwa usia rata-rata di kelas kontrol 10,63 dan kelas eksperimen 10,69. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diambil homogen dilihat dari segi usia, dan diasumsikan bahwa sampel di kelas kontrol dan eksperimen memiliki tingkat kemampuan berpikir yang sama yakni berpikir konkret. Setelah semua data tekumpul, langkah selanjutnya yakni menyajikan data dan menguji hipotesis menggunakan rumus T-tes. Dari hasil perhitungan di atas, di dapat d.b= 62 ttabel untuk taraf signifikan 5% adalah 1,989 sedangkan serta hasil thitung = 2,500. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa thitung > ttabel yakni 2,500 > 1,989. Hal ini menunjukkan bahwa media jam sudut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi sudut pada jam. Penelitian eksperimen dilaksanakan di SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo. Pelaksanaan dilaksanakan di kelas Vc sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 32, dan di kelas Vb sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32. Di kelas eksperimen dilakukan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan media jam sudut sedangkan di kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran tanpa menggunakan media. Instrumen penelitian berupa pilihan ganda berjumlah 20 soal yang sebelum diberikan sudah diuji validitas serta reabilitasnya terlebih dahulu. Soal yang berjumlah 20 tersebut diambil dari 24 soal valid yang telah di uji validitasnya dari soal keseluruhan yang diujikan 30 butir menggunakan rumus korelasi product moment.. Peneliti melakukan tes uji validitas dan reabilitas instrumen di MIN Seduri, Mojosari, Mojokerto. Tes uji validitas dan reabilitas ini diberikan kepada siswa kelas Va dengan jumlah siswa 29 orang. Tes uji validitas dan reabilitas instrument dilaksanakan pada hari Senin, 23 Maret 2015 yakni pukul 08.00 - 08.40. Setelah pengujian validitas dan reabilitas maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas.uji homogenitas ini dilakukan berdasarkan asumsi. Untuk menguji homogenitas didasarkan pada asumsi teori Piaget yaitu anak pada usia7-11 tahun merupakan tahap operasional konkret. Karena usia anak pada kelas V adalah berkisar antara 10-11 tahun sehingga diasumsikan bahwa sampelsampel tersebut cukup homogen dilihat dari usia serta kemampuan mereka dalam berpikir yakni masih memahami objek atau kejadian yang konkret. Setelah diperoleh data siswa, diketahui bahwa usia rata-rata di kelas kontrol 10,63 dan kelas eksperimen 10,69. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diambil homogen dilihat dari segi usia, dan diasumsikan bahwa sampel di kelas kontrol dan eksperimen memiliki tingkat kemampuan berpikir yang sama yakni berpikir konkret. Setelah mengetahui data tersebut cukup homogen, maka peneliti memberikan soal yang valid ke siswa dalam bentuk pretes. Pada uji pretes ini, peneliti melaksanakan pretes di kelas kontrol pada Rabu, 1 April 2015 pukul 08.00 sampai 09.10 dengan jumlah siswa 32 orang. Sedangkan pelaksanaan pretes di kelas eksperimen yakni pada hari Kamis, 2 April 2015 pukul 07.00 sampai 08.10. Dalam kegiatan ini didapat hasil tes 1982 Media Jam Sudut terhadap Hasil Belajar kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan atau pembelajaran menggunakan media jam sudut. Setelah melaksanakan pretes, selanjutnya peneliti memberi perlakuan atau pembelajaran mengenai materi sudut pada jam. Peneliti memberi perlakuan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan perlakuan yang berbeda. Di kelas kontrol peneliti memberikan perlakuan berupa pengajaran materi sudut selama 2 hari yakni pada Senin dan Selasa tanggal 6-7 April 2014 dari pukul 08.00 hingga 09.10 tanpa menggunakan media jam sudut. Sedangkan di kelas eksperimen peneliti memberi perlakuan berupa pengajaran materi jam sudut menggunakan media jam sudut selama 2 hari yakni pada Rabu dan Kamis tanggal 8-9 April 2015 dari pukul 07.00 hingga 08.10. Postes dilakukan setelah siswa diberi perlakuan. Postes ini dilaksanakan saat pertemuan terakhir pemberian perlakuan. Untuk kelas kontrol uji posttes dilaksanakan hari Selasa, yakni tanggal 7 April 2015 pukul 09.10 sampai 09.50. Sedangkan untuk kelas Eksperimen, uji posttes dilaksanakan pada hari Kamis, 9 April 2015 yakni pukul 08.10 hingga 08.50. Soal posttes yang diberikan berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 20 butir. Berdasarkan hasil pretes dan postes didapat bahwa media jam sudut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dibandingkan tanpa menggunakan media. Hal ini terbukti dari kenaikan nilai dari pretes ke postes kelompok eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berikut adalah data rata-rata kelompok kontrol dan eksperimen yang disajikan dalam bentuk tabel. Kontrol Pretes 49.36 70.31 Pretes 52.81 80 80,63 70,31 70 60 49,38 52,81 50 40 30 20 Pretes Postes 10 0 Grafik 1 Hasil rata-rata postes dan pretes Selain dilihat dari kenaikan nilai pretes ke nilai posttes di kelas kontrol dan eksperimen, pengaruh jam sudut terhadap hasil belajar juga terbukti dari pengujian hipotesis menggunakan rumus T-tes yakni thitung > ttabel yakni 2,500 > 1,989. Hal ini menunjukkan bahwa media jam sudut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada Tabel 1 Tabel nilai rata-rata siswa Eksperimen Post-tes 90 Post-tes materi sudut pada jam. Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen (menggunakan media jam sudut) dengan kelas kontrol (tanpa menggunakan media jam 80.63 Selain itu, data nilai rata-rata kelompok pretes dan postes disajikan juga dalam bentuk diagram batang. Berikut penyajian dalam bentuk diagram batang : sudut) diterima; dan Ho ( yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen (menggunakan media jam sudut) dengan kelas kontrol (tanpa menggunakan media jam sudut) ditolak. Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen (menggunakan media jam sudut) dengan kelas kontrol (tanpa menggunakan media jam sudut) diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa media jam sudut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa 1983 JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, dalam menentukan besar sudut pada jam di kelas V SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo. PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa media jam sudut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam menentukan besar sudut pada jam kelas V SDN Keboan Anom, Gedangan, Sidoarjo. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan yang signifikan dari nilai rata-rata sebelum diberi perlakuan menggunakan media jam sudut yakni 52, 81 dengan sesudahnya yakni 81,56. Dari hasil uji hipotesis yakni ttabel untuk taraf signifikan 5% adalah 1,989 serta hasil thitung = 2,500. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa thitung > ttabel yakni 2,500 > 1,989. Dengan perhitungan ini membuktikan bahwa media jam sudut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi sudut pada jam DAFTAR PUSTAKA Aprilianti, Nouresa. 2012. Pembelajaran Penulisan Tanda Waktu dan Pengukuran Sudut dengan Media Jam Dinding dari Kardus untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA SDN Putat Gede II/95 Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PGSD UNESA. Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Musfiqon, 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarya Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberi saran sebagai berikut :Bagi guru (1) Bagi guru sebaiknya menggunakan media jam sudut dalam pembelajaran di kelas pada materi menentukan besar sudut pada jam.karena media jam sudut berpengaruh tehadap hasil belajar siswa terutama pada materi menentukan besar sudut pada jam; (2)Dalam mengajarkan media jam sudut, guru sebaiknya menuntun siswa untuk menggunakan media tersebut dalam menentukan besar sudut pada jam secara baik agar media tersebbut bermanfaat secara maksimal dan siswa benarbenar mampu mngaplikasikan media jam sudut.Bagi sekolah (1) Hendaknya sekolah mendukung terhadap materi menentukan besar sudut pada jam menggunakan media jam sudut dengan menyediakan media sebanyak yang dibutuhkan siswa; (2) Sekolah sebaiknya lebih inovatif dalam memberikan materi tes kepada siswa agar siswa lebih kreatif dalam menggunakan media untuk membantu menyelesaikan soal. Bagi peneliti lain (1) Bagi peneliti lain agar bisa lebih kreatif dalam mengembangkan media ja msudut yang telah saya buat, agar penggunaanya semakin baik dan tujuan yang diharapkan semakin dapat tercapai. (2)Peneliti hanya meneliti pengaruh penggunaan media jam sudut terhadap hasil belajar siswa. Peneliti lain agar dapat mengembangkan tujuan penggunaan media jam sudut tidak sebatas untuk mencari pengaruh terhadap hasil belajar siswa. . Sari, Mulia. 2014. Penggunaan Media Jarum Jam Kertas Segitiga dan Busur Derajat pada materi sudut di Kelas V SD Negeri 37 Banda Aceh. (http://jurnal.untan.ac.id.diunduh 17 Februari 2015). Sehat, Dimin, Sukmawati & Fadilah. 2013. Peningkatan Hasil Belajar pada Pembelajaran materi pengukuran waktu dengan pemanfaatan media jam. (http://jurnal.untan.ac.id. diunduh 20 Februari 2015). Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Bandung: Alfabeta. Penelitian Pendidikan. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Winarsunu, Tulus. 2012. Statistik dalam Psikologi & Pendidikan. Malang: UMM Press. Soedjadi, R. 2007. Masalah Konstekstual Sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa. Jaya, Aji Lukman. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar “Identifikasi Sifat-Sifat Bangun Datar” Menggunakan Media Kertas Lipat pada Mata Pelajaran Matematika bagi Siswa Kelas V SDN Bangkingan II/442 Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya. PGSD UNESA. 1984 Media Jam Sudut terhadap Hasil Belajar Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Ambami, Syarifah. 2013. Peningkatan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Dasar Kelas V Melalui Metode Penemuan Terbimbing. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: PPs Universitas Pendidikan Indonesia. Nursalim, Mochamad, dkk. 2007.Psikologi Penddidikan. Surabaya: Unesa University Press. 1985