PENGARUH KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. CIPTA PERDANA SIDOARJO Edi Kurniawan dan Durinta Puspasari Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK Penelitian ini menjelaskan hubungan komunikasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan CV. Cipta Perdana Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan CV. Cipta Perdana Sidoarjo.Sedangan hipotesis penelitian ini yaitu komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, motivasi terhadap kinerja karyawan serta komunikasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan kuesioner. Responden dalam penelitian ini sebanyak 77 responden dengan kriteria memiliki usia 19 tahun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan CV. Cipta Perdana Sidoarjo, hal ini berarti bahwa variabel bebas positif dan berpengaruh terhadap signifikan variabel terikat. Kata Kunci: Komunikasi, Motivasi Kerja, Kinerja Karyawan ABSTRACT This study describes the relationship of communication and work motivation on employee performance CV. Cipta Perdana Sidoarjo. This study aims to determine the effect of communication and work motivation on employee performance CV. Cipta Perdana Sidoarjo.Whereas research hypothesis is that communication significantly influence employee performance, motivation on employee performance as well as communication and work motivation on employee performance. Data collection technique used observation, documentation and questionnaires. Respondents in this study were 77 respondents to the criteria of having the age of 19 years The results showed that communication and work motivation positive and significant impact on employee performance CV. Cipta Perdana Sidoarjo, this means that the independent variable positive and significant effect on the dependent variable. Keywords:Communication, Work Motivation, Employee Performance Pada masa modernisasi ini dapat dilakukan untuk memenangkan ketatnya persaingan terjadi bukan hanya persaingan adalah dengan mengelola pada tingkatan negara, tetapi sekaligus dan merambah pada tingkatan perusahaan. manusia secara tepat dan optimal. memanfaatkan sumber daya Kondisi seperti ini menuntut setiap Sehingga sangat penting untuk perusahaan di dalam negeri untuk diketahui bahwa ada cara – cara yang berbenah diri. Salah satu upaya yang dapat memelihara dan mempertahankan 1 loyalitas anggota perusahaan antara lain kue mempunyai ketergantungan yang adalah dengan pemberian motivasi. Hal cukup tinggi terhadap sumber daya ini menunjukkan bahwa manajemen manusia. Hal ini dikarenakan tugas sumber daya manusia merupakan kunci pekerjaan dibidang manufaktur makanan pokok yang harus diperhatikan dengan ini sangatlah komplek, setiap karyawan segala kebutuhannya. Oleh karena itulah dituntut untuk mampu menjalankan tidak heran banyak karyawan yang tugas pokok dan fungsi dengan baik memiliki kinerja yang sangat tinggi. dalam menghadapi ketatnya persaingan Untuk itu motivasi kerja karyawan perlu usaha dibangkitkan agar gairah kerja karyawan beberapa sumber yang telah ditemui dapat dilakukan secara maksimal. penulis yaitu karyawan CV. Cipta Untuk membentuk suatu manufaktur makanan.Menurut Perdana, CV. Cipta Perdana masih kerjasama yang baik jelas perlu adanya memiliki komunikasi yang baik antara unsur- menjalankan tugas unsur yang ada di dalam organisasi karyawannya. Kondisi tersebut. Komunikasi yang baik akan menimbulkan menimbulkan saling pengertian dan melakukan komunikasi dan turunnya kenyamanan motivasi kerja karyawan. dalam bekerja. Sesuai berbagai kendala dalam dan fungsi ini kesulitan dapat dalam dengan kenyataan tersebut seberapa Dari latar belakang tersebut, besar fungsi komunikasi berperan dalam maka rumusan masalah dalam penelitian organisasi ini ini adalah (1) Bagaimakah pengaruh memberikan pengertian bahwa dalam komunikasi terhadap kinerja karyawan organisasi telah di CV. Cipta Perdana Sidoarjo, (2) menggunakan alat-alat komunikasi yang Bagaimakah pengaruh motivasi kerja modern dan pimpinan yang pandai terhadap kinerja karyawan di CV. Cipta berbicara Perdana sering diabaikan.Hal perusahaan dapat saja yang terjadi miss comunication dan miss undertsanding. Sidoarjo, (3) Bagaimakah pengaruh komunikasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di CV. Cipta Salah Satu perusahaan yang Perdana Sidoarjo? berupaya untuk selalu berbenah diri untuk menjadi perusahaan yang dapat Komunkasi mengelola sumber daya manusia dengan Komunikasi merupakan suatu baik adalah CV. Cipta Perdana Sidoarjo. proses CV. Cipta Perdana Sidoarjo sebagai penyampaian pesan melalui lambing-lambang tertentu, mengandung perusahaan yang bergerak dalam bidang arti, dan pengoperan perangsang untuk manufaktur makanan berupa roti dan mengubah tingkah laku individu yang 2 lain. Dalam perusahaan atau instansi, horisontal dan komunikasi diagonal komunikasi (Riva’i dan Sagala, 2011:809).Arus kehidupan menjadi dan sumber kedinamisan bagi usaha Komunikasi Vertikal ke karena komunikasi menjadi sarana yang BawahKomunikasi model ini dimana menghubungkan semua individu dalam merupakan wahana bagi manajemen perusahaan atau instansi untuk mencapai untuk tujuannya. informasi kepada bawahannya Menurut Handoko (2011:272), menyampaikan perintah, instruksi, berbagai seperti kebijakan baru, “komunikasi adalah proses pemindahan pengarahan, pedoman kerja nasihat dan pengertian dalam bentuk gagasan atau teguran.Adapun informasi dari seseorang ke orang lain”. komunikasi tersebut dapat dijelaskan Kemudian menurut Colquit, LePine dan sebagai berikut (1) Komunikasi Vertikal Wesson yang dikutip oleh Wibowo dari Bawah ke Atas. Komunikasi model (2013:241) ini mengatakan bahwa dimana keempat para arus anggota dalam “komunikasi adalah proses dengan mana perusahaan informasi dan arti atau makna ditransfer keluhan-keluhan atau inspirasi mereka dari oleh sender Sedangkan kepada atasan, (2) didengan Komunikasi Horisontal, berlangsung antara orang- Kinicki komunikasi adalah pertukaran orang yang berada pada level yang sama informasi antara sender dan receiver dan dalam dalam sebuah perusahaan, (3) menarik kesimpulan sebagai persepsi Komunikasi tentang makna sesuatu antara individual antara dua satuan kerja yang berada yang terlibat. Juga dikatakan sebagai pada jenjang perusahaan yang berbeda pertukaran interpersonal dari informasi tetapi pada perusahaan sejenis. pengertian Kreitner para ingin dan dan menurut receiver”. selalu (dalam Diagonal, berlangsung Wibowo, 2013:241). Saluran Komunikasi Formal Saluran komunikasi formal mengikuti rantai komando atau struktur Arus Komunikasi Komunikasi sebagai hubungan organisasi. Pesan dikomunikasikan pada lisan maupun tulisan dua orang atau saluran formal dipandang resmi dan lebih dikirimkan melalui saluran vertikal, yang pemahaman dapat dalam menimbulkan suatu masalah. horizonal dan eksternal Dalam praktiknya terdapat empat arus 2013:251). komunikasi dalam suatu perusahaan masing-masing yaitu komunikasi vertikal kebawah, sebagai berikut(a) Komunikasi Vertikal, komunikasi vertikal keatas, komunikasi aliran informssi antara orang pada 3 Adapun (Wibowo, penjelasan saluran dari komunikasi tingkat organisasi yang berbeda. Distorsi diketahui secara pasti, (2) Seyogyannya komunikasi terjadi harus ada saluran komunikasi formal apabila informasi diteruskan melalui pada setiap anggota organisasi, (3) Jalur beberapa tingkat organisasi. Komunikasi komunikasi itu seharusnya langsung dan vertikal sependek lebih dapat mungkin bersifat communication upward atau downward mungkin, komunikasi communication, formal (4) Garis keseluruhannya hendaknya dipergunaan secara formal, (b).KomunikasiHorizontal, mengalir (5) Orang-orang yang bekerja sebagai diantara rekan sekerja dan diantara unit pusat pengatur komunikasi haruslah kerja yang berbeda dan untuk itu orang-orang yang cakap, (6) Garis diperlukan Selama komunikasi seharusnya tidak mendapat komunikasi ke samping, pekerja berbagi gangguan sementara organisasi sedang informasi berfungsi, koordinasi. dan praktik terbaik, mengkoordinasi aktivitas pekerjaan dan skedule, menyelesaikan (7) Setiap komunikasi haruslah disahkan. masalah, Hambatan Komunikasi menawarkan nasihat dan coaching dan menyelesaikan masalah, (c) Komunikasi Kegagalandalam berkomunikasi Eksternal, informasi dua arah antara sering terjadi karena banyak hambatan- pekerja berbagai stakeholder hambatan. Salah satu hambatan yang termasuk pelanggan, pemasok, ditimbulkan dari unsur manusia yang pemegang saham/pemilik, serikat terlibat didalamnya ialah karena persepsi pekerja, pejabat pemerintah, masyarakat yang berbeda. Dimana dalam persepsi dan seterusnya. ada dan kecenderungan menghambat informasi baru, terutama jika informasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi iti bertentangan dengan apa yang Komunikasi diyakini. Persepsepsi pada hakekatnya komunikasi adalah proses kognitif yang dialami oleh yang efektif perlu diperhatikan faktor- setiap orang didalam memakai informasi faktor yang mempengaruhi. Menurut tentang Bernard penglihatan, pendengaran, penghayatan, Untuk yang mencapai dikutip oleh Thoha lingkungannya, lewat (2012:169) “tujuh faktor komunikasi perasaan yang berperan dalam menciptakan dan Robbins dan Judge yang dikutip oleh memelihara otoritas yang obyektif di Wibowo (2013:255) ”beberapa faktor dalam organisasi”. Tujuh faktor tersebut yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai komunikasi yaitu, filtering, selective berikut (1) Saluran komunikasi harus perception, 4 dan penciuman. menjadi hambatan information Menurut dalam overload, emotions, language, silence, terhadap tujuan dan reward atas perilaku apperhetion, gender yang diharapkan, semua menstimulasi politically correct motivasi dan memerlukan komunikasi, communication”. Sementara menurut (3) Emotional expression, Komunikasi Kreitner dan Kinicki yang dikutip oleh dalam kelompok adalah mekanisme Wibowo (2013:255) menyatakan bahwa fundamental “hambatan menunjukkan kepuasan dan frustasi communication differencies dan komunikasi terdiri dari personal barriers, physical barriers dan mereka. Semantic Barriers”. memberikan dengan Karena mana anggota itu, komunikasi ekspresi perasaan emosional dan pemenuhan kebutuhan Fungsi Komunikasi Judge sosial, (4) Information, Komunikasi juga Menurut Menurut Robbins dan memfasilitasi pengambilan keputusan. yang Komunikasi (2013:242) dikutip oleh Wibowo “komunikasi dalam informasi menyediakan individual kebutuhan dan kelompok organisasi mempunyai empat fungsi untuk yaitu control, motivation, emotional mengirimkan expression dan information” Adapun mengidentifikasi dan evaluasi pilihan. membuat keputusan dengan data untuk dari masing-masing dapat dijelaskan adalah sebagai berikut (1) Contro, Komunikasi bertindak Indikator Komunikasi mengontrol Indikator dari komunikasi antara perilaku anggota dalam beberapa cara. lain (1) Komunikasi vertikal yaitu Organisasi wahana mempunyai hierarki bagi manajemen untuk kewenangan dan pedoman formal yang menyampaikan harus diikuti pekerja. Ketika pekerja kepada bawahannya diperlukan berkaitan instruksi, kebijakan baru, pengarahan, dengan pekerjaan tentang keluhan pada pedoman kerja nasihat dan teguran, (2) atasan langsung, mengikuti tugas atau Komunikasi vertikal dari bawah ke atas tunduk dengan kebijakan organisasi, yaitu komunikasi dari bawahan kepada komunikasi atasan berkomunikassi bekerja sebagai fungsi berbagai langsung, informasi seperti perintah, (3) Komunikasi kontrol, (2) Motivation, Komunikasi horisontal yaitu komunikasi model ini memperkuat motivasi dengan klarifikasi berlangsung antara orang-orang yang pada pekerja apa yang harus mereka berada pada level yang sama dalam kerjakan, dalam seberapa baik mereka sebuah perusahaan, (4) melakukan dan bagaimana memperbaiki Komunikasi diagonal yaitu komunikasi apabila dibawah standar. Pembentukan model ini berlangsung antara dua satuan tujuan spesifik, umpan balik progress kerja 5 yang berada pada jenjang perusahaan yang berbeda tetapi pada Teori-teori perusahaan sejenis. motivasi dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu (1) Teori Kepuasan, memusatkan Motivasi faktor teori perhatian pada dalam diri ini faktor- orang yang Seorang manajer adalah orang menguatkan, mengarahkan,mendukung yang bekerja dengan bantuan orang lain. dan menghentikan perilakunya, mereka Manajer tidak bisa menjalankan atau mencoba menentukan kebutuhan apa mengerjakan yang pekerjaannya sendirian memuaskan dan mendorong saja melainkan meminta bantuan orang semangat bekerja seseorang, (2) Teori lain untuk mengerjakannya. Sedangkan Motivasi disisi lain manajer tidak bisa begitu saja memusatkan perhatiannya bagaimana mendapatkan motivasi terjadi. Dengan kata lain teori diarahkan bawahan dan perintahnya yang disuruh begitu dapat mengikuti saja ini Proses, teori menguatkan, proses ini mengarahkan, kecuali memelihara dan menghentikan perilaku bawahannya tersebut sudah dimotivasi individu agar setiap individu bekerja terlebih dahulu. giat sesuai dengan keinginan manajer. Menurut Robbins dan Judge Teori proses ini disebut dengan teori yang dikutip oleh Wibowo (2013:110) harapan. Jika harapan itu dapat menjadi ”motivasi kenyataan, seseorang akan cenderung sebagai proses yang memperhitungkan intensitas,arah dan meningkatkan ketekunan usaha individual terhadap sebaliknya pencapaian tercapai ia akan menjadi malas.Ada tiga umumnya tujuan”.Motivasi berkaitan pada dengan setiap teori semangat bila motivasi kerjanya, harapan proses ini yang lazim harapan, teori tujuan, sedangkan tujuan organisasional dikenal, memfokuskan keadilan dan teori pengukuhan. berkaitan pada dengan perilaku yang tersebut dapat Faktor-Faktoryang disimpulkan bahwa motivasi merupakan bertindak Mempengaruhi Motivasi terhadap Menurut Maslow faktor-faktor serangkaian proses perilaku manusia yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu dengan arah, (1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological pada Needs), intensitas untuk teori pekerjaan.Dari pendapat-pendapat dorongan yaitu tidak mempertimbangkan dan ketekunan pencapaian tujuan. Kebutuhan untuk mempertahankan hidup, yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah makan, Teori – teori Motivasi minum, 6 perumahan, udara, dan sebagainya, (2) Kebutuhan Akan Rasa yang Aman (Safety and Security Needs), pencapaian tugas, dengan informasi Kebutuhan yang jelas, pegawai akan lebih mudah akan kebebasan dari berhubungan dengan ancaman yakni rasa aman dari ancaman dimotivasi kecelakaan dalam Mengakui Andil Bawahan, Pemimpin melaksanakan pekerjaan, (3) Kebutuhan mengakui bahwa bawahan (pegawai) Sosial mempunyai dan atau keselamatan Afiliasi (affiliation or kerjanya. andil (3) usaha Prinsip didalam usaha acceptance Needs), Kebutuhan sosial, pencapaian tujuan. Dengan pengakuan teman afiliasi, interaksi, dicintai dan tersebut, pegawai akan lebih mudah mencintai, dimotivasi pergaulan serta diterima kelompok dalam (4) Pendelegasian (4) yang memberikan otoritas atau wewenang Kebutuhan yang Mencerminkan Harga kepada pegawai bawahan untuk sewaktu- Diri waktu dapat mengambil keputusan terhadap lingkungannya, (Esteem or Status Needs), Wewenang, Prinsip dan masyarakat pekerja kerjanya. Kebutuhan akan penghargaan diri dan pekerjaan pengakuan serta penghargaan prestise membuat pegawai bersangkutan menjadi dari karyawan diri dilakukannya, akan dan masyarakat termotivasi untuk mencapai tujuan yang (5) Kebutuhan diharapkan oleh pemimpin. (5) Prinsip (Self Actualization), lingkungannya, aktualisasi yang Pemimpin Memberi Perhatian, Pemimpin Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan memberikan perhatian terhadap apa menggunakan yang diinginkan pegawai atau karyawan kemampuan, keterampilan dan potensi optimal untuk sehingga dapat memotivasi para mencapai prestasi kerja yang sangat pegawai bekerja sesuai dengan yang memuaskan(Hasibuan, 2013:153). diharapkan oleh pemimpin(Mangkunegara, 2005:111). Prinsip-Prinsip dalam Motivasi Kerja Karyawan Terdapat dalam memotivasi Proses Motivasi beberapa kerja prinsip Menurut Hasibuan (2013:150) karyawan, proses dari suatu motivasi secara umum diantaranya (1) Prinsip Partipasi, Dalam dapat digambarkan sebagai berikut: upaya memotivasi kerja, pegawai perlu 1. diberikan kesempatan ikut berpartisipasi Kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam menentukan tujuan yang akan 6. dicapai oleh pemimpin. (2) Prinsip Komunikasi, mengkomunikasikan Kebutuhan yang tidak dipenuhi dinilai kembali oleh karyawan 2. Mencari jalan Untuk memenuhi kebutuhan Pemimpin segala sesuatu 7 5. Imbalan atau hukuman 4. 3. Perilaku yang berorientasi pada tujuan Hasil karya (evaluasi dari tujuan yang tercapai) karyawan, (4) Mengefektifkan pengadaaan karyawan, (5) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, (6) Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, Bagan tersebut menunjukan hal-hal dan sebagai berikut (1) Dalam kehidupan Meningkatkan manusia, selalu timbul kebutuhan dan karyawan, yang bersangkutan merasa perlu untuk tanggung jawab karyawan terhadap memuaskannya, tugas-tugasnya, hanya dapat (2) Kebutuhan dikategorikan kebutuhan apabila ketegangan dalam itu sebagai sebagai adalah (1) Asas artinya mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan tidak berlanjut, (5) Jika upaya mencari memberikan kesempatan kepada mereka jalan keluar yang diambil berhasil, terpuaskan, motivasi berikut mengikutsertakan, keluar agar ketegangan yang dihadapi mengajukan (6) pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan; Kebutuhan yang berhasil dipuaskan (2) akan menurunkan ketegangan, akan Asas komunikasi, artinya menginformasikan secara jelas tentang tetapi tidak menghilangkan sama sekali. tujuan yang ingin dicapai, cara-cara Alasannya adalah bahwa kebutuhan mengerjakannya, dan kendala-kendala yang sama cepat atau lambat akan mungkin rasa Meningkatkan (9) Asas-asas Sesuatu itu adalah upaya mencari jalan kemudian, Mempertinggi Asas-Asas Motivasi bersangkutan melakukan sesuatu, (4) timbul (8) kesejahteraan bahan baku (Hasibuan, 2013:146). yang menimbulkan dorongan agar yang kebutuhan tingkat (7) yang bersangkutan, (3) Ketegangan itulah berarti karyawan, efisiensi penggunaan alat-alat dan menimbulkan diri partisipasi yang dihadapi; (3) Asas pengakuan, dalam artinya memberikan penghargaan, pujian bentuk yang baru dan mungkin pula dan pengakuan yang tepat serta wajar dengan intensitas yang berbeda. kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya; (4) Asas wewenang yang Tujuan Motivasi Tujuan didelegasikan, kewenangan dan kepercayaan diri pada Meningkatkan moral dan kepuasan kerja bawahan, bahwa dengan kemampuan karyawan, dan (2) kerja yaitu memberikan (1) produktifitas motivasi artinya Meningkatkan karyawan, kreativitasnya mereka mampu (3) mengerjakan tugas-tugas itu dengan Mempertahankan kestabilan karyawan baik;(5) Asas adil dan layak, artinya alat perusahaan, Meningkatkan kedisiplinan 8 dan jenis motivasi yang memberikan security needs), (3) Kebutuhan sosial harus berdasarkan atas asas keadilan dan atau afiliasi (affiliation or acceptance kelayakan terhadap semua karyawan. needs), Misalnya atau mencerminkan harga diri (esteem or hukuman terhadap semua karyawan status needs), (5) Kebutuhan aktualisasi harus adil dan layak kalau masalahnya diri (self actualization). pemberian hadiah (4) Kebutuhan yang sama; (6) Asas perhatian timbal-balik, artinya bawahan yang berhasil mencapai Kinerja Karyawan tujuan dengan baik maka pimpinan Kinerja adalah kuantitas dan harus bersedia memberikan alat dan atau kualitas hasil kerja individu atau jenis motivasi. Tegasnya kerja sama sekelompok didalam organisasi dalam yang saling menguntungkan kedua belah melaksanakan tugas pokok dan fungsi pihak (Hasibuan, 2013:146). yang berpedoman pada norma, standar operasional Riva’i dan kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau Hubungan Motivasi dengan Kinerja Menurut prosedur, Sagala berlaku dalam organisasi (Torang, (2011:838), “Pada dasarnya motivasi 2013:74).Kinerja dapat memacu karyawan untuk bekerja diperoleh oleh suatu organisasi baik keras sehingga dapat mencapai tujuan organisasi mereka. Hal ini akan meningkatkan oriented dan non profit oriented yang produktivitas kerja karyawan sehingga dihasilkan selama satu periode waktu. berpengaruh pada pencapaian tujuan Kinerja juga merupakan hasil pekerjaan perusahaan”. diartikan yang mempunyai hubungan kuat dengan bahwa motivasi yang tepat akan dapat tujuan strategis organisasi, kepuasan meningkatka konsumen dan memberikan kontribusi Disini dapat prodiktifitas kerja karyawan sebagai salah satu implikasi bersifat yang profit Kinerja merupakan kondisi yang sebagaimana salah satu tujuan dari harus motivasi kepada untuk tersebut hasil ekonomi (Fahmi, 2011:2). dari kinerja karyawan. Hal tersebut yaitu adalah menigkatkan kinerja karyawan. diketahui dan pihak-pihak diinformasikan tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi serta Indikator Motivasi Kerja Indikator motivasi kerja dalam mengetahui dampak positif dan negatif penelitian ini adalahn (1) Kebutuhan suatu fisiologis (physiological needs), (2) diambil. Kebutuhan akan rasa aman (safety and mengenai 9 kebijakan Dengan kinerja operasional adanya suatu yang informasi instansi pemerintah, akan dapat diambil tindakan Faktor yang Mempengaruhi Kinerja yang diperlukan seperti koreksi atas Karyawan kebijakan, meluruskan kegiatan utama, dan instansi, bahan untuk menentukan instansi tugas tingkat untuk kegiatan- Dalam suatu organisasi, antara pokok karyawan yang satu dengan karyawan perencanaan, yang lainnya mempunyai kinerja yang keberhasilan berbeda. Menurut Devis kinerja yang memutuskan suatu dihasilkan antara karyawan tersebut tindakan, dan lain-lain. berbeda karena adanya faktor-faktor individu yang berbeda. Perbedaan ini Dimensi Indikator Kinerja Karyawan disebabkan oleh tiga faktor, yaitu (1) Kinerja merupakan suatu alat Faktor kemampuan, diterangkan bahwa manajemen untuk meningkatkan kemampuan (ability) pegawai/karyawan kualitas pengambilan keputusan dan terdiri dari kemampuan potensi (IQ), akuntabilitas. Hal ini membutuhkan dan kemampuan reality (knowledge + artikulasi yang jelas mengenai misi atau skill), (2) Faktor motivasi, motivasi ini organisasi khusus tujuan sasaran yang terbentuk dari sikap (attitude) seorang dapat diukur. pegawai Prawirosentono (2009:54) juga dalam komunikasi pegawai organisasi, mempunyai kesediaan keahlian untuk imbalan/upah mempunyai Secara baik, jika bekerja, yang harapan teoritis pegawai yang ada layak masa tiga yaitu: variabel variabel organisasi, adalah perekat menjadi dalam penghubung tinggi, mempererat rantai-rantai manajemen untuk adanya pergerakkan organisasi dalam mencapai dan tujuannya depan”. serta meningkatkan kinerja(Dwidjowijoto, 2004:265). kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja individu, situasi (situation) kerja. (3) Faktor komunikasi, berpendapat bahwa “kinerja seorang akan menghadapi Penelitian Terdahulu yang Relevan individu, Penelitian yang dilakukan oleh variabel Sriwidodo dan Haryanto (2010) dalam dan pisikologis. Kelompok variabel individu jurnal terdiri dari variabel kemampuan dan Universitas Slamet Riyadi Surakarta keterampilan, latar belakang pribadi dan berjudul, demografis.Kinerja Motivasi, Komunikasi, dan Kesejahteraan karyawan dapat penelitian Fakultas “Pengaruh Kinerja Ekonomi Kompetensi, dinilai dari (1) Kualitas Kerja, (2) terhadap Kuantitas Kerja, (3) Tanggung Jawab, Pendidikan”.Penelitian ini dilakukan di (4) Kerjasama, (5) Inisiatif. Kantor Kecamatan Pegawai Bunut Dinas Hilir Kabupaten Kapuas Hulu. Sampel dalam 10 penelitian ini adalah 75 responden. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh bahwa kompetensi, Dalam ada menggunakan penelitian pendekatan ini kuatitatif. motivasi, Sedangkan jenis penelitian ini adalah komunikasi, dan kesejahteraan terhadap penelitian deskriptif kuantitatif. Tujuan kinerja secara signifikan secara simultan penelitian atau bersama-sama dengan nilai R2 mengembangkan sebesar 0,474 atau 47,40% variabel model-model kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh dan/atau hipotesis variabel dengan fenomena kompetensi, motivasi, komunikasi, dan kesejahteraan. kuantitatif dan adalah menggunakan matematis, teori-teori yang berkaitan alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral Penelitian yang dilakukan oleh dalam penelitian kuantitatif karena hal Jayusman dan Khotimah (2012) dalam ini jurnal Ekonomi fundamental antara pengamatan empiris Pamgakalan dan ekspresi matematis dari hubungan- Spread Universitas Fakultas Antakusuma memberikan hubungan yang Bun tahun 2012, berjudul “Pengaruh hubungan Kepemimpinan, Komunikasi, Motivasi, penelitian deskriptif adalah penelitian Pengembangan yang dimaksudkan untuk menyelidiki Karir, dan Promosi kuantitatif. Jabatan terhadap Kinerja Pegawai Kantor keadaan, kondisi Sekretariat kemudian dijelaskan Daerah Kotawaringin Barat”. Kabupaten Penelitian ini laporan Sedangkan yang hasilnya dalam penelitian.Dalam bentuk hal ini dilakukan di Kantor Sekretariat Daerah pengujian variabel yang akan dilakukan Kabupaten Kotawaringin Barat dengan untuk menentukan besaran pengaruh jumlah sample sebesar 81 responden. variabel komunikasi dan motivasi kerja Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada yang pengaruh yang siginifikan dari variabel karyawan kepemimpinan, Sidoarjo. komunikasi, motivasi, berpengaruh di CV. terhadap kinerja Cipta Pradana pengembangan karir, dan promosi jabatan terhadap kinerja secara simultan dengan Teknik Pengumpulan Data nilai R2 sebesar 0,445 atau 44,50% variabel kinerja karyawan Dalam penelitian ini ada beberapa dapat cara dalam pengambilan data yaitu (1) dijelaskan oleh variabel kepemimpinan, Observasi, komunikasi, (2010:199) motivasi, pengembangan karir, dan promosi jabatan. menurut meliputi Arikunto “Kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Teknik ini dilakukan dengan cara Metode Penelitian mengamati dan mencatat secara teliti”. 11 (2) Dokumentasi, menurut Arikunto keadaan (2006:158) dependen (kriterium), bila du atau adalah “Mencari dan (naik turunnya) mengumpulkan data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan surat kabar, majalah, notulen, rapot, nilainya). Jadi analisis regressi ganda agenda dan sebagainya”. (3) Kuesioner, dilakukan menurut Arikunto (2006:151) adalah independen minimal 2 pernyataan 2013:275). Untuk mempermudah untuk tertulis memperoleh yang digunakan informasi dari independen variabel bila sebagai jumlah faktor variabel (Sugiono, penghitungan, maka digunakan bantuan responden dalam arti laporan tentang komputer pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”. (Statistical Skala pengukuran yang digunakan dengan program Product SPSS and Servixe Solution) versi 19.00. pada penelitian ini adalah skala likert. Hasil Penelitian Skala likert adalah skala yang digunakan Uji secara luas yang meminta responden Validitas digunakan atau mengukur sejauh mana ketepatan dan ketidaksetujuan terhadap masing-masing kecermatan suatu alat ukur (dalam hal dari serangkaian pernyataan mengenai ini objek ukurnya. menandai derajat stimulus. persetujuan Umumnya masing- kuesioner) melakukan Instrument fungsi penelitian masing item scale mempunyai lima dikatakan valid apabila P-value < α. Uji kategori, yang berkisar antara sangat validitas ini setuju sampai dengan sangat tidak setuju program SPSS (Maholtra, 2010:298). Adapun skor 19dengan hasil sebagai berikut: yang diberikan yaitu (STS) Sangat Tabel 1 menggunakan for Hasil paket windows versi Uji validitas Tidak Setuju, (TS) Tidak Setuju, (S) No Nilai Sig. Alpha Keteranga Setuju, (SS) Sangat Setuju. Item (2-tailed) (α) n Teknik analis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis X1.1 0,000 0,05 Valid X1.2 0,000 0,05 Valid X1.3 0,000 0,05 Valid ini X1.4 0,000 0,05 Valid digunakan untuk menganalisa pengaruh X2.1 0,000 0,05 Valid beberapa variabel bebas atau independen X2.2 0,000 0,05 Valid variabel (X) terhadap satu variabel tidak X2.3 0,000 0,05 Valid X2.4 0,039 0,05 Valid regresi linier berganda, teknik bebas atau dependen variabel (Y) secara X2.5 0,000 0,05 Valid bersama-sama. Analisis regressi ganda Y1.1 0,000 0,05 Valid digunakan oleh peneliti, bila peneliti Y1.2 0,000 0,05 Valid bermaksud Y1.3 0,002 0,05 Valid Y1.4 0,000 0,05 Valid meramalkan bagaimana 12 InstrumenSumber : data diolah dengan komunikasi, Motivasi Kerja dan Kinerja SPSS 19 Kayawan Berdasarkan diketahui tabel bahwa 1 yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel, karena dapat memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih masing-masing besar dari 0,6. indikator yang digunakan dalam variabel komukasi , Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan karena mempunyai nilai Analisis Data signifikasi P-Value lebih kecil dari α Uji (0,05). Hal ini berarti indikator-indikator Normalitas, digunakan untuk menguji apakah dalam model yang digunakan dalam penelitian ini regresi layak atau valid digunakan sebagai variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau pengumpul data. tidak. Model regresi yang baik adalah Uji Reliabilitas untuk distribusi data normal atau mendekati menunjukkan sejauh mana suatu hasil normal. Untuk menguji apakah sampel pengukuran relatif konsisten. Suatu dalam penelitian ini merupakan jenis pernyataan yang baik adalah pernyataan distribusi normal maka dapat dilihat yang jelas memiliki meskipun digunakan mudah dipahami interpretasi yang disampaikan dan sama kepada responden yang berbeda dan waktu yang berlainan. Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 2Hasil Uji Reliabilitas Variabel Nilai Alpha Nilai Cronbach’s Kritis 0,811 0,6 Komunikasi Keterangan pada gambar 4.2 berikut: Gambar 1 : Normal P-P Plot of Reliabel Regression Standardized Residual Motivasi Kerja 0,753 0,6 Reliabel 0,7833 0,6 Reliabel Dengan melihat tampilan normal probability plot diatas maka Kinerja karyawan dapat disimpulkan bahwa Pada garis Sumber : data diolah dengan SPSS 19 Berdasarkan disimpulkan tabel bahwa 2 probability plot terlihat titik-titik dapat menyebar di sekitar garis diagonal, serta variabel mengikuti arah garis diagonal.maka 13 kedua grafik tersebut menunjukkan UjiHeteroskedastisitas, bahwa model regresi memenuhi asumsi digunakanUntuk melihat ada tidaknya normalitas. heterokedastisitas dariscaterplot Uji Multikolinieritas, bertujuan dapat antara dilihat ZPRED dan untuk menguji apakah pada model SRESID dari analisis menggunakan regresi ditemukan adanya korelasi antar program SPSS for windows ver. 19. variabel independen. Model regresi yang Apabila titik-titik menyebar secara tidak baik teratur dan di atas dan dibawah titik nol adalah tidak terjadi korelasi variabel bebas (independen). Pengujian pada garis vertical, maka dapat multikolonieritas ini dapat dilihat dari disimpulkan bahwa tidak mengandung heterokedastisitas. Berikut ini hasil dari Standardiz uji heterokedastisitas: ed Unstandardized Coefficient Coefficients Collinearity s Std. Model B Error .340 1.349 Gambar 2 Heterokedastisitas Statistics Berdasarkan gambar tersebut Tolera Beta T Sig. .252 .802 nce tampak VIF bahwa titik-titik menyebar tersebut dan dibawah titik nol pada 1 (Constant sumbu vertikal dan tidak teraturatau ) TOT_X1 .300 .125 .243 2.397 .019 .644 1.554 tidak membentuk suatu pola teratur TOT_X2 .547 .103 .541 5.334 .000 .644 1.554 (bergelombang, menyebar, menyempit), sehingga dapat disimpulkan pada model nilai variance inflation factor (VIF). Antara variabel bebas regresi ini tidak terjadi heterokdastisitas dikatakan multikolonieritas apabila toleransinya > 0,1 dan VIF < 10. Hasil analisis sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas Sumber: data diolah dengan SPSS 19 Berdasarkan tabel 3 diperoleh nilai VIF untuk Motiasi belajar (X1) sebesar 1,554, Disiplin belajar (X2) Analisis Regresi Linier Berganda sebesar 1,554. Nilai VIF tersebut < 10 Untuk mengetahui pengaruh dan nilai tolerance > 0,1, maka model variabel independen komunikasi (X1), regresi dapat dikatakan tidak terjadi Motivasi Kerja (X2)terhadap variabel multikolinieritas. dependen kinerja karyawan (Y) maka 14 digunakan analisis berganda. Data regresi linier diolah perubahan atau bersifat konstan. dengan Koefisien bernilai positif artinya terjadi menggunakan bantuan program SPSS hubungan positif antara komunikasi for windows ver.19 diperoleh hasil dengan kinerja karyawan, semakin baik sebagai berikut: komunikasik karyawan maka semakin baikkinerjanya.Nilai regresi (b2) koefisien X2Menunjukkan apabila motivasi kerjameningkat satu satuan, maka tingkat kinerja karyawan akan Tabel 4 Koefisien Regresi meningkat sebesar 0,547 dengan asumsi variabel yang lain tidak mengalami Standar perubahan Unstandardiz dized ed Coeffici Collinearity Coefficients ents Statistics Std. Model B Error t Sig. ce TOT_X 1 TOT_X 2 dengan VIF kinerja karyawan, semakin tinggi motivasi kerja karyawan maka .340 1.349 .252 .802 semakin tinggi kinerjanya. .300 .125 .243 2.397 .019 .644 1.554 Pembahasan .547 .103 .541 5.334 .000 .644 1.554 Penelitian ini bertujuan untuk Sumber: data diolah dengan SPSS 19 Berdasarkan tabel 4 dapat dibuat model konstan. hubungan positif antara motivasi kerja 1 (Constan t) bersifat Koefisien bernilai positif artinya terjadi Toleran Beta atau persamaan regresi linear menguji pengaruh motivasi kerja karyawan berganda sebagai berikut : Berdasarkan CV. data komunikasi terhadap Cipta dan kinerja Perdana. penelitian yang dianalisis maka dilakukan pembahasan Y= 0,340+(0,300)X1+(0,547)X2 + e Nilai (a) 0,340Menunjukkan atau jika tentang hasil penelitian sebagai berikut: konstanta= (1) Dari hasil penelitian dapat dilihat komunikasi indikator-indikator yang sangat (X1), motivasi kerja (X2), sama dengan memengaruhi kinerja karyawan pada nol, maka kinerja karyawan (Y)= 0,340. variabel komunikasi, yaitu komunikasi Nilai regresi vertikal antara atasan atau pimpinan apabila dengan karyawan, komunikasimeningkat satu satuan, maka horisontal antara tingkat akan sesama karyawan berjalan sangat baik, meningkat sebesar 0,300 dengan asumsi sedangkan untuk komunikasi diagonal variabel yang lain tidak mengalami yang terjalin antar divisi terdapat sedikit (b1) koefisien X1Menunjukkan kinerja karyawan 15 komunikasi karyawan dengan hambatan dikarenakan tidak adanya kebutuhan rasa aman dan kebutuhan aturan pengakuan atau apresiasi. baku yang mengatur pola komunikasi tersebut. Dapat diartikan sebenarnya karyawan sudah memiliki Simpulan pola komunikasi untuk meningkatkan Komunikasi kinerjanya. Akan tetapi perlu adanya terhadap kinerja karyawan. Hal ini perbaikan sistem komunikasi antar divisi berarti dengan semakin meningkatnya agar kerjasama dan kerja tim dapat komunikasi berjalan dengan bagus. (2) Indikator dari hasil penelitian bahwa dalam pada variabel motivasi kerja yaitu variabel komunikasi indikator-indikator kebutuhan hubungan sosial, kebutuhan yang aktualisasi diri, kebutuhan fisiologis, karyawan dengan sesama karyawan ketika melaksanakan penyebaran angket, berjalan sangat baik, sedangkan untuk bahwa sebagian besar kayawan telah komunikasi diagonal yang terjalin antar ketika divisi terdapat sedikit hambatan. menjalankan tugas dengan baik sehingga Motivasi dapat memberikan kenyamanan kerja kerja maka kinerja karyawan juga akan menunjukan karyawan memiliki pola meningkat. Pada variabel motivasi kerja komunikasi yang baik pada aspek indikator yang memengaruhi kinerja komunikasi vertikal dan komunikasi karyawan pada variabel motivasi kerja horizontal namun kurang bagus pada yaitu komuniasi diagonal yang terjalin antar kebutuhan hubungan sosial, kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan divisi atau satuan kerja yang ada. fisiologis, kebutuhan rasa aman dan Apabila dilihat dari indikator motivasi kebutuhan pengakuan atau apresiasi. Hal kerja aspek yang paling berpengaruh ini sesuai dengan fakta yang ditemui adalah kebutuhan hubungan sosial dan peneliti kebutuhan kebutuhan aktualisasi diri. ketika melaksanakan penyebaran angket, bahwa sebagian Pada variabel Motivasi Kerja indikator kebutuhan berpengaruh berarti semakin meningkat motivasi Berdasarkan data di atas, hasil penelitian indikator kerja terhadap kinerja karyawan. Hal ini dan meningkatkan motivasi kerja. (3) berpengaruh kinerja karyawan, komunikasi horisontal antara dengan fakta yang ditemui peneliti kurang memengaruhi antara atasan atau pimpinan dengan pengakuan atau apresiasi. Hal ini sesuai yang sangat karyawan, yaitu komunikasi vertikal kebutuhan rasa aman dan kebutuhan apresiasi maka kinerja karyawan juga akan meningkat. Ini bisa dilihat yang memengaruhi kinerja karyawan mendapatkan berpengaruh besar kayawan telah adalah apresiasi fisiologis, 16 ketika mendapatkan menjalankan tugas dengan baik sehingga dapat memberikan berperan besar kenyamanan kerja dan meningkatkan motivasi kerja karyawan, upaya yang motivasi kerja dilakukan bisa dalam berupa penurunan diadakannya suatu forum bersama antara seluruh karyawan dengan pimpinan perusahaan Saran Pihak pimpinan perusahaan untuk menampung seluruh aspirasi hendaknya lebih berperan aktif dalam karyawan agar apa yang ingin karyawan membangun pola komunikasi yang baik utarakan dapat langsung diterima oleh dengan karyawan serta membangun pimpinan dan juga dapat dilakukan sistem komunikasi yang baik atau antar pemberian reward atau penghargaan divisi atau satuan kerja yang ada agar kepada kerjasama bisa berjalan dengan baik menjalankan tanggung jawabnya dengan sehingga miss baik. Penghargaan yang diberikan akan persepsi memicu rasa kompetitif antar karyawan dalam menjalankan sebuah tugas yang sehingga meningkatkan motivasi untuk diberikan oleh pimpinan. Sehinga perlu menyelesaikan adanya dengan baik. menurunkan communication atau tingkat salah upaya-upaya dalam memperbaiki pola komunikasi karyawan yang tanggung telah jawabnya dan meningkatkan pemahaman antar satuan kerja. Misalnya, peraturan atau Operational dengan membuat SOP (Standart Procedure) yang DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Penelitian akan ------------. 2010.Manajemen Jakarta : Rineka Cipta aktifitas perusahaan. dilihat dari hasil penelitian karyawan masih kurang dalam aspek kebutuhan Penelitian, Jayusman, Hendra. 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, Motivasi, Pengembangan Karir dan Promosi Jabatan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kotawarngin Barat. Jurnal SPREAD, (online), Vol. 2 Nomor 2, (http://jurnalstieikayutangi.ac.id/ downlot.php?file=Hendra%20Jayusm an,%20Siti%20Khotimah1.pdf, diakses 10 April 2014) fisiologis, kebutuhan rasa aman dan kebutuhan pengakuan atau apresiasi. Apabila dilihat dari ketiga aspek yang masih kurang peneliti menilai aspek kebutuhan pengakuan atau apresiasi adalah aspek yang harus dicermati dan oleh Pendekatan Hasibuan, S.P. Malayu. 2013.Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Bumi Aksara Dari segi motivasi kerja apabila dibenahi Suatu Prosedur Praktek. Jakarta : Rineka Cipta dijadikan dalam setiap kegiatan atau segera Suharsimi.2006. pimpinan Lugiatno. 2006.Pengaruh Motivasi dan Kemampuan terhadap Kinerja perusahaan. Karena aspek ini dinilai 17 karyawan di PT. Gelora Fajar Farma Semarang, Jurnal Penelitian Fokus Ekonomi Vol. 1 No. 1, Juni 2006: 112, Semarang : STIE Pelita Nusantara Prawirosentono.Suyadi. 2009, Manajemen Produktivitas, PT. BumiAngkasa, Jakarta Rivai, Veithzal, & Sayala, Ella Jauvani. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Edisi kedua, Cetakan keempat. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Thoha, Miftah. 2012.Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta : Raja Grafindo Persada Sugiyono.2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Wibowo, 2013, Perilaku dalam Organisasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Yoanne, Benedicta. 2013. Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi PT. Djatim Super Cooking Oil Surabaya terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal eKomunikasi, (Online), Vol 1 Nomor 3, (http://studentjournal.petra.ac.id /index.php/ilmukomunikasi/article/do wnload/938/838, diakses 10 April 2014) 18