BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai peluang bisnis dalam perekonomian Indonesia selain faktor-faktor yang lain seperti pemberdayaan industri kecil dan menengah dalam mendongkrak perekonomian nasional yang terpuruk akibat krisis moneter, kesadaran akan perlunya penanganan yang lebih serius terhadap bidang ini telah melahirkan kebijakan sebagai langkah pengembangannya. Keuntungan pariwisata secara ekonomi tidak bisa diabaikan, menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pariwisata internasional melesat sejak 1967, PBB membagi Negara-negara di dunia ini menjadi dua kategori, berdasarkan segi budaya: negara maju dan negara (berkembang). Negara yang sudah maju termasuk beberapa negara di benua Amerika, Eropa, dan Asia. Negara yang sedang membangun adalah negara yang relatif miskin sedang berkembang secara ekonomi dan juga secara kemajuan teknologi seperti beberapa negara yang ada di benua Afrika dan Amerika Latin, dan juga beberapa negara di benua Asia dan Kawasan Pasifik. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya di Indonesia adalah usaha jasa perhotelan. Dilihat dari fungsi utamanya, produk utama yang dijual oleh usaha perhotelan adalah sewa kamar atau jasa penginapan. 1 2 Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka jika sebelumnya produk atau jasa utama sebuah hotel yang menjadi kebutuhan utama wisatawan adalah kamar atau penginapan, sekarang sudah mengalami perkembangan. Konsumen mengharapkan sesuatu yang bukan hanya sekedar kamar menginap, namun mereka lebih mengharapkan hal lain seperti pelayanan, kondisi lingkungan yang menyenangkan, sopan santun dan rasa hormat dari seluruh karyawannya. Salah satu sarana penting dalam dunia pariwisata khususnya untuk memenuhi kebutuhan orang yang bepergian lebih dari sehari adalah hotel. Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus (Hotel Proprietors Act dalam Sulastiyono, 2004: 5). Di Bandung Jawa Barat, memiliki banyak obyek wisata, terdapat banyak hotel, baik jenis Transient Hotel, yaitu hotel yang lokasinya di tengah kota, maupun Resort Hotel, yang pada umumnya berlokasi di dekat tempat wisata. Hotel sebagai industri yang bergerak di bidang jasa tentu akan berhadapan langsung dengan konsumen yang beraneka ragam adat-istiadat, bahasa serta sifatnya, yang semuanya perlu diterima dan dilayani dengan baik. Perkembangan hotel modern (dibangun dan dikelola dengan menggunakan konsep-konsep manajemen hotel modern) di Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia tahun 1962. Walaupun demikian pada jaman penjajahan Belanda sudah terdapat usaha akomodasi yang dikelola secara komersial, walaupun pada 3 waktu itu belum dikelola secara modern, sebagai contohnya adalah Hotel Savoy Homan Bandung yang dibangun pada tahun 1888, hotel Preanger dibangun tahun 1897, Hotel Mij De Boer di Medan yang didirikan pada tahun 1898, Grand Hotel de Djokya berlokasi di Jalan Malioboro yang didirikan tahun 1908. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengelolaan usaha akomodasi termasuk hotel secara komersial di Indonesia sudah dimulai dari sejak jaman Belanda, walaupun pada waktu itu cara pengelolaannya masih menggunakan konsep pengelolaan penginapan dan belum menggunakan konsep pengelolaan hotel seperti saat ini. Sedangkan setelah kemerdekaan Republik Indonesia, para pengusaha nasional yang bergerak di bidang perhotelan semakin hari memperbaiki kinerjanya dengan menerapkan sistem yang lebih modern. Dalam sebuah usaha jasa perhotelan sangat diperlukan sumber daya manusia yang profesional dan kompeten dalam setiap bidangnya. Perkembangan industri perhotelan yang pesat menciptakan persaingan yang semakin ketat dan berat, terutama bagi pendatang baru, karena itu diperlukan sumberdaya yang mampu bekerja keras dan dapat memberikan kinerja yang dapat menguntungkan berbagai pihak baik itu bagi pihak perusahaan maupun pihak pelanggan, maka dari itu sumber daya yang diperlukan dalam kepariwisataan akan menjadi salah satu aspek penting yang harus dipegang dan dilaksanakan dalam membina, mempertahankan serta memupuk pertumbuhan yang diharapkan dalam bidang kepariwisataan sebagai program utama pengembangan daerah wisata khususnya di Propinsi Jawa Barat. Namun terkadang, tinggi rendahnya suatu sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional, itu semua ditentukan oleh bagaimana 4 kinerja sumber daya manusia tersebut, sehingga apakah kinerja tersebut memberikan dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan yang di hasilkan oleh setiap sumber daya manusia. Penulis tertarik untuk mencermati kinerja karyawan yang ada di sebuah Hotel, karena penulis ingin mengetahui sebesar apakah dan sejauh manakah pengaruh motivasi & kepemimpinan yang ada di sekitar karyawan terhadap kinerja yang akan dihasilkan oleh karyawan tersebut. Hotel yang akan penulis teliti adalah Hotel yang ada di Bandung, yaitu Hotel Perdana Wisata Bandung. Alasan pemilihan lokasi dan Hotel penelitian tersebut antara lain karena Hotel Perdana Wisata Bandung merupakan salah hotel yang mampu bangkit dari sebuah keterpurukan dan tetap melangkah ke arah yang lebih baik, hal ini dilihat dari terjadinya sebuah kebakaran pada tanggal 6 Mei 2002, yang mengakibatkan bebrapa counter di Hotel mengalami kerusakan, akan tetapi sampai saat ini Hotel Perdana Wisata yang dipimpin oleh Direktur PT. Bandung Asri Mulia Hotel masih menunjukan eksistensinya, dan tingkat kemajuan hotel ini berjalan secara terus-menerus, dan dilihat dari segi sumber daya manusia yang ada di dalamnya, Hotel Perdana Wisata Bandung cukup memiliki sumber daya manusia yang sekiranya berpotensi untuk berkembang lebih baik lagi. Penjelasan tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai motivasi, kepemimpinan dan kinerja yang ada di Hotel Perdana Wisata Bandung. Berdasarkan pandangan dan gambaran sementara penulis, penulis melihat bahwa lingkungan kerja yang ada di setiap departemen Hotel Perdana Wisata cukup kondusif dan memungkinkan karyawannya untuk bekerja dengan baik dan 5 nyaman, walaupun diketahui bahwa Hotel Perdana Wisata pernah mengalami musibah kebakaran sehingga mengakibatkan beberapa counter rusak. Sedangkan untuk kinerja yang ada di Hotel Perdana Wisata, penulis melihat bahwa karyawannya mampu menghasilkan kinerja dengan baik, itu dapat di lihat karena pada awal penulis melakukan penelitian, karyawan yang ada di Hotel Perdana Wisata begitu ramah, serta selalu menyambut dan memperhatikan tamu dengan baik. Selain itu penulis melihat, kegairahan dan semangat kerja yang ada pada setiap karyawannya cukup baik. Salah satu indikasi rendahnya kinerja karyawan F&B department pada Hotel Perdana Wisata Bandung yaitu selama kurun waktu 2008-2009 tingkat kedisiplinan karyawan semakin berkurang & Flukuatif, hal ini dapat terlihat dari grafik ketidak hadiran karyawan sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Absensi Karyawan Food & Beverage Department Hotel Perdana Wisata Bandung PERSENTASE ABSENSI Agustus 19,40 September 9,10 Oktober 6,25 November 9,30 Desember 16,10 Januari 10,63 Febuari 12,19 Maret 18,66 April 10,35 Mei 13,96 Juni 9,23 Juli 13,51 Agustus 15,09 Sumber: Hotel Perdana Wisata Bandung. Diolah BULAN D iag ram Abs ens i karyawan F &B H otel P erdana Wis ata B andung T ahun 2008-2009 D iag ram abs ens i karyawan F &B hotel perdana wis ata bandung ST SE P O KT N O P D ES JA N FE B M AR AP R M EI JU N AG J UL U ST 25 20 15 10 5 0 AG U Persentase Ketidakhadiran (%) 6 Gambar 1.1 Diagram Absensi Karyawan Hotel Perdana Wisata Bandung. Sumber: Hotel Perdana Wisata Bandung. Diolah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat ketidakhadiran karyawan Food & Baverage department pada Hotel Perdana Wisata dalam periode 20082009 mengalami naik turun. Angka yang ditunjukan cukup berflukuatif namun cenderung meningkat terutama pada bulan maret 2009, ini sangat berbeda jauh pada persentase ketidakhadiran karyawan bulan agustus 2008 yang berselisih 4,31. Hal ini menunjukan bahwa kinerja dapat mempengaruhi efektivitas pada sebuah perusahaan. Kinerja juga diduga tergantung motivasi dan kepemimpinan. Pendapat di atas belum dapat dipastikan kebenaraannya secara akurat, sebelum dilakuan penelitian secara seksama. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Food & Beverage Department Pada Hotel Perdana Wisata Bandung”. 7 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penulis merumuskan masalah agar pembahasan lebih terarah yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana motivasi karyawan yang ada di Hotel Perdana Wisata Bandung? 2. Bagaimana kepemimpinan karyawan yang ada di Hotel Perdana Wisata Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh motivasi dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kinerja karyawan. 2. Untuk mengetahui kondisi motivasi, kinerja karyawan dan kepemimpinan. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan kepemimpinan terhadap kinerja. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia. 2. Mendapatkan masukan sebagai dasar kebijakan dalam meningkatkan kinerja karyawan.