use style: paper title

advertisement
Pengembangan Modul IPA Pokok Bahasan Cahaya Untuk Kelas V Semester II Di SDN WedoroKlurak
Sidoarjo
Pengembangan Modul IPA Pokok Bahasan Cahaya Untuk Kelas V Semester II Di SDN
WedoroKlurak Sidoarjo
Thorigil Khair
Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
Kampus Lidah Wetan
[email protected]
ABSTRAK
Modul merupakan media pembelajaran yang bersifat self-instructional yang memuat satu konsep atau
unit dari bahan pembelajaran. Kemandirian dan pengalaman siswa terlibat secara aktif lebih
diutamakan dalam memanfaatkan modul. Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kemandirian
adalah mata pelajaran IPA.Tujuan pengembangan modul IPA “Cahaya” diharapkan siswa dapat belajar
mandiri dan menemukan jawaban sendiri atas kegiatan yang ada pada modul, sehingga siswa dapat
meningkatkan kemandirian dalam belajar IPA dan dapat meningkatkan prestasi belajar.Teknik
pengumpulan data dari ahli materi dan ahli media adalah menggunakan instrumen berbentuk angket,
sedangkan untuk siswa menggunakan instrumen wawancara dan tes. Hasil dari angket dan wawancara
tersebut digunakan sebagai acuan dalam merevisi produk, sedangkan tes untuk mengetahui prestasi
belajar siswa setelah menggunakan modul.Berdasarkan hasil tahapan uji coba kelompok besar, yakni
uji coba pada kelas VA diperoleh data t hitung lebih besar dari t tabel yakni 17,562 > 2,021. Maka,
dapat disimpulkan bahwa modul IPA “Cahaya” tergolong efektif karena dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Kata kunci : Pengembangan, modul, Ilmu Pengetahuan Alam, prestasi belajar
ABSTRACT
The module is a self instructional medium learning process containing single concept or unit of study
materials. Independence and experience of the students actively involved in uses of modules are
preferred. One of the subject are require a self-reliance is the science subject.The Light is expect the
students to learn independently and to find their own resolution towards the existing activities
mentioned in the module, with regards the students can increase their self-reliance in science and the
learning achievement.Questionnaires form are used as data collection techniques of matter
experts and media specialists, while interview and test instrument are used for students. The results of
distributed questionnaires and interviews are used as a reference in revising the product, while the test
is to determine the student achievement after using the module.Based on the results of a large group,
class VA data obtained t count is greater than the table t 17.562 > 2.021. it can be concluded that the
science module in "the light” is effective because it will improve the student achievement.
Keywords: development, media modules, Science, learning achievement
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di SDN Wedoro Klurak Sidoarjo
dalam pemanfaatan media untuk pelajaran IPA
siswa hanya menggunakan buku paket dan
LKS. Buku paket dan LKS yang digunakan
dalam pembelajaran merupakan media by
utilization, yaitu media jadi yang siap
digunakan tanpa menganalisis kebutuhan
sekolah meskipun buku paket tersebut dapat
digunakan, namun ketercapaian tujuan
pembelajaran tidak optimal.
Dari hasil dokumentasi nilai siswa di
SDN Wedoro Klurak Sidoarjo diperoleh nilai
rata-rata ulangan harian pada pelajaran IPA
hanya mencapai 6,3 dengan ketuntasan 56%.
Kondisi
ini
menggambarkan
bahwa
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran
1. PENDAHULUAN
Kurikulum
yang
terdapat
pada
pendidikan IPA berdasarkan pedoman
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) No 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, Berikut adalah Standar Isi Mata
Pelajaran IPA SD/MI mengandung pesan
penting yang harus dipahami oleh setiap
praktisi pendidikan dan pembelajaran IPA
SD/MI.
Ilmu
Pengetahuan
Alam
(IPA)
berhubungan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
fakta-fakta.
1
Pengembangan Modul IPA Pokok Bahasan Cahaya Untuk Kelas V Semester II Di SDN WedoroKlurak
Sidoarjo
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 216
masih rendah sehingga menyebabkan hasil
belajar siswa di bawah standart ketuntasan
belajar siswa yaitu 70 meskipun telah
menggunakan buku paket.
Salah satu media yang efektif, efisien,
dan mengutamakan kemandirian adalah media
berbasis cetak modul. Modul merupakan paket
pengajaran yang bersifat self-instructional
yang memuat satu konsep. Kemandirian dan
pengalaman siswa terlibat secara aktif.
Berdasarkan masalah tersebut, maka
sangat perlu dikembangkan suatu media
pembelajaran by design. Salah satu media
pembelajaran by design yang tepat untuk
digunakan dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam khususnya materi Cahaya
adalah dengan menggunakan media cetak
modul, sehingga siswa dapat belajar secara
mandiri.
pembelajaran
adalah
model
pengembangan Arif Sadiman dengan
alasan bahwa :
a.
Model
pengembangan
Sadiman dapat digunakan sebagai
acuan
dalam
pengembangan
media modul, karena tahapan awal
model ini adalah menganalisis
kebutuhan untuk mengetahui
karakterisitik
siswa
dan
permasalahan apa yang dialami
dalam kegiatan belajar mengajar
sebelum mengembangkan media.
b. Model
pengembangan
Sadiman, dipandang lebih tepat
karena mengarah pada proses
pengembangan
yang
menghasilkan produk.
Sedangkan alasan tidak memilih
model Banathy dan paulina
pannen adalah
a.
Pada model Banathy dan model
Paulina Pannen pada tahapan awal adalah
merumuskan tujuan tanpa menganalisis
kebutuhan siswa terlebih dahulu.
model Banathy mengarah pada desain
pembelajaran.
A.
Rumusan Masalah
Diperlukan media modul mata pelajaran
IPA untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas V di SDN Wedoro Klurak Sidoarjo
B.
Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan modul ini,
adalah untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa dan membantu siswa belajar secara
mandiri, karena dengan adanya modul siswa
dapat mengerjakan lembar kerja secara
individu.
C.
Definisi, Asumsi dan Keterbatasan
Pemanfaatan
1. Definisi
2. Asumsi
3. Keterbatasan
C.
1.
Media Modul
Pengertian tentang Modul
Modul adalah satu bentuk bahan
ajar yang dikemas secara sistematis dan
menarik sehingga mudah untuk dipelajari
secara mandiri.
2.
Ciri / Karakteristik Modul
Modul memiliki karakteristik dapat
dipelajari kapanpun dan dimanapun oleh
siswa, tidak tergantung pada pihak lain
(Self instructional), modul memberikan
kesempatan siswa untuk aktif dalam
proses belajar mengajar.
Kelemahan Modul
Dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran menggunakan modul juga
memiliki beberapa kelemahan yang
mendasar yaitu bahwa memerlukan biaya
yang cukup besar serta memerlukan
waktu yang lama dalam pengadaan atau
pengembangan modul itu sendiri, dan
membutuhkan ketekunan tinggi dari guru
sebagai fasilitator untuk terus memantau
proses belajar siswa.
Kelebihan Modul
Dapat disimpulkan bahwa modul
akan lebih efektif jika modul diterapkan
pada mata pelajaran yang dianggap
membutuhkan kemandirian dari diri
siswa seperti dalam mempelajari IPA,
2. KAJIAN PUSTAKA
A.
Keterkaitan Judul Dengan Kawasan
Teknologi Pembelajaran
Menurut Barbara Seels (1994:9)
B.
Konsep Pengembangan
1. Definisi Pengembangan
Pengembangan merupakan kegiatan
yang menghasilkan rancangan atau
produk yang dapat dikendalikan teori,
dan manifestasi teknologi yang secara
fisik dapat berbentuk perangkat keras,
lunak, dan bahan pembelajaran untuk
memecahkan masalah aktual.
2. Model-model Pengembangan
Model pengembangan yang dipilih
oleh peneliti dalam mengembangkan
media cetak modul sebagai media
3.
4.
Pengembangan Modul IPA Pokok Bahasan Cahaya Untuk Kelas V Semester II Di SDN WedoroKlurak
Sidoarjo
5.
6.
7.
8.
9.
karena dengan modul siswa akan dapat
belajar mandiri dalam mempelajari
pelajaran dan dapat memahami pelajaran
hingga benar-benar dianggap paham dan
tuntas oleh guru.
Peran Guru dalam menggunakan Modul
Peran Siswa dalam menggunakan Modul
Komponen-komponen modul
Komponen modul terdiri atas
rumusan instruksional, petunjuk guru,
lembar kegiatan siswa, lembar kerja
siswa, kunci lembar kerja, lembar
evaluasi dan kunci lembar evalusi.
Langkah-langkah Penyusunan Modul
Prinsip-prinsip visual Modul
3. METODE PENGEMBANGAN
A.
Analisis Model Pengembangan
Berdasarkan
beberapa
model
pengembangan yang telah disebutkan pada
Bab II, maka model pengembangan yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
mengembangkan media cetak modul ini adalah
model pengembangan menurut Sadiman
B.
D.
Pelajaran IPA Pokok Bahasan Cahaya
SD
Dalam BSE (Karim S. dkk. 2008),
pada dasarnya IPA (sains) merupakan salah
satu kumpulan ilmu pengetahuan yang
mempelajari alam semesta.
E.
Karakteristik Siswa SD
Menurut Piaget, anak SD mengalami
tingkat perkembangan operasional konkrit
(usia 7-11). Periode ini anak mulai berpikir
rasional, anak memiliki operasi logis yang
dapat diterapkan pada masalah konkret. Ciri
perkembangan utama pada anak periode ini
ialah bila menghadapi suatu pertentangan
antara pikiran dan persepsi, anak akan
mengambil keputusan logis dan bukan
keputusan perseptual.
F. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang
dicapai siswa setelah melakukan kegiatan
belajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya
prestasi belajar dalam sekolah berbentuk
pemberian nilai (angka) dari guru kepada
siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah
menguasai
materi
pelajaran
yang
disampaikannya biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat
dan terdapat dalam periode tertentu.
G. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Dasar pertimbangan dalam mengembangkan
media
modul
cetak.
Pertimbangan
diantaranya adalah kurangnya ketersediaan
fasilitas untuk menunjang kemandirian siswa
dalam belajar IPA. Media cetak modul
merupakan media pembelajaran yang bersifat
mandiri, sehingga bisa dimanfaatkan untuk
mengembangkan
potensi
berpikir.
Pertimbangan
lain
adalah
dengan
menggunakan modul maka perbedaan
kemampuan siswa dalam belajar lebih
dihargai, karena siswa dapat belajar sesuai
dengan kemampuan masing-masing.
C.
3
Prosedur Pengembangan
1. Mengidentifikasi Kebutuhan
Pada
tahap
ini
peneliti
mengidentifikasi kebutuhan dan
karakteristik siswa dengan tujuan
untuk mengetahui permasalahan apa
yang dialami dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Merumuskan Tujuan
Pada tahap ini kegiatan yang
dilakukan
adalah
menentukan
rumusan tujuan yang ingin dicapai
dari sebuah pengembangan media.
3. Merumuskan Butir-butir Materi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini adalah mengumpulkan materi
yang disesuaikan dengan tujuan
secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan.
4. Mengembangkan Alat Pengukur
Keberhasilan
Berdasarkan tujuan pembelajaran,
peneliti dapat menyusun tes yang
akan digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan media.
5. Menulis Naskah Media
Kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini adalah menyusun bahan modul
yang telah dikumpulkan menjadi
draft.
6. Mengadakan Uji Coba dan Revisi
Uji coba merupakan sebuah tolok
ukur
yang
bertujuan
untuk
mengetahui
kelayakan
media,
selanjutnya hasil dari hasil uji coba
tersebut digunakan sebagai acuan
dalam melakukan revisi.
Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
Uji coba dari produk pengembangan
media modul ini dilakukan melalui
tiga tahapan, yaitu uji coba
perseorangan, uji coba kelompok
kecil, dan uji coba lapangan. Pada
tahap awal pengembang melakukan
uji
rancangan
modul
dengan
konsultasi pada ahli materi dan ahli
media. Konsultasi ini bertujuan untuk
Pengembangan Modul IPA Pokok Bahasan Cahaya Untuk Kelas V Semester II Di SDN WedoroKlurak
Sidoarjo
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 216
mendapatkan saran dan masukan
tentang pengembangan lebih lanjut.
Hasil
dari
kegiatan
awal
pengembangan adalah konsep dasar
yang nantinya akan dijadikan sebagai
bahan pembuatan modul cetak.
2. Subjek Uji Coba
Subyek dalam pengembangan
modul cetak IPA “Cahaya” ini adalah
sejumlah individu yang turut serta
dalam uji coba yang dilakukan oleh
peneliti. Dalam pengembangan ini,
subyek uji coba pengembangan modul
cetak terdiri atas :
a. Ahli Materi
Ahli materi guru kelas V SDN
Wedoro Klurak Sidoarjo.
b. Ahli Media
Ahli media dosen dari Fakultas
Ilmu Pendidikan
c. Siswa kelas V SDN Wedoro
Klurak Sidoarjo
D.
Teknik Analisis Data
Teknis analisis data menggunakan
obeservasi, wawancara untuk ahli media dan
ahli materi dan angket untuk siswa
Kriteria-kriteria tersebut adalah:
80% - 100% = baik sekali
70% - 79%
= baik
60% - 69%
= cukup
< 60%
= kurang
(Sudijono, 2009:45)
.
4.
A.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Berdasarkan hasil uji coba kepada ahli
materi dan ahli media diperoleh data
kuantitatif yang menunjukan bahwa
modul cukup bagus sehingga dengan
adanya pengembangan modul tersebut
dapat menambah fasilitas media
pembelajaran
dan
kemudian
menghasilkan data kualitatif yang
menyatakan
bahwa
modul
berkategorikan baik, sehingga modul
yang diproduksi layak dimanfaatkan
karena membantu guru dalam
menerangkan materi.
2. Media
modul
IPA
Cahaya
dikembangkan berdasarkan kebutuhan
di SDN Wedoro Klurak Sidoarjo, agar
siswa dapat belajar mandiri sesuai
dengan standar isi mata pelajaran IPA
dan dapat meningkatkan prestasi
belajar.
B.
Saran
1. Modul cetak ini didesain dilengkapi
dengan
lembar
kerja
siswa.
Pemanfaatan modul ini dalam
pembelajaran, guru memberikan
kepercayaan pada siswa untu dapat
belajar mandiri dan guru tidak lagi
menjadi sumber informasi tunggal
di dalam kelas, melainkan guru
berperan sebagai fasilitator.
2. Produk pengembangan ini tidak
hanya terfokus pada materi IPA
tentang Cahaya, tetapi dapat
dikembangkan
pada
bab
selanjutnya seperti Alat bantu
Pengelihatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.
2006.
Prosedur
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Arthana dan Damajanti. 2005. Evaluasi Media
Pembelajaran. Surabaya.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional
Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mustaji.2008.
Pembelajaran
Mandiri.
Surabaya: Unesa FIP.
Rahayu, Tri dan Tristiasdi. 2004. Observasi
dan Wawancara. Malang: Bayumedia
Publishing
Rusijono dan Mustaji. 2008. Penelitian
Teknologi Pembelajaran. Surabaya:
Unesa University Press.
Sadiman, Arief. 2007. Media Pendidikan.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta :
Kencana.
Soeharto, Karti. dkk. 2008. Teknologi
Pembelajaran. Surabaya: Surabaya
Intellectual Club.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2007. Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruktional.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suryaningsih,
Nunik
Setiyo.
2010.
Pengembangan media cetak modul
sebagai media pembelajaran mandiri
pada mata pelajaran teknologi
Pengembangan Modul IPA Pokok Bahasan Cahaya Untuk Kelas V Semester II Di SDN WedoroKlurak
Sidoarjo
Informasi dan Komunikasi kelas VII
semester 1 di SMPN 4 Jombang.
Surabaya:
Skripsi
yang
tidak
dipublikasikan.
Syah, Mohibbin. 2008. Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu
dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Utomo, Tjipto. 1991. Peningkatan dan
Pengembangan Pendidikan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Vembriarto, St. 1975. Pengantar Pengajaran
Modul. Yogyakarta.
Warsita,
Bambang.
2008.
Teknologi
Pembelajaran:
Landasan
dan
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Wijaya, Cece,.dkk. 1988. Upaya Pembaharuan
Dalam Pendidikan dan Pengajaran.
Bandung: Remadja Karya.
Winkel.
2009.
Psikologi
Pengajaran.
Yogyakarta : Media Abadi.
5
Download