Variabel Komunikator

advertisement
MODEL KLASIK PENELITIAN
KOMUNIKASI MASSA
Jalaluddin Rakhmat, Bab IV;
Rakhmat Kriyantono, Bab VIII
Model Klasik Penelitian
Komunikasi Massa





Pengertian Model
Model Jarum Hipodermik
Model Uses & Gratifikasi
Model Agenda Setting
Model Difusi Informasi
Pengertian Model



Model adalah “gambaran” yang dirancang
untuk mewakili kenyataan.
Model didefinisikan sebagai “a replica of
the phenomena it attempts to explain”
(Runyon, 1977, dalam Rakhmat, 1998: 59)
Tujuan utama model adalah untuk
mempermudah pemikiran yang sistematis
dan logis.
Model . . .



1.
2.
3.
Model adalah tiruan realitas.
Burch dan Strater (1974, dalam Rakhmat, 1998:
60), menyebutkan keuntungan dan kerugian
model.
Keuntungan model:
Model yang memberikan informasi yang
berorientasi pada tindakan;
Model menyajikan informasi yang berorientasi
ke masa depan;
Model menunjukkan alternatif arah tindakan
untuk dievaluasi sebelum dilaksanakan.
Model . . .
4. Model menyajikan pemberian situasi masalah yang
kompleks secara formal dan berstruktur;
5. Model mencerminkan pendekatan ilmiah.

Kerugian model:
1.
Yang menggunakan model seringkali lupa bahwa
model hanyalah abstraksi kenyataan
2.
Faktor kuantitatif kemungkinan dihilangkan
3.
Proses membuat model sering sukar & mahal
4.
Yang menggunakan model seringkali sulit
mengubah modelnya
5.
Banyak model yang menganggap situasi dunia ini
“linear”
Model Jarum Hipodermik



Model ini muncul selama dan sesudah
Perang Dunia I.
Dalam bentuk eksperimen, model ini
dilakukan oleh Hovland, dkk.
Model Jarum Hipodermik merupakan model
penelitian komunikasi yang paling tua
(walau di Indonesia masih tetap
digunakan).
Model . . .


Model ini berasumsi bahwa komponenkomponen komunikasi (komunikator, pesan,
media) sangat perkasa dalam mempengaruhi
komunikasi.
Model ini disebut Jarum Hipodermik karena
dalam model ini dikesankan komunikasi
“disuntikkan” langsung ke dalam jiwa
komunikan.
Model . . .


Model ini juga disebut “Bullet Theory”
karena (Teori Peluru) karena komunikan
dianggap pasif menerima berondongan
pesan komunikasi.
Dalam model, direpresentasikan sebagai
berikut:
Model Jarum Hipodermik
Variabel Komunikasi
Variabel Komunikator
-Kredibilitas
-Daya tarik
-Kekuasaan
Variabel Pesan:
Variabel Antara
Perhatian
• Perubahan Kognitif
•Perubahan Afektif
Pengertian
-Struktur
-Appeals
Variabel Media:
Variabel Efek
Penerimaan
•Perubahan Behavioral
Model . . .





Operasionalisasi, model ini terutama digunakan
dalam penelitian persuasi.
Model ini pada umumnya diterapkan dalam penelitian
eksperimental.
Kredibilitas, terdiri dari dua unsur: keahlian &
kejujuran.
Keahlian diukur dengan sejauhmana komunikan
menganggap komunikator mengetahui jawaban
“benar”;
Kejujuran dioperasionalisasikan sebagai persepsi
komunikan tentang sejauhmana komunikator
berpihak tidak memihak dalam menyampaikan pesan
Model Uses & Gratifikasi



Konseptulisasi. Model ini digambarkan
sebagai “a dramatic break with effects
tradition of the past (Swanson, 1979, dalam
Rakhmat, 1998: 65).
Model ini berasumsi bahwa khalayak
dianggap aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhannya.
Asumsi yang dibangun dalam Uses and
Gratification adalah:
Asumsi Uses and Gratification
1.
2.
3.
Konsumsi media diarahkan oleh motif
(intentionality)
Perilaku media mencerminkan kepentingan
dan preferensi (selectivity).
Khalayak sebenarnya kepala batu
(stubborn) (Blummer, dalam Rakhmat,
1998: 65).
Model . . .


Konsep dasar teori ini diringkas oleh para
pendirinya (Katz, Blummer, Gurevitch,
1974).
Model yang diteliti adalah: (1) Sumber
sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan,
yang melahirkan (3) harapan-harapan dari
(4) media massa atau sumber lain,
menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan
media, dan menghasilkan (6) pemenuhan
kebutuhan, dan (7) akibat lain.
Model “Uses and Gratifications”
Anteseden
-Variabel Individual
-Variabel lingkungan
Motif
-Personal
-Diversi
-Personal identity
Penggunaan
Media
-Hubungan
-Macam isi
-Hubungan dengan
isi
Efek
-Kepuasan
-Pengetahun
-Kepuasan
Uses & Gratification . . .


Anteseden, meliputi variabel individual yang terdiri
dari demografis, seperti usia; serta variabel
lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan
struktur sosial.
Motif, dapat dioperasionalisasikan dengan cara:
unifungsional (hasrat melarikan diri, kontak
sosial); bifungsional (informasi-edukasi); empatfungsional (diversi-hubungan personal-identifikasi
personal & surveillance) (Katz dan Blummer, dalam
Rakhmat, 1998: 66)
Uses & Gratification . . .


Penggunaan Media, terdiri dari jumlah waktu
yang digunakan dalam berbagai jenis media,
isi media yang dikonsumsi atau dengan
media secara keseluruhan.
Efek media dapat dioperasionalisasikan
sebagai evaluasi kemampuan media untuk
memberikan kepuasan.
Model Agenda Setting




Konseptualisasi. Model Agenda Setting pada
dasarnya menghidupkan kembali model penelitian
Jarum Hipodermik, dengan fokus penelitian yang
bergeser.
Model ini mengasumsikan adanya hubungan positif
antara penilaian yang diberikan media dengan
perhatian khalayak.
Operasionalisasi. Model Agenda Setting dapat
dioperasionalisasikan dengan berbagai cara.
Model direpresentasikan dalam gambar berikut:
Model “Agenda Setting”
Vasriabel
Media Massa
•Panjang
•Penonjolan
•Konflik
Variabel
Antara
•sifat stimulus
•Sifat Khalayak
Variabel
Efek
•Pengenalan
•Salience
•Prioritas
Variabel
Efek Lanjutan
•Persepsi
•Aksi
Model Agenda Setting . . .



Observasi. Hampir semua penelitian yang
mengambil model Agenda Setting berkaitan
dengan peran media dalam bidang politik.
Studi empiris pertama yang menggunakan
model ini adalah Donald Shaw dan
McCombs (1977).
Penelitian dilakukan pada masa kampanye
presiden Amerika Serikat tahun 1972.
Model Agenda Setting . . .



Penelitian ini menemukan bahwa surat
kabar menentukan apa yang dianggap
penting oleh masyarakat.
Agenda televisi juga ditemukan berkorelasi
dengan agenda para pemilih.
Namun, penelitian lain (McLeod, Becker, dan
Byrnes, 1974), menemukan bukti yang
sangat kecil korelasi liputan media terhadap
penilaian salience terhadap issue yang
dilakukan responden.
Model Difusi Informasi



Konseptualisasi. “Penelitian Difusi adalah
penelitian yang berasal dari sosiologi.
Everett M. Rogers, adalah tokoh difusi yang
kemudian menjadi peneliti komunikasi.
Difusi adalah suatu proses komunikasi yang
menetapkan titik-titik tertentu dalam
penyebaran informasi melalui ruang waktu
dari satu agen ke agen lain.
Model Difusi Informasi
Anterseden
•Variabel Penerima
•Dimensi Inovasi
Variabel Media
Efek Difusi
•Terpaan Media
•Penggunaan Media
•Saluran Interpersonal
•Temporal
•Spasial
•Struktural
•Fasal
Model Difusi Informasi



Operasionalisasi. Dengan menggunakan
model ini, peneliti meneliti bagaimana inovasi
tersebar pada unit-unit adopsi.
Seberapa besar media massa mempengaruhi
efek difusi, ditentukan oleh variabel antara,
yang dalam model ini disebut anteseden.
Penelitian yang menggunakan model difusi
informasi pada umumnya adalah penelitian
korelasional.
Soal-soal:
1.
2.
3.
Jelaskan fungsi model dalam penelitian!
Kemukakan Model Jarum Hipodermik dan
korelasikan dengan penelitian!
Mengapa model penelitian Jarum
Hipodermik banyak dikritik untuk
diaplikasikan?
Soal-soal:
1.
2.
3.
Kemukakan asumsi dari Model Uses &
Gratifikasi!
Jelaskan model Uses & Gratifikasi dalam
aplikasi penelitian!
Jelaskan model penelitian Difusi Informasi
dan kemukakan aplikasi dalam penelitian
dengan menggunakan model ini!
Download