BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi II. 1.1 Pengertian Komunikasi Secara epistemologi istilah kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin yakni communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa diinterpretasikan dengan pemaknaannya adalah sama makna mengenai suatu hal. Komunikasi berlangsung apabila diantara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan terhadap suatu hal yang dikomunikasikan. Jika seseorang mengerti mengenai akan suatu hal yang disampaikan oleh orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan diantara mereka bersifat komunikatif (Effendi, 2004:30). Komunikasi sendiri adalah sebuah kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Tak hanya manusia, binatang juga melakukan proses komunikasi diantara sesamanya dengan bahasanya sendiri. Oleh sebab itu, Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii menyatakan bahwa komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas, jadi sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi (Cangara, 2005: 1). Sifat manusia untuk menyampaikan keinginan dan hasratnya kepada orang lain, merupakan awal dari keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis berdasarkan Universitas Sumatera Utara lambang-lambang isyarat (non-verbal), kemudian disusun untuk memberi arti setiap lambang- lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. Terdapat kesulitan dalam mendefinisikan atau menafsirkan komunikasi. Kesulitan ini muncul karena konsep komunikasi muncul karena konsep komunikasi itu sendiri adalah sesuatu yang abstrak dan mempunyai berbagai makna. Kesulitan lainnya karena makna komunikasi yang digunakan sehari-hari berbeda dengan penggunaan komunikasi yang dimaksud oleh para ahli komunikasi untuk kepentingan keilmuan. Carl Hovland (dalam Purba dkk, 2006:29), seorang sarjana psikologi yang menaruh perhatian pada perubahan sikap merumuskan komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikan). Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa ilmu komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Harold D.Laswell mengatakan bahwa cara yang tepat untuk menerangkan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Effendy, 2004:10) paradigma Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: − Komunikator − Pesan (message) − Media (channel) Universitas Sumatera Utara − Komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient) − Efek (effect, influence) Sedangkan menurut Fisher (Arifin, 2003: 20), komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos atau serba hadir, artinya komunikasi berada dimana pun dan kapan pun juga. II.1. 2 Proses Komunikasi Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “Transfer informasi” atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan (Ruslan, 2003 :73). Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar manusia. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses komunikasi terbagi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy, 2000 : 11). a. Proses Komunikasi secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, warna, gambar, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Universitas Sumatera Utara b. Proses Komunikasi secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media perantara. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) – yakni pikiran atau perasaan – yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dlam bentuk surat, telepon, radio da lain-lainnya yang jelaa tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya. II.1. 3 Elemen-elemen Komunikasi Rasberry dan Lindsay (Pohan, 2005 : 55) merinci elemen-elemen komunikasi yang biasanya terjadi dalam peristiwa proses komunikasi manusia dengan relative lebih lengkap, antara lain: Universitas Sumatera Utara 1) Sumber (source, encoder, communication, sender, initiator), adalah setiap orang (kelompok, lembaga) yang mengambil inisiatif, memprakarsai penyampaian pesan-pesan, ide-ide, buah pikiran, gagasan. 2) Penyandian (enconding), sintem saraf pusat dari komunikator atau inisiator mengubah rangsangan pikiran dan ide-ide itu dari symbol, tanda, lambang, bunyi, dan suara gerak tubuh guna membawa pesan secara sempurna. 3) Pesan-pesan (messages), adalah keseluruhan dari system symbol, kata-kata, bunyi, ekspresi muka, ekspresi vokal, gerak tubuh, penampilan dan lain-lain yang membawa makna tertentu bagi penerima (receiver) atau pendengarnya. 4) Pengiriman atau penyampaian (transmission), pesan-pesan yang sudah diinformasikan dalam bentuk bahasa verbal dan nonverbal tersebut dikirim kepada lingkungan, ini memungkinkan ketersediaan dan kemudahan bagi penerima sehingga otak dan otot penerima menanggapinya dalam berbagai bentuk reaksi seperti suara, gerakan tubuh dan sebagainya. 5) Saluran (channel, medium), adalah sarana terpilih seperti: surat, telepon, tatap muka dan lain-lain untuk melalui mana pesan-pean dikirim kepada orang yang dituju (individu, kelompok kecil, group, organisasi) 6) Penerima (receiver), adalah penerima,pendengar, mitra bicara dimana tanggapannya tergantung pada sejauh mana ketepatan atau ketelitian dalam mengutamakan pemilihan rasa, kebutuhan, lingkungan, dan pemahaman terhadap pesan serta menaruh kepercayaan terhadap kejujuran komunikator. Universitas Sumatera Utara 7) Pemaknaan sandi (decoding) atau menterjemahkan sandi, adalah proses mental (psikologis) dimana penerima menterjemahkan (decoding) symbol bahasa verbal dan nonverbal yang digunakan komunikator tersebut ke dalam pengertiannya. 8) Penafsiran pesan (interpreting), adalah proses menyeleksi secara mental dalam diri penerima dalam menafsirkan pesan yang diterimanya menurut kompleks latar belakang seperti: pengetahuan, sikap, pengalaman, tingkat pendidikan dan budaya serta sistem sosial dimana penerima hidup dan dibesarkan. 9) Umpan balik (feedback), adalah tanggapan kembali penerima (receiver) terhadap pesan yang dapat dipahami dan dirasakan kembali kepada komunikator. Kemampuan ketepatan komunikator menangkap keseluruhan tanggapan penerima (receiver) yang diungkapkan baik secara sadar maupun tidak sadar, dinyatakan dalam kompleks tanggapan berupa ekspresi vokal, ekspresi muka, dan petunjuk nonverbal lainnya, keseluruhan tanggapan kembali tersebut sangat penting bagi pengukuran efektivitas sejauh mana tingkat keberhasilan komunikasi tercapai. II.1. 4 Fungsi Komunikasi Effendi (2000 : 27) menjelaskan, apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran pesan dan berita, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide, maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut: 1) Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat Universitas Sumatera Utara mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2) Sosialisasi (pemasyarakatan) : Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarkat. 3) Motivasi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4) Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling tukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegitan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal. 5) Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6) Memajukan kebudayaan : Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya. Universitas Sumatera Utara 7) Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. 8) Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pendangan, dan keinginan orang lain. Sedangkan menurut Harold D. Lasswell, proses komunikasi di masyarakat menunjukkan tiga fungsi : 1) Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya. 2) Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of the components of society in making a response to the environment). 3) Penyebarluasan warisan sosial (transmission of the social inheritance). Disini berperan sebagai pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya. Aristoteles mengatakan suatu pesan akan terlaksana dengan baik hanya cukup dengan tiga unsur saja yaitu, sumber, pesan dan penerima. Sedangkan Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949) menyatakan bahwa proses komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitter, signal, penerima dan tujuan (Cangara, 2003:22). Universitas Sumatera Utara II.2 Teknologi Komunikasi Kecanggihan teknologi semakin berkembang sejalan dengan era yang semakin maju dan penelitian-penelitian baru yang dilakukan manusia untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru termasuk bidang komunikasi. Kata teknologi berasal dari asal kata Latin Texere yang berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun) (Rogers, 1986). Kata teknologi tidak hanya terbatas kepada penggunaan mesin-mesin, meskipun dalam pengertian sempit sering digunakan keterkaitan teknologi dan mesin dalam bahasa sehari-hari. Menurut BNET Business Dictionary (2008), Teknologi Komunikasi adalah sistem elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau kelompok orang. Teknologi komunikasi memfasilitasi komunikasi antar individu atau kelompok orang yang tidak bertemu secara fisik dilokasi yang sama. Teknologi komunikasi dapat berupa telepon, telex, fax, radio, audio video’ electronic, data incharge dan e-mail. Teknologi komunikasi adalah peralatan-peralatan perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai sosial yang mana individu mengumpulkan, memproses dan terjadi pertukaran informasi dengan individu lain (Rogers, 1986). Teknologi komunikasi dan informasi sebagai suatu produk dan proses telah berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan manusia dalam berbagai bentuk aplikasi. Tofler yang dikutip oleh Yusuf Hadi Miarso (2007) menggambarkan perkembangan itu sebagai revolusi yang berlangsung dalam tiga gelombang, yaitu: Universitas Sumatera Utara • Gelombang ke-1: timbul dalam bentuk teknologi pertanian yang telah berlangsung ribuan tahun • Gelombang ke-2: teknologi industri yang berlangsung hanya dalam masa 300 tahun, dan • Gelombang ke-3: merupakan revolusi teknologi elektronik dan informatika, yang berlangsung hanya dalam kurun waktu puluhan tahun saja. Secara umum perkembangan dalam era informasi menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: a. Meningkatnya daya muat untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasikan dan menyajikan informasi b. Kecepatan penyajian informasi yang meningkat c. Miniaturisasi perangkat keras yang disertai dengan ketersediaannya yang melimpah d. Keragaman pilihan informasi untuk melayani berbagai macam kebutuhan e. Biaya perolehan informasi, terutama biaya untuk transmisi data yang cepat dalam jarak jauh, yang secara relatif semakin turun f. Kemudahan pengunaan produk teknologi komunikasi dan informasi, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunaknya g. Kemampuan distribusi informasi yang semakin cepat dan luas, dan karena itu informasi lebih mudah diperoleh, denagn menembes batas-batas geografis, politis maupun kedaulatan Universitas Sumatera Utara h. Meningkatnya kegunaan informasi dengan keanekaragaman pelayanan yang dapat diberikan, hingga memungkinkan pemecahan masalah yang ada secara lebih baik serta dibuatnya prediksi masa depan yang lebih tepat (Miarso, 2007: 487488). Rujukan-rujukan penting yang terkandung dalam teknologi komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Miarso (2007: 491), sebagai berikut: 1. Proses harus rasional dan efisien 2. Harus mensistem karena segala sesuatu akan mempunyai dampak dan dipengaruhi oleh hal-hal lain dalam lingkungannya. 3. Harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala varibel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif, 4. Melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan, 5. Mengarah pada pemecahan masalah bersama, 6. Memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan, 7. Mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal, nasional, maupun internasional) untuk mencapai tujuan. Everett M. Rogers, 1986 dalam Bungin (2006: 111), mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif yang dikenal media komputer, video text, teleconferensing, TV kabel, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan Rogers itulah, maka Universitas Sumatera Utara masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari era media tulis dan cetak. Teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang berbicara tentang “revolusi teknologi” atau “ledakan informasi”. Beberapa teknologi baru yang sedang dalam proses pengembangan atau yang ada sekarang adalah videotape recorder, video cassette, TV kabel, surat kabar online, akses pelayanan informasi komputer dengan computer pribadi di rumah, internet dan world wide web, serta CDROM. Banyak teknologi ini mempunyai dampak yang dragmatis yaitu memberikan pengguna control yang jauh lebih banyak pada proses telekomunikasi dan informasi yang diterima (Severin dan Tankard, 2007: 305). Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi komunikasi adalah bagian daripada media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi dan CD. Perkembangan teknologi komunikasi seperti Blackberry telah mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. II.3 Blackberry Blackberry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan push email, telepon, sms, menjelajah internet dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Pennggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. Universitas Sumatera Utara Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research in Motion (RIM). Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga mengejutkan dunia. Saat ini siapa yang tidak kenal dengan smartphone Blackberry , fenomena gadget canggih ini yang menjadi kebutuhan fashion saat ini. Blackberry masuk dan diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh perusahaan operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama Blackberry. Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni Excelcom dan Telkomsel. Akibat tuntutan pemerintah Indonesia, Blackberry akhirnya membuka kantor perwakilan di Indonesia pada November 2010. Produk yang menjadi andalan Blackberry yaitu layanan push email-nya karena semua email baru, daftar kontak dan informasi kalender ‘didorong’ secara otomatis masuk kedalam Blackberry dan dengan push e-mail milik Blackberry pengiriman dan penerimaan e-mail dengan Blackberry dapat dengan mudah dilakukan dan tentunya e-mail yang dikirim dan diterima sudah mengalami proses kompresi dan scan di server Blackberry sehingga aman dari virus. Blackberry juga dapat menampung puluhan bahkan ratusan email yang masuk tanpa khawatir smartphone Blackberry akan mengalami hang asalkan memori yang kita cadangkan cukup besar untuk menampungnya. Selain itu fitur lain yang dimiliki Blackberry yaitu terseduanya beberapa fasilitas chatting Blackberry Messenger yaitu fasilitas chatting dengan memasukkan PIN Blackberry untuk menambah teman dan bertukar informasi seperti Yahoo Messenger jika Universitas Sumatera Utara untuk menambah teman anda, maka Blackberry memiliki fitur PIN Blackberry sebagai identitas. II.4 Kebutuhan Informasi Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar atau alasan berusaha (http://id.wikipedia.org/kebutuhan) Mc Quail berpendapat bahwa kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dan bahwa media massa sekalipun “kadang-kadang dapat membantu membangkitkan khalayak ramai suatu kesadaran akan kebutuhan tertentu yuang berhubungan dengan situasi sosialnya” (Lull, 1998:117) Aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan manusia dalam kehidupannya sehari-hari untuk mencapai sasaran tertentu biasanya akan memalui proses pemuasan akan kebutuhan. Jika seseorang merasa kesepian dan ingin bersosialisasi, tetapi malu dan terhalang dalam situasi sosial, dia dapat berpaling pada media untuk mendapatkan interaksi tidak langsung dan kemudian kebutuhannya pun terpuaskan sesuai apa yang dinikmatinya di media yang ia tunjuk. Dengan adanya kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media, sehingga khalayak akan memilih media yang diinginkannya. Untuk memenuhi kebutuhankebutuhan manusia tersebut dalam rangka memuaskan kebutuhan dalam penggunaan mereka terhadap media maka dikaitkanlah motif- motif tertentu dalam tindakan sosialnya. Universitas Sumatera Utara Barelson (1989) dalam (Rakhmat, 2004: 199) mengemukakan alasan khalayak membaca surat, alasan tersebut ternyata terbagi kedalam lima kategori membaca untuk memperoleh informasi, membaca untuk menadapat prrestise sosial, membaca untuk melarikan diri dari ketegangan atau stress, membaca sebagai kebutuhan sehari-hari dan membaca untuk mengetahui keadaan lingkungan sosial. Jika dihubungkan dengan penggunaan media, motif seorang anggota khalayak adalah untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fungsi media itu sendiri . adapun fungsi media yang sesuai dengan pendekatan uses and gratification adalah: 1. Informasi − Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia − Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, hal0hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan − Memuaskan rasa ingin tahu − Belajar. Pendidikan sendiri 2. Identitas diri − Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi − Menemukan model perilaku − Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) − Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3. Integrasi dan interaksi sosial − Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial Universitas Sumatera Utara − Memperoleh teman − Memperoleh pengetahuan tentang orang lain, empati sosial 4. Hiburan − Me;lepaskan diri atau terpisah dari permasalahan − Bersantai − Memperoleh kenikmatan jiwa (Mc Quail, 1996:72) Kebutuhan pada dasarnya memiliki kaitan erat dengan faktor motivasi. Pemenuhan kebutuhan informasi dilatarbelakangi oleh adanya motivasi tertentu yang ada dalam diri individu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasanalasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam perilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula pada tingakat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi semakin besar pula kemungkinan tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto dkk, 2004: 87). Dalam Rakhmat (2005: 205), Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Universitas Sumatera Utara Elihu Katz dalam (Nurudin, 2004: 184) mengidentifikasi lima kelompok yang dibutuhkan dalam hal penggunaan media, yaitu: 6. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 7. Kebutuhan Afektif (Affective Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 8. Kebutuhan Pribadi secara Integratif (Personal Integrative Needs) Kebutuhan individu yang terintegrasi melalui pengalaman dan sikap individu tersebut dalam memahami setiap sikap, tindakan dan pengalaman tersebut. 9. Kebutuhan Sosial secara Integratif (Social Integrative Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat beafiliasi. 10. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman. Dengan adanya Kebutuhan- Kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayal menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media, sehinngga khalayak akan memilih media yang diinginkannya. Universitas Sumatera Utara Keinginan dan kebutuhan masing-masingindividu berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga motif juga berbeda-beda. Motif seseorang bisa bersifat tunggal, bisa juga bergabung. Melihat berbagai motif yang berbeda antara orang-perorang, maka intensitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun akan berbeda sesuai dengan jenis motifnya. Dennis Mc Quial dkk dalam (Severin 2007:356), mereka menemukan 4 tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media – person interaction sebagai berikut: 1. Pengalihan pelarian dari rutinitas dan masalah ; pelepasan emosi 2. Hubungan personal manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan 3. Identitas pribadi atau psikologi individu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri, eksplorasi realitas dan sebagainya 4. Pengawasan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu sesorang melakukan atau menuntaskan sesuatu. II.5 Teori Uses and Gratification II. 5.1 Sejarah Teori Uses and Gratification Salah satu teori dalam komunikasi massa yang popular dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and Gratification. Model Uses and Gratification untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Barelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menegaskan bahwa bidang Universitas Sumatera Utara kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa yang persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan, apa yang dilakukan media untuk khalayak? (what do the media do to people?). Model Uses and Gratification menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak (Effendi, 2003: 289). Model ini merupakan suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Anggota khalayak diangggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah Uses and Gratification, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa komunikasi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Universitas Sumatera Utara Model Uses and Gratification dapat dilukiskan seperti terlihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2. Uses and Gratification Antaseden Motif Penggunaan Media Efek Variabel Individual Personal Hubungan Kepuasan Variabel Lingkungan Diversi Macam isi Pengetahuan Personal Identity Hubungan dengan isi (Rakhmat: 2004: 66) Antaseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. Motif dapat dioperasionalkan dengan berbagai cara: unfungsioanal (hasrat melarikan diri, kontak sosial atau bermain), bifungsional (informasi-edukasi, fantasist escapist, atau gratifikasi segera tertangguhkan), empat fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal dan surveillance; surveillance (bentuk-bentuk pencarian informasi), korelasi, hiburan, transmisi budaya) dan multifungsional. Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsuman media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalkan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan, sebagai depedensi media, dan sebagai pengetahuan (Rakhmat, 2004:65). Universitas Sumatera Utara Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara sosial dan sebagian orang merasa bahwa surat kabar merupakan hal yang tak tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada di dunia. Namun demikian, banyak juga yang mencari pelarian, relaksasi hiburan, dan prestise sosial. Orang-orrang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalan-persoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagian yang lain mencari bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca materi yang berkenaan denagn mode, resep makanan, ramalan cuaca maupun informasi yang bermanfaat lainnya. Apa yang mendorong kita untuk menggunakan media? Mengapa kita senang acara X dan membenci acara Y? Bila anda kesepian, mengapa anda lebih memilih mendengarkan music klasik dalam radio daripada membaca novel? Apakah media massa berhasil memenuhi kebutuhan kita? Inilah diantara sekian banyak pertanyaan yang berkenaan dengan Uses and Gratification. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Teori ini menekankan bahwa khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atau kebutuhan seseorang. Penggunaan isi media untuk mendapatkan pemenuhan atas kebutuhan seseorang atau Uses and Gratification salah satu teori dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekata ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku audiens hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan pesan media (Bungin, 2006:284). Universitas Sumatera Utara Efek merupakan perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan disampaikan media massa. Kita cenderung melihat efek media massa baik yang berkaitan dengan pesan maupun dengan media itu sendiri. Pendekatan kedua ialah melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa, penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perubahan perilaku atau dengan istilah lain perubahan kognitif, afektif dan behavioral. Pendekatan yang ketiga meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa individu, kelompok atau bangsa (Rakhmat, 2005: 218). Riset yang lebih mutakhir dilakukan oleh Dennis McQuail dan kawan-kawan dan mereka menemukan empat tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media – person interaction sebagai berikut (Severin dan Tankard 2007:356): 1. Pengalihan pelarian dari rutinitas dan masalah ; pelepasan emosi 2. Hubungan personal manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan 3. Identitas pribadi atau psikologi individu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri, eksplorasi realitas dan sebagainya 4. Pengawasan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu sesorang melakukan atau menuntaskan sesuatu. Universitas Sumatera Utara II. 5.2 Asumsi Dasar Teori Uses and Gratification Katz, Blumler & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori Uses and Gratification yaitu: 1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi lebih luas. Bagaiman kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Herbert Blumler dan Elihu Katz dalam Rakhmat (1993: 204) adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif dalam memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik didalam usaha memenuhi kebutuhannya. Universitas Sumatera Utara Menurut mereka, asumsi-asumsi dasar dari teori ini dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa mempunyai tujuan. Dalam proses komunikasi massa, banya inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia. Teori ini bertujuan untuk menjawab atau menjelaskan bagaimana pertemuan antara kebutuhan seseorang dengan media atau lebih khusus informasi yang terdap[at dalam media, terutama media massa. Konsep dasar dari model uses and gratification oleh para pendirinya Elihu Katz adalah sebagai berikut: (1) Sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan yang melahirkannya (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber yang menyebabkan (5) perbedaan pada terpaan media massa (keterlibatan dalam kegiatan lain) dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain seringkali akibat yang tidak dikehendaki. Oleh karena adanya kebutuhan manusia yanh berbeda maka khalayak cenderung memilih media atau jenis media yang dirasakan dapat memenuhi kebutuhan dan member kepuasan. Dengan perkataan lain, pendekatan uses and gratification menunjukka bagaimana tingkah laku khalayak bukanlah permasalahan penting, tetapi yang lebih utama adalah dapat memenuhi kebutuhan pribadi sosial khalayak. Jadi, penekanannya adalah khalayak menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Universitas Sumatera Utara