penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TWO STAY – TWO STRAY
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA MADRASAH TSANAWIYAH BANDUNG
Ai Nurhayati
NPM. 118612023
•
Siswa sulit menyukai matematika karena merupakan pelajaran yang sukar
sehingga hasil belajar siswa rendah (Ruseffendi : 2004)
•
Pembelajaran matematika pada umumnya kurang melibatkan aktifitas siswa secara
optimal sehingga siswa kurang aktif dalam belajar (sumarmo : 1994)
•
Para ahli di bidang pendidikan matematika merumuskan lima kemampuan matematis
yang harus dikuasai oleh siswa yaitu kemampuan pemahaman, penalaran, komunikasi,
pemecahan masalah dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan (Depdiknas: 2006).
•
Motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa MTs masih rendah sehingga siswa
perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya untuk mempelajari
matematika
untuk dipahami
• Model pembelajaran yang sesui untuk meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan
komunikasi matematis siswa adalah pembelajaran dengan model kooperatif, dan salah
satu model kooperatif itu adalah tipe Two Stay Two Stray (TS -TS)
Apakah peningkatan motivasi belajar siswa yang
mendapat pembelajaran dengan model kooperatif
tipe TS -TS lebih baik daripada motivasi belajar
siswa yang mendapat pembelajaran secara
konvensional?
Apakah peningkatan kemampuan komunikasi
matematis siswa yang mendapat pembelajaran
dengan model kooperatif tipe TS –TS lebih baik
daripada kemampuan komunikasi matematis siswa
yang mendapat pembelajaran secara konvensional?
Bagaimana aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran matematika dengan menggunakan
model kooperatif tipe TS-TS?
Untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa
yang mendapat pembelajaran dengan model
kooperatif tipe TS – TS lebih baik daripada yang
mendapat pembelajaran secara konvensional
Untuk mengetahui apakah kemampuan
komunikasi matematis siswa yang mendapat
pembelajaran dengan model kooperatif tipe TS – TS
lebih baik daripada yang mendapat pembelajaran
secara konvensional
Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa
selama mengikuti pembelajaran dengan model
kooperatif tipe TS – TS.
•
Bagi Peneliti
Memberikan gambaran dan informasi tentang peningkatan
motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis
siswa yang mendapat pembelajaran dengan model
kooperatif tipe Two Stay – Two Stray
•
Bagi guru
Memberi alternatif model pembelajaran matematika untuk
dapat dikembangkan menjadi lebih baik
•
Bagi siswa
Memberi pengalaman baru bagi siswa dan mendorong
siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran matematika
di kelas
• Model pembelajaran Two Stay – Two Stray adalah pembelajaran
kooperatif yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk
membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. (Lie, 2008
: 61)
•
Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
atau mendesak. (Sardiman, 2011 : 73)
• Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa
dalam menyatakan suatu situasi dengan gambar, tabel, atau
grafik, kemampuan siswa dalam menjelaskan ide atau situasi dari
suatu gambar atau grafik yang diberikan dengan kata-kata
sendiri, kemampuan siswa dalam menyatakan suatu situasi ke
dalam bentuk model matematika. (Sumarmo, 2005 : )
A. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ibrahim (2000), model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting dalam pembelajaran, yaitu:
1. Meningkatkan hasil belajar akademik
2. Penerimaan terhadap perbedaan individual
3. Pengembangan keterampilan sosial
Johnson dan Johnson (Lie, 2004) mengemukakan lima unsur pembelajaran
Kooperatif yaitu:
1. Saling ketergantungan yang positif
2. Tanggung jawab perseorangan
3. Tatap muka
4. Komunikasi antar anggota
5. Evaluasi proses kelompok
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray (TSTS)
a. Ciri-ciri model pembelajaran tipe TSTS, yaitu:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari
pada individu
b. Langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray
Langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray
(dalam Lie, 2002: 60-61) adalah sebagai berikut:
1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
2. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok
akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing
bertamu ke kelompok yang lain.
3. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu
mereka.
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri
dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
5. Masing-masing kelompok mencocokkan dan membahas
hasil-hasil kerja mereka
c. Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran kooperatif
model TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai
berikut:
1. Persiapan
2. Presentasi Guru
3. Kegiatan Kelompok
4. Formalisasi
5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
Adapun kelebihan dari model TSTS adalah sebagai berikut :
1. Dapat diterapkan pada semua kelas atau tingkatan
2. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna
3. Lebih berorientasi pada keaktifan.
4. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya
5. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.
6. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
7. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar
Sedangkan kekurangan dari model TSTS adalah:
1. Membutuhkan waktu yang lama
2. Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok
3. Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana
dan tenaga)
4. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Motivasi belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan model
kooperatif tipe TS – TS lebih baik daripada yang mendapat
pembelajaran secara konvensional.
Kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat
Pembelajaran dengan model kooperatif tipe TS – TS lebih baik
daripada yang mendapat pembelajaran secara konvensional.
•Variabel
bebasnya
adalah
perlakuan
pembelajaran dengan model kooperatif tipe
Two Stay – Two Stray pada kelas eksperimen.
• Variabel terikat adalah motivasi belajar dan
kemampuan komunikasi matematis siswa.
Desain Penelitian : Desain Kelompok
Kontrol Non Ekivalen
Populasi : seluruh siswa kelas VII MTs N 1 Bandung T.P
2012/2013
Sampel : dua kelas VII dari delapan kelas paralel yang ada
yaitu kelas VIIG sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIH
sebagai kelas kontrol
Pemilihan sampel dengan teknik Purposive Sampling.
1. Instrumen data Kuantitatif
Tes kemampuan komunikasi matematis siswa dengan memberikan
pretes dan postes.
2. Instrumen Data Kualitatif
a. Angket motivasi belajar siswa
Angket dengan menggunakan Skala Likert.
b. Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas siswa selama
mengikuti pembelajaran
c. Lembar Observasi
Digunakan untuk mengetahui apakah pembelajarannya mengunakan
model kooperaatif tipe Two stay – two stray atau tidak.
1.Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap Refleksi dan evaluasi


Analisis Data Kuantitatif
a. Analisis data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
menggunakan bantuan software SPSS
b. Analisis Data Postes
(i) Uji normalitas
(ii) Uji kemampuan komunikasi matematika
c. analisi data Peningkatan kemampuan Komunikasi matematis
siswa
Analisis Data Kuantitatif
a. Angket
b. Panduan wawancara
c. Jurnal
d. Lembar Observasi
Download