BAB 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya ( State Of The Art) State of the art dalam penelitian ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehinga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang akan dilakukan. Dari penelitian sebelumnya penulis tidak mendapatkan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis, namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Berikut daftar penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian penulis: Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya ( State Of The Art) NO JUDULPENELITIAN / NAMA/ NIM/TAHUN 1. TANGGAPAN MASYARAKAT DENGAN HADIRNYA CHANNEL TV EDUKASI DI INDONESIA (Studi Pada Masyarakat Jaga IV Desa Kalasey I Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa)/ Journal “Acta Diurna” Volume IV. No.1. Tahun 2015 TEORI PENDEKATAN/ JENIS METODE - Komunikasi - Komunikasi massa - Televisi - Uses and gratification - Kuantitatif - Deskriptif - Teknik Sampel 7 HASIL Tv edukasi memberikan manfaat yang sangat positif bagi masyarakat hal ini dikarenakan stasiun tv ini selalau memberikan program acara yang lebih memfokuskan pada unsur pendidikan 8 2. BEDAH RUMAH : KOMODIFIKASI KEMISKINAN DAN BUDAYA/ ANHAR WIDODO/ VOL 1. NO.2 JULI 2010 - The system of objects - perspektif neo marxis Komoditas telah menjadi tanda saussurian, dengan makna ditentukan secara arbiter oleh posisinya dalam sistem penanda yang merujuk pada dirinya sendiri. Dengan begitu konsumsi tidak dapat dipahami sebagai nilai guna tetapi sebagai konsumsi tanda Piagest Theory of Analysis data and Results 82% anak-anak memahami tentang perbedaan tayang program dan program komersil atau iklan, anakanak lebih mudah memahami program bergambar seperti kartun dari pada program komersial. Produksi nonkapitalis akan menghilang meskipun lambat dan akan digantikan oleh ekonomi terkomodifikasi, di mana barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kapitalis akan 3. Preschooler “ability to distiguish between television programming and commercials” / by Stephens, Nancy Cognitive Development Journal of Advertising, ISSN 009 1-3367, 01/1982, Volume 11, I ssue 2, pp. 16 - 26 4. A CRITICAL EVALUATION OF THE COMMODICATION THESIS COLIN C. WILLIAMS/ 2002 - Market, state and community - Literature 9 5. CHANNEL SURFING KNOWLADGE : A NARRATIVE CRITICISM OF EDUTAIMENT TELEVISION PROGRAMMING GORDON S. CARLSON / M.A., OREGON STATE UNIVERSITY, 2006 Television as medium Selected Units Analysis mendapatkan keuntungan dalam kondisi pangsa pasar. Memeriksa sejauh mana suesuatu non profitorientated dapat ditukaran menjadi uangkan Pemahaman edutainment di televisi dapat membantu memahami dan meningkatkan penegtahuan audiens 2.2. Landasan Konseptual 2.2.1. Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat mekanik yang mampu melipat gandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2002) dalam sejarah publisitik dimulai satu setengah abad setalah ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Sejak dari itu dikenal dengan zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa, sebaliknya zaman sebelumnya dikenal dengan prapublisitik. Komunikasi massa di adopsi dari istilah inggris mass communication, kependekan dari mass media communication (Komunikasi media massa). Artinya adalah komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar “orang banyak”, seperti orang-orang yang sedang mengerumuni penjual obat atau yang sedang bersama-sama berhenti menanti dibukanya pintu lintasan kereta api. Massa kita artikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran” (Berlo, 1960). 10 Media penyiaran, yiatu radio dan televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat banyak karenanya media penyiaran memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi pada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa. Kemampuan media penyiaran untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas menjadikan media penyiaran sebgai objek penelitian penting dalam imu komunikasi massa, disamping ilmu komunikasi lainnya, yaitu ilmu komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi. Keberadaan media (saluran atau channel) dalam komunikasi massa, menurut pakar komunikasi politik AS Harold D Laswell adalah mutlak. Saluran komunikasi atau media massa inilah yang akan menyalurkan atau menyebarkan pesan (message) dari komunikator ke komunikan dan akan memberikan efek pada keduanya. Ada empat aktivitas pokok yang menjadi fungsi media massa antara lain: (Sigit, 2004) 1. Pengawasan lingkungan. 2. Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan. 3. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi berikutnya. 4. Entertaimen. Keyakinan bahwa isi yang disebarkan oleh media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi massa depan masyarakat, memfokuskan pada cara-cara media mempengaruhi kita, banyaknya penggambaran seks dan kekerasan yang vulgar di media. Misalnya kemungkinan besar akan mempengaruhi pemirsa sehingga dalam kehidupan nyata orang akan lebih di dominasi oleh perbuatan yang tidak baik dan dapat merugaikan orang banyak. Media juga dapat (reflector) atau mencerminkan (mirror) masyarakat, peran utama media adalah untuk mencerminkan kembali kepada peristiwa-peristiwa, perilaku, identitas, hubungan sosial atau nilai-nilai yang penting. Keberadaan media dikarenakan cara-cara media mengikuti perubahan dimasyarakat ketimbang media menyebabkan perubahan di masyarakat. Kekuatan media massa terutama berkaitan dengan pers surat kabar (newspaper) yang baru dan popular umumnya di danai oleh iklan (advertising) komersial, kontennya dicirikan dengan kisah berita (news). Kontrolnya sering kali terkonsentrasi di tangan para penguasa pers dan pada hasilnya terdapat potensi pengaruh media terhadap massa jika diatur dan diarahkan dengan efektif. Media 11 massa memiliki kekuatan potensial bagi keserasian hubungan jenis baru yang mampu menghubungkan individu-individu yang tersebar ke dalam pengalaman bersama ditingkat nasional, kota, dan lokal. Sesungguhnya isi media tidak mencerminkan peristiwa secara netral dan sempurna, media terlebih dahulu menyeleksi apa yang akan dimasukkan dalam berita dan media menyajikan unsur-unsur yang mereka masukan itu dengan cara-cara yang sangat khusus. Jadi media tidak menyajikan kepada kita sebuah cermin yang untuh melainkan suatu susunan representasi dunia yang sudah diseleksi dan dikemas sedemikian rupa. Pendidikan yang didasarkan dari komunikasi media massa dapat menjadi kekuatan yang efektif untuk pencerahan publik, meningkatkan dan meneruskan institusi baru dari sekolah, perpustakan publik dan pendidikan popular. Potensi positif dalam media juga memandang diri mereka telah membuat kontribusi bagi kemajuan dengan menyebarkan informasi dan ide. Dengan seiring nya perkembangan teknologi dan meningkatkannya kebutuhan media massa pencarian keuntungan pihak media yang mereka lakukan dalam pasar yang semakin kompetitf dimana hiburan memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada pendidikan atau seni. Maka dari itu adanya tayangan program edutainment dapat membantu dalam pembelajaran dan perkembangan pengetahuan, wawasan para audiens khususnya audiens anak-anak. Jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Berbagai penggunaan dan pemuasaan terhadap media ini dapat dikelompokkan ke dalam empat tujuan, yaitu pengetahuan, hiburan, kepentingan sosial dan pelarian (Morrisan, 2013). • Pengetahuan Seorang menggunakan media massa untuk mengetahui sesuatu atau memperoleh informasi tentang sesuatu. Hasil survey menunjukkan alasan orang menggunakan media anatara lain : saya ingin mengetahui apa yang terjadi di dunia, saya ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh para politisi. 12 • Hiburan Kebutuhan dasar lainnya pada manusia adalah hiburan dan orang mencari hiburan salah satunya kepada media massa. Hiburan dapat diperoleh melalui beberapa bentuk yaitu : a. stimulasi atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin. b. relaksasi atau santai yang merupakan bentuk pelarian dari tekanan dan masalah. • Kepentingan sosial Kebutuhan ini diperoleh melalui pembicaraan atau diskusi tentang sebuah program televisi, film terbaru, atau program radio siaran terbaru. Isi media menjadi bahan perbincangan yang hangat, media memberikan kesamaan landasan untuk membicarakan masalah sosial. Dengan demikian, media juga berfungsi untuk memperkuat hubungan dengan keluarga, teman, dan yang lainnya dalam masyarakat. • Pelarian Orang menggunakan media tidak hanya untuk tujuan santai tetapi juga sebagai bentuk pelarian. Orang menggunakan media massa untuk mengatasi rintangan antara mereka dengan orang lain, atau untuk menghindari aktivitas lain. Unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message), saluran (channel), dan penerima (receiver) serta efek (effect). Menuru Laswell guna memahami komunikasi massa kita harus memahami unsur-unsur itu yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which channel to whom and with what effect ? (Wiryanto, 2000) 1. Unsur Who (sumber atau komunikator) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau institutionalized person yang dimaksud dengan lembaga atau organisasi adalah perushaan surat kabar stasiun radio, stasiun televisi, studio film, penerbit buku atau majalah. Sebaliknya yang dimaksud dengan institutionalized person adalah orang, seperti redaktur surat kabar yang melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu ia 13 memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan dengan berbicara tanpa fasilitas organisasi. 2. Unsur says what Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat banyak jumlahnya. Dalam (Wiryanto, 2000) Charles Wright, 1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi media massa sebagai berikut: a. Publicly Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditunjukkan kepada perorangan-perorangan tertentu yang eksklusif, melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. b. Rapid Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat dan simultan. c. Transient Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk tujuantujuan yang bersifat permanen. 3. Unsur in which channel Unsur ini menyangkut semua peralatan menarik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran ini pesan-pesan tidak dapat menyebar secara cepat, luas dan simultan (Wiryanto, 2000). 4. Unsur to whom (penerima atau mass audience) Menurut Charles Wright dalam (Wiryanto, 2000) unsur ini memiliki karakteristik, yaitu: a. Large Besarnya mass audience adalah relatif dan menyebar dalam berbagai lokasi. Ukuran untuk large biasanya digunakan suatu prinsip, pihak komunikator pada dasarnya tidak dapat mengadakan interaksi secara tatap muka dengan khalayak. 14 b. Heterogen Komunikasi massa tidak ditujukan kepada audiens tertentu yang eksklusif,. melainkan untuk sasaran-sasaran yang menduduki berbagai posisi seperti orang-orang dari berbagi tingkat social, jenis kelamin, pendidikan dan tempat tinggal. c. Anonim Anonim diartikan sebagai anggota mass audience. Pada umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator (vice versa). 5. Unsur with what effect (unsur atau akibat) Unsur ini sesungguhnya lekat pada unsur audiens. Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri audiens sebagai akibat keterpaan pesan-pesan media. David Berlo mengklasifikasikan efek atau perubahan kedalam tiga katagori yaitu perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap dan perilaku nyata. 2.2.2. Fungsi Komunikasi Massa Wilbur Schramm dalam (Wiryanto, 2000) komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan encoder. Komunikasi massa meng-decode lingkungan sekitar untuk kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi teradinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara hubugan kita dengan masyarakat lain yang serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa mampu memperluas pandangan, pendengaran, dalam jarak yang hampir tidak terbatas, dan dapat melipat gandakan suara dan kata-kata secara luas. Pendapat Schramm, menyebutkan fungsi-fungsi komunikasi media massa sebagai berikut : a. Surveilance of the environment fungsinya sebagai pengamatan lingkungan, yang oleh Schramm disebut sebagai decoder yang menjalankan fungsi The watcher b. Correlation of the partsof society in responding to the environment 15 fungsinya menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. Schramm menambahkan fungsi ini sebagai interpreter yang melakukan fungsi The forum c. Transmision of the social heritage form one generation to the next fungsinya penerusan atau pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Schramm menanamkan fungsi ini sebagai encoder yang menjalankan fungsi The Teacher Berita di media seperti mata berfungsi mengawasi ligkungan, memberitahukan kepada masyarakat tentang kejadian-kejadian yang sedang terjadi atau ramai diperbincangkan oleh khalayak. Berita-berita media juga berfungsi sebagai teacher. Artinya adanya penerusan nilai-nilai informasi, tradisi, dan keyakinan dari berbagai kelompok di dalam masyarakat, berita atau informasi yang diberikan oleh media tentunya juga dapat menyediakan hiburan masyarakat. Dengan demikian, suatu informasi sering tidak hanya berfungsi sebagai informative, melainkan juga dapat merangsang timbulnya diskusi-diskusi (forums), penerusan nilai-nilai (teacher) dan juga terkadang memberkan hiburan untuk masyarakat (entertainment). 2.2.3. Proses Komunikasi Massa Proses komunikasi massa dapat dibahas dengan model S-M-C-R-E. Pembahasaan ini memfokuskan bagaimana media komunikasi dapat mencapai dan mempengaruhi khalayaknya. Model ini mengikuti formula C-R-E, pusat perhatian ditujukan kepada arus komunikasi massa, dimulai dari pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa sampai pada tanggapan atau efek pesan dari anggota-anggota di dalam mass audience. Berikut adalah bagan model C-R-E : 16 Gambar 2.1. proses komunikasi massa Dari bagan diatas menjelaskan, pengertian proses dalam arti yang sempit. Proses hanya menggambarkan aliran pesan media kepada khalayak. Dengan bantuan mode ini kita dapat memfokuskan perhatian pada aliran pesan-pesan komunikasi massa sejak disebarluaskan melalui media massa hingga mencapai dan memperoleh efek dari khalayak massa (mass audience) yang terakhir. Walaupun demikian jalannya suatu pesan media tidak sesederhana yang dibanyangkan atau diperkirakan oleh banyak orang. 2.2.4. Monopoli Nilai Peristiwa Nilai berita diposisikan sebagai industri media yang menyediakan prosedur standart untuk menyeleksi, mengolah dan memproduksi porsi yang berbeda-beda pada peristiwa, informasi dan sumber yang begitu melimpah. Faktor-faktor yang menciptakan nilai berita tersebut seperti proksimitas, kehebatan peristiwa (magnitude), penonjolan kejadian atau orang (prominence), sangat penting kejadiaanya (importance), besarnya dampak sebuah peristiwa (impact), (sigit, 2004). Arogansi media didasari pemahaman dan fakta bahwa stasiun radio atau televisi merupakan media yang sangat efektif untuk mempengaruhi massa dan menjatuhkan pimpinan yang berkuasa. Sebagai contoh tahun 1984 rakyat Filipina menuntut mundur Marcos, di Afrika Selatan televisi sering memberitakan kekerasan kulit putih atas kulit hitam sehingga pemerintahan Apatheid runtuh dan sebagainya. Dari berbagai fakta tersebut, Adian Husaini menilai bahwa semua sepakat, pers adalah kekuatan (power) yang dasyat yang sanggup menggoyang suatu rezim. Media 17 sering ditempatkan sebagai salah satu variabel determinan. Bahkan media terlebih dalam posisinya sebagai institusi informasi, dapat dipandang sebagai faktor yang paling menentukan dalam proses-proses perubahan sosial-budaya dan politik Dampak yang ditimbulkan media sebagaimana dampak komunikasi pada umumnya, yang dapat diklasifikasikan menurut kadarnya: 1) dampak kognitif, yaitu perubahan pada intelektualitas komunikan (bertambahnya pengetahuan). 2) dampak afektif, yaitu lebih tinggi dari dampak kognitif. Tujuan dari komunikator bukan hanya membuat tahu komunikan, tetapi menggerakkan hati atau perasaan; komunikan diharapkan menjadi iba, sedih, gembira, marah dan sebagainya. 3) dampak behavioral, yaitu perubahan tingkah laku pada komunikan. 2.2.5. Ekonomi Politik Komunikasi Dalam jurnal komunikasi (Isma Adila Vol. 1, No.1, April 2011ISSN: 2088981X), Ekonomi politik komunikasi adalah istilah yang digunakan secara umum untuk memadukan kerangka teoritik komunikasi dengan kerangka teoritik politik dan ekonomi. Ketertarikan pada kajian ekonomi dan politik menjadikan komunikasi menjadi ranah yang rentan terhadap pengaruh keduanya. Sebagai entitas yang dikonstruksi oleh media, apa yang disebut sebagai komunikasi sering merepresentasikan kepentingan ekonomi sekaligus politik tertentu. Vincent Mosco dalam Jurnal Komunikasi Isma Adila (Vol. 1, No.1, April 2011ISSN: 2088-981X) menerangkan dalam bukunya “The Political Economy Of Communication” menyebutkan bahwa definisi ekonomi politik adalah : “the study of relations, praticulary the power relations, that mutually constitute the production, distribution, and consumption of resources”. Atau dalam kata lain, pendekatan ini berdasarkan pada pengertian ekonomi politik sebagai studi mengenai relasi sosial, khususnya yang menyangkut relasi kekuasaan, baik dalam produksi, distribusi dan konusmsi sumber daya dalam ekonomi politik komunikasi. Perkembangan zaman telah membuat banyaknya perubahan dalam segi apapun, pada komunikasi juga banyaknya perubahan ditandai dengan adanya kekuasaan dalam hal berkomunikasi seperti banyak orang penting atau petinggi yang 18 membeli komunikasi dengan kekuasaannya, yang dimaksutkan adalah seorang yang mempunyai kekuasaan atau jabatan pada zaman ini dapat membeli media untuk kepentingannya sendiri, dapat didefinisikan juga ekonomi politik merupakan salah satu cara atau perspektif untuk melihat dan menganalisi suatu isu atau fenomena komunikasi. Ekonomi politik merupakan salah satu cara atau perspektif untuk melihat dan menganalisis suatu isu atau fenomena komunikasi. Dalam menganalisis isu atau fenomena tersebut, terdapat 4 karakter penting dari perspektif ekonomi politik yaitu, ekonomi politik berdasar dari kajian perubahan sosial dan trasformasi historis, menjelaskan tentang totalitas dari relasi sosial yang membentuk ranah ekonomisosial-budaya, berkomitmen pada filsafat moral dan memiliki ketertarikan atas nilai sosial serta prinsip moral, dan yang terakhir adalah sosial praksis yang artinya fenomena tersebut memang terjadi dalam realitas. Komodifikasi menurut Karl Marx ialah kekayaan masyarakat dengan menggunakan produksi kapitalis yang berlaku dan terlihat seperti, “kumpulan komoditas (barang dagangan) yang banyak sekali” ; komoditi milik perseorangan terlihat seperti bentuk dasar Teori-teori budaya kurang tertarik dengan konsekuensi jangka panjang dari media terhadap tatanan sosial ia lebih tertarik melihat bagaimana media memengaruhi kehidupan individu sesehari-hari. Teori-teori ekonomi politik, sebaliknya adalah teori budaya pada level makro, atau kita sebut makroskopik . teoriteori ekonomi politik kurang tertarik dengan penjelasan detail yang berkembang tentang bagaimana individu-individu dipengaruhi oleh media. Ia lebih tertarik pada bagaimana tatanan sosial secara keseluruhan dipengaruhi. Teori kritis (critical teori) teori tersebut dengan terbuka mendukung nilai-nilai tertentu dan menggunakannya untuk menilai dan mengkritik, dimaksudkan untuk tujuan perubahan sosial jelas akan menerapkan nilai-nilai mereka (Baran dan Davis, 2010) dalam buku komodifikasi dan komunikasi (2014). Tema dasar umum teori media kritis adalah bahwa produk isi media begitu terkendala karena media tak terelakan memperkuat status quo dan meremehkan upaya-upaya yang dianggap bermanfaat untuk melakukan atau mempengaruhi perubahan sosial konstruktif. Vincent Mosco dalam bukunya (Political Economy of Communication) menjelaskan bahwa Spasialisasi adalah “The process of over 19 coming the constraints of space and time in social life”. Seorang sosiolog Prancis, Henri Levebfre berpendapat bahwa spasialisasi adalah “The institutional extension of corporate power in the communication industry”, Henri Lefebvre (1979). Dalam bukunya (The Production of Space), berpandangan bahwa ada beberapa level dari ruang, dari yang paling abstrak, kasat mata, ruang alamiah menuju ruangan yang lebih kompleks yang maknanya diproduksi secara sosial (sosial space). Argumen Lefebvre dalam The Production of Space adalah Ruang sebagai produk sosial, atau konstruksi sosial yang kompleks (berdasarkan nilai dan produksi sosial atas makna) yang mempengaruhi praktek ruang dan persepsi atas ruang (Adila, 2011) Kekuatan utama pendekatan ekonomi politik terletak pada kapasitasnya untuk membuat proposisi yang dapat diuji secara empiris mengenai tujuan pasar walaupun jumlahnya sangat banyak dan rumit. Meskipun pendekatan ini berpusat pada aktivitas media sebagai suatu proses ekonomi yang mengarah pada komoditas (konten atau produk media), terdapat varian pendektan ekonomi politik yang mengusulkan bahwa produk utama media adalah khalayak. Teori Ekonomi Politik Kritis: Proposisi Utama (McQuail, 2010) • kontrol dan logika ekonomi selalu menentukan • struktur media selalu cenderung ke arah monopoli • konten dan khlayak dijadikan komoditas (komodifikasi) • keanekaragaman yang sesungguhnya menurun • oposisi dan suara alternatif terpinggirkan • kepentingan publik dalam komunikasi dikesampingkan demi kepentingan privat • akses pada keuntungan komunikasi tersebar secara tidak merata Peranan media sekarang makin menjadi industri atau institusi bisnis yang besar meski tanpa meninggalkan bentuknya sebagai institusi masyarakat. Karenanya, pemahaman tentang prinsip-prisip utama strukutur dan dinamika media menurut analisis ekonomi, selain juga analisis sosial-budaya dan politik. 20 Ekonomi dan Penguasaan Media Selain politik dan sosial-budaya media tumbuh sebagai respon terhadap kebutuhan sosial dan budaya individu dan masyarakat, media pada umumnya dikelola sebagai perusahaan bisnis. Kecenderungan ini semakin meningkat pada perkembangan zaman belakangan ini dengan beberapa alasan, khususnya karena signifikansi ekonomis dan industrial seluruh sector komunikasi dan informasi kekuatan ini juga didasari karna adanya faktor kekuatan politik dan ekonomi ang bekerja membentuk institusi media. Dalam buku Teori komunikasi massa, (McQuail, 2009) institusi media yang tidak biasa adalah bahwa aktivitasnya tidak terpisahkan secara ekonomi maupun politik, sekaligus sangat tergantung dari teknologi yang terus-menerus berubah, Aktivitas ini melibatkan produksi barang dan layanan yang sering kali bersifat pribadi (konsumsi bagi kepuasan pribadi individu) dan publik (dipandang perlu bagi bekerjanya masyarakat sebagai keseluruhan dan juga pada ranah pubilk). Kekuasaan dan materi bagi perkembangan sangatlah dimanfaatkan bagi orang-orang yang mempunyai kepentingan individu tanpa memikirkan layaknya isi media tersebut bagi masyarakat luas. Sejauh ini, media didiskusikan lebih sebagai institusi masyarakat, bukan sebagai industri namun, media kini menjadi industri tanpa meninggalkan bentuknya sebagai institusi masyarakat dan pemahaman tentang prinsip-prinsip utama struktur dan dinamika mendia menuntut analisis ekonomi. 21 Gambar 2.2. media pusat tumpang tindih Media secara umum harus beroperasi secara keseluruhan atau sebagian menurut dikte ekonomi pasar bahkan dalam aspek ini, media dapat menarik perhatian pemeritah untuk alasan yang sama yang membuat bisnis pribadi menjadi subjek berbagai bentuk regulasi hukum dan ekonomi (McQuail, 2010) 2.2.6. Komodifikasi Menurut Vincent Mosco Komodifikasi digambarkan sebagai sebuah perubahan nilai fungsi atau guna menjadi sebuah nilai tukar. Adapun bentuk-bentuk komodifikasi dalam ekonomi politik media Menurut (Mosco, 2009), antara lain adalah: 1. The Commodification of Content (Komodifikasi Isi) Merupakan proses perubahan pesan dari kumpulan informasi ke dalam sistem makna dalam wujud produk yang dapat dipasarkan. Dalam penjelasan lainnya disebut sebagai proses mengubah pesan dalam sekumpulan data ke dalam sistem makna sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang bisa dipasarkan. 22 2. Commodification of Audience (Komodifikasi Khalayak) Merupakan proses modifikasi peran pembaca/khalayak oleh perusahaan media dan pengiklan, dari fungsi awal sebagai konsumen media menjadi konsumen khalayak selain media. Pada proses ini, perusahaan media memproduksi khalayak melalui sesuatu program/tayangan untuk selanjutnya dijual kepada pengiklan. Terjadi proses kerja sama yang saling menguntungkan antara perusahaan media dan pengiklan, dimana peusahaan media digunakan sebagai sarana untuk menarik khalayak, yang selanjutnya di jual kepada pengiklan. Komodifikasi khalayak terbagi menjadi dua (3) yaitu: • Komodifikasi Intrinsik atau isi merupakan proses perubahan pesan dari kumpulan informasi ke dalam sistem makna sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang bisa dipasarkan. • Komodifikasi Ekstrinsik proses ini perusahaan media memproduksi khalayak melalui sesuatu program atau tayangan untuk selanjutnya dijual kepada pengiklan. Terjadi proses saling menguntungkan antara perusahaan media dan pengiklan dimana perusahan media digunakan sebagai sarana untuk menarik khalayak yang selanjutnya dijual kepada pengiklan. • Komodifikasi Sibernetik tayangan diproduksi bukan berdasarkan pada nilai guna tetapi melainkan pada nilai tukar. Artinya suatu tayangan diproduksi bukan semata-mata memiliki nilai kegunaan bagi khalayak melainkan lebih karena sesuatu itu bisa dipertukarkan di pasar. Dengan demikian orientasi produksi bukan untuk memenuhi kebutuhan objektif masyarakat tetapi lebih mendorong akumulasi modal. 3. Commodification of Labor atau komodifikasi pekerja Merupakan transformasi proses kerja dalam kapitalisme, dimana keahlian dan jam kerja para pekerja dijadikan komoditas dan dihargai dengan gaji. Buruh merupakan kesatuan konsep dari pembuahan, atau kekuatan invasi, imagine dan pekerjaan desain dan pelaksanaan, atau kekuatan untuk melaksanakannya. Komodifikasi dalam artian umum menggambarkan tentang hal yang sebelumnya dimiliki bersama dan dapat dikonsumsi bersama-sama tanpa ada 23 tuntutan atau kriteria apaun menjadi suatu hal yang memiliki nilai jual dan dapat dikomersialkan di pasaran. Semua tayangan program pasti memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan dari pengikalan yang akan beriklan dalam tayangan programnya. Maka dari itu pihak televisi memodifikasi tayangan program yang dapat diminati para audiens yang nantinya banyaknya audiens dapat diperjualkan kepada para pengiklan. Adanya teori komodfifikasi menjelaskan bagaiamana suatu tayangan program telah beralih fungsi dari penyampaian informasi atau pesan yang mempunyai tujuan untuk memuaskan rasa pengetahuan audiens, menjadi tayangan program yang berisikan konten atau isi yang komoditas untuk mendapatkan profit. Praktek-praktek komodifikasi menurut (Mosco, 2009) pada media televisi ditandai dengan diubahnya konten/isi media menjadi komoditas untuk mendapatkan profit. Salah satu strategi dalam pencapaian tersebut ialah memproduksi programprogram televisi yang sesuai dengan selera pasar sehingga dapat menaikkan rating. Rating menjadi suatu alat tolak ukur bagi industri televisi untuk melihat tayangan program yang mereka produksi dapat di minati oleh para audiens. Kelayakan sebuah program televisi di lihat dari banyaknya pengiklan yang beriklan dalam tayangan programnya. Rating juga sebagai data yang mutlak bagi para calon pengiklan untuk memperlihatkan minat para masyarakat menonton tayangan program mereka. Rating menjadi patokan utama, karena pengiklan (advertisers) selalu mencari program siaran yang paling banyak memiliki penonton. Namun disisi lain, hal ini disebut sebagai komodifikasi khalayak (audience commodification) karena khalayak dijual kepada pengiklan untuk mendapatkan keuntungan (Mosco, 2009). 4. Komodifikasi Imanen Komodifikasi imanaen dijelaskan dalam (Mosco, 2009) sebagai bentuk komodifikasi yang memandang bahwa perputaran uang – uang hasil dari berbagai transaksi yang berhubungan dengan proses komunikasi antara media dan khalayaknya maka dianggap juga sebagai hasil komodifikasi 5. Komodifikasi Perluasan Dalam (Mosco, 2009) dijelaskan bahwa komodifikasi perluasan merupakan komodifikasi yang terjadi ketika nilai-nilai yang telah dikomodifikasikan pada 24 khalayak dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Kemudian perubahanperubahan dari kepercayaan masyarakat terhadap sponsorship yang bersifat private atau swasta untuk tempat atau layanan publik. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bawa komodifikasi adalah proses perubahan makna menjadi suatu hal yang dapat diperjualkan di pasar kegunaanya untuk mengambil perhatian para audiens untuk memilih tayangan programnya. Suatu komoditi akan mengahasilkan keuntungan yang besar jika para audiens tertatik dengan hasil tayangan program yang mereka berikan. Dalam lingkup institusi atau lembaga media, para pekerja media dilibatkan untuk memproduksi dan mendistribusikannya ke konsumen yang beragam. Konsumen dalam hal ini bisa khalayak pembaca media cetak, penonton televisi, pendengar radio. Nilai tambah dari komodifikasi akan sangat ditentukan sejauh mana produk media tersebut dapat memenuhi kebutuhan individual maupun sosial. 2.2.7. The Commodification of Content (Komodifikasi Isi) Dalam penelitian ini saya menggunakan teori komodifikasi yang menjuru pada komodifikasi isi atau The Commodification of Content. Yang dimana Komodifikasi isi merupakan proses perubahan pesan dari kumpulan informasi ke dalam sistem makna dalam wujud produk yang dapat dipasarkan. Dalam penjelasan lainnya disebut sebagai proses mengubah pesan dalam sekumpulan data ke dalam sistem makna sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang bisa dipasarkan. Sebuah tayangan program disetiap stasiun televisi banyaknya telah terkomodifikasi tidaklah dengan keaslian isi konten yang disajikan malahan persentase isi dengan hiburan atau kepentingan televisi tersebut cenderung lebih banyak kepada kepentingan televisi tersebut. Pada tayangan program Laptop Si Unyil adanya komodifikasi program namun perubahan pesan cara penyampaiannya saja yang berbeda, isi atau konten informasi edukasi yang diberikan tetaplah sama sesuai pada tujuannya yaitu, untuk memberikan pengetahuan dan wawasan bagi khalayak audiens. Perubahan penyampaian pesan yang dimaksud di program ini adalah adanya boneka yang menyampaikan dan menjelaskan pengetahuan lalu ditambah dengan gimmick atau adegan-adegan dari para boneka-boneka lucu sambil menyampaikan informasi edukasi tersebut. 25 2.2.8. Program Televisi Kata program berasal dari bahasa inggris, “programme” atau program yang artinya acara atau rencana. Program diartikan sebagai segala hal yang ditampilkan di stasiun televisi untuk memenuhi kebutuhan audiennya ( Morrisan, 2013). Dalam industri pertelevisian, program adalah hal yang sangat penting dengan program televisi akan mendapatkan minat khalayak, dengan program televisi mendapatkan keuntungan yang khususnya dilihat dari banyaknya khalayak yang menonton suatu program tersebut. Program di stasiun televisi berusaha untuk menarik dan mempertahankan orang-orang yang tersedia untuk melihat dan menyaksikannya, maka dari itu industri televisi berlomba-loma untuk memproduksi tayangan program yang semenarik mungkin untuk disajikan kepada khalayak audiens. Adanya tayangan program televisi juga memberikan dampak bagi khalayak audiensnya seperti; audiens tanpa sadar dapat terstimulus atau mengikuti adegan perilaku yang di tampilkan dalam program lalu adanya rasa audiens addicted terhadap tayangan program tersebut yang akhirnya audiens akan menonton tayangan tersebut setiap harinya. Oleh sebab itu program diartikan sebagai Planning atau rencana dimana dalam penyajiannya akan dilakukan perencanaan produksi program sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang dapat membuat khalayak audiens interest. 2.2.9. Jenis Program Televisi Setiap harinya televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenis yang beragam. Secara garis besar dapat dikelompokan berdasarkan jenisnya menjadi dua bagian, yaitu program informasi dan program hiburan (Morrisan, 2013) 1. Program Informasi Adalah segala jenias siaran yang bertujuan untuk pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya tarik program ini adalah inforamsi, sehingga informasi inilah yang disajikan kepada khalayak audiens. Program informasi terbagi menjadi dua pilihan: a. Berita keras (hard news) informasi atau berita yang menyajikan segala informasi yang penting, fakta, dan mempunyai sifat kedekatan pada khalayak audiens, hard 26 news juga harus segera ditayangkan. Contoh : “pelantikan presiden baru Jokowi” dan dalam penyajiannya juga ditayangkan secara langsung di istana Negara oleh reporter. b. Berita lunak (soft news) program berita yang menyajikan informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak harus segera ditayangkan. Contoh : news magazine, currenaffair, talk show 2. Program Hiburan Segala bentuk siaran yang dibentuk untuk menghibur audiens dalam bentuk musik, lagu, cerita drama dan permainan (game) termasuk dalam kategori hiburan. 2.2.10. Program Televisi Berdasarkan Format Format acara televsi adalah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut ( Naratama, 2004). Berdasarkan format acara program televisi dapat dibagi menjadi tiga: 1. Fiksi (Drama) Fiksi (drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtuhan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan – adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh: Drama Percintaan (love story), Tragedi, Horor, Komedi, Legenda, Aksi (action). 2. Non Fiksi (Non Drama) Non fiksi (Non Drama ) adalah sebuah format acara televesi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dan realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Non drama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu, format-format program acara non drama merupakan sebuah runtutan perunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, 27 gaya, dan musik. Contoh: Talkshow, konser music, Variety show,dan magazine show (air magazine) 3. Berita Olahraga Berita dan Olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai factual dan actual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. Program Laptop Si Unyil termasuk dalam jenis program soft news dimana penayangannya tidak memerlukan keharusan saat itu juga disajikan kepada khalayak audiens, perlu adanya serangkaian editing sebelum ditayangkan di televisi pemirsa, program Laptop Si Unyil juga menampilkan hiburan dimana adanya tokoh-tokoh boneka dalam penyampaian informasinya tidak seperti hard news yang dibawakan oleh seorang reporter atau news anchor. Sedangkan berdasarkan formatnya program Laptop Si Unyil masuk ke dalam format air magazine dimana isinya ada proses imajinasi kreatifitas oleh seorang penyaji untuk membuat tayangan program lebih menarik dan dapat disukai para khalayak audiens. Dalam penyajian format air magazine adanya unsur hiburan di dalamnya seperti musik, alur cerita yang menyokong informasi, adanya aksi dan gaya para penyampai pesan, begitu juga Laptop Si Unyil suatu tayangan program edukasi yang mengemas informasi yang akan disajikan untuk khalayak dengan adanya tokohtokoh boneka lucu khas Indonesia yaitu Unyil, Pak Rade, Pak Ogah dan masih banyak lagi tokoh boneka ini sudah tidak asing lagi di dunia pertelevisian dan gaya penyampaian disertai alur cerita lucu disajikan didalamnya. 28 Hard news (straight news, features, infotainment) Informasi Soft news (current affair, magazines, talk show, documentary Program TV Musik Drama (sinetron, film cartoon) Hiburan Quiz Permainan Ketangkasan Reality show Pertunjukan Hidden camera Competition show Relationship show Fly on the wall Mistik Gambar 2.3. Jenis Program Televisi 29 2.2.11. Program Edukasi 1. Edukasi Definisi edukasi menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah perihal mengenai “pendidikan”, dimana suatu bentuk informasi atau pesan yang dapat menambah pengetahuan khalayak. Penambahan pengetahuan khalayak juga didasari dengan adanya stimulus yang didapatkan khalayak dari media yang ia gunakan seperti membaca buku, menonton televisi, mendengarkan radio. Tayangan program edukasi dalam stasiun televisi merupakan program yang baik untuk para khalayak audiens karena media televisi wajib untuk menyajikan tayangan-tayangan yang dapat berguna dan layak di tonton untuk masyarakat Indoensia, tidak hanya media televisi begitupun media lainnya seperti, radio, media cetak dan online juga memiliki kewajiban untuk melayani kebutuhan dan kepentingan publik. Minimnya tayangan program edukasi di stasiun televisi swasta Indonesia yang benar-benar mengedukasi para penontonnya padahal kita lihat pada televisi cable sekarang banyak tayangan program edukasi di luar negri yang di produksi untuk para khalayak audiens, contoh seperti program Tweenies, Sesamestreet, Barley dan masih banyak lagi. Tayangan-tayangan seperti itu lah yang harus dimiliki oleh stasiun televisi swasta Indonesia, umumnya tayangan edukasi tidak mempunyai minat yang tinggi untuk para audiensnya karena telah di dominan dengan tayangan yang lebih menarik dibandingkan mengenai edukasi seperti, drama sinetron, talk show, kuis, game show dan lainnya. Ada tayangan edukasi di stasiun televisi swasta Indonesia TRANS|7 yaitu Laptop Si Unyil dimana format dalam penayangannya tidak hanya untuk unsur edukasi melainkan ada unsur hiburan dan petualangan walaupun edukasi menjadi topik yang utama bagi program ini. Edutainment bisa kita simpulkan dalam penayangan program ini dikarenakan program ini memiliki edukasi dan hiburan, dimana informasi edukasi disajikan dengan adanya sedikit alur cerita, aksi dan gaya tokoh-tokoh boneka di setiap penyampainnya untuk meningkatkan rasa ketertaikan khalayak audiens. Edutainment meningkatkan rasa minat ketertarikan khalayak audiens untuk menonton program edukasi agar para khalayak audiens khususnya para anak-anak tidak jenuh dengan informasi edukasi yang disajikan oleh pihak televisi. 30 2.2.12. Program Entertainmet 1. Entertainment Definisi entertainment adalah segala hal berupa kata-kata, tampilan, tempat, perilaku yang dapat menghibur khalayak. Tayangan program entertainment banyak diproduksi pada stasiun-stasiun televisi negri dan swasta di Indonesia karena umunya para khalayak audiens menyukai sajian program hiburan/entertainment, program entertainment termasuk dalam format program non-drama. Program non-drama adalah sebuah program yang tidak bergantung pada informasi tersebut pada program berita dan informasi program yang mengandalkan kekuatan cerita dan penyajiannya untuk menarik penonton sebagai khalayak audiens. Sebuah program non-drama dibangun dengan hanya kemasan, seperti mengambil gambar, suara, panggung, pencahayaan, dan multimedia lainnya semua digunakan untuk membuat penonton terhibur dengan tayangan program tersebut. Adanya jenis-jenis program non-drama yaitu, variety show, music, komedi, bakat show, reality show, pertandingan olahraga dan masih banyak lagi. Dalam pembuatan script atau naskah non-drama sangat minimalis karena program non-drama mengutamakan pengemasan yang dibangun sehingga teks relatif terhadap program non-drama tidak terlalu sulit dalam pembuatannya, pengetahuan tentang informasi yang ingin ditampilkan sangat penting dalam penyajiannya dikarenakan khalayak audiens akan mempelajari dan tanpa sadar terstimulus dalam pengetahuannya. 2.3. Kerangka Berpikir 31 Gambar 2.4. kerangka berpikir