perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN METODE BERNYANYI PADA ANAK KELOMPOK A TK SANTA ANNA SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: DWI AMBAR SARI X8110011 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juli 2012 i perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Dwi Ambar Sari NIM : X 8110011 Jurusan/Progdi: PG PAUD menyatakan bahwa skripsi saya berjudul : ”Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Metode Bernyanyi pada Anak Kelompok A TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan Dwi Ambar Sari commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN METODE BERNYANYI PADA ANAK KELOMPOK A TK SANTA ANNA SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh : Dwi Ambar Sari NIM. X8110011 Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Program Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PAUD) Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juli 2012 iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, Juli 2012 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. NIP. 19560121 198203 2 003 Drs. Samidi, M.Pd. NIP. 19511108 198803 1 001 commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Ketua : Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd. _________ Sekretaris : Dra. Yulianti, M.Pd. __ Anggota I : Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd _ Anggota II : Drs. Samidi, M.Pd. Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta a.n. Dekan, Pembantu Dekan I Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si. NIP. 19660415 199103 1 002 commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 ABSTRAK Dwi Ambar Sari. ”UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN METODE BERNYANYI PADA ANAK KELOMPOK A TK SANTA ANNA SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012”, Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen tahun Ajaran 2011/2012. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus dengan masing-masing siklus terdapat tiga pertemuan, dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelompok A TK Santa Anna Sragen. Teknik Pengumpulan data menggunakan tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan berbicara anak dengan metode bernyanyi pada siswa kelompok A Di TK Santa Anna Sragen Semester II Tahun Ajaran 2011/2012, dengan perolehan nilai ketuntasan dari pra siklus yang tuntas ada 4 siswa (13,3%), pada siklus I ada 10 siswa (33,3%), dan pada siklus II ada 22 siswa (73,3%). Simpulan, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa melalui metode bernyanyi dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak pada siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Kata Kunci: Keterampilan Berbicara, Metode Bernyanyi. commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 ABSTRACT Dwi Ambar Sari. “SPEAKING SKILLS IMPROVEMENT EFFORTS METHOD WITH CHILDREN IN STUDENT GROUP A SINGING TK SANTA ANNA SRAGEN YEAR OF 2010/2011”, Thesis, Surakarta, Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, July 2012. The purpose of this study to improve conversational skills of with methods A group of chindren singing in kindergarten teaching TK Santa Anna Sragen 2011/2012 year of 2010/2011. This of research is action research class using two cycles with each cycle there are three meetings, and each cycle consists of four stages, namely planning, implementation, observation and reflection. As research subjects is a group of kindergarten students Sragen Santa Anna. Data collection techniques using tests, observation, interview and documentation. Techniques of data analysis using an interactive model analysis technique which consists of three components, namely the analysis of data reduction, presentation of data and drawing conclusions or verification. Results of this Class Action Research can be concluded that there is an increasing conversational skills of children with methods A group of students singing in kindergarten Santa Anna Sragen In Semester II Academic Year 2011/2012, with the thoroughness of the pre-acquisition value of the complete cycle there are four students (13.3 %), the cycle I have 10 students (33.3%), and the second cycle there were 22 students (73.3%). Conclusion, a recommendation that passing method sing can uplift skill to converse the child of student of group A TK Santa Anna Sragen of School year 2011/2012. Keywords: Speaking Skills, Singing Method. commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 MOTTO ”Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah”. (Galatia, 6 : 9) “..... bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran”. (Yohanes, 3 : 17-18) “Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamalamanya dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi”. “Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan lebih indah, dan dengan agama hidup menjadi terarah dan bermakna” (H.A. Mukti Ali) “Jangan menunda sampai esok apa yang dapat anda laksanakan hari ini” (Benjamin Franklin) commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 PERSEMBAHAN Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kupersembahkan karya sederhana ini kepada Ayah, Ibunda dan Kakak dan Adikku Tercinta Terima kasih atas segala doa, kasih sayang dan perhatian yang telah diberikan kepadaku selama ini. Suami dan anakku tercinta Terima kasih atas dukungan, motivasi dan kasih sayang yang telah diberikan kepadaku selama ini. Semua Sahabat dan Keluarga Besar S1 FKIP UNS Terima kasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini dan semoga silaturahmi kita tetap terjaga. Almamaterku PG PAUD FKIP UNS Surakarta Tempatku menimba ilmu pengetahuan dan pengalaman commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul : “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Metode Bernyanyi pada Anak Kelompok A TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012” ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini diucapkan terima kasih yang tulus kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd., selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan saran, koreksi, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Drs. Samidi, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Sr. M. Dominica SFS, selaku Kepala sekolah TK Santa Anna Sragen yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Cornelia Setyani, S.Pd,AUD, selaku guru kelompok A yang telah merelakan waktunya untuk membantu penelitian ini. 9. Anak-anak kelompok A TK Santa Anna Sragen yang telah bersedia sebagai subjek penelitian. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. commit to user x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami. Surakarta, Penulis commit to user xi Juli 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v HALAMAN ABSTRAK . ............................................................................. vi HALAMAN ABSTRACT . ............................................................................ vii HALAMAN MOTTO .................................................................................. viii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5 D. Manfaat Penelitiaan ................................................................. 5 KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ..................... 6 1. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ................. 6 2. Kemampuan Dasar Bahasa ................................................. commit to user 3. Tinjauan tentang Metode Bernyanyia Anak Usia Dini ...... 14 xii 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 4. Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Melatih Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini ............................ 24 5. Langkah-langkah Penggunaan Metode Bernyanyi dalam Melatih Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini .... 26 B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 29 C. Kerangka Berpikir .................................................................. 30 D. Hipotesis ................................................................................... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 32 1. Tempat Penelitian ................................................................ 32 2. Waktu Penelitian ................................................................. 32 B. Subjek Penelitian ..................................................................... 32 C. Data dan Sumber Data ............................................................ 33 D. Pengumpulan Data .................................................................. 34 E. Uji Validitas Data .................................................................... 35 F. Analisis Data ........................................................................... 37 G. Indikator Kinerja Penelitian ................................................... 39 H. Prosedur Penelitian .................................................................. 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan ........................................................... 45 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................ 45 2. Deskripsi Awal Tindakan .................................................... 46 B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus...................................... 48 1. Deskripsi Siklus I ............................................................... 48 2. Deskripsi Siklus II .............................................................. commit to user C. Perbandingan Hasil Tindakan antar Siklus .............................. 64 xiii 82 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 D. Pembahasan ............................................................................. BAB V 84 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................. 86 B. Implikasi ................................................................................. 86 C. Saran ....................................................................................... 87 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 89 LAMPIRAN 92 .................................................................................................. commit to user xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Indikator Kinerja Penelitian .................................................... 39 Tabel IV.1. Frekuensi Ketuntasan Ketrampilan Berbicara Pra Siklus Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen ........................ 47 Tabel IV.2. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen Siklus I Pertemuan ke 1........................................................... 51 Tabel IV.3. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen Siklus I Pertemuan ke 2........................................................... 56 Tabel IV.4. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen Siklus I Pertemuan ke 3........................................................... 61 Tabel IV.5. Frekuensi Ketuntasan Ketrampilan Berbicara Siklus I Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen ................................... 63 Tabel IV.6. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen Siklus II Pertemuan ke 1 ......................................................... 67 Tabel IV.7. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen Siklus II Pertemuan ke 2 ......................................................... 72 Tabel IV.8. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen Siklus II Pertemuan ke 3 ......................................................... 79 Tabel IV.9. Frekuensi Ketuntasan Ketrampilan Berbicara Siklus II Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen ................................... 81 Tabel IV.10.Nilai Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Berbicara Dengan Metode Bernyanyi pada Pra Siklus, Siklus II, dan Siklus II .................................................................................. 82 commit to user xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Berpikir .......................................................... 31 Gambar 2. Model PTK (Pengembangan) ........................................... 38 Gambar 3. Skema Proses Analisis Interaktif...................................... 38 Gambar 4. Tahapan Analisis Data ..................................................... 40 Gambar IV.1. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Pra Siklus .................. 47 Gambar IV.2. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Siklus I ...................... 63 Gambar IV.3. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Siklus II ..................... 81 Gambar IV.4. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II ................................................................... commit to user xvi 83 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian ............................................................. 92 Lampiran 2 Promes Tahunan .............................................................. 93 Lampiran 3 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Sikus I Hari Ke I ....... 96 Lampiran 4 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus I) Hari ke I ...... 99 Lampiran 5 Instrumen Penilaian Implementasi RKH ......................... 108 Lampiran 6 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I Hari ke II ...... 110 Lampiran 7 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus I) Hari ke II ..... 113 Lampiran 8 Instrumen Penilaian Implementasi RKH ......................... 123 Lampiran 9 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Sikus I Hari Ke III .... 125 Lampiran 10 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus I) Hari ke III ... 129 Lampiran 11 Instrumen Penilaian Implementasi RKH ......................... 139 Lampiran 12 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Sikus II Hari Ke I ..... 141 Lampiran 13 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus II) Hari ke I ..... 145 Lampiran 14 Instrumen Penilaian Implementasi RKH ......................... 154 Lampiran 15 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Sikus II Hari Ke II .... 156 Lampiran 16 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus II) Hari ke II ... 160 Lampiran 17 Instrumen Penilaian Implementasi RKH ......................... 171 Lampiran 18 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Sikus II Hari Ke III ... 173 Lampiran 19 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus II) Hari ke III .. 176 Lampiran 20 Instrumen Penilaian Implementasi RKH ......................... 187 Lampiran 21 Hasil Penelitian (Pra Siklus) Keterampilan Berbicara .... 189 Lampiran 22 Hasil Penelitian Siklus I Keterampilan Berbicara ........... 190 Lampiran 23 Hasil Penelitian Siklus II Keterampilan Berbicara .......... 191 Lampiran 24 Foto Kegiatan Siklus I ..................................................... 192 Lampiran 25 Foto Kegiatan Siklus II .................................................... 195 Lampiran 26 Surat Keterangan ............................................................. 198 Lampiran 27 Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ................................ 199 Lampiran 28 Surat Keputusan Dekan .................................................. to user..................................... Lampiran 29 Surat Permohonan commit Ijin Research 200 xvii 202 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai dengan enam tahun yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta. Pemerintah dalam hal ini telah mengatur dan mengarahkan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 menyebutkan tujuan pedidikan nasional yang berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Aisyiyah, 2007: 1). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dalam pasal 1 ayat 14 menegaskan bahwa, pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menyikapi perkembangan anak usia dini, perlu adanya suatu program pendidikan yang commit to user didesain sesuai dengan tingkat perkembangan anak (Aisyiyah, 2007: 1). 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya, sebab PAUD merupakan pondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik, mental, yang itu akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas, serta dapat memupuk bakat dan minatnya sejak dini. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan sejak dini adalah bahasa. Anak usia dini merupakan masa emas atau paling ideal untuk belajar bahasa selain bahasa ibu (bahasa pertama). Daya penyerapan bahasa pada anak berfungsi secara otomatis. Fenomena seperti itu antara lain terpacu oleh obsesi orang tua yang menghendaki anaknya cepat dapat berbahasa dengan lancar. Cukup dengan pemaparan diri (self-exposure) pada bahasa tertentu, misalnya ia tinggal di suatu lingkungan yang berbahasa lain dari bahasa ibunya, dengan mudah anak akan dapat menguasai bahasa itu. Berbicara merupakan sarana penting dalam kehidupan manusia untuk berkomunikasi. Melalui berbicara manusia dapat mengeluarkan ide-ide dan pendapatnya sehingga terjalin komunikasi dengan manusia lain. Perkembangan pemakaian pembicaraan pada anak dipengaruhi oleh meningkatnya usia anak. Semakin anak bertambah umur, maka akan semakin banyak kosa kata yang dikuasai dan semakin jelas pelafalan atau pengucapan katanya. Menurut Tarigan (1997: 15), berbicara adalah suatu kemampuan untuk mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Jadi berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial. Anak usia TK pada umumnya sangat senang bernyanyi atau diajak bernyanyi, bahkan kegiatan awal anak masuk TK pun lebih banyak dilakukan user bernyanyi bersama-sama, apabilacommit dalam to mengembangkan bahasa anak terutama untuk keterampilan berbicara menggunakan metode “bernyanyi” karena di sisi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 lain, musik juga dikatakan bahasa nada, bahasa gerak dan bahasa rasa. Menyanyi dapat membantu anak mengembangkan dirinya melalui ungkapan pribadi (self expression) dengan baik. Hal ini berarti dengan musik atau bernyanyi akan dapat meningkatkan kreatifitas anak usia TK dan dengan sendirinya juga akan dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak. Menurut Pekerti (2008: 243) bahwa bernyanyi adalah aktivitas musikal yang pengekspresiannya sangat pribadi karena menggunakan alat musik yang ada pada tubuh manusia serta bersifat langsung dan juga bernyanyi adalah ekspresi natural yang artistik. Jadi bernyanyi merupakan suatu aktivitas untuk mengekspresikan rasa yang ada dalam diri manusia melalui nada dan kata-kata. Mengajarkan bahasa kepada anak usia dini khususnya keterampilan berbicara pada kelompok A TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 tidak mudah. Hal ini dikarenakan bahasa mempunyai beberapa komponen, antara lain kosakata, pengucapan, dan pemaknaan. Komponen-komponen tersebut harus diajarkan kepada anak secara menyeluruh. Mengingat karakteristik anak usia dini yang masih mempunyai rentang konsentrasi rendah, komponen-komponen bahasa tersebut tidak mudah diserap oleh anak sehingga kemampuan bahasa anak menjadi tidak sempurna. Berdasarkan observasi awal sebenarnya guru ingin mengajarkan bernyanyi pada anak bukan sekedar menambah perbendaharaan lagu, lebih dari itu adalah untuk membantu anak untuk mengembangkan bahasanya dan meletakkan dasar perkembangan anak selanjutnya. Dengan demikian, memilih lagu yang tepat dan bermakna bagi anak adalah sangat penting. Hal ini pada saat kegiatan tanya jawab, bercakap-cakap, mengemukakan pendapat dan bercerita, anak masih kurang dalam perbendaharaan kata dalam berbicara. Berdasarkan hasil observasi prapenelitian oleh guru kelas kelompok A di TK Santa Anna Sragen dapat ditemukan bahwa pada anak didiknya sebagian siswanya mengalami hambatan dalam kemampuan berbicara, siswa mengalami commit to user hambatan dalam menerjemahkan maksud pertanyaan, terutama untuk pertanyaan- perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 pertanyaan yang membutuhkan penalaran, seperti pertanyaan dalam cerita atau menjawab bacaan teks bahasa sehari-hari. Selain itu, proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak kurang variatif dan menyenangkan sehingga anak terlihat kurang merespon, karena dalam mengembangkan keterampilan berbicara anak lebih banyak menggunakan metode tanya jawab. Kondisi seperti ini dirasakan kurang menyenangkan, karena anak usia TK pada umumnya senang bernyanyi atau diajak bernyanyi. Dari berbagai persoalan yang telah teridentifikasi ada beberapa masalah yang dapat disampaikan di antaranya adalah : anak kesulitan dalam berbicara secara jelas, yaitu ketika anak harus mengucapkan bunyi huruf dan menunjukkan lambang dari bunyi huruf, anak dalam bertanya jawab, bercakap-cakap, dan mengemukakan pendapaat masih kesulitan dan kurang perbendaharaan kata dalam berbicara, dan anak kesulitan dalam berbicara terhadap kata-kata yang sulit dieja oleh anak. Berdasarkan permasalahan dan identifikasi pada latar belakang diatas masih banyak anak yang kurang mampu dalam keterampilan berbahasa. Di sisi lain, anak kurang memiliki kreativitas verbal dalam keterampilan berbicara yang berbunyi konsonan sehingga keterampilan berbicara anak menurun. Masalah yang diteliti terbatas pada upaya peningkatan keterampilan berbicara anak dengan metode bernyanyi. Di samping itu, di kelompok A TK Santa Anna Sragen pada keterampilan berbicara pencapaian nilainya belum memenuhi harapan anak dan guru, dan kebetulan peneliti bekerja di sekolah tersebut. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini diberi judul : “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Metode Bernyanyi pada Anak Kelompok A TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.” B. Rumusan Masalah commit to useryang dikemukakan maka dapat Berdasarkan latar belakang masalah dirumuskan suatu permasalahan yaitu : ”Apakah penggunaan metode bernyanyi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen tahun Ajaran 2011/2012?”. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : “Untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen tahun Ajaran 2011/2012”. D. Manfaat Penelitian Dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat yaitu : 1 . Manfaat Teoretis a . Memberikan suatu pemikiran bagi pengembangan ilmu pendidikan keguruan khususnya pendidikan bagi anak TK, serta diharapkan menjadi wawasan dan bahan informasi ilmiah. b. Menambah informasi penguasaan penggunaan metode bernyanyi bagi anak di TK. 2. Manfaat Praktis a . Bagi Guru Melalui PTK ini guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak TK b. Bagi Siswa Hasil PTK ini dapat bermanfaat untuk memotivasi anak didik agar seluruh aspek perkembangan khususnya keterampilan berbicara dapat meningkat. c . Bagi Sekolah Hasil PTK ini dapat membantu memperbaiki pelayanan terhadap siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari halhal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi. a. Pengertian Bahasa Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Menurut Carrol (dalam Carapedia, 2011: 1), bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia. Menurut Sudaryono (dalam Carapedia, 2011 : 2), bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidakto user sempurnaan bahasa sebagai commit sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalah pahaman. 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 Bahasa menurut Owens (dalam Abdurrahman, 2003: 183), bahasa merupakan kode atau sistem konvensional yang disepakati secara sosial untuk menyajikan berbagai pengertian melalui penggunaan simbol-simbol sembarang (arbitrary symbols) dan tersusun berdasarkan aturan yang telah ditentukan. Bahasa memiliki cakupan yang luas (bahasa isyarat, kode morse, bahasa ujaran, bahasa tulis), sedangkan wicara hanya merupakan makna verbal dari penyampaian bahasa. Oleh karena itu, perlu dibedakan antara bahasa dengan permasalahan wicara. Meskipun ada beberapa permasalahan wicara yang disebabkan oleh adanya gangguan organ wicara, problem tersebut tidak dianggap sebagai problem bahasa jika tidak mengurangi kualitas simbolis berbagai ide, perbendaharaan kata, atau gramatika yang diekspresikan. Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya. b. Fungsi Bahasa bagi Anak Usia Dini Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Fungsi bahasa bagi anak usia dini adalah sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kemampuan dasar anak. Secara khusus Gardner (dalam Rike, 2012 : 6), mengemukakan bahwa fungsi bahasa bagi anak usia dini adalah untuk mengembangkan ekspresi, perasaan, imajinasi dan pikiran. Departemen Pendidikan Nasional (2000: 18) telah menjelaskan fungsi pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak usia dini, antara lain: (a) Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan; (b) Sebagai alat untuk to user anak; (c) Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuancommit intelektual perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 mengembangkan ekspresi anak; (d) Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain. Menurut Abdurrahman (2003: 187), ”tujuan khusus komunikasi bagi anak meliputi : a) Bahasa reseftif, b) bahasa ekspresif, c) komunikasi verbal, dan d) mengingat dan membedakan”. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Bahasa Reseftif Bahasa reseftif adalah bahasa pasif. Tujuan khusus bahasa reseftif yakni: a) Membantu anak mengembangkan kemampuan mendengarkan, contohnya mendengarkan cerita, nyanyian dan sebagainya; b) Membantu anak mengindentifikasi konsep melalui pemahaman pelabelan kata-kata; c) Meningkatkan kemampuan untuk merespon pembelajaran langsung contohnya bagaiman anak dapat menjawab atau merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru; d) Membantu anak untuk mereaksi setiap komunikasi lainnya contohnya anak dapat memberi respon atau reaksi ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya baik dengan guru, orang tua atau teman sebayanya. 2) Bahasa ekspresif Bahasa ekspresif adalah bahasa aktif. Tujuan bahasa ekspresif yakni: a) Membantu anak mengekspresikan kebutuhan, keinginan dan perasaan secara verbal; b) Mendorong anak untuk berbicara secara lebih jelas dan tegas sehingga mudah dipahami; c) Mendorong kepasihan berbahasa. Anak harus belajar bahasa yang pasih baik ucapan maupun susunan kalimatnya sehingga mudah dimengerti oleh orang lain melalui pemberian contoh guru sendiri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar; d) Membantu anak memahami bahwa komunikasi tersebut dapat berpengaruh secara lebih efektif terhadap lingkungan sosial dan lingkungan anak. 3) Komunikasi nonverbal commit to useruntuk : a) Membantu anak untuk Komunikasi nonverbal bertujuan mengekskresikan perasaan dan emosinya melalui ekspresi wajah; perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 b) Membantu anak mengeksresikan keinginan dan kebutuhannya melalui gerak tubuh dan tangan; c) Mendorong anak untuk menggunakan kontak mata ketika berinteraksi dengan orang lain. 4) Mengingat dan membedakan Mengingat dan membedakan bertujuan untuk : a) Mengajar anak untuk membedakan antara tipe/nada/kerasnya bunyi, b) Membantu anak untuk mengulang dan meniru pola mimik; c) Membantu anak mengirim pesan verbal yang kompleks; d) Meningkatkan kemampuan anak untuk mengingat, membangun dan mengurutkan. Bertolak dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan khusus komunikasi bagi anak adalah untuk mengetahui kemampuan dari bahasa reseftif, bahasa ekspresif, komunikasi verbal, serta dapat mengingat dan membedakan. c. Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak Perkembangan bahasa anak mempunyai tahapan-tahapan. Menurut Purwo (1990) dalam Mulyati (2012: 7), tahapan perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari: (1) perkembangan sosial dan komunikasi, (2) perkembangan artikulasi dan bunyi, serta (3) perkembangan kata dan tata kata. 1) Perkembangan sosial dan komunikasi Perkembangan bahasa dilihat dari aspek sosial dan komunikasi ditandai oleh hal-hal berikut: a) Bayi yang baru lahir berinteraksi melalui tatapan mata dalam jarak fokus 8 inci. b) Hingga usia 6 bulan bayi menunjukkan kemampuan membedakan berbagai wajah, menanggapi suara dan gerak-gerik, berinteraksi melalui “senyum sosial”, membalas dan menanggapi interaksi dengan mengeluarkan suara, mempelajari dan melakukan “pola gilir” (turntaking), menirukan suara, gerak-gerik, dan ekspresi orang-orang di commit to user sekitarnya, serta menunjukkan minat pada berbagai mainan dan bendabenda. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 c) Pada usia 7-12 bulan menunjukkan perkembangan kehajatan (intentionality). Mengenai perkembangan intentionality pada rentang usia ini lebih ditunjukkan melalui gerak-gerik. Bates, el al (1975) dalam (Mulyati, 2012: 7) mengemukakan bahwa : Terdapat dua jenis fungsi komunikasi awal pada perkembangan kehajatan ini, terutama yang ditunjukkan melalui gerakan tangan. Kedua fungsi dimaksud adalah protoimperatives atau “imperative purba”, yakni gerakan meminta melalui isyarat gerakan tangan agar orang dewasa mengambilkan sesuatu.. Fungsi kedua adalah protodeclaratives atau “deklaratif purba”, yakni memberikan/ menunjuk sesuatu untuk menarik perhatian orang dewasa. Gerakan tangan ini secara bertahap disertai dengan suara. Misalnya ada anak yang menyuarakan bunyi /uuu…/ untuk meminta sesuatu dan bunyi /iii…/ untuk menolak sesuatu. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ada dua jenis fungsi komunikasi awal pada perkembangan gerak yaitu gerakan meminta melalui isyarat gerakan tangan dan kedua adalah memberikan penunjuk sesuatu untuk menarik perhatian orang dewasa. 2) Perkembangan Artikulasi dan Bunyi Menurut Mulyati (2012: 8), perkembangan bahasa dilihat dari perkembangan artikulasi dan bunyi ditandai oleh hal-hal berikut: a) Bayi yang baru lahir memiliki perseptif bunyi, yakni membedakan pola-pola fonem, tekanan, dan intonasi. b) Pada usia 2-3 bulan anak memasuki masa cooing (meruku), yakni mengeluarkan bunyi-bunyi mirip bunyi burung merpati. c) Pada usia 4-6 bulan, anak mulai mampu menghasilkan bunyi “inti resonansi penuh” (fully resonant nuclei), sepeti bunyi vocal, bunyi bilabial, frikatif, dan bunyi bersuku kata tunggal. d) Pada usia 6-10 bulan anak mampu menghasilkan suku kata yang diulang dan bunyi-bunyi yang mendekati ciri-ciri bahasa di lingkungannya. e) Pada usia 11-14 bulan anak memasuki fase vokabel yang ditandai oleh bunyi-bunyi berikut: (a) satu vokal atau vokal yang diulang, (b) nasal yang silabis, (c) frikatif yang silabis, dan (d) rangkaian konsonan (berupa nasal dan bunyi letup) dengan vokal, baik dengan atau tanpa commit to user reduplikasi. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 f) Anak mulai menunjukkan kemampuannya untuk mengucapkan satu kata disertai penyederhanaan yang disesuaikan dengan kemampuan artikulasinya. Berdasarkan hal di atas dapat diketahui bahwa perkembangan bahasa dilihat dari perkembangan artikulasi dan bunyi ditandai dengan kemampuan anak untuk membedakan pola-pola fonem, tekanan, dan intonasi, mengeluarkan bunyi-bunyi mirip bunyi burung merpati, menguasai bunyi-bunyi seperti apa yang didengar di lingkungannya, dan dapat mengucapkan satu kata disertai penyederhanaan sesuai dengan artikulasinya. 3) Perkembangan Kata dan Tatakata Menurut Mulyati (2012: 9), perkembangan bahasa dilihat dari perkembangan kata dan tata kata mengikuti urutan perkembangan berikut: a) Kalimat satu kata, yakni kata-kata yang sering diucapkan orang dewasa atau kata yang akrab dunia anak seperti mainan, makanan, orang-orang di sekitar, binatang peliharaan, dan lain. Misalnya kata “terima kasih” diucapkan “acih”. b) Penggabungan dua kata, dimana perkembangan ini merupakan penggabungan antara dua kata. c) Kalimat yang lebih panjang, lebih dari dua kata sebagai perluasan dari kata-kata yang telah dikuasainya. Memasuki usia prasekolah, perkembangan bahasa anak semakin meningkat. Perkembangan kosa kata menunjukkan kepesatan pada usia 2,5–4,5 tahun. Pada rentang usia 2-6 tahun, sang anak cenderung menciptakan kata-kata baru untuk mengisi kekosongan, jika terjadi kelupaan atau ketidaktahuan. Pada fase ini, anak sudah mulai dapat diarahkan (exposed) pada bahasa tulis. Di samping itu, anak-anak usia prasekolah sudah menunjukkan kemampuan menggunakan bahasa dalam konteks sosial yang beraneka ragam. Menurut (Mulyati, 2012: 12), anak-anak usia prasekolah (Taman commit to user Kanak-kanak) diperkirakan sudah menguasai kurang lebih 8000 kosakata perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 dan kaidah dasar tatabahasa. Beberapa kendala bahasa yang ditunjukkan anak-anak usia prasekolah antara lain: a) Sulit mengungkapan kalimat pasif; b) Sulit memahami ungkapan imperative tak langsung. M. Schaerlaekens (1977) dalam Samsunuwiyati Mar’at (2005: 6168) membagi fase-fase perkembangan bahasa anak ke dalam empat periode, yaitu : a) Periode prelingual (0-1 tahun), ditandai oleh “mengoceh” sebagai pengganti bahasa komunikasi. Misalnya: ba. baba, ma, mama, na, nana, pa, papa, dan lain-lain. b) Periode lingual dini (1-2,5 tahun), ditandai oleh kemampuan mengucapkan kata pertama meskipun belum lengkap. Misalnya cucu (susu), acih (terima kasih), itut (ikut). Pertambahan perkembangan bahasa pada periode ini sangat cepat dan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga fase, yakni (a) periode kalimat satu kata (holophrare), (b) periode kalimat dua kata, dan (c) kalimat lebih dari dua kata. c) Periode deferensial (2,5-5 tahun) ditunjukkan oleh kemampuan membedakan penggunaan kata kata-kata dan kalimat. d) Periode sesudah 5 tahun, menunjukkan kemajuan dalam kosakata, membuat kalimat lengkap, menguasai kategori-kategori linguistic yang lebih kompleks, dan memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa fase-fase perkembangan bahasa anak terdiri dari empat periode yaitu : periode prelingual (0,1 tahun), periode lingual dini (1-2,5 tahun), periode deferensial (2,5-5 tahun), dan periode sesudah 5 tahun. d. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia TK Karakteristik perkembangan kemampuan berbahasa anak TK atau anak usia prasekolah menurut Allen dan Marot (2010: 132 – 133) adalah sebagai berikut: 1) Berbicara tentang benda, kejadian, dan seseorang yang tak ada di sekitarnya : “Rudi punya mobil-mobilan”. 2) Berbicara tentang apa yang dilakukan orang lain: “Mama sedang memasak di dapur’. commit toapa user 3) Menambah informasi mengenai yang baru dikatakan: “Iya, lalu ia rebut lagi mainanku”. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 4) Menjawab pertanyaan sederhana dengan tepat. 5) Semakin banyak mengajukan pertanyaan, terutama tentang lokasi dan identitas benda atau orang. 6) Menggunakan bentuk percakapan yang semakin banyak yang membuat percakapan terus berlanjut: “Lalu apa yang ia lakukan? “Bagaimana dia bisa bersembunyi?” 7) Menarik perhatian orang terhadap dirinya, benda, atau kejadian di sekitarnya: “Lihat helikopterku datang”. 8) Menyuruh orang lain melakukan sesuatu terlebih dahulu: “Ayo melompat ke dalam air. Kamu dulu.” 9) Bisa melakukan interaksi sosial yang menjadi kebiasaan: “Hai,” “Tolong”. 10) Berkomentar terhadap benda dan kejadian yang sedang berlangsung: “Ada kambing.” 11) Kosakatanya meningkat, anak sudah mampu menggunakan 300 sampai 1000 kata. 12) Mengucapkan sajak sederhana dan menyanyikan lagu. 13) Mengucapkan perkataan yang jelas hampir setiap waktu. 14) Mengucapkan frasa kata benda yang dikembangkan: “Anjing besar berwarna coklat.” 15) Mengucapkan kata kerja dengan kata “sedang”, menggunakan pengulangan kata untuk bentuk jamak. 16) Mengungkapkan kalimat negatif dengan menyelipkan kata “bukan” atau “tidak” sebelum kata benda atau kata kerja sederhana: “Bukan bajuku.” 17) Menjawab pertanyaan mengenai benda atau kejadian yang dikenal anak: “Apa yang sedang kamu lakukan?” “Apa ini” dan “Di mana?” Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik perkembangan kemampuan berbahasa anak usia prasekolah setidaknya ada 17 hal, yaitu : berbicara tentang benda, kejadian, dan seseorang yang tak ada di sekitarnya, berbicara tentang apa yang dilakukan orang lain, menambah informasi mengenai apa yang baru dikatakan, menjawab pertanyaan sederhana dengan tepat, semakin banyak mengajukan pertanyaan terutama tentang lokasi dan identitas benda atau orang, menggunakan bentuk percakapan yang semakin banyak yang membuat percakapan terus berlanjut, menarik perhatian orang terhadap dirinya, benda, atau kejadian di sekitarnya. Menyuruh orang lain melakukan sesuatu terlebih dahulu, bisa melakukan interaksi sosial yang menjadi kebiasaan, berkomentar terhadap benda dan kejadian yang sedang berlangsung, kosakatanya meningkat dimana anak sudah mampu commit to user menggunakan 300 sampai 1000 kata, mengucapkan sajak sederhana dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 menyanyikan lagu, mengucapkan perkataan yang jelas hampir setiap waktu, mengucapkan frasa kata benda yang dikembangkan, mengucapkan kata kerja dengan kata “sedang”, menggunakan pengulangan kata untuk bentuk jamak, mengungkapkan kalimat negatif, menjawab pertanyaan mengenai benda atau kejadian yang dikenal anak. 2. Kemampuan Dasar Bahasa Menurut Tarigan (1991: 42, bahwa keterampilan atau kemampuan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). a. Keterampilan Berbahasa pada Anak TK Perkembangan kemampuan berbahasa anak merupakan suatu proses yang secara berturut-turut dimulai dari mendengar, selanjutnya, berbicara, membaca dan menulis. Menurut Konjojo (2011: 3), ”perkembangan dari setiap kemampuan pada anak usia TK (4–6 tahun) adalah: (a) Kemampuan mendengar, (b) Perkembangan berbicara; (c) Perkembangan membaca, dan (d) Perkembangan menulis”. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Kemampuan Mendengar Kemampuan mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka. Mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut, maka mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Cassel dan Jalongo (Seefeldt dan Wasik, 2008: 353), bahwa ”mendengarkan dan memahami informasi adalah langkah inti dalam memperoleh pengetahuan”. Anak usia TK mengembangan kemampuan mengingat untuk sesuatu yang didengar. Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar yang baik. Hal itu bisa terjadi karena sebagian besar waktu yang dimiliki dipergunakan untuk kegiatan bermain sehingga dirinya tidak sungguhcommit to user sungguh dalam mendengar sesuatu, misalnya apa yang disampaikan oleh perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 orang tuanya. Pada umumnya anak mendengarkan cerita yang panjang, dengan alur yang menarik dan dalam cerita tersebut terdapat tokoh dengan bermacam-macam karakter. Stimulus seperti itu berguna untuk membangkitkan daya imajinasi anak. 2) Perkembangan Berbicara Perkembangan berbicara diperlukan suatu pengalaman dan kesempatan dalam perkembangan seorang anak. menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354), ”untuk belajar bahasa anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan”. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam berbicara. Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan serta dalam percakapan yang panjang. Sebagian dari anak-anak ada yang bisa mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan kesayangannya. 3) Perkembangan Membaca Pembelajaran membaca secara formal belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap untuk belajar membaca. Gambar-gambar binatang yang ditempel di dinding kelas yang disertai tulisan yang menerangkan tentang binatang apa merupakan stimulus untuk perkembangan kemampuan membaca. Anak semakin mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu, misalnya kata toko, tv dan sebagainya. Setiap saat commit to useryang kemudian menimbulkan rasa anak melihat huruf dan rangkaian huruf ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 4) Perkembangan Menulis Sama halnya dengan membaca formal, pembelajaran menulis formal tidak dilaksanakan di TK, yang dilakukan di TK berkenaan dengan kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan agar anak siap untuk belajar menulis. Untuk itulah maka upaya pengembangan motorik halus dilakukan secara intensif. Perkembangan anak pada motorik halusnya yang semakin meningkat membuat anak mampu menggambar garis lurus, garis tegak, garis lengkung, lingkaran dan sebagainya, yang merupakan dasar untuk menggembangkan kemampuan menulis. b. Keterampilan Berbicara pada Anak TK 1) Pengertian Keterampilan Berbicara Beberapa ahli mengemukakan pengertian keterampilan berbicara pada anak TK berbeda-beda, namun pada inti dan prinsipnya sama. Menurut Tarigan (1997: 15), bahwa ”berbicara adalah suatu kemampuan untuk mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan”. Lebih jauh, dinyatakan bahwa berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial. Menurut Suhartono (2005: 22) berbicara adalah ”suatu penyampaian maksud tertentu dengan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa supaya bunyi tersebut dapat dipahami oleh orang yang ada dan pendengar di sekitarnya”. Sedangkan menurut Nuraeni (2002: 87), ”kemampuan berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan”. Sehubungan dengan hal tersebut Isnaini Yulianita Hafi (2000: 91) mengungkapkan bahwa ”kemampuan berbicara sebagai kemampuan produktif lisan yang commit to user menuntut banyak hal yang harus dikuasai oleh siswa, meliputi penguasaan aspek kebahasaan dan nonkebahasaan”. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002: 18) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan untuk menyampaikan informasi secara lisan yang menuntut keberanian serta kemahiran dalam aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata secara lisan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan untuk menyampaikan pesan. 2) Perkembangan Bicara Bicara merupakan bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan bentuk komunikasi paling efektif, penggunaanya paling luas dan paling penting. Menurut Allen dan Marot (2010: 132 – 133) perkembangan bicara dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Berbicara tentang benda, kejadian, dan seseorang yang tak ada di sekitarnya; (b) Berbicara tentang apa yang dilakukan orang lain; (c) Menambah informasi mengenai apa yang baru dikatakan; (d) Menjawab pertanyaan sederhana dengan tepat; (e) Menggunakan bentuk percakapan yang semakin banyak yang membuat percakapan terus berlanjut; (f) Menarik perhatian orang terhadap dirinya, benda, atau kejadian di sekitarnya; (g) Menyuruh orang lain melakukan sesuatu terlebih dahulu; (h) Berkomentar terhadap benda dan kejadian yang sedang berlangsung; dan (i) Dapat mengucapkan frasa kata benda yang dikembangkan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bicara merupakan keterampilan mental-motorik. Berbicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan commit to user mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 3. Tinjauan tentang Metode Bernyanyi Anak Usia DIni a. Karakteristik Anak Usia Dini Anak usia dini dalam beragam usia merupakan pribadi unik yang mampu menarik perhatian orang dewasa. Bahkan tingkah laku mereka mampu membuat para orang tua terhibur karenanya. Dalam kehidupan sehari-hari berbagai tingkat usia anak dapat diamati. Anak usia dini menurut NAEYC (National Association for The Education of Young Children) yang dikutip oleh Wahyuti, 2012: 2) adalah ”anak yang berada pada rentang usia 0 – 8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, penitipan anak pada keluarga, pendidikan prasekolah baik itu swasta ataupun negeri, TK, dan SD”. Menurut Wahyuti (2012: 3), bahwa : Karakteristik anak usia dini bisa dilihat dari hal-hal : (a) Memiliki rasa ingin tahu yang besar; (2) Merupakan pribadi yang unik; (c) Suka berfantasi dan berimajinasi; (d) Masa paling potensial untuk belajar; (e) Menunjukkan sikap egosentris; (f) Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek; dan (g) Sebagai bagian dari makhluk sosial. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik anak usia dini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar. Anak usia dini sangat ingin tahu tentang dunia sekitarnya. Pada masa bayi rasa ingin tahu ini ditunjukkan dengan meraih benda yang ada dalam jangkauannya kemudian memasukkannya ke mulutnya. Pada usia 3-4 tahun anak sering membongkar pasang segala sesuatu untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Anak juga mula gemar bertanya meski dalam bahasa yang masih sangat sederhana. 2) Merupakan pribadi yang unik. Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan anak usia dini, setiap anak memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bakat, minat, gaya belajar, dan sebagainya. Keunikan ini berasal dari faktor genetis dan juga lingkungan. Untuk itu pendidik perlu menerapkan pendekatan commit to user individual dalam menangani anak usia dini. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 3) Suka berfantasi dan berimajinasi. Fantasi merupakan kemampuan membentuk tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang sudah ada. Imajinasi adalah kemampuan anak untuk menciptakan obyek atau kejadian tanpa didukung data yang nyata Anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal jauh melampaui kondisi nyata. Bahkan terkadang mereka dapat menciptakan adanya teman imajiner. Teman imajiner itu bisa berupa orang, benda, atau pun hewan. 4) Masa paling potensial untuk belajar. Masa itu sering juga disebut sebagai “golden age” atau usia emas. Karena pada rentang usia itu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat di berbagai aspek. Pendidik perlu memberikan berbagai stimulasi yang tepat agar masa peka ini tidak terlewatkan begitu saja. Tetapi mengisinya dengan hal-hal yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak. 5) Menunjukkan sikap egosentris. Pada usia ini anak memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Anak cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain. Hal itu terlhat dari perilaku anak yang masih suka berebut mainan, menangis atau merengek sampai keinginannya terpenuhi. 6) Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek. Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang sangat pendek. Pehatian anak akan mudah teralih pada hal lain terutama yang menarik perhatiannya. Sebagai pendidik dalam menyampaikan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal ini. 7) Sebagai bagian dari makhluk sosial. Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman sebayanya. Ia mulai belajar berbagi, mau menunggu giliran, dan mengalah terhadap commit temannya. Melalui interaksi sosialtoiniuser anak membentuk konsep dirinya. Ia mulai belajar bagaimana caranya agar ia bisa diterima lingkungan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 sekitarnya. Dalam hal ini anak mulai belajr untuk berperilaku sesuai tuntutan dari lingkungan sosialnya karena ia mulai merasa membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. b. Pengertian Bernyanyi Bernyanyi merupakan suatu bagian yang penting dalam pengembangan diri anak. Widia Pekerti (2008:243) mengungkapkan bahwa bernyanyi adalah aktivitas musical yang pengekspresiannya sangat pribadi karena menggunakan alat musik yang ada pada tubuh manusia serta bersifat langsung dan juga bernyanyi adalah ekspresi natural yang artistik, sedangkan menurut Mahmud & Fat (1999:1-2) bernyanyi merupakan suatu bentuk ungkapan pikiran, perasaan melalui nada dan kata. Bernyanyi pada buku Pendidikan Seni Depdiknas (2002:6) dikatakan sebagai suatu kegiatan yang menggunakan bahasa nada, bahasa emosi dan bahasa gerak. Bertolak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bernyanyi merupakan suatu aktivitas untuk mengekspresikan rasa yang ada dalam diri manusia melalui nada dan kata-kata. c. Metode Bernyanyi Anak Usia Dini Kegagalan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan dengan baik banyak ditentukan oleh metode mengajar seorang guru. Gerakan inovasi dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar harus selalu diperhatikan guru. Tugas guru menentukan metode mengajar sehingga materi dapat diterima dengan baik oleh anak. Rifa’at (Tantranurandi, 2008:24) mengungkapkan bahwa metode belajar yang digunakan seorang guru harus sesuai dengan kebutuhan belajar siswanya. Jika guru sudah mampu menyesuaikan metode belajar dengan kebutuhan belajar siswanya secara otomatis efektifitas dan kelancaran belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, lancar dan terarah. Lebih lanjut commit to user Tantranurandi (2008:31) mengungkapkan bahwa metode bernyanyi ialah suatu metode yang melafalkan suatu kata atau kalimat yang dinyanyikan. Sejalan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 dengan pendapat tersebut Saifun Arif Kojeh (2007) mengungkapkan bahwa bernyanyi adalah suatu metode yang mempunyai 4 faktor pendorong agar lebih efektif dalam penggunaannya, yaitu: konsentrasi, jiwa yang tenang, pengulangan dan motivasi diri. M. Anwar (2008: 13) berpendapat bahwa metode bernyanyi ialah suatu metode mengajar yang menggunakan lirik-lirik yang dilagukan. Mendukung pendapat M. Anwar, Otib Satibi (2000) berpendapat bahwa metode bernyanyi ialah suatu metode yang melakukan pendekatan pembelajaran secara nyata yang mampu membuat anak senang dan gembira melalui ungkapan kata dan nada. Menurut Berntein & Picker (1999), menyatakan bahwa metode menyanyi adalah metode yang melafazkan suatu kata atau kalimat yang dihafal dengan dinyanyikan. Menyanyi merupakan salah satu metode pengenalan kata dan kalimat pada anak yang sangat efektif. Menyanyi juga merupakan salah satu metode pengajaran yang dapat diberikan kepada anak dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Manusia butuh belajar bagaimana belajar serta mempelajari bagaimana belajar yang lebih baik dan tanpa tekanan, yaitu sejenis belajar yang membuat manusia merasa lebih nyaman ketika melakukannya. Dalam hal ini, menyanyi merupakan sarana yang menyenangkan bagi anak untuk belajar karena mereka diajak belajar dengan bergembira dan rasa nyaman yaitu dengan menyanyikan lagu-lagu. Mahmud & Fat (1999:2-3) berpendapat bahwa metode bernyanyi harus sesuai dengan tahap perkembangan anak, untuk itu Mahmud & Fat menjelaskan lebih lanjut bahwa: 1) Isi lagu harus sesuai dengan taraf perkembangan anak. 2) Bahasa yang digunakan sederhana dan dapat dimengerti anak. 3) Luas wilayah nada sepadan dengan kesanggupan alat suara dan pengucapan anak. 4) Tema lagu diupayakan mengacu pada GBPKB-TK/RA. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 Menurut Campbell (2003: 10), bahwa “dengan metode bernyanyi anak-anak merasakan kebahagiaan ketika mereka bergoyang, bertepuk, menari dan bernyanyi bersama seseorang yang mereka percaya dan cintai”. Berpijak dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode bernyanyi merupakan metode yang menekankan pada kata-kata yang dilagukan dengan suasana menyenangkan sehingga anak merasa bahagia dan tidak membosankan. Bagi anak usia dini, bernyanyi merupakan wujud dari fantasi yang merupakan kemampuan anak untuk membentuk tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang sudah ada, dimana anak anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal jauh melampaui kondisi nyata. Bahkan terkadang mereka dapat menciptakan adanya teman imajiner. Teman imajiner itu bisa berupa orang, benda, atau pun hewan yang kemudian dapat dinyanyikan dalam suatu lagu. d. Keuntungan dan Kelemahan Metode Bernyanyi Metode bernyanyi dapat dipergunakan dalam pengajaran klasikal untuk kelompok kecil maupun kelompok besar. Sekalipun demikian setiap metode mempunyai keuntungan dan kelemahan-kelemahan tertentu, begitu juga dengan metode bernyanyi. Keuntungannya antara lain: 1) Dapat dipergunakan di dalam kegiatan belajar mengajar karena penggunaannya mudah tanpa menggunakan banyak perlengkapan. 2) Suasananya menyenangkan karena metode bernyanyi dapat menggunakan alat musik atau alat-alat perkusi dengan benda-benda yang ada di dalam kelas. 3) Metode bernyanyi bisa dipergunakan untuk membantu mengembangkan semua aspek pengembangan anak. Kelemahannya antara lain: commit to user 1) Metode bernyanyi hanya menekankan pada kemampuan berbicara anak. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 2) Metode bernyanyi adalah metode yang menggunakan kata-kata sehingga sulit untuk menggambarkan benda atau suasana yang sebenarnya bila tidak dilengkap dengan alat peraga yang sesuai. 3) Metode bernyanyi kurang efektif apabila pendidik memiliki perbendaharaan lagu yang sangat terbatas. e. Manfaat Metode Bernyanyi Metode bernyanyi merupakan salah satu metode yang dapat dipergunakan pada pendidikan anak usia dini. Pengertian bernyanyi menurut Otib Satibi (2005: 28) merupakan suatu bentuk ungkapan pikiran, perasaan, melalui nada kata, wawasan cita rasa keindahan dan estetika. Nyanyian merupakan alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan dalam berkomunikasi. Adapun manfaat metode bernyanyi menurut Supriyadi (2003:96) mengemukakan beberapa manfaat metode bernyanyi, yaitu: 1) Membantu mencapai kemampuan dalam pengembangan daya cipta. 2) Membantu mencapai kemampuan dalam pengembangan bahasa agar anak didik mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan. 3) Membantu mencapai kemampuan dalam pengembangan daya pikir agar anak didik mampu memfungsikan perkembangan otak kanan anak. 4) Membantu menambah perbendaharaan kata baru melalui syair lagu. 5) Membantu menyalurkan emosi seperti senang dan sedih melalui isi syair lagu/nyanyian. Mahmud & Fat (1999:1-2) berpendapat bahwa nyanyian memiliki fungsi sosial selama nyanyian itu dikomunikasikan, juga Mahmud & Fat (1999: 2-3) mengemukakan bahwa bernyanyi untuk anak bukan saja menyuarakan lagu, tetapi sekaligus memahami isi dan makna nyanyian. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat bernyanyi kaitannya dengan perkembangan keterampilan anak sangat banyak, yaitu meningkatkan dalam pengembangan daya commit kemampuan to user cipta, daya pikir, bahasa, menambah perbendaharaan kata, membantu perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 menyalurkan emosi anak, dan nyanyian juga mempunyai fungsi sosial serta memperlancar dalam memahami isi dan makna yang terkandung dalam suatu bahasa. 4. Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Melatih Keterampilan Bericara Anak Usia Dini Komponen yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar adalah guru, peserta didik, tujuan yang dicapai, materi yang akan disampaikan, metode pengajaran yang tepat, dan sarana penunjang. Untuk memaksimalkan pelaksanaan dan hasil belajar dari suatu kegiatan belajar mengajar, guru harus menguasai materi yang akan diajarkan bersifat terbuka, mampu memilih dan menggunakan metode yang benar dan tepat serta kreatif dalam menggunakannya. Materi yang disajikan dengan menggunakan metode bernyanyi harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan kepentingan perkembangan anak. Interaksi dalam pembelajaran bahasa menggunakan metode bernyanyi adalah koordinasi yang dibuat oleh pembelajar. Kusman (1989: 5) mengungkapkan bahwa hubungan aktif dua arah, yaitu hubungan yang terjadi antara guru dan siswa dalam suatu aktifitas belajar dan mengajar yang berlangsung dalam ruangan tersendiri, bentuk interaksi itu masih mungkin untuk dikembangkan sesuai dengan keputusan dalam proses belajar mengajar. Menurut Handoyo (2006: 13) dengan metode bernyanyi diharapkan membantu pengembangan kosa kata yang berhubungan dengan pemerolehan bahasa anak. Dengan menggunakan metode bernyanyi daya tarik anak akan bertambah dan akan menimbulkan rangsangan untuk mengeluarkan ujaran-ujaran atau kosa kata bahkan mungkin sebuah kalimat (Depdiknas, 2003: 14). Penggunaan metode bernyanyi tidak lepas dari penggunaan musik karena musik dapat dipergunakan sepanjang hari untuk menyatukan kegiatan pembelajaran bernyanyi. Menggerakkan badan, bertepuk tangan, menari, dan memainkan alat-alat musik, commit to user atau menyimak dengan tenang. Kesemuanya dapat diberikan sebagai kegiatan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 pembelajaran sepanjang hari. Musik mengembangkan pancaindera, mengajarkan ritme, berhitung dengan pola kalimat, memperkuat otot halus dan kasar, dan mendorong kreatifitas (Team Work, 2000: 9). Lebih lanjut Campbell (2003: 10) mengemukakan bahwa musik membantu perkembangan mental, emosi, serta keterampilan sosial dan fisik mereka. Selain itu musik memberikan kesenangan dan keterampilan bicara yang mereka perlukan untuk mulai belajar secara mandiri. Putrakembara (2006: 23) menyatakan bahwa kata-kata dalam lagu akan dapat membantu mereka untuk melatih alat ucapnya sehingga mereka menghasilkan bunyi yang berupa kata-kata atau bahkan kalimat. Untuk menambah daya tarik anak terhadap lagu-lagu ketika menggunakan metode bernyanyi akan sangat menarik apabila dibantu dengan ekspresi-ekspresi yang menunjang makna dari kata-kata dalam lagu tersebut. Anak dapat bermain dengan kata-kata dan bunyi-bunyian lain, sehingga mengembangkan keterampilan linguistiknya secara alami dan menyenangkan (Campbell, 2003: 130). Beberapa cara dan teknik dapat dikembangkan melalui metode bernyanyi dalam memberikan pelajaran bernyanyi, sehingga ketertarikan mereka bisa bertahan lama. Tanpa daya tarik yang dapat mencuri perhatian mereka akan sangat sulit mempertahankan perhatian mereka, sehingga tujuan kegiatan tidak tercapai secara maksimal (Putrakembara, 2006: 23). Ada tiga metode dalam memberikan pengajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi, yaitu : metode keseluruhan, metode bagian-bagian dan metode campuran. Metode keseluruhan merupakan metode yang digunakan untuk mengajarkan lagu yang pendek-pendek, sehingga mudah dihafal sekaligus juga isi lagu disesuaikan dengan kelompok anak-anak. Metode bagian-bagian tidak berbeda dengan metode keseluruhan, metode ini isi lagu dibagi-bagi ke dalam bagian-bagian kecil, untuk dipahami baris demi baris sampai dikuasai anak. Sedangkan metode campuran adalah cara memahami lagu dengan menggunakan metode keseluruhann yang difariasikan dengan metode bagianbagian. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 Lagu adalah ragam suara yang berirama. Berbicara tentang lagu tidak akan terlepas dari bernyanyi dan musik. Kegiatan bernyanyi adalah suatu bentuk kegiatan seni untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan manusia melalui suaranya, sedangkan musik adalah pendidikan untuk memberi kesempatan mengembangkan rasa keindahan pada anak dengan menjalani bunyi ungkapan musik itu sendiri yang dihayati lewat lagu. Oleh sebab itu bernyanyi dan bermain musik bagi anak merupakan kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan. Lagu yang dipilih untuk dinyanyikan anak haruslah lagu yang bermutu, mengandung unsur-unsur pendidikan, sesuai dengan perkembangan jiwa anak dan disenangi anak. Adapun efek dari lagu menurut Chazan (dalam Mutiah, 2010: 170) dapat dikemukakan sebagai berikut : Lagu dapat memberikan perasaan kepuasan dan perasaan nyaman serta dapat bersifat sebagai terapi. Lagu mendorong anak untuk memperoleh kesempatan mengekspresikan dirinya. Lagu juga dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk melepaskan emosi yang tertahan maupun mengeluarkan emosi-emosi yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. Adapun pembahasan tentang langkah-langkah penggunaan metode bernyanyi dalam melatih keterampilan berbicara anak disajikan pada sub bab berikutnya. 5. Langkah-langkah Penggunaan Metode Bernyanyi dalam Melatih Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini Dalam memberikan pengajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi memiliki beberapa langkah yang harus dilakukan guru dan anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran ini. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengajarkan bernyani di TK adalah : a. Isi lagu jangan terlalu panjang, sesuaikan dengan kemampuan anak-anak. b. Isi lagu harus sesuai dengan minat anak. c. Bahasa yang dipergunakan merupakan bahasa yang sederhana. d. Mengandung irama yang cocok untuk anak-anak. e. Isi lagu hidup, sehingga menarik untuk diikuti dengan suatu gerakan yang wajar bagi anak-anak. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 f. Isi lagu berkenaan dengan pengenalan apa yang ada di lingkungan hidup anak serta isi lagu netral buat anak laki-laki maupun perempuan. Adapun metode yang dipergunakan dalam metode bernyanyi ada tiga metode yang bisa dipergunakan yaitu : metode keseluruhan, metode bagianbagian, dan metode campuran (Dinas P & K, 1996: 65). Dari ketiga metode tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Metode Keseluruhan Metode ini digunakan untuk mengajarkan lagu yang pendek-pendek, sehingga mudah dihafal sekaligus juga isi lagu disesuaikan dengan kelompok anak-anak. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1) Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga. Apa yang dibicarakan guru adalah kata-kata yang baru yang terdapat dalam lagu tersebut. 2) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik yang sesuai dengan isinya. 3) Guru membawakan lagu itu seluruhnya (dengan diikuti anak-anak) Contoh Lagu dengan menggunakan metode keseluruhan : ”Semut Kecil” 5 3 2 1 0 Se - mut ke - cil 6 7 1 5 di 0 Da - lam ta - nah 5 3 A - ku 7 1 Ngu-ik 2 1 0 ing - in 6 5 ngu – ik 7 2 1 ma - na 1 3 i- tu 3 5 5 7 5. ru- mah mu 3 2. ka - ta 3 6 2 1 0 1 - bu ku 1 6. ber- ma - in de- ngan mu 3 4 2 6 7 1. i - tu lah su - a ra mu 2 0 0 0 b. Metode Bagian-bagian Dengan menggunakan metode ini, isi lagu dibagi-bagi ke dalam bagianbagian kecil, untuk dipahami baris demi baris sampai dikuasai anak. Guru mengucapkan lagu itu sebaris-sebaris. Kalau baris pertama anak sudah hafal commit to user baru dilanjutkan ke baris kedua dan seterusnya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 c. Metode Campuran Metode campuran ini adalah cara memahami lagu dengan menggunakan metode keseluruhan yang divariasikan dengan metode bagian-bagian. Jadi dalam pelaksanaannya pertamna-tama guru mengajarkan lagu itu secara keseluruhan kemudian diucapkan sebagian-sebagian, dan akhirnya diucapkan lagi secara keseluruhan. Caranya sebagai berikut : 1) Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga dan katakata baru yang ada dalam lagu-lagu yang akan diberikan kepada anak-anak secara keseluruhan. 2) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik sesuai dengan isi lagu. 3) Guru mengulangi seluruh lagu dengan tempo yang agak diperlambat, kemudian anak-anak dianjurkan untuk ikut menirukan bersama-sama dengan guru. 4) Guru mengucapkan baris ke satu sendirian, kemudian diikuti oleh anakanak. Pengucapan ini perlu diulang-ulang sampai anak dapat memahami baris ke satu tersebut. 5) Guru mengucapkan baris kedua lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. 5 3 2 1 0 Se - mut ke - cil 7 di 2 1 7 ma - na 6 ru- mah 5. 0 mu 6) Guru mengucapkan baris ke satu dan ke dua sekaligus kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham. 6 7 1 5 0 Da - lam ta - nah 1 3 i- tu 5 3 ka - ta 1 I - bu 2. 0 ku 7) Guru mengucapkan baris ketiga lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. 5 3 A - ku 2 1 0 ing - in 3 5 3 ber- ma - in 2 1 de- ngan 6. 0 mu 8) Guru mengucapkan baris keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. 7 1 Ngu-ik 6 5 ngu – ik 2 3 4 2 i - commit tu lah su to user 6 7 1. a ra mu 0 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 9) Guru mengucapkan baris ketiga dan keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. 5 3 A - ku 7 2 1 0 ing - in 1 6 5 ngu – ik Ngu-ik 3 5 3 2 1 6. ber- ma - in de- ngan mu 3 4 2 6 7 1. i - tu lah su - a ra mu 2 0 0 10) Guru mengucapkan baris kesatu, kedua, ketiga dan keempat sekaligus kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham. 5 3 2 1 0 Se - mut ke - cil 6 7 1 5 di 0 Da - lam ta - nah 5 3 A - ku 7 2 1 0 ing - in 1 Ngu-ik 6 5 ngu – ik 7 2 1 ma - na 1 3 i- tu 3 5 5 7 5. ru- mah mu 3 2. ka - ta 3 6 2 1 0 1 - bu ku 1 6. ber- ma - in de- ngan mu 3 4 2 6 7 1. i - tu lah su - a ra mu 2 0 0 0 Berdasarkan beberapa metode bernyanyi yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan metode bernyanyi seperti di atas akan dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini. Mereka diajari cara memenggal kata, mengeja, dan merangkainya, sehingga dengan metode tersebut anak yang kurang maksimal dalam kemampuan berbicaranya, dengan menerapkan metode bernyanyi tersebut anak akan meningkatkan kemampuan berbicaranya. B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Indah Setyaning Jati (2006), yang berjudul: ”Penggunaan Metode Bernyanyi Untuk Mengatasi Kesulitan Berbicara Di TK. Aisyiyah Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Tahun 2005/ commit to user 2006. Berdasarkan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tindakan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan berbicara yang lebih baik dibandingkan nilai perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 sebelum diadakan tindakan, dengan persentase anak memperoleh nilai sebanding dengan yang diharapkan sedangkan untuk siklus II menunjukkan adanya keterampilan berbicara pada anak memperoleh nilai di atas yang diharapkan. Dengan demikian, dapat diajukan rekomendasi bahwa keterampilan berbicara melalui metode bernyanyi dapat mengatasi kesulitan berbicara pada anak TK. Berdasarkan hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa untuk mengatasi kesulitan berbicara pada anak usia dini dalam pembelajaran di TK dapat dilakukan dengan menggunakan metode bernyanyi. Penelitian yang dilakukan oleh Erka Hartini (2009) yang berjudul: ”Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Taman Kanak-kanak Melalui Pemanfaatan Media Gambar Fotografi. Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa tindakan pada siklus I menunjukkan peningkatan keterampilan berbicara lebih baik dibandingkan sebelum diadakan tindakan, dengan persentase anak memperoleh nilai sebanding dengan yang diharapkan, untuk siklus II menunjukkan peningkatan keterampilan berbicara dengan memanfaatkan media gambar fotografi pada anak memperoleh nilai maksimal. Dengan demikian, direkomendasikan bahwa keterampilan berbicara dengan memanfaatkan media gambar fotografi dapat mengatasi kesulitan berbicara pada anak TK. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa untuk mengatasi kesulitan berbicara pada anak usia dini dapat dilakukan dengan memanfaatkan media gambar fotografi. Untuk memperkuat hasil penelitian tersebut, maka diperlukan suatu penelitian yang dapat memberikan alternatif lain sehingga dengan metode bernyanyi terbukti dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak usia dini. C. Kerangka Berpikir Keterampilan berbicara pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen tergolong masih rendah. Rendahnya keterampilan berbicara pada anak tersebut dikarenakan kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam pengajaran keterampilan berbicara. Semula guru mengajar keterampilan berbicara hanya commit to user dengan tulisan di papan tulis saja, jadi siswa hanya diberi sesuatu yang abstrak atau dengan kata lain guru mengajar dengan bernyanyi secara klasikal, sehingga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 kegiatan siswa hanyalah membayangkan penjelasan dari guru. Akibatnya siswa merasa bosan dan malas. Dengan demikian daya pikir siswa rendah, sehingga siswa kurang terampil dalam keterampilan berbicara. Dengan adanya kondisi yang seperti ini, guru termotivasi untuk mengubah strategi dalam pembelajaran. Penggunaan metode bernyanyi diharapkan akan meningkatkan keterampilan berbicara anak, karena metode bernyanyi merupakan media yang sifatnya konkrit, dapat mengatasi batasan ruang, dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Berdasarkan uraian di atas, maka alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar 1: KONDISI AWAL TINDAKAN KONDISI AKHIR Guru Mengajar dengan metode bernyanyi secara klasikal Penggunaan metode bernyanyi dalam pembelajaran berbicara. Keterampilan Berbicara Rendah Siklus I Siklus II Kemampuan berbicara meningkat. Gambar 1 : Kerangka Berpikir D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : ”Bahwa dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok A di TK. Santa Anna Sragen II Tahun Pelajaran 2011/2012”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Santa Anna Sragen Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 yang beralamatkan di Jln. Rokan No. 15 Kelurahan Mageru, Kecamatan Sragen Tengah, Kabupaten Sragen. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dan rencananya dilakukan selama lima bulan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Bulan Februari : Pengajuan Judul dan Penyusunan Proposal; Bulan Maret : Lanjutan Penyusunan Proposal, Seminar Proposal dan Revisi Proposal; Bulan April : Tahap Pelaksanaan Siklus I dan Tahap Pelaksanaan Siklus II; Bulan Mei : Lanjutan Tahap Pelaksanaan Siklus II dan Pengolahan Data; Bulan Juni : Penyusunan Laporan dan Ujian Skripsi. Untuk lebih jelasnya tabel dapat dilihat pada lampiran. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian akan dilaksanakan pada siswa kelompok A TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 dengan jumlah sebanyak 30 anak yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9 anak dan perempuan 21 anak. Objek penelitian ini dalam Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM adalah anak, dan yang menjadi peneliti adalah guru. commit to user 32 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 Penulis mengadakan penelitian tindakan ini di TK Santa Anna Sragen, karena peneliti adalah guru kelompok A di TK tersebut sehingga sudah mengerti seluk beluk di kelompok A TK tersebut, mengenal karakteristik anak, dan model pembelajaran yang digunakan atau media pembelajaran yang digunakan selama ini belum berdampak pada peningkatan keterampilan berbicara anak. C. Data dan Sumber Data Data dan sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Sumber data pokok (primer) : Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan sumber data pokok yang diambil secara langsung dari pihak yang terkait langsung dengan penelitian ini. Adapun sumber data primer meliputi : a. Anak Kelompok A TK Santa Anna Sragen sebagai subjek penelitian b. Guru sebagai sumber informasi, terutama guru kelompok A TK Santa Anna Sragen yang lebih mengenal tentang seluk beluk siswanya dan mengetahui bagaimana perkembangan prestasi siswanya. c. Pihak lain yang berhubungan, orang-orang disekitar anak kelompok A TK Santa Anna Sragen yang biasa kita mintai informasi tentang anak. 2. Sumber data skunder : Sumber data sekunder dalam penelitian ini merupakan sumber data tambahan yang diambil secara tidak langsung langsung sumbernya. Adapun sumber data sekunder meliputi : a. Arsip atau dokumentasi Pengumpulan data-data tertulis, merupa daftar nilai perkembangan berbicara anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen. b. Pemberian tes Anak akan diberi tes untuk mengetahui kemampuan berbicara yang commit to user dilakukan oleh guru kelompok A TK Santa Anna Sragen, pemberian tugas perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan kelas. Pemberian tugas digunakan sebagai alat pembanding prestasi anak dan mengetahui keterampilan berbicara anak tercapai atau tidak. c. Lembar Observasi Observasi digunakan dalam mengamati proses pembelajaran anak kelompok A TK Santa Anna Sragen pada pembelajaran keterampilan berbicara. d. Hasil wawancara Digunakan peneliti untuk menggali informasi dari guru kelas kelompok A TK Santa Anna Sragen tentang kegiatan pembelajaran di sekolah pada pembelajaran keterampilan berbicara. D. Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan tiga alat pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi dan pemberian tugas yang digunakan selama penelitian masalah dalam makalah ini dan mendiagnosa serta mengevaluasi dari model yang digunakan. Berikut ini penjelasanya : 1. Wawancara Teknik penelitian ini adalah cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan sumber data baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi sengaja dibuat untuk keperluan tersebut. Adapun alat yang digunakan dalam wawancara adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada guru mengenai pembelajaran keterampilan berbicara dan kendala yang dihadapi. 2. Observasi Observasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini sering disebut dengan observasi berperan atau partisipatif. Observasi dilakukan secara formal di dalam kelas pada proses belajar-mengajar berlangsung dan selama commit to user proses pembelajaran keterampilan berbicara, untuk mengamati aktivitas siswa perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 dalam pembelajaran. Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupnya. Langkah-langkah observasi meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pembahasan balikan. 3. Pemberian tugas Pemberian tugas sebagai suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan dan sebagainya itu telah dipilih dengan seksama distandarisasikan, artinya telah ada standar tertentu. Penyusunan pemberian tugas dilakukan dengan berdasarkan pada kisi-kisi, indikator, dan jenis item skala pengukuran pemberian tugas keterampilan berbicara. E. Uji Validitas Data Untuk menetapkan keakuratan data diperoleh pada saat penggunaan metode bernyanyi diperlukan teknik pemeriksaan, ada empat karekteristik yang digunakan untuk mendapatkan keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan, peralihan, ketergantungan, dan kepastian. Agar data dan informasi yang diperoleh dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya, maka validitas data sangat diperlukan. H.B. Sutopo (2001: 52) mengemukakan, “validitas merupakan jaminan bagi kemampuan kesimpulan dan tafsir makna penelitiannya”. Penelitian ini menggunakan trianggulasi data. Menurut Lexy J. Moleong (2005: 24), “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Menurut Patton yang dikutip H.B. Sutopocommit (2001: to53) membedakan empat macam teknik user trianggulasi sebagai cara untuk meningkatkan validitas data dalam penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 kualitatif meliputi triangulasi data atau sumber, triangulasi metode, triangulasi teori, dan triangulasi peneliti. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Triangulasi data atau sumber, yaitu teknik triangulasi yang meng- arahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data wajib menggunakan berbagai sumber data yang tersedia, 2. Triangulasi metode yaitu jenis triangulasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi berbeda teknik atau metode pengumpulannya, 3. Triangulasi teori yaitu triangulasi dengan cara menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan. 4. Triangulasi peneliti yaitu hasil penelitian baik data atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti yang lain. Jenis triangulasi yang digunakan untuk mencapai validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber digunakan untuk pengumpulan data sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda, yaitu antara lain: 1. Untuk memperoleh informasi tentang meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi pada anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2010/2011. 2. Untuk memperoleh informasi tentang hambatan-hambatan dan permasalahan pada pelaksanaan penelitian tentang meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode beryanyi pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen. Triangulasi metode dalam penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik pengumpul data yang berbeda, yaitu: 1. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara mengenai peningkatan keterampilan berbicara melalui metode bernyanyi pada anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2010/2011, dan hasilnya diuji dengan metode observasi terhadap keterampilan berbicara anak commit to user langsung. dengan metode bernyanyi di lapangan secara perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 2. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data yang berupa dokumen tentang keterampilan berbicara melalui metode bernyanyi kemudian dicek kebenarannya melalui wawancara. F. Analisis Data Analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis kualitatif dengan model interaktif. Milles dan Huberman. Model analisis interaktif mempunyai 3 kompunen pokok yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Reduksi Data Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, reduksi merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, mengolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi dengan cara sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Milles dan Huberman, 2000: 16) 2. Peyajian Data Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian. Penyajian data yang lebbih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. 3. Penarikan Kesimpulan Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah dilakukannya penarikan kesimpulan : Penarikan/verifikasi. Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian dari konvigurasi utuh, sehingga kesimpulan juga diverfikasi selama penelitian berlangsung verifikasi data yaitu : pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian sedang kesimpulan adalah commit to user tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 kebenarannya. Kekokohannya merupakan validitasnya (Milles Huberman, 2000: 19) Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Dalam penelitian ini tidak ada data yang direduksi. Untuk lebih jelasnya proses analisis kualitatif dengan model interaktif dapat dijelaskan pada gambar 3 di bawah ini : Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian Data Penarikan Kesimpulan (Verifikasi) Gambar 3. Model Analisis Interaktif Milles dan Huberman Langkah – langkah penelitian sebagai berikut : 1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas rendah sudah cukup, maka dapat dikumpulkan. 2. Mengembangkan bentuk sajian data tentang menyusun matriks yang berguna untuk penelitian lanjut. 3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antar kasus, melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus. 4. Melakukan analisis dikembangkan struktur sajian data untuk penyusunan commit to user laporan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 5. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian. 6. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan sarana dalam laporan akhir penelitian. G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau penelitian. Indikator kinerja tindakan yang disusun secara realistik (mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan) dan dapat diukur (jelas cara asesmennya). Indikator kinerja penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. berikut : No. Tabel 1. Indikator Kinerja Penelitian Presentase Aspek yang Siswa yang Cara Mengukur Diukur Ditargetkan 1. Keterampilan berbicara anak 80% Diamati saat pembelajaran keterampilan dan dihitung dari jumlah siswa yang mengfokuskan perhatiannya pada saat bernyanyi 2. Keaktifan siswa dalam bernyanyi 80% Diamati saat pembelajaran dan dihitung dari jumlah siswa jika anak memiliki keberanian, berdiri dengan sempurna, hafal syair lagu, pengucapan syair benar dan irama / nada tepat dalam bernyanyi 3. Kemampuan berbicara anak 60% Diukur dari hasil penilaian kegiatan bernyanyi dan dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan jika anak memiliki keaktifan / keseriusan kemandirian, dan ketepatan kata dalam bertanya jawab dan menirukan urutan kata. Pada pembelajaran keterampilan berbicara siswa dikatakan berhasil apabila mendapat nilai tuntas ( ) dan siswa yang memperoleh nilai tuntas ( ) mencapai 80% dari jumlah siswa. Sehingga tindakan pada penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila pada siklus terakhir dari 80% jumlah siswa mendapat nilai tuntas ( ). Setelah ketuntasan ditandai, maka perlu dikonversikan ke angka, commit to user yaitu : 0 (belum tuntas) dinilai dengan angka 1; (setengah tuntas) diberi nilai 2; dan tanda (Tuntas) diberikan nilai 3. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya keterampilan berbicara pada siswa kelompok A di TK. Santa Anna Sragen Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dilakukan observasi dan wawancara (diskusi) terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Melalui langkah-langkah tersebut akan dapat ditentukan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi. Berdasarkan wawancara atau diskusi dan observasi, maka langkah yang paling tepat untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak dengan metode bernyanyi. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, dalam setiap siklus. Adapun prosedur dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut : Rencana I Rencana II Siklus I Siklus II Refleksi Tindakan Refleksi Observasi Tindakan Observasi Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin (Hartono & Edi Legowo: 4) commit to user Siklus ke-n Rekomendasi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum melakukan sesuatu. Dengan menggunakan metode bernyanyi dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa. Skenario pembelajaran yang akan dilakukan dalam siklus I : a. Apersepsi tentang isi lagu yang akan disampaikan kepada siswa menggunakan metode bernyanyi model keseluruhan. b. Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik c. Guru membawakan lagu itu seluruhnya (dengan diikuti anak-anak) d. Guru memberi kesempatan kepada anak maju kedepan untuk bernyanyi lagu yang baru tersebut. e. Guru meminta kepada siswa secara berkelompok maju ke depan kelas untuk bernyanyi lagu tersebut. f. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama. g. Guru mengulas kembali tentang isi lagu tersebut dengan bertanya jawab dengan siswa. h. Ketika guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru mengadakan observasi secara langsung siswa yang mana ketika guru bertanya tidak menjawab guru secara khusus memanggil namanya untuk menjawab pertanyaan dari guru. Skenario pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II : a. Apersepsi tentang isi lagu yang disampaikan kepada siswa menggunakan metode bernyanyi model bagian-bagian dan campuran. b. Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga dan katakata baru yang ada dalam lagu-lagu yang akan diberikan kepada anak-anak secara keseluruhan. c. Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik sesuai dengan isi lagu. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 d. Guru mengulangi seluruh lagu dengan tempo yang agak diperlambat, kemudian anak-anak dianjurkan untuk ikut menirukan bersama-sama dengan guru. e. Guru mengucapkan baris ke satu sendirian, kemudian diikuti oleh anakanak. Pengucapan ini perlu diulang-ulang sampai anak dapat dapat memahami baris ke satu tersebut. f. Guru mengucapkan baris kedua lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. g. Guru mengucapkan baris ke satu dan ke dua sekaligus kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham. h. Guru mengucapkan baris ketiga lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. i. Guru mengucapkan baris keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. j. Guru mengucapkan baris ketiga dan keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. k. Guru mengucapkan baris kesatu, kedua, ketiga dan keempat sekaligus kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham. l. Guru memberi kesempatan kepada anak maju ke depan untuk bernyanyi lagu yang baru tersebut. m. Guru meminta kepada siswa secara berkelompok maju ke depan kelas untuk bernyanyi lagu tersebut. n. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama. o. Guru mengulas kembali tentang isi lagu tersebut dengan bertanya jawab dengan siswa. p. Ketika guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru mengadakan observasi secara langsung siswa yang mana ketika guru bertanya tidak mau menjawab, guru secara khusus memanggil namanya untuk menjawab pertanyaan dari guru. Pada saat penyusunan guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembelajaran yang to menggunakan metode bernyanyi. Media commit user yang digunakan yaitu teks lagu / buku kumpulan lagu anak-anak dan alat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 musik. Penyusunan instrumen yang mendukung penelitian ini sedapat mungkin harus detail, seperti membuat lembar pengamat, kolom penilaian siswa, dan lain-lain. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa metode pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan metode yang telah dilakukan. Pada siklus pertama pelaksanaan tindakan dilakukan pada minggu pertama bulan April 2012 sampai dengan minggu ketiga bulan April 2012. Pada siklus ke 2 pelaksanaan tindakan dilakukan pada minggu keempat bulan April 2012 sampai minggu kedua bulan Mei 2012. Masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Observasi tindakan adalah kegiatan pengamatan terhadap siswa yang dilakukan pada waktu penelitian di laksanakan. Ketika melakukan pengamatan, guru mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Data yang terkumpul harus segera dicatat pada fieldnote atau catatan lapangan. Disamping data yang dikumpulkan perlu dicatat gagasan-gagasan dan kesankesan yang muncul dan segala sesuatu yang sebenarnya terjadi Ada 4 metode dalam observasi yaitu a. Observasi Terbuka : pengamat tidak menggunakan lembar observasi melainkan hanya menggunakan kertas kosong untuk merekam hasil pengamatannya. b. Observasi Terfokus observasi yang dilakukan tidak menyeluruh tetapi hanya hal-hal yang fokus saja. c. Observasi Terstruktur : peneliti sudah merumuskan lembar pengamat sehingga pengamat hanya memberi tanda ceklist (√) pada penilaian. d. Observasi Sistematik : peneliti membuat lembar pengamatan harus dilengkapi dengan pemberian penguatan verbal maupun non verbal. to user Observasi Sistematik karena Pada penelitian ini Guru commit menggunakan merupakan metode observasi yang lengkap dan sistematis. Teknik perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi pada siswa kelas shofa, wawancara dengan guru dan kepala sekolah, pengukuran kemampuan awal anak serta pengukuran kemampuan sesudah dilakukan perbaikan yang dinilai dalain bentuk penilaian proses belajar (performance). 3. Analisis dan Refleksi Analisis dalam penelitian adalah kegiatan menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan data secara sistematis, dan rasional untuk memberikan bahan jawaban terhadap permasalahan penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilaksanakan dengan membandingkan antara indikator kinerja yang ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Sedangkan refleksi dalam penelitian adalah pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan akhir yang mungkin dicetuskan dalam pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya. Analisis dan refleksi biasanya dilakukan guru terhadap hasil pembelajaran yang diharapkan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian mi, dan data awal ke siklus I diharapkan ada perbaikan hasil belajar siswa dan dari siklus I ke siklus II diharapkan juga ada perbaikan hasil belajar siswa yang lebih maksimal. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Pra Tindakan 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Ajaran 2011/2012 yang beralamtkan di Jl. Rokan No. 15 Mageru Sragen Tengah. Tempat TK Santa Anna Sragen berada di satu lingkungan dengan sekolah yaitu SD Santo Fransiskus Sragen. Walaupun berada satu lingkungan dengan SD tersebut, keberadaan TK Santa Anna tidak begitu mengganggu kegiatan dan aktivitas pembelajaran berlangsung. Letak TK Santa Anna Sragen ini cukup strategis karena terletak di tengah kota Sragen, sehingga mudah dijangkau oleh berbagai alat transportasi. Walaupun terletak di tengah kota Sragen, TK Santa Anna Sragen cukup kondusif jika digunakan untuk proses pembelajaran. Sekolah ini berhadapan langsung dengan Rumah Sakit Mardi Lestari Sragen dan di seberang jalan berdekatan dengan Polres Sragen, sedangkan di belakang sekolah ada Gereja Katholik De Fatima Sragen. Sedangkan di seberang jalan ada SMP Negeri 4 Sragen dan SMP Saverius Sragen. Melihat letak yang strategi dan lingkungan di sekitar sekolah juga tempat pendidikan walaupun tingkatannya lebih tinggi, oleh karena ini lingkungan yang kondusif dan akademis sehingga walaupun dekat dengan jalan raya, namun tidak begitu bising dan tidak akan berdampak pada kondisi pembelajaran di TK Santa Anna Sragen. Hal ini cukup menguntungkan karena keadaan sekitar tidak mengganggu proses pembelajaran, dengan lingkungan di sekitar juga terdapat sekolah dengan jenjang yang lebih tinggi, hal ini akan commit to user mendukung suasana untuk selalu berprestasi. 45 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 2. Deskripsi Awal Tindakan Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 diidentifikasi adanya masalah yang muncul yaitu keterampilan berbicara anak masih rendah, sebagian besar anak masih belum mampu menceritakan pengalamannya sendiri serta anak merasa sulit mengungkapkan gagasannya ketika guru mengajukan pertanyaanpertanyaan pada saat pembelajaran berlangsung, siswa mengalami hambatan dalam menerjemahkan maksud pertanyaan, terutama untuk pertanyaanpertanyaan yang membutuhkan penalaran, seperti pertanyaan dalam cerita atau menjawab bacaan teks bahasa sehari-hari. Selain itu, proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak kurang variatif dan menyenangkan sehingga anak terlihat kurang merespon, karena dalam mengembangkan keterampilan berbicara anak lebih banyak menggunakan metode tanya jawab. Kondisi seperti ini dirasakan kurang menyenangkan, karena anak usia TK pada umumnya senang bernyanyi atau diajak bernyanyi. Dari berbagai persoalan yang telah teridentifikasi ada beberapa masalah yang dapat disampaikan di antaranya adalah : anak kesulitan dalam berbicara secara jelas, yaitu ketika anak harus mengucapkan bunyi huruf dan menunjukkan lambang dari bunyi huruf, anak dalam bertanya jawab, bercakap-cakap, dan mengemukakan pendapaat masih kesulitan dan kurang perbendaharaan kata dalam berbicara, dan anak kesulitan dalam berbicara terhadap kata-kata yang sulit dieja oleh anak. Berdasarkan permasalahan dan identifikasi pada latar belakang diatas masih banyak anak yang kurang mampu dalam keterampilan berbahasa. Di sisi lain, anak kurang memiliki kreativitas verbal dalam keterampilan berbicara commit keterampilan to user yang berbunyi konsonan sehingga berbicara anak menurun. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 Keterampilan berbicara siswa pada kondisi awal (Pra Siklus) dapat dilihat dari penilaian keterampilan berbicara diketahui kebanyakan siswa tergolong mempunyai penilaian setengah tuntas ( ) yaitu sebanyak 17 siswa (56,7%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 9 siswa (30,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) hanya ada 4 siswa (13,3%). Berdasarkan hasil pengumpulan data nilai pra siklus dapat dilihat dari frekuensi nilai ketuntasan keterampilan berbicara pada Pra Siklus di bawah ini. Tabel IV.1. Frekuensi Nilai Ketuntasan Keterampilan Berbicara Pra Siklus Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen Keterangan Frekuensi Persentase (%) 4 13.3 Belum tuntas (o) 17 56.7 Setengah tuntas ( ) 9 30.0 Tuntas ( ) Jumlah 30 100.0 Sumber: Hasil analisis data, 2012. Dari tabel IV.1 di atas, Nilai keterampilan berbicara Pra siklus dapat ditunjukan dalam bentuk Diagram berikut : 20 17 Frekuensi 15 9 10 5 4 0 Belum Tuntas Setengah Tuntas Tuntas Gambar 4.1. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Pra Siklus Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang memperoleh nilai dengan katagori tuntas ada 4 siswa atau 13,3%, siswa yang to user tergolong setengah tuntas adacommit 17 siswa (56,7%), dan siswa yang tidak tuntas perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 ada 9 siswa (30,0%). Melihat hasil penilaian keterampilan berbicara yang memberikan penilaian rendah, dimana siswa yang tuntas hanya 4 siswa (13,3%), maka meningkatkan diperlukan suatu langkah pembelajaran yang dapat keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi. Hal ini dapat dilakukan tindakan pembelajaran yang dapat disajikan pada siklus berikutnya. B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Deskripsi Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (3 hari pertemuan). Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan pada tanggal 1, 2 dan 3 Mei 2012. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a. Pertemuan I (Hari ke 1) 1) Tahap Perencananaan Berdasarkan analisis dari daftar nilai sebagai data awal siswa sebagai subyek penelitian sebanyak 30 siswa dari 4 siswa mendapat nilai keterampilan berbicara belum tuntas (13,3%) dan yang tergolong setengah tuntas hanya sebanyak 17 siswa (56,7%), sehingga masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan yang ditentukan peneliti yaitu untuk setengah tuntas sebesar 60% dari jumlah siswa. Selain itu berdasarkan analisis nilai berarti keterampilan berbicara siswa masih rendah. Oleh karena itu, peneliti berkoordinasi dengan teman sejawat untuk membahas tentang alternatif yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam pembahasan diperoleh kesepakatan untuk menggunakan metode bernyanyi. Pada tahap perencanaan siklus I pertemuan I (hari ke 1) peneliti commit to user mempersiapkan beberapa hal antara lain: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 1) Penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) selama 3 x pertemuan (lihat lampiran). 2) Menyiapkan media atau perangkat untuk kegiatan bernyanyi yang terdiri dari tiga lagu yaitu : lagu awan putih, matahari tenggelam (burung hantu), dan lagu hujan rintik-tinik. 3) Menyiapkan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian). 2) Tahap Pelaksanaan/Tindakan Pertemuan pertama (hari pertama) dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei 2012. Pada pertemuan pertama diajarkan materi alam semesta dengan subtema benda langit dan dengan bidang pengembangan : pembiasaan sosial emosional, kognitif, fisik motorik, dan bahasa dan langkah-langkah penyusunannya. Guru memasuki kelas kemudian mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran. Kemudian guru membukan pelajaran pada pagi ini dengan mengucapkan salam, berdoa sebelum belajar, kemudian bernyanyi “awan putih” dan siswa menirukan syair lagu awan putih tersebut. Lalu menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari ini. Kebetulan pada hari itu anak masuk semua. Kegiatan awal selama (30 menit): guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan tentang penjelasan untuk menirukan syair lagu “awan putih”. Kegiatan inti (60 menit): dengan materi kegiatan ”bernyanyi lagu awan”. Kegiatan inti tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Bidang pengembangan bahasa, dengan materi kegiatan : meniru huruf pada kata ”awan”, dimana : (1) Guru mengucapkan kalimat yang sederhana kemudian anak diminta untuk menirukannya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 (2) Guru mengenalkan huruf satu persatu yang ada pada kata “a w a n” (3) Guru meminta anak untuk meniru huruf yang ada pada kata “a w a n” (4) Guru memberi contoh kepada anak-anak bagaimana cara meniru huruf yang ada pada kata “a w a n” (5) Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam kegiatan meniru huruf yang ada pada kata “a w a n”. b) Bidang pengembangan kognitif : Kegiatan memperkirakan urutan pola berikutnya Langkah-langkah kegiatannya (1) Guru menjelaskan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilaksanakan (2) Guru memberi contoh kepada anak dalam kegiatan memperkirakan urutan pola berikutnya. Istirahat (break time) (30 menit): bermain bersama di halaman, mencuci tangan, berdoa sebelum makan, makan bersama, dan merapikan tempat setelah dipakai. Penutup (30 menit) : guru mereview kegiatan pembelajaran yang disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah belajar, menjawab salam, pesan dan pulang. 3) Tahap Observasi Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi pada anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan observer Ibu Cornella Setyani,S.Pd dalam melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran siklus I dengan commit to user menggunakan lembar observasi. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara. Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 (hari pertama) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV.2. Kegiatan Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada siklus I Pertemuan ke-1 No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan 1 Sangat Tidak Baik (STB) 7 23,3 Sangat Pasif 2 Tidak Baik (TB) 10 33,3 Pasif 3 Cukup Baik (CB) 6 20,0 Cukup Aktif 4 Baik (B) 5 16,7 Aktif 5 Sangat Baik (SB) 2 Sangat Aktif Jumlah 30 6,7 100,0 Keterangan: 1) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik (B). 2) Dikatakan Cukup Aktif jika termasuk dalam kriteria Cukup baik (CB). 3) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat tidak baik (STB). Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi siklus I pertemuan I (hari pertama) yaitu sebagai berikut: a) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 23,33% atau 7 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran berbicara. b) 20,0% atau 6 siswa terlihat kurang aktif mengikuti pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Cukup baik (CB). c) 56.67% atau 17 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran dengan materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki commit to user kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB). perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 4) Tahap Analisis dan Refleksi Hasil siklus I pertemuan I yang didapat dari observer kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus I pertemuan II. Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi pada siklus I pertemuan I masih kurang efektif. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan siswa selama pembelajaran masih belum maksimal, hanya sekitar 23,33% atau 7 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menunjukkan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 20,0% atau 6 siswa hanya termasuk kriteria kurang aktif. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria kurang. Dari 56,6% atau 17 siswa terlihat pasif mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB). Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I pertemuan I, peneliti dan Ibu Cornella Setyani, S.Pd (guru kolaborasi) kemudian mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut, berikut solusi yang telah didiskusikan. 1) Dalam menyampaikan materi guru harus melakukan umpan balik dengan siswa agar jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran meningkat, sehingga diharapkan dengan meningkatnya kegiatan siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. 2) Selama proses pembelajaran berbicara berlangsung, guru harus commit to user mengkoordinasikan kelas agar siswa memperhatikan dan tidak ramai. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 b. Pertemuan II 1) Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I pertemuan I diketahui pembelajaran berbicara cerita berjalan kurang efektif yang ditandai dengan kegiatan siswa masih kurang. Oleh karena itu diharapkan pada pertemuan II akan berjalan lebih efektif dan siswa yang aktif dalam pembelajaran lebih banyak sehingga keterampilan berbicara siswa meningkat pada siklus I. Pada tahap perencanaan siklus I pertemuan II peneliti mempersiapkan beberapa hal antara lain: a) Menyiapkan kembali lagu atau nyanyian yang telah digunakan pada pertemuan sebelumnya, tapi dengan lagu berbeda yaitu lagu “Matahari Tenggelam” (burung hantu). b) Menyiakan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian). 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2012. Pada pertemuan kedua diajarkan tentang macammacam benda langit (Matahari), bertanya jawab tentang benda-benda di langit (matahari), menggunting gambar matahari, menghitung banyaknya bendabenda langit, dan menebalkan huruf pada kata “Matahari”. Guru memasuki kelas, kemudian mempersipkan ruang, alat dan media pembelajaran. Sebagian siswa masih ramai karena mereka baru saja menjalankan senam pagi yang rutin dilaksanakan. Kemudian guru menenangkan dan membuka pelajaran pada pagi ini dengan mengucapkan salam, lalu menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari ini ternyata semua siswa masuk. Kegiatan awal (30 menit): Guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan tentang commit to user penjelasan tentang bernyanyi lagu “Matahari terbenam”. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 Langkah-langkah kegiatan : (1) Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga. Apa yang dibicarakan guru adalah kata-kata yang baru yang terdapat dalam lagu tersebut (Guru mengajak anak keluar kelas sejenak untuk melihat matahari secara langsung). (2) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik (ekspresi) (3) Guru mengulang kembali menyanyikan lagu tersebut sebanyak 1 sampai 3 kali. (4) Guru membawakan itu seluruhnya (dengan diikuti anak-anak). (5) Guru bertanya jawab tentang benda langit matahari dan mengulas kembali isi lagu tersebut dengan pertanyaan sebagai berikut : a. Anak-anak apa judul lagu yang baru saja kita nyanyikan bersama tadi siapa yang tau ? b. Anak-anak ada berapa matahari di dunia ini ? c. Kapan kita bisa melihat matahari ? d. Siapa yang tahu, matahari terbit dari sebelah mana ? e. Dan siapa yang tahu matahari terbenam atau tenggelam dari sebelah mana ? f. Siapa yang menciotakan matahari itu? (Guru melakukan pengamatan, apakah anak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru). (6) Guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu matahari terbenam bersama-sama. Matahari Terbenam (Burung Hantu) Matahari terbenam, hari mulai malam Terdengar burung hantu, suaranya merdu Hu-hu ... hu-hu ... hu ... hu ... hu ... Hu-hu ... hu-hu ... hu ... hu ... hu ... commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 Kegiatan Inti (60 menit): yaitu guru melakukan beberapa bidang pengembangan, diantaranya : 1. Bidang Pengembangan : Bahasa Menebalkan huruf pada kata “m a t a h a r i” 2. Bidang Pengembangan : Kognitif Kegiatan memperkirakan urutan pola berikutnya Langkah-langkah kegiatannya : a) Guru menjelaskan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. b) Guru memberi contoh kepada anak dalam kegiatan memperkirakan urutan pola berikutnya. Kegiatan akhir (30 menit): guru mereview kegiatan pembelajaran yang disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah belajar, menjawab salam, pesan dan pulang. 3) Tahap Observasi Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara menggunakan metode bernyanyi pada anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan Ibu Cornella Setyani dalam melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Pada siklus I pertemuan II ini observasi dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi. Hasil pemantauan proses belajar mengajar dan hasil bernyanyi siklus I pertemuan II diperoleh gambaran tentang kegiatan, kemampuan dan ketuntasan dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi siswa yaitu sebagai commit berikut:to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56 a) Kegiatan siswa selama pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV.3. Kegiatan Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada siklus I Pertemuan ke-2 No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan 1 Sangat Tidak Baik (STB) 4 13.3 Sangat Pasif 2 Tidak Baik (TB) 6 20.0 Pasif 3 Cukup Baik (CB) 7 23.3 Cukup Aktif 4 Baik (B) 9 30.0 Aktif 5 Sangat Baik (SB) 4 13.3 Sangat Aktif Jumlah 30 100,0 Keterangan: 1) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik (B). 2) Dikatakan Cukup Aktif jika termasuk dalam kriteria Cukup baik (CB). 3) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat tidak baik (STB). Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi siklus I pertemuan II (hari kedua) yaitu sebagai berikut: 1) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 43,33% atau 13 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran berbicara. 2) 23,33% atau 7 siswa terlihat kurang aktif mengikuti pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Cukup baik (CB). 3) 33,33% atau 10 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran dengan materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 5) Tahap Analisis dan Refleksi Hasil siklus I pertemuan II yang didapat dari observer kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus I pertemuan III. Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi pada siklus I pertemuan II masih masih kurang efektif. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan siswa selama pembelajaran masih belum maksimal, hanya sekitar 43,33% atau 13 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menunjukkan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 23,3% atau 7 siswa hanya termasuk kriteria kurang aktif. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria kurang. Dari 33,3% atau 10 siswa terlihat pasif mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB). Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I pertemuan II, peneliti dan Ibu Cornella Setyani (guru kolaborasi) kemudian mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut, berikut solusi yang telah didiskusikan. 1) Dalam menyampaikan materi guru harus melakukan umpan balik dengan siswa agar jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran meningkat, sehingga diharapkan dengan meningkatnya kegiatan siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. 2) Selama proses pembelajaran berbicara berlangsung, guru harus commit to user mengkoordinasikan kelas agar siswa memperhatikan dan tidak ramai. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 58 c. Pertemuan III 1) Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I pertemuan II diketahui pembelajaran berbicara berjalan kurang efektif yang ditandai dengan kegiatan siswa masih kurang. Oleh karena itu diharapkan pada pertemuan III akan berjalan lebih efektif dan siswa yang aktif dalam pembelajaran lebih banyak sehingga keterampilan berbicara siswa meningkat pada siklus I. Pada tahap perencanaan siklus I pertemuan III peneliti mempersiapkan beberapa hal antara lain: a) Menyiapkan kembali lagu atau nyanyian yang telah digunakan pada pertemuan sebelumnya, dengan lagu berbeda yaitu lagu “Hujan rintikrintik”. b) Menyiakan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian). 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012. Pada pertemuan ketiga diajarkan tentang gejala alam, bertanya jawab tentang terjadinya hujan, dan menghubungkan gambar dengan kata. Guru memasuki kelas, kemudian mempersipkan ruang, alat dan media pembelajaran. Sebagian siswa masih ramai karena mereka baru saja menjalankan senam fantasi yang rutin dilaksanakan. Kemudian guru menenangkan dan membuka pelajaran pada pagi ini dengan mengucapkan salam, lalu menanyakan siapa yang absen pada hari ini ternyata semua siswa masuk. Kegiatan awal (30 menit): Guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan tentang penjelasan yang berkaitan dengan bernyanyi lagu “Hujan rintik-rintik”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59 Kegiatan Inti (60 menit): yaitu guru melakukan beberapa bidang pengembangan, diantaranya : 1) Bidang Pengembangan : Bahasa a) Bernyanyi lagu dengan metode bagian-bagian Dengan kegiatan : Bernyanyi lagu “Hujan Rintik-rintik”. Langkah-langkah kegiatannya (1) Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga dan kata-kata baru yang ada dalam lagu-lagu yang akan diberikan kepada anak secara keseluruhan. (2) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik sesuai dengan isi lagu (bernyanyi dengan ekspresi) sebanyak 2 sampai 3 kali. (3) Guru mengucapkan baris ke satu sendirian, kemudian diikuti oleh anak-anak ”Hujan rintik-rintik, turun rintik-rintik” pengucapan ini perlu diulang-ulang sampai anak dapat memahami baris ke satu tersebut). (4) Guru mengucapkan baris kedua lalu diikuti oleh anak-anak ”Di halama, di jalan, hujan rintik-rintik”. (5) Guru mengucapkan baris ke satu dan kedua sekaligus kemudian diikuti oleh anak-anak. ”Hujan rinik-rintik, turun rintik-rintik” ”Di halaman di jalan, hujan rintik-rintik” (6) Guru mengucapkan baris ketiga lalu diikuti oleh anak-anak ”Ambilkan payung, untuk berlindung”. (7) Guru mengucapkan baris keempat lalu diikutioleh anak-anak ”Hujan turun, hujan rinik-rintik” (8) Guru mengucapkan baris ketiga dan keempat sekaligus, lalu diikuti oleh anak-anak. ”Ambilkan payung untuk berlindung” commit to user ”Hujan turun, hujan rintik-rintik”. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 60 (9) Guru mengucapkan baris kesatu, kedua, ketiga dan keempat sekaligus lalu diikuti oleh anak-anak. ”Hujan rintik-rintik, turun rintik-rintik” ”Di halaman di jalan, hgujan rintik-rintik”. ”Ambilkan payung, untuk berlindung” ”Hujan turun, hujan rintik-rintik”. (10) Guru mengajak anak bernyanyi bersama-sama. (11) Guru mengulas kembali isi lagu dan bertanya jawab tentang terjadinya hujan (Guru melakukan pengamatan secara keseluruhan kepada anak apakah anak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru). 3. Bidang Pengembangan : Kognitif Kegiatan memperkirakan urutan pola berikutnya Langkah-langkah kegiatannya a) Guru menerangkan materi pembelajaran tentang mengurutkan bentuk gambar yang sesuai sampai anak paham. b) Guru membagikan lembar kerja siswa. c) Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. d) Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan mengurutkan bentuk gambar. Kegiatan akhir (30 menit): guru mereview kegiatan pembelajaran yang disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah belajar, menjawab salam, pesan dan pulang. 3) Tahap Observasi Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara menggunakan metode bernyanyi pada siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadakan commit to user kolaborasi dengan Ibu Cornella Setyani dalam melakukan pemantauan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61 terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Pada siklus I pertemuan III ini observasi dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi. Hasil pemantauan proses belajar mengajar dan hasil bernyanyi siklus I pertemuan III diperoleh gambaran tentang kegiatan, kemampuan dan ketuntasan dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi siswa yaitu sebagai berikut: a) Kegiatan siswa selama pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan III dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV.4. Kegiatan Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada siklus I Pertemuan ke-3 No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan 1 Sangat Tidak Baik (STB) 2 6.7 Sangat Pasif 2 Tidak Baik (TB) 5 16.7 Pasif 3 Cukup Baik (CB) 6 20.0 Cukup Aktif 4 Baik (B) 12 40.0 Aktif 5 Sangat Baik (SB) 5 16.7 Sangat Aktif Jumlah 30 100,0 Keterangan: 1) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik (B). 2) Dikatakan Cukup Aktif jika termasuk dalam kriteria Cukup baik (CB). 3) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat tidak baik (STB). Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi siklus I pertemuan III (hari ketiga) yaitu sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62 1) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 56,67% atau 17 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran berbicara. 4) 20,0% atau 6 siswa terlihat kurang aktif mengikuti pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Cukup baik (CB). 5) 23,3% atau 7 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran dengan materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB). 4) Tahap Analisis dan Refleksi Hasil siklus I pertemuan II yang didapat dari observer kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus I pertemuan III. Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi pada siklus I pertemuan III masih masih sudah menunjukkan keaktifan siswa. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan siswa selama pembelajaran masih sudah maksimal, sekitar 56,7% atau 17 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menun-jukkan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 20,0% atau 6 siswa hanya termasuk kriteria kurang aktif. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria kurang. Dari 23,3% atau 7 siswa terlihat pasif mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria commit to user Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB). perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 63 b) Kemampuan dan Ketuntasan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi siswa Keterampilan dan ketuntasan berbicara dengan metode bernyanyi siswa dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan 1, 2 dan 3 dapat dilihat pada lampiran dan penilaian keterampilan berbicara diketahui kebanyakan siswa tergolong mempunyai penilaian setengah tuntas ( ) sebanyak 11 siswa (36,7%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 9 siswa (30,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) hanya ada 10 siswa (33,3%). Berdasarkan hasil pengumpulan data nilai siklus I dapat dilihat dari frekuensi nilai ketuntasan seperti tamak pada tabel IV.4. Tabel IV.4. Frekuensi nilai ketuntasan keterampilan berbicara Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen Keterangan Frekuensi Persentase (%) 9 30,0 Belum tuntas (o) 11 36,7 Setengah tuntas ( ) 10 33,3 Tuntas ( ) Jumlah 30 100,0 Sumber: Hasil analisis data, 2012. Dari tabel IV.4 di atas, Nilai keterampilan berbicara Siklus I dapat ditunjukan dalam bentuk Diagram berikut : 12 Frekuensi 10 11 9 10 8 6 4 2 0 Belum Tuntas Setengah Tuntas Tuntas commit to user Gambar 4.2. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Siklus II perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 64 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang memperoleh nilai dengan katagori tuntas ada 10 siswa atau 13,3%, siswa yang tergolong setengah tuntas ada 11 siswa (36,7%), dan siswa yang tidak tuntas ada 9 siswa (30,0%). Melihat hasil penilaian keterampilan berbicara yang memberikan penilaian kurang, dimana siswa yang tuntas beru mencapai 10 siswa (33,3%) dan setengah tuntas sebanyak 11 siswa (36,7%), maka diperlukan suatu langkah pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi secara maksimal. Hal ini dapat dilakukan tindakan pembelajaran yang dapat disajikan pada siklus berikutnya (siklus II). 2. Deskripsi Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (3 hari pertemuan). Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan pada tanggal 8, 9 dan 10 Mei 2012. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a. Pertemuan I (Hari ke 1) 1. Tahap Perencananaan Berdasarkan analisis dari daftar nilai sebagai data siklus I siswa sebagai subyek penelitian sebanyak 30 siswa dari 9 siswa mendapat nilai keterampilan berbicara belum tuntas (30,0%), yang tergolong setengah tuntas sebanyak 11 siswa (36,7%) yang tergolong tuntas hanya sebanyak 10 siswa (33,3%), sehingga masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan yang ditentukan peneliti yaitu untuk tingkat ketuntasan pasa siklus II sebesar 90% dari jumlah siswa. Selain itu berdasarkan analisis nilai berarti keterampilan berbicara siswa masih perlu peningkatan. Oleh karena itu, peneliti berkoordinasi dengan teman sejawat untuk membahas tentang alternatif yang commit to user dapat dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 65 kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam pembahasan diperoleh kesepakatan untuk menggunakan metode bernyanyi. Pada tahap perencanaan siklus II pertemuan I (hari ke 1) peneliti mempersiapkan beberapa hal antara lain: 1) Penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) selama 3 x pertemuan (lihat lampiran). 2) Menyiapkan media atau perangkat untuk kegiatan bernyanyi yang terdiri dari tiga lagu yaitu : lagu awan putih, matahari tenggelam (burung hantu), dan lagu hujan rintik-rintik. 3) Menyiapkan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian). 2. Tahap Pelaksanaan/Tindakan Pertemuan pertama (hari pertama) dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Mei 2012. Pada pertemuan pertama diajarkan materi tanah airku dengan subtema pahlawanku dan dengan bidang pengembangan : Pembiasaan, Sosial Emosional Kognitif, Fisik Motorik dan Bahasa dan langkah-langkah penyusunannya. Guru memasuki kelas kemudian mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran. Kemudian guru membukan pelajaran pada pagi ini dengan mengucapkan salam, berdoa sebelum belajar, kemudian bernyanyi “Selamat Pagi” dan siswa menirukan syair lagu selamat pagi tersebut. Lalu menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari ini. Kebetulan pada hari itu anak masuk semua. Kegiatan awal selama (30 menit): guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan tentang penjelasan untuk menirukan syair lagu “Naik-naik kepuncak gunung”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 66 Kegiatan inti (60 menit): dengan materi kegiatan sebagai berikut : a) Bidang pengembangan bahasa, dengan materi kegiatan : Menghubungkan gambar dengan kata yang sesuai. 1) Guru menerangkan materi pembelajaran dalam kegiatan menghubungkan gambar dengan kata yang sesuai sampai anak paham. 2) Guru membagikan lembar kerja siswa. 3) Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 4) Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam kegiatan menghubungkan gambar dengan kata yang sesuai. b) Bidang Pengembangan : Kognitif 1) Menghitung jumlah benda yang ada di gambar ”pemandangan gunung”. (a) Guru menerangkan materi pembelajaran tentang menghitung jumlah benda yang ada di gambar pemandangan gunung. (b) Guru membagikan lembar kerja siswa. (c) Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru (d) Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan menghitung jumlah benda yanga da di gambar pemandangan gunung. c) Bidang Pengembangan : Fisik Motorik Halus 1. Mewarnai gambar ibu kartini (a) Guru menjelaskan kepada anak bagaimana mewarnai gambar pemandangan gunung dengan guru memberi contoh. (b) Guru membagikan lembar tugas. (c) Anak-anak mengerjakan tuags yang diberikan oleh guru. (d) Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam kegiatan menggambar awan dan hujan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 67 Istirahat (break time) (30 menit): bermain bersama di halaman, mencuci tangan, berdoa sebelum makan, makan bersama, dan merapikan tempat setelah dipakai. Penutup (30 menit) : guru mereview kegiatan pembelajaran yang disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah belajar, menjawab salam, pesan dan pulang. 3) Tahap Observasi Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi pada anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadalan kolaborasi dengan observer Ibu Cornella Setyani, dalam melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran siklus II dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara. Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 (hari pertama) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV.4. Kegiatan Pembelajaran Keteramoilan Berbicara Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada siklus I Pertemuan ke-3 No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan 1 Sangat Tidak Baik (STB) 2 6,7 Sangat Pasif 2 Tidak Baik (TB) 4 13,3 Pasif 3 Cukup Baik (CB) 6 20,0 Cukup Aktif 4 Baik (B) 13 43,3 Aktif 5 Sangat Baik (SB) 5 16,7 Sangat Aktif Jumlah 30 100,0 Keterangan: 1) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik (B). 2) Dikatakan Cukup Aktif jika termasuk dalam kriteria Cukup baik (CB). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 68 3) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat tidak baik (STB). Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi siklus II pertemuan I (hari pertama) yaitu sebagai berikut: 2) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 60,0% atau 18 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran berbicara. 3) 20,0% atau 6 siswa terlihat kurang aktif mengikuti pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Cukup baik (CB). 4) 20,0% atau 6 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran dengan materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB). 4) Tahap Analisis dan Refleksi Hasil siklus II pertemuan I yang didapat dari observer kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus II pertemuan II. Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi pada siklus II pertemuan I masih sudah cukup efektif. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan siswa selama pembelajaran sudah baik, yaitu sekitar 60,0% atau 18 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menunjukkan antusias dalam commit to user pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 20,0% atau 6 siswa hanya termasuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 69 kriteria kurang aktif dan 20% tidak aktif. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria kurang. Dari 20,0% atau 6 siswa terlihat pasif mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB). Untuk mengatasi kekurangan pada siklus II pertemuan I, peneliti dan Ibu Cornella Setyani (guru kolaborasi) kemudian mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut, berikut solusi yang telah didiskusikan. 1) Dalam menyampaikan materi guru harus melakukan umpan balik dengan siswa agar jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran meningkat, sehingga diharapkan dengan meningkatnya kegiatan siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. 2) Selama proses pembelajaran berbicara berlangsung, guru harus mengkoordinasikan kelas agar siswa memperhatikan dan tidak ramai. b. Pertemuan II (Hari ke 2) 1) Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus II pertemuan II diketahui pembelajaran berbicara cerita berjalan sudah cukup efektif namun kurang maksimal yang ditandai dengan kegiatan siswa yang aktif hanya 18 siswa (60,0%). Oleh karena itu diharapkan pada pertemuan II akan berjalan lebih efektif dan siswa yang aktif dalam pembelajaran lebih banyak sehingga keterampilan berbicara siswa meningkat pada siklus II. Pada tahap perencanaan siklus II pertemuan II peneliti mempersiapkan beberapa hal antara lain: (a) Menyiapkan kembali lagu atau nyanyian yang telah digunakan pada pertemuan sebelumnya, dengan lagu berbeda yaitu lagu “Kelap-kelip Bintang Kecil”. (b) Menyiakan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 70 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu pada hari Rabu tanggal 9 Mei 2012. Pada pertemuan kedua diajarkan tentang isi lagu dengan menggunakan alat peraga dan kata-kata baru yang ada dalam lagu-lagu yang akan diberikan kepada anak-anak secara keseluruhan. Guru memasuki kelas, kemudian mempersipkan ruang, alat dan media pembelajaran. Sebagian siswa masih ramai karena mereka baru saja menjalankan senam pagi yang rutin dilaksanakan. Kemudian guru menenangkan dan membuka pelajaran pada pagi ini dengan mengucapkan salam, lalu menanyakan siapa yang absen pada hari ini ternyata semua siswa masuk. Kegiatan awal (30 menit): Guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan tentang isi lagu yang disampaikan kepada siswa menggunakan metode bernyanyi model bagian-bagian dan campuran dan juga guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga dan kata-kata baru yang ada dalam lagu-lagu yang akan diberikan kepada anak-anak secara keseluruhan. Kegiatan Inti (60 menit): yaitu guru melakukan beberapa bidang pengembangan, diantaranya : a) Bidang Pengembangan : Bahasa Langkah-langkah kegiatannya : (1) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik sesuai dengan isi lagu. (2) Guru mengulangi seluruh lagu dengan tempo yang agak diperlambat, kemudian anak-anak dianjurkan untuk ikut menirukan bersama-sama dengan guru. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 71 (3) Guru mengucapkan baris ke satu sendirian, kemudian diikuti oleh anak-anak. Pengucapan ini perlu diulang-ulang sampai anak dapat dapat memahami baris ke satu tersebut. (4) Guru mengucapkan baris kedua lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. (5) Guru mengucapkan baris ke satu dan ke dua sekaligus kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham. (6) Guru mengucapkan baris ketiga lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. (7) Guru mengucapkan baris keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. (8) Guru mengucapkan baris ketiga dan keempat lalu diikuti oleh anakanak sampai paham. (9) Guru mengucapkan baris kesatu, kedua, ketiga dan keempat sekaligus kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham. (10) Guru memberi kesempatan kepada anak maju ke depan untuk bernyanyi lagu yang baru tersebut. (11) Guru meminta kepada siswa secara berkelompok maju ke depan kelas untuk bernyanyi lagu tersebut. (12) Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama. b) Bidang Pengembangan : Kognitif Kegiatan menghubungkan lembang bilangan dengan benda-benda sampai 10. Langkah-langkah kegiatannya : (1) Guru menerangkan materi pembelajaran tentang mengurutkan bentuk gambar yang sesuai sampai anak paham; (2) Guru membagikan lembar kerja siswa; (3) Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 72 (4) Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan mengurutkan bentuk gambar yang sesuai. Kegiatan akhir (30 menit): guru mereview kegiatan pembelajaran yang disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah belajar, menjawab salam, pesan dan pulang. 3) Tahap Observasi Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara menggunakan metode bernyanyi pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan Ibu Cornella Setyani dalam melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Pada siklus II pertemuan II ini observasi dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi. Hasil pemantauan proses belajar mengajar dan hasil bernyanyi siklus II pertemuan II diperoleh gambaran tentang kegiatan, kemampuan dan ketuntasan dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi secara keseluruhan siswa yaitu sebagai berikut: 1) Kegiatan siswa selama pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV.4. Kegiatan Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada siklus II Pertemuan ke-2 No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan 1 Sangat Tidak Baik (STB) 1 3,3 Sangat Pasif 2 Tidak Baik (TB) 3 10,0 Pasif 3 Cukup Baik (CB) 7 23,3 Cukup Aktif 4 Baik (B) 14 46,7 Aktif 5 Sangat Baik (SB) 5 16,7 Sangat Aktif commit to user Jumlah 30 100,0 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 73 Keterangan: a) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik (B). b) Dikatakan Cukup Aktif jika termasuk dalam kriteria Cukup baik (CB). c) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat tidak baik (STB). Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi siklus II pertemuan II (hari kedua) yaitu sebagai berikut: a) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 63,3,0% atau 19 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran berbicara. b) 23,3% atau 7 siswa terlihat kurang aktif mengikuti pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Cukup baik (CB). c) 13,3% atau 4 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran dengan materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB). 4) Tahap Analisis dan Refleksi Hasil siklus II pertemuan II yang didapat dari observer kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus II pertemuan III. Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi pada siklus II pertemuan II masih sudah cukup efektif, namun masih ditemukan anak-anak yang kurang aktif dan tidak aktif. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan siswa selamatopembelajaran sudah baik, yaitu sekitar commit user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 74 63,3% atau 19 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menun-jukkan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 10,0% atau 3 siswa hanya termasuk kriteria kurang aktif dan 1 siswa atau 3% tidak aktif. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria kurang. Dari 23,3% atau 7 siswa terlihat cukup aktif mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB). 5) Tahap Analisis dan Refleksi Hasil siklus II pertemuan II yang didapat dari observer kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus II pertemuan III. Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi pada siklus II pertemuan II masih sudah cukup efektif namun kurang maksimal. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan siswa selama pembelajaran masih belum maksimal, hanya sekitar 63,3% atau 19 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menun-jukkan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 23,3% atau 7 siswa hanya termasuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 75 kriteria cukup aktif. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria kurang. Dari 13,3% atau 4 siswa terlihat pasif mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB). Untuk mengatasi kekurangan pada siklus II pertemuan II, peneliti dan Ibu Cornella Setyani (guru kolaborasi) kemudian mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut, berikut solusi yang telah didiskusikan. a) Dalam menyampaikan materi guru harus melakukan umpan balik dengan siswa agar jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran meningkat sampai 80%, sehingga diharapkan dengan meningkatnya kegiatan siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. b) Selama proses pembelajaran berbicara berlangsung, guru harus mengkoordinasikan kelas agar siswa memperhatikan dan tidak ramai serta fokus pada kegiatan pembelajaran bernyanyi agar keterampilan berbicara dapat maksimal. c. Pertemuan III (hari ke tiga) 1) Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus II pertemuan III diketahui pembelajaran berbicara berjalan sudah cukup efektif namun kurang maksimal yang ditandai dengan kegiatan siswa masih ada yang tidak aktif dan kurang aktif. Oleh karena itu diharapkan pada pertemuan III akan berjalan lebih efektif dan siswa yang aktif dalam pembelajaran lebih banyak sehingga keterampilan berbicara siswa meningkat pada siklus II. Pada tahap perencanaan siklus mempersiapkan beberapa hal antara lain: commit to user II pertemuan III peneliti perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 76 a) Menyiapkan kembali lagu atau nyanyian yang telah digunakan pada pertemuan sebelumnya, tapi dengan lagu berbeda yaitu lagu “Ambilkan Bulan Bu”. b) Menyiapkan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian). 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu pada hari Kamis tanggal 10 Mei 2012. Pada pertemuan ketiga diajarkan tentang tanah airku, bertanya jawab tentang pahlawan nasional, dan membaca beberapa kata berdasarkan gambar tulisan di benda yang dikenal. Guru memasuki kelas, kemudian mempersipkan ruang, alat dan media pembelajaran. Sebagian siswa masih ramai karena mereka baru saja menjalankan senam fantasi yang rutin dilaksanakan. Kemudian guru menenangkan dan membuka pelajaran pada pagi ini dengan mengucapkan salam, lalu menanyakan siapa yang absen pada hari ini ternyata semua siswa masuk. Kegiatan awal (30 menit): Guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan tentang penjelasan yang berkaitan dengan bernyanyi lagu “Ambilkan Bulan Bu”. Dilanjutkan guru mengajak anak-anak bernyanyi lagu ambilkan bulan dengan metode campuran dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga dan katakata baru yang ada dalam lagu-lagu yang akan diberikan kepada anak-anak secara keseluruhan. (2) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik sesuai dengan isi lagu. (3) Guru mengulangi seluruh lagu dengan tempo yang agak diperlambat, kemudian anak-anak dianjurkan anak-anak dianjurkan untuk ikut menirukan bersama-sama dengan commit guru. to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 77 (4) Guru mengucapkan baris kesatu sendirian, kemudian diikuti oleh anakanak. Pengucapan ini perlu diulang-ulang sampai anak dapat memahami baru ke satu tersebut. ”Ambilkan bulan Bu ambilkan bulan Bu” (5) Guru mengucapkan baris kedua lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. ”Yang slalu bersinar dilangit” (6) Guru mengucapkan baris kesatu dan kedua sekaligus kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham. ”Ambilkan bulan Bu ambilkan bulan Bu” ”Yang slalu bersinar dilangit” (7) Guru mengucapkan baris ketiga lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham ”Dilangit bulan benderang” (8) Guru mengucapkan baris keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham ”Cahyanya sampai ke bintang” (9) Guru mengucapkan baris ketiga dan keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. ”Dilangit bulan benderang” ”Cahyanya sampai ke bintang” (10) Guru mengucapkan baris kelima lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. ”Ambilkan bulan bu untuk menerangi” (11) Guru mengucapkan baris keenam lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. ”Tidurku yang lelap dimalam gelap” commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 78 (12) Guru mengucapkan baris kelima dan keenam lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham. ”Ambilkan bulan bu untuk menerangi” ”Tidurku yang lelap dimalam gelap” (13) Guru mengucapkan baris kesatu, kedua, kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam sekaligus kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham. ”Ambilkan bulan Bu ambilkan bulan Bu” ”Yang slalu bersinar dilangit” ”Dilangit bulan benderang” ”Cahyanya sampai ke bintang” ”Ambilkan bulan bu untuk menerangi” ”Tidurku yang lelap dimalam gelap” Kegiatan Inti (60 menit): yaitu guru melakukan beberapa bidang pengembangan, diantaranya : 1) Bidang Pengembangan : Bahasa Menirukan urutan kata sederhana Langkah-langkah kegiatannya : (1) Guru menerangkan materi pembelajaran dalam kegiatan menirukan urutan kata sederhana; (2) Guru membagikan lembar kerja siswa; (3) Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; (4) Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam kegiatan menirukan urutan kata sederhana. 2) Bidang Pengembangan : Kognitif Materi kegiatan : Menunjukkan benda dari besar – kecil. Langkah-langkah kegiatannya : (1) Guru menerangkan materi pembelajaran tentang mengurutkan benda dari besar – kecil; (2) Guru membagikan lembar kerja siswa; (3) Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; (4) Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan menunjukkan benda dari besar – kecil. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 79 Kegiatan akhir (30 menit): guru mereview kegiatan pembelajaran yang disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah belajar, menjawab salam, pesan dan pulang. 3) Tahap Observasi Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara menggunakan metode bernyanyi pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan Ibu Cornella Setyani, S.Pd dalam melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Pada siklus II pertemuan III ini observasi dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi. Hasil pemantauan proses belajar mengajar dan hasil bernyanyi siklus II pertemuan III diperoleh gambaran tentang kegiatan, kemampuan dan ketuntasan dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi siswa yaitu sebagai berikut: 1) Kegiatan siswa selama pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan III dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV.5. Kegiatan Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada siklus I Pertemuan ke-3 No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan 1 Sangat Tidak Baik (STB) 0 0,0 Sangat Pasif 2 Tidak Baik (TB) 1 3,3 Pasif 3 Cukup Baik (CB) 5 16,7 Cukup Aktif 4 Baik (B) 18 60,0 Aktif 5 Sangat Baik (SB) 6 20,0 Sangat Aktif Jumlah 30 100,0 Keterangan: a) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik (B). commit to user b) Dikatakan Cukup Aktif jika termasuk dalam kriteria Cukup baik (CB). perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 80 c) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat tidak baik (STB). Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi siklus II pertemuan III (hari ketiga) yaitu sebagai berikut: a) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 80,0% atau 24 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran berbicara. d) 16,7% atau 5 siswa terlihat cukup aktif mengikuti pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Cukup baik (CB). e) 3,3% atau 1 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran dengan materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB). 4) Tahap Analisis dan Refleksi Hasil siklus II pertemuan II yang didapat dari observer kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus II pertemuan III. Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi pada siklus II pertemuan III masih sudah menunjukkan keaktifan siswa. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan siswa selama pembelajaran masih sudah maksimal, sekitar 80% atau 24 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguhsungguh, menun-jukkan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 16,7% atau 5 siswa hanya termasuk kriteria cukup aktif. Persentase commit to user tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria cukup baik. Dari 3% atau 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 81 siswa terlihat pasif mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB). Kemampuan dan Ketuntasan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan 1, 2 dan 3 dapat dilihat pada lampiran dan penilaian keterampilan berbicara diketahui kebanyakan siswa tergolong mempunyai penilaian setengah tuntas ( ) sebanyak 4 siswa (13,3%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 4 siswa (13,3%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 22 siswa (73,3%). Berdasarkan hasil pengumpulan data nilai siklus II dapat dilihat dari frekuensi nilai ketuntasan seperti tamak pada tabel IV.6. Tabel IV.6. Frekuensi nilai ketuntasan keterampilan berbicara anak Kelompok A di TK Santa Anna Sragen Siklus II Keterangan Frekuensi Persentase (%) 4 13,3 Belum tuntas (o) 4 13,3 Setengah tuntas ( ) 22 73,3 Tuntas ( ) Jumlah 30 100,0 Sumber: Hasil analisis data, 2012. Tabel IV.6 di atas, Nilai keterampilan berbicara Siklus II dapat ditunjukan dalam bentuk Diagram berikut : 25 22 Frekuensi 20 15 10 5 4 4 Belum Tuntas Setengah Tuntas 0 Tuntas commit to user Gambar 4.3. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Siklus II perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 82 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, siswa yang memperoleh nilai dengan katagori tuntas ada 22 siswa atau 73,3%, siswa yang tergolong setengah tuntas ada 4 siswa (33,3%), dan siswa yang belum tuntas ada 4 siswa (13,3%). Melihat hasil penilaian keterampilan berbicara yang memberikan penilaian kurang, dimana siswa yang tuntas sudah mencapai 22 siswa (73,3%) dan setengah tuntas sebanyak 4 siswa (13,3%), sehingga hal ini perlu dipertahankan sebagai suatu langkah pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi secara maksimal. C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I dan Siklus II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi pada anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Hal tersebut dapat dilihat pada data rekapitulasi nilai keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi dalam lampiran dan dapat dibuat suatu tabel distribusi frekuensi perbandingan tiap-tiap siklus dalam penelitian ini, yaitu : Tabel IV.8. Nilai Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Berbicara dengan Metode Bernyanyi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No. Keterangan 1 Belum tuntas (o) 2 Setengah tuntas ( ) 3 Tuntas ( ) Nilai Pra Siklus Nilai Siklus I Nilai Siklus II 9 30,0 9 30,0 4 13,3 17 56,7 11 36,7 4 13,3 4 13,3 10 33,3 22 73,3 Sumber: Data yang diolah. Dari tabel IV.8. Nilai Ketuntasan pada penilaian keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat ditunjukan dalam bentuk Diagram seperti tampak pada gambar berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 83 25 22 Frekuensi 20 17 15 11 10 5 9 9 10 4 4 4 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Kegiatan Per Siklus Gambar IV.4. Diagram Batang Ketuntasan nilai Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Dari diagram di atas menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut: 1) Perolehan nilai Pra Siklus, siswa yang memperoleh setengah tuntas ( ) sebanyak 17 siswa (56,7%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 9 siswa (30,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 4 siswa (13,3%) 2) Perolehan nilai Siklus I, siswa yang memperoleh setengah tuntas ( ) sebanyak 11 siswa (36,7%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 9 siswa (30,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 10 siswa (33,3%) 3) Perolehan nilai Siklus II, siswa yang memperoleh setengah tuntas ( ) sebanyak 4 siswa (13,0%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 4 siswa (13,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 22 siswa (73,3%) Hal ini menunjukkan suatu keberhasilan dari penggunaan metode bernyanyi dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok A TK Santa Anna Sragen tahun Ajaran 2011/2012. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 84 D. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perolehan penilaian observasi awal diketahui bahwa siswa yang memperoleh setengah tuntas ( ) sebanyak 17 siswa (56,7%), yang tergolong belum tuntas (o) sebanyak 9 siswa (30,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 4 siswa (13,3%). Hal ini berarti pada pengamatan awal keterampilan berbicara anak belum menunjukkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak, salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bernyanyi. Bernyanyi merupakan suatu bagian yang penting dalam pengembangan diri anak. Menurut Widia Pekerti (2008:243) bahwa bernyanyi merupakan aktivitas musical yang pengekspresiannya sangat pribadi karena menggunakan alat musik yang ada pada tubuh manusia serta bersifat langsung dan juga bernyanyi adalah ekspresi natural yang artistik. Demikian halnya menurut Mahmud & Fat (1999:1-2) menyatakan bahwa bernyanyi merupakan suatu bentuk ungkapan pikiran, perasaan melalui nada dan kata. Agar peningkatan keterampilan berbicara dapat membuahkan hasil yang maksimal, maka diperlukan tindakan yang yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode bernyanyi. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, yaitu tindakan pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi didapatkan hasil bahwa siswa yang memperoleh setengah tuntas ( ) sebanyak 11 siswa (36,7%), yang tergolong belum tuntas (o) sebanyak 9 siswa (30,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 10 siswa (33,3%). Hal ini apabila dibandingkan dengan nilai ketrampilan berbicara pada pra tindakan sudah menunjukkan peningkatan, namun peningkatan tersebut belum menunjukkan secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan tindakan berikutnya agar hasil keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi dapat menghasilkan hasil ketuntasan yang maksimal. Berdasarkan hasil tindakan pada siklus II, diketahui bahwa siswa yang commit to4 user memperoleh setengah tuntas ( ) sebanyak siswa (13,0%), yang tergolong belum perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 85 tuntas (o) sebanyak 4 siswa (13,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 22 siswa (73,3%). Hal ini menunjukkan suatu keberhasilan dari penggunaan metode bernyanyi dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen tahun Ajaran 2011/2012. Oleh karena itu, hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok A di TK. Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Sehingga, hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Indah Setyaning Jati (2006), yang meneliti tentang: ”Penggunaan Metode Bernyanyi Untuk Mengatasi Kesulitan Berbicara Di TK. Aisyiyah Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Tahun 2008 / 2009. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan berbicara yang lebih baik dibandingkan nilai sebelum diadakan tindakan, dengan persentase anak memperoleh nilai sebanding dengan yang diharapkan sedangkan untuk siklus 2 menunjukkan adanya keterampilan berbicara pada anak memperoleh nilai di atas yang diharapkan. Dengan demikian, dapat diajukan rekomendasi bahwa keterampilan berbicara melalui metode bernyanyi dapat mengatasi kesulitan berbicara pada anak TK. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan penggunaan metode bernyanyi akan dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak usia dini, semakin baik cara penggunaan metode bernyanyi maka semakin meningkat pula keterampilan berbicara pada anak tersebut. Oleh karena itu untuk menghasilkan penelitian yang maksimal maka diperlukan tindakan lanjutan dengan bimbingan yang dilakukan semaksimal mungkin. Bagi anak yang belum tuntas dalam keterampilan berbicara peneliti sekaligus untuk menindak lanjuti dengan memberikan bimbingan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi anak masing-masing. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 86 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi pada anak kelompok A Di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012, dengan perolehan nilai ketuntasan dari pra siklus yang tuntas ada 4 siswa (13,3%), pada siklus I ada 10 siswa (33,3%), dan pada siklus II ada 22 siswa (73,3%). B. Implikasi Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi dalam pelaksanaan pembelajarannya. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan implikasi teoretis dan implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Implikasi teoretis dari penelitian ini yaitu memungkinkan adanya temuantemuan positif ke arah pengayaan pengetahuan dalam hal pelaksanaan pembelajaran pada anak TK. Penelitian ini dapat membuka wawasan pemahaman dan pendalaman materi berbicara, khususnya berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi yang baik di sekolah. Penelitian ini juga membuka wawasan guru terhadap penggunaan metode bernyanyi yang selama walaupun sudah diterapkan oleh guru, namun kurang maksimal. 2. Implikasi Praktis Berdasarkan simpulan dan data-data temuan hasil penelitian terbukti bahwa ketrampilan berbicara dapat ditingkatkan dengan penggunaan metode bernyanyi. Maka hasil penelitian dapat diimplikasikan sebagai berikut: commit 86 to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 87 a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas, sehingga dapat memotivasi guru dan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan yang tepat dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran di TK pada aspek berbicara di TK dan pelajaran lain pada umumnya. c. Menunjukkan pentingnya sebuah metode pembelajaran dalam pembelajaran yang sudah terbukti menurunkan keabstrakan suatu konsep dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan kemampuan siswa khususnya ketrampilan berbicara anak. C. Saran 1. Bagi guru a. Diharapkjan dapat menggunakan strategi yang tepat dan menarik dalam meningkatkan ketrampilan berbicara anak, salah satu cara yang ditempuh yaitu dengan meningkatkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, misalnya dengan bernyanyi. b. Guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak, hendaknya menggunakan metode yang menarik serta sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak TK, salah satunya dengan menggunakan media bernyanyi. 2. Bagi Kepala Sekolah a. Mendukung upaya guru dalam menggunakan strategi yang tepat dan memanfaatkan media untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak. b. Menjalin kerja sama dan komunikasi yang baik dengan guru agar dalam pengembangan keterampilan berbicara anak memperoleh hasil yang commit to user optimal. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 88 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Adanya hasil penelitian yang membuktikan bahwa melalui metode bernyanyi, ketrampilan berbicara anak TK dapat meningkat, diharapkan dengan penelitian selanjutnya dapat mengangkat kembali permasalahan yang Ada tetapi dengan metode, teknik, strategi dan media yang lain serta tindakan yang berbeda agar dapat memberikan masukan atau temuan baru khususnya dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak umumnya mengembangkan potensi anak secara optimal. commit to user