Laporan Tugas Akhir (SI 40Z1) BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Beberapa kendala yang sering timbul pada pengembangan lahan rawa gambut budidaya tanaman meliputi : x Kondisi drainase yang buruk. x Kondisi tanah dan air yang asam serta oksidasi pirit. x Ketersediaan unsur hara dan kadar abu sangat rendah. x Kondisi tanah yang kurang sesuai (lapisan gambut yang tebal). Kondisi air yang tergenang akibat drainase yang buruk dapat diatasi dengan upaya pengaturan dan pengendalian air (drain control system) berdasarkan konsep water management. Konsep water management pada lahan gambut dilaksanakan dengan upaya pengaturan dan pengendalian muka air tanah di lahan. Sistem tata air yang diterapkan adalah drainase yang terkendali melalui jaringan saluran dan bangunan pengendali muka air. Salah satu pengaturan dan pengendalian tata air pada lahan gambut adalah menjaga muka air tanah di lahan sehingga berada dibawah zone perakaran, namun kelengasan yang tersedia pada tanah harus cukup ideal bagi pertumbuhan tanaman. Muka air tanah di lahan dikendalikan oleh muka air pada saluran tersier dan saluran sekunder. Fungsi saluran tersier lebih berperan, sedangkan saluran sekunder adalah untuk menjaga dan mengendalikan elevasi muka air di lahan jangan sampai terlalu rendah. Apabila pada lapisan gambut dijumpai lapisan dengan kadar pirit (FeS) yang tinggi jika teroksidasi akan berbentuk asam sulfat sehingga pH tanah menjadi sangat rnasam. Kondisi ini bisa ditangani dengan upaya pengaturan dan perbaikan drainase yang terkendali sehingga penurunan muka air tanah dapat Aqri Chandra Kriswanto (15002010) Eka Susanto (15002095) 66 Laporan Tugas Akhir (SI 40Z1) dijaga tetap berada diatas lapisan pirit sehingga peristiwa oksidasi dapat dicegah. Agar pengendalian muka air di saluran andal, maka diperlukan bangunan pengendali (bangunan hidraulis) yang cukup sesuai untuk pengendalian muka air, antara lain : 1. Stop-log Bangunan stoplog (skat balok) overflow yang umumnya cukup terbuat dari kayu ditempatkan di ujung saluran sekunder dekat saluran primer. Selain untuk menjaga dan mengendalikan muka air tanah di lahan bagi keperluan budidaya tanaman, bangunan stoplog tersebut berfungsi pula sebagai pengendali aliran di saluran untuk kepentingan sarana transportasi air. 2. Bangunan Pengendali di Kanal Utama (Saluran Primer) Merupakan bangunan pintu air yang ditempatkan pada lokasi dengan elevasi cukup curam dalam hal ini pada KM 5 Saluran Primer I untuk mencegah terjadinya terjunan yang mengakibatkan gerusan pada dasar saluran, selain itu berfungsi pula sebagai pengendali aliran di saluran untuk kepentingan sarana transportasi air serta mengatur kemiringan kanal dan kedalaman air di hulu bangunan tersebut apabila diperlukan. 3. Pintu Pengendali di Ujung Kanal Utama (Sa1uran Primer) Pintu pengendali ditempatkan pada saluran pengendali, saluran yang menghubungkan kanal utama (sa1. primer) dan sungai. Pintu pengendali ini berupa pintu sorong yang berfungsi membantu mengontrol elevasi muka air di kanal utama (saluran primer), dengan melimpaskan kelebihan air tersebut ke sungai. Selain itu pintu ini dapat dilewati lalu lintas perahu dari sungai ke kanal utama (sal. primer) pada saat air pasang. 6.2. SARAN Untuk mengoptimalkan perkebunan pada lahan rawa gambut, salah satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah kandungan air pada tanah gambut harus dapat dikendalikan sehingga tidak berfluktuasi terlalu besar. Hasil kajian yang masih memerlukan verifikasi memperlihatkan bahwa gambut yang kandungan airnya turun lebih kecil dari 30 %, maka gambut tersebut akan masak sehingga daya serap atau daya memegang air dan pupuk akan menurun atau hilang sama sekali. Aqri Chandra Kriswanto (15002010) Eka Susanto (15002095) 67 Laporan Tugas Akhir (SI 40Z1) Hal ini bisa terjadi apabila proses atau peristiwa penurunan muka air tanah dilakukan secara tidak terkendali (overdrain) sehingga terjadi kekeringan tak balik (irreversible drying). Oleh karena itu pihak pengelola lahan rawa gambut harus benar-benar memperhatikan muka air baik di tingkat lahan, saluran sekunder, dan saluran primer dengan mengatur bukaan pintu pada masing-masing bangunan pengendali sehingga ketersediaan air dapat dijaga untuk kebutuhan jangka panjang (long storage) terutama pada musim kemarau. Pengelolaan dan pengaturan air sistem drainse terkendali pada lahan gambut merupakan bahan kajian dan penelitian yang relatif baru di Indonesia, sehingga pengetahuan mengenai beberapa parameter yang diperlukan untuk kepentingan penetapan jarak antar saluran (drain spacing) antara lain : koefisien permeabilitas (konduktivitas hidraulik) serta formula yang dapat diterapkan perlu disepakati dan dikaji lebih lanjut. Aqri Chandra Kriswanto (15002010) Eka Susanto (15002095) 68