BAB 1 - Library Binus

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Indonesia Business Daily 2015, Pemerintah Indonesia akan
mendorong industri makanan dan minuman sebagai sektor yang strategis dalam
menghadapi
persaingan
global.
Badan
Koordinasi
Penanaman
Modal
mengharapkan Indonesia mampu menjadi basis produksi sektor industri yang
tahun lalu kinerjanya menembus Rp 1.000 triliun ini.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani
mengatakan dalam road map persiapan menghadapi MEA, pemerintah
menempatkan industri makanan dan minuman sebagai salah satu dari sembilan
industri yang dipersiapkan untuk melakukan penetrasi pasar ke negara ASEAN
lainnya.
Sektor makanan dan minuman menjadi satu dari tujuh industri yang
dipersiapkan bersaing dengan produk negara ASEAN lainnya, dalam
mengamankan potensi pasar dalam negeri yang cukup besar. Menurut Franky,
ada dua manfaat yang dapat diambil apabila Indonesia menjadi basis produksi
untuk industri makanan. Selain untuk mendorong kenaikan ekspor sektor
makanan, hal tersebut juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat Indonesia serta mengurangi pengangguran yang ada.
Di sela peresmian pabrik minuman ringan PT Asahi Indofood Beverage
Makmur, April 2015, Franky mengatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan
insentif investasi untuk menarik investor sektor makanan dan minuman. Dalam
revisi PP 52/2011 disebutkan salah satu kriteria industri yang dapat memperoleh
fasilitas tax allowance adalah apabila industri tersebut berorientasi ekspor
minimal 30 persen atau menyerap tenaga kerja dalam negeri cukup besar sekitar
500 orang.
BKPM mencatat realisasi investasi industri makanan dan minuman dalam
tahun 2010 hingga 2014 mencapai US$ 9,1 miliar (PMA) dengan trend realisasi
yang terus naik. Realisasi investasi sektor ini pada 2014 mencapai US$ 3,1
miliar, naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 2,1 miliar.
Realisasi investasi PMDN mengalami trend yang cukup fluktuatif dengan total investasi
periode 2010-2014 sebesar Rp 69 trilliun. Dalam hal penyerapan tenaga kerja, saat ini jumlah
tenaga kerja langsung di sektor makanan dan minuman tercatat mencapai 3,5 juta orang.
Dengan asumsi pertumbuhan 8 persen pada tahun mendatang, sektor ini dapat menyerap
tenaga kerja sedikitnya 280 ribu orang per tahun.
Hasil riset terbaru Qraved.com 2014, situs pencarian dan reservasi restoran di
Jakarta mengungkapkan bahwa telah terjadi pergeseran trend di mana semakin banyak
masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan makan di restoran. Sepanjang tahun 2013,
tercatat kunjungan orang Indonesia ke restoran mencapai 380 juta kali dan menghabiskan
total 1,5 miliar dollar AS. Kebiasaan makan di restoran ini juga dilengkapi dengan
pertumbuhan restoran kelas menengah dan atas hingga 250 persen dalam lima tahun
terakhir. Beberapa grup bisnis makanan dan minuman seperti Ismaya Group dan Opco
Indonesia sukses merayu calon pembeli dengan pilihan berbagai restoran dengan suasana
dan makanan yang unik. Menurut Steven Kim, co-founder Qraved.com banyak
masyarakat memanfaatkan kegiatan makan di restoran untuk bersosialisasi.Penelitiannya
menunjukkan fenomena trend makan di restoran merupakan bagian dari aktivitas sosial
dimana separuh dari mereka yang makan di restoran, datang bersama rekan bisnis, teman
atau keluarga.
Restoran masa kini juga berevolusi mengikuti perkembangan gaya hidup
masyarakat perkotaan. Food blogger, Ellyna Tjohnardi menyetujui hal itu. Menurut
Ellyna, restoran mempunyai fungsi yang beragam, tidak hanya sebagai tempat makan,
tetapi juga untuk berkumpul dengan teman atau sebagai tempat rapat. Meningkatnya
kebutuhan restoran multifungsi tersebut menumbuhkan kawasan kuliner seperti Kemang,
Senopati, Pantai Indah Kapuk dan Kelapa Gading yang dipenuhi banyak restoran dan kafe.
Kawasan kuliner sekarang semakin memudahkan konsumen dikarenakanadanya banyak
pilihan tempat makan.
Survei The Nielsen Company (2009) menyatakan 44 persen dari orang Indonesia
yang disurvei suka makan di luar rumah atau di restoran. Direktur Eksekutif dan Periset
konsumen The Nielsen Company Catherine Eddy mengatakan 44 peserta survei Nielsen
dari Indonesia makan di luar rumah antara satu sampai tiga kali per bulan. Menurut Eddy,
frekuensi makan di luar rumah mencerminkan budaya lokal. Dia menjelaskan bahwa
negara-negara di Asia, makan di luar rumah sudah sebagai kegiatan bersosialisasi. Survei
ini juga menunjukkan bahwa dampak krisis ekonomi global hanya sedikit pengaruhnya
terhadap masyarakat.
Di Jakarta khususnya sering ditemukan restoran atau warung makan yang di depannya
ada panggilan “kopitiam”. Sekilas, penampilan kopitiam hampir tak ada bedanya dengan
restoran biasa, baru bisa diketahui bedanya ketika melihat perabotan dan dekorasi yang
digunakan, biasanya disebut sebagai budaya zaman dahulu. Zaman dahulu berasal dari
budaya Cina dan budaya setempat, dalam hal ini asal kopitiam berasal adalah dari negara
Singapura dan Malaysia.
Pada awalnya Kopitiam tumbuh seiring dengan trend kopitiam seperti di Negara
Singapura dan Malaysia. Kopitiam sudah merajalela dan sudah dijadikan tempat yang
sangat menyenangkan untuk para pebisnis atau teman serta keluarga untuk makan
bersama atau hanya dijadikan tempat saling bertukar pikiran. PappaJack Kopitiam adalah
salah satu dari kopitiam asal Malaysia yang juga dapat dijadikan tempat melepas rasa
lelah. PappaJack Kopitiam mulai membuka usahanya di tahun 2013 di Jakarta. Awalnya
PappaJack mempunyai 1 cabang kopitiam di Jakarta namun seiring waktu dengan
perkembangan PappaJack yang terus meningkat sehingga PappaJack sudah mempunyai
lebih dari 10 cabang yang berlokasi di tempat yang strategis. PappaJack Kopitiam juga
sudah mulai memasuki kota-kota besar di Indonesia selain Jakarta. PappaJack Kopitiam
juga sudah dapat dijadikan Franchise bagi para investor yang berminat.
Tabel 1.1 Lokasi PappaJackKopitiam
PAPPAJACK KOPITIAM
SUNTER
KEDOYA
PIK
PLAZA MANDIRI
LOKASARI
BENTON JUNCTION
KALIBATA CITY
KELAPA GADING
ANCOL BEACH CITY MALL
FLAVOR BLISS
AEON MALL BSD
WIJAYA
PALEMBANG
SMS SUMARECON
GADING SERPONG
BANDENGAN
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
Pada bahasan ini, penelitian dilakukan di PappaJack Kopitiam yang berlokasi di Plaza
Mandiri Jakarta Selatan sebagai tempat survei dikarenakan PappaJack Kopitiam di Plaza
Mandiri adalah franchise yang pertama dan lebih memilih segmentasi pegawai kantor
serta memiliki promosi yang berbeda dibanding PappaJack lainnya.
Menurut observasi dari owner, Penjualan PappaJack Kopitiam lebih besar dihasilkan
oleh karyawan kantor di Plaza Mandiri atau yang bekerja di Plaza Mandiri. Pada awal
tahun berdirinya PappaJack Kopitiam di Plaza Mandiri, PappaJack mengalami
peningkatan penjualan secara stabil namun pada tahun berikutnya PappaJack Kopitiam
Plaza Mandiri mengalami penjualan yang tidak stabil. Penelitian ini ada dikarenakan
fenomena yang ada dan untuk mengetahui penyebab dimana pada tahun ke 2 PappaJack
Kopitiam Plaza Mandiri mengalami penurunan penjualan dibandingkan awal tahun.
Penjualan per bulan PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri tahun 2014 dan 2015 dapat
dilihat di gambar 1.1 dan gambar 1.2
Gambar 1.1 Penjualan PappaJack Kopitiam perbulan dari Januari- Juni 2014-2015.
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015)
Gambar 1.2 Penjualan PappaJack Kopitiam perbulan dari Juli-Desember 2014-2015.
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015)
Untuk membuktikan variabel penelitian yang akan digunakan untuk meningkatkan
penjualan, penelitian ini menggunakan kuesioner awal mengenai variabel apa yang paling
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dari 43 responden yang pernah memesan makanan dan
minuman di PappaJack Kopitiam, terdapat 16 responden yang mengutamakan Service
Quality, 7 responden memilih Price, 9 responden memilih Food Quality, 8 responden
memilih Promotion, dan 3 responden memilih Store Atmosphere.
Gambar 1.3 Kuesioner awal mengenai faktor mana yang paling mendukung kepuasan
yang pernah memesan di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri.
Faktor mana yang paling mendukung
kepuasan pelanggan
Service Quality
Price
Food Quality
Promotion
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015)
Store Atmosphere
Penelitian ini menggunakan analisis path dikarenakan PappaJack Kopitiam Plaza
Mandiri ingin mengetahui apakah service yang dilakukan sudah cukup baik misalnya
pelayanan serta efisiensi dalam melayani customer yang lebih diinginkan oleh customer
yang bersegmentasi pegawai kantor, berikutnya penelitian ini meneliti pada kualitas
makanan yang disajikan sudah memuaskan atau tidak dan penelitian ini berlanjut pada
pengaruh terhadap customer satisfaction dan berdampak pada customer retention.
Penelitian ini diadakan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan agar
penjualan makanan dan minuman di PappaJack Kopitiam stabil bahkan mengalami
peningkatan setiap tahunnya serta PappaJack juga mendapatkan kepuasan pelanggan yang
maksimal yang akan berdampak pada penjualan serta brand PappaJack Kopitiam Plaza
Mandiri.
Jika Penelitian ini tidak dapat dilakukan dengan baik, akan berdampak negatif dalam
hal penjualan di PappaJack Kopitiam dikarenakan customer yang harusnya menyukai
menu makanan dan minuman di PappaJack Kopiam Plaza Mandiri namun karena tidak
puas terhadap pelayanannya dapat beralih ke restoran lainnya. Hal ini dapat menyebabkan
PappaJack Kopitiam kehilangan customer yang sangat banyak dan menyebabkan
penurunan penjualan yang cukup signifikan karena customer tersebut tidak akan pernah
kembali hanya karena satu kesalahan yang kecil maupun besar. Berdasarkan latar
belakang dari penelitian, penelitian bertujuan untuk meneliti “ANALISIS PENGARUH
SERVICE QUALITY DAN FOOD QUALITY TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION
DAN DAMPAKNYA PADA CUSTOMER RETENTION DI PAPPAJACK KOPITIAM
PLAZA MANDIRI”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas,masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penjualan hampir 2 tahun, penjualan masih belum stabil atau
naik turun, ini menunjukkan penjualan yang belum mendapatkan hasil yang
maksimal.
2. Kualitas pelayanan dan makanan yang perlu dievaluasi untuk mengetahui kepuasan
pelanggan serta customer retention.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,kita dapat mengidentifikasi masalah dan merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah Service Quality memiliki pengaruh terhadap Customer Satisfaction pada
pelanggan di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri?
2. Apakah Food Quality memiliki pengaruh terhadap Customer Satisfaction pada
pelanggan di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri?
3. Apakah Service Quality dan Food Quality memiliki pengaruh terhadap Customer
Satisfaction pada pelanggan di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri?
4. Apakah Service Quality memiliki pengaruh terhadap Customer Retention pada
pelanggan di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri?
5. Apakah Food Quality memiliki pengaruh terhadap Customer Retention pada
pelanggan di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri?
6. Apakah Customer Satisfaction memiliki pengaruh terhadap Customer Retention pada
pelanggan di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri?
7. Apakah Service Quality dan Food Quality secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi Customer Retention dengan melalui Customer Satisfaction sebagai
variabel intervening?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah Service Quality memiliki pengaruh terhadap Customer
Satisfaction di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri (T-1).
2. Untuk mengetahui apakah Food Quality memiliki pengaruh terhadap Customer
Satisfaction di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri (T-2).
3. Untuk mengetahui apakah Service Quality dan Food Quality memiliki pengaruh
terhadap Customer Satisfaction di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri (T-3)
4. Untuk mengetahui apakah Service Quality memiliki pengaruh terhadap Customer
Retention di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri (T-4).
5. Untuk mengetahui apakah Food Quality memiliki pengaruh terhadap Customer
Retention di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri (T-5).
6. Untuk mengetahui apakah Customer Satisfaction memiliki pengaruh terhadap
Customer Retention di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri (T-6).
7. Untuk mengetahui apakah Service Quality dan Food Quality secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi Customer Retention dengan melalui
Customer Satisfaction sebagai variabel intervening pada PappaJack Kopitiam
Plaza Mandiri (T-7).
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat bagi Perusahaan (PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri)
 Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi Service Quality dan Food Quality
terhadap Customer Satisfaction yang selama ini diterapkan serta dampaknya terhadap
Customer Retention.

Untuk memperluas jangkauan pasar agar dapat meningkatkan brand serta penjualan
perusahaan.

Hasil Penelitian ini kiranya dapat memberikan tambahan informasi mengenai
efektivitas dalam service quality dan food quality dan dapat meningkatkan kepuasan
konsumen dan berpengaruh terhadap penjualan makanan dan minuman. Penelitian
juga sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki dan mengevaluasi kekuarangan
guna untuk meningkatkan keuntungan dan penjualan perusahaan.
1.5.2 Manfaat bagi Penulis:

Diharapkan mendapat pengalaman serta pengetahuan lebih mendalam mengenai dunia
marketing di bisnis restoran serta sebagai bukti kelulusan jenjang Strata 1.
1.5.3 Manfaat bagi Masyarakat/Umum:

Dengan adanya penelitian ini, masyarakat/umum dapat menjadikannya bahan studi
banding atau referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup yang digunakan untuk membatasi penelitian ini adalah:
a. Topik yang diangkat adalah Analisis pengaruh service quality dan food
quality terhadap customer satisfaction dan dampaknya terhadap customer
retention di PappaJack Kopitiam Plaza Mandiri.
b. Data yang digunakan adalah proses wawancara dengan direktur serta
kuesioner yang merupakan data customer lama atau pegawai kantor yang
sudah pernah melakukan pembelian produk.
Download