BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini
disebabkan oleh potensi sumber daya yang dimiliki daerah berbeda-beda. Todaro
dan Smith (2012: 71) mengidentifikasi ada delapan perbedaan yang signifikan
dalam kondisi awal yang memerlukan analisis khusus dari prospek pertumbuhan
dan kebutuhan pembangunan ekonomi modern, antara lain: dukungan sumber
daya fisik dan manusia, pendapatan per kapita dan tingkat PDB, iklim, populasi,
distribusi,
pertumbuhan,
peran
historis
migrasi
internasional,
manfaat
perdagangan internasional, dasar penelitian dan pengembangan kemampuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta efektivitas institusi domestik.
Salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi adalah kualitas modal
manusia (human capital). Human capital merupakan istilah yamg sering
digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan dan kapasitas manusia
lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan
(Todaro dan Smith, 2012: 365). Pendidikan dan kesehatan merupakan indikator
yang sangat penting dalam pengembangan kualitas modal manusia, untuk itu
sangat diperlukan upaya yang maksimal dalam peningkatannya. Dengan kualitas
modal manusia yang lebih baik, suatu daerah maupun negara mampu
meningkatkan pendapatan per kapita, dan diharapkan akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi.
1
Martín dan Herranz (2004) menyebutkan bahwa modal manusia merupakan
faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya Ling
(2014) mengemukakan bahwa peran human capital lebih tinggi terhadap
pertumbuhan ekonomi daripada modal materi, untuk itu perlunya investasi publik
yang dilakukan pemerintah dalam bidang pendidikan dan kesehatan (asuransi
kesehatan).
UNDP (United Nations Development Programme) mengembangkan sebuah
indeks kinerja pembangunan yang sering disebut sebagai Human Development
Index (HDI) atau sering disebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator
yang digunakan untuk menyusun indeks ini adalah: (1) tingkat harapan hidup, (2)
tingkat melek huruf masyarakat, (3) tingkat pendapatan riil per kapita berdasarkan
paritas daya beli (Arsyad, 2010: 46).
Tabel 1.1
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia
dan Provinsi Sumatera Barat, 2007-2011
No
Tahun
1
2007
2
2008
3
2009
4
2010
5
2011
Sumber: BPS, 2012a
IPM
Indonesia
70,59
71,17
71,76
72,27
72,77
Sumatera barat
72,23
72,96
73,44
73,78
74,28
Berdasarkan Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia
meningkat pada tahun 2007-2011, demikian pula IPM Provinsi Sumatera Barat
meningkat pada tahun 2007-2011. Secara umum IPM Provinsi Sumatera Barat
lebih tinggi dari IPM Indonesia. Jadi, secara rata-rata kualitas modal manusia
Provinsi Sumatera Barat lebih baik daripada kualitas modal manusia secara
nasional.
2
Tabel 1.2
Laju Pertumbuhan PDB/PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Indonesia dan Provinsi Sumatera Barat, 2007-2011 (%)
No
Tahun
Laju Pertumbuhan PDB/PDRB
Indonesia
Sumatera barat
6,35
6,34
6,01
6,88
4,63
4,28
6,10
5,94
6,49
6,25
1
2007
2
2008
3
2009
4
2010
5
2011*
Keterangan: *) Angka Sementara
Sumber: BPS, 2012b dan BPS Sumbar, 2008, 2009a-2012a
Berdasarkan Tabel 1.2 laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Provinsi
Sumatera Barat mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007-2008 laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2009 mengalami
penurunan, dan pada tahun 2010-2011 mengalami kenaikan kembali. Demikian
pula, laju pertumbuhan Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2007-2008
mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2009 mengalami penurunan, dan pada
tahun 2010-2011 mengalami kenaikan kembali. Selanjutnya pada tahun 2008 laju
pertumbuhan Provinsi Sumatera Barat lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi dari tahun 2007, 2009-2011 laju
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat berada di bawah laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah juga dipengaruhi oleh jumlah
penduduk dan jumlah angkatan kerja. Hal ini senada dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Arsyad (2010: 271), bahwa:
“Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan
jumlah angkatan kerja (labor force) secara tradisional dianggap sebagai
faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut
berarti: (1) semakin banyak jumlah angkatan kerja berarti semakin banyak
pasokan tenaga kerja, dan (2) semakin banyak jumlah penduduk akan
meningkatkan potensi pasar domestik”.
3
Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan, jika jumlah angkatan kerja semakin
banyak, maka pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan semakin tinggi.
Tabel 1.3
Angkatan Kerja dan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Provinsi Sumatera Barat, 2007-2011
No
Tahun
Angkatan kerja
(jiwa)
2.106.711
2.127.512
2.172.002
2.041.454
2.070.725
1
2007
2
2008
3
2009
4
2010
5
2011*
Keterangan: *) Angka Sementara
Sumber: BPS Sumbar, 2008, 2009a-2012a
Laju Pertumbuhan Ekonomi
(%)
6,34
6,88
4,28
5,94
6,25
Dari Tabel 1.3 terlihat bahwa pada tahun 2007-2009 jumlah angkatan kerja
Provinsi Sumatera Barat mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2010 mengalami
penurunan, dan pada tahun 2011 jumlah angkatan kerja mengalami kenaikan
kembali. Kenaikan jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Barat tidak selalu
diikuti kenaikan laju pertumbuhan ekonomi, hal ini terjadi pada tahun 2008-2009,
di mana jumlah angkatan kerja naik dari 2.127.512 jiwa menjadi 2.172.002 jiwa,
tetapi laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan
dari 6,88 persen menjadi 4,28 persen. Sebaliknya, penurunan jumlah angkatan
kerja di Provinsi Sumatera Barat tidak selalu diikuti penurunan laju pertumbuhan
ekonomi, hal ini terjadi pada tahun 2009-2010.
Pemerintah memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan
perekonomian. Di Indonesia, pemerintah setidaknya mempunyai peran minimal
(penyediaan barang-barang publik, perlindungan terhadap si miskin), dan peran
akif (mendorong kegiatan swasta, redistribusi aset) (Kuncoro, 2004: 110). Peran
tersebut dapat diwujudkan melalui pengeluaran pemerintah setiap tahunnya.
4
Tabel 1.4
Realisasi Pengeluaran Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat, 2007-2011 (juta rupiah)
Tahun
Belanja Daerah
Pembiayaan Daerah
2007
7.004.685,00
1.572.152,00
2008
7.977.916,00
2.114.092,00
2009
8.832.358,00
1.623.853,00
2010
9.432.392,00
1.275.632,00
2011
10.659.065,00
1.496.259,00
Sumber: BPS, 2013 dan BPS Sumbar, 2009b-2012b
Jumlah
8.576.836,00
10.092.008,00
10.456.211,00
10.708.024,00
12.155.324,00
Berdasarkan Tabel 1.4 jumlah realisasi pengeluaran pemerintah Provinsi
Sumatera Barat dari tahun 2007-2011 mengalami kenaikan, hal ini tidak sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat yang mengalami fluktuasi dari
tahun 2007-2011.
Selanjutnya jumlah belanja modal Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat
pada Tabel 1.5 berikut ini.
Tabel 1.5
Jumlah Belanja Modal Provinsi Sumatera Barat, 2007-2011 (juta rupiah)
No
Tahun
Jumlah belanja modal
1
2007
1.871.519,00
2
2008
1.934.405,00
3
2009
1.648.379,00
4
2010
1.453.461,00
5
2011
1.806.954,00
Sumber: Sumber: BPS, 2013 dan BPS Sumbar, 2009b-2012b
Dari Tabel 1.5 dapat terlihat bahwa jumlah belanja modal di Provinsi Sumatera
Barat pada tahun 2007-2009 mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2010 jumlah
belanja modal mengalami penurunan. Selanjutnya pada tahun 2011 mengalami
kenaikan kembali.
1.2 Keaslian Penelitian
Permasalahan tentang human capital, angkatan kerja dan belanja modal
telah banyak diteliti oleh berbagai pihak, baik di Indonesia maupun di luar negeri,
5
tetapi komponen yang digunakan berbeda-beda, sehingga menghasilkan
kesimpulan yang bervariasi. Sebagai pembanding, maka perlu diuraikan beberapa
penelitian terdahulu pada tabel berikut ini:
Tabel 1.6
Penelitian Terdahulu
No.
1.
Peneliti
Baici dan
Giorgia
(2005)
Judul Penelitian
Lokasi
Italia
(19802001)
Alat Analisis
Regresi
panel
data
2.
Leeuwen
dan Peter
(2008)
Human capital
and
economic
growth in Asia
1890-2000:
A
time-series
analysis.
Asia
(19802000)
Timeseries
analysis dan
cointegration
3
Zhao and
Jiang
(2009)
Capital
formation and
economic growth
in wea
Cina
bagian
Barat
(19922006)
Unit-Root Test
and
Cointegration
Test
Has human capital
accounted for
regional economic
growth Italy? A
panel analysis on
the 1980-2001
period.
Hasil Penelitian
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
pertumbuhan daerah di
Italia didorong oleh
sektor-sektor
yang
membutuhkan modal
manusia yang mampu
beradaptasi
dengan
teknik produksi yang
ada,
daripada
menerapkan
teknik
yang
baru.
Perkembangan sektor
tersier dan ketersediaan
yang lebih besar dari
tenaga kerja dengan
ijazah
sekolah
menengah
atas
memungkinkan daerah
tertentu
untuk
mencapai kinerja yang
baik.
Dengan menggunakan
time series analysis
dan Cointegration test,
Penelitian
ini
menyimpulkan bahwa
modal
manusia
berkointegrasi dengan
tingkat
pendapatan
agregat selama abad
ke-20,
yang
menegaskan akumulasi
modal
manusia
mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi
di negara-negara yang
kurang
berkembang
seperti Indonesia dan
India.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
belanja modal lokal
fiskal dan investasi
pemerintah pusat
6
Tabel 1.6 Lanjutan
No.
4
Peneliti
Kalu dan
O’Neal
(2012)
Judul
Penelitian
western China
Lokasi
Government
expenditure
and economic
growth
in
Nigeria, 19802011
Nigeria
(19802011)
Alat Analisis
Autoregressive
Distributed Lag
Hasil Penelitian
memiliki efek positif
yang
signifikan
terhadap pertumbuhan
di wilayah tengah dan
barat. Pinjaman tidak
berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
di salah satu daerah.
Efek dari pembiayaan
ekuitas
adalah
signifikan
untuk
pertumbuhan di daerah
timur dan tengah,
tetapi tidak di barat.
Hubungan antara FDI
dan pertumbuhan lebih
kuat di barat daripada
di Cina tengah, tapi
lebih lemah daripada di
timur.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
pengeluaran
pemerintah berulang
secara
positif
berhubungan dengan
pertumbuhan ekonomi,
membenarkan
keabsahan
hukum
Wagner;
bahwa
peningkatan tanggung
jawab setiap negara
dalam jangka panjang
dan
pendek
menyebabkan
peningkatan
ukuran
ekonomi. Penelitian ini
merekomendasikan
agar pemerintah harus
memastikan
belanja
modal dan belanja
berulang
dikelola
dengan cara yang akan
meningkatkan
kapasitas
produktif
bangsa karena hal ini
akan
merangsang
percepatan
pertumbuhan
perekonomian
pengeluaran
7
Tabel 1.6 Lanjutan
No.
Peneliti
Judul
Penelitian
Lokasi
Alat Analisis
5
Olimpia
(2012)
Labour
productivity
and
human
capital in the
EU countries:
An empirical
analys.
Uni Eropa
(19962010)
correlation
analysis
6.
Meylani
(2013)
Analisis kutub
pertumbuhan
dan pengaruh
Human Capital
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
regional
di
Provinsi
Lampung
tahun
20022011
Provinsi
Lampung
(20022011)
Analisis
Diskriminan,
dan
Regresi
Data Panel
7.
Qadri
(2013)
Human
capital and
economic
growth:
crosscountry
evidence
from low-,
middle- and
high-income
cuontries.
Pakistan
(20012008)
cross-country
8.
Wanimbo
(2013)
Pengaruh
pengeluaran
pemerintah
(belanja
Provinsi
Papua
(20082011)
Regresi
Panel
Data
Hasil Penelitian
pemerintah
berhubungan
positif
dengan pertumbuhan
ekonomi.
Dengan menggunakan
correlation analysis,
penelitian
ini
menyimpulkan bahwa
adanya hubungan kuat
antara
produktivitas
tenaga kerja dan modal
manusia,
dinyatakan
sebagai saham, dan
perbedaan
dalam
produktivitas
tenaga
kerja
negara-negara
Eropa dapat dijelaskan,
dalam proporsi 85-95
persen oleh perbedaan
tingkat modal manusia.
Dengan menggunakan
analisis
diskriminan
dan regresi data panel,
penelitian
ini
menyimpulkan bahwa
Kutub
pertumbuhan
adalah Kota Bandar
Lampung,
human
capital
merupakan
salah satu determinan
utama
dalam
pertumbuhan ekonomi
regional
Provinsi
Lampung.
Penelitian
ini
menyimpulkan bahwa
human capital dan
pertumbuhan ekonomi
memiliki
hubungan
yang relevan. Namun,
pengembalian modal
manusia
bervariasi
dengan negara-negara
yang memiliki tingkat
pendapatan
yang
berbeda.
Dengan menggunakan
regresi data panel,
penelitian
ini
menyimpulkan penge-
8
Tabel 1.6 Lanjutan
No.
Peneliti
Judul
Penelitian
Lokasi
9.
Neycheva
(2014)
The role of
education for
the economic
growth
Of
Bulgaria.
Bulgaria
(20002012)
10.
Ling
(2014)
Empirical
analysis on the
relationship
between
human capital
investment
economic
growth in rural
areas: based
on the data of
Henan.
Henan
(19952012)
11. Rackmawati
(2014)
Dampak peran
sektoral
terhadap
petumbuhan
ekonomi
Di
Provinsi
Banten Tahun
2001-2012.
Provinsi
Banten
(20012012)
Alat Analisis
cross-country
correlation
analysis
Unit root test
sequence
Regresi
Panel
Data
Hasil Penelitian
luaran pemerintah di
bidang
infrastruktur
dan jumlah angkatan
kerja
memiliki
pengaruh
positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi
Provinsi
Papua,
tetapi
pengeluaran
pemerintah di bidang
pendidikan
dan
kesehatan
memiliki
pengaruh yang negatif
terhadap pertumbuhan
ekonomi
Provinsi
Papua.
Secara
umum,
penelitian ini tidak
dapat
sepenuhnya
mendukung hipotesis
bahwa
pendidikan
mendorong
pertumbuhan karena
orang
dengan
pendidikan menengah
dua kali lebih banyak
daripada
yang
memiliki pendidikan
tinggi.
Berdasarkan
data
investasi
modal
manusia,
investasi
modal materi daerah
Henan pedesaan 19952012 yang dianalisis
dengan menggunakan
unit root test sequence,
menyimpulkan bahwa
investasi
manusia
memainkan
peran
penting
terhadap
pertumbuhan ekonomi
dibandingkan dengan
investasi modal materi.
Penelitian
ini
menyimpulkan bahwa
peran sektor industri
kontrakdiktif terhadap
pertumbuhan ekonomi
kabupaten di Provinsi
Banten, pertumbuhan
penduduk dan penge-
9
Tabel 1.6 Lanjutan
No.
Peneliti
Judul
Penelitian
Lokasi
Alat Analisis
Hasil Penelitian
luaran pemerintah
mempunyai pengaruh
yang negatif dan modal
manusia mempunyai
pengaruh yang positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi
Provinsi
Banten.
Berdasarkan uraian pada Tabel 1.6 ada beberapa perbedaan penelitian yang
dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu Penelitian yang dilakukan
berlokasi di Provinsi Sumatera Barat pada periode 2007-2011, variabel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga konstan 2000,
sedangkan variabel independen adalah angka melek huruf, rata-rata lama sekolah,
tingkat partisipasi angkatan kerja, dan proporsi belanja modal terhadap
pengeluaran pemerintah.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan dalam penelitian ini adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Barat berada di atas
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nasional, tetapi pertumbuhan ekonomi
Provinsi Sumatera Barat berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi nasional,
kenaikan dan penurunan jumlah angkatan kerja dan belanja modal di Provinsi
Sumatera Barat tidak selalu diikuti oleh kenaikan dan penurunan laju
pertumbuhan ekonomi.
10
1.4 Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh human capital (angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah) kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera
Barat tahun 2007-2011?
2. Bagaimana pengaruh angkatan kerja kabupaten/kota terhadap pertumbuhan
ekonomi Provinsi Sumatera Barat tahun 2007-2011?
3. Bagaimana pengaruh belanja modal kabupaten/kota terhadap pertumbuhan
ekonomi Provinsi Sumatera Barat tahun 2007-2011?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis pengaruh human capital (angka melek huruf, rata-rata lama
sekolah) kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera
Barat tahun 2007-2011.
2. Menganalisis pengaruh angkatan kerja kabupaten/kota terhadap pertumbuhan
ekonomi Provinsi Sumatera Barat tahun 2007-2011.
3. Menganalisis pengaruh belanja modal kabupaten/kota terhadap pertumbuhan
ekonomi Provinsi Sumatera Barat tahun 2007-2011.
1.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian yang dilakukan memiliki
manfaat sebagai berikut.
11
1. Manfaat teoritis
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi dan wawasan yang lebih luas mengenai pengaruh human capital
terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah
dalam menentukan kebijakan yang tepat dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya pemerintah kabupaten/kota serta
pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari Bab I Pendahuluan,
menguraikan tentang latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori/Kajian Pustaka, menjelaskan tentang teori, kajian
terhadap penelitian terdahulu, hipotesis. Bab III Metoda Penelitian, memuat
tentang desain penelitian, metoda pengumpulan data, defenisi operasional, dan
metoda analisis data. Bab IV Analisis Data memuat tentang deskripsi data, hasil
estimasi regresi data panel, pemilihan teknik regresi data panel, pembahasan. Bab
V Simpulan dan Saran menganalisis tentang kesimpulan, implikasi, keterbatasan
dan saran.
12
Download