AHOK DAN UJIAN DEMOKRASI. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Dan Abraham Lincoln mengatakan bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Makna klasik itu memberikan panduan logis bahwa soal Gubernur DKI biarlah rakyat banyak yang menentukan, bukan kita yang ngotot dengan cara pandang kita, padahal kita sendiri tidak suka diintervensi cara pandang politik kita sendiri. Sekarang ini banyak pengamat, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang menjadi bagian hingar bingarnya pilkada DKI, mereka seringkali bernalar kritis yang dipaksakan untuk kemudian diletakan di dengkul demi menjegal kontestan politik yang tidak disukai. Maka, yang terjadi adalah perdebatan diantara partisan dengan non partisan dipastikan tidak akan menghadirkan diskursus yang sehat. Cara pandang demokrasi juga mengajarkan kepada kita untuk menggunakan logika demokrasi substantif dan logika demokrasi representatif. Dalam logika demokrasi substantif siapapun dari etnis manapun dan agama apapun memiliki hak yang sama untuk ikut dalam kontestasi politik. Sedangkan dalam logika demokrasi representatif mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menghargai representasi. Jadi Ahok punya hak yang sama dengan warga negara Indonesia lain-nya untuk ikut dalam pilkada DKI 2017. Ia tidak boleh di diskriminasi. Salam Demokrasi, Inas N Zubir. 22 September 2016