“MENGATASI KRISIS DENGAN CAPRES NON PARTISAN” Tidak dapat dipungkiri bahwa krisis bangsa ini memasuki tahap yang mengkhawatirkan, tetapi kita tidak perlu menjabarkan berbagai macam krisis tersebut, kecuali bila kita tidak melihat bahwa semua krisis itu sebenarnya telah bermuara pada krisis kepercayaan yang semakin meluas. Berbagai rekayasa kenegaraan (politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, hukum dsb), telah dilakukan oleh berbagai macam pihak untuk mengatasi maupun untuk menutupinya. Tetapi ternyata pemilihan umum untuk memilih calon anggota legislatif yang dijalankan pada taggal 09 april 2009, semakin menunjukkan betapa rapuhnya kejujuran dan keadilan sebagai unsur perekat yang utama dalam memelihara rasa kesatuan dan pesatuan bangsa ini. Hal itu sangat jelas bila kita mengamati interaksi dan hubungan politik para tokoh dan partai-partai politik pendukungnya. Oleh sebab itu mulai berkembang pertanyaan didalam mayarakat, apakah sudah saatnya perlu ditampilkan wacana untuk melahirkan seorang pemimpin negara, calonpresiden ataupun calon-wakil presiden yang bukan berasal dari partai politik ? Darimana kemungkinan yang dapat melahirkan seorang pemimpin negara yang tidak berasal dari partai politik (non-partisan) ?. Kemungkinan lahirnya sipemimpin baru tersebut, jelas tidak dimungkinkan bila tidak melalui partai politik, baik melalui persyaratan dukungan minimum 20 % dari jumlah kursi partai politik di legislatif, maupun minimum 25 % dari jumlah suara sah pemilih dari sejumlah partai politik. Jadi kemungkinan-nya sangat cukup, bila ada partai-partai politik yang sadar bahwa negara ini harus diselamatkan dari segala macam konflik kepentingan, rekayasa politik , adu-domba kekuatan politik, pelemahan partai politik, kecurangan maupun kelicikan politik yang tidak ada habis-habisnya. Disamping itu ada pertanyaan yang cukup mendalam dari sebagian anggota masyarakat, apakah ada jaminan bahwa kehidupan politik akan menjadi semakin baik, misalnya jumlah yang tidak memilih-golput tidak semakin meningkat, atau kekacauan amburadul-nya pemilu, jika bangsa ini, mulai tahun 2009 sampai 2014 tetap dipimpin oleh seorang partisan yang sudah pasti akan lebih mementingkan golongannya sendiri saja. Seorang pemimpin non partisan haruslah seorang negarawan tulen, yang dapat dilihat dari jejak politiknya, dari kedekatannya pada nasib rakyat banyak dan dari keberaniannya mengatakan sesuatu hal bila itu untuk menyelamatkan dan kebaikan bangsa ini. Ada beberapa keuntungan dan kelebihan dari seorang pemimpin negara yang non partisan untuk menyelamatkan negeri ini : 1. Dia akan melakukan interaksi politik secara transparan dan adil kepada semua kekuatan-golongan politik, terutama partai politik. 1 2. Dia akan menjadi penengah yang baik jika terjadi konflik kepentingan di-antara kekuatan-golongan dan partai politik, baik dilembaga legislatif maupun dilembaga lainnya. 3. Dia akan adil karena tidak akan melibatkan dirinya pada setiap pemilihan kepala daerah ditingkat propinsi, kabupaten atau kota. 4. Dia tidak akan membuat kebijakan yang tertutup atau tidak adil, karena hal itu akan menimbulkan ketidakpercayaan semua kekuatan-golongan dan partai politik, sehingga dia dapat dikeroyok rame-rame dan kemudian di-makzul-kan. 5. Dia akan membuat kebijakan yang transparan dan adil, sehingga tidak akan ada alasan pada kekuatan-golongan atau partai politik dilembaga legislatif untuk tidak mendukung kebijakan-nya. 6. Setiap kekuatan atau partai politik akan maksimal menjalankan perannya, seperti pendidikan politik, sosialisasi politik, kaderisasi, menyalurkan aspirasi rakyat, sosial kontrol. Tanpa ada mimpi buruk akan di-intervensi, dilemahkan atau di-adu domba oleh sang pemimpin. Sehingga pada akhirnya partai politik akan kembali seutuh-nya dipercaya oleh rakyat negeri ini. 7. Dia akan memberikan harapan baru, sehingga akan dapat mengurangi gejala tidak mau memilih alias golput, apatisme, karena krisis kepercayaan yang meluas. 8. Dia akan bisa menegakkan hukum dan keadilan benar-benar tanpa pilih kasih, yaitu dengan mengembalikan kewibawaan birokrasi, aparat penegak hukum dan intelijen, melalui upaya peningkatkan profesionalisme-nya hanya untuk mengabdi pada negara saja. Karena dia tidak akan mengajak lembaga-lembaga tersebut bermain politik hanya untuk mengabdi pada kekuasaan semata. Sebab hal itu akan menciptakan krisis kepercayaan pada dirinya sebagai pemimpin negara dan pada masa depan negeri ini. 9. Jika ada kekuatan atau partai politik yang mengajukan seorang calon presiden non-partisan (atau wakil-presiden) diluar partai politik-nya sendiri , maka parpol tersebut akan terbebaskan dirinya dari beban psikologis politik atau kekuatiran pada adanya pendapat, “jika capres-partainya sendiri tidak menang dalam pilpres, maka parpol-nya akan menurun dipemilu mendatang”. Tapi siapkah bangsa ini, didalam pemilihan capres 2009 itu nanti dapat melahirkan seorang pemimpin negeri yang non partisan, agar bangsa ini dapat meletakkan dasardasar kedaulatan rakyat, dasar-dasar sistem politik, dasar-dasar sistem kenegaraan lainnya yang lebih luas secara lebih baik ? Waktu masih cukup untuk merenung bersama dan kemudian mengambil keputusan, yang mungkin akan tertulis dan dikenang oleh generasi mendatang. Salam takzim, Bambang Sulistomo Capres republik rakyat melarat. Email : [email protected]. 2