pengenalan bahasa mandarin dengan metode drilling dan role

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGENALAN BAHASA MANDARIN
DENGAN METODE DRILLING DAN ROLE PLAYING
DI SMK N 1 SRAGEN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai
Derajat Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
Nugraheni Setyaningrum
C 9609022
PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
to user
2012
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
 Ujian-ujian hidup yang datang silih berganti adalah ilmu berharga yang dapat
mendewasakan kita.
 Man Jadda Wa Jada( Yen kowe temen bakale tinemu)
 相信自己(Percaya diri)
 Pahit-pahit kehidupan jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah akan manis
pada waktunya
 Tiada Kekuatan Selain Allah, dan Tiada Tuhan Selain Allah, aku ada karena
Allah...Thank’s Allah.. Iloveu so much......
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :
1. Keluarga tersayang
2. Keluarga Besar D3 Bahasa China
3. Keluarga Besar LPI Sunan Walisongo
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmatNya sehingga
Laporan ini dapat terselesaikan, dan sholawat serta salam senantiasa tercurah
kehadirat nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan umat di dunia.
Ucapan terimakasih yang tak terkira kepada :
1. Drs. Riyadi Santoso, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret.
2. Dra. Endang Tri Winarni, M. Hum., selaku Ketua Program Studi D3 Bahasa
China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Yohanes Suwanto,
M. Hum., selaku Sekretaris Program Studi D3
Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Bapak Teguh Sarosa, S.S., M. Hum., selaku pembimbing 1 yang dengan sabar
membimbing penulis hingga selesainya Tugas Akhir ini.
5. Pan Laoshi selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan
nasehat sampai Tugas Akhir ini dapat selesai.
6. Seluruh dosen DIII bahasa China yang telah memberikan ilmu kepada penulis.
7. Kepala Sekolah SMK N 1 Sragen yang telah memperkenankan penulis
melakukan perkenalan bahasa China, serta seluruh Guru dan karyawan SMK
N 1 Sragen.
8. Bapak, Ibuku dan adikku tersayang yang tidak ada henti-hentinya
menyemangatiku di saat aku rapuh, dan selalu mendoakanku.
9.
Kakakku M. Izzudin yang selalu mensupport aku dan mendoakanku.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Sahabat-sahabatku Mas Sigit, Mas Vino, Mas Rian thank’s atas bantuannya,
semoga Allah senantiasa meRahmati kalian.
11. Mei, Luckyta, Mbk Cahya dan seluruh mahasiswa DIII Bahasa China tahun
2009, 2010, dan 2012, terima kasih atas semangat, kritik dan saran-sarannya.
12. Keluarga Besar Habib Nuch Al Hadad atas doa dan barokahnya. Subhanallah.
Abah Ma’ruf Islamuddin atas dukungan dan doanya beserta rebana Walisongo
yang selalu menyemangati.
13. Mas Robin terima kasih atas semangat dan sarannya, Bapak Khoirun beserta
kelurga terima kasih atas doa dan dukungannya.
14. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan
baik.
Dengan segala kerendahan hati dan keinginan untuk berbuat yang lebih baik,
penulis menyadari bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan maupun kesalahan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kualitas
laporan kerja praktek dapat lebih baik. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan bahasa Mandarin.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN...............................................................
iii
MOTTO..............................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN...............................................................................................
v
KATA PENGANTAR........................................................................................
vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................
x
ABSTRAK...........................................................................................................
xi
论文摘要..............................................................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................
1
B. Rumusan Masalah Penelitian...........................................................
6
C. Tujuan Penelitian............................................................................
6
D. Manfaat Penelitian...........................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
8
A. Pengertian Bahasa Mandarin........................................................... 8
B. Pembelajaran Bahasa Mandarin...................................................... 11
C. Pengertian Metode Pembelajaran.................................................... 13
D. Metode Drilling............................................................................... 14
1. Pengertian Metode Drilling......................................................... 14
2. Langkah-langkah Metode Drilling..............................................
18
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drilling..............................
20
E. Metode Role Playing........................................................................ 23
1. Pengertian Metode Role Playing...............................................
23
2. Langkah-langkah Metode Role Playing....................................
26
3. Kelebihan dan Kekurangan
commit toMetode
user Role Playing.....................
28
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................... 30
A. Gambaran Umum Sekolah................................................................
30
B. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar........................................... 35
C. Pengertian RPP dan Komponen RPP................................................. 47
D. RPP.................................................................................................... 52
E. Tes...................................................................................................... 77
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 80
A. Kesimpulan........................................................................................ 80
B. Saran..................................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 83
LAMPIRAN............................................................................................................ 84
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Tabel pertemuan pembelajaran AP 2 Hal 36.
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Nugraheni Setyaningrum. 2012. Pengenalan Bahasa Mandarin dengan Metode
Drilling dan Role Playing di SMK N 1 Sragen. Program Diploma III Bahasa
China. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tugas akhir ini dilatarbelakangi oleh belum adanya pembelajaran bahasa
Mandarin di Sragen. Tahun 2012 merupakan tahun pertama bagi SMK N 1 Sragen
yaitu kelas AP 1, 2, dan 3 menerima materi pengenalan bahasa Mandarin. Pada
perkenalan pertama hal yang dipelajari adalah cara baca hanzi pinyin. Pengenalan
hanzi pinyin membutuhkan metode tepat agar dasar berbahasa Mandarin lebih
maksimal. Penulis memilih metode drilling dan role playing sebagai metode yang
tepat dalam pengenalan bahasa Mandarin. Tujuan dari kedua metode tersebut adalah
meningkatkan kemampuan siswa dalam pengenalan bahasa Mandarin.
Kendala-kendala dalam pengenalan bahasa Mandarin sangat bervariasi antara
lain melafalkan huruf hanzi pinyin yang berbeda logatnya, penggunaan nada yang
salah dalam melafalkan kosakata tertentu, kurangnya persiapan ketika melakukan
role playing dan siswa yang bosan dengan metode drilling yang terlalu sering
dilakukan.
Upaya-upaya telah dilakukan penulis untuk meminimalisasi kendala yang ada,
dengan memaksimalkan kedua metode tersebut melalui sistem pembelajaran yang
dikemas secara apik. Kesimpulannya metode Drilling dan Role Playing dapat
membuat siswa mampu melafalkan huruf hanzi pinyin dan mampu membedakan nada
antara kosakata satu dengan kosakata yang lain.
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
论文摘要
这篇论文论述关于SMK N 1 Sragen学生学习汉语的情况。那里的学生对汉语一无所知,
没有听说汉语的能力。我让学生学习说话、听力、阅读和写字。
这篇论文是讲述我在沙拉絹国立第一中学实习情况,在那儿我教二年级的学生。
教学期间我给学生很多练习,希望能够帮学生明白汉语生词用法。
第一堂课我给学生学习汉语拼音。
我用Drilling
和
Role
Playing
教学法教学生,希望用Drilling 和Role Playing 能够提高学生学习汉语的能力。
我教学生说汉语的时候遇到一些困难。因为拼音的读法跟印尼文不一样,学生容易读错。另外学
生的声调不太准,
用Drilling
和Role
Playing
教学生时若我课前准备不足,学生会觉得用Drilling 方法学习很没趣。
解决困难的办法是我努力地和学生接触,用Drilling
和
教他们,这样让学生能够更好得学习汉语,也培养他们喜欢学习汉语。
commit to user
xii
Role
Playing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini bahasa Mandarin menjadi primadona di dunia, sebab bahasa
Mandarin menjadi bahasa Internasional kedua setelah bahasa Inggris. Hal tersebut
disebabkan karena perekonomian China akhir-akhir ini sedang berkembang
dengan pesat, itu terbukti dengan banyaknya produk-produk elektronik buatan
China yang laku keras di pasaran, hal tersebut secara tidak langsung menyebabkan
bahasa China menjadi sangat berpengaruh di dunia. Salah satu pedoman 中国人/
orang China yang pantang menyerah dan sangat suka bekerja keras merupakan
salah satu alasan mengapa China menjadi penguasa dunia menyaingi Amerika.
Dunia terbiasa menengok ke Barat, ke Eropa dan belakangan Amerika Serikat era
ini segera berakhir. London mungkin masih jadi patokan dalam urusan zona
waktu, warisan dari status dominisinya di dunia dahulu, tapi masyarakat global
akan
semakin
sering
mencocokkan
arloji
dengan
waktu
di
Beijing.
(Jacques,2011:415)
Banyak bukti bahwa China terus berusaha menjelajahi teknologi. Seperti
China termasuk salah satu negara yang melakukan investasi sangat besar dalam
berbagai inovasi teknologi bersih, terutama angin, surya dan hidrogen.
Kebudayaan negeri China pun sekarang ini sudah mulai tidak asing di kehidupan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
orang Indonesia, misalnya barongsai, kungfu, tari-tarian China dan bahkan pada
saat ini tahun baru China telah ditetapkan sebagai hari libur Nasional di Indonesia.
Karena itulah bahasa China sangat penting digunakan di belahan dunia
manapun, sekolah-sekolah kini juga banyak yang memberikan pelajaran bahasa
Mandarin kepada siswanya agar sekolahnya bisa menjadi sekolah yang standar
Internasional dan tentunya mampu bersaing di Internasional. Seperti dalam buku
“When China Rules The World” (Ketika China Menguasai Dunia) pada bab 6
yang berjudul “China Sebagai Kekuatan Dunia” dijelaskan :
China mempunyai kemampuan menjadi pemimpin dunia menggeser Amerika
Serikat saat ini dalam bidang teknologi dan ekonomi global.
Penggunaan bahasa asing perlu adanya keseragaman dalam pemahaman
bahasa asing itu sendiri, dengan penetapan standar dalam pembelajaran bahasa
China diharapkan Indonesia mampu bersaing di kancah Internasional, belajar dari
kesuksesan orang-orang China.
Di Indonesia kini juga mulai banyak pembelajaran bahasa Mandarin,
khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Salatiga,
Surakarta dll. Selain disebabkan bahasa Mandarin menjadi bahasa kedua setelah
bahasa Inggris, banyaknya keturunan Tionghoa juga menjadi salah satu sebab
banyaknya minat belajar bahasa Mandarin.
Dalam menguasai bahasa China kita wajib menguasai 4 hal yaitu
mendengar, menulis, membaca, dan berbicara. Agar 4 hal tersebut dapat berjalan
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
secara maksimal, perlu adanya penyetaraan standar pembelajaran bahasa dan
startegi khusus pembelajaran bahasa Mandarin.
Sesuai dengan fungsinya sebagai alat untuk menyampaikan dan menyerap
gagasan-gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan baik secara lisan maupun
tertulis, maka kurikulum ini dipersiapkan untuk pencapaian ketrampilan dasar
awal berbahasa Mandarin siswa, dengan didukung unsur-unsur/aspek-aspek
kebahasaan seperti : mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. (Departemen
Pendidikan Nasional : 2003: 5)
Di Kabupaten Sragen tempat saya tinggal bahasa Mandarin belum menjadi
mata pelajaran wajib yang masuk kurikulum. Tahun 2012 ini merupakan tahun
pertama bagi SMK N 1 Sragen menerima pelajaran bahasa Mandarin melalui
magang yang saya lakukan. SMK N 1 Sragen menugaskan saya mengajar 3 kelas
Administrasi Perkantoran.
Karena di SMK N 1 Sragen belum ada mata pelajaran bahasa Mandarin
sehingga perlu adanya penerapan metode khusus agar pengenalan bahasa
Mandarin dapat terserap secara maksimal. Ciri khusus dari bahasa Mandarin
antara lain pelafalan bahasa Mandarin berbeda dengan pelafalan di Indonesia,
mempunyai 4 nada yang masing-masing memiliki arti yang berbeda, dalam
pelafalan ada huruf-huruf tertentu yang harus memakai hembusan, dan tulisan
huruf hanzi yang memerlukan banyak latihan dalam menghafalkannya. Misalnya
dalam bahasa Mandarin tidak hanya ada 1 nada, tapi dalam 1 kata ada 4 nada 一
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
( yī ) , 疑( yí ) , 以( yǐ ) , 意( yì ) ,yang keempatnya memiliki arti yang
berbeda-beda. Untuk 一 ( yī ) nada satu itu artinya satu(1), 疑( yí ) nada dua
artinya ragu, 以(yǐ)nada tiga artinya menggunakan, dan 意(yì) nada empat
artinya makna. Terkadang ada beberapa kosakata yang nada dan huruf pinyinnya
sama akan tetapi artinya berbeda, bahkan bisa lebih dari 4 kosakata yang nada dan
huruf pinyinnya sama.
gōng
Contohnya:
工
gōng
弓
gōng
公
gōng
宫
gōng
恭
.
Oleh sebab itu pembelajaran bahasa Mandarin memerlukan strategi dan
metode khusus dalam pengenalan pembelajaran bahasa Mandarin. Selama
pembelajaran berlangsung kira-kira 2 bulan tentunya banyak tantangan yang saya
hadapi, misalnya dalam melafalkan huruf-huruf yang memakai hembusan dan
melafalkan huruf yang pengucapannya berbeda dengan huruf biasanya. Hurufhuruf yang pelafalannya berbeda dan memakai hembusan antara lain :
Selain
b dibaca p
p dibaca memakai hembusan
d dibaca t
t dibaca memakai hembusan
g dibaca k
k dibaca memakai hembusan
z dibaca c
c dibaca memakai hembusan
j dibaca c
q dibaca j (memakai hembusan)
huruf-huruf diatas, anak-anak juga sedikit kesulitan dalam
to user
melafalkan zh, ch, sh, dan r, yang commit
dalam melafalkan
perlu latihan khusus.
perpustakaan.uns.ac.id
5
digilib.uns.ac.id
Keunikan bahasa Mandarin itulah membuat saya memilih metode drilling
dan role playing sebagai metode pengenalan bahasa Mandarin yang saya ajarkan
di SMK N 1 Sragen. Dalam metode drilling ini saya harapkan dasar-dasar
penggunaan hanzi pinyin benar-benar dimengerti, dipahami dan dapat langsung
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengenalan bahasa baru perlu
adanya penekanan khusus agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pembelajaran
berikutnya.
Dengan sering mengulang-ulang cara melafalkan diharapkan anak-anak
dapat lebih mengenal huruf pinyin dan dapat mempraktekkannya dengan benar.
Serta dapat mempraktikkannya pada saat tertentu yang mendesak mereka harus
menggunakan bahasa Mandarin sebagai pengantar.
Sumardi (1974: 7)
menyatakan: "Dalam pengajaran bahasa salah satu segi yang sering disoroti
adalah segi metode. Sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa seringkali
dinilai dari segi metode yang digunakan. Sebab metodelah yang menentukan isi
dalam mengajarkan bahasa".
Dengan variasi-variasi baru dalam melakukan pengenalan bahasa
Mandarin di kelas diharapkan anak-anak tidak bosan dengan kedua metode
tersebut, sebab dengan suasana yang menyenangkan pembelajaran apapun dapat
masuk secara maksimal serta lebih mengena di hati anak-anak. Apalagi anak-anak
zaman sekarang yang cenderung lebih kritis dalam menerima pelajaran. Mereka
akan bosan jika dalam metode yang diberikan terlalu monoton dan membosankan
sekalipun menggunakan metode yang jitu. Dengan metode drilling dan role
playing yang dikemas dengan apik akan lebih menarik anak-anak belajar bahasa
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mandarin. Hubungan antara guru dan anak didik semakin harmonis dan tujuan
pembelajaran akan tercapai.
Untuk mengetahui sejauh mana anak-anak paham dengan bahasa
Mandarin saya menggunakan metode role playing sebagai tolok ukurnya. Dengan
metode role playing anak-anak akan mempraktikkan langsung di depan kelas
untuk berdialog singkat tentang perkenalan dan tentang kehidupan sehari-hari
menggunakan kosakata yang sederhana. Sehingga saya dapat mengevaluasi dialog
mereka agar tidak terjadi kesalahan di kemudian hari.
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Bagaimana penggunaan drilling dan role playing mampu meningkatkan
kemampuan siswa mengenal bahasa Mandarin?
2. Apa saja kendala-kendala yang terjadi dalam penggunaan metode drilling dan
role playing dalam pengenalan bahasa Mandarin ?
3. Bagaimana upaya untuk menghadapi kendala-kendala yang terjadi dalam
penggunaan metode drilling dan role play dalam pengenalan bahasa Mandarin?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendiskripsikan penggunaan metode drilling dan role playing untuk
meningkatkan kemampuan siswa mengenal bahasa Mandarin.
2. Untuk mendiskripsikan kendala-kendala apa saja yang dalam penggunaan
metode drilling dan role playing dalam pengenalan bahasa Mandarin.
commit to user
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Untuk mendiskripsikan upaya menyelesaian kendala-kendala yang terjadi
dalam penerapan metode drilling dan role playing dalam pengenalan bahasa
Mandarin.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat dipetik dari pengenalan bahasa Mandarin dengan
menggunakan metode drilling dan role playing antara lain :
1. Secara teoretik
Pengenalan bahasa Mandarin dengan kedua metode tersebut diharapkan
dapat memberikan kontribusi positif bagi pembelajaran bahasa Mandarin.
Hasil pengenalan bahasa Mandarin dapat dipahami lebih maksimal.
2. Secara praktis
Bagi Guru
Dengan terus menerus melatih anak didik dengan pelafalan bahasa
Mandarin dapat memperkuat kemampuan guru dalam memberikan
pengenalan bahasa Mandarin, serta dapat mengambil ilmu dari apa yang
telah diajarkan.
Bagi Siswa
Dengan metode drilling dan role playing siswa akan lebih mudah
memahami pelafalan dan nada pada huruf pinyin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bahasa Mandarin
Bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran yang mengembangkan
keterampilan
berkomunikasi
lisan
dan
tulisan
untuk
memahami
dan
mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya.(Departemen Pendidikan: 2004:6)
Dalam bahasa Mandarin kita akan menjumpai berbagai tahap untuk dapat
memahami dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tahap pertama
yang harus dimengerti adalah bahasa Mandarin memiliki 4 nada dalam
pelafalannya/pengucapannya, hal ini sangat penting dimengerti sebab apabila
salah nada bisa salah arti, misalnya dalam kata 千 (qiān) bernada 1 artinya ribuan
sedangkan 钱 (qián) bernada 2 artinya adalah uang, sehingga dalam memahami
nada memerlukan ketelitian agar mengurangi resiko kesalahan dalam pelafalan.
Dalam bahasa Mandarin ada yang namanya huruf pinyin (汉字拼音). Huruf pinyin
ini sebagai alat untuk mentranskrip huruf mandarin, bentuk penulisan pinyin
berupa suku kata yang dinamakan yīnjié (音节). Cara penulisan yinjie (音节)tidak
seperti yang terdapat dalam bahasa Indonesia, setiap suku kata atau silabel dalam
tulisan yinjie terdiri atas huruf konsonan (shēngmǔ 声母), vocal ( 韵母 yùnmǔ) dan
diberi nada intonasi (声调 shēngdiào).
wǒ
Contoh Huruf Hanzi:
我
commit to user
8
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Satu silabel pinyin berfungsi untuk mentranskrip satu huruf. Akan tetapi,
satu silabel tidak selalu identik dengan satu huruf. Artinya, satu silabel pinyin/
pinyin yinjie dapat mewakili satu atau beberapa huruf.
gōng
Contoh:
工
gōng
弓
gōng
公
gōng
宫
gōng
恭
Dalam bahasa Mandarin, pinyin yinjie(音节) memiliki sekitar 400 suku kata
dan setelah dikombinasikan dengan intonasi, jumlahnya bertambah sekitar 1300
buah.
 Bentuk Umum Struktur Silabel Pinyin, seperti berikut:
1. Zero Konsonan : tidak terdapat konsonan, hanya terdiri dari vocal
Contoh : a, o, e, ai, ei, ao, ou
2. Konsonan +Vocal : mempunyai konsonan dan vocal
Contoh : ba, pa, dui, gei,hou, dll
3. Vocal +Konsonan : Hanya terdapat pada silabel “er” yang digolongkan
sebagai retroflek dan mempunyai bentuk tersendiri.
 Konsonan
Cara mengejakan konsonan
1. Suara bibir
: bpmf
2. Suara ujung lidah
: dt n l
3. Suara akar lidah
: g k h
4. Suara belakang lidah
: j q x
5. Suara lidah melingkar ke rongga atas: zh ch sh r
6. Suara lidah menujucommit
gigi depan
to user
: z c s
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Suara aspiratif dan non aspiratif
Secara teknis pengucapan shēngmǔ 声母 ada 2 golongan :
a. Suara aspiratif : sòng qì yīn 送气音 yaitu : p, t, k, c, ch, q cara
pengucapannya disertai oleh dorongan udara dari mulut atau
memakai hembusan
b. Suara non aspiratif : bù sòng qì yīn 不送气音, suara terdiri dari 21
huruf konsonan dikurangi 6 huruf yang termasuk ke dalam suara
aspiratif, pengucapannya tanpa hembusan.
 Vocal 韵母
Jumlah huruf vocal ada 36 buah. Menurut susunan konstruksinya, huruf
vocal dikategorikan ke dalam tiga bagian, yaitu:
a. Vocal tunggal
: a, o, e, i,u,ü
b. Vocal ganda
: ai, ao, ei, ia, iao, ie, iu(iou), ou, ua, uai, ui(uei)
c. Vocal nasal
: an, ang, en, eng, ian, iang, in, ing, iong, ong, uan,
uang, un(uen) ung, üan, ün.
Selanjutnya bahasa Mandarin memiliki tulisan-tulisan yang sangat berbeda
dan memiliki goresan-goresan, yaitu 一 ( 横 héng), 丨 ( 竖 shù),
丿(撇
piě ),
丶 ( 点 diǎn
), dan 乙 ( zhè ). Misalnya dalam kata 头 tóu memiliki urutan goresan 丶
( 点 diǎn),
丶(点
diǎn),一(横 héng),丿(撇 piě),丶(点 diǎn)maka jika
digabungkan akan membentuk huruf 头. Setiap huruf mandarin memiliki goresan
sendiri-sendiri, beda tulisan maka beda juga urutan goresannya. Oleh sebab itu,
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam belajar menulis huruf hanzi memerlukan banyak latihan. Dengan banyak
latihan tangan akan terlatih dengan goresan-goresan huruf hanzi. Itulah pengertian
dari bahasa Mandarin serta apa saja yang terdapat dalam bahasa Mandarin.
B. Pembelajaran Bahasa Mandarin
Pembelajaran merupakan proses yang dialami siswa/peserta didik untuk
mendalami disiplin ilmu tertentu. Dengan proses pembelajaran itulah peserta didik
mengetahui banyak hal, dari mulai politik, bahasa, ilmu pengetahuan alam, ilmu
sosial dll. Dalam pembelajaran bahasa Mandarin terdapat proses di mana peserta
didik diajarkan bahasa baru yang sebelumnya belum dipelajari.
Pembelajaran bahasa Mandarin meliputi 4 aspek penting yang dipelajari
yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dari keempat aspek tersebut
hal pertama yang wajib dipelajari adalah pembelajaran tentang cara membaca
huruf pinyin, sebab pinyin dapat memudahkan kita memahami ketiga aspek
lainnya.
Huruf pinyin adalah huruf-huruf bantu yang memudahkan kita dalam
membaca dan berbicara dalam bahasa Mandarin. Sebab dengan pinyin dapat
terlihat jelas perbedaan antara pelafalan satu dengan pelafalan yang lain. Dalam
bahasa Mandarin ada beberapa kosakata yang pengucapannya hampir sama, nah
dengan pinyin kita dapat dengan mudah membedakan antara beberapa kosakata
tersebut.
Selanjutnya kita akan mempelajari tentang nada dalam bahasa Mandarin.
Nada bahasa Mandarin ada 4, yaitu nada 1 yang bersimbol
“/”,
nada 3 bersimbol
“v”
“¯”,
nada 2 bersimbol
dan nadacommit
4 bersimbol
to user “\”. Peletakan nada terdapat pada
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
huruf vocal, yaitu a, e, i, o, u, ü. Urutan peletakan nada juga sesuai dengan urutan
tersebut. Contoh kata bernada 1 yaitu 千 (qiān), nada terletak di atas huruf “a”
yang urutannya lebih dulu dibanding dengan huruf “i”. Untuk nada 2 tidak
berbeda dengan nada 1 misalnya pada huruf 韶 (sháo) juga terletak pada huruf “a”,
sebab urutannya lebih awal dibanding dengan huruf “o”. Khusus untuk huruf “iu”
nada berada pada huruf “u” .
Materi yang akan dipelajari setelah nada adalah melafalkan huruf pinyin
dengan lafal yang benar. Kita harus pintar membedakan mana huruf yang harus
memakai hembusan dan mana huruf yang tidak memaki hembusan. Khusus huruf
yang memakai hembusan adalah p, t, k, c, ch, q. Dalam perkenalan di SMK N 1
Sragen ini untuk pembelajaran tulisan mandarin hanya dasar-dasar goresan saja
yaitu 一 (横 héng),丨(竖 shù),丿(撇 piě),丶(点 diǎn), dan 乙(zhè).
Menurut Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003, “Mata pelajaran
bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Atas
yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni budaya. Dengan demikian mereka dapat tumbuh
dan
berkembang
menjadi
warga
negara
yang
cerdas,
terampil
dan
berkepribadian Indonesia serta siap mengambil bagian dalam pembangunan
nasional”.
Jadi jelaslah bahwa pembelajaran bahasa Mandarin tidak hanya berhenti
pada pembelajaran berbahasa semata, tetapi pembelajaran bahasa Mandarin
meliputi bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya. Dengan dasar
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengenalan awal yang kuat maka untuk pembelajaran ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni budayapun akan semakin mudah.
C. Pengertian Metode Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar perlu adanya cara atau metode yang
digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Penggunaan
metode yang tepat sangat menentukan hasil belajar dari peserta didik, sehingga
sebelum melakukan proses belajar mengajar guru wajib mengetahui metodemetode apa saja yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, jikalau
metode sudah dipahami guru dapat memilih metode mana yang cocok dan sesuai
dengan materi yang sedang diajarkan.
Pengertian dari beberapa ahli mengenai metode pembelajaran antara lain:
“Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan
dengan
siswa
pada
saat
berlangsungnya
pengajaran”.(Nana
Sudjana:2005:76).
Sedangkan
M.
Sobri
Sutikno
(2009:88)
menyatakan,
“Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan”.
Jadi dari 2 definisi dari metode pembelajaran di atas dapat disimpulkan
pengertian dari metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi dikemas
secara apik yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan agar materi
pembelajaran dapat masuk secara maksimal. Tujuannya tidaklah lain adalah
terserapnya materi-materi pembelajaran secara maksimal dan dapat dimanfaatkan
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu itu lebih bermanfaat jika dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak lahir metode-metode baru yang disesuaikan dengan materi
pembelajaran yang diajarkan, khusus untuk pembelajaran bahasa yaitu Direct
Method, Audiolingual Method, Silent Way, Community Language Learning, dan
Communicative Language Teaching.
Selain itu jenis-jenis metode mutakhir di abad ini salah satunya adalah
metode yang saya gunakan yaitu “Role Playing”, selanjutnya Process Approach
yang di dalamnya menekankan pembelajaran menulis, Inquiry-based Teaching
yang menuntut siswa lebih aktif dalam pembelajaran, Task-based Learning yang
dapat membantu guru untuk mengevaluasi siswanya dengan tugas-tugas yang
diberikan, Richards (2002) menyebutkan bahwa Task-based learning
dapat
dipakai sebagai satu-satunya kerangka kerja, atau hanya sebagai salah satu
komponen dalam pengajaran bahasa Inggris, dan disamping itu, task dapat dipakai
sebagai tehnik atau metode mengajar, akan tetapi metode tersebut juga dapat
diterapkan dalam pembelajaran bahasa Mandarin.
D. Metode Drilling
1. Pengertian Metode Drilling
Pada perkenalan bahasa Mandarin di SMK N Sragen saya menggunakan
metode drilling sebagai metode yang ampuh agar materi dasar dapat terserap
sempurna kepada seluruh siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
Pengertian dari metode drilling dari beberapa ahli yang mendasari
penelitian tentang perkenalan bahasa Mandarin di SMK N 1 Sragen antara lain:
1. Metode drilling adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai
suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatankegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan
yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. (Roestiyah N.K,
1985:125)
2. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan
melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah
diberikan.( Zuhairini, dkk, 1983:106)
3. Metode drilling adalah suatu kegiatan dalam melakukan hal yang
sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan
untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempunakan suatu
keterampilan supaya menjadi permanen.(Shalahuddin, dkk, 1987:
100)
Dari pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan pengertian
dari metode drilling adalah metode latihan yang diberikan kepada siswa setelah
menerima materi pembelajaran yang diulang-ulang dengan penekanan pada
bagian tertentu agar materi dapat lebih dipahami.
Ketika perkenalan pertama dalam belajar bahasa asing perlu adanya
penekanan pada bagian-bagian penting agar siswa benar-benar paham. Keunikan
dari belajar bahasa Mandarin merupakan salah satu tantangan yang perlu terus
dilatih agar siswa lancar dalam berbicara, membaca, mendengar, dan menulis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16
digilib.uns.ac.id
Tujuan metode drilling adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan,
keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya secara
praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu. Dan siap dipergunakan
bila sewaktu-waktu diperlukan. (Pasaribu dan B.Simandjuntak, 1986: 112).
Sedangkan menurut Roestiyah N.K (1985: 125) dalam strategi belajar
mengajar teknik metode drill ini biasanya dipergunakan untuk tujuan agar siswa:
a. Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata,
menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan
gerak dalam olahraga.
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungan mencongak.
Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu
kimia, tanda baca dan sebagainya.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal
lain, seperti sebab akibat banjir hujan; antara tanda huruf dan bunyi -ing, ny dan lain sebagainya; penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan
lain-lain.
Dapat disimpulkan tujuan dari metode drilling adalah memperkuat materi
dalam otak yang telah diajarkan oleh guru dan ketika terdesak mereka akan
dengan mudah mempraktekkannya sebab sudah terbiasa dalam otaknya.
Dengan demikian pada proses belajar mengajar menggunakan metode
drilling guru dituntut untuk terus menerus mengasah kemampuan siswa dengan
materi yang telah diberikan. Selain itu guru juga harus mengontrol kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17
digilib.uns.ac.id
siswa dengan terus mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, agar
kesalahan tersebut mampu mensupport anak-anak untuk lebih meningkatkan
kemampuan berbahasa Mandarin.
Menurut saya jika sebuah pembelajaran yang sering diulang-ulang maka
hasilnya akan lebih bagus. Pada pengenalan bahasa Mandarin dimulai dengan
pengertian tentang apa yang dimaksud dengan huruf pinyin yaitu huruf yang
membantu untuk membaca tulisan hanzi/huruf hanzi. Misalnya 我 是 学 生 , jika
huruf-huruf tersebut tanpa huruf alfabet tentunya akan menyulitkan anak-anak
untuk belajar membaca. Kemungkinan anak-anak membaca tulisan hanzi tersebut
huruf-huruf yang dapat dibaca cenderung sedikit dan resiko kesalahan membaca
lebih besar dibanding dengan adanya penyetaraan membaca dengan menggunakan
huruf pinyin. Jika menggunakan hanzi pinyin /huruf pinyin maka akan
memudahkan anak-anak untuk membaca huruf hanzi, dan mereka dapat
menghafalkan lebih banyak huruf. Misalnya 我 是 学 生 wǒ shì xué shēng ,
kemungkinan kekeliruan dalam pelafalan pun dapat diminimalisasi.
Bahasa Mandarin dalam pelafalannya ada 4 nada yaitu nada 1, nada 2,
nada 3 dan nada 4. Dalam pelaksanaan pembelajaran anak-anak sedikit sulit
menyesuaikan dengan keempat nada tersebut. Sebab kondisi biasa dalam
berbicara di kehidupan sehari-hari pelafalannya tanpa nada, sehingga perlu
pelatihan dan pengulangan agar anak didik mampu menyesuaikan diri dengan
nada pada bahasa Mandarin.
Proses belajar bahasa Mandarin perlu adanya variasi belajar agar anak
didik tidak bosan dengan materi yang
disampaikan.
Pada awal pengenalan bahasa
commit
to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mandarin anak-anak banyak yang menganggap aneh dengan bahasa asing yang
satu ini, mereka ketawa satu sama lain. Akan tetapi dengan mereka ketawa itulah
membuat mereka tertarik belajar bahasa Mandarin. Suasana di dalam kelas harus
dibuat serileks mungkin, dengan sedikt bercanda, atau dengan menceritakan halhal baru yang berhubungan dengan bahasa Mandarin. Terbukti anak-anak lebih
dapat menerima pelajaran daripada suasana yang mencekam ketika belajar di
dalam kelas.
2. Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode drilling
Langkah-langkah metode drilling antara lain:
1. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan
latihan tertentu.
2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:
Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang
sempurna.
Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.
Respon yang benar harus diperkuat.
Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan
kontrol
3. Masa latihan secara relativ singkat, tetapi harus sering dilakukan.
4. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.
5. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan
pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.
commit to user
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.
(Info Guru. Pengertian Metode Drill, Macam dan Tujuannya.
21 Mei 2012)
Selain itu langkah-langkah dari metode drilling antara lain :
a)
Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan
anak didik
b)
Latihan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian
peserta didik
c)
Agar anak didik tidak ragu, maka anak didik lebih dahulu
diberikan
pengertian
dasar
tentang
materi
yang
akan
diberikan.(Fatihalam.Metode Latihan Drilling:27Juni 2012)
Langkah-langkah Metode Drilling pada intinya hampir sama antara
pendapat satu dengan pendapat yang lain, tapi dalam pelaksanaannya yang saya
lakukan di kelas antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan materi secara perlahan tapi cukup jelas, dengan terus
mengontrol kepahaman mereka akan materi yang telah diberikan,
2. Memulai
latihan-latihan
kecil
yang
dikemas
menarik
untuk
menghindari kebosanan pada saat proses latihan,
3. Proses latihan dibuat rileks agar materi dapat dipahami sepenuhnya,
4. Harus pintar memanage/mengatur waktu agar tidak terbuang sia-sia,
5. Melakukan evaluasi terhadap latihan-latihan yang telah dilakukan, dan
6. Memberikan nilai dan pujian kepada siswa yang berprestasi serta
menyemangati siswa yang kurang.
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan kemasan metode yang dibuat semenarik mungkin diharapkan
dengan metode drill anak-anak paham dengan materi yang dipelajari, dan yang
tidak kalah pentingnya anak-anak tidak gampang lupa dengan materi perkenalan
bahasa Mandarin.
Syarat-syarat dalam pengunaan metode drilling antara lain :
a.
b.
Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.
o
Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan.
o
Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas.
o
Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi
Latihan –latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat
otomatik.
c.
Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/ daya tahan
murid, baik segi jiwa maupun jasmani.
d.
Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid
tidak perlu mengulang suatu respons yang salah.
e.
Latihan diberikan secara sistematis
f.
Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan
pengarahan dan koreksi.
g.
Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.
(Info Guru. Pengertian Metode Drill, Macam dan Tujuannya.
21 Mei 2012)
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drilling
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar
tentunya tidak hanya kelebihan/kebaikan yang dapat diberikan, ada beberapa
kekurangan dalam metode tersebut. Kebaikan dari metode drilling menurut
beberapa ahli antara lain :
Menurut Yusuf dan Syaiful Anwar (1997: 66) kebaikan metode drill
adalah:
a.
Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan.
b. Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir dan lancar.
c. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinue dan disiplin diri, melatih
diri, belajar mandiri.
d. Pada pelafaran agama dengan melalui metode latihan siap ini anak didik
menjadi terbiasa dan menumbuhkan semangat untuk beramal kepada Allah.
Sedangkan menurut Zuhairini, dkk, (1983: 107) menguraikan hal tersebut
sebagai berikut:
a. Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan
keterampilan yang diharapkan.
b. Para murid akan memiliki pengetahuan siap.
c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin dan
disiplin.
Selain kebaikan-kebaikan dari metode drilling, pada metode tersebut juga
terdapat kekurangan antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22
digilib.uns.ac.id
Team Kurikulum Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya (1981: 4546) dalam Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM menguraikan tentang
kekurangan dari metode drill sebagai berikut:
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa
Mengajar dengan metode drill berarti minat dan inisiatif siswa dianggap
sebagai gangguan dalam belajar atau dianggap tidak layak dan kemudian
dikesampingkan. Para siswa dibawa kepada koformitas dan diarahkan menjadi
uniformitas.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
Perkembangan insiatif di dalam menghadapi situasi baru atau masalah
baru pelajar menyelesaikan persoalan dengan cara statis. Hal ini bertentangan
dengan prinsip belajar di mana siswa seharusnya mengorganisasi kembali
pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan situasi yang mereka hadapi.
c. Membentuk kebiasaan yang kaku
Dengan metode latihan siswa belajar secara mekanis. Dalam memberikan
respon terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan secara otomatis. Kecakapan
siswa dalam memberikan respon stimulus dilakukan secara otomatis tanpa
menggunakan intelegensi. Tidaklah itu irrasional, hanya berdasarkan rutin saja.
d. Menimbulkan verbalisme
Setetah mengajarkan bahan pelajaran siswa berulang kali, guru
mengadakan ulangan lebih-lebih jika menghadapi ujian. Siswa dilatih
menghafal pertanyaan-pertanyaan. Mereka harus tahu, dan menghafal
jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan tertentu. Siswa harus dapat
commit to user
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjawab soal-soal secara otomatis. Karena itu maka proses belajar yang
lebih realistis menjadi terdesak. Dan sebagai gantinya timbullah respon-respon
yang melalui bersifat verbalistis.
Dari kekurangan kekurangan dari metode drilling tersebut agar dapat
diminimalisasikan dalam proses belajar mengajar saya mencoba memberikan
sekilas informasi tentang bahasa Mandarin, asal-usul huruf hanzi maupun huruf
pinyin.
E. Metode Role Playing
1. Pengertian Metode Role Playing
Metode kedua yang saya gunakan dalam pengenalan bahasa Mandarin di
SMK N1 Sragen adalah dengan metode Role playing. Menurut Drs. Hamdani,
M.A. Hal 87 Tahun 2011 pengertian dari metode Role Playing adalah cara
penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup/benda mati. Permainan ini
umumnya dilakukan oleh lebih dari satu orang, bergantung pada apa yang
diperankan.
Menurut
Hizyam
Zaini,
Bermawy
Munthe,
dan
Sekar
Ayu
Aryani,2011:Hal 101 pengertian dari Metode Role Playing ini adalah suatu
aktivitas
pembelajaran
yang
terencana
untuk
mencapai
tujuan-tujuan
pembelajaran secara spesifik.
Selain itu menurut buku Modul Model-Model, Media, dan Evaluasi
Pembelajaran Bahasa Inggris UNS (2012:8), Role playing (bermain peran) adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
24
digilib.uns.ac.id
teknik pembelajaran bahasa yang meminta siswa memainkan peran tertentu dalam
situasi yang ditentukan, dengan menggunakan bahasa target, yaitu bahasa yang
sedang dipelajari.
Jadi kesimpulannya pengertian metode Role Playing adalah pembelajaran
menyenangkan yang melatih siswa untuk berimajinasi memerankan tokoh-tokoh
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik dengan bahasa yang
dipelajari.
Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd.2004:141 terdapat empat asumsi yang
mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan nilainilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya.
Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:
1. Secara implicit bermain peran mendukung situasi belajar berdasarkan
pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi „‟di sini
pada saat ini‟‟. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik
dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai situasi kehidupan
nyata. Terhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para
peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari
respons orang lain.
2. Kedua, bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk
mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin
pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban
emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama (jenis bermain peran
yang lebih menekankan pada penyembuhan). Namun demikian, terdapat
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perbedaan penekanan antara bermain peran dalam konteks pembelajaran
dengan psikodrama. Bermain peran dalam konteks pembelajaran
memandang bahwa diskusi setelah pemeranan dan pemeranan itu sendiri
merupakan kegiatan utama dan integral dari pembelajaran; sedangkan
dalam psikodrama, pemeranan dan keterlibatan emosional pengamat itulah
yang paling utama. Perbedaan lainnya, dalam psikodrama bobot emosional
lebih ditonjolkan daripada bobot intelektual, sedangkan pada bermain
peran peran keduanya memegang peranan yang sangat penting dalam
pembelajaran.
3. Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat
ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok.
Pemecahan tidak selalu datang dari orang tertentu, tetapi bisa saja muncul
dari reaksi pengamat terhadap masalah yang sedang diperankan. Denagn
demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain
tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan
demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain
tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Oleh sebab
itu, model mengajar ini berusaha mengurangi peran guru yang teralu
mendominasi pembelajaran dalam pendekatan tradisional. Model bermain
peran mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
26
digilib.uns.ac.id
masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara
mengenai masalah yang sedang dihadapi.
4. Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang
tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat
diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan.
Dengan demikian, para peserta didik dapat menguji sikap dan nilainya
yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya
perlu dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta
didik sulit untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya.
2. Langkah-langkah Metode Role Playing
Menurut Buku Strategi Pembelajaran Aktif Hizyam Zaini (2011:116)
langkah-langkah sederhana dari Role Playing yaitu sebagai berikut :
1. Membawa peserta didik keluar dari peran yang dimainkannya
2. Meminta peserta didik secara individual mengekspresikan pengalaman
belajarnya.
3. Mengkonsolidasi ide-ide.
4. Memfasilitasi suatu analisis kelompok.
5. Memberi kesempatan untuk melakukan evalusi.
6. Menyusun agenda untuk masa depan.
Menurut Shaftel 1967 ada sembilan langkah-langkah bermain peran yang
dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran:
1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik.
2. Memilih partisipan/peran
commit to user
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Menyusun tahap-tahap peran
4. Menyiapkan pengamat
5. Pemeranan
6. Diskusi dan evaluasi
7. Pemeranan ulang
8. Diskusi dan evaluasi tahap dua
9. Membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan.
(Endang Komara,2009:Model Bermain Peran dalam Pembelajaran
Partisipatif, tanggal akses: 21 Mei 2012).
Dan menurut Modul Model-Model, Media, dan Evaluasi Pembelajaran
Bahasa Inggris UNS (2012:9) langkah-langkah metode Role Play yang juga saya
terapkan pada perkenalan bahasa Mandarin di SMK N 1 Sragen antara lain:
1) Mengajak siswa mengidentifikasi situasi untuk role play, seperti apakah
role play akan dilaksanakan antara guru dengan siswa, dokter dengan
pasien, atau tamu hotel dengan resepsionis;
2) Mengajak siswa merancang role play, seperti apakah role play bersifat
terstruktur, semi terstruktur, atau bebas. Juga, apakah role play akan
dilaksanakan oleh dua orang, tiga orang, atau lebih;
3) Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi language function yang
diperkirakan muncul dalam percakapan/role play;
4) Mengajak
siswa
mengidentifikasi
pilihan-pilihan
bentuk
(language forms) untuk masing-masing language function;
commit to user
bahasa
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Mengarahkan siswa untuk melakukan drilling terhadap beberapa
language forms yang telah teridentifikasi;
6) Memfasilitasi siswa melakukan latihan role play dalam kelompok kecil;
7) Memfasilitasi siswa melakukan performance role play di depan kelas;
8) Mengajak para siswa melakukan evaluasi terhadap hasil performance
siswa.
9) Pemeranan ulang bagi siswa lain, sebab role playing yang dilakukan
hanya 2 orang.
10) Diskusi dan evaluasi tahap 2.
Tahap ke 9 dan 10 adalah langkah-langkah yang saya ambil dari Shafel
(1967) untuk melengkapi langkah-langkah role playing yang saya lakukan di
SMK N 1 Sragen.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing
Kelebihan Metode Role Playing menurut Drs. Hamdani, M.A. (2011:87)
yaitu seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk
menguji kemampuannya dalam bekerjasama.
Dari kelebihan tersebut akan mendapat keuntungan sebagai berikut :
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan dapat berekspresi secara utuh
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan
dalam situasi dan waktu yang berbeda
3. Guru
dapat
mengevaluasi
pemahaman
pengamatan pada saat permainan
commit to user
setiap
siswa
melalui
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi
anak-anak.
Jika menurut Hizyam Zaini kelebihan Role Playing adalah Metode Role
Playing dapat membuktikan diri sebagai suatu media pendidikan yang ampuh, di
mana saja terdapat peran-peran yang dapat didefinisikan dengan jelas, yang
memiliki interaksi yang mungkin dapat dieksplorasi dalam keadaan yang bersifat
simulasi (skenario).
Sedangkan kekurangan dari metode role playing menurut Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain (2006:89) antara lain :
1. Sebagian besar anak yang tidak mengikuti drama mereka menjadi
kurang kreatif.
2. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka
memahami isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika bermain sempit menjadi
kurang bebas.
4. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.
Melalui bermain peran dalam pembelajaran para peserta didik dapat (1)
mengeksplorasi perasaannya; (2) memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan
persepsinya; (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan
masalah yang dihadapi; dan (4) mengeksplorasi inti permasalahan yang
diperankan melalui berbagai cara.
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran
sebagai model pembelajaran, yakni (1) kualitas pemeranan, (2) analisis dalam
diskusi, (3) pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan
dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata. (Endang Komara,2009:Model
Bermain Peran dalam Pembelajaran Partisipatif, tanggal akses: 21 Mei 2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Profil SMK N 1 Sragen
SMK N 1 Sragen berada di Jl. Ronggowarsito Sragen, yaitu di belakang
GOR (Gedung Olahraga) Kabupaten Sragen.
2. Visi
Mewujudkan SMK Negeri 1 Sragen sebagai penghasil sumber daya manusia yang
profesional, berbudi luhur, berwawasan teknologi, dan mandiri dalam bidang
Bisnis dan Manajemen yang mampu menjawab tantangan zaman.
3. Misi
1. Membentuk tamatan yang berkhlak mulia, berkepribadian luhur, dan mampu
beradaptasi
2. Menyiapkan tenaga yang terampil tingkat menengah yang berkualitas dan
mampu menjawab tantangan zaman.
3. Menyiapkan wirausahawan yang ulet, cakap, kreatif, dan mandiri dalam
bidang Bisnis dan Manajemen.
4. Menerapkan prinsip pelayanan prima dan jiwa wirausaha.
5. Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia usaha, unit produksi dalam
pengembangan sekolah.
6. Meningkatkan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi, inovatif,
berwawasan luas, dan menguasai perkembangan teknologi.
commit to user
31
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Tujuan
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan sikap
profesional.
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan
mampu mengembangkan dirinya di era globalisasi.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia
usaha/dunia industri pada saat ini maupun di masa mendatang.
4. Meningkatkan tamatan sekolah menjadi warga negara normatif, adaptif,
produktif, kreatif, dan inovatif.
SMK N 1 Sragen berdiri tanggal 1 Januari 1968 dengan berdasarkan surat
Kepala D.P.E 23 Desember 1967 No: 232-11-5831, beserta lampirannya yang
memuat usulan pembukaan sekolah menengah ekonomi atas (SMEA) Negeri 1
Sragen Dati 1 Jawa Tengah. Hal-hal yang mendasari berdirinya SMK N 1 Sragen
antara lain:
1. Melihat proses pertumbuhan penduduk yang begitu cepat serta melihat
kualitas
sumberdaya
manusia
di
Kabupaten
Sragen
masih
sangat
memprihatinkan untuk itu pemerintah mendirikan sarana dan prasarana
pembelajaran yang berupa gedung SMK N 1 Sragen yang dahulunya SMEA.
2. Diperkirakan dengan hal tersebut di atas dapat meningkatkan dan menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas.
3. Melihat dari letak SMK N 1 Sragen yang strategis dan dapat ditempuh dengan
menggunakan angkutan umum atau pribadi dengan jalanan yang mendukung
kelancaran berkendara.
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Tersedia sarana dan prasarana yang mendukung seperti laboratorium, mushola,
ruang komputer, ruang kesenian, ruang peralatan olahraga, serta ditunjang
tenaga pengajar yang ahli mengajar dan membimbing dalam bidangnya
masing-masing.
SMK N 1 Sragen merupakan rumah kedua bagi para siswa untuk menuntut
ilmu selain di rumah, sehingga SMK N 1 Sragen didesain senyaman mungkin
agar siswa dalam menerima pelajaran dapat terserap secara maksimal. SMK N 1
Sragen di bawah dinas pemuda dan olahraga yang diharapkan mampu meluluskan
generasi-generasi yang berakhlaq dan berkualitas baik.
Perpustakaanpun
banyak
terdapat
buku-buku
yang
mendukung
pembelajaran siswa untuk wawasan yang lebih luas. Di kawasan SMK telah ada
tempat photocopy yang siap melayani kebutuhan guru dan siswa selama proses
pembelajaran tanpa harus keluar dari lingkungan sekolah, sehingga sangat aman
dan strategis karena mengurangi tingkat pem”bolos”an.
Tujuan utama dari
berdirinya SMK adalah membentuk siswa yang siap kerja. Guru-guru SMK N 1
Sragen telah berupaya keras agar anak didiknya dapat langsung siap kerja,
berbagai kegiatan ekstrakurikuler telah didirikan di sekolah tersebut antara lain :
1. Seni Tari
2. Seni musik
3. Seni rebana
4. Seni teater
Selain kegiatan ekstrakurikuler SMK N 1 Sragen telah ada BKK (Bursa
Kerja Khusus). Tugas dari BKK ini adalah membantu menyalurkan siswa-siswi
commit to user
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang berminat bekerja ke luar negeri. Negara yang dituju misalnya Taiwan,
Hongkong, dan Malaysia, dari ketiga negara tersebut kebanyakan dari siswa
berminat bekerja di Malaysia. Selain biaya ringan, biaya administrasi awal dapat
dipotongkan dari gaji perbulan. Sehingga total pembiayaan dapat diangsur.
Kegiatan ini dipersiapkan kurang lebih 3 bulan sebelum kelulusan. Siswasiswi yang diberangkatkan wajib mengikuti Medical Test/Tes Kesehatan dan
membuat passpor. Jangka waktu kontrak kerja di luar negeri selama 2 tahun,
biasanya ijazah kelulusan diambil sepulang dari luar negeri. Penempatan kerja
yang dituju kebanyakan perusahaan elektronik ternama di Malaysia, Hongkong
dan Taiwan. Semua itu adalah upaya dari guru agar siswi-siswanya mendapatkan
pengalaman bekerja yang lebih ahli untuk bekal dimasa depan.
Prestasi demi prestasi juga telah banyak diukir anak-anak SMK N 1
Sragen antara lain:
1. Juara II Lomba Kebersihan Sekolah tingkat SLTA Tahun 2010
2. Juara I Peringatan HUT RI se-Kab Sragen tahun 2009
3. Juara III Lomba Kebersihan Tingkat SMA/SMK se-Kab Sragen Th 2006
4. Juara I Lomba SMA/SMK Terbaik se-Kab Sragen Th 2006
5. Juara I Lomba Kebersihan Sekolah Tingkat SMA/SMK se-Kab Sragen Th
2004.
6. Juara II Lomba Kebersihan Sekolah Tingkat SMA/SMK se-Kab Sragen Th
2004
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35
digilib.uns.ac.id
Di SMK N 1 Sragen saya ditugaskan di kelas AP 1, AP 2, dan AP 3. AP
merupakan singkatan dari ”Administrasi Perkantoran ”, pada ketiga kelas tersebut
kebetulan semua muridnya wanita.
Tujuan Program Keahlian Administrasi Perkantoran
a. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional
dalam lingkup keahlian bisnis dan manjemen, khusus sekretaris.
b. Mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan
diri dalam lingkup keahlian bisnis dan manjemen, khusus sekretaris.
c. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengsi kebutuhan dunia usaha
dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup
keahlian bisnis dan manajemen.
d. Menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
Kompetensi Tamatan
Tamatan program keahlian Administrasi Perkantoran dapat menampilkan diri
sebagai manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri
serta mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Kompetensi
produktif yang dimilki tamatan program keahlian Administrasi Perkantoran
adalah seperti tercantum pada profil kompetensi tamatan berikut :
a. Melaksanakan pelayanan prima
b. Membuka usaha berskala kecil
c. Mengerjakan siklus akuntansi untuk perusahaan jasa dan dagang skala kecil
d. Mengetik berbagai naskah / dokumen
commit to user
e. Membuat surat niaga dan menerapkan system kerasipan
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Mengelola administrasi Kantor
g. Mampu mengerjakan pekerjaan Sekretaris,diantaranya
1.
Menangani telepon
2.
Menangani tamu
3.
Mengelola kas kecil
4.
Menangani alat tulis dan perlengkapan kantor
5.
Menangani dikte dalam bahasa Inggris
6.
Mengatur pertemuan/ rapat
7.
Mengelola dokumen
8.
Mengatur jadwal kegiatan pimpinan
9.
Menangani laporan
10. Menangani kegiatan humas dan keprotokolan.
B. Pelaksanaan Kegiatan Belajar-mengajar
Pelaksanaan belajar mengajar di SMK N 1 Sragen saya rasa cukup singkat,
tapi sangat menyenangkan. Sebab antusias anak-anak SMK N 1 Sragen terhadap
belajar Bahasa Mandarin kiranya cukup tinggi, dibuktikan dengan adanya disaat
proses belajar mengajar berlangsung anak-anak banyak yang bertanya tentang apa
bahasa mandarin dari suatu kosakata tertentu. Sehingga suasana kelas menjadi
semakin kondusif dan aktif. Melihat nilai ujian tertulis mereka yang lumayan
memuaskan, hal itu juga sebagai bukti antusias mereka dengan belajar bahasa
Mandarin.
Di SMK N 1 Sragen memang sebelumnya belum ada yang mata pelajaran
commit to user
bahasa Mandarin, sehingga membuat anak-anak penasaran dengan materi bahasa
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mandarin yang menjadi bahasa asing terbaru di mata pelajaran mereka.
Pelaksanaan belajar mengajar Bahasa Mandarin terpusat di 3 kelas Adminstrasi
Perkantoran yaitu AP 1, AP 2, dan AP 3.
Praktikan mengajar di 3 kelas Administrasi Perkantoran, tetapi yang
menjadi bahan penelitian pada Tugas akhir ini adalah kelas AP 2.
Tabel 1 : Data pertemuan proses belajar mengajar kelas AP 2
Pertemuan
Tanggal
Waktu
Pertemuan 1
02-02-2012
07.00-08.30
AP 2
Pengenalan Pinyin 1
Pertemuan 2
09-02-2012
07.00-08.30
AP 2
Berlatih pelafalan
Pertemuan 3
16-02-2012
07.00-08.30
AP 2
Kata sapaan+Dialog 1
Pertemuan 4
23-02-2012
07.00-08.30
AP 2
Ujian 1
Pertemuan 5
01-03-2012
07.00-08.30
AP 2
Angka, Waktu, Hari
Pertemuan 6
08-03-2012
07.00-08.30
AP 2
Perkenalan
Pertemuan 7
15-03-2012
07.00-08.30
AP 2
Kosakata Umum
Pertemuan 8
05-04-2012
07.00-08.30
AP 2
Ujian Akhir
Selama
proses
belajar
Kelas
mengajar
Keterangan
berlangsung
ternyata
sangat
menyenangkan dan peserta didik sangat antusias dengan pengenalan bahasa
Mandarin di kelas mereka. Dengan metode drilling dan role playing yang dikemas
sesuai bakat dan minat mereka suasana kelas menjadi lebih hidup dan sangat
menyenangkan. Tidak hanya itu, bukti ketertarikan mereka dengan bahasa
Mandarin diluar proses belajar mengajar mereka terkadang menanyakan apa
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahasa Mandarin dari suatu kosakata tertentu. Hal tersebut membuat praktikan
semakin semangat dalam pengenalan bahasa Mandarin di SMK N 1 Sragen.
 Pertemuan Pertama
Pada hari pertama masuk ke kelas AP 2 tanggal 2 Februari 2012, praktikan
menggunakan bahasa Mandarin sebagai pengantar dan selanjutnya diterjemahkan
di depan kelas. Pada saat perkenalan menggunakan bahasa Mandarin berlangsung
terlihat raut wajah siswi-siswi yang merasa sedikit aneh dengan bahasa yang
disampaikan,
sebab sebelumnya mereka belum pernah menerima pelajaran
bahasa Mandarin. Akan tetapi suasana kelas dirasa sangat asyik dan
menyenangkan.
Perkenalan bahasa Mandarin di kelas AP 2 dimulai dengan pengenalan
huruf pinyin, mulai dari cara pengenalan, cara melafalkan huruf-huruf pinyin,
sampai cara-cara melafalkan kosakata huruf pinyin. Tujuan penyampaian materi
di atas adalah siswa dapat melafalkan hanzi pinyin dengan pelafalan yang benar
dan nada yang benar. Misalnya, deretan huruf pinyin antara lain :
Suara bibir
: bpmf
Suara ujung lidah
: dt n l
Suara akar lidah
: g k h
Suara belakang lidah
: j q x
Suara lidah melingkar ke rongga atas
: zh ch sh r
Suara lidah menuju gigi depan
: z c s
Sedangkan kosakata dengan huruf pinyin antara lain :
yīnggāi jīnnián qiān bǐ
gāoxìng
应 该 ,今 年 , 铅 笔
, 高 to兴user
commit
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pengenalan pelafalan huruf pinyin sampai kosakata huruf pinyin, peserta
didik sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Metode drilling yang saya lakukan ternyata sangat bermanfaat pada saat
proses pengenalan huruf pinyin, sebab dengan metode drilling yang mengulangulang cara melafalkan, mengulang-ulang nada, lama-kelamaan peserta didik
menjadi terbiasa dan mengurangi resiko kesalahan di kemudian hari, dengan
banyak mengulang-ulang peserta didik menjadi cepat hafal dengan penggunaan
nada dalam bahasa Mandarin.
 Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua tanggal 5 Februari 2012 di AP 2, praktikan
mereview pelajaran sebelumnya pada awal pelajaran. Dengan mereview pelajaran
sebelumnya diharapkan peserta didik lebih maksimal dalam menerima pelajaran
selanjutnya, dan lebih mematangkan kemampuannya dalam berbahasa Mandarin.
Pertemuan kedua praktikan melakukan banyak latihan melafalkan kosakata
bernada tunggal yaitu 1, 2, 3, dan 4 maupun kosakata bernada ganda yaitu
(1,1) ,(1,2), (1,3), (1,4) dst. Tujuan latihan pelafalan ini adalah lebih
mematangkan intonasi/nada pada pelafalan siswa. Dalam hal ini praktikan
meminta peserta didik untuk melafalkan beberapa kosakata berbahasa Mandarin
satu persatu, misalnya:
Kosakata bernada tunggal :
zhī
zhí
zhǐ
zhì
zhē
zhé
zhě
zhè
chuāng
chuáng
chuǎng
chuàng
shāo
sháo
shǎoto user
commit
shào
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rān
ráng
rǎng
ràng
zān
zán
zǎn
zàn
cāi
cái
cǎi
cài
suī
suí
suǐ
suì
Kosakata bernada ganda :
 Nada 1 + nada 1
yīnggāi
应 该
jīn tiān kā fēi
jiāotōng
今 天 咖啡
交 通
fēi jī
飞机
 Nada 1 + nada 2
jīn nián
今年
gōngyuán
huānyíng
公 园
欢 迎
bāngmáng
帮
忙
tī qiú
踢球
 Nada 1 + nada 3
qiān bǐ
铅笔
fāng fǎ
方法
jīng lǐ
经理
xīnkǔ
辛苦
hēibǎn
黑板
 Nada 1 + nada 4
gāoxìng
高 兴
yīnyuè xūyào
音 乐 需要
dōuqù xiāng qì
都去 香 气
Sambil peserta didik melafalkan keempat nada dari berbagai kosakata
tersebut, guru memberitahu hal-hal apa saja yang salah dan langsung dibetulkan.
Dengan demikian evaluasi kesalahan pada peserta didik berlangsung satu persatu
dari seluruh peserta didik yang ada di dalam kelas.
Pada pertemuan kedua ini terdapat kendala-kendala, antara lain peserta
didik disaat melafalkan huruf pinyin mereka umumnya masih banyak yang lupa
dengan pelafalan baru yang dipelajari, mereka cenderung melafalkan dalam logat
bahasa Indonesia, misalnya pada kosakata yang berawal huruf “z”yang
seharusnya “z” dibaca “c”, mereka masih membaca dengan huruf “z” bukan “c”.
Contoh lainnya yaitu:
commit to user
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“baba” seharusnya dibaca “papa”
“qian” seharusnya dibaca “jian”(memakai hembusan)
Sehingga ketika mereka mempraktekkan berbicara dengan bahasa
Mandarin harus terus dipantau dan dibenahi agar mereka terbiasa dengan logat
bahasa Mandarin. Kebanyakan dari mereka lupa dengan huruf-huruf yang
memakai hembusan. Nada yang mereka ucapkan masih banyak yang lupa,
terkadang justru tanpa nada. Huruf-huruf yang memakai hembusan antara lain p, t,
k, c, ch, q.
 Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga pada tanggal 16 Februari 2012 praktikan memperkenalkan
dialog pendek kepada peserta didik. Dialog pendek tersebut bertema “sapaan”,
tujuan dari pembelajaran tersebut ialah agar siswa mampu menyebutkan kata
sapaan dalam bahasa Mandarin dengan nada benar dan pelafalan yang benar serta
mampu mengapresiasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelum belajar berdialog praktikan menguraikan kosakata-kosakata yang
terdapat pada dialog.
zhāng lǎoshī
1. 张
老师
Dialog yang dipelajari adalah sebagai berikut:
nǐhǎo
:你好。(hallo)
nínhǎo lǎo shī
Lisa
xuéshēngmen
2. 学 生 们
zhāng lǎo shī
张 老师
:您 好 老师。(hallo=untuk guru/yang lebih tua))
lǎo shī hǎo
:老师 好 。(menyapa)
nǐ men hǎo
:你 们 好 。(menyapa)
nín hǎo ma
3. Lisa
zhāng lǎo shī
张 老师
:您 好 吗?(apa kabar)
wǒ hěn hǎo
nǐ hǎo ma
:我 很 好 ,你 好 吗?(saya sangat baik, kamu apa kabar?
wǒ yě hěnhǎo
Lisa
xièxiè
:我也 很 好 ,谢谢。(saya juga baik, terima kasih)
commit to user
Percakapan ke 2 :
perpustakaan.uns.ac.id
42
digilib.uns.ac.id
nǐ hǎo
A:你 好 !(Hallo)
nǐ hǎo
B:你 好 !(Hallo)
nǐ hǎoma
A:你 好 吗?(Apa kabar?)
wǒ hěnhǎo
nǐ ne
B:我 很 好 ,你呢?(Saya baik, kamu?)
wǒ yě hěnhǎo
xiè xiè
A:我也 很 好 ,谢谢!(Saya juga baik, terimakasih!)
bú yòng xiè
zài jiàn
B:不 用 谢,再 见 !(sama-sama, sampai jumpa!)
zài jiàn
A:再 见 !(sampai jumpa!)
Praktikan menjelaskan arti dari dialog yang diajarkan, selanjutnya
memberikan contoh cara melafalkan yang benar dan ditirukan. Pengenalan arti,
pengulangan pelafalan sangat ditekankan pada pertemuan ketiga ini. Penggunaan
metode drilling sangat membantu pemahaman siswa tentang arti kata maupun
pelafalan yang benar.
 Pertemuan Keempat
Pada pertemuan ke empat sebelum melakukan ujian yang pertama,
praktikan melakukan review pelajaran sebelumnya selama 15-20 menit, dan
metode drilling kembali dilakukan pada pertemuan tersebut, setelah kiranya cukup
ujian pertama dimulai. Soal dalam ujian pertama ada 31 soal, 10 mengisi kolom
yang kosong, 6 soal mengartikan kata, dan 15 soal memberi nada pada kosakata
tertentu.
 Pertemuan Kelima
Setelah mengadakan role playing pada pertemuan sebelumnya, pada
pertemuan kelima, saya memberikan kosakata baru yang sangat penting
digunakan dalam perkenalan bahasa
Mandarin
commit
to user antara lain tentang angka, hari,
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
waktu, dan kosakata umum yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuannya adalah agar siswa mampu menyebutkan nama-nama hari,
angka, dan waktu dalam bahasa Mandarin. Penggunaan metode drilling saya
lakukan kembali pada pertemuan kelima ini. Pada perkenalan angka terlihat
sebagian dari anak-anak AP 1, 2 maupun 3 antusias mempraktekkannya, hingga
ada yang meminta rekaman dari angka 1-10 untuk dihafalkan di rumah. Hasilnya
sangat luar biasa, sebagian dari mereka melafalkan dengan nada yang benar dan
pelafalan yang sesuai. Untuk materi kosakata waktu antara lain :
Angka :
yī
èr
sān
sì
wǔ
liù
qī
bā
jiǔ
shí
一,二, 三 ,四,五,六,,七,八,九,十
Nama-nama hari :
Senin
:星期一(xīngqī yī)
Selasa
:星期二 (xīngqī èr )
Rabu
:星期三(xīngqī sān )
Kamis
:星期四(xīngqī sì)
Jumat
:星期五(xīngqī wǔ)
Sabtu
:星期六(xīngqīliù )
Minggu :星期日/星期天(xīngqī rì/xīngqī tiān)
Waktu :
Selamat Pagi : 早上好 (zǎo shang hǎo)
Selamat siang : 中午好 (zhōngwu hǎo )
commit to user
Selamat sore : 下午好 (xiàwu hǎo)
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selamat malam : 晚上好 (wǎnshang hǎo )
Untuk kosakata umum yang biasa digunakan antara lain :
Mohon maaf : 对不起 (duì bù qǐ)
Tidak apa-apa: 没关系(měi guān xi )
Selamat ulang tahun : 祝你生日快乐(zhù nǐ shēng rì kuài le)
Selamat tahun baru: 祝你新年快乐 (zhù nǐ xīn nián kuài le)
 Pertemuan Keenam
Pertemuan enam pada tanggal 8 Maret 2012 praktikan menyampaikan
materi perkenalan diri dalam bahasa Mandarin. Tujuannya adalah agar siswa
mampu melakukan perkenalan berbahasa Mandarin. Pada materi perkenalan
berbahasa Mandarin siswa diwajibkan untuk mencoba memperkenalkan diri
berbahasa Mandarin satu persatu. Pada pertemuan keenam ini guru menggunakan
metode drilling untuk memantapkan kemampuan bermain peran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan ketujuh. Contoh perkenalannya sebagai berikut :
Perkenalan Individu :
dà jiā hǎo
大家 好 (hallo semua)
wǒ jiào
我 叫 Shintia (nama saya Shintia)
wǒ zhùzài
我 住 在Sragen (Saya tinggal di Sragen)
wǒ de ài hàoshìchàng gē
我的爱 好 是 唱 歌 (Hoby saya adalah bernyanyi)
jīn niánwǒ shí liù suì le
今 年 我十六岁了(umur saya 16 tahun)
commit to user
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
xiè xiè
zàijiàn
谢谢,再 见 (terima kasih, sampai jumpa)
Untuk memberi pengetahuan mereka tentang tata cara menulis huruf hanzi
saya mencoba memberikan data berupa file Microsoft PowerPoint kepada seluruh
siswa agar dipelajari di rumah masing-masing. Sehingga proses belajar tidak
hanya selesai di sekolah semata, tetapi di rumahpun mereka bisa belajar lebih
detail tentang tulisan hanzi. Selain materi perkenalan berbahasa Mandarin
praktikan juga mengulang pelafalan untuk kata sapaan yang diberikan pada
pertemuan ketiga. Tujuannya adalah untuk memantapkan pelafalan siswa agar
pelaksanaan role playing pada pertemuan ketujuh dapat berjalan dengan lancar.
 Pertemuan Ketujuh
Pertemuan ketujuh berlangsung pada tanggal 15 Maret 2012. Praktikan
pada awalnya mereview sejenak dialog yang akan dipraktekkan oleh anak-anak
dengan metode drilling. Tujuan dari pelaksanaan role playing pada pertemuan
ketujuh ini adalah agar siswa mampu mempraktekkan kata sapaan berbahasa
Mandarin dengan temannya di depan kelas. Setelah mereview praktikan meminta
beberapa anak untuk melakukan role playing di depan kelas. Ada sebagian anak
yang merasa malu untuk praktek di depan kelas ada pula yang dengan berani
mempraktekkan diri di depan kelas. Hasilnya, walaupun ada sebagian yang malu
dan ada yang membaca tapi saya sangat salut dengan antusias mereka dalam
belajar bahasa Mandarin. Dialog yang dipraktekkan oleh siswa adalah sebagai
berikut:
nǐ hǎo
A:你 好 !(Hallo)
commit to user
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nǐ hǎo
B:你 好 !(Hallo)
nǐ hǎoma
A:你 好 吗?(Apa kabar?)
wǒ hěnhǎo
nǐ ne
B:我 很 好 ,你呢?(Saya baik, kamu?)
wǒ yě hěnhǎo
xiè xiè
A:我也 很 好 ,谢谢!(Saya juga baik, terimakasih!)
bú yòng xiè
zài jiàn
B:不 用 谢,再 见 !(sama-sama, sampai jumpa!)
zài jiàn
A:再 见 !(sampai jumpa!)
Proses role playing di kelas yang praktikan lakukan sesuai dengan
langkah-langkah yang telah disimpulkan dari berbagai sumber antara lain:
1. Praktikan mengajak siswa mengidentifikasi situasi untuk role play.
Role play yang dilakukan adalah antara guru dan murid dan antara
teman.
2. Praktikan mengajak siswa merancang role play, role play yang
dilakukan bersifat terstruktur dan dilakukan oleh 2 orang.
3. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi language function yang
diperkirakan
muncul
dalam
percakapan/role
play,
praktikan
menjelakan secara detail tentang isi dari percakapan tersebut agar
dapat menguasai peran.
4. Mengajak siswa mengidentifikasi pilihan-pilihan bentuk bahasa
(language forms) untuk masing-masing language function. Jadi
praktikan menjelaskan posisi yang tepat disaat melakukan role play.
5. Mengarahkan siswa untuk melakukan drilling terhadap beberapa
language forms yang telah teridentifikasi. Drilling ini dilakukan agar
semakin
mematangkan
commitkemampuan
to user
siswa,
karena
dengan
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengulang-ulang percakapan maka role play yang dilakukan akan
semakin baik. Apalagi bahasa Mandarin yang memiliki 4 nada, dan
pelafalan yang berbeda, tentunya latihan-latihan tersebut sangat
diperlukan.
6. Memfasilitasi siswa melakukan latihan role play dalam kelompok
kecil.
7. Memfasilitasi siswa melakukan performance role play di depan kelas;
8. Mengajak para siswa melakukan evaluasi terhadap hasil performance
siswa.
9. Pemeranan ulang bagi siswa lain, sebab role playing yang dilakukan
hanya 2 orang. Hal tersebut dilakukan agar siswa lain mampu
memerankan peran yang ditonton, tidak hanya berhenti menjadi
penonton semata.
10. Diskusi dan evaluasi tahap 2. Tahap tersebut merupakan tahap
terakhir yang dilakukan agar siswa membenahi hal-hal yang kiranya
harus diperhatikan dalam bermain peran/role play.
10 langkah-langkah di atas mengacu pada 3 sumber antara lain : Modul
Model-Model, Media, dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris UNS (2012:9),
Strategi Pembelajaran Aktif Hizyam Zaini (2011:116), dan Shaftel 1967.
Setelah role play dilakukan praktikan memberikan 8 kosakata tentang
keluarga untuk menambah pengetahuan kosakata. Tujuan pemberian kosakata
tentan g keluarga adalah agar siswa mampu menyebutkan kosakata keluarga,
commit to user
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selain itu ke 8 kosakata tersebut juga merupakan bahan ujian akhir untuk
pertemuan kedelapan. 8 Kosakata keluarga antara lain :
bàba
1. 爸爸
:ayah
māmā
2. 妈妈 :ibu
jiějiě
3. 姐姐
:kakak perempuan
mèimèi
4. 妹妹 :adik perempuan
gēge
5. 哥哥
dìdì
6. 弟弟
nǎinai
7. 奶奶
:kakak laki-laki
:adik laki-laki
:nenek
yéye
8. 爷爷 :kakek
 Pertemuan Kedelapan
Ujian akhir dilaksanakan pada pertemuan terakhir pada pertemuan ke 8
tanggal 3 April 2012. Semua bahan yang telah diberikan diujikan pada pertemuan
tersebut, mulai dari mengisi kolom, mengartikan suatu kosakata berbahasa
Mandarin, menjodohkan kosakata, dan memberikan nada pada huruf pinyin.
Pelaksanaan ujian terlihat sangat tertib dan kondusif, saya sangat menamkan
kejujuran dalam ujian mereka, agar dunia pendidikan tidak hanya luarnya saja
akan tetapi moral dan jiwanya harus mencerminkan pribadi yang baik.
C. RPP
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa ”Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis
agar
pembelajaran
berlangsung
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Jadi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP adalah penjabaran
silabus
yang
menggambarkan
rencana
prosedur
dan
pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar
Isi. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran
baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan
KOMPONEN RPP
RPP disusun untuk setiap Kompetensi Dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen utama RPP adalah tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Komponen RPP adalah:
commit to user
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Identitas Mata Pelajaran; (a) Satuan pendidikan; (b) Kelas; (c) Semester; (d)
Program studi; (e) Mata pelajaran atau tema pelajaran dan (f) Jumlah
pertemuan
2. Standar Kompetensi; Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran.
3. Kompetensi Dasar; Adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator Pencapaian Kompetensi; Adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
5. Materi Ajar; Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan dikembangkan dengan mengacu pada
materi pembelajaran dalam silabus. Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi.
6. Alokasi Waktu; Ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar.
commit to user
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Metode Pembelajaran; Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode,
tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran,
bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih,
misalnya metode tanya-jawab, diskusi, eksperimen, dan pendekatan beberapa
model pembelajaran seperti pendekatan model CTL, dan pembelajaran
kooperatif. Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari
setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata
pelajaran.
8. Kegiatan Pembelajaran; (a) Pendahuluan: Pendahuluan merupakan kegiatan
awal
dalam
suatu
pertemuan
pembelajaran
yang
ditujukan
untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. (b) Inti: Kegiatan inti
merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. (c) Penutup: Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
commit to user
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan
tindaklanjut.
9. Penilaian Hasil Belajar; Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil
belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
kepada Standar Penilaian.
10. Sumber Belajar; Sumber belajar dalam RPP ditentukan dengan mengacu pada
sumber belajar yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
dengan mempertimbangkan: (a) Sumber belajar adalah rujukan, objek,
dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran; (b) Sumber
belajar dapat berupa media cetak, elektronik, narasumber, lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya: (c) Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK
dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi; dan (d) Sumber belajar dipilih yang mutakhir dan
menarik.(Zizer:2009Pengertian dan Komponen, tanggal akses 21 Mei 2012)
commit to user
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
RPP
Nama Sekolah
: SMK N 1 Sragen
Mata Pelajaran
: Bahasa China
Kelas/Semester
: XII/II
Ketrampilan Bahasa : Membaca
Genre
:-
Tema/Topik
: Pengenalan Hanzi Pinyin
Pertemuan ke-
: 1 dan 2
Alokasi Waktu
: 2 x 90 menit (2 x pertemuan)
I.
Standar Kompetensi
Siswa mampu membaca huruf hanzi dan hanzi pinyin dengan pelafalan
yang benar, serta mampu mengungkapkan kata-kata secara lisan dalam
konteks kehidupan sehari-hari.
II.
Kompetensi Dasar
Merespon makna dan dapat mengungkapkan kata-kata secara lisan,
membaca huruf hanzi dan hanzi pinyin dengan 发音/pelafalan yang benar.
III. Indikator
Setelah menyelesaikan pelajaran, mengetahui hal-hal dasar belajar bahasa
mandarin, peserta didik diharapkan mampu:
1. Dapat membaca tulisan hanzi pinyin dengan pelafalan/fāyīn(发音) yang
benar,
commit to user
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Dapat membaca tulisan hanzi pinyin dengan nada intonasi/shēngdiào
(声调)yang benar,
3. Dapat membedakan huruf-huruf yang memakai hembusan dan yang
tidak memakai hembusan.
IV. Materi Ajar
Lampiran 1
V.
Metode Pembelajaran
Metode Drilling
VI. Prosedur Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Memberi salam
2. Berdoa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Mereview pelajaran sebelumnya
5. Mengetengahkan topik pembelajaran
6. Menjelaskan tujuan pembelajaran
7. Menjelaskan manfaat pembelajaran
B. Kegiatan Inti
Tahap
Kegiatan Guru
Eksplorasi
1.
Guru
Kegiatan Siswa
mengenalkan
huruf-huruf hanzi pinyin
1. Siswa
penjelasan tentang hanzi
pinyin.
commit to user
memperhatikan
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Guru
mengenalkan
huruf vocal hanzi pinyin yaitu
2. Siswa
memperhatikan
huruf vocal hanzi pinyin.
a,o,e, i, u, ü.
3.
Guru menjelaskan letak
3. Siswa
memperhatikan
nada pada urutan huruf vocal
urutan letak nada pada
hanzi pinyin.
hanzi pinyin.
4.
Guru menjelaskan nada
1 sampai nada 4 pada hanzi
4. Siswa
memperhatikan
nada 1-4 hanzi pinyin.
pinyin.
5.
Elaborasi
Guru
memberi
5. Siswa
memperhatikan
penjelasan huruf-huruf yang
huruf
memakai hembusan dan tata
hembusan dan tata cara
cara melafalkan.
melafalkan
yang
memakai
1. a. Guru memberi contoh 1. a. Siswa memperhatikan
cara melafalkan huruf hanzi
contoh
pinyin yang berbeda cara
guru.
yang
diberikan
membacanya misalnya huruf
“b” dibaca “p”.
b. Guru memberi contoh
b. Siswa memperhatikan
cara melafalkan huruf hanzi
huruf-huruf
yang
yang memakai hembusan
memakai hembusan,
yaitu p, t, k, c, ch, q.
c. Guru memberikan contoh
commit to user
c. Siswa memperhatikan
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melafalkan huruf-huruf sh,
huruf
zh
memerlukan
dan
r
yang
membutuhkan
sedikit
penekanan
pada saat melafalkan.
cara
baca
hanzi
pinyin.
e.
penekanan
dalam
melafalkan.
d. Guru terus mengulangulang
yang
d. Siswa memperhatikan
cara
pelafalan
yang
dicontohkan oleh guru.
Guru
meminta
siswa
e. Siswa
mengulang-
untuk mengikuti pelafalan
ulang pelafalan yang
yang dicontohkan dan terus
dicontohkan oleh guru.
mengulang-ulang.
2. a. Guru memberikan contoh
nada 1, nada 2, sampai nada
2. a. Siswa memperhatikan
penjelasan tentang nada.
4.
b. Guru memberitahu simbol
b. Siswa memperhatikan
untuk nada 1 sampai nada 4.
simbol nada 1 sampai
nada 4.
c.
Guru
meminta
siswa
c. Siswa menirukan apa
untuk menirukan nada yang
yang
dicontohkan
guru.
d. Guru meminta sebagian
d. Siswa secara bergiliran
siswa
menirukan
secara
bergiliran
untuk menirukan nada yang
commit to user
dicontohkan
apa
dicontohkan guru.
oleh
yang
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dicontohkan guru.
3. a. memberi penekanan pada
huruf
memakai
penjelasan tentang huruf
hembusan dengan meminta
yang memakai hembusan
siswa untuk menirukan cara
dan menirukan pelafala
melafalkan.
dari guru.
b.
yang
3. a. Siswa memperhatikan
Meminta
melafalkan
huruf
siswa
b. Siswa melafalkan huruf
yang
yang memakai hembusan
memakai hembusan secara
bergiliran
dan
secara bergiliran.
berulang-
ulang.
Konfirmasi
1. Memberi penilaian tentang 1. Siswa memperhatikan halcara baca siswa.
hal yang masih kurang dari
penilaian guru.
2. Memberitahu
siswa
dan
kesalahan 2. Memperbaiki
memberitahu
pelafalan
bagi yang belum benar
pembetulannya.
3. Mengulang kembali untuk 3. Siswa membaca berulangditirukan
cara
membaca
dengan benar.
C. Penutup
1. Meringkas pelajaran
commit to user
ulang
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Merefleksi suasana kelas
3. Memberi tugas PR
4. Menyampaikan materi yang akan datang
5. Menyampaikan salam penutup
VII. Media Pembelajaran
1. Laptop: PowerPoint
VIII. Sumber Belajar
Sri Haryati dan Tsai Fu Mei . 2010. Mudah Belajar Mandarin
易.Jakarta
学汉语很容
: Yudistira
IX. Penilaian
1. Jenis penilaian
: sumatif
2. Teknik penilaian
: tertulis, peragaan di depan kelas
3. Alat penilaian
: terlampir (lampiran 2)
4. Kunci jawaban
: terlampir (lampiran 3)
Sragen, 1 Februari 2012
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran,
NIP:
NIP
commit to user
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
RPP
Nama Sekolah
: SMK N 1 Sragen
Mata Pelajaran
: Bahasa China
Kelas/Semester
: XII/II
Ketrampilan Bahasa : Membaca
Genre
:-
Tema/Topik
: Membaca Kosakata sederhana
Pertemuan ke-
: 3 dan 4
Alokasi Waktu
: 2 x 90 menit (2 x pertemuan)
I.
Standar Kompetensi
Siswa mampu membaca huruf hanzi dan hanzi pinyin dengan pelafalan
yang benar, serta mampu mengungkapkan kata-kata secara lisan dalam
konteks kehidupan sehari-hari.
II.
Kompetensi Dasar
Merespon makna dan dapat mengungkapkan kata-kata secara lisan,
membaca huruf hanzi dan hanzi pinyin dengan 发音/pelafalan yang benar.
III. Indikator
Setelah menyelesaikan pelajaran, mengetahui hal-hal dasar belajar bahasa
mandarin, peserta didik diharapkan mampu:
commit to user
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Dapat menyebutkan kata sapaan berbahasa Mandarin.
2. Dapat membaca tulisan hanzi pinyin dari kata sapaan dengan
fayin/pelafalan yang benar serta dapat membedakan huruf-huruf yang
memakai hembusan dan yang tidak memakai hembusan.
3. Mampu mengapresiasikan dalam kehidupan sehari-hari
IV. Materi Ajar
Lampiran 1
V.
Metode Pembelajaran
Metode Drilling
VI. Prosedur Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Memberi salam
2. Berdoa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Mereview pelajaran sebelumnya
5. Mengetengahkan topik pembelajaran
6. Menjelaskan tujuan pembelajaran
7. Menjelaskan manfaat pembelajaran
B. Kegiatan Inti
Tahap
Kegiatan Guru
Eksplorasi
1. Guru memulai dengan sedikit 1. Siswa mengingat kembali
mengingatkan
Kegiatan Siswa
tentang
pelafalan hanzi pinyin.
commit to user
tentang pelafalan
pinyin.
hanzi
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Guru memberikan kosa kata 2. Siswa memperhatikan apa
baru
tentang
dalam
kata
Bahasa
sapaan
Mandarin,
yang guru jelaskan tentang
sapaan
nǐ hǎo
misalnya 你 好 yang artinya
“hallo” .
3. Siswa memperhatikan apa
3. Guru menjelaskan tata cara
yang dijelasakan oleh guru
membaca kata sapaan yang
benar.
4. Siswa
4. Guru menerangkan penerapan
memperhatikan
penjelasan guru.
kata sapaan dalam kehidupan
sehari-hari.
Elaborasi
1. Guru
menyebutkan
kata 1. Siswa menyebutkan kata
Sapaan
a. Guru
sapaan
menyebutkan
apa
saja kata sapaan itu.
apa saja kata sapaan.
b. Guru meminta siswa untuk
membaca
kata
sapaan
sesuai kemampuan siswa.
c. Guru meminta siswa untuk
menirukan cara baca yang
benar.
a. Siswa memperhatikan
commit to user
b. Siswa
kosakata
membaca
tersebut
sesuai kemampuan
c. Siswa menirukan cara
baca guru yang benar.
62
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Guru memberi contoh yang
berulang-ulang
untuk
ditirukan kepada siswa
e. Guru meminta sebagian
siswa
untuk
menyapa
dengan
d. Siswa
mengulang-
ulang melafalkan kata
sapaan.
e. Siswa mempraktekkan
saling
kata sapaan dengan
teman
teman sebangkunya.
sebangku.
2. Guru
membaca
dengan 2. Siswa membaca dengan
shengdiao yang benar.
shengdiao yang benar
a. Guru memberikan contoh
a. Siswa memperhatikan
nada
pada
kata
sapaan
hǎo”
nada.
b. Guru meminta siswa untuk
b. Siswa
misalnya
“nǐ
penjelasan
tentang
merupakan nada (3,3)
menirukan nada yang benar.
menirukan
pelafalan dengan nada
yang benar
c. Guru meminta siswa untuk
c. Siswa
mengulang-ulang pelafalan
ulang pelafalan dengan
dengan nada yang benar.
nada yang benar.
3. Guru menjelaskan penerapan 3. Siswa
Konfirmasi
mengulang-
memperhatikan
kata sapaan dalam kehidupan
penjelasan
tentang
sehari-hari.
penerapan kata sapaan.
1. Mengecek pelafalan siswa, 1. Siswa memperhatikan halcommit to user
63
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan membetulkan bagi siswa
hal yang sekiranya masih
yang pelafalannya kurang.
kurang untuk dibenahi.
2. Memberi penilaian tentang 2. Memperbaiki
cara baca siswa.
pelafalan
bagi yang belum benar
3. Mengulang kembali untuk 3. Membaca berulang-ulang
ditirukan
cara
membaca
dengan benar.
C. Penutup
1. Meringkas pelajaran
2. Merefleksi suasana kelas
3. Memberi tugas PR
4. Menyampaikan materi yang akan datang
5. Menyampaikan salam penutup
VII. Media Pembelajaran
VIII. Sumber Belajar
Sri Haryati dan Tsai Fu Mei . 2010. Mudah Belajar Mandarin 学汉语很容
易.Jakarta : Yudistira.
IX. Penilaian
1. Jenis penilaian
: sumatif
2. Teknik penilaian
: tertulis
commit to user
: lampiran 2
3. Alat penilaian
64
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Kunci jawaban
: lampiran 3
5. Rubrik Test 1 :
Bagian 1 : setiap jawaban benar nilai 10
10 soal X 10 = 100
Bagian 2 : setiap jawaban benar nilai 10
6 soal X 10 = 100
Bagian 3 : setiap jawaban benar nilai 2
15 soal X 2 = 30
Jumlah Skor (JS) = 100+ 60 + 30 = 190
Skor Akhir=
X 100 = NA (Nilai Akhir)
Sragen, 1 Februari 2012
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran,
NIP:
NIP:
commit to user
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
RPP
Nama Sekolah
: SMK N 1 Sragen
Mata Pelajaran
: Bahasa China
Kelas/Semester
: XII/II
Ketrampilan Bahasa : Membaca
Genre
:-
Tema/Topik
: Membaca Kosakata sederhana
Pertemuan ke-
:5
Alokasi Waktu
: 1 x 90 menit (1 x pertemuan)
I.
Standar Kompetensi
Siswa mampu membaca huruf hanzi dan hanzi pinyin dengan pelafalan
yang benar, serta mampu mengungkapkan kata-kata secara lisan dalam
konteks kehidupan sehari-hari.
II.
Kompetensi Dasar
Merespon makna dan dapat mengungkapkan kata-kata secara lisan,
membaca huruf hanzi dan hanzi pinyin dengan 发音/pelafalan yang benar.
III.
Indikator
Setelah menyelesaikan pelajaran, mengetahui hal-hal dasar belajar bahasa
mandarin, peserta didik diharapkan mampu:
commit to user
1. Dapat menyebutkan hari, angka, dan waktu dalam bahasa mendarin,
66
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Dapat membaca tulisan hanzi pinyin dengan fayin/pelafalan yang benar
serta dapat membedakan huruf-huruf yang memakai hembusan dan
yang tidak memakai hembusan.
3. Dapat membaca tulisan hanzi dari hari, angka, dan waktu dalam bahasa
Mandarin,
4. Mampu mengapresiasikan dalam kehidupan sehari-hari.
IV.
Materi Ajar
Lampiran 1
V.
Metode Pembelajaran
Metode Drilling
VI.
Prosedur Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Memberi salam
2. Berdoa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Mereview pelajaran sebelumnya
5. Mengetengahkan topik pembelajaran
6. Menjelaskan tujuan pembelajaran
7. Menjelaskan manfaat pembelajaran
B. Kegiatan Inti
Tahap
Eksplorasi
Kegiatan Guru
1. Guru
Kegiatan Siswa
memberikan 1. Siswa memperhatikan
kosa kata baru tentang
commit to user
kosakata tentang angka.
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
angka,
2. Guru
memberikan 2. Siswa memperhatikan
kosakara nama-nama
kosakata
hari,
hari.
3. Guru
memberikan 3. Siswa memperhatikan
kosakata waktu.
kosakata
4. Guru memberi contoh
membaca
tentang
waktu,
kosakata
hari
contoh
dan
yang
huruf
hanzi
diberikan
oleh
guru.
hari dan waktu.
contoh
dan
hanzi 4. Siswa memperhatikan
1. Menyebutkan angka, 1. Siswa
a. Guru
waktu
kosakata tambahan.
angka.
Elaborasi
nama-nama
memperhatikan
penjelasan guru.
memberikan a. Siswa menirukan contoh
melafalkan
kosakata angka dan
yang
diberikan
guru
tentang angka
ditirukan.
b. Guru
contoh
kosakata
memberikan b.
melafalkan
tentang
Siswa
menirukan
contoh pelafalan tentang
nama-nama hari.
nama-nama hari dan
ditirukan
c. Siswa menirukan contoh
c. Guru
memberikan
commit to user
68
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
contoh
melafalkan
kosakata
pelafalan tentang waktu.
tentang
waktu dan ditirukan
oleh siswa
d. Siswa
menyebutkan
d. Guru meminta siswa
kembali kosakata tentang
untuk
menyebutkan
angka. Hari, dan waktu
kembali
kosakata
secara berulang-ulang
tentang angka, hari
dan
waktu
secara
berulang-ulang.
2. Siswa
2. Membaca
membaca
dengan
kosakata angka, hari,
pelafalan yang benar
dan waktu.
a. Guru
meminta
a. Siswa
melafalkan
beberapa siswa untuk
melafalkan
kosakata
angka,
hari,
waktu
angka,
dan
hari, waktu dengan
dengan
pelafalan
pelafalan yang benar
yang benar
b. Guru meminta siswa
b. Siswa mengulangmengulang-ulang
ulang
pelafalan
sampai
kosakata
benar
sesuai
melafalkan
angka,
yang
hari dan waktu.
dicontohkan
3. Siswa membaca hanzi
3. Membaca
tulisan
commit to user
69
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hanzi tentang angka,
pada kosakata angka,
hari dan waktu.
hari, dan waktu.
a. Guru
menunjukkan a. Siswa
memperhatikan
huruf hanzi tentang
huruf-huruf hanzi yang
angka, hari dan waktu
diberikan guru.
kepada siswa.
b. Guru
mengulang- b. Siswa membaca bersama
ulang membaca hanzi
dan
berulang-ulang
tentang angka, hari
tentang
hanzi
dan
hari, dan waktu.
waktu
agar
ditirukan
angka,
seluruh
siswa.
c. Siswa membaca hanzi
c. Guru menyuruh siswa
secara berurutan.
secara
berurutan
untuk membaca hanzi
tentang angka, hari,
dan
waktu
kepada
seluruh siswa.
Konfirmasi
1. Memberi
tentang
penilaian 1. Memperbaiki pelafalan
cara
baca
bagi yang belum benar
siswa.
2. Mengulang
kembali 2. Membaca
untuk ditirukan cara
commit to user
ulang
berulang-
70
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membaca
dengan
benar.
C. Penutup
1. Meringkas pelajaran
2. Merefleksi suasana kelas
3. Memberi tugas PR
4. Menyampaikan materi yang akan datang
5. Menyampaikan salam penutup
VII.
Media Pembelajaran
-
VIII. Sumber Belajar
Sri Haryati dan Tsai Fu Mei . 2010. Mudah Belajar Mandarin 学汉语很容
易.Jakarta : Yudistira
IX.
Penilaian
1. Jenis penilaian
: sumatif
2. Teknik penilaian
: tertulis, peragaan di depan kelas
3. Alat penilaian
: terampir (Lampiran 2)
4. Kunci jawaban
: terlampir (Lampiran 3)
Sragen, 1 Februari 2012
Kepala Sekolah
commit to user
Guru Mata Pelajaran,
71
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
NIP:
NIP:
RPP
Nama Sekolah
: SMK N 1 Sragen
Mata Pelajaran
: Bahasa China
Kelas/Semester
: XII/II
Ketrampilan Bahasa : Membaca
Genre
:-
Tema/Topik
: Membaca Kosakata sederhana serta memperagakan di
depan kelas
Pertemuan ke-
: 6 dan 7
Alokasi Waktu
: 2 x 90 menit (2 x pertemuan)
I.
Standar Kompetensi
Siswa mampu membaca huruf hanzi dan hanzi pinyin dengan pelafalan
yang benar, serta mampu mengungkapkan kata-kata secara lisan dalam
konteks kehidupan sehari-hari.
II.
Kompetensi Dasar
Merespon makna dan dapat mengungkapkan kata-kata secara lisan,
membaca huruf hanzi dan hanzi pinyin dengan 发音 /pelafalan yang benar.
III.
Indikator
commit to user
72
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah menyelesaikan pelajaran, mengetahui hal-hal dasar belajar bahasa
mandarin, peserta didik diharapkan mampu:
1. Dapat memperkenalkan diri dalam bahasa mendarin,
2. Dapat mempraktekkan kata sapaan dengan teman di depan kelas.
3. Dapat menyebutkan kosakata keluarga.
IV.
Materi Ajar
Lampiran 1
V.
Metode Pembelajaran
Drilling dan Role Play
VI.
Prosedur Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Memberi salam
2. Berdoa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Mereview pelajaran sebelumnya
5. Mengetengahkan topik pembelajaran
6. Menjelaskan tujuan pembelajaran
7. Menjelaskan manfaat pembelajaran
B. Kegiatan Inti
Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Eksplorasi
1. Guru memberikan kosakata
1. Siswa
memperhatikan
yang akan diajarkan kepada
apa yang guru jelaskan
siswa
tentang perkenalan diri.
dengan
topik
commit to user
73
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“perkenalan diri”.
2. Guru mengulang kata sapaan
memperhatikan
pada pertemuan ke 3 untuk
apa
dipraktekkan
oleh guru.
3. Guru memberikan kosakata
yang
3. Siswa
dijelasakan
memperhatikan
bertema keluarga misalnya
apa yang dicontohkan
ayah=bàba.
oleh guru.
4. Guru memberi contoh tata
cara membaca yang benar.
5. Guru memberikan pengertian
Elaborasi
2. Siswa
4. Siswa
memperhatikan
tata cara membaca.
5. Siswa
memperhatikan
penggunaan kosakata yang
penerapan
diajarkan dalam kehidupan
dalam kehidupan sehari-
sehari-hari
hari.
1. Memperkenalkan diri
a. Guru memberikan contoh
kosakata
1. Perkenalan diri
a. Siswa
memperhatikan
pengenalan diri berbahasa
cara perkenalan diri yang
Mandarin kepada siswa
dilakukan oleh guru.
b. Guru meminta siswa untuk
mengulang-ulang
kosakata
perkenalan diri.
c. Guru meminta siswa untuk
b. Siswa mengulang-ulang
kosakata
tentang
perkenalan diri
c. Beberapa
siswa
berkenalan di depan kelas
memperkenalkan diri di
dengan bahasa Mandarin.
commit to user
depan kelas.
74
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Dapat
bermain
peran
2. Bermain Peran
siswa
a. Siswa memperhatikan
dengan teman
a. Guru
mengajak
mengidentifikasi situasi untuk
identifikasi guru.
role play. Tema dari Role
Play
ini
adalah
tentang
“sapaan”. Role play yang
dilakukan
adalah
antara
sesama teman.
b. Guru
b. Siswa mempersiapkan
diri dalam bermain
mengajak
siswa
peran.
merancang role play, role
play yang dilakukan bersifat
terstruktur dan dilakukan oleh
2 orang.
c. Siswa memperhatikan
penjelasan isi peran.
c. Memfasilitasi
siswa
mengidentifikasi
untuk
language
function yang diperkirakan
muncul
dalam
percakapan/role
menjelakan
play,
secara
guru
detail
tentang isi dari percakapan
tersebut agar dapat menguasai
peran.
commit to user
d. Siswa memperhatikan
posisi ketika bermain
75
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Mengajak
siswa
mengidentifikasi
pilihan
pilihan-
bentuk
(language
bahasa
forms)
masing-masing
function.
peran.
untuk
language
Jadi
guru
menjelaskan posisi yang tepat
disaat melakukan role play.
e. Mengarahkan
siswa
untuk
e. Siswa memperhatikan
arahan dari guru.
melakukan drilling terhadap
beberapa
language
forms
yang telah teridentifikasi.
f. Memfasilitasi
siswa
f. Siswa
melakukan
latihan role play.
melakukan latihan role play
dalam kelompok kecil.
g. Memfasilitasi
g. Siswa
siswa
melakukan performance role
play di depan kelas;
h. Mengajak
para
mempraktekkan
depan kelas.
h. Siswa
siswa
melakukan evaluasi terhadap
hasil performance siswa.
i. Pemeranan ulang bagi siswa
lain, sebab role play yang
commit to user
di
evaluasi
melakukan
yang
diarahkan oleh guru.
i. Siswa lain melakukan
pemeranan ulang.
76
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan hanya 2 orang.
j. Diskusi dan evaluasi tahap 2.
j. Siswa
berdiskusi
dengan
guru
dan
mengevaluasi ulang.
3. Dapat
menyebutkan
3. Kosakata Keluarga
kosakata keluarga
a. Guru
memberi
melafalkan
keluarga
dan
contoh
kosakata
memperhatikan
ditirukan
contoh
siswa
b. Guru
a. Siswa
yang
diberikan guru.
mengulang-ulang
b. Siswa
mengulang-
pelafalan siswa dengan
ulang
pelafalan
tema keluarga.
tentang
kosakata
keluarga.
c. Guru mengecek pelafalan
c. Siswa
memperbaiki
siswa dengan praktek di
pelafalan yang masih
tempat
kurang.
duduk
masing-
masing dilakukan semua
siswa.
Konfirmasi 1. Memberi penilaian tentang
cara baca siswa.
2. Memberi penilaian tentang
role play
siswa
1. Siswa
memperbaiki
pelafalan
bagi
yang
belum benar
yang dilakukan
2. Siswa Memperbaiki role
commit to user
play yang dilakukan
77
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Mengulang
ditirukan
kembali
cara
untuk
3. Membaca
membaca
berulang-
ulang
dengan benar.
C. Penutup
1. Meringkas pelajaran
2. Merefleksi suasana kelas
3. Memberi tugas PR
4. Menyampaikan materi yang akan datang
5. Menyampaikan salam penutup
VII.
Media Pembelajaran
-
VIII. Sumber Belajar
Sri Haryati dan Tsai Fu Mei . 2010. Mudah Belajar Mandarin 学汉语很容
易.Jakarta : Yudistira
IX.
Penilaian
1. Jenis penilaian
: sumatif
2. Teknik penilaian
: tertulis, peragaan di depan kelas
3. Alat penilaian
: lampiran 2
4. Kunci jawaban
: lampiran 3
commit to user
Sragen, 1 Februari 2012
78
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran,
NIP:
NIP:
D. Test
Proses belajar mengajar salah satu hal penting yang harus dilakukan
setelah memberikan materi pembelajaran adalah melakukan test/ujian. Test atau
ujian ini dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa menerima materi yang diberikan. Dari hasil test guru juga dapat melakukan
evaluasi kepada siswa, agar siswa mengetahui hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan dalam belajar bahasa Mandarin.
Selama melakukan proses belajar mengajar di SMKN 1 Sragen proses
test/ujian tertulis bahasa Mandarin berjalan dengan lancar. Para siswa hampir 90%
mendapat nilai yang memuaskan. Dengan melakukan test siswa yang bernilai baik
akan lebih semangat dalam mempelajari bahasa asing baru dipendidikan mereka,
sedangkan yang bernilai kurang baik ini harus mendapatkan perhatian lebih oleh
guru, agar dengan nilai kurang tersebut tidak menjadikan anak putus asa tapi
dapat menjadikan peserta didik menjadi lebih semangat dalam belajar bahasa
asing.
commit to user
79
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Test dilakukan pada pertemuan ke-8, selama proses belajar mengajar
sebelumnya siswa diberikan latihan/drilling. Dengan latihan yang cukup anak
menjadi terbiasa dengan pembelajaran bahasa Mandarin. Diharapkan dengan
metode drilling dan role play test yang dilakukan mendapatkan hasil yang
maksimal.
E. Kendala dan Upaya Pembelajaran Bahasa Mandarin
Dalam proses pembelajaran pasti memiliki banyak kendala yang
ditimbulkan. Kendala yang timbul pada pembelajaran bahasa Mandarin antara
lain :
1. Sulit melafalkan beberapa huruf pinyin yang berbeda dengan logat
bahasa Indonesia, misalnya huruf “z” dibaca “c”. Anak-anak
cenderung masih lupa dengan perbedaan cara baca tersebut.
2. Seringkali lupa dengan huruf-huruf yang memakai hembusan, huruf
yang memakai hembusan antara lain p, t, k, c, ch, q.
3. Penggunaan metode drilling yang kurang bervariasi dan terus menerus
mengulang materi pembelajaran membuat anak-anak cepat bosan dan
malas menerima pelajaran.
4. Kurangnya persiapan dalam bermain peran/role playing. Sebab dalam
bermain peran perlu persiapan lebih agar role playing dapat berjalan
lancar.
5. Kondisi kelas yang gaduh saat bermain peran/ role playing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
80
digilib.uns.ac.id
Upaya-upaya dalam menanggulangi kendala yang ditimbulkan
1. Guru merupakan contoh atau tauladan bagi siswanya, sama halnya
dengan pembelajaran bahasa Mandarin, guru harus selalu memberi
contoh kepada siswa serta tidak bosan mengingatkan bila ada anak
yang masih keliru. Dengan pendekatan kepada anak-anak ilmu yang
diberikan akan lebih maksimal masuk ke dalam otak.
2. Sebelum melakukan proses pembelajaran guru mengingatkan kembali
huruf apa saja yang memakai hembusan. Sehingga meminimalisasi
kesalahan pelafalan.
3. Anak zaman sekarang cenderung bosan dengan hal-hal yang monoton,
apalagi dengan proses belajar mengajar yang monoton, pastinya justru
malah mengantuk dalam menerima pelajaran. Untuk mensikapi hal
demikian yang harus dilakukan adalah memberikan info-info yang
menarik seputar bahasa Mandarin disela-sela latihan melafalkan huruf
pinyin. Guru harus pintar-pintar mengontrol suara agar anak-anak tetap
terus fokus dalam menerima pelajaran.
4. Jika persiapan dalam bermain peran belum matang, sebelum mulai
guru memberikan review dan latihan sebentar agar pada saat bermain
peran dapat dimaksimalkan. Guru dalam bersikap di dalam kelas
hendaknya ramah dan jangan terlalu tegang sebab mimik wajah guru
yang tegang dapat membuyarkan konsentrasi siswa dalam bermain
peran.
commit kelas
to user
5. Guru harus selalu mengontrol
agar tidak menganggu kelas lain.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek mengajar di SMK N 1 Sragen dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan drilling dan role playing mampu meningkatkan kemampuan
siswa mengenal bahasa Mandarin sebab dalam drilling terdapat banyak
latihan yang sangat mendukung siswa mengenal lebih detail tentang dasar
berbahasa Mandarin. Sedangkan penggunaan metode role playing juga
mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar bahasa Mandarin
sebab mereka secara langsung memeragakan/bermain peran seolah-olah
sebagai orang China asli. Dengan kedua metode tersebut dapat saling
mendukung satu sama lain dalam proses pengenalan bahasa Mandarin.
2. Kendala-kendala yang ditimbulkan dari kedua metode tersebut antara lain :
a. Dalam melafalkan pinyin ada beberapa huruf yang sulit untuk
ditirukan anak-anak dan masih banyak yang lupa-lupa.
b. Siswa masih lupa huruf yang memakai hembusan.
c. Anak-anak cenderung bosan dengan mengulang-ulang materi yang
diberikan.
d. Anak-anak kurang persiapan dalam memerankan suatu peran.
e. Kegaduhan saat role playing dilakukan.
commit to user
81
82
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi kendala-kendala yang
ditimbulkan antara lain :
a. Guru harus selalu mengingatkan siswa disaat siswa salah dalam
melafalkan huruf pinyin, harus sabar dan jangan bosan-bosan untuk
selalu mengingatkan.
b. Guru mengingatkan kembali huruf apa saja yang memakai
hembusan.
c. Dalam penggunaan metode drilling guru harus pintar-pintar
melakukan variasi agar siswa tetap semangat dalam melakukan
proses pembelajaran
d. Sebelum melakukan role playing guru melakukan drilling sejenak
agar pada waktu bermain peran dapat maksimal.
e. Selalu mengontrol kelas agar tidak menganggu kelas lain.
B. Saran
Setelah melakukan praktek mengajar di SMK N 1 Sragen, maka terdapat
beberapa saran yang ingin saya sampaikan :
1. Pengenalan bahasa baru terutama bahasa Mandarin perlu adanya
penekanan khusus agar materi pembelajaran tidak hanya memberi hasil
nilai yang memuaskan tetapi juga memberi hasil pembelajaran itu
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan
selanjutnya.
2. Sebaiknya guru dalam memberikan materi huruf pinyin sering diulangulang agar dasar membaca
bahasa
commit to
user Mandarin kuat dan bila dasar
83
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mereka kuat kelak dikemudian hari mereka dapat belajar lebih baik
lagi dijenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Guru bahasa Mandarin sebaiknya sering-sering meneliti pelafalan anak
didik, sebab dalam berbahasa tentunya pelafalan sangat penting
digunakan.
4. Penggunaan teknologi multimedia sangat disarankan untuk menunjang
pembelajaran bahasa Mandarin berstandar Internasional.
commit to user
Download