Modul Kewarganegaraan [TM14]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Kewarganegaraan
Good Governance
Fakultas
Program Studi
FEB
Akutansi
Tatap Muka
13
Kode MK
Disusun Oleh
MK90003
Rusmulyadi, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Materi dalam modul ini menguraikan
dan membahas tentang pengertian dan
latar dan latar belakang good
governance, prinsip, karakteristik dasar
dan prinsip-prinsip penerapan tata
kelola pada sektor pemerintah dan
swasta.
Tujuan instruksional pembelajaran yang
hendak dicapai adalah agar mahasiswa
mampu memahami dan menguraikan
tentang pengertian dan latar dan latar
belakang good governance dan mampu
menjelaskan prinsip, karakteristik dasar
dan prinsip-prinsip penerapan tata
kelola pada sektor pemerintah dan
swasta.
Good Governance
1. Pengertian Good Governance
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat tercapai dengan terciptanya daya saing
melalu efesiensi pelayanan, mutu dan kepastian kebijakan publik. Dalam
menghadapi tantangan tersebut salah satu prasyarat yang harus dikembangkan
adalah good governance, yaitu tata pemerintahan atau tata kepemimpinan yang
baik. Good governance dapat bermakna sebagai kinerja suatu lembaga yang
mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik.
United Nations Development Program (UNDP) dalam dokumennya berjudul
“Governance
for
sustainable
Human
Development”
(1997)
mendefinisikan
kepemerintahan (governance) sebagai pelaksanaan kewenangan/kekuasaan dalam
bidang ekonomi, politik dan adiministrasi untuk mengelola berbagai urusan negara
pada setiap tingkatannya dan merupakan instrumen kebijakan negara untuk
mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan integritas dan kohesitas sosial dalam
masyarakat. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang penting,
yaitu:
i.
Kesejahteraan rakyat (economic governance).
ii.
Proses pengambilan keputusan (political governance).
iii.
Tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance) (Prasetijo,
2009).
Pemerintahan yang baik adalah baik dalam proses maupun hasilnya. Semua unsure
dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan,
memperoleh dukungan dari rakyat serta terbebas dari gerakan anarkis yang bisa
menghambat proses pembangunan. Pemerintahan juga bisa dikatakan baik jika
produktif dan memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat
meningkat, baik dalam produktivitas maupun dalam daya belinya
2013
2
Kewarganegaraan
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Latar Belakang Penerapan Good Governance di Indonesia
Makna dari governance dan good governance pada dasarnya tidak diatur dalam
sebuah undang-undang (UU). Tetapi dapat dimaknai bahwa governance adalah tata
pemerintahan, penyelenggaraan negara, atau management (pengelolaan) yang
artinya kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah.
Governance itu sendiri memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti fungsi
pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga negara) yang
dilaksanakan secara seimbang dan partisipatif. Sedangkan good governance adalah
tata pemerintahan yang baik atau menjalankan fungsi pemerintahan yang baik,
bersih dan berwibawa (struktur, fungsi, manusia, aturan, dan lain-lain). Clean
government adalah pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Good corporate
adalah tata pengelolaan perusahaan yang baik dan bersih. Governance without
goverment berarti bahwa pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi
termasuk dalam makna proses pemerintah.
Istilah good governance lahir sejak berakhirnya Orde Baru dan digantikan dengan
gerakan reformasi. Sejak itu pula sering diangkat menjadi wacana atau tema pokok
dalam setiap kegiatan pemerintahan. Penerapan good governance di Indonesia
dilatarbelakangi oleh dua hal yang mendasar:
a. Tuntutan Eksternal
Pengaruh globalisasi memaksa negara-negara untuk menerapkan good
governance. Good governance telah menjadi ideologi baru negara dan
lembaga
donor
internasional
dalam
mendorong
negara-negara
anggotanya menghormati prinsip-prinsip ekonomi pasar dan demokrasi
sebagai prasyarat dalam pergaulan internasional. Negara luar menyoroti
kondisi objektif situasi dan perkembangan ekonomi dan politik dalam
negeri
Indonesia
yang
menjadi
prasyarat
terjadinya
pergaulan
internasional yang saling menguntungkan.
b. Tuntunan Internal
Masyarakat menilai bahwa salah satu penyebab terjadinya krisis
multidimensional saat ini adalah terjadinya abuse of power yang terwujud
dalam praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dalam segala aspek
kehidupan. Keadaan ini telah merusak tatanan kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa yang berakibat kepada tuntutan terhadap pemerintahan
2013
3
Kewarganegaraan
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang menerapkan nilai, transparansi, akuntabilitas, partisipasi dan
demokrasi.
3. Prinsip Good Governance
Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi
Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya.
Bertolak dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah. Prinsipprinsip tersebut menurut UNDP (1997) meliputi:
a) Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam
pengambilan
keputusan,
baik
secara
langsung
maupun
melalui
lembagalembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka.
Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul
dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi secara
konstruktif.
b) Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan
tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut
hak asasi manusia.
c) Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh
proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses
oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus
memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
d) Daya tanggap: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus
berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
e) Berorientasi pada consensus: tata pemerintahan yang baik menjembatani
kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu consensus
menyeluruh
dalam
hal
apa
yang
terbaik
bagi
kelompok-kelompok
masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur
f)
Kesetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki
atau mempertahankan kesejahteraan mereka.
g) Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan
menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
2013
4
Kewarganegaraan
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
h) Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan
organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun
kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.
i)
Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas
dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan
manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan
perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman
atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi
perspektif tersebut.
4. Pilar Good Governance
Good governance akan bermakna apabila ditopang oleh lembaga-lembaga yang
terlibat dengan kepentingan publik. Jenis-jenis lembaga itu harus menjalankan
fungsinya secara maksimal, yaitu:
 Negara: berperan menciptakan kondisi politik, ekonomi, sosial yang stabil,
membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan, menyediakan public service
yang efekif dan akuntabel, menegakkan hak asasi manusia, melindungi
lingkungan hidup, mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan
publik
 Sektor swasta, mampu menjalankan fungsinya dengan baik antara lain:
menjalankan industry, menciptakan lapangan kerja, menyediakan instentif
bagi karyawan, meningkatkan standar hidup masyarakat, memelihara
lingkungan hidup, menaati peraturan yang berlaku, transfer ilmu pengetahuan
dan
teknologi
kepada
masyarakat
dan
menyediakan
kredit
bagi
pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
 Mayarakat madani, kondisi masyarakat secara kelompok atau individu
berperan agar menjaga hak-hak masyarakat terlindungi, mempengaruhi
kebijakan publik, sebagai sarana cheks and balance pemerintah, mengawasi
penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah, mengembangkan sumber
daya manusia dan sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat.
.
2013
5
Kewarganegaraan
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Agenda Penerapan Good Governance di Indonesia
Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka
harus memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai,
yang meliputi:

Politik
Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya masalah
karena seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya good governance.
Konsep politik yang kurang bahkan tidak demokratis yang berdampak pada
berbagai persoalan di lapangan harus dihindari. Kegaduhan politik yang saat
ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem politik
yang kurang baik.

Ekonomi
Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan
bisa menimpa Amerika Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih
terbilang krisis karena masih banyaknya pihak yang belum sejahtera dengan
ekonomi ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan
berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja
pemerintahan secara menyeluruh. Permasalahan krisis ekonomi di Indonesia
masih berlanjut sehingga perlu dilahirkan kebijakan untuk segera .

Sosial
Masyarakat
yang
sejahtera
dengan
terwujudnya
setiap
kepentingan
masyarakat yang tercover dalam kepentingan umum adalah perwujudan
nyata good governance. Masyarakat selain menuntut perealisasiaan haknya
tetapi juga harus memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam
menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata
menjalankan
fungsi
pengawasan
yang
efektif
dalam
pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan.

Hukum
Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai
istrumen mewujudkan tujuan negara. Hukum adalah bagian penting dalam
penegakan good governance. Setiap kelemahan sistem hukum akan
memberikan influence terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan,
karena good governanance tidak akan dapat berjalan dengan baik dengan
hukum yang lemah. Penguatan sistem hukum atau reformasi hukum
merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance.
2013
6
Kewarganegaraan
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Mewujudkan Good Governance di Indonesia
Mewujudkan konsep good governance dapat dilakukan dengan mencapai keadaan
yang baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam
pengelolaan sumber-sumber alam, sosial, lingkungan dan ekonomi. Prasyarat
minimal
untuk
mencapai
good
governance
adalah
adanya
transparansi,
akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, efektifitas dan efisiensi, dan
keadilan.
Kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah harus transparan, efektif dan
efisien, serta mampu menjawab ketentuan dasar keadilan. Sebagai bentuk
penyelenggaraan negara yang baik maka harus keterlibatan masyarakat di setiap
jenjang proses pengambilan keputusan.
Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur
hubungan politik dan sosial ekonomi yang baik.
Human interest adalah faktor terkuat yang saat ini mempengaruhi baik buruknya dan
tercapai atau tidaknya sebuah negara serta pemerintahan yang baik. Sudah menjadi
bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan bahwa setiap manusia memiliki
kepentingan.
Baik
kepentingan
individu,
kelompok,
dan/atau
kepentingan
masyarakat nasional bahkan internasional. Dalam rangka mewujudkan setiap
kepentingan tersebut selalu terjadi benturan. Begitu juga dalam merealisasikan apa
yang namanya “good governance” benturan kepentingan selalu menjadi lawan
utama. Kepentingan melahirkan jarak dan sekat antar individu dan kelompok yang
membuat sulit tercapainya kata “sepakat”.
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada
proses
pencapaian
keputusan
dan
pelaksanaannya
yang
dapat
dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai
oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan
pemerintahaan dalam suatu negara. Negara berperan memberikan pelayanan demi
kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan yang baik dan sistem pemerintahan
yang dapat dipertanggungjawaban kepada publik.
2013
7
Kewarganegaraan
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Merujuk pada 3 (tiga) pilar pembangunan berkelanjutan, dalam pembangunan
ekonomi, lingkungan, dan pembangunan manusia, Good governance menyentuh 3
(tiga) pihak yaitu pihak pemerintah (penyelenggara negara), pihak korporat atau
dunia
usaha
(penggerak
ekonomi),
dan
masyarakat
sipil
(menemukan
kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut saling berperan dan mempengaruhi dalam
penyelenggaraan negara yang baik. Sinkronisasi dan harmonisasi antar pihak
tersebut menjadi jawaban besar. Namun dengan keadaan Indonesia saat ini masih
sulit untuk bisa terjadi.
2013
8
Kewarganegaraan
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Srijanti, A. Rahman H.I, Purwanto S.K, Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Mahasiswa, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009
2. Syahrial Syarbaini, Rusdiyanta, Fatkhuri, Pendidikan Kewarganegaraan:
Implementasi Karakter Bangsa, Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2012
3. Sutoyo, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2011
4. Sofian Effendi,
Membangun Budaya Birokrasi Untuk Good Governance,
Makalah Seminar, 2005
5. Ubaedillah dan Abdul Rozaq, Pendidikan kewarganegaraan, cetakan ke-5,
Jakarta:ICCE UIN Jakarta, 2010
2013
9
Kewarganegaraan
Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download